Anda di halaman 1dari 53

Cv.

Karya Endah Lestari

Uraian Pendekatan, Metodologi dan


Program Kerja

E.1. Uraian Pendekatan

E.1.1. Umum

Pemerintah Kabupaten Landak bermaksud akan melaksanakan pembenahan insfrastruktur


sarana dan prasarana sebagai bagian dari tanggung jawab pemerintah kabupaten untuk
menyediakan pelayanan publik yang maksimal. Oleh karena itu salah satu bentuk kepedulian
Pemerintah Kabupaten Landak untuk memenuhi tanggung jawab tersebut adalah dengan
pembenahan infrastruktur melalui Peningkatannya dan kegiatan pengawasan kegiatan
Peningkatan tersebut yang kegiatan fisiknya dilaksanakan pada tahun anggaran 2020. Sehingga
dalam usukan teknik ini ada beberapa item yang sekiranya menurut pihak Konsultan harus
didapatkan dari data primer, bukan hanya sekunder saja.

Latar belakang dilakukannya kegiatan pekerjaan ini adalah :

a. Program pembangunan prasarana gedung merupakan salah satu usaha pemerintah


Kabupaten Landak untuk menunjang pencapaian sasaran Pembangunan Nasional.

b. Salah satu aspek program kegiatan pembangunan prasarana gedung sangat terkait dengan
pemerataan pembangunan beserta hasil-hasilnya adalah pengembangan Prasarana gedung
yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi bangunan gedung sesuai dengan tingkat
pelayanan masyarakat yang diakibatkan dengan pertumbuhan ekonomi yang makin
meningkat.

c. Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Dan Perumahan Rakyat Kabupaten Landak adalah
Satuan Kerja Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Landak yang mempunyai
wewenang dan tanggung jawab dalam program pembangunan prasarana gedung di
Kabupaten Landak.

1
Cv. Karya Endah Lestari

Tahap pengawasan menjadi tahap yang tidak kalah pentingnya sebagai proses pengendalian
terhadap pelaksanaan pekerjaan fisik. Fungsi dasar pekerjaan konstruksi yaitu mempunyai
beberapa wujud karakter, antara lain :

➢ Quality control, yaitu mengamankan komponen secara menyeluruh dan mendetail (tidak
secara random) untuk memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan dan selalu dilengkapi
daftar simak apa yang akan diperiksa.

➢ Observasi berkala, yaitu mengamankan tercapainya sasaran desain dengan segala konsep,
metode, asumsi, perilaku struktur, urutan pelaksanaan, dan observasi cermat serta detail.

Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana mutu, biaya, volume
dan waktu yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa konstruksi, maka diperlukan suatu tim
yang akan bertugas sebagai pengawas yang berperan membantu Kegiatan fisik di dalam
melaksanakan pengawasan teknis pada lokasi kegiatan yang sedang berlangsung. Tim
pengawas yang dimaksud adalah penyedia jasa konsultansi pekerjaan pengawasan teknis /
supervisi.

E.1.2. Pendekatan Lingkup Kegiatan

Dari hasil pemahaman terhadap KAK, rapat penjelasan, diskusi, dan pengalaman konsultan
dalam mengerjakan pekerjaan sejenis maka kami mengusulkan inovasi dan tambahan metoda
dan cara kerja dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Inovasi ini meliputi seluruh tahapan pekerjaan,
mulai dari persiapan, survey lapangan, pra desain dan detai desain. Inovasi ini merupakan
pengembangan terhadap pemahaman KAK yang disesuaikan dengan kondisi lapangan,
kebutuhan dan perkembangan pekerjaan. Inovasi yang konsultan anggap perlu untuk diusulkan
yaitu :

1. Jika kami diberi kepercayaan dan ditunjuk sebagai pemenang sehingga kami ditugaskan
untuk melaksanakan Pekerjaan ini, kami akan mengkonfirmasikan kepastian lokasi yang
akan disurvey dan jika diperlukan melakukan pertemuan (diskusi) dengan masyarakat
setempat dan Instansi terkait tingkat, antara lain Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang
Dan Perumahan Rakyat Kabupaten Landak serta Pemda setempat, agar diperoleh Lokasi
dengan status legal dan tidak bermasalah baik pada tahap perencanaan, konstruksi dan di
kemudian hari.

2
Cv. Karya Endah Lestari

2. Batas areal apabila berhubungan dengan sungai, hutan lindung (jika ada) batas areal
konservasi, jalur hijau, tidak ditentukan di dalam KAK. Hal ini penting untuk disepakati.

3. Perlunya pembuatan grafik perkembangan kemajuan pelaksanaan pekerjaan pengawasan


agar sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah direncanakan.

4. Rincian Tenaga Ahli Konsultan telah dijelaskan dengan baik ditinjau dari pengalaman
yang dibutuhkan maupun kualifikasinya. Dari pengalaman Konsultan menunjukkan
perlunya seorang Inspector. Hal ini sangat penting untuk penanganan koordinasi antara
pelaksana pekerjaan lapangan. Tentu saja penanggung jawab teknis keseluruhan kegiatan
ada pada Site Engineer.

5. Jenis Laporan & Gambar yang harus disampaikan sudah cukup rinci dan sangat jelas.

Dalam penanganan Pekerjaan pengawasan Ini perlu disepakati tentang kejelasan Tugas dan
Wewenang antara Pihak Konsultan, Supervisi, Pengawas lapangan, dan Direksi Pekerjaan agar
supaya dalam Pelaksanaan Pekerjaan tersebut tidak menimbulkan kendala atau hambatan serta
bisa tercipta koordinasi yang baik. Akan lebih baik apabila Pihak Pemberi kerja membuat Surat
Keputusan (SK) mengenai personil yang terlibat termasuk tugas dan wewenangnya.

E.2. Metodologi

E.2.1. Uraian Pekerjaan Yang Dilakukan Oleh Konsultan Pengawas

Konsultan Pengawas bertugas untuk membantu Pengguna Jasa dalam pengendalian dan
pengawasan pelaksanaan proyek pembangunan, meliputi :

➢ Mengendalikan dan mengawasi rencana kerja kontraktor pelaksanaan pekerjaan


konstruksi dari segi kualitas, kuantitas serta laju pencapaian volume sesuai dengan waktu
yang ditentukan.

➢ Memeriksa dan menyetujui pekerjaan-pekerjaan sementara.

➢ Pemeriksaan dan pengetesan.

➢ Membantu penyiapan shop drawing.

➢ Menyimpan catatan lapangan.

3
Cv. Karya Endah Lestari

➢ Pengukuran lapangan.

➢ Mengkaji usulan perubahan yang diajukan kontraktor.

➢ Mengusulkan perubahan pekerjaan (jika perlu).

➢ Membuat perhitungan dan gambar kerja apabila terjadi perubahan / modifikasi di


lapangan.

➢ Membantu kontraktor dalam mempersiapkan as built drawing.

➢ Mengendalikan dan mengawasi perubahan-perubahan yang. terjadi di lapangan.

➢ Memeriksa dan menanda-tangani Berita Acara Bobot Kemajuan Pekerjaan yang diajukan
oleh Kontraktor untuk pembayaran termijn / monthly certificate.

➢ Menyampaikan usulan penyempurnaan-penyempurnaan pekerjaan.

➢ Membantu Pengguna Jasa dalam proses serah terima PHO dan jika asignmentnya masih
cukup termasuk FHO.

➢ Membuat justifikasi teknis untuk perubahan pekerjaan / tambah kurang atau


perpanjangan waktu.

Gambar E.1. Tugas Utama Pekerjaan Konsultan Pengawasan

4
Cv. Karya Endah Lestari

E.2.2. Monitoring Dan Manajemen Teknik

E.2.2.1. Fungsi dan proses pengendalian

Pengendalian / monitoring adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai
dengan sasaran, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standard,
menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standard, kemudian
mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif
dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.

Gambar E.2. Siklus Pengandalian Pekerjaan Pengawasan

Langkah-langkah proses monitoring proyek dapat diuraikan sebagai berikut :

➢ Menentukan sasaran

➢ Definisi lingkup kerja

5
Cv. Karya Endah Lestari

➢ Menentukan standard dan kriteria sebagai patokan dalam rangka mencapai sasaran

➢ Merancang / menyusun sistem informasi, pemantauan, dan pelaporan hasil pelaksanaan


pekerjaan

➢ Mengkaji, investigasi dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap standard, kriteria, dan
sasaran yang telah ditentukan

➢ Mengadakan tindakan pembetulan.

E.2.2.2. Teknik dan metode pengendalian

Suatu sistem pemantauan dan pengendalian disamping memerlukan perencanaan yang realistis
sebagai tolok ukur pencapaian sasaran, juga harus dilengkapi dengan teknik dan metode yang
dapat segera mengungkapkan tanda-tanda terjadinya penyimpangan (bila terjadi).

Agar suatu sistem pengendalian / monitoring dapat bekerja dengan efektif, diperlukan unsur-
unsur berikut :

✓ Tolok ukur yang realistis

✓ Perangkat yang dapat memproses dengan cepat dan tepat

✓ Perkiraan yang akurat

✓ Rencana tindakan (action plan)

Salah satu bagian pengelolaan mutu proyek yang penting adalah menyusun serta menerapkan
program penjaminan mutu (Quality Assurance). Tujuan utama kegiatan penjaminan mutu
adalah mengadakan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk memberikan kepercayaan
kepada semua pihak yang berkepentingan bahwa tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tingkatan mutu produk telah dilaksanakan dengan berhasil. Ini semua dapat ditunjukkan dengan
catatan dan dokumen yang berkaitandengan quality assurance / quality control.

Audit pada aspek mutu perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program QA/QC
(Quality Assurance - Quality Control) telah dilaksanakan. Hal-hal yang diaudit meliputi bagian
berikut ini.

6
Cv. Karya Endah Lestari

• Program menyeluruh untuk mencapai sasaran mutu

• Kriteria fit for use dan aman

• Mengikuti peraturan dan prosedur

• Memenuhi spesifikasi dan kriteria

• Identifikasi dan koreksi kekurangan yang menyebabkan obyek tidak memenuhi mutu

• Dokumen yang mencatat hasil implementasi program QA/QC.

E.2.2.3. Pengendalian Rentang Pre-audit, Monitoring dan Post-audit

A. Rentang kendali Pre-audit

Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang “pre-audit” adalah
seluruh kegiatan konsultan sebelum melakukan pengawasan, yang terdiri dari :

• Pengumpulan dan analisa terhadap data

• Pengecekan hasil perencanaan dengan membandingkan terhadap kondisi lapangan

• Pemeriksaan terhadap kesiapan kontraktor, yang meliputi material, peralatan, tenaga dan
jadwal pelaksanaan.

Kegiatan pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan akan menghasilkan
catatan mengenai seluruh pekerjaan antara lain :

• Jenis pekerjaan

• Kuantitas pekerjaan

• Kualitas yang dipersyaratkan

• Schedule pelaksanaan

• Schedule pembayaran.

Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil perencanaan ke lokasi
untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut telah sesuai dengan kondisi yang ada.
Apabila ternyata dari hasil pengecekan hasil design tidak sesuai dengan kondisi lapangan,

7
Cv. Karya Endah Lestari

konsultan team supervisi akan membuat alternatif lain yang sesuai untuk diajukan kepada
Pemberi Tugas (Pengguna Jasa).

Material dan peralatan yang didatangkan kontraktor akan diperiksa terlebih dahulu oleh
konsultan sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Jadwal waktu
yang dibuat oleh kontraktor akan diteliti lebih dahulu apakah sudah memadai terhadap volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan perkiraan tenaga kerja / tukang yang akan
mengerjakannya. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume dengan tenaga kerja
dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka konsultan akan menyarankan kepada
kontraktor untuk menyiapkan tenaga kerja dan peralatan yang secukupnya agar bisa selesai
tepat pada waktunya. Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya
pekerjaan tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan pertambahan volume pekerjaan.
Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, konsultan akan menggantikan nilai pekerjaan
tambah itu dengan pengurangan pekerjaan lainnya sehingga terjadi kompensasi dan tidak
memerlukan biaya tambah sepanjang hal tersebut memungkinkan dan mendapat persetujuan
dari Pemberi Tugas / Pengguna Jasa.

B. Rentang kendali Monitoring

Kegiatan pengendalian teknis rentang “monitoring” adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan


selama masa pelaksanaan pekerjaan. Meskipun konsultan pengawas telah melakukan “pre-
audit” namun setiap langkah pelaksanaan pekerjaan akan terus memonitor agar kalau terjadi
penyimpangan segera diketahui dan dapat diluruskan kembali sesuai petunjuk yang benar.
Selama periode ini konsultan akan selalu melakukan evaluasi terhadap progres dan kwalitas
pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor.

Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga sebaikbaiknya
sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehingga kerugian yang
menyangkut aspek mutu, volume, waktu dan biaya keseluruhan hasil pekerjaan dapat dihindari
atau ditekan sekecil-kecilnya, selain mengawasi pekerjaan fisik konsultan pengawas juga
memonitor aspek lingkungan sekitar proyek, agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut
tukang-tukangnya mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna yang ada. Faktor
keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan memperhatikan peraturan-
peraturan yang berlaku.

8
Cv. Karya Endah Lestari

C. Rentang kendali Post-audit

Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi kontraktor.
Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk pengajuan pembayaran senilai hasil kerjanya. Namun
kontraktor tidak akan bisa menyajikan permintaan pembayaran sebelum mendapat
rekomendasi dari konsultan pengawas bahwa hasil pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan
teknis atau tidak.

E.2.2.4. Penggunaan komputer

Dalam rangka team pengendalian teknik, bisa meningkatkan produktifitasnya, memperbaiki


kualitas sistem pelaporan, menghemat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan,
menyederhanakan beberapa operasi, melakukan pengolahan berulang-ulang secara otomatis,
penghematan biaya, hal ini sangat perlu dalam monitoring dan manajemen teknik
menggunakan bantuan komputer baik perangkat kerasnya maupun perangkat lunaknya.

Dengan bantuan program komputer ini Tim Konsultan akan bekerja melaksanakan tugas
monitoring dan manajemen teknik. Konsultan memandang perlu, untuk reporting dalam
monitoring kegiatan yang cukup banyaknya itu bantuan komputer sangat diperlukan.

E.2.3. Supervisi Teknis

Tugas utama konsultan sesuai dalam Kerangka Acuan Kerja mencakup melaksanakan supervisi
teknis, sertifikasi perkembangan fisik konstruksi dan pembayaran, pelaporan dan evaluasi
proyek, serah terima pekerjaan (Provisional Hand Over). Block diagram layanan pengawasan
teknis tersebut disajikan seperti pada Gambar dibawah ini.

9
Cv. Karya Endah Lestari

Gambar E.3 Diagram layanan Pengawasan Teknis

E.2.4. Pengendalian Teknis

Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas, konsultan supervisi mengendalikan

pelaksanaan fisik pembangunan yang dilakukan oleh Kontraktor.

Lingkup pengendalian antara lain meliputi :

• Aspek mutu hasil pekerjaan

• Aspek volume pekerjaan

• Aspek waktu penyelesaian pekerjaan

• Aspek biaya keseluruhan pekerjaan

Segala sesuatunya harus merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam
kontrak pemborongan.

E.2.5. Pengendalian Atas Koordinasi Terkait

Konsultan pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis tersebut

10
Cv. Karya Endah Lestari

diatas berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak

lain yang terkait dengan proyek tersebut.

Koordinasi dengan instansi terkait, antara lain dilakukan dengan :

• Kuasa Pengguna Anggaran Fisik

• Konsultan lain yang terkait

• Instansi terkait lainnya.

E.2.6. Pengendalian Administrasi Proyek

Dalam hal ini konsultan pengawas berkewajiban merancang, memberlakukan serta


mengendalikan pelaksanaan keseluruhan sistem administrasi proyek yang diawasinya, yaitu
mencakup antara lain surat, memorandum, risalah, laporan, contoh barang, foto, berita acara,
gambar, sketsa, brosur, kontrak & addendum, request, back-up perhitungan volume pekerjaan,
administrasi quality control, dan lain-lain yang dianggap perlu.

Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan konsultan pengawas untuk maksud diatas
:

• Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai tuntas maksud dari


surat masuk maupun keluar.

• Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas


konsultan.

• Mempesiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi persyaratan yang


ditetapkan baik kualitas dan kuantitas.

• Membuat foto-foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan.

• Mempelajari dan mengecek gambar-gambar / sketsa pelaksanaan agar sebelum maupun


sesudah pekerjaan selesai tidak terjadi penyimpangan.

• Membantu / menyiapkan format / formulir untuk kelengkapan administrasi proyek.

• Membantu / menyiapkan addendum serta lain-lain yang dianggap perlu.

11
Cv. Karya Endah Lestari

E.2.7. Pre Construction Meeting

Pre Construction Meeting atau Rapat Persiapan Pelaksanaan adalah pertemuan antara pihak
proyek (Kuasa Pengguna Anggaran = sesuai dengan pejabat dalam struktur Pengguna
Anggaran), Kontraktor dan Konsultan, yang dilakukan selambat-lambatnya 14 hari setelah
diterbitkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) oleh Pengguna Anggaran / Pemimpin
Proyek, guna membahas dan kemudian menyepakati bersama berbagai hal yang secara umum
adalah sebagai berikut :

• Organisasi kerja pelaksanaan konstruksi.

• Tata-cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan.

• Review dan penyempurnaan terhadap construction schedule yang harus sesuai dengan
target volume, mutu dan waktu.

• Jadwal mobilisasi personel dan peralatan.

• Jadwal penggunaan peralatan.

• Jadwal pengadaan bahan.

• Menyusun rencana pemeriksaan lapangan (mutual check) dan review terhadap simplified
design yang ada.

• Menentukan lokasi sumber quarry (sumber bahan / material), estimate kuantitas bahan
serta rencana pemeriksaan mutu bahan yang akan digunakan.

• Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat berkaitan dengan


pelaksanaan proyek.

Jadi dengan demikian tujuan penyelenggaraan Pre Construction Meeting adalah menyatukan
pengertian terhadap seluruh isi dokumen kontrak dan membuat kesepakatan-kesepakatan
terhadap hal-hal penting yang belum terdapat di dalam dokumen kontrak serta membahas jalan
keluar terhadap kendala-kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan konstruksi.

E.2.7.1. Substansi pokok yang dibahas

Substansi pokok yang dibahas dalam Pre Construction Meeting sebagai berikut :

a. Aplikasi pasal-pasal penting dalam dokumen kontrak tentang :

12
Cv. Karya Endah Lestari

• Pekerjaan tambah kurang.

• Termination.

• Mobilisasi.

• Maintenance & protection of traffic.

• Sub letting.

• Insurance of works.

• Organisasi kerja.

b. Prosedur administrasi penyelenggaraan pekerjaan, antara lain :

• Request & approval dalam rangka examination of works.

• Extension time for completion of works.

• Gambar kerja dan kelengkapannya.

• Pengajuan MC (Monthly Certificate).

• PHO dan FHO.

• Pembuatan addendum kontrak.

• Jadual pengadaan bahan.

• Jadual penggunaan peralatan.

• Jadual personel.

• Review dan penyempurnaan terhadap jadual kerja yang harus sesuai dengan target
volume, mutu dan waktu.

• Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan (mutual check)


sehubungan dengan review design terhadap simplified design yang ada.

c. Tata-cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan, antara lain :

• Pelaksanaan konstruksi.

• Pelaksanaan produksi.

13
Cv. Karya Endah Lestari

• Menentukan lokasi sumber material, estimate kuantitas bahan beserta rencana


pemeriksaan mutu bahan yang akan digunakan.

• Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat berkaitan dengan


pelaksanaan proyek.

E.2.7.2. Peran masing-masing unsur dalam Pre Construction Meeting

Peran masing-masing unsur dalam Pre Construction Meeting sebagai berikut :

a. Atasan langsung Pemimpin Proyek (Kuasa Pengguna Anggaran)

• Sebagai moderator dan nara sumber.

• Memberikan pengarahan secara umum pelaksanaan proyek.

• Menjelaskan bahwa Pemimpin Proyek / Pemimpin Bagian Proyek ikut bertanggung-


jawab terhadap review design beserta prosedur survai sampai dengan penyelesaiannya
sebagai pedoman awal pelaksanaan pekerjaan.

• Lain-lain yang dianggap perlu.

b. Pemimpin Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran untuk Pengawas

• Menjelaskan kebijaksanaan teknis tentang perlunya review design (jika ada).

• Menjelaskan prosedur review design termasuk :

 Metodologi survai
 Mekanisme proses administrasi review design dan proses Addendum

• Kontrak atau Memorandum Kontrak.

• Menjelaskan kapan review design harus diselesaikan.

• Menjelaskan prosedur dan jadual kerja seluruh tenaga konsultan pengawas mulai dari
mobilisasi sampai demobilisasi.

• Menjelaskan TOR / tugas-tugas dan tanggung-jawab konsultan pengawas serta


kualifikasi personilnya.

14
Cv. Karya Endah Lestari

• Menjelaskan laporan-laporan kemajuan pelaksanaan fisik yang akan dibuat oleh


konsultan pengawas dan distribusinya, jika tidak ditentukan lain oleh Pemimpin Proyek
(Kuasa Pengguna Anggaran) laporan-laporan umumnya terdiri dari :

 Monthly executive summary report.

 Monthly progress report.

 Quarterly report.

 Quality control report.

 Technical report : Review design, Technical justification, Technical paper.

 Draft final report.

 Final report.

 Serta kapan waktunya laporan tersebut harus selesai dikirim.


• Menjelaskan bahwa konsultan bertanggung-jawab dalam pengarsipan

• dokumen-dokumen lapangan.

• Menjelaskan adanya penilaian performance konsultan atau kontraktor yang

• sedang melaksanakan pekerjaan.

• Menjelaskan akomodasi dan fasilitas yang disediakan oleh kontrak konsultan.

• Secara periodik Bagian Proyek Pengawasan akan melaksanakan uji petik.

• As built drawing harus dibuat sesuai dengan standar yang berlaku.

• Menjelaskan adanya keharusan untuk mencari data yang berasal dari original

• design mencakup antara lain :

 Tipe konstruksi.

 Parameter penting dalam perencanaan.

• Lain-lain yang dianggap perlu.

15
Cv. Karya Endah Lestari

c. Pemimpin Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran Fisik

• Sebagai Chairman.

• Menjelaskan susunan organisasi Kuasa Pengguna Anggaran Fisik.

• Membahas struktur organisasi pelaksanaan konstruksi yang diusulkan oleh

• kontraktor maupun yang disarankan oleh konsultan pengawas.

• Membahas tugas kontraktor mengenai :

 Survai dan membuat gambar kerja.

 Rencana pengadaan personil.

 Rencana pengadaan peralatan.

 Rencana pengadaan bahan.

 Penyiapan construction schedule – Financial progress schedule – S. curve.

 Rencana Vector diagram (untuk proyek jalan) setelah review design.

• Menjelaskan bahwa keterlambatan mobilisasi dapat dikenakan denda.

• Menjelaskan kapan dan bagaimana proses PHO dan FHO.

• Menjelaskan diperlukannya Show Cause Meeting bilamana terjadi keterlambatan


pelaksanaan pekerjaan yang mengakibatkan realisasi pelaksanaan pekerjaan tidak
sesuai dengan rencana pelaksanaan pekerjaan.

• Menjelaskan bahwa 1 bulan sebelum PHO maka Pemimpin Proyek / Pemimpin

• Bagian Proyek akan mengeluarkan pengumuman kepada masyarakat sekitar proyek


tentang akan selesainya proyek untuk menghindari adanya tagihan utang yang belum
dibayar oleh kontraktor kepada masyarakat sekitar proyek.

• Menjelaskan mekanisme kerja antara ketiga unsure proyek (Kuasa Pengguna


Anggaran, Kontraktor dan Pengawas) dalam hal perlunya Contractor’s Request
sebelum dimulainya pekerjaan dan sebelum mulainya penerimaan pekerjaan (waktunya
ditentukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran Fisik).

16
Cv. Karya Endah Lestari

• Menjelaskan kapan serah terima lapangan dapat dilakukan.

• Menjelaskan kewajiban pembayaran untuk pungutan retribusi maupun asuransi.

• Menjelaskan prosedur pembongkaran dan penyerahan barang bekas proyek.

• Menjelaskan kapan tanggal mobilisasi terakhir dan kapan akhir masa konstruksi dan
apa sanksi-sanksinya jika tanggal tersebut dilewati.

• Menjelaskan standar Laporan Harian dan Mingguan yang sudah merupakan standar
baku.

• Menjelaskan proses pengusulan dan pembayaran termijn (monthly certificate).

• Menjelaskan proses pengujian bahan.

• Menjelaskan perlu tidaknya sondir pada awal sebelum dimulainya pekerjaan pondasi
jalan.

• Membahas metode pelaksanaan yang diajukan oleh kontraktor pada saat pelelangan.

• Menjelaskan bahwa quality control untuk pekerjaan jalan menggunakan fasilitas


laboratorium yang disediakan oleh kontraktor dari item mobilisasi.

• Menekankan tidak adanya biaya tambahan terhadap biaya test bahan untuk quality
control dan menegaskan bahwa biaya test sudah termasuk dalam harga penawaran.

• Menjelaskan perlunya pendekatan terhadap masyarakat dan pemerintah daerah


setempat sehubungan dengan rencana kerja yang nantinya akan berkaitan dengan
masalah jalan akses ke lokasi quarry, pembebasan lahan terhadap pagar, listrik, telpon,
PDAM dan sebagainya.

• Menjelaskan bahwa pihak pemerintah dibebaskan dari adanya tuntutan pihak ketiga jika
terjadi kalalaian kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan.

• Menjelaskan barang-barang yang menjadi milik pemerintah.

• Membahas mata pembayaran yang spesifik :

 Beton.

 Agregat untuk bahu jalan.

17
Cv. Karya Endah Lestari

 Pemeliharaan rutin.

 Pelaksanaan pekerjaan pada masa pemeliharaan (warranty period).

• Menjelaskan adanya tim mutual check selama periode kontrak.

d. Kontraktor

• Menjelaskan rencana kerja pada saat mobilisasi yang meliputi :

 Mobilisasi personil.

 Mobilisasi peralatan.

 Survai lapangan meliputi : drainase, perkerasan jalan, struktur.

 Pengembalian kondisi dan pekerjaan minor (dilakukan setelah survai lapangan


selesai), meliputi : perkerasan jalan, bahu jalan.

 Pemeliharaan rutin (dilaksanakan setelah diterbitkannya SPMK atau dimulainya


pekerjaan).

• Rencana kerja review design :

 Melaksanakan survai.

 Membuat gambar kerja.

• Menjelaskan metode / cara pelaksanaan konstruksi.

• Menjelaskan struktur organisasi serta tugas dan tanggung-jawabnya.

• Menjelaskan kualifikasi personil kontraktor yang akan dimobilisasi.

• Menjelaskan bagian pekerjaan yang akan di-subkontrakkan serta calon sub


kontraktornya.

• Menjelaskan rencana penggunaan peralatan, termasuk :

 Jenis alat.

 Kapasitas alat.

 Jumlah alat.

18
Cv. Karya Endah Lestari

 Penempatan alat.

• Menjelaskan rencana pengadaan bahan serta surat ijinnya :

 Jalan : aspal, agregat, tanah timbunan.

 Jembatan : bangunan atas, pondasi.

 Lokasi quarry, jumlah deposit quarry.

 Kualitas bahan jalan, struktur, termasuk cara pengujiannya.

• Menjelaskan rencana kerja berdasarkan S-Curve.

e. Konsultan

• Mencatat seluruh kesepakatan dalam Pre Construction Meeting dan dituangkan dalam
Berita Acara tersendiri sebagai dokumen proyek.

• Mempersiapkan formulir-formulir isian antara lain :

 Laporan harian.

 Laporan mingguan.

 Laporan bulanan (Monthly progress report).

 Executive summary report.

 Survai lapangan untuk review design.

 Kerangka gambar kerja.

 Perhitungan volume / back-up data serta Monthly Certificate (MC).

 Quality control.

 Request untuk : memulai pekerjaan, test material, penerimaan pekerjaan.

• Menjelaskan struktur organisasi konsultan dan tugas dari masing-masing personel


konsultan.

• Menjelaskan personel konsultan yang sudah di-mobilisasi dan rencana personel


lainnya yang akan di-mobilisasi.

19
Cv. Karya Endah Lestari

• Menjelaskan rencana kerja Review Design (jika ada) :

 Waktu yang diperlukan untuk survai lapangan.

 Personel yang dilibatkan didalam survai lapangan.

 Kelengkapan yang diperlukan untuk survai lapangan.

 Ruang lingkup pekerjaan yang akan disurvai.

 Alternative penanganan dari hasil survai pendahuluan (jika sudah ada gambaran
umum).

• Menegaskan pengambilan lokasi foto dokumentasi : dimana, kapan, berapa kali yang
harus dilaksanakan oleh kontraktor.

E.2.8. Evaluasi Rencana

Konsultan pengawas melakukan evaluasi atas rencana proyek yang akan dilaksanakan serta
menyarankan perubahan / penyempurnaan / penyesuaian rencana yang perlu dilakukan (bila
ada) guna menjamin tercapainya maksud dan tujuan proyek dengan sebaik-baiknya.

E.2.9. Verifikasi Hasil Pekerjaan Kontraktor

Konsultan pengawas berwenang dan pada saatnya berkewajiban menyatakan bahwa hasil
pekerjaan kontraktor telah memenuhi segala persyaratan untuk disetujui atau disyahkan oleh
Pemberi Tugas.

E.2.10. Kontrol Sistematik Terhadap Kegiatan Lapangan

Dalam konteks lebih luas, pekerjaan konsultan supervisi mengemban juga fungsi control
manajemen proyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu diperiksa dahulu
persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan setengah-setengah atau dengan cara
perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang tidak memuaskan. Untuk
menanggulangi masalah ini, diperlukan suatu kontrol yang sistimatik. Pengawas lapangan
perlu menerapkan sistim kontrol yang baik dilapangan.

Kontrol yang sistimatik terhadap kegiatan dilapangan memiliki tiga tujuan yaitu :

20
Cv. Karya Endah Lestari

• Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang kegiatan
pokok. Bilamana terdapat kekurangan yang terjadi, maka harus dikembangkan sasaran
jangka pendek dan program kerja untuk mengatasinya.

• Memastikan bahwa pekerjaan pengawasan berjalan secara benar sehingga peringatan


secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan.

• Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek tidak dilampaui bila
tidak terjadi perubahan kontrak.

Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan

dilapangan yaitu :

• Pencapaian target kemajuan fisik.

• Pencapaian target keuangan.

• Pengadaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan.

• Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektivitas dan efisiensi kerja
lapangan.

• Pemantapan kerja sama antar pekerja proyek dari seluruh bagian / divisi.

• Hubungan dengan pihak pemilik.

Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau
menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan. Dengan mengetahui keadaan dan situasi
masalah dengan benar, maka langkah-langkah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih
cepat dan efektif.

E.2.11. Kunjungan Lapangan / Site Visit

Frekwensi kunjungan ke lapangan tergantung dari pentingnya keadaan lapangan, sifatnya dapat
secara harian, mingguan. Frekwensi kunjungan juga dapat bergantung pada tahapan / program
kerja dari Pemimpin Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran yang mengelolanya beserta para
teamnya.

21
Cv. Karya Endah Lestari

E.2.12. Pengontrolan Proyek

Merencana dan membangun adalah suatu aktivitas yang dinamis, dan yang dipengaruhi oleh
bermacam-macam faktor. Karena itu network / s-curve chart yang telah disetujui sebagai
pegangan untuk pelaksanaan harus secara periodik dicheck kembali. Bila perlu dapat diadakan
perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek seperti yang dikehendaki.

Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang waktu yaitu :

 1 - 2 minggu untuk aktivitas-aktivitas yang kritis atau yang mendekati kritis.

 2 - 4 minggu untuk aktivitas-aktivitas yang tidak kritis.

E.2.13. Sistim Informasi Manajemen Proyek

Sistim informasi manajemen proyek pada hakekatnya adalah suatu sistim untuk mendukung
pihak Pimpinan Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran dalam memantau dan mengendalikan
proyek. Tujuan sistim ini untuk digunakan pihak Pemilik dalam mendapatkan informasi proyek
secara berkala, cepat dan akurat. Sistim ini dibuat dan dikembangkan berdasarkan studi dan
evaluasi situasi dan kondisi yang dihadapi dilapangan serta mengintegrasikan keinginan-
keinginan dari pihak Pimpinan Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran yang mewakili pihak
Pemilik Proyek tentang apa-apa yang mau dimonitor dan dikendalikan.

Di project-site setiap saat hasil pekerjaan fisik berkembang bertambah banyak dan supaya
perkembangannya terjadi menurut rencana, dimana rencana tersebut dijabarkan dalam besaran
uang dan besaran waktu. Khusus untuk mengontrol mutu pekerjaan, peranan sistim informasi
manajemen proyek hanya sebagai penerus informasi saja. Pengontrolan mutu pekerjaan
dilakukan oleh petugas khusus dan harus dilaksanakan dilapangan, tidak dapat dilaksanakan di
kantor.

Tolok ukur pengukuran mutu pekerjaan adalah dokumen tender (Spesifikasi Pekerjaan).
Perkembangan pekerjaan yang terjadi selalu diikuti oleh perkembangan datanya atau dimonitor
dimana perkembangan suatu proyek selalu diikuti oleh perkembangan data proyeknya. Volume
data kian hari kian membengkak sesuai dengan perkembangan pekerjaan secara fisik. Data
proyek sesungguhnya belum dapat memberikan informasi kepada Pemberi Tugas, kerena
masih belum diolah, jadi masih mentah. Data proyek yang telah dikumpulkan secara periodik
kemudian diolah / diproses untuk dijadikan informasi proyek (laporan

22
Cv. Karya Endah Lestari

proyek). Artinya dari laporan proyek dapat diketahui pekembangan pekerjaan yang nyata
terjadi (prestasi aktual). Dari laporan proyek ini Pimpinan Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran
baru dapat mengevaluasi tentang perkembangan proyeknya, pertumbuhan dari tiap- tiap
pekerjaan dilapangan dengan diperbandingkan terhadap rencana.

Pimpinan Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran mengendalikan proyeknya / pekerjaan dengan


keputusan-keputusan yang dibuat dan diimplementasikan ke project site. Hasil dari
implementasinya menciptakan data proyek baru dan dengan demikian siklus project
management control system berulang kembali. Siklus ini baru berhenti apabila proyek telah
selesai.

E.2.14. Fungsi Konsultan Supervisi

Fungsi konsultan supervisi pada dasarnya dibagi dalam 2 fungsi, yaitu : Fungsi

Administratif dan Fungsi Pengawasan.

1. Fungsi administratif

• Membantu Kuasa Pengguna Anggaran Phisik dalam memahami dan melaksanakan


ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam dokumen kontrak, terutama
sehubungan dengan penentuan kewajiban dan tugas kontraktor.

• Mengadakan komunikasi dan surat-menyurat, membuat memorandum atas pekerjaan


konstruksi.

• Membuat dokumentasi hasil-hasil test pelaksanaan pekerjaan berupa, foto-foto yang


dibuat sebelum proyek berlangsung (mulai), sedang berjalan dan proyek selesai, serta
kejadian dilapangan lainnya.

• Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan “Contract Change Order” dan


“Addendum” sehingga perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan dapat dibuat
secara optimal dengan mempertimbangkan semua aspek yang ada.

• Menyiapkan dan menyampaikan laporan pekerjaan secara berkala.

2. Fungsi pengawasan (supervisi)

• Membantu Pemimpin Proyek Phisik dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya


dalam mengendalikan pelaksanaan pekerjaan.

23
Cv. Karya Endah Lestari

• Melaksanakan pengumpulan data lapangan untuk mendukung review design (bila


ada).

• Melaksanakan pengecekan pengukuran dan perhitungan volume pekerjaan sebagai


dasar pembayaran.

• Meninjau pengadaan personil dan peralatan kontraktor.

• Memantau dan mengecheck pengendalian mutu dan volume pekerjaan untuk


sertifikasi “Monthly Certificate (MC)”.

• Melakukan pengecheckan dan persetujuan gambar terlaksana (as built drawing).

• Membantu Pemimpin Proyek Phisik dalam menyiapkan pelaksanaan “Provisional


Hand Over (PHO)”.

E.2.15. Tanggung-Jawab Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas bertanggung jawab penuh kepada Pemimpin Proyek / Kuasa Pengguna
Anggaran bahwa hasil pelaksanaan pembangunan proyek yang dilaksanakan oleh kontraktor
adalah benar-benar sesuai ketentuan dalam kontrak pemborongan. Konsultan harus
memberikan jaminan segala ijin kerja, persetujuan dari setiap jenis / langkah pelaksanaan dan
persyaratan konstruksi yang telah dikeluarkan.

Untuk memperjelas uraian tersebut diatas, berikut ini dilengkapi Bagan Alir Aktivitas
Pengawasan Pekerjaan dari pekerjaan dimulai sampai pekerjaan selesai.

E.2.16. Pengendalian Mutu

Selama periode konstruksi, konsultan akan senantiasa memberikan pengawasan, arahan,


bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada kontraktor guna menjamin bahwa semua
pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian mutu yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain sebagai berikut dibawah ini namun
tidak terbatas pada :

• Peralatan laboratorium

• Penyimpanan bahan / material

• Cara pengangkutan material / campuran ke lokasi kerja.

24
Cv. Karya Endah Lestari

• Pengujian material yang akan digunakan.

• Penyiapan job mix formula campuran

• Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan

• Tes lapangan

• Administrasi dan formulir-formulir

Pengendalian kualitas tersebut diatas seperti diuraikan berikut ini :

E.2.16.1. Peralatan laboratorium dan personil

• Peralatan laboratorium yang perlu dipergunakan, seperti disebutkan pada buku


spesifikasi, dan dimungkinkan dapat menggunakan laboratorium / fasilitas pengujian
yang berbadan hukum resmi atas persetujuan Pemberi Tugas.
• Personil / tenaga yang terkait untuk maksud pengujian harus cukup berpengalaman dan
mengenal dengan baik tentang testing laboratorium maupun lapangan.

E.2.16.2. Penyimpanan bahan / material

• Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk menjamin
perlindungan kualitas.

• Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang mudah dapat
diperiksa oleh konsultan.

• Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbuh-tumbuhan dan puing, harus mempunyai
drainase yang lancar.

• Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak boleh digunakan dalam
pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telah dipersiapkan dan diberi lapisan atas
dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.

• Bahan-bahan (crushed stone, dlsb.) harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa
untuk mencegah segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol
kadar air. Tinggi maksimum tumpukan 5 m.

• Penumpukan berbagai ragam agregat untuk hotmix, beton, harus dipisahkan dengan
papan pembatas guna mencegah pencampuran bahan-bahan.

25
Cv. Karya Endah Lestari

• Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah kejenuhan agregat yang
akan mengakibatkan penurunan kualitas.

E.2.16.3. Cara pengangkutan material / campuran

• Konsultan dapat mengenakan pembatasan bobot pengangkutan untuk perlindungan


terhadap setiap jalan atau struktur yang ada disekitar proyek.

• Pengangkutan hotmix perlu ditutup dengan bahan tebal guna mempertahankan suhu
campuran.

• Bilamana terjadi gangguan diantara operasi berbagai pekerjaan, konsultan akan


mempunyai wewenang untuk memerintahkan kontraktor dan untuk menentukan urutan
pekerjaan yang diperlukan guna mempercepat penyelesaian seluruh proyek.

E.2.16.4. Pengujian material yang akan digunakan

• Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspeksikan oleh konsultan. Staf
anggota team konsultan setiap saat akan membuat rencana untuk menginspeksi material
yang akan digunakan berdasarkan atas jadwal kerja kontraktor.

• Walaupun bahan-bahan yang disimpan telah disetujui sebelum penyimpanan, namun


dapat diperiksa ulang dan ditest kembali oleh konsultan.

• Material yang akan digunakan harus ditest di laboratorium untuk mendapat


persertujuan dari konsultan, jenis dan jumlah test seperti yang disebutkan dalam
spesifikasi.

E.2.16.5. Pengujian routin laboratorium

Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-bahan atau campuran-
campuran perlu dilakukan pengujian routin harian atau selama pekerjaan berlangsung guna
menjamin kualitas sesuai dengan persyaratan. Jenis dan frekuensi / jumlah test routin ini seperti
yang disebutkan dalam spesifikasi.

E.2.17. Pengendalian Kuantitas (Volume)

Pengawasan kuantitas (Quantity Control), akan mengecek bahan-bahan / campuran (atau


setiap item pekerjaan) yang ditempatkan atau yang dilaksanakan oleh kontraktor.

26
Cv. Karya Endah Lestari

Konsultan akan memproses bahan-bahan / campuran berdasarkan atas :

• Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.

• Metoda perhitungan.

• Lokasi kerja.

• Jenis pekerjaan.

• Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kwalitas maupun elevasi dan persyaratan
lainnya, maka pengukuran kwantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti /
akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga kwantitas dalam kontrak adalah benar diukur
dan di-sertifikasi oleh konsultan dan mendapat persetujuan Pemberi Tugas.

Beberapa pengukuran pekerjaan tersebut antara lain :

1. Pengukuran meter persegi (m2)

Pengukuran dilapangan dapat dilakukan dengan meteran, yaitu panjang dan lebar, setelah
ketebalan memenuhi persyaratan tebal minimal atau toleransi yang dibenarkan dalam
spesifikasi.

2. Pengukuran meter panjang (m’)

Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran, yaitu panjang, setelah penampang
suatu konstruksi telah sesuai dengan gambar yaitu dimensinya.

3. Pengukuran meter kubik (m3)

Pengkuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran untuk panjang dan lebar. Sedangkan
untuk ketebalan dapat diukur dengan Core Drill atau alat ukur, sehingga panjang, lebar, dan
tebal menghasilkan volume yang akurat.

1. Pengukuran berat (ton)

Untuk pengukuran ton dapat dilakukan dengan dua cara :

• Penimbangan dengan timbangan atau truck scale (misal hotmix di AMP).

27
Cv. Karya Endah Lestari

• Pengukuran meter kubik dikalikan berat jenis bahan tersebut (berat jenis dapat diketahui
dari laboratorium).

Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut (Quantity Sheet) telah dipunyai konsultan.
Form-form ini dibuat secara computerized, sehingga perhitungan-perhitungan volume
pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat.

Gambar E.4 Diagram Pengendalian Volume

28
Cv. Karya Endah Lestari

E.2.18. Pengendalian Waktu

Didalam proyek padat alat, alat berat, tenaga kerja dan jumlah jam kerja per hari adalah sangat
erat sekali hubungannya dengan waktu pelaksanaan penyelesaian pekerjaan. Dibawah ini
adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi
perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu, tenaga dan biaya.

1. Schedule kontraktor

Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan yang dibuat
kontraktor. Apakah rencana kerja progres pekerjaan yang ditargetkan sudah layak dan

realistis. Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil bila dibandingkan pada
musim kemarau untuk pekerjaan pengaspalan misalnya, untuk kondisi kerja yang sama.

Kemudian juga construction method, urutan kerja kontraktor apakah sudah sistematis,
konsepsional dan benar. Selanjutnya berdasarkan schedule kontraktor yang sudah disetujui,
konsultan pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut.

Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan kedalam target harian, sehingga setiap hari apakah
terget volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target volume tersebut tidak tercapai maka
selisih volume harus diprogramkan / dikejar untuk schedule hari berikutnya.

Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan sebagaimana
mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan proyek bisa diselesaikan “on
schedule”.

2. Tenaga kerja

Demikian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan cukup atau sejumlah
tenaga kerja, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja sesuai dengan jadwal
/ waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan tidak bisa diselesaikan, maka
tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau kerja lembur / overtime.

Dengan tenaga kerja yang cukup dan jam kerja yang cukup / effektip maka diharapkan
pelaksanaan pekerjaan bisa tepat waktu sesuai yang ditargetkan.

29
Cv. Karya Endah Lestari

3. Jumlah jam kerja

Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per hari. Jumlah jam kerja
yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil daripada bila per hari jam kerjanya
lebih banyak. Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian
hingga volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan.

Kalau suatu pekerjaan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja
malam / overtime. Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai
secara optimal maka konsultan akan memahami secara sungguh-sungguh “Network Planning”
yang umumnya telah dibuat oleh kontraktor dengan metode lintas kritis (“Critical Path Method
/ CPM”).

Mengingat sangat pentingnya “Network Planning” ini dalam suatu pekerjaan pengawasan,
maka konsultan akan menganalisa secara rutin “Network Planning”dari kontraktor dan akan
membantu kontraktor dalam mereview dan menyusun kembali “Netwok Planning” tersebut
bila memang diperlukan.

Pengendalian schedule pelaksanaan lainnya dapat menggunakan “Barchart / Scurve”

yang biasa dan juga dapat digunakan “Vector Diagram” yang baik / cocok untuk pekerjaan
jalan karena dapat mengetahui / menunjukkan lokasi dan waktu. Schedule ini, pada arah
“basis” menunjukkan lokasi atau STA, sedangkan arah “ordinat” menggambarkan waktu.

E.2.19. Pengendalian Biaya

Didalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum :

• Biaya proyek

• Estimated Quantity / Volume Pekerjaan

• Harga satuan pekerjaan

Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan

antara lain sebagai berikut :

• Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan akurat dan benar-benar sehingga
kwantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana atau yang terpasang. Dengan

30
Cv. Karya Endah Lestari

demikian volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang
dikeluarkan sudah sesuai dengan yang dianggarkan.

• Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi pengukuran /
kwantitas dan kwalitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-benar untuk
pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.

• Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontrak dan harga
satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga biaya proyek
dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.

E.2.20. Administrasi Proyek

Sebelum kontraktor memulai aktivitas konstruksi, kontraktor akan membuat suatu permohonan
secara tertulis kepada konsultan untuk prosedur konstruksi dan persetujuan pekerjaan dalam
tahap yang logis.

Untuk maksud tersebut, konsultan akan :

• Menginspeksi dan menyetujui bahan-bahan yang akan digunakan

• Menginspeksi dan menyetujui pelaksanaan pekerjaan fisik.

• Menginspeksi dan menyetujui metoda dan ketelitian pekerjaan konstruksi.

• Melaksanakan test-test lapangan.

• Melaksanakan test laboratorium terhadap sampel yang diambil dari lokasi kerja.

• Melaksanakan test-test yang lain sesuai dengan spesifikasi.

Bagian tersebut diatas adalah merupakan sebagian dari administrasi / prosedur proyek yang
perlu dilengkapi / didukung dengan suatu kelengkapan administrasi proyek, antara lain dalam
bentuk Formulir / Form misalnya.

31
Cv. Karya Endah Lestari

Gambar E.5. Diagram Alir Administrasi Proyek

32
Cv. Karya Endah Lestari

E.2.21. Sertifikasi Dan Pembayaran

Kontraktor harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari pekerjaan yang dilaksanakan kepada
konsultan supervisi pada setiap akhir bulan yang berjalan atau sesuai aturan pembayaran, yang
selanjutnya disebut sebagai “termijn / sertifikat bulanan (MC)”.

Format termijn / sertifikat bulanan harus sesuai dengan standar atau diusulkan oleh Konsultan
supervisi dan disetujui oleh Pemberi Tugas. Konsultan Pengawas akan memeriksa kemajuan
pekerjaan yang diajukan pada sertifikat bulanan dan apabila telah dianggap sesuai dengan
sebenarnya yang telah terjadi di lapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk menanda-tangani
bersama oleh wakil kontraktor, konsultan, dan Pemimpin Proyek. MC harus didukung /
dilengkapi dengan back-up data yang terdiri dari Back-up Quantity Sheet dan Back-up Quality
Control.

Prosedur sertifikasi pembayaran diperlihatkan seperti pada Gambar dibawah ini :

Gambar E.6 Diagram Alir Sertifikasi Termijn

E.2.22. Pemeriksaan Pembayaran Akhir

Tim Pengawas Teknis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu.
Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan masih dapat dikoreksi
pada pembayaran berikutnya / akhir.

33
Cv. Karya Endah Lestari

E.2.23. Prosedur Perubahan (Contract Change Order)

Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Direksi Pekerjaan atau Kontraktor dan harus
disetujui dengan suatu Perintah Perubahan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Jika
dasar pembayaran yang ditetapkan dalam suatu Perintah Perubahan tersebut menyajikan suatu
perubahan dalam struktur Harga Satuan Jenis Pembayaran atau suatu perubahan yang
diperkirakan dalam Jumlah Kontrak cukup besar, maka Perintah Perubahan harus dirundingkan
dan dirumuskan dalam suatu Addendum.

E.2.24. Sertifikasi Penyelesaian Akhir

Bila kontraktor menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua kewajiban dalam perioda
jaminan, maka kontraktor harus membuat permohonan untuk serah terima pertama, umumnya
pada tingkat penyelesaian fisik mencapai 97 % (Provisional Hand Over / PHO).

Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah Terima,
dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka konsultan
membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.

E.2.25. Pernyataan Perhitungan Akhir

Kontraktor harus membuat permohonan untuk pembayaran perhitungan akhir, bersamasama


dengan semua rincian pendukung sebagaimana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.

Setelah peninjauan kembali oleh Direksi Pekerjaan dan jika diperlukan, amandemen oleh
kontraktor, Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan Akhir yang
disetujui untuk pembayaran oleh Pemberi Tugas.

E.2.26. Addendum Penutup

Berdasarkan pada rincian pernyataan Direksi Pekerjaan mengenai Perhitungan Akhir.

Setelah memperoleh tanda-tangan kontraktor, Direksi Pekerjaan akan menyampaikan


addendum penutupan tersebut kepada Pemberi Pekerjaan untuk ditanda-tangani bersama- sama
dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui.

E.2.27. Dokumen Catatan Proyek

Kontraktor harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang semua perubahan dalam
Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Proyek selama pelaksanaan pekerjaan.

34
Cv. Karya Endah Lestari

E.2.28. Serah Terima Pekerjaan

Konsultan, memberikan pengarahan, petunjuk dan saran untuk membantu Kuasa Pengguna
Anggaran menyusun rencana serah terima pekerjaan (Provisional Hand Over = PHO) dari
kontraktor kepada Pemimpin Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran.

Bila Kontraktor menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua kewajiban dalam perioda
/ masa jaminan, maka kontraktor harus membuat permohonan untuk serah terima pertama.
Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah Terima,
dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka konsultan
membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir atau Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan.

E.2.29. Manajemen Lalu-Lintas Dan Keselamatan Kerja

Pekerjaan ini yang dengan volume lalu lintas yang padat memerlukan pengaturan lalu lintas
dan metoda pelaksanaan yang lebih khusus dan teliti, baik pada saat pelaksanaan pekerjaan
survey maupun pelaksanaan pekerjaan konstruksinya agar arus lalu lintas yang ada tetap terjaga
kelancarannya dan pemakai jalanpun merasa aman melewatinya sesuai dengan tujuan dari
pembangunan jalan / jembatan itu sendiri.

Manfaat yang didapatkan pada pemeliharaan lalu-lintas yang baik selama pelaksanaan
memberikan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas yang lebih baik pula. Situasi semacam
itu sangat membantu untuk menghilangkan persoalan-persoalan yang diakibatkan oleh
kacaunya lalu lintas yang pada gilirannya akan menghambat pelaksanaan pembangunan proyek
itu sendiri.

Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil galian haruslah dengan
penanganan yang baik, misalnya dimana Dump Truck harus masuk dan keluar dari lokasi
proyek. Tidak kalah pentingnya dari penanganan tersebut di atas adalah cara pemuatan dan
transportasi pembuangan tanah hasil galian haruslah memperhatikan wawasan lingkungan.

Tanah yang dimuat diatas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer diatas
permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan menyebabkan
kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya menghambat arus lalu lintas yang ada. Didalam
pelaksanaan “Traffic Management” untuk proyek ini kriteria penanganan dibagi menjadi 2
bagian :

35
Cv. Karya Endah Lestari

1. Pelayanan Umum

Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai berikut :

a. Efektifitas sistim informasi

Sistim informasi bersifat pemberitahuan kepada calon pemakai jalan selama pelaksanaan yang
tujuannya memberikan informasi bahwa akan ada proyek pembangunan.

Sistim ini dapat diwujudkan dalam 2 media, yaitu :

• Melalui media cetak yang bersifat pengumuman

• Pembagian “pamflet”

36
Cv. Karya Endah Lestari

b. Mengurangi kemacetan

Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu-lintas, dapat dilakukan dengan perambuan sementara
selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.

2. Keselamatan kerja

Indikasi diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Disiplin Kerja

• Pengendalian pelaksanaan dilapangan secara ketat dan terus menerus dimonitor dengan
perlengkapan komunikasi untuk dapat saling berhubungan setiap saat dengan cepat.

• Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian proyek sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.

• Pengendalian waktu ini disesuaikan dengan tuntunan lapangan yang mencakup seluruh
aspek terkait.

b. Peniadaan kecelakaan fatal

• Perambuan sesuai dengan standar perambuan.

• Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai penciptaan kerapian kerja
sepanjang daerah proyek yang diperkirakan perlu (kiri dan kanan) dan diberi lampu-
lampu agar mudah terlihat pada malam hari.

Kecelakaan lalu-lintas adalah aspek negatif dari meningkatnya mobilitas transportasi.


Keseimbangan antara mentalitas pengemudi, kemajuan teknologi kendaraan dan penyediaan
prasarana lalu lintas merupakan unsur-unsur yang menentukan mobilitas transportasi yang
semakin dinamis, cepat dan semakin nyaman sesuai dengan tuntutan keadaan.

Ketidak-seimbangan dari salah satu unsur tersebut diatas dalam beradaptasi akan menyebabkan
kesenjangan yang cenderung kepada terjadinya kecelakaan.

Bekerja pada sebuah proyek jalan / jembatan pada tahapan pelaksanaan menanggung resiko
tinggi pada terjadinya kecelakaan yang setiap saat bisa terjadi. Untuk itulah maka diperlukan

37
Cv. Karya Endah Lestari

persyaratan keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang berbeda pada ruas jalan yang
sedang beroperasi.

Dalam pelaksanaan proyek, beberapa faktor keselamatan kerja yang terkait, antara lain :

• Faktor perambuan darurat.

• Sistim transportasi pada lokasi proyek.

• Atribut pada tenaga kerja.

• Astek. dan lain-lain.

E.2.30. Pengetahuan Tentang Pekerjaan Fisik Proyek

E.2.30.1. Pematokan dan pengukuran

Suatu pembangunan membutuhkan pelaksanaan seluruh elemennya pada posisi yang benar.

Untuk memindahkan suatu Gambar Rencana dari atas kertas ke suatu bangunan di lapangan,
maka dibutuhkan :

➢ Disana harus ada sejumlah titik kontrol pengukuran yang harus dikaitkan pada suatu
sistem koordinat yang tetap.

➢ Perencanaan konstruksi harus dikaitkan pada sistem koordinat yang sama.

Apabila terdapat ketidak jelasan informasi pada gambar rencana yang menimbulkan keraguan
interpretasi, maka pengawas lapangan harus menghubungi perencananya untuk mendapatkan
kejelasan. Kontraktor bertanggung jawab dalam penentuan dan pematokan secara keseluruhan,
sedang pengawas lapangan harus memastikan bahwa kontraktor mendapatkan informasi yang
tepat serta menyiapkan titik-titik kontrol yang dipasang.

a. Pengukuran horizontal

Pengukuran horizontal didasarkan baik pada sistem kontrol garis ataupun sistem koordinat,
namun bila dibutuhkan dapat merupakan kombinasi dari kedua sistem diatas.

b. Pengukuran vertikal

Ketinggian permukaan tanah dapat diukur dari titik Bench Mark. Geometri vertikal garis
kontrol biasanya telah ditentukan. Data ini merinci rangkaian titik tangen vertikal, ketinggian
dan kemiringan permukaan akhir.

38
Cv. Karya Endah Lestari

c. Titik kontrol survai

Suatu jaringan titik kontrol survei ditentukan untuk mencakup seluruh daerah proyek, dan
ditempatkan pada posisi yang tepat didalam pekerjaan konstruksi. Jarak antara titik-titik kontrol
dianjurkan kira-kira 50 meter. Titik-titik kontrol survei sebaiknya berada dekat dengan lokasi
pekerjaan tetapi bebas dari area kegiatan, dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan
adanya pergeseran posisi akibat aktivitas pekerjaan termasuk pengoperasian dari peralatan.
Untuk itu letak titik-titik kontrol tersebut harus selalu dicek secara teratur. Perubahan letak titik
kontrol juga dapat terjadi pada dasar tanah, pada timbunan pelapisan tanah yang mudah
mampat atau proses dalam tanah itu sendiri, seperti proses yang terjadi akibat besarnya variasi
kadar kelembaban.

d. Penentuan elemen-elemen struktur

Letak dari elemen-elemen utama struktur ditentukan berdasarkan pada system referensi yang
digunakan. Titik offset referensi harus ditetapkan untuk tiap elemen utama. Letak dan jarak
offset tiap-tiap titik referensi harus hati-hati diputuskan dan dikenali dilapangan dan untuk
menyiapkan tahap penentuan kembali yang mudah bagi letak elemen utama selama
pelaksanaan pekerjaan sehingga titik-titik ini tidak terganggu.

Letak elemen-elemen kecil lain seperti kerb, parapet, galian drainase ditentukan berdasarkan
pada letak elemen-elemen dengan mempertimbangkan pengukuran. Penempatan dan
pematokan letak elemen-elemen yang telah ditentukan harus diperiksa. Pemeriksaan ini harus
dilakukan secara terpisah dan dilakukan oleh Staf Engineer dengan menggunakan peralatan
lain yang berbeda dengan peralatan yang digunakan pada saat penempatan dan pematokan
awal. Bagi kontraktor yang melaksanakan pemeriksaan ulang atas hasil pekerjaannya sendiri,
dianjurkan untuk menggunakan methoda lain yang berbeda dengan methoda yang telah
digunakan pada saat awal penempatan dan pematokan.

Untuk menghindari kesalahan dari ketidak tepatan identifikasi patok, ketidaktepatan


panandaan atau kesalahan dalam melaksanakan survei, maka pengukuran jarak dan beda tinggi
dilakukan dengan memeriksa hasil pekerjaan dari titik awal suatu sisi sampai pada titik akhir
pada sisi yang lain, kemudian diikatkan pada titik kontrol hasil survei pertama. Pemeriksaan
ini tidak diperkenankan dilakukan hanya dengan mengukur dari satu titik akhir saja atau dua
titik akhir pada sisi yang terpisah.

39
Cv. Karya Endah Lestari

E.2.30.2. Material / Bahan-beton

a. Semen

Konsultan Supervisi harus memastikan bahwa kontraktor memenuhi persyaratan syarat-syarat


teknik yang berhubungan dengan pemakaian, penyimpanan dan umur semen.

b. Agregat

Pemilihan agregat yang sesuai sangat penting pada produksi beton yang baik. Agregat beton
harus terdiri dari partikel-partikel yang bersih, keras dan tahan serta cukup kuat untuk menahan
beban yang diterima oleh beton. Pada umumnya, agregat tersebut terdiri dari pasir atau kerikil
alam, atau batu pecah.

• Agregat beton harus :


 Cukup kuat dan keras untuk dapat menghasilkan beton dengan kekuatan tekan yang
memenuhi syarat, dan tahan terhadap abrasi.

 Bersih atau bebas dari kotoran seperti zat-zat organik, karena dapat menghambat
pembekuan dan pengerasan beton. Tidak mengandung lanau dan lempung karena dapat
memperlemah beton. Partikel-partikel yang lemah dan lunak dapat mengurangi
kekuatan beton dan dapat hancur bila terbuka terhadap cuaca. Lempung atau bahan
lemah lainnya yang menutupi

 permukaan agregat dapat mengurangi ikatan antara agregat dan pasta semen.

• Gradasi :

 Agregat yang bergradasi baik akan menghasilkan beton yang mudah dikerjakan agregat
yang tidak memenuhi gradasi yang disyaratkan cenderung untuk terjadi pemisahan
(segregation) dan airnya akan merembes keluar (bleeding).

 Pada umumnya pasir yang bergradasi kasar paling dikehendaki. Disisi lain, semua pasir
harus mengandung kuantitas partikel halus yang cukup untuk membantu mendapatkan
kemampuan pengerjaan yang baik. Suatu gradasi pasir dimana satu atau dua ukuran
partikel sangat dominan harus dihindarkan. Pasir demikian mempunyai kadar udara
yang besar, oleh karena itu memerlukan pasta semen dalam jumlah besar untuk dapat
menghasilkan campuran yang dapat dikerjakan dengan baik.

40
Cv. Karya Endah Lestari

• Bentuk partikel dan tekstur permukaan :

Bentuk partikel dan permukaan dari agregat akan mempengaruhi kemampuan pengerjaan
pada beton. Partikel sepihan (flakey) bersudut tidak hanya menyulitkan dalam pengerjaan
tetapi juga menyebabkan pemisah, maka harus dihindari. Kekuatan maksimum, dengan
sedikit kesulitan dalam pengerjaan, akan dihasilkan oleh agregat pecah (crushed) dengan
pelekatan antara muka batuan yang tidak rata.

• Ukuran maksimum :

Penghematan yang paling besar didapatkan bila ukuran agregat maksimum terbesar
digunakan. Faktor-faktor yang membatasi gradasi adalah kemampuan peralatan pengaduk,
pengangkat dan pengecoran untuk dapat menangani ukuranukuran lebih besar, dan jarak
bebas (spacing) antara acuan dan tulangan. Ukuran agregat maksimum tidak boleh
melebihi dua pertiga jarak bebas antara tulangan atau tiga perempat selimut beton hingga
penulangan. Dalam syarat-syarat teknik, penggunaan beton pada berbagai bagian
pekerjaan diberi batasan yang menggambarkan batas-batas tersebut diatas.

c. Air

• Air yang dipakai untuk beton tidak boleh mengandung garam, larutan zat organik, atau
bahan lain yang akan mengganggu hidrasi semen.

• Air yang dapat diminum biasanya memuaskan. Jika ada keraguan, suatu batch
percobaan beton harus dibuat dan diuji untuk membandingkan tingkat pengerasan dan
kekuatan ultimatenya dengan beton serupa yang dibuat dengan air murni / segar.

• Air laut tidak boleh digunakan pada beton bertulang, karena menyebabkan korosi pada
penulangan.

d. Udara

Kehadiran rongga didalam beton sangat mengurangi kekuatannya. Jumlah sekecil 5 persen
dapat mengurangi kekuatan dengan 30 persen, dan 2 persen dapat mengurangi kekuatan 10
persen. Rongga pada beton adalah :

• Gelembung udara yang tertahan, atau

41
Cv. Karya Endah Lestari

• Ruangan yang tertinggal setelah air berlebihan dihilangkan, hal ini tergantung pada ratio
semen air (water cement ratio) dari campuran

Telah biasa dilaksanakan untuk entrain udara hingga 8 persen dalam beton dengan
menggunakan campuran tambahan yang sesuai. Gelembung udara tersebut jauh lebih kecil
(0,05 mm) dari pada gelembung yang secara tidak sengaja masuk atau tertahan, dan terpisah-
pisah sehingga tidak berbentuk saluran untuk lewatnya air dan permeabilitas beton tidak
bertambah.

E.2.31. Quality Assurance

Jaminan mutu memerlukan perubahan struktural terhadap metode supervisi. Juga diperlukan
supervisi yang permanen (tentunya untuk pekerjaan yang lebih besar), standarisasi test dan
pengetesan (termasuk kekerapan pengetesan) serta kriteria untuk penaksiran (termasuk
toleransi yang diijinkan). Diperlukan pula guideline yang spesifik untuk supervisor dan client
atau pihak ketiga (seperti konsultan atau team audit teknis).

Tetapi untuk mengikat kontraktor dengan semua jaminan ini, perlu dimasukkan kedalam tender
dan dokumen kontrak, spesifikasi teknis, surat pernyataan, kwantitas dan gambar.

Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil ialah kecermatan rancangan.
Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang tersedia dan / atau berdasarkan survey yang
tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak masalah mutu dibandingkan dengan
rancangan yang secara akurat mewakili kebutuhan-kebutuhan dilapangan. Karena sebagian
besar kontrak berdasarkan kwantitas, maka fokus pengawasan juga berdasarkan kwantitas. Hal
ini dikuatkan pula dengan banyaknya perbaikan yang diperlukan sebagai akibat tidak akuratnya
rancangan. Perbaikan ini juga memakan banyak waktu dan usaha kontraktor dan supervisor
sehingga mereka hamper tak mempunyai waktu untuk pemeriksaan mutu. Pada format kontrak
saat ini, supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan kontraktor mengikuti standard. Ini
berarti bahwa semua pengetesan harus dibayarkan oleh Pemberi Tugas, dengan kata lain :
cadangan anggaran untuk pengetesan merupakan persyaratan untuk lebih memperkuat mutu.
Persyaratan testing dan kekerapannya pada dasarnya berarti pergeseran tanggung jawab yaitu
: kontraktor harus membuktikan bahwa pekerjaan itu dilakukan menurut spesifikasinya,
bukannya supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan ada dibawah standard.

42
Cv. Karya Endah Lestari

Memulai dan membentuk perubahan tanggung jawab ini bukanlah praktek yang mudah dan
cepat. Pola kerja dan prosedur yang sudah terbentuk harus dibuang, praktek dan prosedur baru
harus diambil tetapi input-input seperti peng-auditan tehnis, evaluasi yang dilakukan kontraktor
dan lain-lain cenderung mempunyai dampak pada pendekatan masalah ini.

Konsultan akan mendukung dan coba memulai perubahan-perubahan tersebut melalui saran-
saran yang sehubungan dengan perhitungan tehnis, saran yang berhubungan dengan evaluasi
yang dilakukan kontraktor, saran pengawasan konstruksi serta pelatihan. Satu cara yang
mungkin dilakukan ialah mulai ber-experimen dengan beberapa proyek yang dijalankan
dengan cara yang berbeda dan yang diatur dengan jenis kontrak yang berbeda pula.

Suatu pendekatan yang berbeda, tetapi saling melengkapi, terhadap jaminan kualitas, yang
difokus secara intern, dilakukan dengan cara ketat memberlakukan prosedur review baik
terhadap rancangan maupun hal-hal berikutnya serta ketaatan terhadap jadual waktu untuk
pembuatan rancangan. Pendekatan ini bisa dilaksanakan dengan pemberitahuan dalam waktu
singkat dan diantisipasi untuk meningkatkan kontrol proses persiapan. Dengan pemberitahuan
singkat, diantisipasi dapat meningkatkan kualitas dibanding pendekatan- pendekatan lain yang
disebutkan diatas, karena membutuhkan waktu lebih lama untuk mempersiapkan dan
melaksanakannya.

E.3. PROGRAM KERJA

Di dalam pelaksanaan pekerjaan layanan konsultansi, perlu adanya suatu program kerja yang
konsepsional, efektif dan efisien sedemikian sehingga setiap aktivitas kerja terprogram dengan
baik dalam rangka mencapai target sukses pekerjaan.vRencana kerja yang akan dilaksanakan
disesuaikan dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja atau Term of References (TOR).

Dalam penyusunan rencana kerja antara lain dan tidak terbatas berdasar :

 Ruang lingkup pekerjaan.

 Volume pekerjaan.

 Batas waktu.

43
Cv. Karya Endah Lestari

 Keahlian personil.

 Jumlah personil.

 Peralatan yang dipakai.

 chedule mobilisasi.

 Arahan Pemberi Tugas.

 Aktivitas pelaksana fisik.

 Aspek-aspek teknis dan non teknis lainnya.

Secara garis besar program kerja tersebut diuraikan seperti berikut ini :

Untuk melaksanakan pekerjaan secara tepat waktu dan hasil dengan mutu yang tinggi akan

dilaksanakan sesuai dengan jadual kerja yang direncanakan. Rencana kerja disusun dan
dilaksanakan berdasarkan urutan pekerjaan yang efektif dan sesuai dengan waktu
pelaksanaannya. Rencana kerja disusun secara sistimatis dengan tujuan agar tercapai sasaran
dan tujuan pekerjaan ini. Untuk mendapatkan efektivitas tinggi atas input konsultan dan untuk
menggunakan sumber daya yang tersedia secara efisien, kita perlu mengikuti suatu
perencanaan dan pelaksanaan system layanan konsultansi yang ketat. Hanya dengan cara ini
baik kualitas maupun kuantitas pekerjaan dapat dikontrol sambil menghindari beban pekerjaan
puncak yang cukup besar. Beban puncak dalam pekerjaan memerlukan mobilisasi staf
tambahan dan pengenalan terhadap proyek dan pada umumnya mengakibatkan berkurangnya
kualitas pekerjaan, hal ini diupayakan dihindari.

Aktivitas pokok pekerjaan pengawasan teknik meliputi tahapan utama sebagai berikut :

1. Persiapan awal, studi data.

2. Koordinasi konsultan dengan Pemimpin Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran.

3. Koordinasi dengan unsur proyek.

4. Koordinasi team konsultan.

5. Koordinasi dengan instansi terkait.

6. Tahap construction supervision, technical assistance, pemeliharaan.

44
Cv. Karya Endah Lestari

Block diagram umum rencana kerja konsultan diperlihatkan pada Gambar E.8.

E.3.1. Rencana Kerja

Sesuai Kerangka Acuan Kerja Besarnya biaya konsultansi yang disediakan dan waktu yang
tersedia, maka konsultanmemperkirakan aktivitas lapangan relative terbatas pada pekerjaan-
pekerjaan awal saja. Kondisi ini konsultan akan menyesuaikan mobilisasi dan kegiatannya,
namun tetap berprinsip kelancaran pekerjaan perlu mendapat perhatian.

E.3.2. Persiapan Awal Dan Studi Data

➢ Persiapan awal

Segera setelah konsultan mengadakan mobilisasi sesuai Manning Schedule dan atau

kebutuhan aktivitas pekerjaan, team konsultan segera mengadakan persiapan awal,

antara lain dan tidak terbatas pada :

 Menata / penyiapan kantor, furniture, perlengkapan kantor, dll.

 Mengadakan rapat koordinasi awal seluruh team konsultan.

 Mengadakan kunjungan / koordinasi awal dengan instansi - instansi dan pihak – pihak
terkait.

 Penyiapan format / form - form standar yang akan digunakan selama periode pekerjaan.

 Pengumpulan data yang tersedia.

 Studi / analisa data yang tersedia.

 Field reconnaisance / site visit.

 Mempelajari kembali design dan scope pekerjaan fisik.

➢ Studi data

Semua data yang akan dijadikan dasar / pegangan pelaksanaan pengawasan konstruksi adalah
berupa gambar-gambar rencana dan spesifikasi-spesifikasi,baik teknis maupun umum yang
akan dikumpulkan / dicari konsultan pengawas untuk dipelajari dan kemudian dilaksanakan.
Data tersebut umumnya dapat diperoleh dari Pengguna Jasa.

E.3.3. Koordinasi Konsultan Dengan Pemimpin Proyek (Wakil Pengguna Jasa)

45
Cv. Karya Endah Lestari

Koordinasi dengan Pemimpin Proyek (Representative Pengguna Jasa) perlu dilakukan secara

routine dan dengan frekwensi yang cukup.

E.3.4. Koordinasi Dengan Unsur Proyek

Selama waktu pelaksanaan, akan diadakan “Monthly Project Meeting” (jika dipandang perlu
dapat dilakukan weekly meeting) antara Konsultan, Kontraktor dan Representative Pengguna
Jasa / Fisik, disini bisa dievaluasi, dimonitor dan dibahas hal-hal antara lain :

 Membahas pekerjaan yang akan dikerjakan, agar tidak terjadi keragu-raguan atau kesalahan
dalam pelaksanaan.

 Management / pengaturan / penempatan alat berat oleh kontraktor.

 Kemajuan pekerjaan.

 Informasi-informasi yang perlu disampaikan kepada kontraktor dan atau sebaliknya.

 Masalah-masalah di lapangan dan pemecahannya.

 Rencana kerja kontraktor untuk bulan berikutnya.

 Dan lain-lain.

Bila terjadi hal-hal khusus misal kelambatan pekerjaan, pekerjaan yang perlu dilaksanakan
dengan “crash-program” dan lain-lain, dalam hal ini perlu diadakan meeting khusus. Project
meeting antara Konsultan dan Kontraktor dilakukan secara periodik (mingguan), untuk kondisi
khusus dapat dilakukan dalam rentang 2 – 3 harian.

E.3.5. Koordinasi Team Konsultan

Dalam melaksanakan tugas, team konsultan selain akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan
job description, juga perlu ada koordinasi antara Team Leader dengan stafnya, seperti antara
lain dan tidak terbatas pada :

a. Rapat bulanan antara Team Leader dan staff, membahas :

• Laporan bulanan.

• Aktivitas yang sudah dan akan dilaksanakan.

• Masalah lapangan dan pemecahannya.

46
Cv. Karya Endah Lestari

• Penjelasan dan diskusi teknis untuk menunjang kelancaran pekerjaan.

b. Professional Staff (Tenaga Inti) Konsultan akan melakukan kunjungan secara berkala
kelapangan pada waktu pekerjaan berjalan untuk meyakinkan bahwa pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan kontrak. Porsi kunjungan lapangan direncanakan ±80 % setiap
bulan, sisanya ±20% setiap bulan untuk mengadakan evaluasi, analisis, koordinasi dikantor
proyek. Namun personil konsultan akan selalu tetap berada di lapangan setiap hari dengan mengatur
penempatan / schedule.

c. Sub Professional Staff (Tenaga Teknisi) akan melaksanakan inspeksi harian untuk
meyakinkan bahwa material, tenaga kerja dan hasil pekerjaan fisik sesuai dengan dokumen
kontrak dalam hal mutu, volume dan waktu.

d. Pertemuan-pertemuan khusus antara Site Engineer dengan team atau antar Staff konsultan
dengan frekwensi yang cukup atau sesuai kebutuhan (harian) agar terjadi komunikasi,
koordinasi, informasi yang baik.

E.3.6. Koordinasi Dengan Instansi Terkait

Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan teknik, konsultan perlu melakukan koordinasi
dengan instansi dan konsultan lain terkait yang berhubungan dengan scope pekerjaan.

E.3.7. Tahap Construction Supervision

Konsultan selama periode konstruksi, akan senantiasa memberi arahan, bimbingan dan
instruksi yang diperlukan kepada kontraktor guna menjamin bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu dan tepat biaya dengan
berdasarkan dokumen kontrak dan petunjuk teknis lainnya. Selain itu, tugas konsultan meliputi
melakukan sertifikasi atas pekerjaan penanganan jalan dan jembatan yang dilaksanakan oleh
kontraktor.

Semua aktivitas konsultan dilapangan, dirangkum di bawah ini :

E.3.7.1. Pematokan bersama (Setting out)

Semua survey di lapangan selama pematokan bersama dan selama konstruksi akan
dilaksanakan oleh kontraktor di bawah petunjuk konsultan. Hasil survey tersebut akan
dikaitkan dengan gambar-gambar konstruksi, kondisi yang ada dan beberapa ketidaksesuaian

47
Cv. Karya Endah Lestari

antara gambar-gambar dan kondisi-kondisi yang ada akan dipergunakan oleh konsultan untuk
mereview design untuk keperluan proyek (bila ada).

E.3.7.2. Persiapan lapangan

Pada tahap persiapan dilapangan, tim pengawas akan mengawasi dan mencek aktivitasaktivitas
konstruksi sebagaimana yang dijabarkan di bawah ini :

• Memeriksa kualitas dari semua bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk konstruksi.

• Penyiapan rancangan campuran pekerjaan (job mix formula) untuk beton, aspal dan lain-
lain.

• Lokasi letak bahan-bahan.

• Kondisi tumpukan bahan di lokasi kerja.

• Jumlah dan kondisi semua peralatan.

• Jumlah personil kontraktor.

• Jumlah dan kualitas bahan-bahan.

• Kondisi cuaca.

• Prosedur administrasi kontraktor.

• Form / formulir kerja.

• Persiapan form-work.

• Mengecek jadual kontraktor.

• Persiapan konstruksi.

E.3.7.3. Pekerjaan konstruksi

Setelah mobilisasi dan persiapan di lapangan telah selesai dan diperiksa oleh konsultan dan
Representative Pengguna Jasa Proyek Fisik maka kontraktor akan diijinkan untuk melanjutkan
pekerjaan konstruksi.

Team konsultan akan mengecek langsung dalam hal-hal berikut ini :

 Metoda pekerjaan konstruksi.

48
Cv. Karya Endah Lestari

 Campuran-campuran bahan.

 Pengecekan jadual.

 Kondisi cuaca dari waktu ke waktu selama periode pelaksanaan pekerjaan.

 Pengambilan contoh (sampling).

Sebelum pekerjaan fisik dimulai, kontraktor mengajukan “Request” terlebih dahulu, yang berisi
antara lain :

 Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.

 Lokasi pekerjaan.

 Peralatan yang akan digunakan.

 Estimasi volume pekerjaan.

 Material yang akan digunakan.

 Rencana jam kerja.

E.3.7.4. Pengawasan mutu

Pekerjaan yang perlu diawasi dengan teliti dan cermat selama pengawasan kualitas antara lain
sebagai berikut :

Sebelum kontraktor memulai aktivitas konstruksi, kontraktor akan membuat suatu permohonan
secara tertulis kepada konsultan untuk prosedur konstruksi dan persetujuan pekerjaan dalam
tahap yang logis.

Konsultan akan :

• Menginspeksi dan menyetujui bahan-bahan yang akan digunakan.

• Menginspeksi dan menyetujui pelaksanaan pekerjaan fisik.

• Menginspeksi dan menyetujui metoda dan ketelitian pekerjaan konstruksi.

• Memeriksa / menginstruksikan test-test lapangan.

• Memeriksa / menginstruksikan test laboratorium terhadap sampel-sampel yang diambil


dari lokasi kerja.

49
Cv. Karya Endah Lestari

• Memeriksa / menginstruksikan test-test yang lain sesuai dengan spesifikasi.

E.3.7.5. Pengawasan kuantitas

Pekerjaan perlu diawasi dengan teliti dan cermat. Pengawasan kuantitas (quantity control) akan
mengecek bahan-bahan yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh kontraktor. Konsultan
akan memproses bahan-bahan dan produk fisik nya berdasarkan atas :

• Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.

• Metoda perhitungan.

• Lokasi kerja.

• Jenis pekerjaan (work item).

• Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

E.3.7.6. Catatan-catatan teknis

Catatan-catatan akan dikeluarkan / diberikan dari waktu ke waktu, untuk memberikan


petunjuk-petunjuk kepada kontraktor guna meningkatkan aspek-aspek pekerjaan fisik, metode
kerja / construction methode dan lain-lain. Demikian juga catatan-catatan / instruksi- instruksi
diberikan juga untuk pekerjaan yang hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi.

E.4. Struktur Organisasi Dan Personil Team Konsultan

Penyusunan organisasi team konsultan untuk Pengawasan Rehabilitasi/ Peningkatan


Gedung Fasilitas Di Lingkungan Polres Landak (2pkt). ini didasarkan pada kepentingan
dan prioritas dari jenis kegiatan. Untuk penyelenggaraan seluruh tugas-tugas layanan
konsultansi dilaksanakan oleh seluruh team pelaksana tugas yang terkait dengan tugas /
aktivitasnya yang dikoordinir / dipimpin oleh Supervisi Engineer. Supervisi Engineer
berkewajiban melaksanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan memonitor seluruh kegiatan
anggota team konsultan. Struktur organisasi team konsultan diperlihatkan pada Tabel berikut.

50
Cv. Karya Endah Lestari

Gambar E.7. Pengawasan Rehabilitasi/ Peningkatan Gedung Fasilitas Di Lingkungan


Polres Landak (2pkt).

DINAS PEKERJAAN UMUM


PENATAAN RUANG DAN
PERUMAHAN RAKYAT KAB.
LANDAK

PEJABAT PENGAWASAN DAN


PROGRAM

DIREKTUR
TIM DIREKSI TEKNIS
CV. KARYA ENDAH LESTARI

TENAGA AHLI :

SITE ENGINEER

TENAGA PENDUKUNG :

INSPECTOR

51
CV. Karya Endah Lestari

Gambar E.8. Diagram Alir Rencana Kerja Konsultan

52
CV. Karya Endah Lestari

Gambar E.9. Diagram Alir Aktivitas Pengawasan

53

Anda mungkin juga menyukai