Anda di halaman 1dari 73

CV.

Karya Endah Lestari

Uraian Pendekatan, Metodologi dan


Program Kerja

E.1. Uraian Pendekatan

E.1.1. Umum

Pemerintah Kabupaten Landak bermaksud akan melaksanakan pembenahan insfrastruktur


jalan sebagai bagian dari tanggung jawab pemerintah kabupaten untuk menyediakan
pelayanan publik yang maksimal. Oleh karena itu salah satu bentuk kepedulian Pemerintah
Kabupaten Landak untuk memenuhi tanggung jawab tersebut adalah dengan pembenahan
infrastruktur jalan melalui Peningkatannya dan kegiatan pengawasan kegiatan Peningkatan
tersebut yang kegiatan fisiknya dilaksanakan pada tahun anggaran 2021.

Kabupaten Landak merupakan satu dari dua belas kabupaten yang ada di Propinsi
Kalimantan Barat. Kawasan ini merupakan daerah berkembang yang mempunyai potensi
sumber daya alam bidang kelautan yang sangat besar dan beraneka ragam, dalam hal ini
khususnya bidang budidaya tambak. Sumber daya alam di Kabupaten ini perlu dikelola
secara baik dan benar demi kepentingan kesejahteraan masyarakat. Kabupaten Landak
memiliki cukup banyak sumber daya bidang kelautan dan perikanan yang dapat dijadikan
sebagai sumber penghasilan dan pendapatan masyarakat sekitar pesisir. Namun bila ditinjau
dari segi kesiapan infrastruktur terdapat kesenjangan sosial yang cukup nyata antar
masyarakat. Berkaitan dengan rencana pekerjaan ini, maka Konsultan ingin memberikan
sumbang pikiran yang berdasarkan kondisi lapangan saat ini agar sumber air baku yang ada
dapat dikelola dengan baik. Sehingga dalam usukan teknik ini ada beberapa item yang
sekiranya menurut pihak Konsultan harus didapatkan dari data primer, bukan hanya sekunder
saja. Latar belakang dilakukannya kegiatan pekerjaan ini adalah :

a. Program pembangunan jalan merupakan salah satu usaha pemerintah Kabupaten Landak
untuk menunjang pencapaian sasaran Pembangunan Nasional.

b. Salah satu aspek program pembangunan jalan kegiatan pembangunan jalan sangat terkait
dengan pemerataan pembangunan beserta hasil-hasilnya adalah pengembangan Prasarana

1
CV. Karya Endah Lestari

jalan yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi permukaan jalan sesuai dengan tingkat
laju pertumbuhan lalu lintas yang diakibatkan dengan pertumbuhan ekonomi yang makin
meningkat.

c. Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat Kabupaten Landak


adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Landak yang
mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam program pembangunan jalan di
Kabupaten Landak.

Tahap pengawasan menjadi tahap yang tidak kalah pentingnya sebagai proses pengendalian
terhadap pelaksanaan pekerjaan fisik. Fungsi dasar pekerjaan konstruksi yaitu mempunyai
beberapa wujud karakter, antara lain :

 Quality control, yaitu mengamankan komponen secara menyeluruh dan mendetail (tidak
secara random) untuk memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan dan selalu dilengkapi
daftar simak apa yang akan diperiksa.

 Observasi berkala, yaitu mengamankan tercapainya sasaran desain dengan segala konsep,
metode, asumsi, perilaku struktur, urutan pelaksanaan, dan observasi cermat serta detail.

Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana mutu, biaya, volume
dan waktu yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa konstruksi, maka diperlukan suatu tim
yang akan bertugas sebagai pengawas yang berperan membantu Kegiatan fisik di dalam
melaksanakan pengawasan teknis pada lokasi kegiatan yang sedang berlangsung. Tim
pengawas yang dimaksud adalah penyedia jasa konsultansi pekerjaan pengawasan teknis /
supervisi.

E.1.2. Pendekatan Lingkup Kegiatan

Dari hasil pemahaman terhadap KAK, rapat penjelasan, diskusi, dan pengalaman konsultan
dalam mengerjakan pekerjaan sejenis maka kami mengusulkan inovasi dan tambahan metoda
dan cara kerja dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Inovasi ini meliputi seluruh tahapan
pekerjaan, mulai dari persiapan, survey lapangan, pra desain dan detai desain. Inovasi ini
merupakan pengembangan terhadap pemahaman KAK yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, kebutuhan dan perkembangan pekerjaan. Inovasi yang konsultan anggap perlu
untuk diusulkan yaitu :

2
CV. Karya Endah Lestari

1. Jika kami diberi kepercayaan dan ditunjuk sebagai pemenang sehingga kami ditugaskan
untuk melaksanakan Pekerjaan ini, kami akan mengkonfirmasikan kepastian lokasi yang
akan disurvey dan jika diperlukan melakukan pertemuan (diskusi) dengan masyarakat
setempat dan Instansi terkait tingkat Dinas, antara lain Dinas Pekerjaan Umum.Penataan
Ruang dan Perumahan Rakyat Kabupaten Landak serta Pemda setempat, agar diperoleh
Lokasi dengan status legal dan tidak bermasalah baik pada tahap perencanaan,
konstruksi dan di kemudian hari.

2. Batas areal apabila berhubungan dengan sungai, hutan lindung (jika ada) batas areal
konservasi, jalur hijau, tidak ditentukan di dalam KAK. Hal ini penting untuk disepakati.

3. Perlunya pembuatan grafik perkembangan kemajuan pelaksanaan pekerjaan pengawasan


agar sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah direncanakan.

4. Rincian Tenaga Ahli Konsultan telah dijelaskan dengan baik ditinjau dari pengalaman
yang dibutuhkan maupun kualifikasinya. Dari pengalaman Konsultan menunjukkan
perlunya seorang Inspector. Hal ini sangat penting untuk penanganan koordinasi antara
pelaksana pekerjaan lapangan. Tentu saja penanggung jawab teknis keseluruhan kegiatan
ada pada Site Engineer.

5. Jenis Laporan & Gambar yang harus disampaikan sudah cukup rinci dan sangat jelas.

Dalam penanganan Pekerjaan pengawasan Ini perlu disepakati tentang kejelasan Tugas dan
Wewenang antara Pihak Konsultan, Supervisi, Pengawas lapangan, dan Direksi Pekerjaan
agar supaya dalam Pelaksanaan Pekerjaan tersebut tidak menimbulkan kendala atau
hambatan serta bisa tercipta koordinasi yang baik. Akan lebih baik apabila Pihak Pemberi
kerja membuat Surat Keputusan (SK) mengenai personil yang terlibat termasuk tugas dan
wewenangnya.

E.2. Metodologi

E.2.1. Uraian Pekerjaan Yang Dilakukan Oleh Konsultan Pengawas

Konsultan Pengawas bertugas untuk membantu Pengguna Jasa dalam pengendalian dan
pengawasan pelaksanaan proyek pembangunan, meliputi :

3
CV. Karya Endah Lestari

 Mengendalikan dan mengawasi rencana kerja kontraktor pelaksanaan pekerjaan


konstruksi dari segi kualitas, kuantitas serta laju pencapaian volume sesuai dengan waktu
yang ditentukan.

 Memeriksa dan menyetujui pekerjaan-pekerjaan sementara.

 Pemeriksaan dan pengetesan.

 Membantu penyiapan shop drawing.

 Menyimpan catatan lapangan.

 Pengukuran lapangan.

 Mengkaji usulan perubahan yang diajukan kontraktor.

 Mengusulkan perubahan pekerjaan (jika perlu).

 Membuat perhitungan dan gambar kerja apabila terjadi perubahan / modifikasi di


lapangan.

 Membantu kontraktor dalam mempersiapkan as built drawing.

 Mengendalikan dan mengawasi perubahan-perubahan yang. terjadi di lapangan.

 Memeriksa dan menanda-tangani Berita Acara Bobot Kemajuan Pekerjaan yang diajukan
oleh Kontraktor untuk pembayaran termijn / monthly certificate.

 Menyampaikan usulan penyempurnaan-penyempurnaan pekerjaan.

 Membantu Pengguna Jasa dalam proses serah terima PHO dan jika asignmentnya masih
cukup termasuk FHO.

 Membuat justifikasi teknis untuk perubahan pekerjaan / tambah kurang atau


perpanjangan waktu.

4
CV. Karya Endah Lestari

Gambar E.1. Tugas Utama Pekerjaan Konsultan Pengawasan

E.2.2. Monitoring Dan Manajemen Teknik

E.2.2.1. Fungsi dan proses pengendalian

Pengendalian / monitoring adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang
sesuai dengan sasaran, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan
standard, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standard,
kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan
secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.

5
CV. Karya Endah Lestari

Gambar E.2. Siklus Pengandalian Pekerjaan Pengawasan

Langkah-langkah proses monitoring proyek dapat diuraikan sebagai berikut :

 Menentukan sasaran

 Definisi lingkup kerja

 Menentukan standard dan kriteria sebagai patokan dalam rangka mencapai sasaran

 Merancang / menyusun sistem informasi, pemantauan, dan pelaporan hasil pelaksanaan


pekerjaan

 Mengkaji, investigasi dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap standard, kriteria, dan
sasaran yang telah ditentukan

 Mengadakan tindakan pembetulan.

6
CV. Karya Endah Lestari

E.2.2.2. Teknik dan metode pengendalian

Suatu sistem pemantauan dan pengendalian disamping memerlukan perencanaan yang


realistis sebagai tolok ukur pencapaian sasaran, juga harus dilengkapi dengan teknik dan
metode yang dapat segera mengungkapkan tanda-tanda terjadinya penyimpangan (bila
terjadi).

Agar suatu sistem pengendalian / monitoring dapat bekerja dengan efektif, diperlukan unsur-
unsur berikut :

 Tolok ukur yang realistis

 Perangkat yang dapat memproses dengan cepat dan tepat

 Perkiraan yang akurat

 Rencana tindakan (action plan)

Salah satu bagian pengelolaan mutu proyek yang penting adalah menyusun serta menerapkan
program penjaminan mutu (Quality Assurance). Tujuan utama kegiatan penjaminan mutu
adalah mengadakan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk memberikan kepercayaan
kepada semua pihak yang berkepentingan bahwa tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tingkatan mutu produk telah dilaksanakan dengan berhasil. Ini semua dapat ditunjukkan
dengan catatan dan dokumen yang berkaitandengan quality assurance / quality control.

Audit pada aspek mutu perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program QA/QC
(Quality Assurance - Quality Control) telah dilaksanakan. Hal-hal yang diaudit meliputi
bagian berikut ini.

 Program menyeluruh untuk mencapai sasaran mutu

 Kriteria fit for use dan aman

 Mengikuti peraturan dan prosedur

 Memenuhi spesifikasi dan kriteria

 Identifikasi dan koreksi kekurangan yang menyebabkan obyek tidak memenuhi mutu

 Dokumen yang mencatat hasil implementasi program QA/QC.

7
CV. Karya Endah Lestari

E.2.2.3. Pengendalian Rentang Pre-audit, Monitoring dan Post-audit

A. Rentang kendali Pre-audit

Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang “pre-audit” adalah
seluruh kegiatan konsultan sebelum melakukan pengawasan, yang terdiri dari :

 Pengumpulan dan analisa terhadap data

 Pengecekan hasil perencanaan dengan membandingkan terhadap kondisi lapangan

 Pemeriksaan terhadap kesiapan kontraktor, yang meliputi material, peralatan, tenaga dan
jadwal pelaksanaan.

Kegiatan pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan akan menghasilkan
catatan mengenai seluruh pekerjaan antara lain :

 Jenis pekerjaan

 Kuantitas pekerjaan

 Kualitas yang dipersyaratkan

 Schedule pelaksanaan

 Schedule pembayaran.

Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil perencanaan ke lokasi
untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut telah sesuai dengan kondisi yang ada.
Apabila ternyata dari hasil pengecekan hasil design tidak sesuai dengan kondisi lapangan,
konsultan team supervisi akan membuat alternatif lain yang sesuai untuk diajukan kepada
Pemberi Tugas (Pengguna Jasa).

Material dan peralatan yang didatangkan kontraktor akan diperiksa terlebih dahulu oleh
konsultan sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Jadwal waktu
yang dibuat oleh kontraktor akan diteliti lebih dahulu apakah sudah memadai terhadap
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan perkiraan tenaga kerja / tukang yang akan
mengerjakannya. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume dengan tenaga kerja
dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka konsultan akan menyarankan kepada
kontraktor untuk menyiapkan tenaga kerja dan peralatan yang secukupnya agar bisa selesai

8
CV. Karya Endah Lestari

tepat pada waktunya. Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya
pekerjaan tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan pertambahan volume
pekerjaan. Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, konsultan akan menggantikan
nilai pekerjaan tambah itu dengan pengurangan pekerjaan lainnya sehingga terjadi
kompensasi dan tidak memerlukan biaya tambah sepanjang hal tersebut memungkinkan dan
mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas / Pengguna Jasa.

B. Rentang kendali Monitoring

Kegiatan pengendalian teknis rentang “monitoring” adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan


selama masa pelaksanaan pekerjaan. Meskipun konsultan pengawas telah melakukan “pre-
audit” namun setiap langkah pelaksanaan pekerjaan akan terus memonitor agar kalau terjadi
penyimpangan segera diketahui dan dapat diluruskan kembali sesuai petunjuk yang benar.
Selama periode ini konsultan akan selalu melakukan evaluasi terhadap progres dan kwalitas
pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor.

Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga sebaikbaiknya
sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehingga kerugian yang
menyangkut aspek mutu, volume, waktu dan biaya keseluruhan hasil pekerjaan dapat
dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya, selain mengawasi pekerjaan fisik konsultan pengawas
juga memonitor aspek lingkungan sekitar proyek, agar jangan sampai pelaksana lapangan
berikut tukang-tukangnya mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna yang ada.
Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan memperhatikan peraturan-
peraturan yang berlaku.

C. Rentang kendali Post-audit

Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi kontraktor.
Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk pengajuan pembayaran senilai hasil kerjanya. Namun
kontraktor tidak akan bisa menyajikan permintaan pembayaran sebelum mendapat
rekomendasi dari konsultan pengawas bahwa hasil pekerjaannya sudah memenuhi
persyaratan teknis atau tidak.

9
CV. Karya Endah Lestari

E.2.2.4. Penggunaan komputer

Dalam rangka team pengendalian teknik, bisa meningkatkan produktifitasnya, memperbaiki


kualitas sistem pelaporan, menghemat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan,
menyederhanakan beberapa operasi, melakukan pengolahan berulang-ulang secara otomatis,
penghematan biaya, hal ini sangat perlu dalam monitoring dan manajemen teknik
menggunakan bantuan komputer baik perangkat kerasnya maupun perangkat lunaknya.

Dengan bantuan program komputer ini Tim Konsultan akan bekerja melaksanakan tugas
monitoring dan manajemen teknik. Konsultan memandang perlu, untuk reporting dalam
monitoring kegiatan yang cukup banyaknya itu bantuan komputer sangat diperlukan.

E.2.3. Supervisi Teknis

Tugas utama konsultan sesuai dalam Kerangka Acuan Kerja mencakup melaksanakan
supervisi teknis, sertifikasi perkembangan fisik konstruksi dan pembayaran, pelaporan dan
evaluasi proyek, serah terima pekerjaan (Provisional Hand Over). Block diagram layanan
pengawasan teknis tersebut disajikan seperti pada Gambar dibawah ini.

Gambar E.3 Diagram layanan Pengawasan Teknis

10
CV. Karya Endah Lestari

E.2.4. Pengendalian Teknis

Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas, konsultan supervisi mengendalikan

pelaksanaan fisik pembangunan yang dilakukan oleh Kontraktor.

Lingkup pengendalian antara lain meliputi :

 Aspek mutu hasil pekerjaan

 Aspek volume pekerjaan

 Aspek waktu penyelesaian pekerjaan

 Aspek biaya keseluruhan pekerjaan

Segala sesuatunya harus merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam
kontrak pemborongan.

E.2.5. Pengendalian Atas Koordinasi Terkait

Konsultan pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis tersebut

diatas berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak

lain yang terkait dengan proyek tersebut.

Koordinasi dengan instansi terkait, antara lain dilakukan dengan :

 Kuasa Pengguna Anggaran Fisik

 Konsultan lain yang terkait

 Instansi terkait lainnya.

E.2.6. Pengendalian Administrasi Proyek

Dalam hal ini konsultan pengawas berkewajiban merancang, memberlakukan serta


mengendalikan pelaksanaan keseluruhan sistem administrasi proyek yang diawasinya, yaitu
mencakup antara lain surat, memorandum, risalah, laporan, contoh barang, foto, berita acara,
gambar, sketsa, brosur, kontrak & addendum, request, back-up perhitungan volume
pekerjaan, administrasi quality control, dan lain-lain yang dianggap perlu.

Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan konsultan pengawas untuk maksud
diatas :

11
CV. Karya Endah Lestari

 Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai tuntas maksud dari


surat masuk maupun keluar.

 Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas


konsultan.

 Mempesiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi persyaratan yang


ditetapkan baik kualitas dan kuantitas.

 Membuat foto-foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan.

 Mempelajari dan mengecek gambar-gambar / sketsa pelaksanaan agar sebelum maupun


sesudah pekerjaan selesai tidak terjadi penyimpangan.

 Membantu / menyiapkan format / formulir untuk kelengkapan administrasi proyek.

 Membantu / menyiapkan addendum serta lain-lain yang dianggap perlu.

E.2.7. Pre Construction Meeting

Pre Construction Meeting atau Rapat Persiapan Pelaksanaan adalah pertemuan antara pihak
proyek (Kuasa Pengguna Anggaran = sesuai dengan pejabat dalam struktur Pengguna
Anggaran), Kontraktor dan Konsultan, yang dilakukan selambat-lambatnya 14 hari setelah
diterbitkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) oleh Pengguna Anggaran / Pemimpin
Proyek, guna membahas dan kemudian menyepakati bersama berbagai hal yang secara umum
adalah sebagai berikut :

 Organisasi kerja pelaksanaan konstruksi.

 Tata-cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan.

 Review dan penyempurnaan terhadap construction schedule yang harus sesuai dengan
target volume, mutu dan waktu.

 Jadual mobilisasi personel dan peralatan.

 Jadual penggunaan peralatan.

 Jadual pengadaan bahan.

12
CV. Karya Endah Lestari

 Menyusun rencana pemeriksaan lapangan (mutual check) dan review terhadap simplified
design yang ada.

 Menentukan lokasi sumber quarry (sumber bahan / material), estimate kuantitas bahan
serta rencana pemeriksaan mutu bahan yang akan digunakan.

 Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat berkaitan dengan


pelaksanaan proyek.

Jadi dengan demikian tujuan penyelenggaraan Pre Construction Meeting adalah menyatukan
pengertian terhadap seluruh isi dokumen kontrak dan membuat kesepakatan-kesepakatan
terhadap hal-hal penting yang belum terdapat di dalam dokumen kontrak serta membahas
jalan keluar terhadap kendala-kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan konstruksi.

E.2.7.1. Substansi pokok yang dibahas

Substansi pokok yang dibahas dalam Pre Construction Meeting sebagai berikut :

a. Aplikasi pasal-pasal penting dalam dokumen kontrak tentang :

 Pekerjaan tambah kurang.

 Termination.

 Mobilisasi.

 Maintenance & protection of traffic.

 Sub letting.

 Insurance of works.

 Organisasi kerja.

b. Prosedur administrasi penyelenggaraan pekerjaan, antara lain :

 Request & approval dalam rangka examination of works.

 Extension time for completion of works.

 Gambar kerja dan kelengkapannya.

 Pengajuan MC (Monthly Certificate).

13
CV. Karya Endah Lestari

 PHO dan FHO.

 Pembuatan addendum kontrak.

 Jadual pengadaan bahan.

 Jadual penggunaan peralatan.

 Jadual personel.

 Review dan penyempurnaan terhadap jadual kerja yang harus sesuai dengan target
volume, mutu dan waktu.

 Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan (mutual check)


sehubungan dengan review design terhadap simplified design yang ada.

c. Tata-cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan, antara lain :

 Pelaksanaan konstruksi.

 Pelaksanaan produksi.

 Menentukan lokasi sumber material, estimate kuantitas bahan beserta rencana


pemeriksaan mutu bahan yang akan digunakan.

 Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat berkaitan dengan


pelaksanaan proyek.

E.2.7.2. Peran masing-masing unsur dalam Pre Construction Meeting

Peran masing-masing unsur dalam Pre Construction Meeting sebagai berikut :

a. Atasan langsung Pemimpin Proyek (Kuasa Pengguna Anggaran)

 Sebagai moderator dan nara sumber.

 Memberikan pengarahan secara umum pelaksanaan proyek.

 Menjelaskan bahwa Pemimpin Proyek / Pemimpin Bagian Proyek ikut bertanggung-


jawab terhadap review design beserta prosedur survai sampai dengan penyelesaiannya
sebagai pedoman awal pelaksanaan pekerjaan.

 Lain-lain yang dianggap perlu.

14
CV. Karya Endah Lestari

b. Pemimpin Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran untuk Pengawas

 Menjelaskan kebijaksanaan teknis tentang perlunya review design (jika ada).

 Menjelaskan prosedur review design termasuk :

 Metodologi survai
 Mekanisme proses administrasi review design dan proses Addendum

 Kontrak atau Memorandum Kontrak.

 Menjelaskan kapan review design harus diselesaikan.

 Menjelaskan prosedur dan jadual kerja seluruh tenaga konsultan pengawas mulai dari
mobilisasi sampai demobilisasi.

 Menjelaskan TOR / tugas-tugas dan tanggung-jawab konsultan pengawas serta


kualifikasi personilnya.

 Menjelaskan laporan-laporan kemajuan pelaksanaan fisik yang akan dibuat oleh


konsultan pengawas dan distribusinya, jika tidak ditentukan lain oleh Pemimpin
Proyek (Kuasa Pengguna Anggaran) laporan-laporan umumnya terdiri dari :

 Monthly executive summary report.

 Monthly progress report.

 Quarterly report.

 Quality control report.

 Technical report : Review design, Technical justification, Technical paper.

 Draft final report.

 Final report.

 Serta kapan waktunya laporan tersebut harus selesai dikirim.


 Menjelaskan bahwa konsultan bertanggung-jawab dalam pengarsipan

 dokumen-dokumen lapangan.

 Menjelaskan adanya penilaian performance konsultan atau kontraktor yang

15
CV. Karya Endah Lestari

 sedang melaksanakan pekerjaan.

 Menjelaskan akomodasi dan fasilitas yang disediakan oleh kontrak konsultan.

 Secara periodik Bagian Proyek Pengawasan akan melaksanakan uji petik.

 As built drawing harus dibuat sesuai dengan standar yang berlaku.

 Menjelaskan adanya keharusan untuk mencari data yang berasal dari original

 design mencakup antara lain :

 Tipe konstruksi.

 Parameter penting dalam perencanaan.

 Lain-lain yang dianggap perlu.

c. Pemimpin Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran Fisik

 Sebagai Chairman.

 Menjelaskan susunan organisasi Kuasa Pengguna Anggaran Fisik.

 Membahas struktur organisasi pelaksanaan konstruksi yang diusulkan oleh

 kontraktor maupun yang disarankan oleh konsultan pengawas.

 Membahas tugas kontraktor mengenai :

 Survai dan membuat gambar kerja.

 Rencana pengadaan personil.

 Rencana pengadaan peralatan.

 Rencana pengadaan bahan.

 Penyiapan construction schedule – Financial progress schedule – S. curve.

 Rencana Vector diagram (untuk proyek jalan) setelah review design.

 Menjelaskan bahwa keterlambatan mobilisasi dapat dikenakan denda.

 Menjelaskan kapan dan bagaimana proses PHO dan FHO.

16
CV. Karya Endah Lestari

 Menjelaskan diperlukannya Show Cause Meeting bilamana terjadi keterlambatan


pelaksanaan pekerjaan yang mengakibatkan realisasi pelaksanaan pekerjaan tidak
sesuai dengan rencana pelaksanaan pekerjaan.

 Menjelaskan bahwa 1 bulan sebelum PHO maka Pemimpin Proyek / Pemimpin

 Bagian Proyek akan mengeluarkan pengumuman kepada masyarakat sekitar proyek


tentang akan selesainya proyek untuk menghindari adanya tagihan utang yang belum
dibayar oleh kontraktor kepada masyarakat sekitar proyek.

 Menjelaskan mekanisme kerja antara ketiga unsure proyek (Kuasa Pengguna


Anggaran, Kontraktor dan Pengawas) dalam hal perlunya Contractor’s Request
sebelum dimulainya pekerjaan dan sebelum mulainya penerimaan pekerjaan
(waktunya ditentukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran Fisik).

 Menjelaskan kapan serah terima lapangan dapat dilakukan.

 Menjelaskan kewajiban pembayaran untuk pungutan retribusi maupun asuransi.

 Menjelaskan prosedur pembongkaran dan penyerahan barang bekas proyek.

 Menjelaskan kapan tanggal mobilisasi terakhir dan kapan akhir masa konstruksi dan
apa sanksi-sanksinya jika tanggal tersebut dilewati.

 Menjelaskan standar Laporan Harian dan Mingguan yang sudah merupakan standar
baku.

 Menjelaskan proses pengusulan dan pembayaran termijn (monthly certificate).

 Menjelaskan proses pengujian bahan.

 Menjelaskan perlu tidaknya sondir pada awal sebelum dimulainya pekerjaan pondasi
jalan.

 Membahas metode pelaksanaan yang diajukan oleh kontraktor pada saat pelelangan.

 Menjelaskan bahwa quality control untuk pekerjaan jalan menggunakan fasilitas


laboratorium yang disediakan oleh kontraktor dari item mobilisasi.

 Menekankan tidak adanya biaya tambahan terhadap biaya test bahan untuk quality
control dan menegaskan bahwa biaya test sudah termasuk dalam harga penawaran.

17
CV. Karya Endah Lestari

 Menjelaskan perlunya pendekatan terhadap masyarakat dan pemerintah daerah


setempat sehubungan dengan rencana kerja yang nantinya akan berkaitan dengan
masalah jalan akses ke lokasi quarry, pembebasan lahan terhadap pagar, listrik,
telpon, PDAM dan sebagainya.

 Menjelaskan bahwa pihak pemerintah dibebaskan dari adanya tuntutan pihak ketiga
jika terjadi kalalaian kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan.

 Menjelaskan barang-barang yang menjadi milik pemerintah.

 Membahas mata pembayaran yang spesifik :

 Beton.

 Agregat untuk bahu jalan.

 Pemeliharaan rutin.

 Pelaksanaan pekerjaan pada masa pemeliharaan (warranty period).

 Menjelaskan adanya tim mutual check selama periode kontrak.

d. Kontraktor

 Menjelaskan rencana kerja pada saat mobilisasi yang meliputi :

 Mobilisasi personil.

 Mobilisasi peralatan.

 Survai lapangan meliputi : drainase, perkerasan jalan, struktur.

 Pengembalian kondisi dan pekerjaan minor (dilakukan setelah survai lapangan


selesai), meliputi : perkerasan jalan, bahu jalan.

 Pemeliharaan rutin (dilaksanakan setelah diterbitkannya SPMK atau dimulainya


pekerjaan).

 Rencana kerja review design :

 Melaksanakan survai.

 Membuat gambar kerja.

18
CV. Karya Endah Lestari

 Menjelaskan metode / cara pelaksanaan konstruksi.

 Menjelaskan struktur organisasi serta tugas dan tanggung-jawabnya.

 Menjelaskan kualifikasi personil kontraktor yang akan dimobilisasi.

 Menjelaskan bagian pekerjaan yang akan di-subkontrakkan serta calon sub


kontraktornya.

 Menjelaskan rencana penggunaan peralatan, termasuk :

 Jenis alat.

 Kapasitas alat.

 Jumlah alat.

 Penempatan alat.

 Menjelaskan rencana pengadaan bahan serta surat ijinnya :

 Jalan : aspal, agregat, tanah timbunan.

 Jembatan : bangunan atas, pondasi.

 Lokasi quarry, jumlah deposit quarry.

 Kualitas bahan jalan, struktur, termasuk cara pengujiannya.

 Menjelaskan rencana kerja berdasarkan S-Curve.

e. Konsultan

 Mencatat seluruh kesepakatan dalam Pre Construction Meeting dan dituangkan dalam
Berita Acara tersendiri sebagai dokumen proyek.

 Mempersiapkan formulir-formulir isian antara lain :

 Laporan harian.

 Laporan mingguan.

 Laporan bulanan (Monthly progress report).

 Executive summary report.

19
CV. Karya Endah Lestari

 Survai lapangan untuk review design.

 Kerangka gambar kerja.

 Perhitungan volume / back-up data serta Monthly Certificate (MC).

 Quality control.

 Request untuk : memulai pekerjaan, test material, penerimaan pekerjaan.

 Menjelaskan struktur organisasi konsultan dan tugas dari masing-masing personel


konsultan.

 Menjelaskan personel konsultan yang sudah di-mobilisasi dan rencana personel


lainnya yang akan di-mobilisasi.

 Menjelaskan rencana kerja Review Design (jika ada) :

 Waktu yang diperlukan untuk survai lapangan.

 Personel yang dilibatkan didalam survai lapangan.

 Kelengkapan yang diperlukan untuk survai lapangan.

 Ruang lingkup pekerjaan yang akan disurvai.

 Alternative penanganan dari hasil survai pendahuluan (jika sudah ada gambaran
umum).

 Menegaskan pengambilan lokasi foto dokumentasi : dimana, kapan, berapa kali yang
harus dilaksanakan oleh kontraktor.

E.2.8. Evaluasi Rencana

Konsultan pengawas melakukan evaluasi atas rencana proyek yang akan dilaksanakan serta
menyarankan perubahan / penyempurnaan / penyesuaian rencana yang perlu dilakukan (bila
ada) guna menjamin tercapainya maksud dan tujuan proyek dengan sebaik-baiknya.

E.2.9. Verifikasi Hasil Pekerjaan Kontraktor

Konsultan pengawas berwenang dan pada saatnya berkewajiban menyatakan bahwa hasil
pekerjaan kontraktor telah memenuhi segala persyaratan untuk disetujui atau disyahkan oleh
Pemberi Tugas.

20
CV. Karya Endah Lestari

E.2.10. Kontrol Sistematik Terhadap Kegiatan Lapangan

Dalam konteks lebih luas, pekerjaan konsultan supervisi mengemban juga fungsi control
manajemen proyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu diperiksa dahulu
persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan setengah-setengah atau dengan cara
perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang tidak memuaskan. Untuk
menanggulangi masalah ini, diperlukan suatu kontrol yang sistimatik. Pengawas lapangan
perlu menerapkan sistim kontrol yang baik dilapangan.

Kontrol yang sistimatik terhadap kegiatan dilapangan memiliki tiga tujuan yaitu :

 Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang kegiatan
pokok. Bilamana terdapat kekurangan yang terjadi, maka harus dikembangkan sasaran
jangka pendek dan program kerja untuk mengatasinya.

 Memastikan bahwa pekerjaan pengawasan berjalan secara benar sehingga peringatan


secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan.

 Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek tidak dilampaui bila
tidak terjadi perubahan kontrak.

Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan

dilapangan yaitu :

 Pencapaian target kemajuan fisik.

 Pencapaian target keuangan.

 Pengadaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan.

 Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektivitas dan efisiensi kerja
lapangan.

 Pemantapan kerja sama antar pekerja proyek dari seluruh bagian / divisi.

 Hubungan dengan pihak pemilik.

Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau
menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan. Dengan mengetahui keadaan dan situasi

21
CV. Karya Endah Lestari

masalah dengan benar, maka langkah-langkah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih
cepat dan efektif.

E.2.11. Kunjungan Lapangan / Site Visit

Frekwensi kunjungan ke lapangan tergantung dari pentingnya keadaan lapangan, sifatnya


dapat secara harian, mingguan. Frekwensi kunjungan juga dapat bergantung pada tahapan /
program kerja dari Pemimpin Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran yang mengelolanya
beserta para teamnya.

E.2.12. Pengontrolan Proyek

Merencana dan membangun adalah suatu aktivitas yang dinamis, dan yang dipengaruhi oleh
bermacam-macam faktor. Karena itu network / s-curve chart yang telah disetujui sebagai
pegangan untuk pelaksanaan harus secara periodik dicheck kembali. Bila perlu dapat
diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek seperti yang dikehendaki.

Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang waktu yaitu :

 1 - 2 minggu untuk aktivitas-aktivitas yang kritis atau yang mendekati kritis.

 2 - 4 minggu untuk aktivitas-aktivitas yang tidak kritis.

E.2.13. Sistim Informasi Manajemen Proyek

Sistim informasi manajemen proyek pada hakekatnya adalah suatu sistim untuk mendukung
pihak Pimpinan Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran dalam memantau dan mengendalikan
proyek. Tujuan sistim ini untuk digunakan pihak Pemilik dalam mendapatkan informasi
proyek secara berkala, cepat dan akurat. Sistim ini dibuat dan dikembangkan berdasarkan
studi dan evaluasi situasi dan kondisi yang dihadapi dilapangan serta mengintegrasikan
keinginan-keinginan dari pihak Pimpinan Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran yang mewakili
pihak Pemilik Proyek tentang apa-apa yang mau dimonitor dan dikendalikan.

Di project-site setiap saat hasil pekerjaan fisik berkembang bertambah banyak dan supaya
perkembangannya terjadi menurut rencana, dimana rencana tersebut dijabarkan dalam
besaran uang dan besaran waktu. Khusus untuk mengontrol mutu pekerjaan, peranan sistim
informasi manajemen proyek hanya sebagai penerus informasi saja. Pengontrolan mutu

22
CV. Karya Endah Lestari

pekerjaan dilakukan oleh petugas khusus dan harus dilaksanakan dilapangan, tidak dapat
dilaksanakan di kantor.

Tolok ukur pengukuran mutu pekerjaan adalah dokumen tender (Spesifikasi Pekerjaan).
Perkembangan pekerjaan yang terjadi selalu diikuti oleh perkembangan datanya atau
dimonitor dimana perkembangan suatu proyek selalu diikuti oleh perkembangan data
proyeknya. Volume data kian hari kian membengkak sesuai dengan perkembangan pekerjaan
secara fisik. Data proyek sesungguhnya belum dapat memberikan informasi kepada Pemberi
Tugas, kerena masih belum diolah, jadi masih mentah. Data proyek yang telah dikumpulkan
secara periodik kemudian diolah / diproses untuk dijadikan informasi proyek (laporan
proyek). Artinya dari laporan proyek dapat diketahui pekembangan pekerjaan yang nyata
terjadi (prestasi aktual). Dari laporan proyek ini Pimpinan Proyek / Kuasa Pengguna
Anggaran baru dapat mengevaluasi tentang perkembangan proyeknya, pertumbuhan dari tiap-
tiap pekerjaan dilapangan dengan diperbandingkan terhadap rencana.

Pimpinan Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran mengendalikan proyeknya / pekerjaan dengan


keputusan-keputusan yang dibuat dan diimplementasikan ke project site. Hasil dari
implementasinya menciptakan data proyek baru dan dengan demikian siklus project
management control system berulang kembali. Siklus ini baru berhenti apabila proyek telah
selesai.

E.2.14. Fungsi Konsultan Supervisi

Fungsi konsultan supervisi pada dasarnya dibagi dalam 2 fungsi, yaitu : Fungsi

Administratif dan Fungsi Pengawasan.

1. Fungsi administratif

 Membantu Kuasa Pengguna Anggaran Phisik dalam memahami dan melaksanakan


ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam dokumen kontrak, terutama
sehubungan dengan penentuan kewajiban dan tugas kontraktor.

 Mengadakan komunikasi dan surat-menyurat, membuat memorandum atas pekerjaan


konstruksi.

23
CV. Karya Endah Lestari

 Membuat dokumentasi hasil-hasil test pelaksanaan pekerjaan berupa, foto-foto yang


dibuat sebelum proyek berlangsung (mulai), sedang berjalan dan proyek selesai, serta
kejadian dilapangan lainnya.

 Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan “Contract Change Order” dan


“Addendum” sehingga perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan dapat dibuat
secara optimal dengan mempertimbangkan semua aspek yang ada.

 Menyiapkan dan menyampaikan laporan pekerjaan secara berkala.

2. Fungsi pengawasan (supervisi)

 Membantu Pemimpin Proyek Phisik dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya


dalam mengendalikan pelaksanaan pekerjaan.

 Melaksanakan pengumpulan data lapangan untuk mendukung review design (bila


ada).

 Melaksanakan pengecekan pengukuran dan perhitungan volume pekerjaan sebagai


dasar pembayaran.

 Meninjau pengadaan personil dan peralatan kontraktor.

 Memantau dan mengecheck pengendalian mutu dan volume pekerjaan untuk


sertifikasi “Monthly Certificate (MC)”.

 Melakukan pengecheckan dan persetujuan gambar terlaksana (as built drawing).

 Membantu Pemimpin Proyek Phisik dalam menyiapkan pelaksanaan “Provisional


Hand Over (PHO)”.

E.2.15. Tanggung-Jawab Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas bertanggung jawab penuh kepada Pemimpin Proyek / Kuasa Pengguna
Anggaran bahwa hasil pelaksanaan pembangunan proyek yang dilaksanakan oleh kontraktor
adalah benar-benar sesuai ketentuan dalam kontrak pemborongan. Konsultan harus
memberikan jaminan segala ijin kerja, persetujuan dari setiap jenis / langkah pelaksanaan dan
persyaratan konstruksi yang telah dikeluarkan.

24
CV. Karya Endah Lestari

Untuk memperjelas uraian tersebut diatas, berikut ini dilengkapi Bagan Alir Aktivitas
Pengawasan Pekerjaan dari pekerjaan dimulai sampai pekerjaan selesai.

E.2.16. Pengendalian Mutu

Selama periode konstruksi, konsultan akan senantiasa memberikan pengawasan, arahan,


bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada kontraktor guna menjamin bahwa semua
pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian mutu yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain sebagai berikut dibawah ini
namun tidak terbatas pada :

 Peralatan laboratorium

 Penyimpanan bahan / material

 Cara pengangkutan material / campuran ke lokasi kerja.

 Pengujian material yang akan digunakan.

 Penyiapan job mix formula campuran

 Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan

 Tes lapangan

 Administrasi dan formulir-formulir

Pengendalian kualitas tersebut diatas seperti diuraikan berikut ini :

E.2.16.1. Peralatan laboratorium dan personil

 Peralatan laboratorium yang perlu dipergunakan, seperti disebutkan pada buku spesifikasi,
dan dimungkinkan dapat menggunakan laboratorium / fasilitas pengujian yang berbadan
hukum resmi atas persetujuan Pemberi Tugas.
 Personil / tenaga yang terkait untuk maksud pengujian harus cukup berpengalaman dan
mengenal dengan baik tentang testing laboratorium maupun lapangan.

E.2.16.2. Penyimpanan bahan / material

 Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk
menjamin perlindungan kualitas.

25
CV. Karya Endah Lestari

 Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang mudah dapat
diperiksa oleh konsultan.

 Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbuh-tumbuhan dan puing, harus


mempunyai drainase yang lancar.

 Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak boleh digunakan dalam
pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telah dipersiapkan dan diberi lapisan atas
dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.

 Bahan-bahan (crushed stone, dlsb.) harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa
untuk mencegah segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol
kadar air. Tinggi maksimum tumpukan 5 m.

 Penumpukan berbagai ragam agregat untuk hotmix, beton, harus dipisahkan dengan
papan pembatas guna mencegah pencampuran bahan-bahan.

 Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah kejenuhan agregat
yang akan mengakibatkan penurunan kualitas.

E.2.16.3. Cara pengangkutan material / campuran

 Konsultan dapat mengenakan pembatasan bobot pengangkutan untuk perlindungan


terhadap setiap jalan atau struktur yang ada disekitar proyek.

 Pengangkutan hotmix perlu ditutup dengan bahan tebal guna mempertahankan suhu
campuran.

 Bilamana terjadi gangguan diantara operasi berbagai pekerjaan, konsultan akan


mempunyai wewenang untuk memerintahkan kontraktor dan untuk menentukan
urutan pekerjaan yang diperlukan guna mempercepat penyelesaian seluruh proyek.

E.2.16.4. Pengujian material yang akan digunakan

 Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspeksikan oleh konsultan. Staf
anggota team konsultan setiap saat akan membuat rencana untuk menginspeksi
material yang akan digunakan berdasarkan atas jadwal kerja kontraktor.

26
CV. Karya Endah Lestari

 Walaupun bahan-bahan yang disimpan telah disetujui sebelum penyimpanan, namun


dapat diperiksa ulang dan ditest kembali oleh konsultan.

 Material yang akan digunakan harus ditest di laboratorium untuk mendapat


persertujuan dari konsultan, jenis dan jumlah test seperti yang disebutkan dalam
spesifikasi.

E.2.16.5. Job Mix Formula

Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi persyaratan spesifikasi, sebelum
pekerjaan dimulai perlu dibuatkan dahulu suatu Job Mix Formula yang disetujui konsultan,
antara lain untuk pekerjaan : Beton, Aggregate Base Class A & B, Hotmix.

E.2.16.6. Pengujian routin laboratorium

Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-bahan atau campuran-
campuran perlu dilakukan pengujian routin harian atau selama pekerjaan berlangsung guna
menjamin kualitas sesuai dengan persyaratan. Jenis dan frekuensi / jumlah test routin ini
seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.

E.2.16.7. Test lapangan

Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan pengujian/test


lapangan seperti apa yang disebutkan dalam persyaratan pengujian.

E.2.17. Pengendalian Kuantitas (Volume)

Pengawasan kuantitas (Quantity Control), akan mengecek bahan-bahan / campuran (atau


setiap item pekerjaan) yang ditempatkan atau yang dilaksanakan oleh kontraktor.

Konsultan akan memproses bahan-bahan / campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.

 Metoda perhitungan.

 Lokasi kerja.

 Jenis pekerjaan.

 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

27
CV. Karya Endah Lestari

Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kwalitas maupun elevasi dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kwantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan
dengan teliti / akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga kwantitas dalam kontrak adalah
benar diukur dan di-sertifikasi oleh konsultan dan mendapat persetujuan Pemberi Tugas.

Beberapa pengukuran pekerjaan tersebut antara lain :

1. Pengukuran meter persegi (m2)

Pengukuran dilapangan dapat dilakukan dengan meteran, yaitu panjang dan lebar, setelah
ketebalan memenuhi persyaratan tebal minimal atau toleransi yang dibenarkan dalam
spesifikasi.

2. Pengukuran meter panjang (m’)

Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran, yaitu panjang, setelah penampang
suatu konstruksi telah sesuai dengan gambar yaitu dimensinya.

3. Pengukuran meter kubik (m3)

Pengkuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran untuk panjang dan lebar. Sedangkan
untuk ketebalan dapat diukur dengan Core Drill atau alat ukur, sehingga panjang, lebar, dan
tebal menghasilkan volume yang akurat.

1. Pengukuran berat (ton)

Untuk pengukuran ton dapat dilakukan dengan dua cara :

 Penimbangan dengan timbangan atau truck scale (misal hotmix di AMP).

 Pengukuran meter kubik dikalikan berat jenis bahan tersebut (berat jenis dapat diketahui
dari laboratorium).

Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut (Quantity Sheet) telah dipunyai konsultan.
Form-form ini dibuat secara computerized, sehingga perhitungan-perhitungan volume
pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat.

28
CV. Karya Endah Lestari

Gambar E.4 Diagram Pengendalian Volume

E.2.18. Pengendalian Waktu

Didalam proyek padat alat, alat berat, tenaga kerja dan jumlah jam kerja per hari adalah
sangat erat sekali hubungannya dengan waktu pelaksanaan penyelesaian pekerjaan. Dibawah
ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi
perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu, tenaga dan biaya.

29
CV. Karya Endah Lestari

1. Schedule kontraktor

Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan yang dibuat
kontraktor. Apakah rencana kerja progres pekerjaan yang ditargetkan sudah layak dan

realistis. Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil bila dibandingkan pada
musim kemarau untuk pekerjaan pengaspalan misalnya, untuk kondisi kerja yang sama.

Kemudian juga construction method, urutan kerja kontraktor apakah sudah sistematis,
konsepsional dan benar. Selanjutnya berdasarkan schedule kontraktor yang sudah disetujui,
konsultan pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut.

Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan kedalam target harian, sehingga setiap hari
apakah terget volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target volume tersebut tidak
tercapai maka selisih volume harus diprogramkan / dikejar untuk schedule hari berikutnya.

Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan sebagaimana
mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan proyek bisa diselesaikan “on
schedule”.

2. Alat berat (heavy equipment)

Untuk mengerjakan pekerjaan jalan, diperlukan alat berat, bisa kombinasi / beberapa jenis
dari jumlah alat. Pertama harus diketahui/dianalisis kapasitas alat, kalau alat tersebut adalah
suatu kombinasi, maka kapasitas yang diperhitungkan adalah yang terkecil, misal untuk
pengaspalan / overlay hotmix, maka alat yang digunakan adalah AMP, Asphalt Sprayer,
Asphalt Finisher, Tandem Roller, Pneumatic Tire Roller dan sejumlah Dump Truck. Dari alat
tersebut dianalisis produksi nyata per jam, kemudian produksi terkecil yang digunakan untuk
evaluasi pengendalian waktu. Alat untuk beton, misalnya concrete batching plant, mixer
truck. Untuk rencana sekian jam kerja per hari, apakah mampu alat tersebut menghasilkan
produk hotmix seperti volume yang ditargetkan. Bila tidak tercapai maka perlu diambil
tindakan-tindakan antara lain :

 Menambah jumlah alat, atau

 Menambah jam kerja / overtime

 Efisiensi dan manajemen pengoperasian alat berat.

30
CV. Karya Endah Lestari

Sedemikian hingga volume pekerjaan yang direncanakan bisa diselesaikan dalam waktu yang
ditentukan.

3. Tenaga kerja

Demikian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan cukup atau sejumlah
tenaga kerja, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja sesuai dengan
jadwal / waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan tidak bisa diselesaikan,
maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau kerja lembur / overtime.

Dengan tenaga kerja yang cukup dan jam kerja yang cukup / effektip maka diharapkan
pelaksanaan pekerjaan bisa tepat waktu sesuai yang ditargetkan.

4. Jumlah jam kerja

Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per hari. Jumlah jam
kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil daripada bila per hari jam
kerjanya lebih banyak. Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja,
sedemikian hingga volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan.

Kalau suatu pekerjaan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja
malam / overtime. Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai
secara optimal maka konsultan akan memahami secara sungguh-sungguh “Network
Planning” yang umumnya telah dibuat oleh kontraktor dengan metode lintas kritis (“Critical
Path Method / CPM”).

Mengingat sangat pentingnya “Network Planning” ini dalam suatu pekerjaan pengawasan,
maka konsultan akan menganalisa secara rutin “Network Planning”dari kontraktor dan akan
membantu kontraktor dalam mereview dan menyusun kembali “Netwok Planning” tersebut
bila memang diperlukan.

Pengendalian schedule pelaksanaan lainnya dapat menggunakan “Barchart / Scurve”

yang biasa dan juga dapat digunakan “Vector Diagram” yang baik / cocok untuk pekerjaan
jalan karena dapat mengetahui / menunjukkan lokasi dan waktu. Schedule ini, pada arah
“basis” menunjukkan lokasi atau STA, sedangkan arah “ordinat” menggambarkan waktu.

31
CV. Karya Endah Lestari

E.2.19. Pengendalian Biaya

Didalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum :

 Biaya proyek

 Estimated Quantity / Volume Pekerjaan

 Harga satuan pekerjaan

Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan

antara lain sebagai berikut :

 Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan akurat dan benar-benar sehingga
kwantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana atau yang terpasang. Dengan
demikian volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang
dikeluarkan sudah sesuai dengan yang dianggarkan.

 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi pengukuran /
kwantitas dan kwalitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-benar untuk
pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.

 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontrak dan harga
satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga biaya proyek
dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.

E.2.20. Administrasi Proyek

Sebelum kontraktor memulai aktivitas konstruksi, kontraktor akan membuat suatu


permohonan secara tertulis kepada konsultan untuk prosedur konstruksi dan persetujuan
pekerjaan dalam tahap yang logis.

Untuk maksud tersebut, konsultan akan :

 Menginspeksi dan menyetujui bahan-bahan yang akan digunakan

 Menginspeksi dan menyetujui pelaksanaan pekerjaan fisik.

 Menginspeksi dan menyetujui metoda dan ketelitian pekerjaan konstruksi.

 Melaksanakan test-test lapangan.

32
CV. Karya Endah Lestari

 Melaksanakan test laboratorium terhadap sampel yang diambil dari lokasi kerja.

 Melaksanakan test-test yang lain sesuai dengan spesifikasi.

Bagian tersebut diatas adalah merupakan sebagian dari administrasi / prosedur proyek yang
perlu dilengkapi / didukung dengan suatu kelengkapan administrasi proyek, antara lain dalam
bentuk Formulir / Form misalnya.

Form-form administrasi yang diperlukan proyek antara lain dan tidak terbatas pada sebagai
berikut dibawah ini :

 Serah terima lapangan (site hand over).

 Pre construction meeting.

 Mobilisasi.

 Mutual check awal (MCo).

 Dokumen kontrak.

 Gambar rencana.

 Struktur organisasi.

 Buku direksi.

 Penyiapan time schedule.

 Bagan cuaca.

 Shop drawing.

 Request.

 Laporan harian.

 Laporan mingguan.

 Buku instruksi.

 Bobot pekerjaan / prestasi rutin.

 Evaluasi produk pekerjaan.

33
CV. Karya Endah Lestari

Gambar E.5. Diagram Alir Administrasi Proyek

 Evaluasi akhir (tim evaluasi).

 Teguran (4 hari) I dan II.

34
CV. Karya Endah Lestari

 Peringatan (4 hari).

 Photo dokumentasi.

 Risalah rapat.

 Change order (CCO).

 Addendum.

 Justifikasi teknis perpanjangan waktu pelaksanaan.

 Justifikasi teknis pekerjaan tambah-kurang.

 Monthly certificate (MC)

 Quantity sheet.

 Quality control.

E.2.21. Sertifikasi Dan Pembayaran

Kontraktor harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari pekerjaan yang dilaksanakan kepada
konsultan supervisi pada setiap akhir bulan yang berjalan atau sesuai aturan pembayaran,
yang selanjutnya disebut sebagai “termijn / sertifikat bulanan (MC)”.

Format termijn / sertifikat bulanan harus sesuai dengan standar atau diusulkan oleh Konsultan
supervisi dan disetujui oleh Pemberi Tugas. Konsultan Pengawas akan memeriksa kemajuan
pekerjaan yang diajukan pada sertifikat bulanan dan apabila telah dianggap sesuai dengan
sebenarnya yang telah terjadi di lapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk menanda-tangani
bersama oleh wakil kontraktor, konsultan, dan Pemimpin Proyek. MC harus didukung /
dilengkapi dengan back-up data yang terdiri dari Back-up Quantity Sheet dan Back-up
Quality Control.

Prosedur sertifikasi pembayaran diperlihatkan seperti pada Gambar dibawah ini :

35
CV. Karya Endah Lestari

Gambar E.6 Diagram Alir Sertifikasi Termijn

E.2.22. Pemeriksaan Pembayaran Akhir

Tim Pengawas Teknis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu.
Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan masih dapat dikoreksi
pada pembayaran berikutnya / akhir.

E.2.23. Prosedur Perubahan (Contract Change Order)

Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Direksi Pekerjaan atau Kontraktor dan
harus disetujui dengan suatu Perintah Perubahan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Jika dasar pembayaran yang ditetapkan dalam suatu Perintah Perubahan tersebut menyajikan
suatu perubahan dalam struktur Harga Satuan Jenis Pembayaran atau suatu perubahan yang
diperkirakan dalam Jumlah Kontrak cukup besar, maka Perintah Perubahan harus
dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.

E.2.24. Sertifikasi Penyelesaian Akhir

Bila kontraktor menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua kewajiban dalam
perioda jaminan, maka kontraktor harus membuat permohonan untuk serah terima pertama,
umumnya pada tingkat penyelesaian fisik mencapai 97 % (Provisional Hand Over / PHO).

36
CV. Karya Endah Lestari

Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah Terima,
dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka konsultan
membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.

E.2.25. Pernyataan Perhitungan Akhir

Kontraktor harus membuat permohonan untuk pembayaran perhitungan akhir, bersamasama


dengan semua rincian pendukung sebagaimana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.

Setelah peninjauan kembali oleh Direksi Pekerjaan dan jika diperlukan, amandemen oleh
kontraktor, Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan Akhir yang
disetujui untuk pembayaran oleh Pemberi Tugas.

E.2.26. Addendum Penutup

Berdasarkan pada rincian pernyataan Direksi Pekerjaan mengenai Perhitungan Akhir.

Setelah memperoleh tanda-tangan kontraktor, Direksi Pekerjaan akan menyampaikan


addendum penutupan tersebut kepada Pemberi Pekerjaan untuk ditanda-tangani bersama-
sama dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui.

E.2.27. Dokumen Catatan Proyek

Kontraktor harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang semua perubahan dalam
Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Proyek selama pelaksanaan pekerjaan.

E.2.28. Serah Terima Pekerjaan

Konsultan, memberikan pengarahan, petunjuk dan saran untuk membantu Kuasa Pengguna
Anggaran menyusun rencana serah terima pekerjaan (Provisional Hand Over = PHO) dari
kontraktor kepada Pemimpin Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran.

Bila Kontraktor menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua kewajiban dalam
perioda / masa jaminan, maka kontraktor harus membuat permohonan untuk serah terima
pertama. Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia
Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka
konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir atau Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan.

37
CV. Karya Endah Lestari

E.2.29. Manajemen Lalu-Lintas Dan Keselamatan Kerja

Pekerjaan ini yang dengan volume lalu lintas yang padat memerlukan pengaturan lalu lintas
dan metoda pelaksanaan yang lebih khusus dan teliti, baik pada saat pelaksanaan pekerjaan
survey maupun pelaksanaan pekerjaan konstruksinya agar arus lalu lintas yang ada tetap
terjaga kelancarannya dan pemakai jalanpun merasa aman melewatinya sesuai dengan tujuan
dari pembangunan jalan / jembatan itu sendiri.

Manfaat yang didapatkan pada pemeliharaan lalu-lintas yang baik selama pelaksanaan
memberikan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas yang lebih baik pula. Situasi semacam
itu sangat membantu untuk menghilangkan persoalan-persoalan yang diakibatkan oleh
kacaunya lalu lintas yang pada gilirannya akan menghambat pelaksanaan pembangunan
proyek itu sendiri.

Untuk itulah pada proyek pembangunan jalan / jembatan tersebut diatas perlu dibuat

sistim pengaturan lalu lintas yang baik dan memenuhi standard. Penyajian rencana
pemeliharaan lalu lintas selama masa pelaksanaan pembangunan jalan dimaksudkan
menyampaikan gambaran masalah yang ada dan yang diperkirakan terjadi pada masa
pelaksanaan.

Pada tahap pelaksanaan pembangunan, diperkirakan ada beberapa aktivitas antara lain :

 Pemasangan pagar untuk pengaman dan kerapian pekerjaan pada kedua sisi jalan.

 Pekerjaan perkerasan jalan.

 Pekerjaan beton.

 Pekerjaan tanah, galian, timbunan dan mengangkut keluar / masuk lokasi.

 Pekerjaan form work / alat bantu pasang.

 Pekerjaan lainnya.

Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur effective, bahu jalan dibagian luar yang sudah
diperkeras bisa dipakai sebagai jalur lalu lintas khusus untuk kendaraan penumpang sedan
dan jeep atau sejenisnya dan alternatip lain dengan membuat jalur baru dengan
memanfaatkan areal yang kosong disekitar lokasi pekerjaan tersebut.

38
CV. Karya Endah Lestari

Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil galian haruslah dengan
penanganan yang baik, misalnya dimana Dump Truck harus masuk dan keluar dari lokasi
proyek. Tidak kalah pentingnya dari penanganan tersebut di atas adalah cara pemuatan dan
transportasi pembuangan tanah hasil galian haruslah memperhatikan wawasan lingkungan.

Tanah yang dimuat diatas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer diatas
permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan menyebabkan
kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya menghambat arus lalu lintas yang ada. Didalam
pelaksanaan “Traffic Management” untuk proyek ini kriteria penanganan dibagi menjadi 2
bagian :

1. Pelayanan Umum

Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai berikut :

a. Efektifitas sistim informasi

Sistim informasi bersifat pemberitahuan kepada calon pemakai jalan selama pelaksanaan
yang tujuannya memberikan informasi bahwa akan ada proyek pembangunan.

Sistim ini dapat diwujudkan dalam 2 media, yaitu :

 Melalui media cetak yang bersifat pengumuman

 Pembagian “pamflet”

b. Mengurangi kemacetan

Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu-lintas, dapat dilakukan dengan perambuan


sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan menyiagakan satuan penanggulangan
gangguan.

2. Keselamatan kerja

Indikasi diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Disiplin Kerja

 Pengendalian pelaksanaan dilapangan secara ketat dan terus menerus dimonitor


dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat saling berhubungan setiap saat dengan
cepat.

39
CV. Karya Endah Lestari

 Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian proyek sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.

 Pengendalian waktu ini disesuaikan dengan tuntunan lapangan yang mencakup


seluruh aspek terkait.

b. Peniadaan kecelakaan fatal

 Perambuan sesuai dengan standar perambuan.

 Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai penciptaan kerapian kerja
sepanjang daerah proyek yang diperkirakan perlu (kiri dan kanan) dan diberi lampu-
lampu agar mudah terlihat pada malam hari.

Kecelakaan lalu-lintas adalah aspek negatif dari meningkatnya mobilitas transportasi.


Keseimbangan antara mentalitas pengemudi, kemajuan teknologi kendaraan dan penyediaan
prasarana lalu lintas merupakan unsur-unsur yang menentukan mobilitas transportasi yang
semakin dinamis, cepat dan semakin nyaman sesuai dengan tuntutan keadaan.

Ketidak-seimbangan dari salah satu unsur tersebut diatas dalam beradaptasi akan
menyebabkan kesenjangan yang cenderung kepada terjadinya kecelakaan.

Bekerja pada sebuah proyek jalan / jembatan pada tahapan pelaksanaan menanggung resiko
tinggi pada terjadinya kecelakaan yang setiap saat bisa terjadi. Untuk itulah maka diperlukan
persyaratan keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang berbeda pada ruas jalan yang
sedang beroperasi.

Dalam pelaksanaan proyek, beberapa faktor keselamatan kerja yang terkait, antara lain :

 Faktor perambuan darurat.

 Sistim transportasi pada lokasi proyek.

 Atribut pada tenaga kerja.

 Astek. dan lain-lain.

E.2.30. Pengetahuan Tentang Pekerjaan Fisik Proyek

E.2.30.1. Pematokan dan pengukuran

Suatu pembangunan membutuhkan pelaksanaan seluruh elemennya pada posisi yang benar.

40
CV. Karya Endah Lestari

Untuk memindahkan suatu Gambar Rencana dari atas kertas ke suatu bangunan di lapangan,
maka dibutuhkan :

 Disana harus ada sejumlah titik kontrol pengukuran yang harus dikaitkan pada suatu
sistem koordinat yang tetap.

 Perencanaan konstruksi harus dikaitkan pada sistem koordinat yang sama.

Apabila terdapat ketidak jelasan informasi pada gambar rencana yang menimbulkan keraguan
interpretasi, maka pengawas lapangan harus menghubungi perencananya untuk mendapatkan
kejelasan. Kontraktor bertanggung jawab dalam penentuan dan pematokan secara
keseluruhan, sedang pengawas lapangan harus memastikan bahwa kontraktor mendapatkan
informasi yang tepat serta menyiapkan titik-titik kontrol yang dipasang.

a. Pengukuran horizontal

Pengukuran horizontal didasarkan baik pada sistem kontrol garis ataupun sistem koordinat,
namun bila dibutuhkan dapat merupakan kombinasi dari kedua sistem diatas.

b. Pengukuran vertikal

Ketinggian permukaan tanah dapat diukur dari titik Bench Mark. Geometri vertikal garis
kontrol biasanya telah ditentukan. Data ini merinci rangkaian titik tangen vertikal, ketinggian
dan kemiringan permukaan akhir.

c. Titik kontrol survai

Suatu jaringan titik kontrol survei ditentukan untuk mencakup seluruh daerah proyek, dan
ditempatkan pada posisi yang tepat didalam pekerjaan konstruksi. Jarak antara titik-titik
kontrol dianjurkan kira-kira 50 meter.

Titik-titik kontrol survei sebaiknya berada dekat dengan lokasi pekerjaan tetapi bebas dari
area kegiatan, dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan adanya pergeseran posisi akibat
aktivitas pekerjaan termasuk pengoperasian dari peralatan. Untuk itu letak titik-titik kontrol
tersebut harus selalu dicek secara teratur. Perubahan letak titik kontrol juga dapat terjadi pada
dasar tanah, pada timbunan pelapisan tanah yang mudah mampat atau proses dalam tanah itu
sendiri, seperti proses yang terjadi akibat besarnya variasi kadar kelembaban.

41
CV. Karya Endah Lestari

d. Penentuan elemen-elemen struktur

Letak dari elemen-elemen utama struktur ditentukan berdasarkan pada system referensi yang
digunakan. Titik offset referensi harus ditetapkan untuk tiap elemen utama. Letak dan jarak
offset tiap-tiap titik referensi harus hati-hati diputuskan dan dikenali dilapangan dan untuk
menyiapkan tahap penentuan kembali yang mudah bagi letak elemen utama selama
pelaksanaan pekerjaan sehingga titik-titik ini tidak terganggu.

Letak elemen-elemen kecil lain seperti kerb, parapet, galian drainase ditentukan berdasarkan
pada letak elemen-elemen dengan mempertimbangkan pengukuran. Penempatan dan
pematokan letak elemen-elemen yang telah ditentukan harus diperiksa. Pemeriksaan ini harus
dilakukan secara terpisah dan dilakukan oleh Staf Engineer dengan menggunakan peralatan
lain yang berbeda dengan peralatan yang digunakan pada saat penempatan dan pematokan
awal. Bagi kontraktor yang melaksanakan pemeriksaan ulang atas hasil pekerjaannya sendiri,
dianjurkan untuk menggunakan methoda lain yang berbeda dengan methoda yang telah
digunakan pada saat awal penempatan dan pematokan.

Untuk menghindari kesalahan dari ketidak tepatan identifikasi patok, ketidaktepatan


panandaan atau kesalahan dalam melaksanakan survei, maka pengukuran jarak dan beda
tinggi dilakukan dengan memeriksa hasil pekerjaan dari titik awal suatu sisi sampai pada titik
akhir pada sisi yang lain, kemudian diikatkan pada titik kontrol hasil survei pertama.
Pemeriksaan ini tidak diperkenankan dilakukan hanya dengan mengukur dari satu titik akhir
saja atau dua titik akhir pada sisi yang terpisah.

E.2.30.2. Material / Bahan-beton

a. Semen

Konsultan Supervisi harus memastikan bahwa kontraktor memenuhi persyaratan syarat-syarat


teknik yang berhubungan dengan pemakaian, penyimpanan dan umur semen.

b. Agregat

Pemilihan agregat yang sesuai sangat penting pada produksi beton yang baik. Agregat beton
harus terdiri dari partikel-partikel yang bersih, keras dan tahan serta cukup kuat untuk
menahan beban yang diterima oleh beton. Pada umumnya, agregat tersebut terdiri dari pasir
atau kerikil alam, atau batu pecah.

42
CV. Karya Endah Lestari

 Agregat beton harus :


 Cukup kuat dan keras untuk dapat menghasilkan beton dengan kekuatan tekan yang
memenuhi syarat, dan tahan terhadap abrasi.

 Bersih atau bebas dari kotoran seperti zat-zat organik, karena dapat menghambat
pembekuan dan pengerasan beton. Tidak mengandung lanau dan lempung karena
dapat memperlemah beton. Partikel-partikel yang lemah dan lunak dapat mengurangi
kekuatan beton dan dapat hancur bila terbuka terhadap cuaca. Lempung atau bahan
lemah lainnya yang menutupi

 permukaan agregat dapat mengurangi ikatan antara agregat dan pasta semen.

 Gradasi :

 Agregat yang bergradasi baik akan menghasilkan beton yang mudah dikerjakan
agregat yang tidak memenuhi gradasi yang disyaratkan cenderung untuk terjadi
pemisahan (segregation) dan airnya akan merembes keluar (bleeding).

 Pada umumnya pasir yang bergradasi kasar paling dikehendaki. Disisi lain, semua
pasir harus mengandung kuantitas partikel halus yang cukup untuk membantu
mendapatkan kemampuan pengerjaan yang baik. Suatu gradasi pasir dimana satu atau
dua ukuran partikel sangat dominan harus dihindarkan. Pasir demikian mempunyai
kadar udara yang besar, oleh karena itu memerlukan pasta semen dalam jumlah besar
untuk dapat menghasilkan campuran yang dapat dikerjakan dengan baik.

 Bentuk partikel dan tekstur permukaan :

Bentuk partikel dan permukaan dari agregat akan mempengaruhi kemampuan pengerjaan
pada beton. Partikel sepihan (flakey) bersudut tidak hanya menyulitkan dalam pengerjaan
tetapi juga menyebabkan pemisah, maka harus dihindari. Kekuatan maksimum, dengan
sedikit kesulitan dalam pengerjaan, akan dihasilkan oleh agregat pecah (crushed) dengan
pelekatan antara muka batuan yang tidak rata.

 Ukuran maksimum :

Penghematan yang paling besar didapatkan bila ukuran agregat maksimum terbesar
digunakan. Faktor-faktor yang membatasi gradasi adalah kemampuan peralatan

43
CV. Karya Endah Lestari

pengaduk, pengangkat dan pengecoran untuk dapat menangani ukuranukuran lebih besar,
dan jarak bebas (spacing) antara acuan dan tulangan. Ukuran agregat maksimum tidak
boleh melebihi dua pertiga jarak bebas antara tulangan atau tiga perempat selimut beton
hingga penulangan. Dalam syarat-syarat teknik, penggunaan beton pada berbagai bagian
pekerjaan diberi batasan yang menggambarkan batas-batas tersebut diatas.

c. Air

 Air yang dipakai untuk beton tidak boleh mengandung garam, larutan zat organik,
atau bahan lain yang akan mengganggu hidrasi semen.

 Air yang dapat diminum biasanya memuaskan. Jika ada keraguan, suatu batch
percobaan beton harus dibuat dan diuji untuk membandingkan tingkat pengerasan dan
kekuatan ultimatenya dengan beton serupa yang dibuat dengan air murni / segar.

 Air laut tidak boleh digunakan pada beton bertulang, karena menyebabkan korosi
pada penulangan.

d. Udara

Kehadiran rongga didalam beton sangat mengurangi kekuatannya. Jumlah sekecil 5 persen
dapat mengurangi kekuatan dengan 30 persen, dan 2 persen dapat mengurangi kekuatan 10
persen. Rongga pada beton adalah :

 Gelembung udara yang tertahan, atau

 Ruangan yang tertinggal setelah air berlebihan dihilangkan, hal ini tergantung pada ratio
semen air (water cement ratio) dari campuran

Telah biasa dilaksanakan untuk entrain udara hingga 8 persen dalam beton dengan
menggunakan campuran tambahan yang sesuai. Gelembung udara tersebut jauh lebih kecil
(0,05 mm) dari pada gelembung yang secara tidak sengaja masuk atau tertahan, dan terpisah-
pisah sehingga tidak berbentuk saluran untuk lewatnya air dan permeabilitas beton tidak
bertambah.

44
CV. Karya Endah Lestari

E.2.30.3. Penyimpanan Bahan

1. Semen

Harus disimpan didalam gudang semen atau bangunan tahan cuaca dan teratur agar dapat
digunakan dengan urutan sesuai pengiriman. Semen yang disimpan lebih dari empat bulan
harus diuji kembali sebelum digunakan.

2. Agregat

Agregat harus disimpan dalam bak (bin) atau tempat penimbunan (stockpile) berdekatan
dengan pekerjaan dengan tiap ukuran dipisah dari ukuran lainnya secara pasti untuk
mencegah saling tercampur. Lantai penimbunan harus kering dan dilapisi kerikil atau bahan
untuk mencegah bercampurnya timbunan dengan tanah.

E.2.30.4. Pekerjaan Jalan

 Komponen Utama Pekerjaan Jalan

Pembangunan jalan meliputi komponen pekerjaan pokok antara lain dan tidak terbatas
pada :

a. Penentuan batas-batas pekerjaan

Sebelum pekerjaan dimulai perlu diadakan pengukuran, khususnya berkenaan dengan


ukuran lebar jalan, lokasi jalan, elevasi permukaan, struktur drainase. Kontraktor dan
Konsultan harus mencapai persetujuan terlebih dahulu mengenai ketepatan pengukuran
agar hasil pekerjaan sesuai dengan Gambar kontrak.

b. Pekerjaan Galian

Pekerjaan ini umumnya terdiri dari galian, pembuangan dari tanah atau batuan atau
bahan-bahan lainnya dari badan jalan atau yang berdekatan yang diperlukan untuk
pembentukan konstruksi jalan. Pekerjaan tersebut juga diperlukan untuk pembuatan
saluran air dan selokan, untuk pembentukan pondasi untuk pipa, gorong-gorong atau
struktur lainnya, untuk pengeluaran bahan-bahan yang tidak terpakai dan tanah humus,
untuk pekerjaan stabilisasi, untuk bahan-bahan konstruksi galian tambahan atau
pembuangan bahan-bahan sisa galian dan pada umumnya untuk pembentukan tempat
kerja yang sesuai dengan spesifikasi.

45
CV. Karya Endah Lestari

c. Pekerjaan Timbunan

Pekerjaan ini terdiri dari pengangkutan, penempatan dan pemadatan tanah atau bahan-
bahan butiran untuk pekerjaan timbunan, untuk pengurugan kembali pada parit atau
galian disekeliling pipa atau daerah luar struktur, penimbunan untuk pembentukan
konstruksi menurut garis, kelandaian dan ketinggian dari penampang melintang yang
ditentukan.

d. Penyiapan subgrade / tanah dasar

Pekerjaan ini terdiri dari persiapan permukaan tanah dasar setelah penyelesaian
pekerjaan-pekerjaan penggalian atau penimbunan untuk penempatan lapisan pondasi
bawah (subbase), trotoar, jalur-jalur pemisah (median) dan bahu jalan (termasuk tempat
parkir dan persimpangan). Pekerjaan meliputi penggalian kecil dan pekerjaan timbunan
diikuti dengan pembentukan, pemadatan dan pengujian / test laboratorium maupun test
lapangan, serta pemeliharaan dari pada permukaan yang dipersiapkan sampai bahan-
bahan perkerasan jalan ditempatkan diatasnya.

e. Pembuatan subbase course & base course

Pekerjaan terdiri dari penyediaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan,


pembasahan dan pemadatan agregat dari campuran batu pecah bergradasi tertentu pada
suatu permukaan yang dipersiapkan untuk itu.

Pemrosesan meliputi pemecahan, penyaringan, pencampuran dan setiap operasi


pelaksanaan lainnya untuk menghasilkan suatu bahan sesuai dengan persyaratan
pengujian bahan/material apakah bisa digunakan atau tidak untuk agregat sesuai dengan
persyaratan, jika test lapangan dilakukan untuk pengendalian kualitas.

f. Pekerjaan pengaspalan / hotmix

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan suatu lapisan hotmix, campuran tersebut harus
dicampur dalam Asphalt Mixing Plant, dihampar dan dipadatkan pada suatu permukaan
yang disetujui oleh Konsultan. Pelapisan aspal direncanakan dengan menggunakan
prosedur khusus yang diberikan dalam spesifikasi, untuk menjamin bahwa asumsi-
asumsi rencana mengenai kadar aspal efektip, rongga udara, stabilitas, dan ketebalan
lapisan aspal benar-benar terpenuhi.

46
CV. Karya Endah Lestari

Equipment yang digunakan pada umumnya terdiri dari Asphalt Mixing Plant, Asphalt
Sprayer, Asphalt Finisher, Tendem Roller dan Pneumatic Tire Roller.

Untuk mendapatkan campuran hotmix yang memenuhi persyaratan spesifikasi, test-test


antara lain sebagai berikut ini perlu dilaksanakan :

 Marshall test

 Extraction test

 Asphalt properties

 Suhu campuran

 Core drill dan lain-lain yang disebutkan dalam spesifikasi.

g. Pekerjaan rigid pavement

Pekerjaan ini terdiri dari konstruksi perkerasan jalan beton semen Portland diberi dowel
dan tie bar sebagaimana disyaratkan, di atas badan jalan yang telah dipersiapkan, dan
menurut garis-garis, ketinggian, kelandaian, ukuran, penampang melintang dan
penyelesaian akhir.

1). Bahan-bahan

Bahan / material berikut ini harus mengikuti ketentuan dalam spesifikasi :

 Semen

 Air

 Persyaratan gradasi agregat

 Sifat agregat

 Membran kedap air

 Tulangan baja, dowel, tie bar : Batanq baja untuk Dowel harus berupa batang
bulat biasa sesuai denqan AASHTO M 31. Batangbatang Dowel berlapis plastik
yang memenuhi AASHTO M 254 dapat digunakan. Batang pengikat harus berupa
batang-batang baja berulir sesuai dengan AASHTO M 31.

 Bahan-bahan untuk sambungan

47
CV. Karya Endah Lestari

2). Persyaratan sifat campuran dan kekuatan beton

 Kuat tekan karateristik beton dan kuat lentur karakteristik harus sesuai dengan
persyaratan dalam spesifikasi.

 Beton harus merupakan jenis yang memiIiki sifat kemudahan pengerjaan yang
sesuai untuk mencapai pemadatan penuh. Slump optimum harus sesuai dengan
persyaratan dalam spesifikasi.

3) Pengecoran

 Pengecoran beton harus diteruskan dengan tanpa berhenti sampai pada suatu
sambungan konstruksi yang telah ditentukan dan disetujui sebelumnya atau
sampai pekerjaan tersebut diselesaikan.

 Beton harus dicor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari segregasi /
pemisahan partikel-partikel halus dan kasar dalam campunan yang bersangkutan.
Beton harus dicor ke dalam acuan-acuan sedekat mungkin dengan posisi akhirnya
untuk menghindari pengaliran dan tidak boleh mengalir lebih dari 1m setelah
pengecoran.

 Beton harus dicor dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga beton yang baru
dicor menyatu dengan beton yang dicor sebelumnya sementara yang baru dicor
masih plastis.

4). Perawatan

 Segera setelah penyapuan dan perapian tepi selesai perawatan beton harus
dimulai.

 Permukaan terbuka beton yang baru dicor harus dilindungi dengan menggunakan
bahan-bahan yang bersifat merefleksi panas dan hujan.

 Bahan yang digunakan harus dijaga agar tetap basah untuk waktu tidak kurang
dari 5 hari, sampai suatu tingkat yang menjamin bahwa 100 % kelembaban
dipertahankan pada permukaan beton.

48
CV. Karya Endah Lestari

 Kegiatan-kegiatan pengecoran beton harus ditunda jika penyediaan air tidak


cukup baik untuk perawatan, atau bila tidak cukup persediaan bahan perawatan
lainnya tersedia di lokasi pekerjaan.

5). Pembongkaran acuan

Acuan-acuan tidak boleh dibongkar sampai beton yang baru ditempatkan telah
mengeras untuk sekurang-kurangnya 12 jam. Acuan-acuan tersebut harus dibongkar
dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada perkerasan jalan.

6). Pembukaan untuk lalu-lintas

Jalan tidak boleh dibuka untuk lalu-lintas sebelum hasil test terhadap sampel
mencapai kekuatan lentur minimum tidak kurang dari 90 % kekuatan umur 28 hari,
sebagaimana ditentukan pada spesifikasi. Perkerasan tak boleh dibuka untuk lalu-
lintas sebelum 14 hari dari saat beton dihamparkan. Sebelum lalu lintas dibuka,
perkerasan harus dibersihkan dan penutup (sealing) sambungan sudah sempurna.

7). Sambungan (joints)

Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti yang
ditentukan dalam Gambar. Semua sambungan harus dilindungi agar tidak
kemasukan material yang tidak dikehendaki sebelum ditutup dengan bahan pengisi.

a). Sambungan memanjang (longitudinal joints)

 Batang baja ulir (deformed) dengan panjang, ukuran, dan jarak seperti yang
ditentukan harus diletakkan tegak lurus dengan sambungan longitudinal.

 Sambungan longitudinal gergajian (longitudinal sawn joint) harus dibuat


dengan pemotongan beton dengan gergaji beton yang disetujui sampai
kedalaman, lebar dan garis sesuai Gambar. Sambungan longitudinal ini harus
digergaji sebelum berakhirnya masa perawatan beton, atau segera
sesudahnya sebelum peralatan atau kendaraan diperbolehkan memasuki
perkerasan beton baru tersebut. Daerah yang akan digergaji harus
dibersihkan dan sambungan harus segera diisi dengan material penutup
(sealer) sesuai dengan yang disyaratkan.

49
CV. Karya Endah Lestari

b). Sambungan kontraksi melintang (transverse contraction joints)

Sambungan ini terdiri dari bidang-bidang yang diperlemah dengan membuat takikan
/ alur dengan pemotongan permukaan perkerasan, disamping itu bila tertera pada
Gambar juga harus mencakup pasangan alat transfer beban (load transfer
assemblies).

 Sambungan kontraksi kepingan melintang (transverse strip contraction


joints)

 Takikan / alur (formed grooves)

 Sambungan gergajian (sawn contraction joints)

 Sambungan kontraksi acuan melintang (transverse formed contraction joints)

c). Alur pada sambungan

 Alur-alur tersebut dapat dibentuk pada waktu beton masih dalam keadaan
plastis atau digergaji setelah beton mengeras.

 Bagian alur yang akan ditutup / disegel harus mempunyai sisi-sisi yang
benar-benar vertikal dan sejajar.

8). Penyegelan (penutup alur)

 Penyegelan permanen sambungan-sambungan harus dilaksanakan dalam waktu


28 hari sejak pengecoran beton. Segera sebelum penyegelan permanen,
sambungan harus dibersihkan dari segala kotoran, bahan lepas, penyegelan
sementara, pembentuk atau bahan pengisi yang harus dibuang.

 Bahan penyegel harus dituang sampai pada suatu permukaan antara 3 mm dan 6
mm di bawah permukaan beton yang bersangkutan.

9). Alat transfer beban (load transfer devices)

 Bila digunakan dowel (batang baja polos), maka harus dipasang sejajar dengan
permukaan dan garis sumbu perkerasan beton, dengan memakai pengikat /
penahan logam yang dibiarkan terpendam dalam perkerasan.

50
CV. Karya Endah Lestari

 Ujung dowel harus dipotong agar permukaannya rata. Ukuran bagian dowel yang
harus dilapisi pelumas harus sesuai yang tertera pada Gambar, agar bagian
tersebut tidak ada lekatan dengan beton, penutup (selubung) dowel, harus
dipasang pada setiap batang dowel pada sambungan ekspansi. Penutup itu harus
berukuran pas dengan dowel dan bagian ujung yang tertutup harus tahan air.

10). Menutup sambungan (sealing joint)

 Sambungan harus ditutup segera sesudah selesai proses perawatan (curing) beton
dan sebelum jalan terbuka untuk lalulintas, termasuk kendaraan Kontraktor.
Sebelum ditutup, setiap sambungan harus dibersihkan dari material yang tidak
dikehendaki, termasuk bahan perawatan (membrane curing compound) dan
permukaan sambungan harus bersih dan kering ketika diisi dengan material
penutup.

 Material penutup (joint sealer) yang digunakan pada setiap sambungan harus
sesuai dengan yang tertera pada Gambar.

 Material penutup harus diaduk selama pemanasan untuk mencegah pemanasan


yang berlebihan secara tidak merata. Waktu dituangkan, jangan sampai material
ini tumpah pada permukaan beton yang terbuka. Kelebihan material pada
permukaan beton harus segera dibersihkan. Penggunaan pasir atau material lain
sebagai pelindung material penutup tidak diperbolehkan.

 Jenis dan fungsi lapisan perkerasan

Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan diatas tanah
dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban
lalu-lintas dan menyebarkannya ke lapisan dibawahnya.

Konstruksi perkerasan terdiri dari :

a. Lapisan permukaan ( surface course )

Lapis permukaan berfungsi sebagai :

 Lapis perkerasan penahan beban roda.

 Lapis kedap air.

51
CV. Karya Endah Lestari

 Lapis aus.

 Lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah.

b. Lapis pondasi atas ( base course )

Fungsi lapisan pondasi atas ini antara lain sebagai :

 Menahan gaya lintang beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan


dibawahnya.

 Lapisan peresapan.

 Bantalan terhadap lapisan permukaan.

c. Lapis pondasi bawah ( subbase course )

Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :

 Menyebarkan beban roda ke tanah dasar.

 Effisiensi penggunaan material.

 Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal.

 Lapis peresapan.

 Lapisan pertama agar pekerjaan dapat berjalan lancar.

 Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis
pondasi atas.

d. Lapisan tanah dasar ( subgrade )

 Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya
baik, atau tanah baik yang didatangkan dari tempat lain dan dipadatkan.

 Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat ditentukan oleh sifat-
sifat daya dukung tanah dasar.

52
CV. Karya Endah Lestari

 Material konstruksi perkerasan

a. Tanah dasar

 Tanah dasar yang baik untuk konstruksi perkerasan jalan adalah tanah dasar yang
berasal dari lokasi itu sendiri atau didekatnya (klasifikasi tanah baik, bukan tanah
A-7-6), yang telah dipadatkan sampai tingkat kepadatan tertentu sehingga
mempunyai daya dukung yang baik serta berkemampuan mempertahankan
perubahan volume selama masa pelayanan walaupun terdapat perbedaan kondisi
lingkungan.
 Sifat masing-masing jenis tanah tergantung dari tekstur, kepadatan, kadar air,
kondisi lingkungan, dan lain sebagainya.
 Daya dukung tanah dasar dapat diperkirakan dengan mempergunakan hasil
klasifikasi ataupun dari pemeriksaan CBR.

b. Agregat

Agregat / batuan merupakan komponen utama dari lapisan perkerasan jalan yaitu
mengandung 92 - 95 % agregat berdasarkan persentase berat. Dengan demikian daya
dukung, keawetan dan mutu perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan
hasil campuran agregat dengan material lain. Sifat dan kwalitas agregat menentukan
kemampuannya dalam memikul beban lalu-lintas. Sifat agregat yang menentukan
kwalitasnya sebagai bahan konstruksi perkerasan jalan dapat dikelompokkan menjadi 3
kelompok yaitu :

 Kekuatan dan keawetan (strength & durability) lapisan perkerasan dipengaruhi


oleh : gradasi, ukuran maksimum, kadar lempung, kekerasan dan ketahanan,
bentuk butir, tekstur permukaan.
 Kemampuan dilapisi aspal dengan baik, dipengaruhi oleh : porositas, kemungkinan
basah, jenis agregat.
 Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman dan aman,
dipengaruhi oleh : tahanan geser (skid resistance), campuran yang memberikan
kemudahan dalam pelaksanaan (workability).

53
CV. Karya Endah Lestari

c. Gradasi

Gradasi atau distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran agregat merupakan hal


yang penting dalam menentukan stabilitas perkerasan.

Gradasi agregat mempengaruhi besarnya rongga antar butir yang akan menentukan
stabilitas dan kemudahan dalam proses pelaksanaan. Gradasi agregat dapat dibedakan
atas :

 Gradasi seragam (Uniform graded) :

Adalah agregat dengan ukuran yang hampir sama atau mengandung agregat halus yang
sedikit. Gradasi seragam disebut juga gradasi terbuka. Agregat dengan gradasi seragam
akan menghasilkan lapisan perkerasan dengan sifat permeabilitas tinggi, stabilitas
kurang, berat volume kecil.

 Gradasi rapat (Dense graded) :

Merupakan campuran agregat kasar dan halus dalam porsi yang berimbang, sehingga
dinamakan juga agregat bergradasi baik (well graded). Agregat dengan gradasi rapat
akan menghasilkan lapisan perkerasan dengan stabilitas tinggi, kurang kedap air, sifat
drainase jelek dan berat volume besar.

 Gradasi buruk (Poorly graded) :

Merupakan campuran agregat yang tidak memenuhi 2 kategori diatas. Agregat


bergradasi buruk yang umum digunakan untuk lapisan perkerasan lentur yaitu gradasi
senjang (gap graded), merupakan campuran agregat dengan 1 fraksi hilang atau sedikit
sekali. Agregat dengan gradasi senjang akan menghasilkan lapisan perkerasan yang
mutunya terletak antara kedua jenis diatas.

d. Kadar lempung

Lempung mempengaruhi mutu campuran agregat dengan aspal, karena :

 Lempung membungkus partikel-partikel agregat sehingga ikatan antara agregat dan


aspal berkurang.

 Luas daerah yang harus diselimuti aspal bertambah.

54
CV. Karya Endah Lestari

 Tipisnya lapisan aspal mengakibatkan lapisan mudah teroksidasi sehingga lapisan


cepat rapuh / getas.

 Lempung cenderung menyerap air yang berakibat hancurnya lapisan aspal.

e. Daya tahan agregat

Daya tahan agregat adalah ketahanan agregat untuk tidak hancur/pecah oleh pengaruh
mekanis ataupun kimia.

f. Bentuk dan tekstur agregat

 Bentuk dan tekstur mempengaruhi stabilitas dari lapisan perkerasan yang dibentuk
oleh agregat tersebut.

 Partikel agregat bulat saling bersentuhan dengan luas bidang kontak kecil sehingga
menghasilkan daya interlocking yang lebih kecil dan lebih mudah tergelincir.

 Partikel agregat berbentuk lonjong mempunyai sifat interlocking hamper sama


dengan yang berbentuk bulat.

 Partikel berbentuk kubus mempunyai bidang kontak yang lebih luas, memberikan
interlocking / saling mengunci yang lebih besar, dengan demikian kestabilan yang
diperoleh lebih besar dan lebih tahan terhadap deformasi yang timbul. Agregat
berbentuk kubus ini paling baik digunakan sebagai bahan konstruksi perkerasan
jalan.

 Agregat berbentuk pipih mudah pecah pada waktu pencampuran, pemadatan,


ataupun akibat beban lalu-lintas, oleh karena itu banyaknya agregat pipih ini
dibatasi dengan menggunakan nilai indeks kepipihan yang disyaratkan.

g. Daya lekat terhadap aspal

Faktor yang mempengaruhi lekatan aspal dan agregat dapat dibedakan atas 2 bagian
yaitu :

 Sifat mekanis yang tergantung dari : Pori-pori dan absorbsi, Bentuk dan tekstur
permukaan, Ukuran butir.

 Sifat kimiawi dari agregat.

55
CV. Karya Endah Lestari

h. Berat jenis (spesific gravity)

Besarnya berat jenis agregat penting dalam perencanaan campuran agregat dengan
aspal karena umumnya direncanakan berdasarkan perbandingan berat dan juga untuk
menentukan banyak pori. Agregat dengan berat jenis yang kecil mempunyai volume
yang besar sehingga dengan berat yang sama membutuhkan jumlah aspal yang lebih
banyak. Disamping itu agregat dengan kadar pori besar membutuhkan jumlah aspal
yang banyak.

 Aspal

Sebagai salah satu material konstruksi perkerasan lentur, aspal merupakan salah satu
komponen kecil, umumnya 4 - 8 % berdasarkan berat, tetapi merupakan komponen yang
relatif mahal. Sifat aspal akan berubah akibat panas dan umur, aspal akan menjadi kaku
dan rapuh dan akhirnya daya adhesinya terhadap partikel agregat akan berkurang.
Perubahan ini dapat diatasi / dikurangi jika sifat-sifat aspal dikuasai dan dilakukan
langkah-langkah yang baik dalam proses pelaksanaan.

Jenis aspal berdasarkan cara diperolehnya dapat dibedakan atas :

 Aspal alam : contoh aspal Buton.

 Aspal buatan : contoh aspal minyak.

 Aspal minyak dapat dibedakan :

 Aspal keras / panas (Asphalt Cement = AC) : AC pen 40/50, AC pen 60/70, AC pen
85/100, AC pen 120/150, AC pen 200/300.

 Aspal dingin / cair (Cut back asphalt) : RC (Rapid Curing cut back), MC (Medium
Curing cut back), SC (Slow Curing cut back).

 Aspal emulsi (Emulsion Asphalt) : Kationik, Anionik, Nonionik, RS (Rapid Setting),


MS (Medium Setting), SS (Slow Setting).

Aspal yang dipergunakan pada konstruksi perkerasan jalan berfungsi sebagai :

 Bahan pengikat.

 Bahan pengisi.

56
CV. Karya Endah Lestari

a. Aspal beton campuran panas (Hotmix)

Hotmix merupakan salah satu jenis dari lapis perkerasan lentur. Jenis perkerasan ini
merupakan campuran antara agregat dan aspal pada suhu tertentu (dicampur dalam
keadaan panas).

b. Klasifikasi aspal beton

Berdasarkan fungsinya aspal beton campuran panas dapat diklasifikasikan sebagai


berikut :

 Sebagai lapis permukaan.

 Sebagai lapis pondasi atas.

 Sebagai lapis pembentuk pondasi / permukaan.

c. Karakteristik campuran

Karakteristik campuran yang harus dimiliki oleh campuran aspal beton campuran panas
adalah :

 Stabilitas.

 Durabilitas.

 Fleksibilitas.

 Tahanan geser (skid resistance).

 Kedap air.

 Kemudahan pengerjaan (workability).

 Fatique resistance.

d. Perencanaan campuran

Campuran antara agregat dan aspal harus ditentukan / direncanakan seoptimal mungkin
sehingga dihasilkan lapisan perkerasan dengan kwalitas yang baik, meliputi gradasi
agregat (dengan juga memperhatikan mutu agregat) dan kadar aspal sehingga
dihasilkan lapisan perkerasan yang dapat memenuhi kriteria sebagai berikut :

 Kadar aspal cukup memberikan kelenturan.

57
CV. Karya Endah Lestari

 Stabilitas cukup memberikan kemampuan memikul beban sehingga tak terjadi


deformasi yang merusak.

 Kadar rongga cukup memberikan kesempatan untuk pemadatan tambahan akibat


beban berulang dan flow dari aspal.

 Dapat memberikan kemudahan kerja.

Perencanaan campuran diperlukan untuk mendapatkan resep campuran yang memenuhi


spesifikasi. Metode perencanaan campuran yang umum dipergunakan di Indonesia
antara lain yang bersumber dari BS594 yang lebih dikenal dengan nama metode
CQCMU.

e. Asphalt Mixing Plant

Proses pencampuran aspal beton campuran panas dilakukan di Asphalt Mixing Plant
(AMP). Jenis AMP sesuai dengan komponen-komponen yang dimiliki AMP dibagi atas
2 jenis yaitu :

 Alat pencampur dengan penakaran (Batch plant).

 Alat pencampur tipe menerus (Continuous plant).

f. Permasalahan yang dapat mempengaruhi kwalitas hotmix

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kwalitas hotmix antara lain :

 Penimbunan agregat, yang dapat menyebabkan terjadinya segregasi dan degradasi


serta kontaminasi, jika tidak mengikuti proses yang benar.

 Over heating baik agregat maupun aspal.

 Under heating baik agregat maupun aspal.

 Campuran rencana yang tidak tepat.

 Agregat yang basah.

 Komponen AMP mengalami kerusakan yang tidak diketahui.

 Pengaturan masing-masing komponen tidak memenuhi persyaratan yang diminta.

 Penimbangan yang tidak baik / terkontrol baik.

58
CV. Karya Endah Lestari

 Pemuatan ke truck pengangkut yang kurang baik sehingga terjadi segregasi.

 Penghamparan yang kurang baik sehingga terjadi segregasi.

 Tebal penghamparan yang terlalu tebal.

 Alat pemadat dan proses pemadatan yang tidak baik.

 Temperatur penghamparan dan pemadatan yang tidak tepat.

 Kondisi lokasi jalan sebelum penghamparan tidak memenuhi persyaratan.

 Jangka waktu dari proses pemadatan sampai jalan dibuka untuk lalulintas umum
terlalu cepat.

g. Pemadatan hotmix

Pemadatan dilakukan dalam 3 tahap yang berurutan :

 Pemadatan awal (Breakdown rolling) : Berfungsi untuk mendudukkan material


pada posisinya dan sekaligus memadatkannya. Alat yang digunakan adalah
Tandem Roller.
 Pemadatan antara / kedua (Secondary rolling) : Merupakan pemadatan seperti
pemadatan akibat beban lalu-lintas. Alat yang digunakan adalah Pneumatic Tire
Roller.
 Pemadatan akhir (Finishing rolling) : Untuk menghilangkan jejak-jejak roda ban.
Penggilasan dilakukan pada temperatur diatas titik lembek aspal. Alat pemadat
yang digunakan adalah Tandem Roller.

E.2.31. Quality Assurance

Jaminan mutu memerlukan perubahan struktural terhadap metode supervisi. Juga diperlukan
supervisi yang permanen (tentunya untuk pekerjaan yang lebih besar), standarisasi test dan
pengetesan (termasuk kekerapan pengetesan) serta kriteria untuk penaksiran (termasuk
toleransi yang diijinkan). Diperlukan pula guideline yang spesifik untuk supervisor dan client
atau pihak ketiga (seperti konsultan atau team audit teknis).

Tetapi untuk mengikat kontraktor dengan semua jaminan ini, perlu dimasukkan kedalam
tender dan dokumen kontrak, spesifikasi teknis, surat pernyataan, kwantitas dan gambar.

59
CV. Karya Endah Lestari

Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil ialah kecermatan
rancangan. Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang tersedia dan / atau berdasarkan
survey yang tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak masalah mutu dibandingkan
dengan rancangan yang secara akurat mewakili kebutuhan-kebutuhan dilapangan. Karena
sebagian besar kontrak berdasarkan kwantitas, maka fokus pengawasan juga berdasarkan
kwantitas. Hal ini dikuatkan pula dengan banyaknya perbaikan yang diperlukan sebagai
akibat tidak akuratnya rancangan. Perbaikan ini juga memakan banyak waktu dan usaha
kontraktor dan supervisor sehingga mereka hamper tak mempunyai waktu untuk pemeriksaan
mutu. Pada format kontrak saat ini, supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan
kontraktor mengikuti standard. Ini berarti bahwa semua pengetesan harus dibayarkan oleh
Pemberi Tugas, dengan kata lain : cadangan anggaran untuk pengetesan merupakan
persyaratan untuk lebih memperkuat mutu. Persyaratan testing dan kekerapannya pada
dasarnya berarti pergeseran tanggung jawab yaitu : kontraktor harus membuktikan bahwa
pekerjaan itu dilakukan menurut spesifikasinya, bukannya supervisor harus membuktikan
bahwa pekerjaan ada dibawah standard.

Memulai dan membentuk perubahan tanggung jawab ini bukanlah praktek yang mudah dan
cepat. Pola kerja dan prosedur yang sudah terbentuk harus dibuang, praktek dan prosedur
baru harus diambil tetapi input-input seperti peng-auditan tehnis, evaluasi yang dilakukan
kontraktor dan lain-lain cenderung mempunyai dampak pada pendekatan masalah ini.

Konsultan akan mendukung dan coba memulai perubahan-perubahan tersebut melalui saran-
saran yang sehubungan dengan perhitungan tehnis, saran yang berhubungan dengan evaluasi
yang dilakukan kontraktor, saran pengawasan konstruksi serta pelatihan. Satu cara yang
mungkin dilakukan ialah mulai ber-experimen dengan beberapa proyek yang dijalankan
dengan cara yang berbeda dan yang diatur dengan jenis kontrak yang berbeda pula.

Suatu pendekatan yang berbeda, tetapi saling melengkapi, terhadap jaminan kualitas, yang
difokus secara intern, dilakukan dengan cara ketat memberlakukan prosedur review baik
terhadap rancangan maupun hal-hal berikutnya serta ketaatan terhadap jadual waktu untuk
pembuatan rancangan. Pendekatan ini bisa dilaksanakan dengan pemberitahuan dalam waktu
singkat dan diantisipasi untuk meningkatkan kontrol proses persiapan. Dengan
pemberitahuan singkat, diantisipasi dapat meningkatkan kualitas dibanding pendekatan-

60
CV. Karya Endah Lestari

pendekatan lain yang disebutkan diatas, karena membutuhkan waktu lebih lama untuk
mempersiapkan dan melaksanakannya.

E.2.32. Personil Pelaksana Kegiatan Pekerjaan

Untuk melaksanakan tugasnya, Konsultan Perencana harus menyediakan tenaga yang


memenuhi kebutuhan proyek baik ditinjau dari lingkup (besar) proyek maupun tingkat
kerumitankan pekerjaan. Didalam menangani Kegiatan Pekerjaan Konsultan Pengawasan
2019 Pembangunan Jalan Perkotaan dan Kawasan Tertentu secara umum membuat program
pentahapan pelaksanaan pekerjaan yang terarah dan pasti guna mencapai hasil yang
maksimum.

Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan pengawasan ini minimal terdiri dari :

1. Supervision Engineer

Tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli (Supervision Engineer) adalah:

- Pengendalian terhadap kuantitas bahan dan pekerjaan yang dilaksanakan oleh


kontraktor berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan dalam
Dokumen Kontrak.

- Mempersiapkan rekomendasi teknis sehubungan dengan variasi volume kontrak.

- Mengecek dan mengukur volume bahan dan pekerjaan yang dihasilkan


kontraktor,untuk dipakai sebagai dasar pembuatan sertifikat pembayaran bulanan
(Monthly Certificate).

- Berpedoman Terhadap petunjuk teknis dan instruksi dari Site Engineer, serta berupa
agar Site Engineer dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan selalu mendapat
informasiyang diperlukan sehubungan dengan pengawasan sesuai dengan desain yang
ditentukan.

- Melakukan Pelaporan kepada Site Engineer dan atau Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan apabila ternyata pelaksanaan pekerjaan akan mengakibatkan terlampauinya
volume pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Kontrak.

- Membuat catatan yang lengkap tentang pembayaran kepada kontraktor, sehingga tidak
terjadi pembayaran berganda atau pembayaran lebih.

61
CV. Karya Endah Lestari

- Mempelajarai pasal-pasal dalam Kontrak sehingga tata cara pengukuran dan


pembayaran pekerjaan kepada kontraktor benar-benar didasarkan kepada ketentuan
yang tercantum dalam Dokumen Kontrak.

- Membuat dan menghimpun semua data yang berhubungan dengan pengendalian


pekerjaan serta memantau kemajuan pekerjaan di lapangan.

- Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan bulanan, jadwal


kemajuan pekerjaan dan lain-lain.

- Membantu Site Engineer dalam menyiapkan data untuk Final Payment.

- Mengecek semua As Built Drawing yang dibuat oleh kontraktor.

2. Inspector

Tugas dan tanggung jawab Inspector adalah :

- Membantu Site engineer dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan dari aspek prosedur
dan kuantitas pekerjaan berdasarkan dokumen kontrak.

- Bertanggung jawab Penuh Terhadap Chief Inspector untuk mengawasi kuantitas


pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor.

- Melakukan Pemeriksaan gambar kerja kontraktor berdasarkan gambar rencana serta


memeriksa dan memberi ijin pelaksanaan pekerjaan kontraktor.

- Mengawasi dan memberi pengarahan dalam pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan
prosedur berdasarkan spesifikasi teknis.

- Berhak Menerima dan menolak hasil pekerjaan kontraktor berdasarkan spesifikasi


teknis.

- Membuat laporan harian mengenai aktivitas kontraktor untuk kemajuan pekerjaan,


terdiri dari cuaca, material yang dating (masuk), perubahan dan bentuk dan ukuran
pekerjaan, peralatan di lapangan, kuantitas dari pekerjaan yang telah diselesaikan,
pengukuran di lapangan dan kejadian-kejadian khusus.

- Memeriksa gambar terlaksana (As Built Drawing).

62
CV. Karya Endah Lestari

- Membuat catatan lengkap tentang peralatan, tenaga kerja dan material yang digunakan
dalam setiap pekerjaan yang merupakan atau mungkin akan menjadi pekerjaan tambah
(extra).

E.3. PROGRAM KERJA

Di dalam pelaksanaan pekerjaan layanan konsultansi, perlu adanya suatu program kerja yang
konsepsional, efektif dan efisien sedemikian sehingga setiap aktivitas kerja terprogram
dengan baik dalam rangka mencapai target sukses pekerjaan.vRencana kerja yang akan
dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja atau Term of
References (TOR).

Dalam penyusunan rencana kerja antara lain dan tidak terbatas berdasar :

 Ruang lingkup pekerjaan.

 Volume pekerjaan.

 Batas waktu.

 Keahlian personil.

 Jumlah personil.

 Peralatan yang dipakai.

 chedule mobilisasi.

 Arahan Pemberi Tugas.

 Aktivitas pelaksana fisik.

 Aspek-aspek teknis dan non teknis lainnya.

Secara garis besar program kerja tersebut diuraikan seperti berikut ini :

Untuk melaksanakan pekerjaan secara tepat waktu dan hasil dengan mutu yang tinggi akan

dilaksanakan sesuai dengan jadual kerja yang direncanakan. Rencana kerja disusun dan
dilaksanakan berdasarkan urutan pekerjaan yang efektif dan sesuai dengan waktu
pelaksanaannya. Rencana kerja disusun secara sistimatis dengan tujuan agar tercapai sasaran

63
CV. Karya Endah Lestari

dan tujuan pekerjaan ini. Untuk mendapatkan efektivitas tinggi atas input konsultan dan
untuk menggunakan sumber daya yang tersedia secara efisien, kita perlu mengikuti suatu
perencanaan dan pelaksanaan system layanan konsultansi yang ketat. Hanya dengan cara ini
baik kualitas maupun kuantitas pekerjaan dapat dikontrol sambil menghindari beban
pekerjaan puncak yang cukup besar. Beban puncak dalam pekerjaan memerlukan mobilisasi
staf tambahan dan pengenalan terhadap proyek dan pada umumnya mengakibatkan
berkurangnya kualitas pekerjaan, hal ini diupayakan dihindari.

Aktivitas pokok pekerjaan pengawasan teknik meliputi tahapan utama sebagai berikut :

1. Persiapan awal, studi data.

2. Koordinasi konsultan dengan Pemimpin Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran.

3. Koordinasi dengan unsur proyek.

4. Koordinasi team konsultan.

5. Koordinasi dengan instansi terkait.

6. Tahap construction supervision, technical assistance, pemeliharaan.

Block diagram umum rencana kerja konsultan diperlihatkan pada Gambar E.8.

E.3.1. Rencana Kerja

Sesuai Kerangka Acuan Kerja Besarnya biaya konsultansi yang disediakan dan waktu yang
tersedia, maka konsultanmemperkirakan aktivitas lapangan relative terbatas pada pekerjaan-
pekerjaan awal saja. Kondisi ini konsultan akan menyesuaikan mobilisasi dan kegiatannya,
namun tetap berprinsip kelancaran pekerjaan perlu mendapat perhatian.

E.3.2. Persiapan Awal Dan Studi Data

 Persiapan awal

Segera setelah konsultan mengadakan mobilisasi sesuai Manning Schedule dan atau

kebutuhan aktivitas pekerjaan, team konsultan segera mengadakan persiapan awal,

antara lain dan tidak terbatas pada :

 Menata / penyiapan kantor, furniture, perlengkapan kantor, dll.

64
CV. Karya Endah Lestari

 Mengadakan rapat koordinasi awal seluruh team konsultan.

 Mengadakan kunjungan / koordinasi awal dengan instansi - instansi dan pihak – pihak
terkait.

 Penyiapan format / form - form standar yang akan digunakan selama periode pekerjaan.

 Pengumpulan data yang tersedia.

 Studi / analisa data yang tersedia.

 Field reconnaisance / site visit.

 Mempelajari kembali design dan scope pekerjaan fisik.

 Studi data

Semua data yang akan dijadikan dasar / pegangan pelaksanaan pengawasan konstruksi adalah
berupa gambar-gambar rencana dan spesifikasi-spesifikasi,baik teknis maupun umum yang
akan dikumpulkan / dicari konsultan pengawas untuk dipelajari dan kemudian dilaksanakan.
Data tersebut umumnya dapat diperoleh dari Pengguna Jasa.

E.3.3. Koordinasi Konsultan Dengan Pemimpin Proyek (Wakil Pengguna Jasa)

Koordinasi dengan Pemimpin Proyek (Representative Pengguna Jasa) perlu dilakukan secara

routine dan dengan frekwensi yang cukup.

E.3.4. Koordinasi Dengan Unsur Proyek

Selama waktu pelaksanaan, akan diadakan “Monthly Project Meeting” (jika dipandang perlu
dapat dilakukan weekly meeting) antara Konsultan, Kontraktor dan Representative Pengguna
Jasa / Fisik, disini bisa dievaluasi, dimonitor dan dibahas hal-hal antara lain :

 Membahas pekerjaan yang akan dikerjakan, agar tidak terjadi keragu-raguan atau
kesalahan dalam pelaksanaan.

 Management / pengaturan / penempatan alat berat oleh kontraktor.

 Kemajuan pekerjaan.

 Informasi-informasi yang perlu disampaikan kepada kontraktor dan atau sebaliknya.

 Masalah-masalah di lapangan dan pemecahannya.

65
CV. Karya Endah Lestari

 Rencana kerja kontraktor untuk bulan berikutnya.

 Dan lain-lain.

Bila terjadi hal-hal khusus misal kelambatan pekerjaan, pekerjaan yang perlu dilaksanakan
dengan “crash-program” dan lain-lain, dalam hal ini perlu diadakan meeting khusus. Project
meeting antara Konsultan dan Kontraktor dilakukan secara periodik (mingguan), untuk
kondisi khusus dapat dilakukan dalam rentang 2 – 3 harian.

E.3.5. Koordinasi Team Konsultan

Dalam melaksanakan tugas, team konsultan selain akan melaksanakan tugasnya sesuai
dengan job description, juga perlu ada koordinasi antara Team Leader dengan stafnya, seperti
antara lain dan tidak terbatas pada :

a. Rapat bulanan antara Team Leader dan staff, membahas :

 Laporan bulanan.

 Aktivitas yang sudah dan akan dilaksanakan.

 Masalah lapangan dan pemecahannya.

 Penjelasan dan diskusi teknis untuk menunjang kelancaran pekerjaan.

b. Professional Staff (Tenaga Inti) Konsultan akan melakukan kunjungan secara berkala
kelapangan pada waktu pekerjaan berjalan untuk meyakinkan bahwa pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan kontrak. Porsi kunjungan lapangan direncanakan ±80 % setiap

dikantor proyek. Namun personil konsultan akan selalu tetap berada di lapangan setiap
hari dengan mengatur penempatan / schedule.

c. Sub Professional Staff (Tenaga Teknisi) akan melaksanakan inspeksi harian untuk
meyakinkan bahwa material, tenaga kerja dan hasil pekerjaan fisik sesuai dengan
dokumen kontrak dalam hal mutu, volume dan waktu.

d. Pertemuan-pertemuan khusus antara Site Engineer dengan team atau antar Staff konsultan
dengan frekwensi yang cukup atau sesuai kebutuhan (harian) agar terjadi komunikasi,
koordinasi, informasi yang baik.

66
CV. Karya Endah Lestari

E.3.6. Koordinasi Dengan Instansi Terkait

Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan teknik, konsultan perlu melakukan koordinasi
dengan instansi dan konsultan lain terkait yang berhubungan dengan scope pekerjaan.

E.3.7. Tahap Construction Supervision

Konsultan selama periode konstruksi, akan senantiasa memberi arahan, bimbingan dan
instruksi yang diperlukan kepada kontraktor guna menjamin bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu dan tepat biaya dengan
berdasarkan dokumen kontrak dan petunjuk teknis lainnya. Selain itu, tugas konsultan
meliputi melakukan sertifikasi atas pekerjaan penanganan jalan dan jembatan yang
dilaksanakan oleh kontraktor.

Semua aktivitas konsultan dilapangan, dirangkum di bawah ini :

E.3.7.1. Pematokan bersama (Setting out)

Semua survey di lapangan selama pematokan bersama dan selama konstruksi akan
dilaksanakan oleh kontraktor di bawah petunjuk konsultan. Hasil survey tersebut akan
dikaitkan dengan gambar-gambar konstruksi, kondisi yang ada dan beberapa ketidaksesuaian
antara gambar-gambar dan kondisi-kondisi yang ada akan dipergunakan oleh konsultan untuk
mereview design untuk keperluan proyek (bila ada).

E.3.7.2. Persiapan lapangan

Pada tahap persiapan dilapangan, tim pengawas akan mengawasi dan mencek
aktivitasaktivitas konstruksi sebagaimana yang dijabarkan di bawah ini :

 Memeriksa kualitas dari semua bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk konstruksi.

 Penyiapan rancangan campuran pekerjaan (job mix formula) untuk beton, aspal dan lain-
lain.

 Lokasi letak bahan-bahan.

 Kondisi tumpukan bahan di lokasi kerja.

 Jumlah dan kondisi semua peralatan.

 Jumlah personil kontraktor.

67
CV. Karya Endah Lestari

 Jumlah dan kualitas bahan-bahan.

 Kondisi cuaca.

 Prosedur administrasi kontraktor.

 Form / formulir kerja.

 Persiapan form-work.

 Mengecek jadual kontraktor.

 Persiapan konstruksi.

E.3.7.3. Pekerjaan konstruksi

Setelah mobilisasi dan persiapan di lapangan telah selesai dan diperiksa oleh konsultan dan
Representative Pengguna Jasa Proyek Fisik maka kontraktor akan diijinkan untuk
melanjutkan pekerjaan konstruksi.

Team konsultan akan mengecek langsung dalam hal-hal berikut ini :

 Metoda pekerjaan konstruksi.

 Campuran-campuran bahan.

 Pengecekan jadual.

 Kondisi cuaca dari waktu ke waktu selama periode pelaksanaan pekerjaan.

 Pengambilan contoh (sampling).

Sebelum pekerjaan fisik dimulai, kontraktor mengajukan “Request” terlebih dahulu, yang
berisi antara lain :

 Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.

 Lokasi pekerjaan.

 Peralatan yang akan digunakan.

 Estimasi volume pekerjaan.

 Material yang akan digunakan.

 Rencana jam kerja.

68
CV. Karya Endah Lestari

E.3.7.4. Pengawasan mutu

Pekerjaan yang perlu diawasi dengan teliti dan cermat selama pengawasan kualitas antara lain
sebagai berikut :

Sebelum kontraktor memulai aktivitas konstruksi, kontraktor akan membuat suatu


permohonan secara tertulis kepada konsultan untuk prosedur konstruksi dan persetujuan
pekerjaan dalam tahap yang logis.

Konsultan akan :

 Menginspeksi dan menyetujui bahan-bahan yang akan digunakan.

 Menginspeksi dan menyetujui pelaksanaan pekerjaan fisik.

 Menginspeksi dan menyetujui metoda dan ketelitian pekerjaan konstruksi.

 Memeriksa / menginstruksikan test-test lapangan.

 Memeriksa / menginstruksikan test laboratorium terhadap sampel-sampel yang diambil


dari lokasi kerja.

 Memeriksa / menginstruksikan test-test yang lain sesuai dengan spesifikasi.

E.3.7.5. Pengawasan kuantitas

Pekerjaan perlu diawasi dengan teliti dan cermat. Pengawasan kuantitas (quantity control)
akan mengecek bahan-bahan yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh kontraktor.
Konsultan akan memproses bahan-bahan dan produk fisik nya berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.

 Metoda perhitungan.

 Lokasi kerja.

 Jenis pekerjaan (work item).

 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

E.3.7.6. Catatan-catatan teknis

Catatan-catatan akan dikeluarkan / diberikan dari waktu ke waktu, untuk memberikan


petunjuk-petunjuk kepada kontraktor guna meningkatkan aspek-aspek pekerjaan fisik,

69
CV. Karya Endah Lestari

metode kerja / construction methode dan lain-lain. Demikian juga catatan-catatan / instruksi-
instruksi diberikan juga untuk pekerjaan yang hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi.

E.3.7.7. Masa pemeliharaan

Pekerjaan yang dilakukan pada tahap masa pemeliharaan antara lain :

 Mengawasi kualitas dan kuantitas pekerjaan selama masa pemeliharaan.

 Memeriksa kondisi hasil pekerjaan yang telah diselesaikan pada tahap konstruksi yang
mungkin terjadi kerusakan-kerusakan yang perlu perbaikan.

 Membantu Pemimpin Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran dalam pendataan penyiapan


daftar Defect & deficiencies (cacat dan ke-tidak sempurnaan) pekerjaan.

E.4. Struktur Organisasi Dan Personil Team Konsultan

Penyusunan organisasi team konsultan untuk Pengawasan Teknik Peningkatan Jalan


Papung - Sekais (Ruas Jalan Tubang Raeng - Sekais) ini didasarkan pada kepentingan
dan prioritas dari jenis kegiatan. Untuk penyelenggaraan seluruh tugas-tugas layanan
konsultansi dilaksanakan oleh seluruh team pelaksana tugas yang terkait dengan tugas /
aktivitasnya yang dikoordinir / dipimpin oleh Supervisi Engineer. Supervisi Engineer
berkewajiban melaksanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan memonitor seluruh kegiatan
anggota team konsultan. Struktur organisasi team konsultan diperlihatkan pada Tabel berikut.

70
CV. Karya Endah Lestari

Gambar E.7. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan Teknik


Pembangunan Jalan Papung-Sekais(Ruas Jalan Tubang Raeng-Sekais)

DINAS PEKERJAAN
UMUM,PENATAAN RUANG DAN
PERUMAHAN RAKYAT
KABUPATEN LANDAK

PEJABAT PENGAWASAN DAN


PROGRAM

DIREKTUR
CV. KAYA ENDAH LESTARI TIM DIREKSI TEKNIS

PROFESSIONAL STAFF ;

SUPERVISION ENGINEER

SUB PROFESIONAL STAFF :

INSPECTOR
LABORATORIUM TEKNIK

71
CV. Karya Endah Lestari

Gambar E.8. Diagram Alir Rencana Kerja Konsultan

72
CV. Karya Endah Lestari

Gambar E.9. Diagram Alir Aktivitas Pengawasan

73

Anda mungkin juga menyukai