KATA PENGANTAR
Puji Syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa atas Rahmat dan Petunjuk-Nya
hingga Laporan Akhir PENGAWASAN PEMBANGUNAN INSTALASI
FARMASI KABUPATEN dapat diselesaikan.
Laporan Akhir ini merupakan salah satu laporan tertulis yang berisikan
tentang metode pengawasan konsultan dalam mengontrol kinerja kontraktor di
lapangan dan segala permasalahan dan solusi yang ditangani selama proyek
berlangsung.
Demikian Laporan Akhir ini dibuat, semoga dapat menjadi bahan acuan,
masukan dan tambahan informasi bagi semua pihak.
Hormat Kami,
KONSULTAN PENGAWAS
CV. ASIMETRIS IDEA
BAB I
PENDAHULUAN
.1 GAMBARAN UMUM
Mewujudkan tempat yang layak, nyaman, aman dan bersih kepada setiap
pengguna Gedung Farmasi.
Membantu Penanggungjawab Kegiatan dalam mengawasi pekerjaan konstruksi
yang dilakukan oleh kontraktor.
.3 LOKASI PEKERJAAN
BAB II
DATA UMUM PROYEK
b. Konsultan.
Site Engineer
M. RIZAL SAMAD
Inspector
SALDI LADINI, ST
Administrasi/Operator Komputer
SUPRIYADI SOLEMAN, ST
Menyadarai bahwa keberhasilan dari pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini ditentukan
oleh semua pihak yang terkait, maka dirasa sangat penting terjalinnya kerjasama yang
baik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Hal ini harus
dilandasi oleh adanya kejelasan koordinasi dan fungsi antar pihak-pihak yang terkait,
yaitu Pemberi Tugas/Pemimpin Kegiatan dan Team Konsultan Pengawasan, agar
masing-masing pihak dapat memahami dan menjalankan tugas dan fungsinya dengan
baik. Oleh karena itu untuk kelancaran tugas dari masing-masing personal konsultan,
mereka harus mengetahui Tugas dari masing-masing personil. Tugas-tugasnya yaitu :
2. Inspector bertugas :
Mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan spek design, pengukuran volume
bahan dan pekerjaan sebagai bahan pembayaran prestasi pekerjaan.
Bertanggung jawab kepada Site Engineer dan bekerja sama dengan Pengendali
Kegiatan.
BAB III
METODOLOGI &
PROGRAM KERJA
.1 PENDEKATAN TEKNIS
Sasaran yang harus dicapai di dalam jasa pelayanan Konsultan adalah untuk
menjamin agar pelaksanaan proyek sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam
dokumen kontrak yaitu kualitas sesuai dengan spesifikasi, perkembangan kemajuan
proyek secara tepat dan akurat sesuai jadwal pelaksanaan dan dilaporkan secara
langsung kepada Pemberi Tugas.
Masalah teknis yang akan dihadapi yang memerlukan perhatian khusus adalah sebagai
berikut :
Kualitas material yang akan digunakan.
Manajemen lalu lintas pada saat pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan
waktu pelaksanaan konstruksi (siang/malam) dan lamanya pelaksanaan konstruksi.
Secara umum permasalahan yang terjadi di lapangan terkait erat dengan
kegiatan pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh Kontraktor di lapangan. Untuk
mengantisipasi supaya permasalahan yang timbul di lapangan memberikan dampak
negatif sekecil mungkin baru pelaksanaan pekerjaan, maka konsultan akan melakukan
pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
Pengendalian waktu
Pengendalian mutu
Pengendalian biaya
Pengendalian keselamatan kerja
Pengaturan lalu lintas (traffic management)
Pelaporan
Hubungan dengan pihak terkait.
Detail dari pendekatan yang dilakukan konsultan untuk pelaksanaan pekerjaan adalah
sebagai berikut :
a. Pengendalian Waktu
Seluruh pekerjaan berjalan didalam sekuen dan mengikuti jadwal waktu yang
ditetapkan didalam program kerja Kontraktor. Konsultan akan mengendalikan waktu
dengan metoda tertentu, sehingga proyek dapat diselesaikan sesuai periode kontrak
atau dengan keterlambatan yang sekecil mungkin.
Hal ini harus ditempuh dengan langkah-langkah yang terencana baik dan efektif
mengenai penjabaran Dokumen Kontrak dan tentu saja dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh Kontraktor.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan lalu - lintas adalah :
Kondisi lokasi proyek
Tahapan pelaksanaan pekerjaan dan
Alat-alat bantu.
h. Alat-Alat Bantu
Untuk memperlancar pengaturan lalu-lintas perlu ditempatkan rambu-rambu yang
berupa rambu peringatan (lampu kedip, dll), pemberitahuan ada proyek dan pengarah.
Rambu dan perletakannya dapat dilakukan secara standar. Dimulai dengan lampu
kedip kemudian disusul dengan lampu pemberitahuan adanya proyek yang terletak
seratus meter dari lokasi pekerjaan. Dan di dekat lokasi pekerjaan diletakkan rambu
arah.
j. Inspeksi (Pemeriksaan)
Seluruh pekerjaan akan diharuskan untuk diperiksa, sebagaimana yang diperlukan
untuk setiap bagian proyek. Pemeriksaan akan meliputi material yang digunakan dalam
pekerjaan, teknis pelaksanaan pekerjaan yang digunakan, ukuran, dan semua masalah
yang berhubungan dengan mutu pekerjaan.
k. Survey Control
Pematokan kontraktor pada setiap bagian yang ditetapkan harus diawasi untuk
memastikan bahwa pematokan yang dilakukan oleh bagian survey lapangan kontraktor
sudah benar, dan untuk memastikan pengawasan pekerjaan yang memuaskan.
m. Penyesuaian Desain
Selama masa pelaksanaan Site Engineer dan tim lapangannya, merasa perlu untuk
lebih mengoptimalisasikan desain dalam mengatasi kondisi lapangan yang tak terduga,
terutama perubahan pada gambar akan dilakukan setelah diadakan konsultansi dengan
klien.
n. Pelaporan
Konsultan akan melaporkan secara lengkap dan kontinyu kepada Kuasa Pengguna
Anggaran/ Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tentang segala kemajuan pekerjaan
melalui surat menyurat dan laporan kemajuan pekerjaan bulanan.
Sebagai bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pekerjaan, baik pekerjaan
konstruksi maupun layanan jasa pengawasan, maka konsultan akan membuat dan
mendistribusikan laporan - laporan secara berkala selama waktu layanan jasa
pengawasan. Laporan ini harus jelas dan dapat dibaca serta disusun dalam bahasa
Indonesia dengan tata bahasa yang baik dan benar. Ukuran kertas harus mengikuti font
standar yaitu ukuran A4 (210 x 297 mm).
Adapun jumlah, jenis dan pendistribusian dari laporan-laporan tersebut adalah sebagai
berikut :
Laporan Mingguan
Merupakan laporan yang harus diserahkan diakhir setiap kurun waktu 7 (tujuh) hari
kalender pelaksanaan pekerjaan oleh konsultan yang memuat antara lain :
METODOLOGI
a) Pengawasan Teknik
b) Administrasi Kontrak
c. Pemeriksaan Material
Setiap material yang akan dipakai baik itu bahan baku, bahan olahan maupun dan
pekerjaan jadi harus terlebih dahulu diperiksa kualitasnya di laboratorium terhadap
pengujian yang meliputi: Berat Jenis, Stabilitas, Durabilitas, Penyerapan, Daya Lekat,
Gradasi dan lain sebagainya, sehingga sesuai dengan spesifikasi teknik yang tercantum
dalam Dokumen Kontrak.
Pemeriksaan mutu dilakukan secara rutin dengan mengambil contoh secara acak pada
lokasi-lokasi yang ditentukan oleh Konsultan.
Pemeriksaan ini antara lain merupakan test penentuan kehancuran agregat, test
portland cement. Secara khusus perlu diperhatikan terhadap bahan agregat yang
berasal dari lokasi pengambilan batu serta tanah konstruksi dari borrow pit.
Pemeriksaan ini antaralain berupa test terhadap bahan campuran untuk pekerjaan jalan,
bahan agregat dan utamanya untuk beton.
h. Kontrol Pekerjaan
Jenis pekerjaan dalam pengawasan dibedakan menjadi dua pekerjaan yaitu pekerjaan
dengan kategori pokok (Mayor) dan pekerjaan tidak pokok (Minor). Hubungan di
antara dua kegiatan tersebut saling berkait. Pembagian jenis kegiatan ini didasarkan
atas prosentase bobot dari masing-masing pekerjaan tersebut dan berpengaruh dengan
persiapan pendanaan, alat maupun personil.
Jenis pekerjaan dalam “Pengawasan Pembangunan Rumah Dinas T.38 Polres Ternate”
dibedakan menjadi dua pekerjaan yaitu pekerjaan dengan kategori pokok (Mayor) dan
pekerjaan tidak pokok (Minor). Hubungan diantara dua kegiatan tersebut saling
berkait. Pembagian jenis kegiatan ini didasarkan atas presentase bobot dari masing
masing pekerjaan tersebut dan berpengaruh dengan persiapan pendanaan, alat maupun
personil.
PROGRAM KERJA
Review ini bertujuan agar Konsultan pengawas memaharni secara keseluruhan kondisi
yang ada (dalam hal ini adalah kondisi eksisting jembatan atau jalan yang akan
dikerjakan).
Tahap ini penting sebagai pra-kondisi, sehingga nantinya pihak Konsultan dapat
memberikan masukan yang sesuai dan melaksanakan togas layanan dengan baik.
Untuk kepentingan ini, pihak Konsultan akan menugaskan staf ahli yang tepat untuk
melakukan review terhadap data yang ada. Dan review ini diharapkan akan dapat
dibuat jadwal kerja dan sistem monitoring yang tepat.
Hal lain yang perlu dilakukan pada tahap mobilisasi akan ditentukan kemudian.
Pada tahap konstruksi ini, Konsultan akan melakukan pekerjaan, yang meliputi:
Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang ditanda-
tangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja dari
semua tenaga kerja yang terkait menjadi faktor utama dari kelancaran progres yang
hendak dicapai. Pada tahap ini, gambaran pencapaian keselamatan kerja dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Perambuan darurat Seperti pada tahap perencanaan, maka perambuan pada tahap
kerja yang memberikan rasa aman dalam melaksanakan pekerjaan bagi para
pekerja yang berada pada daerah perambuan.
Rambu-rambu darurat yang diperlukan pada tahap pelaksanaan misalnya rambu
peringatan, rambu perintah dan larangan serta rambu petunjuk jalan juga rubber
cone serta lighting yang pengaturan letak penempatan serta jaraknya seperti
ditunjukan pada keperluan rambu darurat. Disamping itu diperlukan pagar
pembatas antara daerah kerja dan lajur yang beroperasi yang diletakkan sepanjang
daerah kerja. Pagar pembatas dicat dengan warna crossing "kuning bim" dan pada
setiap jarak tertentu diberi tanda yang memiliki scotchlite atau cat berpendar yang
bisa terlihat bisa kena sorot lampu pada malam hari, atau bisa juga dengan lampu-
lampu sebagai pengganti spot light.
Sistim transportasi pada lokasi proyek
Pengaturan transportasi, adalah sebagai berikut :
1. Pintu keluar/masuk kendaraan proyek pada daerah kerja ditentukan, rute pada
prinsipnya tidak boleh ada arah crossing sehingga tidak ada pertemuan dua
arus yaitu lintas tanpa pengarah.
2. Untuk pengangkutan tanah, tiap dump truck hams dilengkapi dengan penutup
bak belakang. Ini dimaksudkan agar tanah yang diangkut tidak tercecer di
permukaan jalan, sebab tanah yang tercecer tersebut sangat licin bila terkena
air, dan dapat mengakibatkan kecelakaan fatal.
3. Mobilisasi peralatan berat ke lapangan juga hams memperhatikan
keselamatan dari peralatan mauptm operatornya, dan bila perlu dengan satuan
pengawal clan pihak kepolisian.
2. RENCANA KERJA
Pada dasarnya secara umum pengadaan jasa Konsultansi ini bertujuan untuk
membantu pihak Pemberi Tugas dalam melaksanakan pekerjaan yang lengkap
dan rinci termasuk perlengkapan jalan dengan memperhatikan aspek lingkungan
sedemikian rupa sehingga sasaran pembangunan dapat tercapai dengan sempurna
dengan tanpa merusak lingkungan. Sesuai dengan durasi waktu pelaksanaan
pekerjaan yang diberikan, maka Konsultan menyusun suatu rencana kerja yang
fleksibel dimana akan dapat melaksanakan togas dengan baik dan efisien.
Konsultan telah membentuk tim yang akan bekerja melaksanakan pekerjaan
dengan semaksimal mungkin, sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja.
a. Pola Karja
Adapun pola kerja yang akan disajikan Konsultan, disesuaikan dengan
peraturan dan tata cara atau manual yang telah ditetapkan oleh Pemberi
Tugas. Dengan demikian akan tercapai sinkronisasi yang diinginkan dan
tidak akan menghambat jalannya pekerjaan.
b. Sistematika Pengumpulan Data
Sedangkan sistematika pengumpulan data akan sesuai dengan pola kerja dan
metodologi yang diuraikan sebelumnya. Pengumpulan data ini dilakukan
pada data primer dan sekunder. Data primer berupa data yang langsung
diperoleh di lapangan sedangkan data sekunder didapat dari instansi terkait,
perpustakaan serta toko buku seperti peta.
GARIS BESAR
LANGKAH KEGIATAN
BAB IV
LINKUP PEKERJAAN
.1 PEKERJAAN PERSIAPAN
.2 PEKERJAAN TANAH
Galian Tanah
Tahapan awal pekerjaan untuk pembangunan gedung yaitu melakukan galian
tanah, penggalian dilakukan hingga mencapai kedalaman sesuai dengan yang telah
dipersyaratkan. Tanah sisa galian kemudian dipindahkan keluar dari lokasi
sehingga memudahkan untuk pekerjaan selanjutnya. Galian pondasi menggunakan
alat bantu.
Urugan Tanah Kembali
Untuk areal yang akan ditimbun diambil tanah hasil galian, tanah diurug kembali
untuk mengisi rongga yang akan dilakukan pengurugan. Pada saat urugan tanah
kembali, harus dipastikan tanah harus padat dan tidak ada rongga yang kosong.
Urugan Pasir Bawah Lantai
Untuk pekerjaan urugan pasir dilakukan sesuai dengan prosedurnya yaitu pasir
harus diurug hingga mencapai kepadatan maksimal. Pasir dihampar dibawah lantai
secara perlahan dan perlapis hingga mencapai kepadatan dengan ketebalan 10 cm.
Urugan tanah bawah lantai dipadatkan
Pekerjaan urugan tanah bawah lantai dipadatkan dilakukan setelah pondasi batu
kali dikerjakan. Caranya dengan menimbun tanah secara merata pada area yang
mau dipadatkan, kemudian dipadatkan.
Bersih, bebas dari debu dan organik serta gumpalan adukan yang melekat tidak
sempurna.
Lurus atau rata dengan toleransi maksimum 2,0 mm/m.
Dapat menyerap air.
Lajur kepala untuk plesteran dibuat dengan jarak 1 meter dan maksimum 1,5 meter.
Khusus untuk permukaan dinding yang licin diberi anyaman kawat atau dikasarkan
dengan pahat, atau diberi lapisan kamprot dan dibasahi selama 24 jam atau diberi
bahan pelekat atau pengikat sesuai ketentuan yang berlaku.
Pekerjaan plesteran pada dasar permukaan padat harus memenuhi ketentuan berikut :
Plesteran adalah suatu lapisan sebagai penutup permukaan dinding baik luar atau
dalam bangunan dari pasangan bata merah atau batu cetak, yang berfungsi sebagai
perata permukaan, memperindah dan memperkedap dinding. Didalam pelaksanaannya,
pekerjaan plesteran dapat dibagi atas 3 (tiga) lapis utama, yaitu : lapis pertama yang
disebut kamprotan dengan tebal 3 mm, dari campuran semen-pasir yang encer dan
berfungsi untuk menyeragamkan permukaan dinding, pelekatan badan plesteran dan
mengurangi penyusutan, lapis kedua yang disebut badan plesteran setebal 6 – 10 mm,
dari campuran semen dan pasir yang berfungsi untuk mengatur kerataan permukaan
dinding, lapis ketiga yang disebut acian setebal 2 mm, dari pasta semen (dapat juga
ditambah pasir halus), dan berfungsi sebagai penghalus permukaan dan pelindung dari
pengaruh cuaca.
Bersih, bebas dari debu dan organik serta gumpalan adukan yang melekat tidak
sempurna.
Lurus atau rata dengan toleransi maksimum 2,0 mm/m.
Dapat menyerap air.
Lajur kepala untuk plesteran dibuat dengan jarak 1 meter dan maksimum 1,5
meter.
Khusus untuk permukaan dinding yang licin diberi anyaman kawat atau
dikasarkan dengan pahat, atau diberi lapisan kamprot dan dibasahi selama 24 jam
atau diberi bahan pelekat atau pengikat sesuai ketentuan yang berlaku.
Pekerjaan plesteran pada dasar permukaan padat harus memenuhi ketentuan
berikut :
Pekerjaan Acian
Campuran untuk acian terdiri dari semen dan air yang berfungsi untuk mengatur
kerataan permukaan dinding, acian pada dinding dilakukan dengan tebal 2 mm.
Acian juga berfungsi sebagai penghalus permukaan dan pelindung dari pengaruh
cuaca.
.4 PEKERJAAN BETON
Meja Beton, t = 12 cm
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton terdiri dari campuran agregat kasar
dan agregat halus. Ukuran maksimum agregat kasar dan halus adalah sesuai
dengan persyaratan dari Pengawas lapangan. Semen yang digunakan adalah semen
yang sesuai dengan spesifikasi teknis. Penggunaan air yang digunakan adalah air
yang bersih sehingga pada saat membuat bahan adukan tidak merusak campuran.
Tulangan yang digunakan adalah sesuai dengan item pekerjaan dengan ukuran
sesuai dengan gambar rencana. Bekisting menggunakan kayu dengan mutu yang
baik yang diperkuat dengan papan yang mengikuti bentuk struktur.
Besi yang digunakan untuk tulangan adalah sesuai dengan gambar rencana.
Pembesian dilakukan sesuai dengan ukuran kolom, sloof, ring balok dan plat,
kemudian dilakukan pemasangan bekisting dengan ukuran yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
.5 PEKERJAAN LANTAI
Acian Lantai
Untuk memulai pekerjaan ini, dimuai dengan mendatangkan bahan atau material
yang telah disetujui oleh pihak Pengawas Lapangan. Proses pengadukan ini
menggunakan alat secara mekanik dengan campuran semen dan air dicampur dan
diadukmen jadi satu. Air dan semen yang telah tercampur selanjutnya dituangkan
ke areal kerja. Untuk hasil acian yang maksimal, maka perlu dipakai alat untuk
bisa mengisi rongga-rongga lantai yang ada. Setelah pelaksanaan acian selesai
maka diadakan perawatan acian dengan cara curing atau pemberian air pada
permukaan atas lantai yang datar. Perawatan ini berfungsi untuk memperlambat
proses pengeringan sampai batas umur acian tercapai.
.6 ATAP
Rangka Atap
Pekerjaan rangka atap Chanal adala H pekerjaan pembuatan dan
pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan
anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapezium da n persegi pa
njang yang terdiri dari :
Ra ngk a utama ata s (top cho rd)
Ra ngk a utama ba wah (bottom chord)
Rangka pengisi (web ). Seluruh rangka tersebut disa mbung
mengguna kan baut menakik sendiri (self drilling screw)
denga n jumla h yang cukup.
Ra ngk a reng (batten) langsung dipa sa ng dia tas struktur rangka
ata p utama dengan ja rak sesuai denga n ukuran jarak spandek.
Pekerjaan Atap
Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan
atap, nok/bubungan pada tempat-tempat. sesuai deng an ya ng ditunj ukan
dalam gambar renca na .
Material
Ba han atap yang a kan diperguna kan untuk bang unan ini adalah
atap Spandek dengan spesifika si kwa litas 1 dan Ba han nok/bub ungan
meng gunakan bumbunga n Sa pnd ek .
Pemasangan :
Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, atap Spandek harus diperiksa
terlebih dahulu dengan tidak mengalami kerusakan/pecah untuk me njaga
kebocoran dan kap/kuda-kuda/gording baja cha nal. Pemasangan harus
dilakukan oleh tenaga/tukang yang tera mpil yang sebelumnya telah
menda patkan pengetahuan teknis pelaksanaan mengenai cara pemasangan
jenis atap dimaksud. Kontraktor diharuskan mengajukan contoh-contoh
bahan untuk mendapatkan persetuj uan Direksi/Pengawa s.
BAB V
PENUTUP
.1 KESIMPULAN
Dari pekerjaan pengawasan yang dilakukan selama 120 (seratus dua puluh)
hari kalender, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengawasan Kegiatan
Kontraktual ( Reguler ) Dinas Kesehatan Pembangunan Instalasi Farmasi Kabupaten
merupakan salah satu langkah upaya Pemerintah kabupaten Halmahera Tengah
Propinsi Maluku Utara dalam merealisasikan pemenuhan fasilitas/prasarana Kesehatan
daerah.
.2 SARAN
1. Perlu adanya tenaga teknik yang berkompeten yang bisa mengatur ketepatan
waktu dan kualitas pekerjaan.
2. Pekerjaan yang dilaksanakan harus disesuaikan dengan jadwal pekerjaan yang
telah direncanakan, agar setaip memulai suatu item pekerjaan akan terschedule
dengan baik.
LAMPIRAN