Anda di halaman 1dari 32

Pekerjaan Jasa Konsultansi Pengawasan Kegiatan

Kontraktual ( Reguler ) Dinas Kesehatan


Pembangunan Instalasi Farmasi Kabupaten
Tahun Anggaran 2021

KATA PENGANTAR

Puji Syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa atas Rahmat dan Petunjuk-Nya
hingga Laporan Akhir PENGAWASAN PEMBANGUNAN INSTALASI
FARMASI KABUPATEN dapat diselesaikan.

Laporan Akhir ini merupakan salah satu laporan tertulis yang berisikan
tentang metode pengawasan konsultan dalam mengontrol kinerja kontraktor di
lapangan dan segala permasalahan dan solusi yang ditangani selama proyek
berlangsung.

Demikian Laporan Akhir ini dibuat, semoga dapat menjadi bahan acuan,
masukan dan tambahan informasi bagi semua pihak.

Weda, 12 Desember 2021

Hormat Kami,
KONSULTAN PENGAWAS
CV. ASIMETRIS IDEA

HAIRUDDIN DANO KADIR


Site Engineer

Pekerjaan Jasa Konsultansi Pengawasan Kegiatan


Kontraktual ( Reguler ) Dinas Kesehatan
Pembangunan Instalasi Farmasi Kabupaten
Tahun Anggaran 2021

BAB I
PENDAHULUAN

.1 GAMBARAN UMUM

Lingkup Pekerjaan yang dimaksud adalah PENGAWASAN


PEMBANGUNAN INSTALASI FARMASI KABUPATEN, Instalasi Farmasi di
tinjau dari pengertia adalah sarana tempat penyimpanan dan penyaluran sediaan
farmasi dan alat kesehatan milik pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah, dalam rangka pelayanan kesehatan.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan tersebut diatas tentunya
diharapkan hasil yang optimal melalui mekanisme kerja terpadu. Keterlibatan pihak
lain/publik merupakan satu kesatuan tata kerja dari berbagai pihak yang terkait,
diantaranya Pihak Pejabat Pembuat Komitmen, instansi teknik, pemakai sarana/
prasarana dan publik jasa seperti jasa konsultan pengawas konstruksi dan Kontraktor
pelaksana yang secara bersama-sama merupakan satu sistem terpadu yang saling
menunjang.
Konsultan pengawas konsruksi adalah salah satu sub sistem yang cukup besar
peranannya dalam tahap pembangunan fisik di lapangan, yang sama diharapkan secara
professional dapat memberi kontribusi fisik di lapangan dalam
pengendalian/mengarahkan jalannya pelaksanaan fisik konstruksi, sehingga tujuan
kegiatan dapat tercapai sebagaimana mestinya.

.2 TUJUAN DAN SASARAN PROYEK

.2.1 Tujuan Proyek

Tujuan yang ingin dicapai dari Pekerjaan Jasa Konsultansi Pengawasan


Kegiatan Kontraktual ( Reguler ) Dinas Kesehatan Pembangunan Instalasi
Farmasi Kabupaten, adalah :
 Terlaksananya Pengawasan Kegiatan Kontraktual ( Reguler ) Dinas
Kesehatan Pembangunan Instalasi Farmasi Kabupaten sesuai dengan yang
direncanakan.
 Pengawasan Kegiatan Kontraktual ( Reguler ) Dinas Kesehatan
Pembangunan Instalasi Farmasi Kabupaten dapat diawasi secara teknis di
lapangan, agar rencana teknis yang telah disiapkan dan dipergunakan sebagai
dasar pelaksanaan konstruksi dapat terlaksana/ beroperasi secara efektif dan
efisien.
 Pekerjaan konstruksi dapat selesai tepat waktu sesuai dengan
perencanaannya.

Untuk mencapai sasaran sesuai tujuan tersebut konsultan harus


memantau/mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai perencanaan yang telah
ditetapkan, mengamati pekerjaan dan menguji serta meneliti setiap bahan yang akan
dipakai atau mutu pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor, mengevaluasi serta
membantu memberikan saran pemecahan permasalahan yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan. Sehingga hasil pekerjaan memenuhi persyaratan kontrak dan
dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan berdaya guna dalam kerangka efektifitas
dan efisien serta tepat mutu.

.2.2 Sasaran Proyek

Pengawasan Kegiatan Kontraktual ( Reguler ) Dinas Kesehatan


Pembangunan Instalasi Farmasi Kabupaten meliputi pengendalian mutu pekerjaan
konstruksi, pengendalian biaya pekerjaan konstruksi dan pengendalian waktu
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, sehingga dengan adanya layanan jasa ini, Pekerjaan
Pengawasan Kegiatan Kontraktual ( Reguler ) Dinas Kesehatan Pembangunan
Instalasi Farmasi Kabupaten dapat selesaii tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu.
Oleh karena itu sasaran strategis yang ingin dicapai pada proyek ini yaitu :

 Mewujudkan tempat yang layak, nyaman, aman dan bersih kepada setiap
pengguna Gedung Farmasi.
 Membantu Penanggungjawab Kegiatan dalam mengawasi pekerjaan konstruksi
yang dilakukan oleh kontraktor.

.3 LOKASI PEKERJAAN

Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Halmahera Tengah


Provinsi Maluku Utara.

Pekerjaan Jasa Konsultansi Pengawasan Kegiatan


Kontraktual ( Reguler ) Dinas Kesehatan
Pembangunan Instalasi Farmasi Kabupaten
Tahun Anggaran 2021

BAB II
DATA UMUM PROYEK

DATA PROYEK KONTRAKTOR PELAKSANA


a. Pelaksana.

1. Kontraktor Pelaksana : CV.DICKLAN Co


2. Nomor kontrak : SP40/DAK/DK-HT/VII/2021
3. Tanggal Mulai Kontrak : 14 Juli 2021
4. Tanggal Akhir Kontrak : 23 Desember 2021
5. Waktu Pelaksanaan : 150 Hari Kalender
6. Nilai Kontrak : Rp 3.105.533.937 ,-

b. Konsultan.

1. Konsultan Supervisi : CV. ASIMETRIS IDEA


2. Nomor kontrak : 61/PGWS/DAK/DK-HT/VIII/2021
3. Tanggal Mulai Kontrak : 26 AGUSTUS 2021
4. Tanggal Akhir Kontrak : 23 Desember 2021
5. Waktu Supervisi : 120 Hari Kalender
6. Nilai Kontrak : Rp. 34.900.000,-

KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN SUPERVISI

Struktur Organisasi Tim Konsultan Pengawas ini selengkapnya dapat dilihat


pada bagan berikut ini, yaitu :

Site Engineer

M. RIZAL SAMAD

Inspector

HAIRUDDIN DANO KADIR,


ST

SALDI LADINI, ST

Administrasi/Operator Komputer

SUPRIYADI SOLEMAN, ST
Menyadarai bahwa keberhasilan dari pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini ditentukan
oleh semua pihak yang terkait, maka dirasa sangat penting terjalinnya kerjasama yang
baik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Hal ini harus
dilandasi oleh adanya kejelasan koordinasi dan fungsi antar pihak-pihak yang terkait,
yaitu Pemberi Tugas/Pemimpin Kegiatan dan Team Konsultan Pengawasan, agar
masing-masing pihak dapat memahami dan menjalankan tugas dan fungsinya dengan
baik. Oleh karena itu untuk kelancaran tugas dari masing-masing personal konsultan,
mereka harus mengetahui Tugas dari masing-masing personil. Tugas-tugasnya yaitu :

1. Site Engineer bertugas :


 Sebagai penanggung jawab keseluruhan pekerjaan dan organisator seluruh
pelaksana.
 Mengawasi kualitas setiap tahap penyajian produk.
 Mengawasi dan memonitor bahwa pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal.
 Menentukan strategi pelaksanaan pekerjaan dengan pembahasan-pembahasan
bersama tim pendamping.
 Menyesuaikan masalah administrasi yang dibutuhkan.
 Mengkordinir kegiatan dan jadwal seluruh personil baik tenaga ahli maupun
tenaga pendukung yang terlibat dalam pekerjaan.
 Berkoordinir dengan pihak klien.
 Mempersiapkan petunjuk teknis setiap kegiatan pekerjaan baik pengambilan data,
pengolahan maupun penyajian akhir seluruh hasil pekerjaan.
 Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh hasil pekerjaan terhadap klien.

2. Inspector bertugas :
 Mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan spek design, pengukuran volume
bahan dan pekerjaan sebagai bahan pembayaran prestasi pekerjaan.
 Bertanggung jawab kepada Site Engineer dan bekerja sama dengan Pengendali
Kegiatan.

3. Operator Komputer/Cad Operator bertugas :


 Melakukan Site Survey untuk mengumpulkan data yang akan dipakai sebagai
dasar dalam menggambar design teknis.
 Memproduksi dan mem-verifikasi gambar design teknis sesuai dengan standard
yang diinginkan oleh customer.
 Memproduksi gambar teknis untuk disertakan dalam instruksi kerja design dan
instalasi, paket kerja, paket design & dokumentasi teknik lain yang diperlukan
dalam project.
 Memproduksi gambar teknik sesuai dengan target schedule project
 Memproduksi gambar “As-built” sesuai dengan as-built data
 Memastikan bahwa semua gambar CAD sesuai dengan semua peraturan yang
berkaitan.
 Memastikan semua design gambar CAD mempunyai judul, nomor gambar, nomor
issue, nomor halaman dan detail lainnya sesuai dengan registrasi gambar CAD
untuk project.
 Memastikan semua gambar CAD tersimpan dalam hard copy dan soft copy di
tempat yang benar.
 Report ke Sr. Project Engineer (Design) dalam hal berapa design CAD yang telah
dikeluarkan, bgm statusnya dan sampai mana pencapaiannya.
Pekerjaan Jasa Konsultansi Pengawasan Kegiatan
Kontraktual ( Reguler ) Dinas Kesehatan
Pembangunan Instalasi Farmasi Kabupaten
Tahun Anggaran 2021

BAB III
METODOLOGI &
PROGRAM KERJA

.1 PENDEKATAN TEKNIS
Sasaran yang harus dicapai di dalam jasa pelayanan Konsultan adalah untuk
menjamin agar pelaksanaan proyek sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam
dokumen kontrak yaitu kualitas sesuai dengan spesifikasi, perkembangan kemajuan
proyek secara tepat dan akurat sesuai jadwal pelaksanaan dan dilaporkan secara
langsung kepada Pemberi Tugas.
Masalah teknis yang akan dihadapi yang memerlukan perhatian khusus adalah sebagai
berikut :
 Kualitas material yang akan digunakan.
 Manajemen lalu lintas pada saat pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan
waktu pelaksanaan konstruksi (siang/malam) dan lamanya pelaksanaan konstruksi.
Secara umum permasalahan yang terjadi di lapangan terkait erat dengan
kegiatan pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh Kontraktor di lapangan. Untuk
mengantisipasi supaya permasalahan yang timbul di lapangan memberikan dampak
negatif sekecil mungkin baru pelaksanaan pekerjaan, maka konsultan akan melakukan
pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
 Pengendalian waktu
 Pengendalian mutu
 Pengendalian biaya
 Pengendalian keselamatan kerja
 Pengaturan lalu lintas (traffic management)
 Pelaporan
 Hubungan dengan pihak terkait.
Detail dari pendekatan yang dilakukan konsultan untuk pelaksanaan pekerjaan adalah
sebagai berikut :

a. Pengendalian Waktu
Seluruh pekerjaan berjalan didalam sekuen dan mengikuti jadwal waktu yang
ditetapkan didalam program kerja Kontraktor. Konsultan akan mengendalikan waktu
dengan metoda tertentu, sehingga proyek dapat diselesaikan sesuai periode kontrak
atau dengan keterlambatan yang sekecil mungkin.
Hal ini harus ditempuh dengan langkah-langkah yang terencana baik dan efektif
mengenai penjabaran Dokumen Kontrak dan tentu saja dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh Kontraktor.

b. Pengendalian Mutu (Pola 3-2-5)


Untuk setiap mutu pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor, Konsultan akan
selalu mengawasi sehingga seluruh pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan
spesifikasi teknik yang tercantum dalam dokumen kontrak. Untuk itu Konsultan akan
menerapkan pola pengendalian mutu dengan istilah “Pola 3-2-5”, yang artinya
bertahap 3 (tiga), berlingkup 2 (dua) dan berstruktur 5 (lima). Pola tersebut dapat
diuraikan lebih jauh sebagai berikut :
Tahapan Pengujian :
1. Pengujian bahan baku
2. Pengujian bahan olahan
3. Pengujian bahan jadi
Lingkup Pengujian :
1. Dimensi
2. Kualitas
Struktur Pengujian :
1. Jenis Pemeriksaan
2. Metode Pemeriksaan
3. Frekwensi Pemeriksaan
4. Spesifikasi
Toleransi Hasil Pekerjaan:
1. Jenis Pemeriksaan
2. Metode Pemeriksaan
3. Frekwensi Pemeriksaan
4. Spesifikasi
5. Toleransi Hasil Pekerjaan
c. Pengendalian Biaya
Pengendalian Biaya dengan cara mengarahkan dan bekerjasama dengan Kontraktor
dalam mengoptimalkan hasil kerja dari tenaga kerjanya dan pendayagunaan
peralatannya sehingga diperoleh hasil yang optimal dan tepat waktu dengan biaya
konstruksi seminim mungkin atau tidak melebihi dari perkiraan biaya yang tercantum
dalam kontrak.

d. Perubahan Pekerjaan (Contract Change Order)


Apabila ternyata perlu dilakukan penyesuaian kwantitas pekerjaan, Konsultan
bersama-sama dengan Kontraktor akan berkonsultasi kepada Pemberi Tugas yang
dalam hal ini diwakili oleh Pemimpin Proyek perihal tersebut. Konsultan akan meneliti
usulan Kontraktor termasuk mengkaji harga satuan baru yang mungkin perlu
diberlakukan sehubungan tidak dapat dicover dengan pay item yang ada.
e. Pembayaran Bulanan (Monthly Certificate)
Konsultan akan memeriksa setiap pengajuan pembayaran oleh Kontraktor apakah
volume pekerjaan yang dimintakan pembayarannya, cara perhitungan volume maupun
kwalitas hasil pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan spesifikasi atau belum.

f. Pengendalian Keselamatan Kerja


Pengendalian keselamatan kerja yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan
kerja baik terhadap publik (umum) merupakan salah satu sasaran dari Manajemen
Konstruksi. Untuk mencapai sasaran prosedur yang dipakai oleh manajemen
Konstruksi dari pra pelaksanaan sampai akhir pelaksanaan.

g. Pengaturan Lalu Lintas (Traffic Management)


Dengan adanya pekerjaan pembangunan tentunya akan menimbulkan gangguan kepada
lingkungan sekitar. Untuk meminimal gangguan terhadap lingkungan sekitar terutama
pada saat oleh angkutan material dan kondisi lalu lintas di sekitar proyek agar tetap
aman, lancar dan nyaman, maka pengaturan lalu lintas di daerah pekerjaan merupakan
hal penting yang perlu mendapat perhatian khusus dari konsultan.

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan lalu - lintas adalah :
 Kondisi lokasi proyek
 Tahapan pelaksanaan pekerjaan dan
 Alat-alat bantu.

h. Alat-Alat Bantu
Untuk memperlancar pengaturan lalu-lintas perlu ditempatkan rambu-rambu yang
berupa rambu peringatan (lampu kedip, dll), pemberitahuan ada proyek dan pengarah.
Rambu dan perletakannya dapat dilakukan secara standar. Dimulai dengan lampu
kedip kemudian disusul dengan lampu pemberitahuan adanya proyek yang terletak
seratus meter dari lokasi pekerjaan. Dan di dekat lokasi pekerjaan diletakkan rambu
arah.

i. Jaminan Mutu dan Pengendalian Mutu


Site Engineer dalam kerjasamanya dengan semua staff, akan memastikan bahwa
seluruh pekerjaan memenuhi gambar dan spesifikasi / rencana, dengan melaksanakan
beberapa hal penting berikut. Semua personil inti akan saling bekerja sama selama
masa kontrak dengan cara/berpedoman pada matriks tanggung jawab yang dibebankan
kepada setiap personil inti.

j. Inspeksi (Pemeriksaan)
Seluruh pekerjaan akan diharuskan untuk diperiksa, sebagaimana yang diperlukan
untuk setiap bagian proyek. Pemeriksaan akan meliputi material yang digunakan dalam
pekerjaan, teknis pelaksanaan pekerjaan yang digunakan, ukuran, dan semua masalah
yang berhubungan dengan mutu pekerjaan.

k. Survey Control
Pematokan kontraktor pada setiap bagian yang ditetapkan harus diawasi untuk
memastikan bahwa pematokan yang dilakukan oleh bagian survey lapangan kontraktor
sudah benar, dan untuk memastikan pengawasan pekerjaan yang memuaskan.

l. Material Control dan Pengujian yang dapat diterima


Mutu seluruh material akan diuji untuk memastikan bahwa material memenuhi
kwalitas yang ditentukan, sebelum diangkut ke lokasi pekerjaan. Sertifikat pengujian
dari semen, besi tulangan, baja, struktur, dll, akan diteliti dengan cermat sebelum diuji.
Hasil pengujian akan dicatat dalam suatu Form Standar yang menunjukkan lokasi yang
tepat dari material pada pekerjaan. Dokumentasi dari material yang di inport dan
material fabrikasi akan diteliti dengan cermat untuk memastikan bahwa material
memenuhi spesifikasi.

m. Penyesuaian Desain
Selama masa pelaksanaan Site Engineer dan tim lapangannya, merasa perlu untuk
lebih mengoptimalisasikan desain dalam mengatasi kondisi lapangan yang tak terduga,
terutama perubahan pada gambar akan dilakukan setelah diadakan konsultansi dengan
klien.

n. Pelaporan
Konsultan akan melaporkan secara lengkap dan kontinyu kepada Kuasa Pengguna
Anggaran/ Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tentang segala kemajuan pekerjaan
melalui surat menyurat dan laporan kemajuan pekerjaan bulanan.
Sebagai bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pekerjaan, baik pekerjaan
konstruksi maupun layanan jasa pengawasan, maka konsultan akan membuat dan
mendistribusikan laporan - laporan secara berkala selama waktu layanan jasa
pengawasan. Laporan ini harus jelas dan dapat dibaca serta disusun dalam bahasa
Indonesia dengan tata bahasa yang baik dan benar. Ukuran kertas harus mengikuti font
standar yaitu ukuran A4 (210 x 297 mm).
Adapun jumlah, jenis dan pendistribusian dari laporan-laporan tersebut adalah sebagai
berikut :
Laporan Mingguan

Merupakan laporan yang harus diserahkan diakhir setiap kurun waktu 7 (tujuh) hari
kalender pelaksanaan pekerjaan oleh konsultan yang memuat antara lain :

 Jenis pekerjaan yang dilaksanakan;


 Waktu pelaksanaan pekerjaan;
 Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
 Realisasi Kemajuan Fisik Pekerjaan;
 Foto dokumentasi pekerjaan
 Laporan Mingguan diserahkan sebanyak 3 (tiga) Exampelar.

Laporan Bulanan (Monthly Report)


Pada setiap akhir bulan kalender proyek, konsultan harus membuat kemajuan laporan
bulanan sebanyak 3 (tiga) rangkap/buku.
Laporan ini merupakan laporan singkat mengenai kemajuan kegiatan Kontraktor,
keadaan cuaca, juga permasalahan yang dialami oleh kontraktor/konsultan bila ada
(menyangkut administrasi, teknik atau keuangan) dan memberikan rekomendasi atau
saran-saran bagaimana menanggulangi/ menyelesaikan permasalahan tersebut.
Jadwal pengiriman ini diatur sebagai berikut :
 Ringkasan kemajuan bulanan (progress summary) paling lambat setiap tanggal
satu pada bulan berikutnya.
 Buku laporan kemajuan bulanan paling lambat setiap tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Laporan Akhir (Final Report)


Pada akhir masa layanan Jasa konsultan harus menyerahkan laporan akhir sebanyak 3
(tiga) set dan dilengkapi dengan foto dokumentasi proyek.
Isi laporan akhir secara garis besarnya harus menceritakan secara ringkas dan jelas
mengenai realisasi biaya proyek dan perubahan-perubahan kontrak yang terjadi, lokasi-
lokasi sumber material dan hasil pengujian mutu pekerjaan, personil konsultan dan
kontraktor yang terlibat, pelaksanaan pengawasan konstruksi yang telah dilaksanakan,
segala permasalahan yang kemungkinan besar akan timbul pada pekerjaan yang baru
saja dilaksanakan, dan saran-saran tentang perbaikan yang perlu dilakukan pada
proyek-proyek berikutnya untuk pekerjaan yang serupa/sejenis yang akan ditangani.
Dokumentasi
Dokumentasi kegiatan – kegiatan fisik yang dilakukan kontraktor setiap tahapan
pelaksanaan pekerjaan. Dilaporkan setiap bulan dilampirkan dalam laporan bulanan.

METODOLOGI

Demi tercapainya sasaran target pekerjaan pengawasan teknik ini yaitu


penyelesaian pekerjaan tepat waktu dengan kualitas hasil pekerjaan yang memenuhi
spesifikasi yang telah ditetapkan, Tim Konsultan Pengawas akan melakukan tindakan
sebagai berikut:

a) Menerapkan jasa pengawasan dengan berlandaskan profesionalisme.


b) Melakukan semua kegiatan dengan disiplin yang tinggi.
c) Melakukan pengendalian mutu berpedoman kepada pola 3-2-5.

Sesuai dengan lingkup layanan Jasa Konsultan Pengawas yang sudah


disebutkan pada Bab sebelumnya, lingkup layanan tersebut dapat dibagi menjadi 2
kategori dasar sehingga didapatkan sasaran yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang
tercantum dalam dokumen kontrak. Kedua lingkup layanan itu memuat :

a) Pengawasan Teknik
b) Administrasi Kontrak

Didalam lingkup layanan jasa yang diberikan oleh konsultan dalam


pelaksanaan tugasnya, tidak diartikan secara sendiri-sendiri karena tugas-tugas tersebut
harus merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang
lainnya.

Berdasarkan dari hal-hal tersebut di atas, maka metodologi pelaksanaan


pekerjaan yang akan diterapkan meliputi :

a) Metodologi pengawasan pelaksanaan


b) Metodologi pengawasan administrasi
c) Metodologi recording
d) Pengendalian proyek
e) Pengaturan lalu lintas di daerah pekerjaan.

Masing-masing metodologi akan dijelaskan secara rinci pada bagian berikut :

1. Metodologi Pelaksanaan Pengawasan


Secara garis besar Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Rumah Dinas
T.38 Polres Ternate adalah sebagai berikut :
Material yang akan digunakan Kontraktor harus memenuhi persyaratan teknis yang
disetujui oleh Site Engineer. Setelah material yang akan digunakan telah memenuhi
persyaratan teknis kemudian Kontraktor melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
spesifikasi dari dokumen kontrak sesuai pengawasan Site Engineer dan Inspector.
Kemudian dilanjutkan dengan pengetesan yang dilakukan oleh Site Engineer. Setelah
proses pelaksanaan tersebut selesai kemudian dilakukan pengukuran dan volume
pekerjaan oleh Inspector sesuai dengan spesifikasi yang dilanjutkan ke Site Engineer
untuk disetujui untuk mendapatkan sertifikat bulanan.

a. Pemeriksaan Gambar Kerja (Shop Drawing)


Selama masa konstruksi, Kontraktor harus membuat jadwal pelaksanaan dan gambar
kerja dari seluruh item pekerjaan. Gambar kerja tersebut diperlukan untuk merinci
lebih detail hal-hal yang tidak tercakup dalam gambar desain.
Selain itu, Kontraktor yang juga harus membuat perhitungan desain dan gambar kerja
dari pekerjaan sementara.
Setelah diajukan oleh Kontraktor, gambar-gambar tersebut akan diperiksa dengan teliti
oleh Konsultan, setelah mendapatkan persetujuan dari Konsultan, gambar tersebut
akan dikembalikan lagi kepada Kontraktor untuk dilaksanakan di Lapangan.

b. Pengecekan Data Survey


Perlu diadakannya pengecekan ulang titik survey yang berupa Bench Marks dan data
kontrol yang dibuat pada waktu perencanaan teknik yang dilakukan Konsultan
bersama-sama Kontraktor untuk mendapatkan ketepatan dan kebenaran dalam
pelaksanaan.
Apabila ada data yang tidak sesuai dengan keadaan lapangan yang sebenarnya,
Konsultan bisa membantu Kontraktor untuk menyelesaikan setiap perubahan dari
perencanaan secara tuntas, termasuk gambar-gambar rencana dan spesifikasinya.

c. Pemeriksaan Material
Setiap material yang akan dipakai baik itu bahan baku, bahan olahan maupun dan
pekerjaan jadi harus terlebih dahulu diperiksa kualitasnya di laboratorium terhadap
pengujian yang meliputi: Berat Jenis, Stabilitas, Durabilitas, Penyerapan, Daya Lekat,
Gradasi dan lain sebagainya, sehingga sesuai dengan spesifikasi teknik yang tercantum
dalam Dokumen Kontrak.
Pemeriksaan mutu dilakukan secara rutin dengan mengambil contoh secara acak pada
lokasi-lokasi yang ditentukan oleh Konsultan.

Pemeriksaan Material Konstruksi

Pemeriksaan ini antara lain merupakan test penentuan kehancuran agregat, test
portland cement. Secara khusus perlu diperhatikan terhadap bahan agregat yang
berasal dari lokasi pengambilan batu serta tanah konstruksi dari borrow pit.

Pemeriksaan Hasil Pekerjaan

Pemeriksaan ini antaralain berupa test terhadap bahan campuran untuk pekerjaan jalan,
bahan agregat dan utamanya untuk beton.

Konsultan akan mengawasi, memeriksa dan mengevaluasi pekerjaan pengujian


laboratorium dan pengetesan di lapangan terhadap material konstruksi yang akan
dipergunakan. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Konsultan akan membuat
rekomendasi berupa persetujuan dan penolakan berikut alasan teknis sesuai dengan
persyaratan teknis dalam spesifikasi.

d. Pemeriksaan Peralatan yang dipakai


Peralatan yang akan dipakai, terutama alat untuk pemancangan, harus dalam keadaan
baik menurut standar yang disyahkan oleh badan tertentu.

e. Kesiapan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan


Dalam memulai pekerjaan, perlu diperhatikan kesiapan dari material dan peralatan
yang akan digunakan harus diperhitungkan Cycle Time-nya.

f. Pemeriksaan Metode Pekerjaan


Metode Pekerjaan yang dilakukan Kontraktor harus diawasi dan diberi perhatian
khusus untuk menghindari kesalahan yang bisa mengakibatkan berbagai hal, baik
mutu, biaya dan waktu dari pelaksanaan.
g. Pemeriksaan Mutu Pelaksanaan
Pemeriksaan ini meliputi : Pemeriksaan dimensi (Tebal, Lebar, Panjang, Kedalaman,
Kemiringan, Elevasi, Jari-jari dan lain sebagainya), pemeriksaan kualitas untuk
pekerjaan proyek ini secara umum adalah sebagai berikut :
 Pemeriksaan terhadap batu pecah meliputi : berat jenis, kekerasan, penyerapan,
keausan, daya lekat, gradasinya, CBR dan lain sebagainya harus diperiksa
dilaboratorium sesuai dengan spesifikasi teknik dan dokumen kontrak.
 Untuk perkerasan perlu diperiksa terhadap temperaturnya, kerataannya,
ketebalannya dan lain sebagainya sesuai dengan spesifikasi teknik dan gambar-
gambar.
 Untuk pekerjaan struktur beton perlu diperiksa terhadap berat jenis, gradasi, kuat
tekan, abrasi dan lain sebagainya sesuai spesifikasi teknik dan gambar-gambar.
Sehubungan dengan pemeriksaan mutu pelaksanaan pekerjaan, berikut
disampaikan beberapa hal yang perlu pengawasan lebih teliti.

h. Kontrol Pekerjaan
Jenis pekerjaan dalam pengawasan dibedakan menjadi dua pekerjaan yaitu pekerjaan
dengan kategori pokok (Mayor) dan pekerjaan tidak pokok (Minor). Hubungan di
antara dua kegiatan tersebut saling berkait. Pembagian jenis kegiatan ini didasarkan
atas prosentase bobot dari masing-masing pekerjaan tersebut dan berpengaruh dengan
persiapan pendanaan, alat maupun personil.
Jenis pekerjaan dalam “Pengawasan Pembangunan Rumah Dinas T.38 Polres Ternate”
dibedakan menjadi dua pekerjaan yaitu pekerjaan dengan kategori pokok (Mayor) dan
pekerjaan tidak pokok (Minor). Hubungan diantara dua kegiatan tersebut saling
berkait. Pembagian jenis kegiatan ini didasarkan atas presentase bobot dari masing
masing pekerjaan tersebut dan berpengaruh dengan persiapan pendanaan, alat maupun
personil.

PROGRAM KERJA

Dalam pelaksanaannya, sistem manajemen pengendalian dan pengawasan


tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam program dan rencana kerja pengawasan yang
secara garis besar akan dikelompokkan dalam bidang-bidang pengendalian sebagai
berikut :

1. Pengendalian dan pengawasan teknis


Dalam pengawasan masalah teknis, Konsultan membagi lagi program kerjanya
menurut tahapan kerja yang akan dilakukan. Untuk lebih jelasnya maka akan
digambarkan secara berurutan dan terinci dengan menggunakan bagan alir.
Bagan alir pada Gambar dibawah menggambarkan pekerjaan layanan
pengawasan dan pengendalian teknis yang Konsultan berikan pada proyek ini.
Tahapan kegiatan yang perlu dilakukan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan
adalah sebagai berikut :
 Pekerjaan Tahap Pra Konstruksi
Keterlibatan Konsultan pada aktivitas pra konstruksi adalah membantu pihak
Pemberi Tugas dalam mempersiapkan apa yang diperlukan untuk aktivitas
konstruksi sehingga pada saat dimulainya aktivitas konstruksi tidak terdapat
permasalahan yang dapat menghambat aktivitas tersebut.
Kegiatan pm konstruksi antara lain akan meliputi :

 Pre construction meeting


Setelah Kontraktor memenangkan tender dan sebelum memulai pelaksanaan
pekerjaan, KPA/PPK, Fisik bersama dengan Konsultan dan Kontraktor akan
mengadakan rapat pra konstruksi dengan maksud untuk:

 Menyamakan persepsi/penafsiran artikel-artikel dalam syarat dan Mau


ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam Dokumen Kontrak.
 Memeriksa program kerja Kontraktor, dimana Kontraktor akan menjelaskan
rencana kerja meliputi mobilisasi alat-alat, tenaga kerja, survai lapangan.
Rencana pengadaan material, metode pelaksanaan konstruksi, organisasi kerja,
susunan staf, sub Kontraktor, sistem dokumentasi dan administrasi, system
pengujian dan lain-lain.

Berdasarkan basil pemeriksaan dan evaluasi, Konsultan akan meminta


diadakannya modifikasi bila perlu. untuk kemudian dapat diberikan persetujuan. Akan
tetapi rencana kerja tersebut akan terns menerus ditinjau kembali dan disesuaikan
dengan perkembangan yang terjadi di lapangan.

 Review terhadap data yang ada

Review ini bertujuan agar Konsultan pengawas memaharni secara keseluruhan kondisi
yang ada (dalam hal ini adalah kondisi eksisting jembatan atau jalan yang akan
dikerjakan).

Tahap ini penting sebagai pra-kondisi, sehingga nantinya pihak Konsultan dapat
memberikan masukan yang sesuai dan melaksanakan togas layanan dengan baik.

Untuk kepentingan ini, pihak Konsultan akan menugaskan staf ahli yang tepat untuk
melakukan review terhadap data yang ada. Dan review ini diharapkan akan dapat
dibuat jadwal kerja dan sistem monitoring yang tepat.

 Pekerjaan Tahap Mobilisasi


Selama kegiatan mobilisasi dilakukan oleh Kontraktor, Konsultan akan menyiapkan
dan melakukan pekerjaan diantaranya namun tidak terbatas pada :

1. Survai Kondisi Lapangan dan Rekayasa Lapangan


Kontraktor bersama-sama Konsultan dan KPA/PPK/Bagian Fisik melakukan survai
keseluruhan kondisi eksisting yang ada secara terinci untuk kepentingan peninjauan
desain (Review Design) atau Detil Desain. Konsultan menyusun Laporan Peninjauan
Desain atau Detil Desain yang mencakup dasar peninjauan desain atau Detil Desain,
perhitungan desain dan membuat gambar desain, serta perhitungan kuantitas dan harga.
untuk mendapatkan produk akhir yang optimum.
2. Pemeriksaan terhadap dokumen dan data yang ada
Staf dari pihak Konsultan akan melakukan review dan mempelajari kekurangan
dan kelebihan metode konstruksi yang dipakai nantinya, spesifikasi teknis, serta
data dan dokumen lainnya yang relevan.
3. Review terliadap jadwal Kontraktor dan peralatan yang digunakan
Kontraktor akan dibutuhkan dalam kegiatan ini dengan cara memberikan data
mengenai peralatan konstruksi yang akan dibawa ke lapangan. Data ini hams
berisi tanggal kedatangan, tipe, ukuran, kapasitas. kekuatan dan jurnialmya.
Informasi ini akan dinilai apakah seluruh peralatan tersebut cocok untuk jenis
pekerjaan yang dilakukan dan sesuai dengan yang diperlukan dalam penawaran.
Walaupun begitu, jika pada suatu kondisi ternyata peralatan yang dibawa
Kontraktor tidak cocok untuk jenis pekerjaan tertentu dikarenakan hal yang tidak
diduga. maka Konsultan akan memerintahkan secara tertulis kepada Kontraktor
untuk menyediakan peralatan tambahan atas biaya dari Kontraktor.
4. Pemeriksaan terliadap material yang akan digunakan Kontraktor
Contoh material yang akan digunakan oleh Kontraktor hams diteliti terlebih
dahulu untuk memastikan bahwa material yang tersebut sudah sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan.
5. Petneriksaan terhadap instalasi Kontraktor
Konsultan akan memeriksa instalasi plant dan sarana kantor, akomodasi, kantin,
laboratorium, bengkel kerja, tempat penyimpanan material dan lain-lain agar
sesuai dengan spesifikasi dari kontrak.
6. Review terhadap personil yang digunakan Kontraktor
Personil Kontraktor yang bertugas di proyek akan dinilai oleh Kerja , dan
Konsultan meliputi nama, posisi yang diusulkan, umur dan informasi lainnya.
Konsultan akan menilai apakah personal yang digunakan memenuhi persyaratan
atau tidak.

Hal lain yang perlu dilakukan pada tahap mobilisasi akan ditentukan kemudian.

Pekerjaan dan tahap konstruksi


Tujuan utama dari kegiatan pengawasan teknis adalah memastikan agar maksud dari
gambar rencana dapat dilaksanakan secara baik dan mengantisipasi penyesuaian di
lapangan secara awal untuk mencegah hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Dalam tahapan aktivitas konstruksi, Konsultan akan melakukan aktivitas pengawasan
terhadap pekerjaan Kontraktor, aktivitas ini akan dilakukan oleh Tim Pengawas
Lapangan dan Pemberi Tugas.

Pihak Konsultan supervisi harus pula memperhatikan perubahan kontrak sehingga


dapat dipahami bila terjadi perubahan pada perintah pekerjaan. Hal ini harus
secepatnya dilaporkan kepada Pemilik Proyek sehingga Pemilik Proyek dapat segera
mengambil langkah kebijakan.

Pada tahap konstruksi ini, Konsultan akan melakukan pekerjaan, yang meliputi:

1. Review terhadap usulan manajenien lain- lintas Kontraktor


Hal yang perlu diperhatikan dan perlu pengawasan khusus pada tahap konstruksi,
adalah pengaturan arus lalu lintas selama konstruksi berlangsung. Karena
gangguan arus lalu lintas akan menyebabkan gangguan distribusi bahan kebutuhan
pokok, atau merusak/menurunkan mutu pekerjaan yang masih belum selesai
sepenuhnya. Manajemen lalu-lintas yang diusulkan oleh Kontraktor dan telah
disetujui oleh Konsultan harus benar-benar dijalankan dan dievaluasi secara terus
menerus sesuai dengan perkembangan yang terjadi di lapangan.
2. Petneriksaan gambar kerja
Gambar kerja harus dengan teliti diperiksa untuk memastikan kesesuaiannya
dengan gambar rencana, kebutuhan struktur, dan kuantitas serta spesifikasi yang,
telah ditentukan. Pekerjaan yang bersangkutan tidak akan dapat dikerjakan,
sampai gambar kerja disetujui.
3. Jasa pengawasan dan inspeksi harian
Konsultan akan melakukan seluruh pekerjaan pengawasan, dan inspeksi untuk
semua tahapan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor agar sesuai
dengan ketentuan dan kondisi yang disyaratkan dalam kontrak.
4. Pengendalian kualitas harian
Pengendalian akan meliputi kualitas pekerjaan maupun kualitas material yang
digunakan agar sesuai dengan persyaratan dalam kontrak.
5. Memonitor kemajuan pekerjaan
Konsultan akan memonitor secara terus menerus pekerjaan, untuk menjaga agar
pekerjaan Kontraktor sesuai dengan jadwal yang telah disetujui. Apabila dari
monitoring dan evaluasi ditemukan adanya kesalahan atau ketidak wajaran, maka
Konsultan wajib melaporkannya kepada Pemberi Tugas, dengan
mengkonsultasikannya terlebih dulu KPA/PPK instansi terkait.
6. Rapat rutin
Konsultan mengusulkan untuk mengadakan rapat rutin bersama Kontraktor dan
KPA/PPK, yang membahas hal-hal sebagai berikut:
 Hal-hal khusus yang terjadi dalam satu minggu terakhir
 Kemajuan pekerjaan Kontraktor dalam satu minggu
 Langkah koreksi yang perlu dilakukan oleh Kontraktor untuk perbaikan
pekerjaan
 Jumlah pekerjaan yang bisa dibayar ke Kontraktor pada satu minggu terakhir.
 Rapat rutin mingguan diselenggarakan di kantor proyek, sedangkan rapat
rutin bulanan sebagai rapat koordinasi yang hares dihadiri oleh pihak Proyek
Perencanaan dan Pengawasan Teknis.
7. Penyerahan, (Provisional Hand Over/PHO)
Penyerahan, (Provisional Hand Over) PHO dilaksanakan pada saat pelaksanaan
pekerjaan telah selesai seluruhnya, dalam hal ini Kontraktor dapat menunjukkan
permohonan penyerahan, apabila kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Kontraktor telah mencapai progres yang ditentukan dalam kontrak (substantial
completed) dan pekerjaan yang belum terselesaikan tidak merupakan pekerjaan
pokok (major item).

Konsultan membantu KPA/PPK untuk mengevaluasi aplikasi yang diajukan oleh


Kontraktor dan memberikan rekomendasi pelaksanaan penyerahan pertama jika
hasil berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan aplikasi Kontraktor telah
memenuhi persyaratan dan ketentuan dalam dokumen kontrak serta perkiraan
waktu pelaksanaan penyerahan , tersebut.

Disamping itu Konsultan hams mempersiapkan daftar kerusakan atau


penyimpangan dan tindakan perbaikan yang diperlukan serta segala sesuatu yang
berkaitan dengan pelaksanaan penyerahan ,.

Pada akhir masa pemeliharaan pemilik proyek memberikan sertifikat Final


Handover (FHO) setelah melalui inspeksi yang dibantu oleh Konsultan.

Sertifikat tersebut meliputi :

 Sertifikat Serah Terima Pekeijaan


Konsultan supervisi sebagai saksi pada penyelesaian akhir pekerjaan konstruksi
dan melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan pekerjaan yang telah
diselesaikan apakah berhasil dengan memuaskan sesuai dengan Spesifikasi Teknis
dan persyaratan kontrak. Bila Pemilik Proyek dapat menerima hasil pekerjaan
konstruksi di lapangan maka Konsultan supervisi dapat menyarankan suatu
sertifikat taking-over diberikan kepada Kontraktor.
 Sertifikat Pembayaran Akhir
Konsultan supervisi melakukan pemeriksaan dan sertifikasi terhadap pengujian
sertifikat pembayaran akhir oleh Kontraktor. Pemeriksaan mengacu pada
pengukuran akhir pekerjaan. dan bila telah benar dan lengkap maka Konsultan
dapat memberikan rekomendasi kepada Satuan Kerja, Fisik berkaitan dengan
realisasi pembayaran akhir kepada Kontraktor.
Dari penjelasan di atas. secara umum Konsultan dalam memberikan layanan
jasanya akan membantu dan mengarahkan Kontraktor agar:
1. Pekerjaan selesai tepat waktu (pengendalian waktu)
Sebelum pekerjaan dimulai Konsultan akan melakukan pengecekan jadwal
pelaksanaan yang dibuat Kontraktor. Apakah rencana kerja progres pekerjaan
yang ditargetkan sudah layak dan realistis. Misalnya dalam musim hujan,
target pekerjaan lebih kecil bila dibandingkan pada musim kemarau untuk
pekerjaan dilapangan. Kemudian juga construction method, urutan kerja
Kontraktor dievaluasi apakah sudah sistematis, konsepsional dan benar.
Dengan menggunakan jadwal Kontraktor yang sudah disetujui, Konsultan
pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut. Dari jadwal kerja
tersebut bisa dijabarkan ke dalam target harian, sehingga setiap hari apakah
target volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target volume tersebut
tidak tercapai maka selisih volume harus dikejar untuk jadwal hari berikutnya.
Dengan Time Schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan
sebagairnana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan
proyek bisa diselesaikan tepat waktu.

Pekerjaan pengendalian waktu akan meliputi:


 Konsultan akan mengevaluasi rencana kerja Kontraktor, melakukan
penyempurnaan dari akhirnya menyetujui rencana kerja tersebut sebelum
pekerjaan dimulai.
 Evaluasi terhadap rencana kerja Kontraktor akan dilakukan untuk tiap item
kegiatan pekerjaan dengan memperhatikan :
a. Waktu yang dialokasikan untuk tiap item pekerjaan adalah sudah sesuai
dengan volume pekerjaan yang ada.
b. Alat yang dipakai (jumlah dan kondisinya) dapat mencapai kapasitas yang
sesuai agar waktu yang dialokasikan dapat terpenuhi
c. Kebutuhan personal Kontraktor
d. Membantu Kontraktor dalam mengatasi masalah yang timbul agar tidak
terjadi keterlambatan
e. Memberi peringatan kepada Kontraktor bila terjadi keterlambatan berikut
usulan cara penanganannya
f. Memonitor progress yang telah dicapai oleh Kontraktor dan membandingkan
dengan progress rencana untuk mengetahui apakah terjadi keterlambatan atau
tidak.
2. Pekerjaan selesai tepat waktu (pengendalian biaya)
Pengendalian dilakukan oleh Konsultan agar biaya konstruksi sejauh mungkin tidak
mengalami perubahan dan sesuai dengan kontrak yang ada.
Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan
antara :
 Dari waktu ke waktu Konsultan akan mencatat volume pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh Kontraktor.
 Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan akurat dan benar sehingga
kuantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana. Dengan demikian volume
dalam kontrak tidak terlampaui sehingga total biaya pelaksanaan sesuai dengan
dana yang telah disediakan
 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi
pengukuran/kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-
benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi
 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontrak dan
harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak fisik, sehingga biaya proyek
dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.
3. Pekerjaan selesai dengan hasil sesuai yang disyaratkan (Pengendalian Mutu)
Pengendalian mutu basil pekerjaan merupakan aspek penting yang akan menjadi
perhatian Konsultan dalam melakukan pengawasan agar hasil pekerjaan benar sesuai
dengan persyaratan yang ada dalam spesifikasi. Selama periode konstruksi, Konsultan
akan senantiasa memberikan pengawasan, pengarahan, bimbingan dan instruksi yang
diperlukan kepada Kontraktor guna menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan
dengan baik, tepat kualitas. Secara umum kegiatan pengendalian mutu pada pekerjaan
ini dapat dilihat pada bagan alir Gambar dibawah. Pada bagan alir tersebut
digarnbarkan bagaimana langkah-langkah yang akan dilakukan Konsultan dalam
pengendalian mutu, baik mutu material yang dipakai maupun mutu pekerjaan yang
dihasilkan. Untuk pengendalian mutu, Konsultan akan memperhatikan, namun tidak
terbatas hanya pada hal-hal berikut ini:
 Memeriksa, meneliti, usulan material yang digunakan dan mendiskusikan serta
menyetujuinya jika usulan material yang akan digunakan tersebut memenuhi
spesifikasi.
 Setiap material yang akan dikirim ke lapangan akan diminta contohnya untuk diuji
di laboratorium, bila tidak memenuhi syarat akan ditolak. Begitu pula material yang
dikirim ke lapangan (yang contohnya sudah disetujui) akan diperiksa secara berkala
untuk memastikan apakah material yang dikirim tersebut sesuai dengan contoh
yang ada.
 Memeriksa, meneliti, mendiskusikan dan menyetujui pelaksanaan pekerjaan fisik.
 Sebagai dasar pengendalian mutu akan dipakai spesifikasi teknis yang ada.
 Melakukan pengawasan terhadap metode kerja di lapangan agar sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ada.
 Melakukan pengendalian terhadap hasil pekerjaan Kontraktor baik dengan
pengujian lapangan maupun dengan pengujian di laboratorium.
 Membuat Trial-Mix dan Job-Mix formula baik untuk pekerjaan beton, lapis pondasi
agregat/soil cement, maupun perkerasan.
 Pada dasarnya untuk uji kendali mutu dapat dilakukan dengan dua metode sebagai
berikut:
 Uji kendali mutu di laboratorium
 Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-bahan atau
campuran-campuran perlu dilakukan pengujian rutin harian atau selama pekerjaan
berlangsung guna menjamin kualitas sesuai dengan persyaratan. Jenis dan jumlah
pengujian rutin ini sesuai dengan yang disebutkan dalarn spesifikasi.
 Uji kendali mutu di lapangan
 Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan
pengujianites lapangan seperti apa yang disebutkan dalam persyaratan pengujian.
Apabila hasil pekerjaan atau material ataupun komponen yang terkait dengan
proyek menyimpang dari yang dipersyaratkan, Konsultan supervisi berhak untuk
menolak pekerjaan sampai Kontraktor memperbaiki hasil pekerjaan yang tidak
sesuai tersebut tanpa adanya penundaan. Semua pengujian yang akan dilakukan
pada setiap tahapan pekerjaan dalam rangka pengendalian mutu, hasilnya akan
segera diberikan kepada Kontraktor dan Pemberi Tugas disertai dengan
rekomendasi Konsultan jika terjadi penyimpangan dan i standar mutu yang
disyaratkan.
4. Dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui hasil yang diinginkan
(pengendalian kualitas)
Setelah produk pekerjaan dinilai memenuhi persyaratan baik kualitas maupun
ukuran dan persyaratan lainnya, maka dapat dilakukan pengukuran kuantitas
volume pekerjaan secara teliti/akurat sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan
dalam kontrak sehingga volume yang telah disetujui oleh Konsultan dapat
dibayarkan kepada Kontraktor melalui sertifikat bulanan Kontraktor. Pengukuran
dilakukan dengan mengacu pada cara-cara pengukuran dan pembayaran yang
tercantum dalam Dokumen Kontrak sesuai dengan mata pembayaran pekerjaan
masing-masing. Kontraktor hams menyerahkan suatu nilai estimasi dan i
pekerjaan yang dilaksanakan kepada Konsultan Supervisi pada setiap akhir bulan
yang berjalan berikut data pendukung yang menyangkut uji kualitas dan
perhitungan kuantitas. yang selanjutnya disebut sebagai sertifikat bulanan
(Monthly Certificate). Format sertifikat bulanan hams sesuai dengan standar atau
diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Pemberi Tugas. Konsultan Supervisi
akan memeriksa kemajuan pekerjaan yang diajukan pada sertifikat bulanan dan
apabila telah dianggap sesuai dengan sebenarnya yang telah terjadi di lapangan,
selanjutnya dapat disetujui untuk membantu menandatangani bersama oleh wakil
Kontraktor. Konsultan dan Pejabat pembuat Komitmen. Konsultan supervisi
melakukan perhitungan dan rekomendasi baik untuk pemotongan ataupun
penambahan mengenai pembayaran yang ada pada kontrak terhadap Kontraktor.
Bila pekerjaan memuaskan Konsultan Supervisi maka Konsultan
merekomendasikan kepada Satuan Kerja, untuk dapat menerima pekerjaan
tersebut. Jika pada suatu waktu diperlukan suatu Prosedur Perubahan (Contract
Change Order), dimana perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh
Engineer atau Kontraktor maka perubahan tersebut harus disetujui dengan suatu
Perintah Perubahan yang ditanda-tangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar
pembayaran yang ditetapkan dalam suatu perintah perubahan tersebut meyakinkan
suatu perubahan dalam struktur harga satuan jenis pembayaran atau suatu
perubahan yang diperkirakan dalam jumlah kontrak, maka perintah perubahan
harus dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu addendum.
5. Dilaksanakan dengan mengutamakan keselamatan kerja
Keselamatan kerja makin dipandang penting untuk pekerjaan konstruksi yang
melibatkan tidak hanya tenaga Kontraktor tetapi juga pengguna jalan baik
kendaraan serta pejalan kaki. Konsultan berpendapat bahwa keselamatan kerja
hams dilaksanakan melalui Kontraktor dalam konstruksi dan pengamanan
konstruksi terhadap pengguna jalan sesuai dengan dokurnen kontrak.
Indikasi diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut :
 Disiplin Kerja
Pengendalian pelaksanaan di lapangan secara ketat dan terus menerus
dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat saling berhubungan
setiap soot dengan cepat. Pengendalian waktu pelaksanaan dimaksudkan agar
penyelesaian proyek sesuai jadwal yang telah ditetapkan, Pengendalian waktu
pelaksanaan ini disesuaikan dengan tuntunan lapangan yang mencakup
seluruh aspek terkait.
 Peniadaan Kecelakaan Fatal:
a. Perambuan sesuai dengan standar perambuan.
b. Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai penciptaan
kerapian kerja sepanjang daerah proyek (kin dan kanan) dan diberi lampu -
lampu agar mudah terlihat pada malam hari.
Kecelakaan lalu lintas adalah aspek negatif dari meningkatnya mobilitas
transportasi, keseimbangan antara mentalitas pengemudi, kemajuan teknologi
kendaraan dan penyediaan prasarana lalu lintas merupakan unsur-unsur yang
menentukan mobilitas transportasi yang semakin dinamis, cepat dan semakin
nyaman sesuai dengan tuntutan keadaan.
Ketidak seimbangan dari salah satu unsur tersebut di atas dalarn beradaptasi
akan menyebabkan kesenjangan yang cenderung kepada terjadinya
kecelakaan.
Bekerja pada sebuah proyek jalan yang sedang beroperasi baik pada tahapan
perencanaan maupun tahap pelaksanaan menanggung resiko tinggi pada
terjadinya kecelakaan yang setiap saat bisa terjadi. Untuk itulah maka
diperlukan persyaratan keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang
berbeda pada ruas jalan yang sedang beroperasi.
Dalam pelaksanaan proyek baik pada tahapan perencanaan maupun tahap pelaksanaan
ada beberapa faktor keselamatan kerja yang terkait, antara lain:
 Faktor perambuan darurat
 Sistim transportasi pada lokasi proyek
 Atribut pada tenaga kerja
 Asuransi Tenaga Kerja Astek
 Dll.

Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang ditanda-
tangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja dari
semua tenaga kerja yang terkait menjadi faktor utama dari kelancaran progres yang
hendak dicapai. Pada tahap ini, gambaran pencapaian keselamatan kerja dapat
dijelaskan sebagai berikut :
 Perambuan darurat Seperti pada tahap perencanaan, maka perambuan pada tahap
kerja yang memberikan rasa aman dalam melaksanakan pekerjaan bagi para
pekerja yang berada pada daerah perambuan.
Rambu-rambu darurat yang diperlukan pada tahap pelaksanaan misalnya rambu
peringatan, rambu perintah dan larangan serta rambu petunjuk jalan juga rubber
cone serta lighting yang pengaturan letak penempatan serta jaraknya seperti
ditunjukan pada keperluan rambu darurat. Disamping itu diperlukan pagar
pembatas antara daerah kerja dan lajur yang beroperasi yang diletakkan sepanjang
daerah kerja. Pagar pembatas dicat dengan warna crossing "kuning bim" dan pada
setiap jarak tertentu diberi tanda yang memiliki scotchlite atau cat berpendar yang
bisa terlihat bisa kena sorot lampu pada malam hari, atau bisa juga dengan lampu-
lampu sebagai pengganti spot light.
 Sistim transportasi pada lokasi proyek
Pengaturan transportasi, adalah sebagai berikut :
1. Pintu keluar/masuk kendaraan proyek pada daerah kerja ditentukan, rute pada
prinsipnya tidak boleh ada arah crossing sehingga tidak ada pertemuan dua
arus yaitu lintas tanpa pengarah.
2. Untuk pengangkutan tanah, tiap dump truck hams dilengkapi dengan penutup
bak belakang. Ini dimaksudkan agar tanah yang diangkut tidak tercecer di
permukaan jalan, sebab tanah yang tercecer tersebut sangat licin bila terkena
air, dan dapat mengakibatkan kecelakaan fatal.
3. Mobilisasi peralatan berat ke lapangan juga hams memperhatikan
keselamatan dari peralatan mauptm operatornya, dan bila perlu dengan satuan
pengawal clan pihak kepolisian.

 Atribut pada tenaga kerja


Semua tenaga kerja disarankan mengenakan atribut yang mudah dikenal dan
terlihat dari jarak jauh dan ini bisa terpenuhi dengan pemakaian baju rompi
refleksionis warna orange mencolok yang harus selalu dikenakan pada saat
melaksanakan tugas. Penggunaan topi pengaman di lapangan juga dianjurkan,
sebab sangat membantu melindungi bagian kepala dan benturan dengan benda
keras atau peralatan proyek. Bekerja pada kondisi badan letih yang dipaksakan
sangat membahayakan dan mengurangi akurasi kerja.

 Astek (Asuransi Tenaga Kerja)


Jaminan perlindungan keselamatan terhadap tenaga kerja pada daerah beresiko
tinggi adalah mutlak diperlukan. Setiap tenaga kerja tersebut harus dijamin dengan
asuransi tenaga kerja. Mengingat pentingnya Astek pada pelaksanaan pekerjaan
tersebut, maka Astek tidak bisa dipisahkan dan dokumen kontrak, Jadi merupakan
satu kesatuan dalam dokumen kontrak.

6. Pekerjaan pada tahap penyelesaian proyek


Pada saat mendekati berakhirya proyek, Konsultan akan menjalankan pekerjaan
seperti :
 Pembuatan Laporan Akhir dan As Built Drawing
Mengenai Laporan Akhir, akan kami jelaskan dalam kegiatan pelaporan. As
built drawing dibuat pada kertas ukuran A3, dan rekamannya dibuat sebanyak
yang tercantum dalam dokumen kontrak.
 Inspeksi Penyerahan Akhir (PHO)
Sebelum berakhimya periode pemeliharaan, inspeksi
Penyerahan Akhir (Final Hand Over) hams dilaksanakan. Semua kerusakan
atau cacat yang terjadi pada hasil kerja akan dicatat. dan Konsultan akan
menginstruksikan kepada Kontraktor untuk memperbaikinya atau jika perlu
dilakukan pergantian. Bersama-sama KPA/PPK, menyusun Penyerahan Akhir
Pekerjaan (Final Hand Over) dari Kontraktor kepada Penanggungjawab
Pekerjaan (PPK), serta serah terima pekerjaan dari Fisik kepada Pemerintah
Daerah.
 Pomeriksaan Pembayaran Akhir
Kontraktor hares mengajukan permohonan Pembayaran Akhir (Final
Certificate) berikut back up data kepada Konsultan Supervisi diperiksa dan
disetujui sebagai sertifikat pembayaran akhir (Final Certificate). Tim
pengawas teknik akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah
lalu, jika pada pembayaran terdahulu yang sudah disetujui terdapat kesalahan
maka hams dilakukan koreksi pada pembayaran akhir tersebut.
 Addendum Akhir
Berdasarkan pada hasil perhitungan akhir terhadap pekerjaan yang telah
dilakukan oleh Kontraktor dan Konsultan, maka untuk Pembayaran Akhir
perlu diterbitkan Addendum Akhir yang ditanda-tangani Kontraktor dan
Satuan Kerja.

2. RENCANA KERJA

Pada dasarnya secara umum pengadaan jasa Konsultansi ini bertujuan untuk
membantu pihak Pemberi Tugas dalam melaksanakan pekerjaan yang lengkap
dan rinci termasuk perlengkapan jalan dengan memperhatikan aspek lingkungan
sedemikian rupa sehingga sasaran pembangunan dapat tercapai dengan sempurna
dengan tanpa merusak lingkungan. Sesuai dengan durasi waktu pelaksanaan
pekerjaan yang diberikan, maka Konsultan menyusun suatu rencana kerja yang
fleksibel dimana akan dapat melaksanakan togas dengan baik dan efisien.
Konsultan telah membentuk tim yang akan bekerja melaksanakan pekerjaan
dengan semaksimal mungkin, sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja.

a. Pola Karja
Adapun pola kerja yang akan disajikan Konsultan, disesuaikan dengan
peraturan dan tata cara atau manual yang telah ditetapkan oleh Pemberi
Tugas. Dengan demikian akan tercapai sinkronisasi yang diinginkan dan
tidak akan menghambat jalannya pekerjaan.
b. Sistematika Pengumpulan Data
Sedangkan sistematika pengumpulan data akan sesuai dengan pola kerja dan
metodologi yang diuraikan sebelumnya. Pengumpulan data ini dilakukan
pada data primer dan sekunder. Data primer berupa data yang langsung
diperoleh di lapangan sedangkan data sekunder didapat dari instansi terkait,
perpustakaan serta toko buku seperti peta.

c. Analisis Permasalahan dan Pemecahannya


Analisis dan pemecahan permasalahan yang timbul akan dipilah oleh
Konsultan secara sistematis. Pada prinsipnya semua masalah dibahas dahulu
dalarn tim, lalu didiskusikan dengan PPK Tertentu (konstruksi) dan
dipecahkan masalahnya sesuai dengan petunjuk yang ada. Rencana Kerja ini
dibuat berdasarkan uraian dari Kerangka Acuan Kerja mengenai ruang
lingkup tugas Konsultan dan Metode Kerja yang diuraikan pada bab
pendekatan dan metodologi serta segala syarat-syarat administrasi yang
tertuang dalam KAK/TOR maupun Rapat Penjelasan (Aanwijzing). Dalam
menyusun rencana kerja ini, terlebih dahulu diadakan suatu studi mendalam
mengenai kapasitas kerja dari personil yang terlibat dan peralatan yang
digunakan, .ruang lingkup dan volume pekerjaan, lokasi proyek, accessibility
mobilisasi, dan seluruh aspek teknis dan ekonomis yang erat kaitannya
dengan pekerjaan pengawasan teknis ini. Dengan mengadakan evaluasi atas
pengalaman-pengalaman yang pemah dilaksanakan oleh Konsultan untuk
pekerjaan yang sejenis dengan lokasi yang berdekatan dan keadaan medan
yang hampir sama, disusunlah rencana kerja untuk menangani pekerjaan ini.
Hal-hal tersebut di atas mendapat perhatian seksama pada waktu
pelaksanaan rencana kerja ini baik di lapangan maupun di Kantor Proyek.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut diatas maka konsultan merencanakan suatu
program kerja yang akan diuraikan sebagai berikut :
 Pada tahap awal, akan dilakukan mobilisasi personil, koordinasi dengan instansi-
instansi terkait dan melakukan orientasi lapangan.
 Tahap kedua, akan dilakukan pengumpulan data, pengolahan data dan analisis
data dalam rangka pembuatan laporan pendahuluan.
 Tahap ketiga, berupa aktivitas supervisi pelaksanaan pekerjaan fisik.
 Tahap keempat, berupa aktivitas pemeliharaan pekerjaan yang dilakukan
pengawas bersama-sama pihak proyek.

d. Jadwal Kegiatan Terperinci


Berdasarkan Metodologi yang telah diterapkan pada Bab sebelumnya, maka dapat
dijabarkan lebih terinci rencana kegiatan, seperti berikut ini:

GARIS BESAR
LANGKAH KEGIATAN

Berdasarkan 1. Mobilisasi  Mobilisasi staf konsultan


metodologi dan  Persiapan kantor proyek,
organisasi rumah untuk prefesional
pengendalian yang staf dan mess untuk staf
telah disusun, pendukung
dapat  Persiapan perijinan
direncanakan operasi
suatu jadwal  Menyusun organisasi
kegiatan supervisi. pelaksanaan dengan
direksi dan dinas-dinas
terkait

2. Pelaksanaan pengawasan lapangan  Persiapan pelaksanaan


konstruksi (shop
drawing, engineering
method)
 Menyelenggarakan
pengawasan proyek
 Test dan inspeksi
kuantitas dan kualitas
material
 Laporan penyelesaian
proyek
 Dokumentasi laporan
periodik pengawasan
lapangan, kuantitas dan
kualitas pekerjaan.

3. Dokumentasi proyek  Dokumentasi


penggambaran
 Dokumentasi foto-foto
proyek, sebelum,
sedang dan selesainya
pekerjaan
e. Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam pengendalian pelaksanaan pekerjaan ini untuk full team dipimpin oleh seorang
Site Engineer yang akan diberi kuasa untuk memimpin seluruh kegiatan pengawasan
(Supervisi) dibantu dengan, Inspector, Drafter/Cad Operator, serta staf pendukungnya
(Tenaga Administrasi). Ketua Tim akan melakukan monitoring kemajuan pekerjaan,
pengendalian mutu, volume pekerjaan dan masalah-masalah yang berkaitan dengan
dokumen kontrak fisik. Pengawasan teknis pekerjaan dilaksanakan pemimpin bagian
proyek fisik yang bertindak sebagai Engineer dibantu dan mendelegasikan sebagian
tugasnya.
f. Bagan Alir Pelaksanaan Pengawasan dengan Kendali Mutu
Untuk menguraikan secara jelas tugas pengawasan dan kewajiban serta hubungannya
dengan aktivitas pelaksanaan dari proyek ini, maka Konsultan membuat Bagan Alir
atau Flow Chart dari proyek ini, sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan
sistimatis.

Pekerjaan Jasa Konsultansi Pengawasan Kegiatan


Kontraktual ( Reguler ) Dinas Kesehatan
Pembangunan Instalasi Farmasi Kabupaten
Tahun Anggaran 2021

BAB IV
LINKUP PEKERJAAN

.1 PEKERJAAN PERSIAPAN

Pada pekerjaan persiapan pada umumnya meliputi :

 Pembuatan Direksi Keet, Barak Kerja Dan Gudang Bahan


Ukuran bangunan dapat disesuaikan dengan kebutuhan material yang akan
disediakan oleh pihak pelaksana pekerjaan.
Syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi adalah penyediaan sarana sanitasi air
bersih, sambungan listrik, alat pemadam api dan P3K. Bangunan tersebut harus
dapat dijamin agar didalamnya bebas dari air hujan dan sinar matahari, termasuk
dapat melindungi material yang tersimpan. Barak Kerja dan Gudang bahan harus
bebas dari tanaman dan sampah, genangan air dan permukaan yang lebih tinggi
dari sekitarnya. Bahan yang langsung ditempatkan diatas tanah tidak boleh
digunakan untuk pekerjaan kecuali jika permukaan tanah telah disiapkan
sebelumnya dan diberi lapis permukaan yang terbuat dari pasir atau kerikil setebal
10 cm.
 Pengukuran / Pas. Bouwplank
Setelah pembersihan awal dilanjutkan dengan pengukuran dan pemasangan
bouwplank. Tujuan dari pemasangan bouwplank adalah untuk meletakkan batas
bangunan (dengan menggunakan paku) sesuai dengan denah atau gambar
bangunan yang ada.

 Papan Nama Proyek


Papan nama proyek merupakan media informasi tentang kegiatan yang
dilaksanakan di lokasi proyek. Papan proyek dipasang sebagai wujud transparansi
dari pengelola kegiatan. Informasi pada papan proyek memuat nama proyek,
lokasi proyek, nilai biaya proyek, volume proyek, sumber dana proyek, pelaksana
proyek, dan jangka waktu pelaksanaan kegiatan. Papan nama dipasang selama
kegiatan berlangsung sampai dilaksanakannya serah terima.
 Air Kerja dan Penerangan Proyek
Penyediaan air kerja dapat dilakukan dengan menyediakan drum-drum air yang
berukuran cukup besar untuk penyediaan air konsumsi sehari-hari dan juga untuk
proses pelaksanaan pekerjaan, dimana airnya dapat diambil dari sumber air
terdekat. Air yang digunakan dalam proses pekerjaan haruslah air bersih
mengingat air merupakan elemen penting dalam proses pengecoran sehari - hari.
Untuk setiap bangunan yang disediakan di lokasi pekerjaan harus dilengkapi
dengan penerangan yang sumbernya dapat langsung bekerjasama dengan PLN
atau dengan menggunakan generator jika di lokasi tersebut belum terdapat listrik
yang mencukupi. Untuk hal keselamatan kerja harus disediakan semua
perlengkapan dan peralatan keselamatan kerja yaitu P3K, helm, alat pemadam
kebakaran, sepatu boat, dan lain – lain. Semua disediakan untuk keselamatan dan
kelancaran pekerjaan dilapangan.

 Izin Mendirikan Bangunan (IMB)


Sebelum bangunan dibangun, terlebih dahulu bangunan tersebut mendapat izin
membangun (IMB) dari pemerintah setempat.

.2 PEKERJAAN TANAH

 Galian Tanah
Tahapan awal pekerjaan untuk pembangunan gedung yaitu melakukan galian
tanah, penggalian dilakukan hingga mencapai kedalaman sesuai dengan yang telah
dipersyaratkan. Tanah sisa galian kemudian dipindahkan keluar dari lokasi
sehingga memudahkan untuk pekerjaan selanjutnya. Galian pondasi menggunakan
alat bantu.
 Urugan Tanah Kembali
Untuk areal yang akan ditimbun diambil tanah hasil galian, tanah diurug kembali
untuk mengisi rongga yang akan dilakukan pengurugan. Pada saat urugan tanah
kembali, harus dipastikan tanah harus padat dan tidak ada rongga yang kosong.
 Urugan Pasir Bawah Lantai
Untuk pekerjaan urugan pasir dilakukan sesuai dengan prosedurnya yaitu pasir
harus diurug hingga mencapai kepadatan maksimal. Pasir dihampar dibawah lantai
secara perlahan dan perlapis hingga mencapai kepadatan dengan ketebalan 10 cm.
 Urugan tanah bawah lantai dipadatkan
Pekerjaan urugan tanah bawah lantai dipadatkan dilakukan setelah pondasi batu
kali dikerjakan. Caranya dengan menimbun tanah secara merata pada area yang
mau dipadatkan, kemudian dipadatkan.

.3 PEKERJAAN PASANGAN / PLESTERAN

 Pasangan Pondasi batu kali camp. 1 : 5


Proses pemasangan batu kali 1 : 5 yaitu batu kali diatur sedemikian rupa, didalam
lubang pondasi diatas pasangan batu kosong hingga tersusun rapi dan saling mengunci
didalam lubang pondasi. Agar tidak renggang maka celah pada pasangan batu diisi
dengan spesi agar batu dapat saling mengunci.
 Pasangan Pondasi batu Kosong ( Aanstampang )
Batu kali diatur sedemikian rupa didalam lubang pondasi hingga tersusun rapi dan
saling mengunci didalam lubang pondasi.
 Pasangan batako/tela press trasram camp. 1 : 2
Sebelum proses pemasangan batako, dilakukan perendaman sampai jenuh
kemudian batu bata diletakkan pada bagian posisi letak pekerjaan yang telah
dibenang. Celah antara batu bata diberi adukan mortar dengan tebal 2-3 cm.
Pasangan bata menggunakan perbandingan campuran 1pc : 2ps.
 Pasangan batako/tela press camp. 1 : 5
Sebelum proses pemasangan batako, dilakukan perendaman sampai jenuh
kemudian batu bata diletakkan pada bagian posisi letak pekerjaan yang telah
dibenang. Celah antara batu bata diberi adukan mortar dengan tebal 2-3 cm.
Pasangan bata menggunakan perbandingan campuran 1pc : 5ps.
 Plesteran camp. 1 : 3 ( pas. dinding trasram dan beton )
Plesteran adalah suatu lapisan sebagai penutup permukaan dinding baik luar atau
dalam bangunan dari pasangan bata merah atau batu cetak, yang berfungsi sebagai
perata permukaan, memperindah dan memperkedap dinding. Didalam
pelaksanaannya, pekerjaan plesteran dapat dibagi atas 3 (tiga) lapis utama, yaitu :
lapis pertama yang disebut kamprotan dengan tebal 3 mm, dari campuran semen-
pasir yang encer dan berfungsi untuk menyeragamkan permukaan dinding,
pelekatan badan plesteran dan mengurangi penyusutan, lapis kedua yang disebut
badan plesteran setebal 6 – 10 mm, dari campuran semen dan pasir yang berfungsi
untuk mengatur kerataan permukaan dinding, lapis ketiga yang disebut acian
setebal 2 mm, dari pasta semen (dapat juga ditambah pasir halus), dan berfungsi
sebagai penghalus permukaan dan pelindung dari pengaruh cuaca.

Permukaan dinding dasar sebelum diplester harus memenuhi ketentuan berikut :

 Bersih, bebas dari debu dan organik serta gumpalan adukan yang melekat tidak
sempurna.
 Lurus atau rata dengan toleransi maksimum 2,0 mm/m.
 Dapat menyerap air.
 Lajur kepala untuk plesteran dibuat dengan jarak 1 meter dan maksimum 1,5 meter.
 Khusus untuk permukaan dinding yang licin diberi anyaman kawat atau dikasarkan
dengan pahat, atau diberi lapisan kamprot dan dibasahi selama 24 jam atau diberi
bahan pelekat atau pengikat sesuai ketentuan yang berlaku.
Pekerjaan plesteran pada dasar permukaan padat harus memenuhi ketentuan berikut :

 Permukaan dengan penyerapan rendah harus dibasahi sebelum diplester sedangkan


untuk permukaan dengan penyerapan tinggi harus dibasahi sampai jenuh.
 Pengamprotan (untuk lapisan kamprot) dilakukan dengan tekanan atau lemparan
kemudian digaruk dengan arah horizontal, sehingga ketebalan 3 – 4 mm.
 Lapisan kedua (badan plester) dilekatkan dan diratakan sampai padat dan rata,
sehingga ketebalan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh Pengawas
Lapangan.
 Lapisan ketiga (acian) dilekatkan dengan tekanan yang cukup sampai ketebalan
maksimum 2,0 mm.
Adukan harus segera diplesterkan sebelum mencapai waktu paling lama 2,5 jam
sejak mulai dicampur dan harus dilakukan pengadukan ulang selama masa
pelaksanaan untuk menjaga homogenitas dan kemudahan pengerjaannya. Tenggang
waktu antar lapisan tenggang waktu antar lapisan harus diberikan sampai lapisan
terdahulu cukup keras dan stabil, terutama untuk lapisan badan (lapis kedua)
sebelum diberi lapisan akhir (acian) sudah tidak terjadi penyusutan dan retak-retak
lebih lanjut. Untuk hal tersebut, perlu diberikan tenggang waktu minimal 7 (tujuh)
hari. Selama masa pelaksanaan, dinding harus dijaga dari pengaruh sinar matahari
langsung dan dijaga agar tetap dalam kondisi lembab terutama pada lapisan akhir
selama minimal 3 x 24 jam.

 Plesteran camp. 1 : 5 ( pas. dinding 1 : 5 )

Plesteran adalah suatu lapisan sebagai penutup permukaan dinding baik luar atau
dalam bangunan dari pasangan bata merah atau batu cetak, yang berfungsi sebagai
perata permukaan, memperindah dan memperkedap dinding. Didalam pelaksanaannya,
pekerjaan plesteran dapat dibagi atas 3 (tiga) lapis utama, yaitu : lapis pertama yang
disebut kamprotan dengan tebal 3 mm, dari campuran semen-pasir yang encer dan
berfungsi untuk menyeragamkan permukaan dinding, pelekatan badan plesteran dan
mengurangi penyusutan, lapis kedua yang disebut badan plesteran setebal 6 – 10 mm,
dari campuran semen dan pasir yang berfungsi untuk mengatur kerataan permukaan
dinding, lapis ketiga yang disebut acian setebal 2 mm, dari pasta semen (dapat juga
ditambah pasir halus), dan berfungsi sebagai penghalus permukaan dan pelindung dari
pengaruh cuaca.

Permukaan dinding dasar sebelum diplester harus memenuhi ketentuan berikut :

 Bersih, bebas dari debu dan organik serta gumpalan adukan yang melekat tidak
sempurna.
 Lurus atau rata dengan toleransi maksimum 2,0 mm/m.
 Dapat menyerap air.
 Lajur kepala untuk plesteran dibuat dengan jarak 1 meter dan maksimum 1,5
meter.
 Khusus untuk permukaan dinding yang licin diberi anyaman kawat atau
dikasarkan dengan pahat, atau diberi lapisan kamprot dan dibasahi selama 24 jam
atau diberi bahan pelekat atau pengikat sesuai ketentuan yang berlaku.
Pekerjaan plesteran pada dasar permukaan padat harus memenuhi ketentuan
berikut :

 Permukaan dengan penyerapan rendah harus dibasahi sebelum diplester


sedangkan untuk permukaan dengan penyerapan tinggi harus dibasahi sampai
jenuh.
 Pengamprotan (untuk lapisan kamprot) dilakukan dengan tekanan atau lemparan
kemudian digaruk dengan arah horizontal, sehingga ketebalan 3 – 4 mm.
 Lapisan kedua (badan plester) dilekatkan dan diratakan sampai padat dan rata,
sehingga ketebalan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh
Pengawas Lapangan.
 Lapisan ketiga (acian) dilekatkan dengan tekanan yang cukup sampai ketebalan
maksimum 2,0 mm.
Adukan harus segera diplesterkan sebelum mencapai waktu paling lama 2,5 jam
sejak mulai dicampur dan harus dilakukan pengadukan ulang selama masa
pelaksanaan untuk menjaga homogenitas dan kemudahan pengerjaannya.
Tenggang waktu antar lapisan tenggang waktu antar lapisan harus diberikan
sampai lapisan terdahulu cukup keras dan stabil, terutama untuk lapisan badan
(lapis kedua) sebelum diberi lapisan akhir (acian) sudah tidak terjadi penyusutan
dan retak-retak lebih lanjut. Untuk hal tersebut, perlu diberikan tenggang waktu
minimal 7 (tujuh) hari. Selama masa pelaksanaan, dinding harus dijaga dari
pengaruh sinar matahari langsung dan dijaga agar tetap dalam kondisi lembab
terutama pada lapisan akhir selama minimal 3 x 24 jam.

 Pekerjaan Acian
Campuran untuk acian terdiri dari semen dan air yang berfungsi untuk mengatur
kerataan permukaan dinding, acian pada dinding dilakukan dengan tebal 2 mm.
Acian juga berfungsi sebagai penghalus permukaan dan pelindung dari pengaruh
cuaca.

.4 PEKERJAAN BETON

 Rabat beton bawah lantai camp. 1 : 3 : 5


Bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton terdiri dari campuran agregat kasar
dan agregat halus. Ukuran maksimum agregat kasar dan halus adalah sesuai
dengan persyaratan dari Pengawas Lapangan. Semen yang digunakan adalah
semen yang sesuai dengan spesifikasi teknis. Penggunaan air yang digunakan
adalah air yang bersih sehingga pada saat membuat bahan adukan tidak merusak
campuran.
Diawali dengan persiapan yang terkait dengan pekerjaan ini, dengan
mendatangkan bahan atau material yang telah disetujui oleh pihak Pengawas
Lapangan. Proses pengadukan ini menggunakan alat secara mekanik dengan
campuran semen, pasir, batu pecah dan air dicampur dan diaduk menjadi beton
dengan menggunakan Concrete Mixer sesuai perbandingan material yang telah
diuji di laboraturium menurut jenis betonnya. Agregat dan semen yang telah
tercampur memakai Concrete Mixer selanjutnya dituangkan ke areal kerja. Untuk
hasil beton yang maksimal, maka perlu dipakai alat penggetar yaitu Concrete
Vibrator untuk menggetarkan campuran beton yang masih basah bisa mengisi
rongga-rongga beton yang ada. Setelah pelaksanaan beton selesai maka diadakan
perawatan beton dengan cara curing atau pemberian air pada permukaan atas
beton yang datar. Perawatan ini berfungsi untuk memperlambat proses
pengeringan sampai batas umur beton tercapai.
 Lantai kerja beton camp. 1 : 2 : 3
Untuk memulai pekerjaan ini, dimuai dengan mendatangkan bahan atau material
yang telah disetujui oleh pihak Pengawas Lapangan. Proses pengadukan ini
menggunakan alat secara mekanik dengan campuran semen, pasir, batu pecah dan
air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan Concrete Mixer
sesuai perbandingan material yang telah diuji di laboraturium menurut jenis
betonnya. Agregat dan semen yang telah tercampur memakai Concrete Mixer
selanjutnya dituangkan ke areal kerja. Untuk hasil beton yang maksimal, maka
perlu dipakai alat penggetar yaitu Concrete Vibrator untuk menggetarkan
campuran beton yang masih basah bisa mengisi rongga-rongga beton yang ada.
Setelah pelaksanaan beton selesai maka diadakan perawatan beton dengan cara
curing atau pemberian air pada permukaan atas beton yang datar. Perawatan ini
berfungsi untuk memperlambat proses pengeringan sampai batas umur beton
tercapai.
 Pondasi Telapak
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton terdiri dari campuran agregat kasar
dan agregat halus. Ukuran maksimum agregat kasar dan halus adalah sesuai
dengan persyaratan dari Pengawas Lapangan. Semen yang digunakan adalah
semen yang sesuai dengan spesifikasi teknis. Penggunaan air yang digunakan
adalah air yang bersih sehingga pada saat membuat bahan adukan tidak merusak
campuran. Tulangan yang digunakan adalah sesuai dengan item pekerjaan dengan
ukuran sesuai dengan gambar rencana. Bekisting menggunakan kayu dengan mutu
yang baik yang diperkuat dengan papan yang mengikuti bentuk struktur.
Besi yang digunakan untuk tulangan adalah sesuai dengan gambar rencana.
Pembesian dilakukan sesuai dengan ukuran kolom, sloof, ring balok dan plat.
Kemudian dilakukan pemasangan bekisting dengan ukuran yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
 Rafter Beton 25/60
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan rafter beton terdiri dari campuran agregat
kasar dan agregat halus. Ukuran maksimum agregat kasar dan halus adalah sesuai
dengan persyaratan dari Pengawas Lapangan. Semen yang digunakan adalah
semen yang sesuai dengan spesifikasi teknis. Penggunaan air yang digunakan
adalah air yang bersih sehingga pada saat membuat bahan adukan tidak merusak
campuran. Tulangan yang digunakan adalah sesuai dengan item pekerjaan dengan
ukuran sesuai dengan gambar rencana. Bekisting menggunakan kayu dengan mutu
yang baik yang diperkuat dengan papan yang mengikuti bentuk struktur.
Besi yang digunakan untuk tulangan adalah sesuai dengan gambar rencana.
Pembesian dilakukan sesuai dengan ukuran yang sesuai pada gambar. Kemudian
dilakukan pemasangan bekisting dengan ukuran yang sesuai dengan spesifikasi
teknis.
 Sloof beton
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton terdiri dari campuran agregat kasar
dan agregat halus. Ukuran maksimum agregat kasar dan halus adalah sesuai
dengan persyaratan dari Pengawas Lapangan. Semen yang digunakan adalah
semen yang sesuai dengan spesifikasi teknis. Penggunaan air yang digunakan
adalah air yang bersih sehingga pada saat membuat bahan adukan tidak merusak
campuran. Tulangan yang digunakan adalah sesuai dengan item pekerjaan dengan
ukuran sesuai dengan gambar rencana. Bekisting menggunakan kayu dengan mutu
yang baik yang diperkuat dengan papan yang mengikuti bentuk struktur.
Besi yang digunakan untuk tulangan adalah sesuai dengan gambar rencana.
Pembesian dilakukan sesuai dengan ukuran kolom, sloof, ring balok dan plat.
Kemudian dilakukan pemasangan bekisting dengan ukuran yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
 Kolom Peistal
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton terdiri dari campuran agregat kasar
dan agregat halus. Ukuran maksimum agregat kasar dan halus adalah sesuai
dengan persyaratan dari Pengawas Lapangan. Semen yang digunakan adalah
semen yang sesuai dengan spesifikasi teknis. Penggunaan air yang digunakan
adalah air yang bersih sehingga pada saat membuat bahan adukan tidak merusak
campuran. Tulangan yang digunakan adalah sesuai dengan item pekerjaan dengan
ukuran sesuai dengan gambar rencana. Bekisting menggunakan kayu dengan mutu
yang baik yang diperkuat dengan papan yang mengikuti bentuk struktur.
Besi yang digunakan untuk tulangan adalah sesuai dengan gambar rencana.
Pembesian dilakukan sesuai dengan ukuran kolom, sloof, ring balok dan plat.
Kemudian dilakukan pemasangan bekisting dengan ukuran yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
 Ring balok beton
Diawali dengan persiapan yang terkait dengan pekerjaan ini, dengan
mendatangkan bahan atau material yang telah disetujui oleh pihak Pengawas
Lapangan. Proses pengadukan ini menggunakan alat secara mekanik dengan
campuran semen, pasir, batu pecah dan air dicampur dan diaduk menjadi beton
dengan menggunakan Concrete Mixer sesuai perbandingan material yang telah
diuji di laboratorium menurut jenis betonnya. Agregat dan semen yang telah
tercampur memakai Concrete Mixer selanjutnya dituangkan ke cetakan-cetakan
bekisting yang telah disiapkan. Untuk hasil beton yang maksimal maka perlu
dipakai alat penggetar yaitu Concrete Vibrator untuk menggetarkan campuran
beton yang masih basah bisa mengisi rongga-rongga beton yang ada. Setelah
pelaksanaan beton selesai maka diadakan perawatan beton dengan cara curing atau
pemberian air pada permukaan atas beton yang datar. Perawatan ini berfungsi
untuk memperlambat proses pengeringan sampai batas umur beton tercapai.
 Kolom praktis 15/15
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton terdiri dari campuran agregat kasar
dan agregat halus. Ukuran maksimum agregat kasar dan halus adalah sesuai
dengan persyaratan dari Pengawas lapangan. Semen yang digunakan adalah semen
yang sesuai dengan spesifikasi teknis. Penggunaan air yang digunakan adalah air
yang bersih sehingga pada saat membuat bahan adukan tidak merusak campuran.
Tulangan yang digunakan adalah sesuai dengan item pekerjaan dengan ukuran
sesuai dengan gambar rencana. Bekisting menggunakan kayu dengan mutu yang
baik yang diperkuat dengan papan yang mengikuti bentuk struktur.
Besi yang digunakan untuk tulangan adalah sesuai dengan gambar rencana.
Pembesian dilakukan sesuai dengan ukuran kolom, sloof, ring balok dan plat,
kemudian dilakukan pemasangan bekisting dengan ukuran yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
 Kolom Beton teras
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton terdiri dari campuran agregat kasar
dan agregat halus. Ukuran maksimum agregat kasar dan halus adalah sesuai
dengan persyaratan dari Pengawas lapangan. Semen yang digunakan adalah semen
yang sesuai dengan spesifikasi teknis. Penggunaan air yang digunakan adalah air
yang bersih sehingga pada saat membuat bahan adukan tidak merusak campuran.
Tulangan yang digunakan adalah sesuai dengan item pekerjaan dengan ukuran
sesuai dengan gambar rencana. Bekisting menggunakan kayu dengan mutu yang
baik yang diperkuat dengan papan yang mengikuti bentuk struktur.
Besi yang digunakan untuk tulangan adalah sesuai dengan gambar rencana.
Pembesian dilakukan sesuai dengan ukuran kolom, sloof, ring balok dan plat,
kemudian dilakukan pemasangan bekisting dengan ukuran yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
 Plat beton, t = 10 cm
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton terdiri dari campuran agregat kasar
dan agregat halus. Ukuran maksimum agregat kasar dan halus adalah sesuai
dengan persyaratan dari Pengawas lapangan. Semen yang digunakan adalah semen
yang sesuai dengan spesifikasi teknis. Penggunaan air yang digunakan adalah air
yang bersih sehingga pada saat membuat bahan adukan tidak merusak campuran.
Tulangan yang digunakan adalah sesuai dengan item pekerjaan dengan ukuran
sesuai dengan gambar rencana. Bekisting menggunakan kayu dengan mutu yang
baik yang diperkuat dengan papan yang mengikuti bentuk struktur.
Besi yang digunakan untuk tulangan adalah sesuai dengan gambar rencana.
Pembesian dilakukan sesuai dengan ukuran kolom, sloof, ring balok dan plat,
kemudian dilakukan pemasangan bekisting dengan ukuran yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
 Plat dak beton teras , t = 20 cm
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton terdiri dari campuran agregat kasar
dan agregat halus. Ukuran maksimum agregat kasar dan halus adalah sesuai
dengan persyaratan dari Pengawas lapangan. Semen yang digunakan adalah semen
yang sesuai dengan spesifikasi teknis. Penggunaan air yang digunakan adalah air
yang bersih sehingga pada saat membuat bahan adukan tidak merusak campuran.
Tulangan yang digunakan adalah sesuai dengan item pekerjaan dengan ukuran
sesuai dengan gambar rencana. Bekisting menggunakan kayu dengan mutu yang
baik yang diperkuat dengan papan yang mengikuti bentuk struktur.
Besi yang digunakan untuk tulangan adalah sesuai dengan gambar rencana.
Pembesian dilakukan sesuai dengan ukuran kolom, sloof, ring balok dan plat,
kemudian dilakukan pemasangan bekisting dengan ukuran yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
 Listplank beton, t = 12 cm
Diawali dengan persiapan yang terkait dengan pekerjaan ini, dengan
mendatangkan bahan atau material yang telah disetujui oleh pihak Pengawas
Lapangan. Proses pengadukan ini menggunakan alat secara mekanik dengan
campuran semen, pasir, batu pecah dan air dicampur dan diaduk menjadi beton
dengan menggunakan Concrete Mixer sesuai perbandingan material yang telah
diuji di laboratorium menurut jenis betonnya. Agregat dan semen yang telah
tercampur memakai Concrete Mixer selanjutnya dituangkan ke cetakan-cetakan
bekisting yang telah disiapkan. Untuk hasil beton yang maksimal maka perlu
dipakai alat penggetar yaitu Concrete Vibrator untuk menggetarkan campuran
beton yang masih basah bisa mengisi rongga-rongga beton yang ada. Setelah
pelaksanaan beton selesai maka diadakan perawatan beton dengan cara curing atau
pemberian air pada permukaan atas beton yang datar. Perawatan ini berfungsi
untuk memperlambat proses pengeringan sampai batas umur beton tercapai.
 Tangga Beton
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton terdiri dari campuran agregat kasar
dan agregat halus. Ukuran maksimum agregat kasar dan halus adalah sesuai
dengan persyaratan dari Pengawas lapangan. Semen yang digunakan adalah semen
yang sesuai dengan spesifikasi teknis. Penggunaan air yang digunakan adalah air
yang bersih sehingga pada saat membuat bahan adukan tidak merusak campuran.
Tulangan yang digunakan adalah sesuai dengan item pekerjaan dengan ukuran
sesuai dengan gambar rencana. Bekisting menggunakan kayu dengan mutu yang
baik yang diperkuat dengan papan yang mengikuti bentuk struktur.
Besi yang digunakan untuk tulangan adalah sesuai dengan gambar rencana.
Pembesian dilakukan sesuai dengan ukuran kolom, sloof, ring balok dan plat,
kemudian dilakukan pemasangan bekisting dengan ukuran yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.

 Meja Beton, t = 12 cm
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton terdiri dari campuran agregat kasar
dan agregat halus. Ukuran maksimum agregat kasar dan halus adalah sesuai
dengan persyaratan dari Pengawas lapangan. Semen yang digunakan adalah semen
yang sesuai dengan spesifikasi teknis. Penggunaan air yang digunakan adalah air
yang bersih sehingga pada saat membuat bahan adukan tidak merusak campuran.
Tulangan yang digunakan adalah sesuai dengan item pekerjaan dengan ukuran
sesuai dengan gambar rencana. Bekisting menggunakan kayu dengan mutu yang
baik yang diperkuat dengan papan yang mengikuti bentuk struktur.
Besi yang digunakan untuk tulangan adalah sesuai dengan gambar rencana.
Pembesian dilakukan sesuai dengan ukuran kolom, sloof, ring balok dan plat,
kemudian dilakukan pemasangan bekisting dengan ukuran yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.

.5 PEKERJAAN LANTAI

 Acian Lantai
Untuk memulai pekerjaan ini, dimuai dengan mendatangkan bahan atau material
yang telah disetujui oleh pihak Pengawas Lapangan. Proses pengadukan ini
menggunakan alat secara mekanik dengan campuran semen dan air dicampur dan
diadukmen jadi satu. Air dan semen yang telah tercampur selanjutnya dituangkan
ke areal kerja. Untuk hasil acian yang maksimal, maka perlu dipakai alat untuk
bisa mengisi rongga-rongga lantai yang ada. Setelah pelaksanaan acian selesai
maka diadakan perawatan acian dengan cara curing atau pemberian air pada
permukaan atas lantai yang datar. Perawatan ini berfungsi untuk memperlambat
proses pengeringan sampai batas umur acian tercapai.
.6 ATAP
 Rangka Atap
Pekerjaan rangka atap Chanal adala H pekerjaan pembuatan dan
pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan
anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapezium da n persegi pa
njang yang terdiri dari :
 Ra ngk a utama ata s (top cho rd)
 Ra ngk a utama ba wah (bottom chord)
 Rangka pengisi (web ). Seluruh rangka tersebut disa mbung
mengguna kan baut menakik sendiri (self drilling screw)
denga n jumla h yang cukup.
 Ra ngk a reng (batten) langsung dipa sa ng dia tas struktur rangka
ata p utama dengan ja rak sesuai denga n ukuran jarak spandek.
 Pekerjaan Atap
 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan
atap, nok/bubungan pada tempat-tempat. sesuai deng an ya ng ditunj ukan
dalam gambar renca na .
 Material
Ba han atap yang a kan diperguna kan untuk bang unan ini adalah
atap Spandek dengan spesifika si kwa litas 1 dan Ba han nok/bub ungan
meng gunakan bumbunga n Sa pnd ek .
 Pemasangan :
Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, atap Spandek harus diperiksa
terlebih dahulu dengan tidak mengalami kerusakan/pecah untuk me njaga
kebocoran dan kap/kuda-kuda/gording baja cha nal. Pemasangan harus
dilakukan oleh tenaga/tukang yang tera mpil yang sebelumnya telah
menda patkan pengetahuan teknis pelaksanaan mengenai cara pemasangan
jenis atap dimaksud. Kontraktor diharuskan mengajukan contoh-contoh
bahan untuk mendapatkan persetuj uan Direksi/Pengawa s.

.7 PEKERJAAN CAT DAN POLITUR


 Lingkup Pekerjaan :
Pek erjaan ini meliputi penyediaa n bahan/materia l, te na ga kerja
dan pengeca tan ba ja, tembok, plafond, atap.
 Ma teria l :
 Jenis cat besi yang digunakan adalah merk cat be
siatau setara.
 J e n i s C a t t e m b o k y a n g d i g u n a k a n a d a l a h me r k A V I A N a
ta u s e t a r a .
 Plamur yang digunakan adalah merk AVIAN atau
setara.
 Residu dengan kekentalan yang cukup untuk kap.
 Poli tur/teakoil digunakan untuk permuk aa n teek wood da n pa da
pekerjaan kayu yang diekspos seperti yang ditunjukan pada gambar.
 Pekerjaan Cat Te mbo k
 Permukaan dinding sebelum dicatharus diplemur
kemudian diamplas dengan kertaspasir sampai rat
a dan halus.
 Semua bidang tembok dicat tembokminimal 2 (du
a) kali sampai kelihatan rata dancukup tebal.
 Pekerjaan Po litur/Teakoil :
S emua daun pintu teekwood dan dinding papan harus dipoli
tur. Persiapa n dila kuka n dengan membersihka n da n m enga mplas
ba gia n/permukaan yang ak an dipolitur. S ela nj utnya da pat
dipolitur deng an mengguna kan Ultra Po litur P-01 .

.8 PEKERJAAN LAIN LAIN


Pada pekerjaan ini Kontraktor menyediakan kamera untuk melakukan
Dokumentasi pada setiap pekerjaan. Dokumentasi sangat penting dilakukan untuk
dilampirkan pada laporan perkembangan pekerjaan. Untuk mengetahui perkembangan
pekerjaan maka dibuat laporan harian, mingguan, dan bulanan. Asbuilt Drawing dibuat
setelah pekerjaan selesai dikerjakan.

Sementara untuk Pembersihan akhir proyek dilakukan pada seluruh areal


pekerjaan, sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tidak terpakai, sampah,
perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan. Seluruh permukaan yang
terekspos yang nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggal dalam kondisi siap
pakai.

Pekerjaan Jasa Konsultansi Pengawasan Kegiatan


Kontraktual ( Reguler ) Dinas Kesehatan
Pembangunan Instalasi Farmasi Kabupaten
Tahun Anggaran 2021

BAB V
PENUTUP

.1 KESIMPULAN

Dari pekerjaan pengawasan yang dilakukan selama 120 (seratus dua puluh)
hari kalender, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengawasan Kegiatan
Kontraktual ( Reguler ) Dinas Kesehatan Pembangunan Instalasi Farmasi Kabupaten
merupakan salah satu langkah upaya Pemerintah kabupaten Halmahera Tengah
Propinsi Maluku Utara dalam merealisasikan pemenuhan fasilitas/prasarana Kesehatan
daerah.

Dan meskipun Konsultan Pengawas menjamin ketepatan mutu/kualitas hasil


pekerjaan yang dilaksanakan, serta didukung oleh dukungan fasilitas, peralatan,
bahan/material, kesiapan tenaga-tenaga yang terampil, di akhir waktu pelaksanaan
Pengawasan Kegiatan Kontraktual ( Reguler ) Dinas Kesehatan Pembangunan
Instalasi Farmasi Kabupaten Kontraktor Pelaksana tidak dapat menyelesaiakan
pekerjaan tepat pada waktunya. Sehingga memberikan hasil akhir yang tidak tepat
dengan sasaran dan efiisien waktu yang tidak sesuai target.

.2 SARAN

Dari Pekerjaan Pengawasan Kegiatan Kontraktual ( Reguler ) Dinas


Kesehatan Pembangunan Instalasi Farmasi Kabupaten yang dilaksanakan, maka dapat
disarankan kepada pihak kontraktor atau pelaksanaa pekerjaan antara lain sebagai
berikut :

1. Perlu adanya tenaga teknik yang berkompeten yang bisa mengatur ketepatan
waktu dan kualitas pekerjaan.
2. Pekerjaan yang dilaksanakan harus disesuaikan dengan jadwal pekerjaan yang
telah direncanakan, agar setaip memulai suatu item pekerjaan akan terschedule
dengan baik.
LAMPIRAN

 JADWAL DAN PROGRES PEKERJAAN TERLAKSANA TERAKHIR


 DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai