PENDAHULUAN
Kebisingan BAB II
3
PEMBAHASAN
2.1.Definisi Kebisingan
Bising adalah suara /bunyi yang tidak diinginkan. Terdapat dua hal yang
menetukan kualitas suatu bunyi atau suara yaitu frekuensi dan intensitasnya
(A.M.Sugeng Budiono, 2009).
Berdasarkan sifat dan spectrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi atas :
1.Kebisingan Kontiniu dengan spectrum frekuensi yang luas. Bising ini relative
tetap dalam batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik berturut-turut.
Kebisingan 4
2.Kebisingan kontiniu dengan spectrum frekuensi yang sempit. Bising ini relative
tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (pada frekuensi
500, 100 dan 4000 hz).
3.Kebisingan intermitten. Bising ini tidak terjadi secara terus menerus, melainkan
ada periode relative tenang.
di tempat 5
kerja adalah intensitas tertinggi dan merupakan nilai rata – rata yang masih 2
dapat di terima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang
tetap, untuk waktu kerja secara terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40
jam seminggu.
Kebisingan 6
Sumber : Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-
51/MEN/1999, tentang Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan
di tempat kerja
Alat ukur kebisingan adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat
kebisingan dan memiliki 3 jenis dasar:
2. Instrumen Kualitas 1:
3.Instrumen Presisi
2. Audiometer
3. Dosimeter
2.Terdiri atas alat pencatat kecil dan mikrofon yang disematkan pada kerah
baju didekat telinga
3.Mengukur dan mencatat tingkat kebisingan setiap menit dalam suatu giliran
kerja
5. Instrumen yang lebih rumit yang memungkikan analisis rekaman data yang
lebih rinci
3.Kriteria kantor
5.Reaksi Masyarakat
Kebisingan 11
Pengaruhnya akan sangat besar, apabila kebisingan akibat suatu proses
produksi demikian luar biasanya, sehingga masyarakat sekitar perusahaan yang
bersangkutan protes agar kegiatan tersebut diberhentikan. Intensitas kebisingan
dari suatu perusahaan ke masyarakat harus ditinjau dari berbagai factor.
(Suma’mur, 2009)
6.Gangguan Kesehatan
Menurut Jhon Ridley (2009), dari semua upaya, pertimbangan pertama yang
perlu diperhatikan adalah menghilangkan sumber kebisingan. Akan tetapi
tindakan ini tidak selalu bias dilakukan. Ada dua pendekatan strategi perlindungan
pendengaran, yaitu :
· Penghilangan
· Isolasi
· Penyekatan
· Penyerapan
· Peredaman Getaran
· Pembungkaman
2.Pendekatan Pragmatis
· Merekayasa
· Menyerap bising
Usaha terakhir setelah seluruh teknik diatas tidak efektif adalah dengan
menyediakan alat pelindung dengan penyesuaian alat pelindung pribadi dengan :
3.Para pengguna harus terbiasa dengan tingkat bunyi yang berbeda-beda yang
dapat didengar melalui alat-alat perlindungan pendengaran (Jhon Ridley, 2004)
-isolasi mesin
-Subtitusi mesin
-menggunakan fondasi mesin yang baik untuk mengurangi terjadinya getaan yang
dapat menimbulkan kebisingan
-modifikasi mesin
Kebisingan 14
-merawat mesin
2.Pengendalian Secara Adminstatif
Ini merupakan alternative terkahir, dengan menggunakan ear plug, ear muff dll.
BAB III
Kebisingan PENUTUP
15
3.1 Kesimpulan
1.Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki apabila terpapar terus menerus
dapat menyebabkan ketulian.
2.NAB untuk kebisingan di tempat kerja, ditetapkan sebesar kurang dari 85 dBA
3.Kebisingan dapat dikur dengan audiometric, sound level meter dan dosimeter.
3.2 Saran
Kebisingan 16
DAFTAR PUSTAKA
Kebisingan 17