LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan
KATA PENGANTAR
Serang,
2015
Laporan Pendahuluan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
BAB 1 PENDAHULUAN
I-1
I-1
I-2
1.2.1 Maksud
I-2
1.2.2 Tujuan
I-2
1.2.3 Sasaran
I-2
I-2
I-3
I-3
I-4
I-5
I-5
I-6
I-7
I-8
II-1
II-1
II-1
II-2
III-1
3.1. Deskripsi
III-1
III-1
III-3
III-4
ii
Laporan Pendahuluan
IV-1
IV-1
IV-2
4.3. Pelaporan
IV-3
IV-5
4.5. Pemeliharaan
IV-5
IV-5
iii
Laporan Pendahuluan
DAFTAR GAMBAR
I-8
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas SDA dan PERKIM Provinsi Banten
II-4
iv
Laporan Pendahuluan
DAFTAR TABEL
III-3
III-4
Laporan Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan
tertentu dalam batasan waktu, biaya dan mutu tertentu. Dalam prospektif Pemukiman, proyek dapat
didefinisikan sebagai proses kegiatan pembangunan infrastruktur untuk mengendalikan
dan
mengolah sumber daya air agar memberikan manfaat bagi masyarakat maupun lingkungan.
Cakupan dari pekerjaan proyek Pemukiman yaitu sarana dan prasarana rumah, jalan, fasilitas sosial,
fasilitas umum dan lain-lain.
Pelaksanaan proyek di bidang Pemukiman sangatlah kompleks karena melibatkan banyak
pihak dengan rangkaian kegiatan yang panjang dan saling terkait, ditambah dengan tingkat resiko
yang tinggi dikarenakan adanya ketidakpastian faktor-faktor baik internal maupun eksternal.
Banyak pelaksanaan pembangunan bidang Pemukiman mengalami gangguan terutama pada tahap
pelaksanaannya, sehingga berakibat pada keterlambatan, kerugian dan mutu yang rendah. Faktorfaktor ini dapat disebabkan oleh semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi, baik itu
pemilik, konsultan, dan kontraktor.
Oleh karena itu, dalam pengendalian dan pelaksanaan proyek diperlukan adanya berbagai
pihak yang bekerjasama secara harmonis dalam suatu kelompok-kelompok kerja yang saling terkait
dan bertanggung jawab guna menunjang keberhasilan proyek. Setiap unsur pengelola proyek sudah
seyogyanya memahami ruang hak, kewajiban dan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga
dapat dilakukan pengawasan dan kontrol terhadap segala penyimpangan yang mungkin terjadi di
dalam tahapan pelaksanaan proyek.
Untuk mencapai sasaran tersebut, maka perlu membuat suatu prosedur operasional yang
jelas dan standar dalam pelaksanaan proyek konstruksi sumber daya air. Standar Operasi Prosedur
ini dapat menjadi pedoman atau acuan unsur-unsur pengelola proyek untuk melaksanakan tugas
pekerjaan sesuai dengan tahapan-tahapan kegiatan baik terkait proses administratif dan prosedural
teknis. Praktik-praktik baku yang telah berlangsung selama ini selanjutnya akan distandarisasi dan
didokumentasikan agar akuntabilitas kinerja pihak-pihak yang terlibat dapat dievaluasi dan terukur.
I- 1
Laporan Pendahuluan
1.2.
1.2.1. Maksud
Sebagai upaya meningkatkan kualitas bangunan-bangunan pemerintah pada kegiatan
perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan konstruksi di bidang Pemukiman.
1.2.2. Tujuan
Standard Operating Procedure (SOP) ini bertujuan untuk memberikan pedoman tentang
sistem kerja dan aliran kerja pelaksanaan penyelenggaraan proyek konstruksi bidang Pemukiman.
Melalui pemberlakuan sistem manual terstandar ini, maka diharapkan unsur-unsur pengelola proyek
dapat mengetahui bagaimana hubungan kerja dan aliran kerja pada proses pelaksanaan kegiatan
proyek konstruksi, mengetahui mengenai tugas pokok dan fungsinya masing-masing, bagaimana
proses penyelenggaraan administrasi dan prosedur pelaporan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
serta menjamin konsistensi dan proses kerja yang sistematik dari tiap-tiap unsur pengelola proyek.
1.2.3. Sasaran
Sasaran yang diharapkan dapat dicapai melalui petunjuk teknis ini adalah:
1. Setiap instansi pemerintah sampai dengan unit yang terkecil memiliki SOP-nya masing-masing.
2. Penyempurnaan proses penyelenggaraan anggaran pemerintahan yang lebih baik (Good
Goverment).
3. Ketertiban dalam penyelenggaraan anggaran pemerintahan di bidang pengawasan pelaksanaan
1.3.
Fungsi Pengawasan
Pekerjaan yang termuat dalam Standard Operating Procedure (SOP) ini meliputi kegiatan
pada tahap pelaksanaan konstruksi bidang Pemukiman, yaitu penerapan dari perencanaan yang telah
ditetapkan, dengan melakukan tahapan pekerjaan yang sesungguhnnya secara fisik atau non-fisik.
Cakupan kegiatan pelaksanaan terdiri dari proses penyiapan sebelum konstruksi, tahapan
penyelesaian konstruksi, dan pra-operasi.
Penerima Jasa konsultan pengawasan akan dikepalai Ketua Tim dibantu oleh Ahli Bangunan
Air, Manajemen Konstruksi, dan lain-lain. Keseluruhan tim kerja ini akan berada di bawah satu
koordinasi manajemen proyek.
Fungsi pengawasan pada dasarnya dibagi dalam 2 fungsi, yaitu fungsi administratif dan
teknis dengan rincian sebagai berikuti:
SOP Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Bidang Pemukiman
I- 2
Laporan Pendahuluan
I- 3
Laporan Pendahuluan
samping itu, kualitas kerja harus benar-benar sesuai spesifikasi dan catatan-catatan kemajuan
pekerjaan adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan;
6. Memeriksa dan memberi persetujuan gambar kerja (shop drawing) dan gambar terlaksana (as
built drawing) ini yang dibuat oleh pihak Kontraktor;
7. Pertimbangan yang diambil, dan setiap pertimbangan/ keputusan yang diambil tersebut
bertujuan agar pada pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi teknis.
1.4.
Landasan Hukum
Dasar hukum penyususunan dan penyelenggarana SOP ini adalah sebagai berikut:
I- 4
Laporan Pendahuluan
18. Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;
19. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/ M.PAN/7/2003 tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
20. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/ 15/M.PAN/7/2008
tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi;
21. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum nomor 13 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Mempersiapkan Naskah Produk Hukum di Lingkungan Dep. PU.
1.5.
bekerjasama baik secara kontraktual maupun fungsional untuk menghasilkan pekerjaan konstruksi
yang berkualitas. Pihak-pihak yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi harus memiliki kompetensi
dan kemampuan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan konstruksi tersebut, agar hasil konstruksi dapat
berkualitas karena pihak yang terlibat berkualitas
Secara garis besar unsur-unsur pengelola proyek yang terlibat di dalam sebuah proyek
adalah sebagai berikut:
1.5.1
Pemberi Tugas
Pemberi tugas atau lebih dikenal dengan istilah pemilik adalah badan hukum/ instansi atau
perseorangan yang berkeinginan mewujudkan suatu pekerjaan dan memberikan pekerjaan bangunan
serta membayar biaya pekerjaan bangunan dalam hal ini adalah Pemukiman Provinsi Banten.
Adapun tugas dan wewenang dari owner/ pemilik proyek adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai ide/ gagasan sesuai dengan rencana-rencananya.
2. Menyediakan dana dan lahannya.
3. Mengambil keputusan yang mengikat mengenai pembangunan proyek.
4. Mempunyai wewenang mutlak dalam menentukan dan mengangkat, perencana, pengawasan
dan pelaksana proyek.
5. Menangani dan menandatangani surat perintah kerja dan surat perjanjian dengan pelaksana
proyek.
6. Bersama-sama konsultan pengawas ikut mengawasi pelaksanaan pekerjaan, berhak memberi
instruksi-instruksi kepada pelaksana proyek secara langsung maupun tidak langsung.
I- 5
Laporan Pendahuluan
7. Mengesahkan semua dokumen pembayaran atas pembayaran yang harus diberikan kepada
pelaksana proyek.
8. Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga berhak menerima/ menolak
perubahan-perubahan pekerjaan serta pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang.
9. Berhak menolak pekerjaan-pekerjaan bila tidak sesuai dengan gambar rencana, bilamana perlu
mencabut tugas pelaksana proyek tersebut jika dianggap tidak mampu melaksanakan pekerjaan.
10. Meminta pertanggung jawaban pada semua unsur terkait sebelum masa pemeliharaan habis bila
terjadi kerusakan, sebagaimana ditetapkan bersama. Di samping itu, tanggung jawab pemilik
proyek adalah sebagai berikut:
a. Memelihara hubungan kerja secara professional.
b. Membuat keputusan yang tepat sesuai dengan waktunya.
c. Memberikan dana yang dibutuhkan proyek.
Aspek teknis.
I- 6
Laporan Pendahuluan
a. Perencanaan anggaran dan biaya pekerjaan.
b. Gambar-gambar detail, maket desain.
c. Rencana kerja dan spesifikasi pelaksanaan pekerjaan.
arsitektur serta mekanikal dan elektrikal sesuai dengan permintaan pemberi tugas denagn
mempertimbangkan segi kekuatan, keindahan dan ekonomis serta peraturan daerah
setempat.
c. Perencana
dan struktur.
d.Membuat
estimasi/ perhitungan biaya pembangunan secara garis besar yang akan menjadi
acuan dalam penentuan biaya selama pelaksanaan pekerjaan (bila terjadi perubahan
rencana).
e. Bertanggung
terlaksana.
f.
g.Merencanakan
h.Mempertanggungjawabkan
i.
j.
k.Meminta
I- 7
Laporan Pendahuluan
Adapun tugas dan wewenang dari pelaksana proyek adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan mematuhi peraturan dalam dokumen yang
berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan.
2. Mengadakan konsultasi dengan perencana serta mendapatkan bimbingan maupun pengarahan
dari divisi pengawas mengenai pelaksanaan pekerjaan.
3. Menyusun rencana kerja proyek.
4. Menyediakan tenaga kerja, barang peralatan dan prasarana kerja kerja yang memadai.
5. Membuat detail pelaksanaan (shop drawing) dan membuat gambar akhir pekerjaan (as built
drawing).
6. Menjamin keamanan dan keselamatan kerja.
7. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.
8. Mengadakan pengujian terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
9. Mengadakan perbaikan, perubahan, rekonstruksi dan pembetulan terhadap segala kesalahan
selama masa pemeliharaan.
Keterangan :
Garis Perintah
Garis Koordinasi
I- 8
Laporan Pendahuluan
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
2.1
diselenggarakan dalam rangka mencapai visi jangka panjang berdasarkan Rencana Strategis Dinas
Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten Tahun 2012 2017:
Tersedianya Insfrastruktur Sumber Daya Air Dan Pemukiman Yang Andal Untuk Mendukung
Banten Sejahtera
Visi tersebut merupakan gambaran yang akan diwujudkan oleh Dinas Sumber Daya Air dan
Pemukiman Provinsi Banten pada tahun 2017, dimana infrastruktur Sumber Daya Air dan
Pemukiman yang terbangun telah memenuhi kualifikasi teknis sesuai perkembangan dan kemajuan
teknologi serta beroperasi secara optimal seiring dengan tuntutan kualitas kehidupan masyarakat.
Untuk mencapai Visi Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten
Tersedianya Infrastruktur Sumber Daya Air dan Pemukiman yang Andal untuk Mendukung
Banten Sejahtera, ditetapkan Misi Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten, yaitu:
1. Menyelenggarakan pengelolaan SDA secara efektif dan optimal untuk meningkatkan
kelestarian fungsi dan keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak
air;
2. Meningkatkan kualitas lingkungan Pemukiman yang layak huni dan produktif melalui
pembinaan dan fasilitasi pengembangan infrastruktur Pemukiman yang terpadu, andal dan
berkelanjutan;
3. Menyelenggarakan dukungan manajemen fungsional dan sumber daya yang akuntabel dan
kompete, terintegrasi serta inovasi dengan menetapkan prinsip-prinsip good government.
2.2
Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Banten adalah sebagai berikut:
II-1
Laporan Pendahuluan
1. Tugas Pokok
Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi
daerah dan tugas pembantuan di bidang sumber daya air dan permuiman.
2. Fungsi
Fungsi Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana strategis dinas berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah;
b. Perumusan kebijakan teknis dibidang sumber daya air dan Pemukiman sesuai rencana
strategis dinas;
c. Pelaksaaan dan koordinasi kegiatan dinas;
d. Pembinaan, penyelenggaraan dan koordinasi bidang Bina Teknik;
e. Pembinaan, penyelenggaraan dan koordinasi bidang Sungai;
f. Pembinaan, penyelenggaraan dan koordinasi bidang Irigasi ;
g. Pembinaan, penyelenggaraan dan koordinasi bidang Perumahan dan Pemukiman;
h. Pembinaan, pengembangan dan penyelenggaraan administrasi ketatausahaan Dinas;
i. Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Dinas Lingkup Dinas;
j. Pembinaan terhadap Jabatan Fungsional;
k. Pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
2.3
Struktur Organisasi
Struktur organisasi Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten dibentuk
dengan Peraturan Daerah No. 03 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah
Provinsi Banten.
Susunan Organisasi Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman terdiri atas:
1. Kepala Dinas;
2. Sekretaris;
3. Bidang Bina Teknik;
4. Bidang Sungai;
5. Bidang Irigasi;
6. Bidang Perumahan dan Pemukiman;
7. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas;
8. Jabatan Fungsional.
II-2
Laporan Pendahuluan
Bidang sekretaris membawahi 3 (tiga) unit organisasi, yaitu:
1. Sub-bagian Keuangan;
2. Sub-bagian Umum dan Kepegawaian;
3. Sub-Bagian Penyusunan Program, Evaluasi dan Pelaporan.
Bidang Bina Teknik membawahi 3 (tiga) seksi, yaitu:
1. Seksi Data dan Informasi;
2. Seksi Perencanaan Teknis;
3. Seksi Pengawasan Teknis.
Bidang Sungai membawahi 3 (tiga) seksi, yaitu:
1. Seksi Sungai, Danau dan Waduk;
2. Seksi Rawa dan Pantai;
3. Seksi Penanggulangan Bencana.
Bidang Irigasi membawahi 3 (tiga) seksi, yaitu:
1. Seksi Pengembangan Irigasi;
2. Seksi Pengujian Air;
3. Seksi Rehabilitasi Irigasi.
Bidang Perumahan dan Pemukiman membawahi 3 (tiga) seksi, yaitu:
1. Seksi Perumahan dan Pemukiman;
2. Seksi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan;
3. Seksi Tata Bangunan.
UPT PSDA Wilayah Sungai Ciliman-Cisawarna, membawahi 3 (tiga) unit yaitu:
1. Sub Bagian Tata Usaha;
2. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air;
3. Seksi Pemanfaatan Air.
UPT PSDA Wilayah Sungai Cidurian-Cisadane, membawahi 3 (tiga) unit yaitu:
1. Sub Bagian Tata Usaha;
2. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air;
3. Seksi Pemanfaatan Air.
II-3
Laporan Pendahuluan
Selanjutnya Struktur organisasi Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten dapat
diilustrasikan dalam skema sebagai berikut:
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas SDA dan PERKIM Provinsi Banten.
II-4
Laporan Pendahuluan
BAB III
METODOLOGI PENGAWASAN KONSTRUKSI
BIDANG PEMUKIMAN
3.1. Deskripsi
Penyusunan SOP Pengawasan pada Bidang Pemukiman yang dilakukan di Dinas Sumber Daya Air
dan Pemukiman mencakup tata tertib, pelaksanaan kerja, dan pencatatan data-data yang diperlukan.
Pada Penyusunan Standar Operasi Prosedur Pengawasan meliputi:
1. Pola pikir dan kebiasaan yang dilakukan oleh Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman.
2. Dasar hukum yang dipegang dan berlaku.
3. Kajian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan hingga akhir penyelesaian pekerjaan.
4. Data dan format yang digunakan dalam pelaksanaan pengawasan pekerjaan di Bidang
Pemukiman.
III-1
Laporan Pendahuluan
TAHAP II
1. Pentabulasian dan Kompilasi data pengawasan pelaksana pekerjaan konstruksi di Bidang
Pemukiman;
2. Tinjauan terhadap Peraturan dan kebijakan terkait dengan pengawasan pelaksanaan
konstruksi di Bidang Pemukiman;
3. Meninjau tugas dan fungsi Direksi PPK, PPTK, Konsultan Pengawas, dan Kontraktor
Pelaksana Konstruksi yang terkait dengan pengawasan pelaksanaan konstruksi;
4. Meninjau praktek pengawasan konstruksi yang dilakukan pada kegiatan sebelumnya;
5. Meninjau permasalah dan kendala pada saat pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
sebelumnya;
6. Mengkaji teori yang terkait dengan pengawasan pelaksanan konstruksi Bidang Pemukiman;
7. Mengkaji siklus prosedur yang digunakan sebelumnya pada pengawasan konstruksi di
Bidang Pemukiman;
8. Pengumpulan data pada pengaturan pada organisasi pengawasan pelaksanaan yaitu: para
Direksi, PPK, PPTK, Konsultan Pengawas dan Kontraktor pelaksana konstruksi;
9. Dialog /wawancara dengan
III-2
Laporan Pendahuluan
TAHAP IV
1. Perumusan konsep Standar Operasi Prosedur pelaksanaan konstruksi Bidang Pemukiman;
2. Singkronisasi pengawasan pelaksanaan Pekerjaan Bidang Pemukiman;
3. Menyusun Standar Operasi Prosedur pengawasan pelaksanaan konstruksi Bidang
Pemukiman;
TAHAP V
1. Penyempurnaan konsep Standar Operasi Prosedur pada pengawasan Konstruksi Bidang
Pemukiman;
2. Selesai.
Simbol
Sebutan
Terminator
Definisi
Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan awal/mulai
dan akhir suatu bagan alir.
Proses
2
Pengambilan
Keputusan
menggambarkan keputusan
Dokumen
III-3
Laporan Pendahuluan
No.
Simbol
Sebutan
Arsip Manual
Definisi
Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan semua jenis
Garis alir
10
III-4
Laporan Pendahuluan
BAB IV
SOP PENGAWASAN KONSTRUKSI BIDANG PEMUKIMAN
IV-1
Laporan Pendahuluan
Membuat berita acara PCM dan menjadikannya sebagai bagian dari Dokumen Kontrak
2. Kontraktor
Kegiatan :
Daftar Personil
Jadwal Pelaksanaan
Jadwal mobilisasi
Hal-hal utama lain yang belum jelas atau perlu ditambahkan dalam perjanjian kontrak
-
3. Konsultan Pengawas
Kegiatan:
Memeriksa perbaikan sesuai hasil PCM dan menyerahkannya kepada PPK
Berita Acara Pre Construction Meeting
Berita Acara Pre Construction Meeting merupakan Hasil-hasil kesepakatan dari beberapa materi
yang dapat menimbulkan dimana hal ini dimaksudkan untuk menghindari masalah dalam
pelaksanaan pekerjaan. Acuan dari pada Berita acara PCM ini sendiri yaitu Keputusan Menteri No.
257/KPTS/M/2004 Tanggal 29 April 2004 dan Surat Dirjen No. UM.02.05-Db/514 Tanggal 19
Maret 1990.
4.2 Pemeriksaan Bersama Mutual Check (MC 0)
Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, setelah diterbitkannya SPMK, direksi teknis bersama
dengan konsultan pengawas dan kontraktor melaksanakan pemeriksaan lapangan bersama yang
meliputi :
IV-2
Laporan Pendahuluan
Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam berita acara pemeriksaan, apabila dalam
pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi kontrak maka harus dituangkan dalam
amandemen kontrak. Berikut merupakan hal-hal khusus apabila terdapat ketidaksesuaian antar
rencana kerja dan kondisi di lapangan
Apabila dalam pelaksanaan pemeriksaan bersama terdapat perbedaan antara gambar kerja
dengan kondisi lapangan yang sebenarnya, maka direksi memerintahkan kepada konsultan
pengawas untuk melakukan review desain / penyesuaian gambar disesuaikan dengan kondisi
lapangan
Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan
dengan spesikasi teknis dan gambar yang ditentukan dalam dokumen kontrak, PPK bersama
kontraktor dapat melakukan perubahan kontrak antara lain :
- Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan yang tercantuk dalam kontrak
- Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan / mata pembayaran Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% (sepuluh persen) dari nilai harga yang
tercantum dalam kontrak awal
4.3
Pelaporan
Pelaporan adalah konsolidasi dari rencana pekerjaan dan tindak lanjut pemantauan. Laporan
ini dibuat oleh kontraktor atau konsultan pengawas untuk diberikan kepada owner atau pemilik
proyek. dengan adanya laporan ini maka proses pelaksanaan pekerjaan dapat diarsipkan.
Jenis laporan yang harus disampaikan meliputi:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan ini berisi informasi rencana kerja, jadwal dan metode pelaksanaan untuk
pengawasan. Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar.
2. Laporan Mingguan
a. Laporan Umum
SOP Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Bidang Pemukiman
IV-3
Laporan Pendahuluan
Yang menerangkan tentang evaluasi pelaksanaan pekerjaan pada minggu
yang bersangkutan, laporan mengenai prestasi yang dapat dicapai pada minggu
bersangkutan aktivitas kegiatan dalam periode I (satu) minggu serta masalahmasalah dan saran-saran Konsultan kepada Kontraktor agar tidak terjadi
kelambatan proyek.
b. Laporan Kemajuan Proyek
Dari laporan mengenai prestasi yang diterangkan dalam Laporan Umum
diatas, kemudian di break down / dirinci lebih lanjut bobot prestasi tiap
uraian pekerjaan, sehingga akan didapat prestasi kumulatif pada minggu
bersangkutan, serta prestasi yang dicapai yaitu prestasi pelaksanaan dikurangi
prestasi perencanaan (Time Schedule).
3. Laporan Bulanan
Dari hasil Laporan Mingguan jika digabungkan akan menjadi suatu Laporan
Bulanan, sehingga dalam Laporan Bulanan ini, tidak berbeda dengan Laporan
Mingguan, yaitu berisi antara lain :
a. Laporan Umum beserta permasalahannya
b. Laporan kemajuan pekerjaan dalam periode 1 (satu) bulan
c. Time Schedule berupa realisasi pelaksanaan rencana
d. Laporan pemakaian Alat dan Bahan
e. Laporan hasil pemeriksaan Laboratorium
f . Laporan hasil rapat (risalah / notulen rapat).
4. Laporan Akhir
Pada akhir proyek Konsultan membuat Laporan Akhir dan keseluruhan pelaksanaan
yang dilengkapi dengan gambar-gambar realisasi pelaksanaan di lapangan (As Built
Drawing).
Adapun Laporan Akhir ini berisikan :
a. Pendahuluan
Gambaran mengenai proyek yang dilaksanakan.
b. Uraian umum proyek.
Lokasi Proyek
Administrasi Kontrak
IV-4
Laporan Pendahuluan
c. Laporan Laboratorium
Kualitas /quality Control
b. liflet / peil pengukuran
c. Keadaan Cuaca
5.
Kurva S
Jadual Pelaksanaan Pekerjaan dapat dituangkan dalam berbagai cara, tapi yang paling
umum digunakan dalam pekerjaan pemerintah adalah Kurva S. Yang dimuat dalam
Kurva S adalah antara lain:
-
Identitas Pekerjaan,
Para Pihak yang bertanggung jawab dalam Pekerjaan; (Kepala Dinas, PPK
(PPTK), Konsultan Supervisi (Pengawas), dan Kontraktor Pelaksana)
Kurva S dipakai untuk melihat progress pekerjaan harian, mingguan, dan bulan. Dengan
melihat deviasinya, dapat diketahui suatu pekerjaan terlambat atau mendahului dari
target. Target yang dimaksud adalah jadual sesuai dengan kurva Rencana Prestasi
Pekerjaan. Direksi pekerjaan, konsultan supervisi, dan kontraktor pelaksana dapat
mengetahui sejak dini tentang prestasi pekerjaan agar dapat dikoordinasikan dengan para
pihak untuk mencegah masalah-masalah.
Ciri suatu pekerjaan mengalami keterlambatan, apabila garis kurva realisasi prestasi
pekerjaan berada di bawah garis rencana. Sebaliknya, suatu pekerjaan mendahului (lebih
cepat), apabila garis realisasi berada di atas kurva S rencana. Deviasi yang
diperbolehkan dalam pekerjaan biasanya < -10%. Kalau keterlambatan (deviasi) sudah
mencapai -10%, konsultan supervisi dan PPK sudah member surat peringatan kepada
Pihak Pelaksana Pekerjaan.
4.4
Pelaksana ketika sudah selesai mengerjakan 100%. Syarat-syarat yang harus dilakukan adalah
Kontraktor Pelaksana mengajukan surat permohonan pemeriksaan pekerjaan 100% yang sudah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan PPTK (Pejabat Teknis yang ditunjuk oleh PPK) kepada
PPK. PPK akan membuat surat balasan untuk memeriksa pekerjaan baik di lapangan maupun
administrasi (dokumen-dokumen) pendukungnya dengan membentuk Tim Pemeriksa tambahan
atau cukup dengan petugas-petugas yang sudah ada. Setelah pekerjaan diperiksa, PPK membuat
SOP Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Bidang Pemukiman
IV-5
Laporan Pendahuluan
surat hasil pemeriksaan pekerjaan yang biasa dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan dan
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Awal (PHO). Setelah semuanya terpenuhi, Kontraktor
Pelaksana menagihkan pekerjaan 95%, sisanya 5% ditagihkan setelah masa pemeliharaan selesai
atau ditagihkan dengan mengganti jaminan pemeliharaan.
4.5
Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah tahap di mana Kontraktor Pelaksana melaksanakan pemeliharaan
terhadap hasil pekerjaan selama waktu yang ditetapkan dalam Dokumen Kontrak. Pemeliharaan
dimaksudkan untuk menjaga hasil pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi, kualitas, dan kuantitas
selama waktu pemeliharaan khususnya, dan menjamin hingga umur rencana tercapai dengan
memperkirakan hasil deteksi selama masa pemeliharaan.
4.6
serah terima pemeriksaan pekerjaan dari Kontraktor Pelaksana kepada PPK. Lampiran-lampiran
yang diserahkan antara lain berupa catatan-catatan, analisis, uji lapangan, dan laboratorium paska
pemeliharaan, dan prediksi hasil pekerjaan terhadap umur rencana. Setelah diperiksa oleh para
pihak, PPK membuat Berita Acara Serah Terima Akhir (FHO) guna mengambil Uang Retensi 5%.
IV-6