USULAN TEKNIS
BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Pertimbangan
Sesuai urgensinya, ketersediaan sistem penyediaan air minum menjadi salah satu
kebutuhan dasar dan hak sosial-ekonomi masyarakat yang harus disediakan Pemerintah.
INDONESIA masih menghadapi tantangan terkait pencapaian target MDGs atas rendahnya
cakupan air minum. Secara nasional pada tahun 2009 hanya 45,72 % dari penduduk
perdesaan yang telah memiliki akses terhadap air minum berkelanjutan dan hanya 11,54
persen dari jumlah penduduk perdesaan yang telah memiliki akses terhadap SPAM jaringan
perpipaan. Pemerintah telah menetapkan capaian target MDGs 2015 untuk wilayah
perdesaan sebesar 65,81 persen. Dan sejalan dengan arahan Presiden RI upaya peningkatan
akses terhadap air minum tersebut harus pula mencakup kawasan terpencil, tertinggal dan
daerah rawan air.
Sesuai UU Sumber Daya Air Nomor 7 dan UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
tanggung jawab pengadaan pelayanan air bersih ada pada pemerintah daerah. Mengingat
bahwa kemampuan fiskal sebagian besar pemerintah daerah relatif masih rendah,
Pemerintah Pusat melalui Ditjend. Cipta Karya DPU mengangap perlu untuk memberikan
bantuan teknis (dan proyek) kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dalam bentuk penyediaan
prasarana-sarana air minum yang memadai terutama dalam rangka meningkatkan akses
masyarakat terhadap air minum yang layak. Upaya Pemerintah dalam pengembangan air
minum ini mencakup pengembangan unit air baku, unit produksi dan unit pelayanan
distribusi di area perkotaan, semi perkotaan, sampai daerah perdesaan terpencil, kawasan
rawan air, kampung nelayan dan kawasan perbatasan. Kegiatan dimaksud dijabarkan dalam
berbagai program seperti pembangunan SPAM di Ibukota Kecamatan (IKK), SPAM Perdesaan,
serta SPAM kawasan perbatasan.
Seluruh kegiatan diselenggara sebagai upaya percepatan pencapaian target MDGs bidang
air minum. Direktorat Jenderal Cipta karya telah merumuskan peta gerakan (road map)
nasional dalam percepatan pencapaian target MDGs bidang Cipta Karya tahun 2015. Lebih
lanjutnya guna memantau perkembangan implementasinya diperlukan kajian evaluasi
tingkat pencapaian target MDGs tersebut, khususnya di wilayah sasaran TA 2014 baik yang
PT Yokoutama Konsultan
berupa jaringan perpipaan maupun bukan jaringan perpipaan. Untuk itu diperlukan suatu
instrumen serta data lapangan otentik untuk melakukan evaluasi SPAM terbangun baik
jaringan perpipaan maupun non perpipaan dalam rangka pencapaian target MDGs sub
bidang air minum.
Untuk mewujudkan pembangunan sistem penyediaan air minum yang tepat mutu, waktu,
dan biaya serta dapat mencapai target yang telah ditentukan, Direktorat Pengembangan
Air Minum (Dit.PAM), DJCK memerlukan informasi terkini (real time) dengan cepat dan
akurat, agar para pengambil keputusan dapat menentukan langkah-langkah yang
diperlukan secara tepat waktu sehingga pembangunan dapat berjalan dengan baik.
Dalam mendapatkan informasi tersebut dipandang perlu
menugaskan konsultan
mendampingi Dit.PAM, DJCK agar dapat mengumpulkan informasi, menelaah kendala, dan
memberikan solusi mengenai pembangunan sistem penyediaan air minum di seluruh
Wilayah Pulau Jawa selama kegiatan pengembangan SPAM TA 2014 ini berlangsung.
Melalui aplikasi Sistem Informasi Manajemen ini diharapkan dapat diperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam menentukan kebijakan implementasi yang tepat, sehingga pelaksanaan
kegiatan pengembangan SPAM di seluruh lokasi sasaran di Pulau Jawa dapat dikelola secara
efektif dan berkelanjutan.
I.2 LANDASAN HUKUM DAN ACUAN NORMATIF
a. Undang-Undang No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
b. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
c. Perpres No. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
d. Permen PU 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM
e. Peraturan Menteri PU No. 04/PRT/M/2009 Tentang Sistem Manajemen Mutu
Departemen Pekerjaan Umum
f. Permen PU 20/PRT/M/2007 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM
g. Permen PU 01/PRT/M/2010 tentang SPAM Bukan Jaringan Perpipaan
I.3
SPAM
PT Yokoutama Konsultan
di
wilayah
Jawa
guna
men ingkatka n
kua litas
adalah untuk
pengembangan SPAM sesuai kaidah-kaidah teknis yang berlaku dan mencapai sasaran
pelayanan dengan waktu dan biaya yang direncanakan.
Sedangkan tujuan rinci dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:
- Menyiapkan sistem informasi manajemen pelaksanaan pengembangan SPAM;
- Memberikan bantuan teknis pelaksanaan Kontrak TA. 2014;
- Membantu persiapan dan pelaksanaan fisik di lapangan;
- Memfasilitasi para penyelia lapangan (supervisor) agar memenuhi kompetensi dalam
melaksanakan tugasnya;
- Memantau pelaksanaan fisik di lapangan, mengantisipasi kemungkinan
kendala (potential risk), menelaah kendala dan memberikan solusi pemecahan
masalah teknis dan non-teknis di lapangan;
- Memfasilitasi proses komisioning
PT Yokoutama Konsultan
dituangkan dalam sistem informasi sebagai alat kendali Satker PKPAM Provinsi dan
Dit. PAM DJCK dalam pelaksanaan pengembangan SPAM;
B. Membantu menajemen proyek pengembangan SPAM di masing-masing provinsi di
Pulau Jawa mulai dari persiapan sampai dengan pelaksanaannya.
Kegiatan Konsultan Pusat meliputi:
1. Menyiapkan Sistem Informasi Manajemen (MIS/ Management Information
System) yang meliputi:
a. Persiapan dan pelaksanaan lelang dalam hal jika ada paket-paket yang akan
dilelang selama periode penugasan konsultan;
b. Pelaksanaan paket-paket kontrak
b.
PT Yokoutama Konsultan
Tim
Konsultan
kewajibannya;
2. Membantu memberi masukan Satker PKPAM di Provinsi apabila diperlukan;
3. Melakukan koordinasi dengan Tim Konsultan Supervisi, dan Konsultan lainnya
yang relevan;
4. Menyampaikan informasi pelaksanaan pembangunan SPAM untuk masing-masing
paket pekerjaan di tiap provinsi berupa skematik sistem, progres pelaksanaan
pekerjaan dan permasalahan serta informasi terkait lainnya melalui sistem
informasi yang akan dibangun;
5. Menetapkan koordinat titik: Sumber Air Baku, Unit Produksi, dan Jaringan Pipa JDU
dengan GPS;
6.
7.
8.
Melakukan koordinasi dengan pihak Satker atau instansi lain yang terkait dengan
pekerjaan ini dalam melakukan monitoring pelaksanaan pekerjaan;
9.
PT Yokoutama Konsultan
a.
Indikator
Keluaran
(Kualitatif)
pembinaan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum yang tepat mutu, waktu,
dan biaya serta dapat mencapai target yang telah ditentukan.
a.
d al am DIPA
S atu an Ker ja Di r ekto ra t Pengembangan Air Minum, dengan nilai pagu Rp.
3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah).
PPK Pembinaan Wilayah I dan UWSS Satuan Kerja Direktorat Pengembangan Air Minum
1.10. Alih Pengetahuan
Pemakaian Tenaga Ahli pada kegiatan ini harus dapat memberikan manfaat dalam
alih pengetahuan secara optimal melalui kemitraan dengan media diskusi secara rutin
dan pembahasan secara berkala.
PT Yokoutama Konsultan
BAB II
PENDEKATAN DAN METODE PELAKSANAAN KERJA
yang
bersifat totalitas (dari satu sisi) seringkali dianggap lebih efektif karena hasilnya dapat
lebih cepat diakses masyarakat penguna, serta dapat menjangkau sasaran lebih luas
terutama di lingkungan strategis perdesaan maupun perkotaan.
Dari berbagai data hasil pengembangan SPAM DJCK-DPU dalam 2-3 tahun terakhir ini saja
terlihat peningkatan cakupan akses air minum yang cukup signifikan termasuk di seluruh
kawasan tertinggal/terpencil. Prestasi peningkatan cakupan tersebut merupakan hasil
sinergitas dari berbagai program pengembangan SPAM baik yang diselenggarakan
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota.
Berbagai rencana atau kegiatan pengembangan SPAM dimaksud di setiap daerah harus
dapat terdata secara baik dan tepat waktu sehingga akan memudahkan setiap Pemangku
Kepentingan (dan Pengambil Keputusan) dalam merancang dan menyelenggarakan
pengembangannya, baik melalui pendekatan DRA (demand responsive approach) maupun
berdasar kebutuhan peningkatan akses global terhadap air minum yang layak yang lebih
PT Yokoutama Konsultan
atau
instansi
lain
seperti
pemerintah
provinsi
dan
pemerintah
Kabupaten/Kota).
Maksud dan tujuan kegiatan konsultansi ini (baik ditingkat pusat maupun daerah) adalah
menyediakan bantuan manajemen dan pembinaan sehingga dapat lebih
terjaminnya
yang berlaku serta tercapainya sasaran pelayanan dengan waktu dan biaya yang
direncanakan. Setelah mencermati lingkup tugas ini, maka dapat disimpulkan sementara
ini bahwa keberhasilan pelaksanaan tugas tersebut akan sangat bergantung dari upaya
pendekatan dan langkah koordinatif yang akan dibangun Tim Konsultan sejak awal sampai
akhir kegiatan implementasi.
PT Yokoutama Konsultan
Kegiatan pembinaan teknis diawali oleh kegiatan perencanaan instrumen pelaporan SIM
serta aktifitas pengumpulan data. Kegiatan perencanaan format pelaporan progres akan
mendasarkan atas perencanaan SIM dengan mempertimbangkan format-format pelaporan
terdahulu serta format pelaporan progres konsultan supervisi. Kegiatan ini hanya dilakukan
di Pusat dengan kemungkinan mengalami perbaikan sesuai kebutuhan (sepanjang waktu
kontrak). Setelah disetujui PPK Pembinaan Satker DPAM-DJCK; format pelaporan tersebut
akan digunakan Tim Konsultan di seluruh daerah implementasi SPAM TA 2014 Wilayah-1.
Tim Konsultan sesuai KAK bertanggung jawab membantu DJCK dalam kegiatan pembinaan
dan manajemen implementasi SPAM Wilayah-1, sehingga seluruh kegiatan konsultan di
daerah seharusnya juga dibina sebagai suatu kesatuan padu yang akan mengutamakan
kepentingan tersebut. Dengan menggunakan instrumen pelaporan yang sama dapat
diharapkan diperolehnya laporan yang uniform dari seluruh lokasi kegiatan, sehingga lebih
efisien dan mudah dikaji.
Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan baik di tingkat pusat maupun di daerah (Provinsi
dan Kab/Kota wilayah-1). Pendataan berawal dari merangkum data proyek pengembangan
SPAM baik yang direncana akan diimplementasikan pada TA 2014 (dan tahun-tahun
berikutnya kedepan), maupun hasil pembangunan SPAM pada tahun-tahun berselang
sehingga dapat terdatakannya cakupan pelayanan eksisting (per awal 2014) yang disepakati
semua pejabat terkait, termasuk rencana peningkatan cakupan setelah seluruh rencana
implementasi SPAM TA 2014 terbangun dan dimanfaatkan masyarakat setempat. Adalah
rencana pencapaian target cakupan inilah yang akan menjadi fokus pembinaan teknis
(mulai dari manajemen perencanaan teknis, manajemen kontrak, manajemen konstruksi
berkala, sampai beroperasinya hasil pembangunan) dalam TA-2014.
Sesuai kebutuhan, beberapa pendekatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
pembinaan teknis ini adalah :
(1) Pendekatan normatif, dengan melakukan studi data sekunder, produk pengaturan
dan Kebijakan baik di tingkat Pusat maupun di daerah; termasuk kilas balik (review)
terhadap data RPIJMD yang berlaku, dll
(2) Pendekatan Partisipatif, dengan berkoordinasi dengan stakeholder terkait, serta
melakukan kunjungan lapangan yang dibutuhkan guna mencek hasil implementasi
SPAM ke beberapa desa sasaran (penerima bantuan proyek), pengurusan SIPPA.
(3) Pendekatan Teknis-Teknologis dalam melakukan kaji-telaah dan evaluasi terhadap
beberapa aspek teknis terkait misalnya melakukan uji hidrolis (menggunakan
program simulasi komputer Epanet), perhitungan kebutuhan cakupan air minum
PT Yokoutama Konsultan
wilayah, evaluasi SOP IPA, penetral gas klor, evaluasi dokumen kontrak, as built
drawings dan lain sebagainya.
(4) Pemantauan on the spot guna memantau tahapan kegiatan implementasi yang
dianggap penting, proses komisioning dan kegiatan strategis lain yang berkaitan
dengan keterlambatan yang signifikan, kendala kegiatan atau faktor force majeure
yang mungkin timbul dan perlu dikaji dan ditelaah langkah antisipasinya.
Pendekatan yang akan digunakan disini bisa mendasarkan atas metode analisis
kebijakan publik, metode analisis kinerja dan metoda analisis kebutuhan
pengembangan SPAM dalam pencapaian target MDG atau bila perlu metode analisis
SWOT.
Bagian yang terpenting dalam proses identifikasi di lapangan adalah dapat disimpulkannya
capaian akses air minum (perkotaan dan perdesaan) eksisting di setiap daerah sasaran dan
rencana tindak pencapaian target MDGs 2015 yang disepakati para stake holder (pemangku
kepentingan) setempat. Data yang diharapkan dari aktifitas identifikasi ini adalah: cakupan
pelayananan eksisting, rencana implementasi pada tahun berjalan 2014, rencana
pembangunan SPAM kedepan 2015-2016, kinerja kelembagaan dan SDM, permasalahan yang
ada, kondisi geografi wilayah, master plan pengembangan air minum, dokumen RTRW dan
RPIJMD yang berlaku dsb. Hal-hal yang juga dianggap perlu dikoordinasikan adalah aktivitas
penyusunan memorandum program dan pemenuhan kriteria kesiapan daerah khususnya
untuk usulan kegiatan pengembangan SPAM yang bersumber dana dari APBN. Mengingat
pentingnya Setiap koordinator lapangan konsultan akan difasilitasi sehingga memiliki
kapabilitas diatas dan diinstruksikan agar singgah di PDAM atau instansi terkait (Bappeda,
PUK, BBWS) setiap kali melakukan kunjungan lapangan (supervisi) berkala, dalam rangka
menghimpun data yang dikehendaki (SIPPA, rencana pengembangan SPAM daerah dlsb).
II.2. Identifikasi SPAM Terbangun
Kegiatan identifikasi awal pembangunan akan dilaksanakan berdasar arahan teknis dari Tim
Teknis Satker pembangunan SPAM Perdesaan di tingkat Pusat, meliputi koordinasi
penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta berkoordinasi dengan pihak
pemangku kepentingan (stakeholder terkait) di setiap lokasi kegiatan. Kegiatan diawali
dengan studi literatur, dan penghimpunan data sekunder antara lain dsri kantor satker
pusat Berlanjut dengan pembahasan instrumen evaluasi (dan tata cara penilaian) termasuk
materi dan format pelaporan, rencana kegiatan survey lapangan, serta identifikasi kinerja
hasilpembangunan SPAM perdesaan dimaksud
PT Yokoutama Konsultan
10
Maksud utama kegiatan pendataan ini pada dasarnya mengharapkan agar data hasil
pembangunan SPAM yang terhimpun dapat didokumentasikan sebagai data cakupan
pelayanan air minum yang riel di setiap daerah sasaran; sehingga bermanfat untuk
dijadikan dasar penentuan prioritas pembangunan SPAM kedepan dalam pencapaian target
MGSs dan KSNP-SPAM 2014. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dengan mempedomani
ketentuan Lmpiran #7 permen PU Nomor 18/PRT/M/2007.
dengan Tim Teknis Satker Pelaksananaan Pembangunan SPAM Provinsi maka untuk
mendapatkan hasil optimal; komunikasi dan koordinasi dengan para pemangku kepeningan
setiap daerah (Kab/Kota/Kecamatan) sasaran termasuk pejabat tata kelola dan pengaturan
penyelenggaraan air minum setempat (diantara lainnya PDAM) dalam hal ini dinilai sangat
penting.
Dapat dicapainya kesamaan pendang terhadap materi dan sistem pelaporan (pendataan)
dalam pencapaian target akses air minum perdesaan dengan para pemangku kepentingan
Daerah disini akan menjadi batu pijakan strategis dalam penetapan intensitas program
replikasi yang dibutuhkan. Materi diskusi yang penting adalah pembahasan aspek
keberhasilan, best practise, kendala inheren dan permasalahan di daerah. Dalam lingkup
kegiatan evaluasi, aktifitas ini merupakan bagian dari kegiatan perencanaan instrumen,
tepatnya upaya penyempurnaan terhadap hasil awal perencanaan indikator dan parameter
kinerja yang telah dilakasanakan sebelumnya berdasar arahan Tim Teknis Satker Pusat di
Jakarta.
II.3 Perencanaan Dan Persiapan Format Pelaporan
Perencanaan instrumen yang dumaksud disini adalah kegiatan penyiapan sistem informasi
manajemen pelaksanaan pengembangan SPAM di setiap daerah sasaran Wilayah-1 TA 2014.
Dalam merencana sistem informasi yang dibutuhkan, konsultan akan mencermati seluruh
format-format pelaporan yang ada yang telah digunakan dalam mengidentifikasi kinerja
hasil pelaksanaan pembangunan spam di daerah. Baik kelengkapan maupun kesederhanaan
sistem informasi ini dinilai sangat penting guna memudahkan proses evaluasi hasil
pelaksanaan suatu kegiatan terhadap maksud tujuannya semula. Sesuai kepentingannya
indikator yang umum digunakan disini adalah ketersediaan dokumen perencanaan dan
spesifikasi teknis (kelengkapan dokumen kontrak), kendala yang ada, progres pembangunan
dan rekomendasi antisipasi yang dibutuhkan. Indikatornya bisa mendasarkan pada parameter
yang bersifat kuantitatif, atau mungkin/ dapat pula diarahkan menggunakan parameter
kualitatif. perencanaan instrumen ini diselenggarakan untuk mengetahui apakah hasil
implementasi telah berhasil mencapai sasaran yang dikehendaki. indikator-indikator kinerja
PT Yokoutama Konsultan
11
ini pada dasarnya dirancang untuk melihat apakah suatu strategi, program, atau kegiatan
telah berhasil atau gagal dalam mencapai maksud tujuan yang disepakati. Langkah-langkah
pemilihan Indikator kinerja yang akan dilakukan konsultan dalam hal ini adalah sebagai
berikut:
1. Setiap indikator harus dapat menyatakan hasil secara jelas dan terukur;
2. Membuat daftar indikator untuk didiskusikan dengan Tim Teknis Satker DPAM;
3. Menjajaki efektifitas indikator kinerja agar dapat dipakai di daerah;
4. Menseleksi indikator laporan progres, penyeragaman laporan dan sinkronisasi
5. Persetujuan PPK Satker Pembinaan DPAM
Item indikator dalam SIM yang diusulkan antara lain adalah :
a. Kapasitas produksi dan pelayanan PDAM eksisting (kehilangan air),
b. Biaya Konstruksi dana penyertaan modal Pemerintah Pusat dan dana APBD
c. Tingkat cakupan pelayanan SPAM eksisting dn target cakupan setelah pembangunan
d. Kapabilitas SDM pengelola dan kendala operasi yang dominan
e. Durasi fase konstruksi dan kendala kegiatan
f. Kebutuhan pengembangan SPAM terkait target MDGs 2015
g. Rekomendasi program pembangunan SPAM 2 tahun kedepan
h. Kendala lingkungan / air baku di area kerja
i. Dokumentasi dan laporan progres, koordinat lokasi unit produksi
j. Nama kontraktor, nomor dan tanggal kontrak
k. Kelengkapan dokumen kontrak (gambar teknis, spektek, SIPPA dll)
l. Rencana & hasil komisioning, as built drawings dan SOP
II.4 Manajemen Dan Pembinaan Pembangunan SPAM
Di tingkat proyek, evaluasi hasil kegiatan implementasi secara eksplisit hanya akan
menelaah maksud-maksud perancangan kemudian memperbandingkan hasil pelaksanaan,
berdasar data hasil pemantauan (supervisi) yang khusus diselenggara untuk kepentingan
itu. Pada level hierarchi lebih tinggi, kaji-telaah lebih komprehensif diselenggara dengan
meninjau
tingkat
keberhasilan
kegiatan,
kendala
utama
yang
umum
ada
serta
berdampak
PT Yokoutama Konsultan
12
peningkatan progres fisik dan tingkat penyerapan dana proyek saja namun juga mengkaji
aspek keberfungsiannya, aspek kelembagaan pengelola sebagaimana yang telah diuraikan
dalam rincian lingkup kegiatan konsultan pusat dan konsultan provinsi /Kab-Kota pada
bab1.
......... Kang Adang S. Disini bisa di copy ulang ruang lingkup tugas konsultan
BAB III
INOVASI DAN KOMENTAR TERHADAP KAK
Lingkup kegiatan telah dijabarkan dalam KAK dengan cukup jelas termasuk tujuan dan
sasarannya. Dikaitkan dengan Kebijakan dan strategi nasional dalam pengembangan SPAM
(JP-BJP), upaya pencapaian sasaran cakupan akses terhadap air minum di daerah sekarang
ini umumnya masih harus terus ditingkatkan. Mengingat lingkup pekerjaaan akan
berinteraksi dengan banyak pihak Pemangku Kepentingan di daerah maka dalam
realisasinya berbagai metode pendekatan serta upaya koordinatif dari konsultan pelaksana
disini akan menjadi kata kunci yang paling diandalkan.
Bantuan manajemen serta pembinaan teknis disini selayaknya diberikan dengan
memperhatikan hak/kewenangan dari masing-masing Pemangku Kepentingan dengan
koordinasi yang intens dengan pemberi tugas (PPK Satker DPAM-DJCK). Setiap langkah
konsultan akan berorientasi terhadap maksud-tujuan yang telah di jabarkan pada bab 1
serta tujuan khusus yang ditetapkan dalam rapat-rapat koordinasi mingguan (baik di Pusat
PT Yokoutama Konsultan
13
maupun daerah). Dalam hal ini konsultan diminta untuk mampu mengkoordinasikan serta
mensinergikan berbagai kepentingan terkait.
III.2 Inovasi Kegiatan Pembinaan Teknis Yang Diusulkan
Kegiatan manajemen dan pembinaan proyek pengembangan SPAM yang dilakukan dalam
pencapaian target MDGs ini akan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan persiapan,
perencanaan, pelelangan dan aktivitas Pembangunan SPAM adalah evaluasi kinerja operasi
SPAM terbangun yang dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar. Dalam siklus proyek, evaluasi
terhadap perencanaan dan hasil pembangunan SPAM ini umumnya akan erat berkaitan
dengan evaluasi keberfungsian dan kemanfaatan prasarana-sarana terbangun. Lebih
lanjutnya kegiatan akan berinteraksi pula dengan berbagai kapasitas manajerial pengelola
AM di daerah misalnya dari program PPIP, swastanisasi, Pamsimas dan replikasinya, dlsbnya.
Kesempatan ini akan digunakan konsultan untuk mendata hasil kegiatan PU Cipta Karya
setempat serta kapasitas dan kontinuitas suplai PDAM, termasuk rencana pengembangan
SPAM daerah kedepan. Baik yang dirancang melalui pembiayaan daerah maupun yang
dipersiapkan dalam RPIJMD melalui pengusulan memorandum program. Dari hasil diskusi
akan dapat disimpulkan kapasitas pengembangan SPAM daerah yang nyata/riel berikut
kendala yang ada.
Pusat berkenaan dengan penentuan prioritas dan rencana pengembangan SPAM (daerah
perdesaan atau perkotaan) selanjutnya kedepan, baik dalam rangka pencapaian target MDG
2015 maupun target MDG tahap berikutnya 2015-2020.
Dengan memperhatikan jadwal proses lelang pekerjaan konsultan, diprakirakan awal
penugasan konsultan ke setiap provinsi dan lokasi implementasi pembangunan SPAM sasaran
paling cepat adalah akhir April atau awal Mei 2014. Pada saat tersebut umumnya sebagian
besar aktivitas perencanaan dan proses lelang umumnya telah hampir selesai. Namun
mengingat cukup banyak lokasi kegiatan, tidak tertutup kemungkinan adanya kegiatan yang
masih dalam proses lelang
dapat diselesaikan dalam kurun waktu 4-5 bulan saja. Yang umum terjadi beberapa lokasi
reservoir dan unit produksi serta jalur transmisi-distribusi, ada yang masih belum
dikonfirmasi. Keterlambatan seperti ini umumnya terkait dengan kinerja intersektoral yang
butuh birokrasi lebih panjang.
Bantuan manajemen perencanaan dalam hal ini adalah mendorong percepatannya, bantuan
teknis dalam menghitung tekanan hidrolis unit reservoar, pemakaian bahan bangunan, pipa
dan IPA agar hasil relokasi tetap berkesesuaian dengan spesifkasi teknis dan sasaran yang
dikehendaki semula. Aktivitas lain adalah mendampingi Satker Provinsi atau
PT Yokoutama Konsultan
pejabat
14
dinas/PDAM setempat dalam pengurusan SIPPA ke BBWS dan ijin trase pipa ke Bappeda
setempat. Sehingga jalur pipa tidak perlu melewati lahan milik pribadi yang berpotensi
memicu konflik sosial.
Untuk dapat menyimpulkan kebutuhan pengembangan dalam pencapaian target MDGs
maupun KSNP_SPAM, maka hasil evaluasi pembangunan SPAM ini diharapkan memperhatikan
pula rencana pengembangan SPAM perdesaan daerah dan tingkat kebutuhan air minum
masyarakat setempat secara obyektif di setiap daerah sasaran yang hasilny juga akan
sangat bermanfaat dalam perancangan program percepatan serta penentuan prioritas
pembangunan kedepan. Melalui aktivitas tersebut capaian pelaksanaan KSNP-SPAM 20092014 juga sekaligus akan terpantau. Hasilnya diharapkan dapat bermanfaat sebagai pijakan
penetapan KSNP_SPAM tahap berikutnya.
Berkenaan dengan rencana tersebut berbagai persoalan terkait penetapan kebutuhan
pengembangan SPAM ini yang juga perlu ikut dipertimbangkan secara komprehensif.
Sehingga kegiatan kunjungan konsultan ke lapangan dalam mengidentifikasi permasalahan
dan kebutuhan pengembangan SPAM secara obyektif bukan hanya bertujuan memantau
hasil atau progres (fisik dan keuangan) pembangunan SPAM saja, namun perlu juga
mencermati pula hasil survey kebutuhan nyata, rancangan induk sistem pengembangan air
minum (masterplan AM bila ada), proyeksi kebutuhan air minum daerah, identifikasi
sumber air baku potensial, status kepemilikan lahan, pengembangan alternatif sistem,
pengembangan kelembagaan dan kapabilitas sumberdaya manusia pengelola pelayanan air
minum di daerah terutama di kawasan terpencil/rawan air kedepan.
III.2. Tahapan Kegiatan
Sejalan dengan metode penyelesaian pekerjaan seperti bagai ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Dari ilustrasi tersebut rincian kegiatan konsultan manajemen dan pembinaan teknis yang
diusulkan secara umum adalah:
1. Tahap Pendahuluan: Studi Literatur, penghimpunan data sekunder, perencanaan
SIM.perencanaan kegiatan, fasilitasi uraian tugas Tenaga Ahli & Tenaga Asisten,
Penetapan Koordinator Lapangan dan co-TL, mobilisasi Tim konsultan ke lapangan
dan pengumpulan data sekunder di Satker Pusat dan 5 Satker PKPAM Provinsi terkait
(Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim), dan yang terpenting pengarahan teknis dari PPK
Pembinaan Satker DPAM-DJCK .
2. Tahap Identifikasi: yaitu pemantauan progres kegiatan manajemen kontrak, data
rencana implementasi prasarana air minum (APBN dan APBD/DJSDA TA 2014),
PT Yokoutama Konsultan
15
dalam
PT Yokoutama Konsultan
16
persiapan komisioning,
identifikasi juga akan dilakukan secara berkala sesuai ketentuam Tim Teknis Penerima Jasa.
Kegiatan dimaksud
penyusunan serta koordinasi untuk proses konsolidasi hasil kegiatan, serta laporan
perkembangan kemajuan pekerjaan secara berkala. Sementara untuk melaporkan progres
hasil kunjungan ke daerah sasaran dan membahas permasalahan yang ada disana, kegiatan
PT Yokoutama Konsultan
17
koordinasi dengan Tim Teknis Pusat akan diselenggara setiap bulan atau sesuai kebutuhan
seperti ditunjukkan Gambar 3-1.
Untuk setiap rencana pengembangan SPAM yang dirancang atas bantuan dana APBD-Prov
dan APBN; perlu dicantumkan dalam memorandum program dan RPIJMD. Konsultan akan
melakukan penilaian kriteria kesiapan daerah sesuai regulasi yang berlaku. Usulan
pengembangan SPAM harus tercantum dalam dokumen RPIJMD serta dirinci dalam
memorandum program. Dalam hal ini Konsultan akan memberikan bantuan asistensi yang
diperlukan sehingga seluruh persyaratan readiness criteria dimaksud dapat disiapkan
sebagaimana dikehendaki. Mengingat urgensinya factor kesiapan daerah ini juga akan
menjadi pertimbangan dalam perencanaan instrumen evaluasi.
BAB IV
PROFIL PERUSAHAAN PENYEDIA JASA
PT Yokoutama Consultants
..............................(dilengkapi di Jakarta)
PT Yokoutama Konsultan
18
PT Yokoutama Konsultan
19
Sinkronisasi Data
Bulan Ke- 8
Bulan Ke 1
PT Yokoutama Konsultan
20
Diskusi
Diskusi
PT Yokoutama Konsultan
21