Anda di halaman 1dari 239

URAIAN METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

E.1 PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI


E.1.1 Latar Belakang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Propinsi Kepulauan Bangka Belitung,
bertanggung jawab untuk mengelola pemeliharaan jalan propinsi, yang di
dalamnya termasuk tanggung jawab mengangkat Kontraktor Pekerjaan
(penyedia layanan konstruksi) dan Konsultan Supervisi untuk mengawasi para
Kontraktor Pekerjaan. Program pemeliharaan jalan kabupaten mencakup
proyek-proyek di bawah program Provincial Road Improvement and
Maintenance (PRIM)/Program Hibah Jalan Daerah (PHJD) pemberian hibah
dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang bersumber dari APBN
Rupiah murni. PHJD sebagai suatu upaya percepatan pencapaian target
kondisi jalan mantap yaitu 75% untuk jalan provinsi dan 65% untuk jalan
kabupaten. Dalam PHJD ini dimaksudkan juga sebagai insentif kepada Pemda
untuk dapat melaksanakan peran dan tanggung jawabnya dalam
penyelenggaraan penyediaan pelayanan sektor jalan kepada masyarakat.
Prasyarat mendapatkan dana hibah ini, Pemda harus melakukan pembiayaan
terlebih dulu (pre-financing) dengan mengalokasikannya di dalam APBD tahun
anggaran berjalan.
Selanjutnya, akan dilakukan verifikasi atas output yang telah ditetapkan dan
kemudian penggantian/pencairan hibah akan dilakukan dari Direktorat
Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan
(Kem.Keuangan) kepada Pemda melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN) berdasarkan rekomendasi teknis dari Direktorat Jenderal Bina

Bab | E - 1
Marga (DJBM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Kementerian PUPR) atas hasil verifikasi.
Pencapaian mutu kerja yang baik sesuai dengan spesifikasi sangat penting
dalam setiap proyek, seperti halnya penilaian yang tepat terhadap kemajuan
pekerjaan. Hal ini dapat dicapai dengan pengawasan yang ketat oleh
Konsultan Supervisi.
Bertolak pada semua hal tersebut diatas maka Konsultan secara garis besar
akan selalu mengawasi Pelaksanaan pekerjaan secara kontinyu, baik biaya,
volume, mutu dan waktu, dengan menempatkan Tenaga Ahli sesuai dengan
kebutuhan serta ditunjang sarana dan prasarana yang memadai sehingga
terciptanya produk kerja yang optimal dan dapat dipertanggung jawabkan
sesuai Dokumen Proyek.

E.1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari Konsultansi Supervisi adalah untuk:
1. Melaksanakan tugas sebagai Pengawas Pekerjaan atas nama perwakilan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pemerintah Kabupaten, dalam kontrak
antara Pemerintah Kabupaten dan Penyedia Layanan Konstruksi (Kontraktor
Pekerjaan);
2. Mewaspadai dan melaporkan setiap kendala yang dihadapi oleh Kontraktor
Pekerjaan dalam pelaksanaan desain dalam dokumen kontrak, di mana
kendala lapangan tersebut dapat menghambat penyelesaian proyek sesuai
dengan spesifikasi dalam batas-batas biaya dan waktu yang ditentukan.

Tujuan dari Konsultansi Supervisi adalah untuk memastikan bahwa disediakan


supervisi yang komperehensif terhadap kontrak, sehingga Kontraktor Pekerjaan
menerima tanggung jawab kontrak untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan lingkup, biaya, mutu dan waktu yang ditentukan dalam dokumen kontrak

Bab | E - 2
pekerjaan, atau, diberi tahu dan menerima tanggung jawab kontrak serta
koneskuensi atas setiap kegagalan untuk menyelesaikan pekerjaan.

E.1.3 Jenis dan Ruang Lingkup


1. Jenis Jasa
Pekerjaan SUPERVISI PAKET KONSULTANSI PENGAWASAN PENINGKATAN
JALAN JUNCTION - MEMBALONG (PAKET 1) PHNJD.

2. Lingkup Pekerjaan
Kegiatan pekerjaan pengawasan dilakukan secara kontinu dan bertahap,
disesuaikan dengan progres kontraktor, pekerjaan kontraktor dilaksanakan
dengan sistem tahun jamak, maka kegiatan konsultan juga dilaksanakan
dengan sistem tahun jamak.
Lingkup Pengawasan secara garis besar antara lain meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1) Pengawasan teknis dan pengendalian atas pelaksanaan pekerjaan.
2) Pembuatan laporan dan penyelenggaraan administrasi teknis proyek.
3) Kegiatan teknis lainnya yang berkaitan dengan layanan Jasa Konsultasi
sebagaimana ketentuan dokumen kontrak.

E.1.4 Sumber Pendanaan


Pelaksanaan Jasa Konsultansi Kegiatan Pengawasan ini dibiayai oleh APBD
Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2018 melalui Dana Alokasi Khusus (DAU)
dengan Nilai Kegiatan Pekerjaan sebesar Rp. 600.000.000,00 (enam
ratus juta rupiah) yang didanai melalui ABPD Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun Anggaran 2019.

E.1.5 Lokasi Kegiatan


Lokasi Konsultansi Supervisi adalah pada dan sepanjang ruas jalan berikut:

Bab | E - 3
Paket PRIM/PHJD: Konsultansi Pengawasan Peningkatan Jalan Junction -
Membalong (Paket 1) PHNJD = 4,00 KM.

E.1.6 Pendekatan Teknis.


Usulan Konsultan sebagai penyedia jasa konsultansi menggambarkan cara
pendekatan dan metodologi yang akan dilaksanakan oleh penyedia jasa
secara professional yang tercakup dalam rencana kerja. Pemahaman atas Jasa
Layanan konsultansi yang diminta dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK),
pemahaman atas sasaran / tujuan, kualitas metodologi dan hasil jadual
penugasan personil, tugas masing masing tenaga ahli dan hubungan antar
tenaga ahli dalam melaksanakan tugas. Secara garis besar tercakup dalam
Visi dan Misi Konsultan.
Organisasi yang mencakup struktur organisasi dan uraian tugas. Organisasi
penyedia jasa harus menggambarkan hubungan kerja penyedia jasa dengan
Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung.

VISI : Konsultan

TEPAT BIAYA
TEPAT MUTU
TEPAT WAKTU
+ MASYARAKAT
SATUAN
TERTIB PEMILIK PENGGUNA JALAN
KERJA
ADMINISTRASI KABUPATEN CIAMIS

Bab | E - 4
MISI : Konsultan

• MENEMPATKAN SISTEM UNTUK MENGENDALIKAN SEMUA PROSES


SECARA BERKESINAMBUNGAN .
• MENGURANGI JUMLAH MASALAH YANG DAPAT TERJADI
• MELOKALISIR MASALAH DAN DICARI KAN PEMECAHAN SECEPAT
MUNGKIN
• MENGKONFORMASIKAN KEPADA STAF-STAF BAHWA PERSYARATAN 2

MUTLAK HARUS DIPATUHI

E.1.7 Sasaran Pengawasan Teknik


Tim Supervisi Penyedia Jasa Pengawasan yang dikoordinir oleh Site Engineer,
mengacu Visi yang dicanangkan untuk menjamin bahwa sistim manajemen
mutu untuk peleksanaan pengawasan pekerjaan yang dipakai oleh kontraktor
memenuhi persyaratan spesifikasi.
Sasaran Pengawasan Teknik adalah : TEPAT BIAYA, TEPAT MUTU, TEPAT
WAKTU dan TERTIB ADMINISTRASI.

E.1.8 Tujuan Pengawasan Teknik


Adapun untuk mencapai sasaran yang diinginkan, agar memenuhi persyaratan
spesifikasi, maka Tim Supervisi Penyedia Jasa Pengawasan untuk Pencapaian
Sasaran dan Tujuan Pengawasan Teknik adalah sebagai berikut :
1.2.1 Menempatkan sistim untuk
mengendalikan semua
proses secara berke-
sinambungan, dengan
cara melaksanakan
perangkat pengawasan
(Daftar Simak) secara
Konsisten

Bab | E - 5
1.2.3 Melokasir masalah dan
dicari pemecahan
secepat mung kin,.
melalui pengendalian
masalah dalam risalah
pro blem dan solusi.

1.2.4 Mengkonformasikan
kepada staf-staf bahwa
persayaratan -
persyaratan mutlak
harus dipatuhi, melalui
diskusi informal internal
Konsultan

E.1.9 Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan


Dalam pengendalian pelaksanaan pekerjaan diperlukan Rencana Kerja
Pelaksanaan pekerjaan, secara mudah dan sederhana digunakan program
computer dengan software EXCEL.
Penyusunan Rencana Kerja Pelaksanaan pekerjaan seacara akurat harus
dihitung kapasitas produksi peralatan dan harga Satuan Dasar komponen dari
mata pembayaran per satu satuan tertentu, kepada Kontraktor Pelaksana .
Pada saat ini, proses otomatisasi ini menjadi suatu keharusan, mengingat
teknologi software komputer yang ada sudah mengakomodasi proses
otomatisasi tersebut. Dengan software Excell, perhitungan analisa harga
satuan pekerjaan menjadi lebih akurat, penyusunan laporan menjadi lebih rapi
dan standar, serta waktu yang dibutuhkan relatif cepat. Standar yang dipakai
adalah “Dokumen Lelang Standar Untuk Pengadaan Jasa

Bab | E - 6
Pemborongan Dengan Pelelangan Nasional Kontrak Harga Satuan
bagian Spesifikasi EDISI 2015” yang dikeluarkan oleh Dirjen Prasarana
Wilayah Dept. Kim PrasWil Republik Indonesia
Selain latar belakang diatas, maksud dan tujuan penyusunan untuk
menyamakan konsep dasar pembuatan EE (Engineer's Estimate) bagi unsur
Perencana dengan konsep dasar pembuatan OE (Owner's Estimate) bagi unsur
Pelaksana, serta mendukung penyiapan EE dan OE tersebut agar lebih akurat
pada proses perencanaan, pra kontrak maupun pada saat kaji ulang
perencanaan pada proses pelaksanaan konstruksi sehingga laporan yang dibuat
menjadi rapi, detail dan akurat, tanpa memakan waktu yang terlalu lama
Tim Konsultan Supervisi CV. IMAYA CONSULTING, akan mengadakan
evaluasi terhadap Rencana Kerja, secara berjenjang sesuai tahapan dan
melibatkan personil dari 3 (tiga) unsur Pelaksana Satuan Kerja sebagai
berikut:

EVALUASI HARIAN
Sisa Target ditambahkan
 Tingkat Pelaksana Target tdk
untuk target keesokan
 Tingkat Inspektor tercapai
 Tingkat Sub Bagian harinya.

EVALUASI MINGGUAN Sisa Target ditambahkan


Target tdk
 Tingkat Manager untuk target minggu
tercapai
 Tingkat Chief Inspektor depannya.
 Tingkat Kepala Bagian

EVALUASI BULANAN Sisa Target ditambahkan


Target tdk
 Tingkat GS untuk target bulan
tercapai
 Tingkat SE depannya.
 Tingkat Kepala PPK/Pinlaktan

EVALUASI TIGA BULANAN


 Tingkat Direksi Sisa Target ditambahkan
Target tdk untuk target tiga bulan
 Tingkat Project Director
tercapai kedepan.
 Team Satuan Kerja

 Tim Konsultan Supervisi CV. IMAYA CONSULTING, apabila terjadi


keterlambatan akan menawarkan kepada BPJ maupun Kontraktor Pelaksana
sebagai berikut :

Bab | E - 7
• TENTUKAN LINTASAN KRITIS YANG SANGAT BERPENGARUH TERHADAP WAKTU AKHIR
PROYEK.

• TENTUKAN BIAYA NORMAL MASING-MASING KEGIATAN.

• MENGHITUNG PENAMBAHAN BIAYA MASING-MASING KEGIATAN.

• MEMPERCEPAT KEGIATAN PADA LINTASAN KRITIS DENGAN PENAMBAHAN BIAYA PALING


MURAH

TERJADI KETERLAMBATAN
PROSEDUR MEMPERSINGKAT WAKTU

 Show Cause Meeting (SCM)


- SCM / Rapat pembuktian = Pertemuan antara employer / yang mewakili
employer dengan kontraktor dan konsultan untuk mencari kesepakatan
penyelesaian keterlambatan pelaksanaan satuan kerja.
- SCM dilakukan apabila terdapat tingkat keterlambatan tertentu dalam
pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor.
- Tingkat SCM : Tingkat Proyek, Tingkat Propinsi, Tingkat Eselon I.
- SCM Memberikan kesempatan kepada kontraktor untuk melakukan Uji
Coba Kemampuan (Test Case) pada periode tertentu (1 bulan).

Bab | E - 8
- Jika kontraktor gagal menunjukkan pretasi selama test Case, diangkat
ketingkat SCM yang lebih tinggi.
- Jika sampai tingkat Eselon I juga masih gagal, maka untuk penyelamatan
satuan kerja (Note : proyek) dipilih salah satu alternatif :
 Tim SCM mengusulkan Three Parties Agreement, atau
 Tim SCM mengusulkan pemutusan kontrak
- Yang berwenang mengambil keputusan dalah Pejabat Eselon I / Pemilik

E.2 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN


E.2.1 Pelaksanaan Tugas Konsultan Supervisi
Setelah mencermati dan memahami Kerangka Acuan Kerja (K.A.K) serta
Rapat tentang Penjelasan (Aanwijzing) dengan Berita Acara Aanwijzing,
maka Tim CV. IMAYA CONSULTING akan memberikan penekanan
”Sistim Manajemen Supervisi/Pengawasan beberapa hal sebagai berikut :
Field Team :
Akan melaksanakan secara ketat mengendalikan pelaksanaan pekerjaan
pengawasan dengan mengunakan format seperti tercantum dalam
Lampiran dalam Dokumen Teknis ini. Dan penekanan beberapa hal sebagai
berikut :
E.2.2 Rapat Kerja
Pada awal masa konstruksi atau masa prakonstruksi perlu sekali diadakan
rapat parkonstruksi (“Pre Construction Meeting”) guna membahas segala
sesuatunya tentang Dokumen Kontrak, prosedur – prosedur kerja dan lain
lain sebagainya agar didapat kesamaan pendapat dan tidak timbul kesalah
pahaman dikemudian hari.
Pre Construction Meeting (PCM)
1. Tujuan : 1.1 Mengatur tatacara Pelaksanaan Rapat Persiapan
Pekerjaan (Pre Contruction Meeting-PCM). untuk

Bab | E - 9
menghilangkan keragu-raguan dan perbedaan
persepsi tentang Dokumen Kontrak dan
ikutannya.
2. Ruang Lingkup : 2.1 Berlaku untuk kegiatan konstruksi pada proyek
dilingkungan Satuan Kerja Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Kabupaten Ciamis.
3. Definisi : 3.1 Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM).
Kegiatan rapat pembahasan yang dilaksanakan
dengan tujuan untuk menyamakan persepsi
tentang isi Dokumen Kontrak, antara Pengguna
Jasa dan Penyedia Jasa (Kontraktor dan
Konsultan).
4. Ketentuan : a. Apresiasi Kontraktor Pelaksana dalam rencana
Umum penanganan pekerjaan melalui program mutu
kontraktor (RMK), yang meliputi ;
a. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Curva S).
b. Jadwal mobilisasi tenaga kerja dan
kompetensinya.
c. Jadwal peralatan dan kendalanya.
d. Kesiapan prosedur dan instruksi kerja,
untuk menangani seluruh kegiatan yang
dituntut dalam kontrak pekerjaan.
e. Detail penanganan kontruksi yang
dominan dianggap sulit.
f. Metoda kerja yang diusulkan.
g. Rencana penempatan lokasi Base Camp.

Bab | E - 10
h. Rencana pengambilan material (quarry)
beserta pembahasan deposit serta
rencana pemeriksaan mutunya.
i. Rencana pengendalian lingkungan.
j. Rencana pengendalian K3.
k. Pendokumentasian arsip arsip proyek.
b. Apresiasi Konsultan tentang prosedur
pengawasan pekerjaan berdasarkan uraian
kegiatan pekerjaan kontraktor.
c. Pembahasan kendala yang diperkirakan akan
timbul, beserta rencana penanganannya.
5. Tanggung Jawab dan Wewenang.
5.1 Direksi Pekerjaan a) Menetapkan waktu pelaksanaan Rapat Persiapan
Pekerjaan.
b) Menetapkan agenda rapat.
c) Membuat surat undangan Rapat Persiapan
Pekerjaan.
d) Memimpin Rapat Persiapan Pekerjaan.
e) Merangkum hasil rapat, dan membuat berita
acara.
f) Mensahkan berita acara rapat.
5.2 Konsultan a) Menerima undangan rapat.
b) Mempersiapkan materi rapat untuk
pembahasan.
c) Menghadiri Rapat Persiapan Pekerjaan.
d) Mempresentasikan Rencana Mutu Kontrak
Konsultan

Bab | E - 11
e) Mengapresiasikan metoda pengawasan dan
pengendalian, terhadap pekerjaan yang
dilakukan kontraktor.
f) Berperan aktif dalam pemecahan masalah yang
dibahas dalam rapat.
g) Melakukan perbaikan yang disepakati dalam
rapat, yang menjadi bagian tugas dan tanggung
jawabnya, dan menyampaikan perbaikannya
kepada Direksi Pekerjaan.
h) Menanda tangani hasil rapat.
5.3 Kontraktor a) Menerima undangan rapat.
b) Mempersiapkan materi rapat untuk
pembahasan.
c) Menghadiri Rapat Persiapan Pekerjaan.
d) Mempresentasikan Rencana Mutu Kontrak dan
penjelasan aspek aspek penting pengendalian
pekerjaan, rencana mobilisasi alat, tenaga
manusia, material dan penjelasan metoda kerja
serta jadwal pelaksanaan.
e) Menyampaikan usulan usulan penting mengenai
pasal pasal dalam kontrak yang menurut
anggapannya kurang jelas atau memberikan
pengertian yang kabur.
f) Berperan aktif dalam pemecahan masalah yang
dibahas dalam rapat.
g) Melakukan perbaikan sebagaimana yang
disepakati dalam rapat yang menjadi tugas dan

Bab | E - 12
tanggung jawabnya, dan menyampaikan
perbaikannya kepada Direksi Pekerjaan.
h) Menanda tangani hasil rapat.
6. Acuan : 6.1 Dokumen Kontrak, Pengadaan Jasa
Pemborongan Pelelangan
Nasional, Kontrak Harga Satuan.
7. Kondisi khusus : 7.1 Apabila pada saat pelaksanaan Rapat Persiapan
Pekerjaan, keber adaan Konsultan belum
tersedia dilapangan, maka Rapat Persiapan
Pekerjaan tetap dapat dilaksanakan, berita
acara Rapat Persiapan Pekerjaan harus
menyusul disampaikan kepada konsultan untuk
dipedomani.
7.2 Dalam hal konsultan memiliki pandangan yang
berbeda dengan hasil rapat yang telah
ditentukan, maka usulan atau persamaan
persepsi dapat dilakukan melalui rapat rapat
koordinasi yang dilaksanakan pada tahap
selanjutnya selanjutnya.
8. Bukti Kerja : 8.1 Berita Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan
Pekerjaan.
9. Lampiran : Lampiran 6.1 Daftar Simak Rapat Persiapan
Pekerjaan (Pre Construction Meeting – PCM) F:
01/SMM/PP/17 Rev. 00

Bab | E - 13
Daftar Simak
Rapat Persiapan Pekerjaan (Pre Construction Meeting – PCM)
(F: 01/SMM/PP/17 Rev. 00)

NO JENIS PEMERIKSAAN URAIAN


1 Surat Undangan dibuat Ya Tdk
2 Agenda Rapat ditetapkan Ya Tdk
3 Dihadiri minimal oleh:
o PPK, Kontraktor, Konsultan Ya Tdk
4 Pembahasan tugas, tanggung jawab Direksi Pekerjaan,
Ya Tdk
Wakil Direksi Pekerjaan dan Kontraktor
5 Pembahasan item-item kontrak yang perlu diklarifikasi Ya Tdk
6 Penjelasan mengenai administrasi pekerjaan
o Tata cara permintaan pekerjaan Ya Tdk
o Tata cara permintaan pembayaran Ya Tdk
o Permintaan perubahan pekerjaan Ya Tdk
o Dlsb (penjelasan lainnya dituangkan dalam kolom
Ya Tdk
catatan di bawah)
7 o Ada presentasi Kontraktor mengenai Rencana Mutu
Ya Tdk
Kontrak
o Penjelasan Rencana Kegiatan (Curva S) Ya Tdk
o Penjelasan mengenai Rencana Mobilisasi, Peralatan
Ya Tdk
dan Laboraturium
o Rencana Mobilisasi Tenaga Kerja Ya Tdk
o Prosedur dan Instruksi Kerja/Metode Pelaksanaan Ya Tdk
o Usulan dan keberatan kontraktor tentang butir-butir
Ya Tdk
pada kontrak
8 o Ada penjelasan Rencana Kegiatan Konsultan Ya Tdk
o Ada penjelasan, metoda kerja pengawasan Ya Tdk
o Memuat sistem pelaporan kegiatan Ya Tdk
o Konsultan menyertakan format-format bukti kerja
Ya Tdk
pengawasan
o Ada penjelasan tentang struktur organisasi Ya Tdk
9 Ada penyampaian resume rapat dan disepakati Ya Tdk
10 Berita Acara Rapat dibuat dan disahkan Ya Tdk
TANDA TANGAN CATATAN

Nama :
Jabatan :
Tabel Daftar Simak Rapat Persiapan Pekerjaan

Bab | E - 14
E.2.3 Rencana Kerja Kontraktor
Rencana kerja yang dibuat kontraktor akan dipelajari dan dibakukan sehingga
dapat dihasilkan produk akhir konstruksi yang sesuai dengan spesifikasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
- Rencana / Jadwal Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan
- Fasilitas yang disediakan untuk pengujian ( quality control )
- Urutan pelaksanaan serta metode konstruksi
- Kapasitas dan Jumlah peralatan & Personil
- Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan serta metode Konstruksi
- Kapasitas dan Jumlah peralatan & Personil
- Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan serta lintasan kritis harus dapat ditentukan
agar dapat segera diantisipasi.
- Contruction Schedule, dimaksudkan sebagai dasar untuk :
 Memantau kemajuan pekerjaan kontraktor di lapangan
 Menjadi rujukan bagi pembayaran eskalasi harga
 Mendukung pengalokasian anggaran biaya
 Mempertimbangkan permintaan tambahan biaya akibat perubahan
pekerjaan
 Mendukung permintaan perpanjangan waktu pelaksanaan konstruksi.
 Penyiapan Contruction Schedule. TUGAS KONTRAKTOR

E.2.4 Sistem Pencapaian Mutu


Upaya agar mutu pengawasan pekerjaan tercapai dan tindak turun tangan
terhadap pelaksanaan konstruksi (jalan dan jembatan) agar memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Kontrak maka Tim Konsultan akan memberikan pengarahan ke Kontraktor
agar mermatuhui dan melaksanakan QUALITY ASSURANCE (QA).

Bab | E - 15
Jaminan
Jaminan Mutu QUALITY CONTROL ( ? )
(QA) –
Mutu  Pengetesan suatu
Preventive
Produk
Action • Bahan Produk
Masuk Keluar Akhir
Proses • Bahan Olahan
an an
Produksi • Bahan Dasar
(input) (outpu

perbaiki terima Diserahkan ke

Quali Pengguna Jasa


ty
Pengendalian Mutu (QC)- tolak
Correction Action
Dibuang

QUALITY ASSURANCE ( ? )
• Semua Kegiatan Memberikan Kepastianbahwa Mutu / Kualitas Pekerjaan (  Quality Control )
bisa tercapai / terpenuhi
• Check Proses & Produksi  Menimbulkan Rasa Keyakinan bahwaMutudapat tercapai

SCHEMA QA & QC :

Bahan Dasar
A B C Bahan Olahan
Bahan Produk Akhir

: CEK PROSES / PROSEDUR

Bab | E - 16
E.2.5 Pengendalian Mutu
- Pengendalian mutu dimaksudkan bukan saja pemeriksaan / pengujian
material akan tetapi menyangkut semua hasil kerja agar dicapai mutu
produk ahkhir yang sesuai dengan batasan – batasan spesifikasi.
- Pemeriksaan mutu diperlukan guna memastikan bahwa hasil pekerjaan
sudah sesuai dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
dalam Spesifikasi maupun dokumen kontrak.
- Tim Konsultan CV. IMAYA CONSULTING akan melengkapi semua pihak
dengan Buku Petunjuk Pemeriksaan kualitas mengacu workshop yang
telah diadakan oleh Binamarga dengan maksud agar pelaksanaan
pemeriksaan mutu dapat dilakukan dengan tepat dan effisien
menempatkan hal ini dalam pengendalian teknis dengan sistim :
Pengujiannya menggunakan pola 2-3-5.
- Apa yang akan dikendalikan (2)
o Dimensi
o Kualitas
- Bahan yang dikendalikan (3)
o Bahan Produk Akhir ,
o BahanOlahan
o Bahan Dasar
- Kriteria Pengujian (5)
o Parameter Penilaian
o Metode Test
o Frekuensi Test
o Besaran Mutu (spesifikasi)
o Toleransi

Bab | E - 17
METODA SPESI BATASAN PARA
BAHAN DIMENSI KUALITAS FREKUENSI
TEST FIKASI TOLERANSI METER
0 - 40%
Lokal/Alam Kekerasan AASHTO ALD & AGD
3 Contoh Ø.Ayak
(Gunung/ SESUAI Bahan T96-74 Ø Agg.
BAHAN per-sumber
Sungai) ALAT - Kasar
BAKU Bahan > 45
PEMECAH Keawetan AASHTO
- mm
Pabrikan Bahan T112-78 Keawetan
0–5%
Anl.Ayakan
Grading Lolos
T88 Persetujuan
Anl. saringan %
awal:
0– ALD & AGD
AASHTO Per 1000 m3 40%
GRADING - A
T96-74 PI & Gradasi:
BAHAN OLAHAN: UKURAN PI
- AASHTO 5 cu -
BATU PECAH MAKSIMUM 0–6%
T90-70 ɣd: 1 cu
19 mm PL
AASHTO
0- 35 %
T89-69
Bts Lunak
Sndnss Cu=Cntoh uji
0–5% Batuan
Test
Pjg hampar
>100m
100% Dry Density
TanahGembur % Max ɣd AASHTO
Max ɣd 5% Max ɣd
>2x T180-90
Min - CBR
BAHAN JADI / Tanah Agg. % CBR AASHTO PER 200 m
80%
PRODUK JADI terbesar T193-72 PANJANG
Min 14 - Porositas
(BASE A ) Tanah Lapis POROSITAS - JALAN
T =10- ± 1 cm
padat Galian
15cm - 1 cm Tinggi/tebal
10-15 cm - Sipat Datar
padat Kerataan
Elevasi --->
Gambar
BERTAHAP 3 BERLINGKUP 2 BERSTRUKTUR 5

E.2.6 Pemeriksaan Cara Kerja


Metode pelaksanaan, urutan kegiatan, kemampuan personil kontraktor dan
lain lain yang dianggap akan mempengaruhi pelaksanaan akan selalu diamati
oleh Konsultan. hingga dicapai hasil ahir yang memenuhi persyaratan.
Peralatan dan metoda pengujian
a. Kalibrasi peralatan laboratorium harus ada dan ukurannya harus standar

Bab | E - 18
- Alat uji setara pasir (sand equivalent) produksi lokal harus memenuhi
persyaratan.
- Proving ring dan timbangan
- Alat pengujian kepadatan lapangan (sand cone), antara lain mutu pasir
uji.
- Alat untuk membuat contoh uji Marshall mempuyai tinggi jatuh, berat
penumbuk serta tebal dan bahan pedestal harus standar.
- Alat pengujian berat jenis maksimum campuran beraspal (Gmm) harus
memenuhi persyaratan, antara lain kapasitas labu hisap hanya 1 liter
serta daya isap pompa isap yang harus kuat.
Untuk hal tersebut di atas itu Konsultan meneliti tanggal kedaluarsa
kalibrasi peralatan serta Specifikasi peralatan sebelum dipakai untuk
pengujian. Sebagai bahan acuan digunakan AASHTO 1990 Part II Tests.
b. Pelaksanaan pengujian yang kurang teliti, tidak sesuai dengan metode yang
ada
- Pada pengujian gradasi dengan analisa basah saringan, pencucian
agregat halus harus sampai bersih, sehingga prosentase lolos saringan
No. 200 yang diperoleh lebih kecil dari semestinya.
- Jumlah contoh uji untuk tiap pengujian harus sesuai standar.
Kegiatan-kegiatan utama untuk personil Jasa Konsultasi
Pengawasan/Supervisi Konstruksi Jalan adalah bidang-bidang berikut ini :
- Pengawasan terhadap Rancangan Campuran Kerja (Job Mix Formula),
Pengawasan Kontrak Tahap Pelaksanaan.
- Prosedur Kualitas.
- Pemantauan dan Pencatatan.
- Pelaporan dan pengkajian kinerja.
Konsultan akan mengikuti petunjuk-petunjuk rancangan Bina Marga,
pengawasan dan pemantauan BPJ (d/hproyek) & sertifikasi /standard-

Bab | E - 19
standard yang berlaku, yang telah dilakukan untuk satuan kerja yang dibiayai
oleh APBN maupun Sumber Dana lainnya, secara skema pelaksanaan
konstruksi adalah sebagai berikut :

Bab | E - 20
BAGAN ALIR KERJA LAYANAN PENGAWASAN TEKNIS / RENCANA MUTU KEGIATAN

PELELANGAN IKATAN KONTRAK BAGIPEMENANG TENDER

MOBILISASI PERSONIL

RAPAT PRA PELAKSANAAN

1. PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN


TAHAP PRA 2. MEMPELAJARI DATA DAN DOKUMEN
3. REVIEW DAN EVALUASI PENGENDALIAN MUTU
PELAKSANAAN 4. REVIEW SCHEDULE PENGERAHAN PERALATAN KONTRAKTOR
5. REVIEW DAFTAR PERSONIL KONTRAKTOR
6. REVIEW KEBIJAKSANAN ASURANSI KONTRAKTOR
7. REVIEW RENCANA KERJA KONTRAKTOR
8. REVIEW DESIGN DAN REKAYASA LAPANGAN

SUPERVISI PEKERJAAN

PERSIAPAN KONTRAKTOR
ADA Ya
PERBAIKAN

PERUBAHAN
Tidak
MOBILISASI SUPERVISI PEKERJAAN PERSIAPAN KONTRAKTOR
KOORDINASI DENGAN INSTANSI
SUPERVISI / INSPEKSI HARIAN DAN TERKAIT SEHUBUNGAN DENGAN
PENGENDALIAN MUTU UNTUK RELOKASI JALUR UTILITAS
MATERIAL DAN HASIL KERJA (JIKA ADA)
PENGAWASAN TIM SURVAI
TAHAP KONTRAKTOR UNTUK TUGAS
PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
RAPAT BULANAN
PELAKSANAAN YANG TELAH DISELESAIKAN

RAPAT LAPANGAN SEPERLUNYA PEMERIKSAAN SERTIFIKAT


PEMBAYARAN BULANAN YANG
DIAJUKAN KONTRAKTOR
PENANGANAN PERINTAH PERUBAHAN
DAN / ATAU PEKERJAAN TAMBAH PENYIAPAN LAPORAN BULANAN
KURANG DAN TRIWULAN

PELAKSANAAN PERMINTAAN
PEMERIKSAAN DARI KONTRAKTOR
PROSES SERAH
LAPORAN DAN USULAN PADA TIM
TERIMA PHO TENTANG TANGGAL
PEMERIKSAAN UNTUK PHO
PERTAMA (PHO) RAPAT PHO

PERSIAPAN PROSES VERBAL MENYERAHKAN SALINAN


PROSES VERBAL KEPADA
KONTRAKTOR

PEMERIKSAAN TERHADAP PEKERJAAN


REMEDIAL
FHO PEMERIKSAAN SERTIFIKAT
MASA
TAHAP AKHIR PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN

SKEMA PENGAWASAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Bab | E - 21
Gambar Skema Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi

PERMASALAHAN YANG MUNGKIN TERJADI DALAM PELAKSANAAN :


a) Data Perencanaan :
 Kelengkapan data tanah untuk struktur yang akan dibuat antara lain :
- Sifat tanah dasar yang ada mempengaruhi tinggi kritis timbunan
- Jumlah data penyelidikan tanah dibandingkan dengan jumlah /
jenis / tipe struktur yang akan dibuat
 Inventarisasi kerusakan perkerasan jalan, kemungkinan bertambah
terkait beberapa hal sbb :
- fungsi dan kelas jalan tidak sesuai dengan traffic & beban MST
yang melewati ruas jalan
- rentang waktu perencanaan dengan realisasi pelaksanaan
konstruksi.
 Jenis Struktur Bangunan Jembatan:
- Jenis bangunan atas seringkali diluar rencana yang ditetapkan
- Bilamana perubahan bangunan atas ini terjadi maka akan
berpengaruh terhadap rencana muatan yang pada akhirnya akan

Bab | E - 22
mempengaruhi juga rencana dari konstruksi sub structure dan
pondasinya juga.
- Kondisi topografis (bilamana berubah) akan berdampak pada
berubahnya juga desain bangunan sub structure
Prosedur Review Design
1. Tujuan : 1.1 Mengatur tatacara Pelaksanaan Review Design
(Tinjauan Perencanaan), untuk melihat
kesesuaian terhadap kondisi lapangan pada saat
dimulainya pekerjaan.
1.2 Digunakan untuk dasar pengajuan Perubahan
Kontrak (Addendum) manakala terjadi ketidak
sesuaian baik dari segi kuantitatif, jenis item
yang (karena timbulnya item baru) atau kondisi
yang nyata nyata telah berubah, dari saat
dilakukannya desain awal.
2. Ruang Lingkup : 2.2 Berlaku untuk kegiatan konstruksi pada proyek
dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum
Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka
Belitung
2.3 Ruang lingkup Review Design ini meliputi
kegiatan ;
 Rekayasa Lapangan.
 Pemeriksaan Bersama dan
 Pembuatan Laporan Rekayasa Lapangan.
 Revisi desain.
 Perhitungan kuantitas dan Biaya.
 Justifikasi Teknis.

Bab | E - 23
2.3 Perubahan Kegiatan Pekerjaan yang dimaksud,
hanya berlaku bagi proyek yang didanai oleh
APBN.
3. Definisi : 3.2 Review Design (Tinjauan terhadap
perencanaan awal).
Kegiatan yang dilakukan pada tahap awal
pelaksanaan proyek, untuk melihat kesesuaian
antara desain awal dan faktual kondisi lapangan.
3.3 Addendum (Perubahan Kontrak).
Bentuk perjanjian tertulis antara Pengguna jasa
dan Penyedia Jasa, yang timbul akibat adanya
perubahan terhadap Kontrak Awal, dikarenakan
berubahnya jenis pekerjaan, volume pekerjaan
maupun biaya.
3.4 Rekayasa Lapangan.
Kegiatan pengukuran dan pemeriksaan detail
kondisi lapangan, yang dilakukan oleh
Kontraktor untuk menunjang perhitungan
kuantitatif dan biaya pada saat awal proyek.
3.5 Tim Teknis.
Dibentuk oleh Penyedia Jasa, bilamana dalam
pertimbangannya dirasa perlu, untuk membantu
melakukan kegiatan evaluasi terhadap usulan
usulan perubahan (volume, biaya, spesifikasi,
metoda) maupun pelaksanaan Rekayasa
Lapangan dan Pemeriksaan Bersama selama
periode kontrak fisik.
3.6 Justifikasi Teknis.

Bab | E - 24
Dokumen pembuktian yang menjadi dasar
diajukannya perubahan, yang berisikan
perhitungan teknis dan rinciannya.
3.7 Contract Change Order.
Bentuk pernyataan tertulis yang memuat rincian
perubahan item pekerjaan dan volume serta
biayanya, yang dapat diajukan oleh Pengguna
Jasa maupun Penyedia Jasa (Kontraktor
maupun Konsultan), dan digunakan sebagai
dasar untuk penyusunan/pengajuan Addendum.
4. Ketentuan : 4.1 Rekayasa Lapangan diajukan oleh kontraktor
Umum dan ditujukan kepada Direksi Pekerjaan, setelah
diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja.
4.2 Pengajuan Rekayasa Lapangan harus memuat
setidak tidaknya ;
 Jadwal Pelaksanaan Rekayasa Lapangan ,
dengan uraian jenis kegiatannya, serta
metodanya.
 Dukungan peralatan Kontraktor.
 Material.
 Dukungan tenaga (baik tenaga ahli
maupuntenaga pendukung) Kontraktor.
4.3 Negosiasi Harga.
Harus dilakukan bilamana terdapat kuantitas
item pekerjaan hasil perhitungan pada proses
Review Design, menunjukkan volume yang lebih
besar (>) dari 10%, dibandingkjan dengan
volume item pekerjaan yang sama pada Kontrak

Bab | E - 25
Awal (Kepmen PU No 349/KPTS/M/2004 Bab VI
butir N.3)
4.4 Mata Pembayaran Baru.
Jika ternyata dalam proses review Design
terdapat mata pembayar an baru, maka
penyedia jasa wajib mengajukan analisa harga
satuannya kepada Pengguna Jasa, dan
dilakukan negosiasi teknis dan harga
berdasarkan analisa harga satuan dan harga
satuan pada dokumen penawaran (Kepmen PU
No 349/KPTS/M/2004 Bab VI butir N.4).
4.5 Tim Teknis.
Bilamana dianggap perlu, maka Pengguna Jasa
dapat membentuk Tim Teknis Peneliti Kontrak
yang tugasnya mengevaluasi dan menilai
kewajaran atas perubahan yang terjadi (item
baru, perhitungan kuantitatif, perhitungan
harga) serta perubahan kegiatan pekerjaan,
bertugas sampai batas waktu pelaksanaan
kontrak berakhir.
4.6 Pemeriksaan Lapangan Bersama (Mutual
Check).
Dilaksanakan secara bersama sama oleh
Kontraktor, Konsultan dan Tim Teknis Pengguna
Jasa, dengan melakukan pemeriksaan bersama
pada pelaksanakan kegiatan pengukuran dan
pemeriksaan detail kondisi lapangan atau

Bab | E - 26
rekayasa lapangan (Kepmen PU No
349/KPTS/M/2004 Bab VI butir M.4).
Kegiatan Rekayasa Lapangan setidaknya
meliputi kegiatan survey terhadap ;
 Perkerasan Lama dan Geometrik Jalan.
 Sistem Drainase Eksisting(melintang dan
sejajar jalan).
 Pekerjaan Perlindungan Talud.
 Jembatan Eksisting.
 Perlengkapan Jalan Eksisting.
4.7 Contract Change Order.
Ditanda tangani oleh tiga pihak yakni Direksi
Pekerjaan, Kontraktor dan Konsultan
4.8 Perubahan Kuantitas/Nilai Kontrak.
Perubahan kuantitas yang menyebabkan adanya
perubahan biaya pada persetujuan perubahan
(Addendum), diatur menurut ketentuan sebagai
berikut (Kepmen PU 158.A/ KPTS/M/95);
 Perubahan lebih kecil dari ≤10%dari Nilai
Kontrak dan setinggi tingginya 50 Juta, tidak
diperlukan persetujuan dari hirarkhi diatasnya,
cukup disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Perubahan dari lebih besar 50 juta s/d 1
Milyar, permintaan persetujuan harus
disampaikan kepada Pejabat Eselon I.
 Perubahan lebih besar 1 Milyar s/d 5 Milyar
persetujuan harus diberikan oleh Menteri.

Bab | E - 27
 Perubahan lebih besar dari 5 Milyar harus
diberikan oleh Menko Ekkuwasbang.
4.9 Justifikasi Teknis.
Dibuat untuk mendukung Addendum, Justifikasi
Teknis merupakan bagian dari Review Design
dan disampaikan bersama sama dokumen
Review Design lainnya.

Bab | E - 28
5. Bagan Alir, Tanggung Jawab dan Wewenang.
BAGAN ALIR
ESELON
TIM DIR. 1 TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
KONTR....KONS. .. SNVT
TEKNIS PEK. DAN (*)

1 KONTRAKTOR
o Mengajukan Rekayasa Lapangan
1 2 (lengkap dengan pendukung).
o Mempersiapkan Sumber daya,
peralatan, tenaga dan material.
3 2 DIREKSI PEKERJAAN
o Mengevaluasi usulan, mengenai
lamanya waktu kegiatan, peralatan dan
4 jumlah tenaga yang digunakan.
o Menolak atau menyetujui usulan.
o Memberikan jawaban pelaksanaan
Rekayasa Lapangan.
5 3 DIREKSI PEKERJAAN.
o Membentuk Tim Teknis, sebagai petugas
harian, mewakili Direksi Pekerjaan.
6 4 KONTRAKTOR, KONSULTAN & TIM
TEKNIS.
o Kontraktor melakukan Rekayasa
7 8 Lapangan dibawah koordinasi Tim
Teknis dan Konsultan.
o Melakukan Pemeriksaan Bersama
(Mutual Check) dan kegiatan Rekayasa
Lapangan.
9 o Mengevaluasi apakah ada perubahan
mendasar, yang sangat berbeda dari
kondisi perencanaan awal, sehingga
harus dilaksanakan desain ulang.
o Mencermati jika ada item baru yang
mengharuskan muncul, akibat adanya
kondisi yang berbeda dari Perencanaan
Awal.
o Menyusun Berita Acara hasil pemeriksan
bersama.
5 KONTRAKTOR.
o Membuat revisi desain (jika ada)
o Menghitung kuantitas dan biaya
pelaksanaan

Bab | E - 29
o Membuat Analisa Biaya item baru jika
muncul item baru, yang belum termasuk
dalam kontrak.
o Membuat laporan hasil Rekayasa
Lapangan.
6 KONTRAKTOR.
o Membuat usulan Contract Change Order.
o Mengirimkan berkas laporan,
perhitungan dan draft CCO.
7 KONSULTAN.
o Memverifikasi Review Design dan
perhitung an serta data pendukungnya
dan draft CCO.
o Membuat Justifikasi Teknis bilamana
ternyata diperlukan.
o Memberi rekomendasi kpd Direksi
Pekerjaan.
8 TIM TEKNIS.
o Memverifikasi Review Design dan
perhitung an serta data pendukungnya
dan draft CCO.
o Membuat laporan Pembahasan dan
menyer- takan hasil Pemeriksaan
Bersama & draft CCO, mengirimkan
berkas kpd Direksi Pekerjaan.
o Membuat rekomendasi kpd Direksi
Pekerjaan., atas pelaksanaan Rekayasa
Lapangan dan Pemeriksaan Bersama.
9 DIREKSI PEKERJAAN
o Memeriksa Berkas Review Design
melalui Daftar Simak hasil verifikasi
Konsultan dan Tim Teknis, dan bilamana
dianggap perlu melakukan counter
check terhadap hasil pekerjaan yang
diajukan.
o Membuat Addendum (ikuti tatacara
pembuatan Addendum dalam Petunjuk
Pelaksanaan Perubahan Kegiatan
Pekerjaan SMM/PP/20 Rev 00).

Bab | E - 30
6. Acuan : 6.2 Keppres No. 80/2003.
6.3 Kepmen PU No 349/KPTS/M/2004
6.4 Kepmen PU No 158A/KPTS/M/1995, April 1995.
Dokumen Kontrak, Pengadaan Jasa Pemborongan
Pelelangan Nasional, Kontrak Harga Satuan.
7. Kondisi khusus : Tidak ada.
8. Bukti Kerja : 8.1 Addendum.
8.2 Berita Acara Pemeriksaan Bersama.
8.3 Hasil pemeriksaan dan pengukuran Rekayasa Lapangan.
9. Lampiran : 9.1 Contoh Format Berita Acara Pemeriksaan Bersama.
9.2 Daftar Simak Pelaksanaan Review Design.

BERITA ACARA PEMERIKSAAN BERSAMA


Nomor : . . . . . . . . . . . .

Pada hari ini . . . . . . . . tanggal . . . bulan . . . . . . . . . . . tahun . . . . . . . yang bertanda tangan


dibawah ini ;
Nama : ....................
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitment, Proyek . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.......
Berdasarkan Surat Keputusan . . . . . . . . . . Nomor . . . . . . . . . . . . .
Tanggal . . . .

Nama : ....................
Jabatan : General Superintendent
Perusahaan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( Tulis nama perusahaan)

Bab | E - 31
Nama : ....................
Jabatan : Supervision Engineer
Perusahaan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( Tulis nama perusahaan)

Dengan ini menyatakan, bahwa talah diadakan Pemeriksaan Bersama pada ;


Paket Pekerjaan : ........................................
Kontrak Nomor : ........................................
Lokasi : ........................................
Surat Perintah Mulai Kerja : Nomor . . . . . . . . . . . . . Tanggal . . . . . . . . . . . . . . .
Serah Terima Lapangan : Nomor . . . . . . . . . . . . . Tanggal . . . . . . . . . . . . . . .
Kegiatan yang dilaksanakan dalam Pemeriksaan Bersama adalah ;

TGL
NO JENIS PEMERIKSAAN LOKASI-STA KETERANGAN
PELAKSANAAN

Bab | E - 32
E.2.7 Pemeriksaan AMP & Cold Bins
- Termometer aspal, agregat dan campuran harus di kalibrasi
- Timbangan aspal, agregat dengan harus di kalibrasi sebelum
kadaluwarsa.
- Penyemprot api (burner) untuk pemanas agregat dan aspal harus
memenuhi persyaratan
- Saringan untuk agregat, baik untuk agregat dingin (biasanya t harus
tersedia) maupun panas (screening) harus memenuhi persyaratan.
- Bin dingin (cold bin) yang harus memenuhi syarat seperti penggetar dan
pintu pengeluar agregat.

Gambar Tahapan Kalibrasi AMP

Bab | E - 33
I. Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan Peralatan
KONDISI
BAGIAN/KOMPONEN
RUSAK
PERALATAN YANG TIDAK
BAIK TIDAK
DIPERIKSA LENGKAP LENGKAP
LENGKAP

Cold Bin Group

Dryer Group

Mixer Group

Asphalt System

Filler System

Perlengkapan

Genset 1

Genset 2

KONDISI UMUM
B RR RB RS
Catatan Pemeriksaan:

Bab | E - 34
Tanggal :
PEMERIKSA PEMAKAI PIMBAGPRO
Nama Nama Nama
Jabatan Jabatan Jabatan
Td Tng Td tgn Td tgn
Catatan :
Hasil pemeriksaan peralatan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan masing-masing diberikan
kepada :
1. Pemakai Alat
2. Pimbagpro
3. Pemeriksa Alat

II. Hasil Pemeriksaan Peralatan


Baik Rusak
No. Nama Bagian Tolak ukur
(Berfungsi) (Ket.)
1 Bin Dingin Keausan
Pelat pemisah antar bin
Bukaan feeder
Ban pengangkut
Kelancaran ban pengangkut
Sistem pengeluaran
Pengunci pintu
Timbangan ban bin
Kondisi motor ban berjalan
Fungsi kerja
2 Drum pengering Kemiringan drum
Fungsi kerja
Dimensi panjang (m)

Bab | E - 35
Baik Rusak
No. Nama Bagian Tolak ukur
(Berfungsi) (Ket.)
Diameter (m)
Kecepatan putar
Ring getar
Roll penggerak
Mounting block
Roda sproket
Rantai roller
Gigi pinion
Trunnion roller Bearing
Kebersihan dalam drum
Burner nozzle
Turbo blower
Burner box
Burner cone
Katub pengontrol tekanan
Pompa minyak
Strainer
Termometer/Thermostat
Penyemprot bahan bakar
Sistem pengaturan udara
Pintu pemasukan
Pintu pengeluaran

Bab | E - 36
Baik Rusak
No. Nama Bagian Tolak ukur
(Berfungsi) (Ket.)
Tipe continuos /drum Penyemprot aspal
mix Motor penggerak
Fungsi pemasukan agregat
Fungsi pengeluaran agregat
Kondisi flight cup
3 Pengumpul debu Kondisi cyclone
Filter kain (baghouse)
Wet scrubber
Kondisi fan
Bantalan
V-belt
Kondisi duct
Fungsi kerja pengumpul debu
4 Penyaring dan sIstem Casing hot elevator
bin panas Bukaan atas hot elevator
Tutup elevator panas
Roda (wheel)
Bantalan
Roda sproket
Rantai roller
Motor elevator panas
Pin-pin penghubung
Kondisi ayakan getar (dek)
Wire net
Fungsi kerja ayakan
Motor penggetar
V-belt
Tutup belt
Tutup seal debu
Pegas ellips
Kondisi hopper bin panas
Bukaan bin panas
Pipa pengeluaran agregat bin
panas
Pipa pengeluaran material
oversize

Bab | E - 37
Baik Rusak
No. Nama Bagian Tolak ukur
(Berfungsi) (Ket.)
5 Sistem timbangan Kondisi timbangan agregat
Sensitivitas timbangan agregat
Kondisi timbangan filler
Sensitivitas timbangan filler
Kondisi timbangan aspal
Sensitivitas timbangan aspal
Kalibrasi semua timbangan
Kondisi hook bolt
Pisau (knife-edge)
Karet peredam
Metal penggantung
Penunjuk skala
Dust pot
Bukaan timbangan
Hopper dan buangan pada
timbangan
Katub tiga arah
Pompa
V-belt
Pipa pembuangan
6 Sistem pemasok filler Kondisi filler elevator
Bin penampung filler
Fungsi kerja pemasok filler
Screw feeder
7 Sistem pemasok aspal Kondisi pompa aspal (Transfer
dan unit pump)
penyemprotan Pompa penyemprot aspal
Kondisi tangki aspal
Kondisi ketel
Kondisi termometer
Kalibrasi termometer
Kerataan aspal ke dalam pugmill

Bab | E - 38
Baik Rusak
No. Nama Bagian Tolak ukur
(Berfungsi) (Ket.)
8 Unit pencampur Fungsi kerja unit pencampur
Kondisi pedal pugmill
Liner
Jarak pedal ke dinding
Kemampuan untuk membuka
pugmill
Poros pugmill
Roda gigi
Roda sproket
Rantai roller
Motor roda gigi
Seal
Bantalan
Campuran dan suhu waktu
ditumpahkan dari pugmill
9 Sistem kontrol operasi Ruang sistem kontrol
Distribution board
Panel pengontrol
Compressor
Silinder udara
Filter udara
10 Generator set Kondisi secara umum
Fungsi kerja genset
Kelengkapan
11 Lingkungan Kebersihan
Drainase
Keamanan

RESUME KALIBRASI ASPHALT MIXING PLANT


Dikerjakan oleh : Proyek :
Tanggal :
Lokasi : Kontraktor :

Bab | E - 39
Setelah dilakukan kalibrasi sesuai dengan petunjuk-petunjuk kalibarasi yang ditetapkan maka
tim kalibrasi sesuai dengan surat tugas:

Nomor:
Tanggal

Berpendapat sebagai berikut:


1. Bahwa peralatan Asphalt Mixing Plant
Milik :
Merk :
Tipe :
Kapasitas :

Dapat dinyatakan:
1. Laik operasi
2. Laik operasi dengan syarat
3. Tidak layak operasi

2. Secara otomatis kelaikan operasi asphalt mixing plant terpenuhi bila syarat-syarat dibawah
ini dilaksanakan yaitu:

Bab | E - 40
3. Rekomendasi tambahan:

Ketua Tim Kalibrasi G.S. Kontraktor Pimbagpro


Nama
Tanda tangan

Tanggal

Bab | E - 41
PEMERIKSAAN KONDISI AMP
Nomor Pemeriksaan : Lembar 1

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………


Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Tipe/Jenis : Timbangan / Drum / Menerus Petugas : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Bin Dingin

Kondisi
No Jenis Pemeriksaan
Bin 1 Bin 2 Bin 3 Bin 4 Bin 5 Filler
Plat pemisah antar ada / ada / ada / ada / ada / ada /
1
bin tidak tidak tidak tidak tidak tidak
B/C/ B/C/ B/C/ B/C/ B/C/ B/C/
2 Kondisi bin dingin
K K K K K K
Lebar loader thd.
3 C/K C/K C/K C/K C/K C/K
mulut bin
Sistem pengeluaran Getar / Getar / Getar / Getar / Getar / Getar /
4
agregat ban ban ban ban ban ban
Kondisi sistem B/C/ B/C/ B/C/ B/C/ B/C/ B/C/
5
pengeluaran K K K K K K
Sistem penguncian B/C/ B/C/ B/C/ B/C/ B/C/ B/C/
6
pintu K K K K K K
Kondisi ban B/C/ B/C/ B/C/ B/C/ B/C/ B/C/
7
pengangkut K K K K K K
ada / ada / ada / ada / ada / ada /
8 Timbangan ban bin
tidak tidak tidak tidak tidak tidak

Bab | E - 42
B/C/ B/C/ B/C/ B/C/ B/C/ B/C/
9 Kondisi timb. ban bin
K K K K K K
Timbangan ban ada / ada / ada / ada / ada / ada /
10
pengangkut tidak tidak tidak tidak tidak tidak
Kondisi timb. ban B/C/ B/C/ B/C/ B/C/ B/C/ B/C/
11
pengangkut K K K K K K
Lebar ban
12
pengangkut (cm)
Kondisi ban
13 B/C/K
pengangkut
B = Baik, C = Cukup, K = Kurang

Catatan :

Bab | E - 43
PEMERIKSAAN KONDISI AMP
Nomor Pemeriksaan : Lembar 2

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………


Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Tipe/Jenis : Timbangan / Drum / Menerus Petugas : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Drum Pengering (Dryer)

No Jenis Pemeriksaan Kondisi


1 Keliling pengering (m)
2 Panjang pengering (m)
3 Pengatur kemiringan pengering Mudah / Sulit / Tidak ada
4 Arah api terhadap aliran agregat Searah / Berlawanan
5 Sistem penyemprotan bahan bakar B/C/K
6 Sistem pengaturan udara B/C/K
7 Kondisi batu tahan api B/C/K
8 Tempat penyemprot aspal Akhit / Awal aliran agregat
9 Kondisi penyemprot aspal B/C/K
10 Jumlah plat baja di dalam pengering (buah)
11 Kondisi plat baja di dalam pengering B/C/K
12 Tersedia thermometer Tersedia / Tidak
13 Kondisi thermometer B/C/K
14 Pemasukan agregat dari bin dingin B/C/K
15 Pengeluaran agregat ke elevator panas B/C/K
B = Baik, C = Cukup, K = Kurang
Catatan :

Bab | E - 44
PEMERIKSAAN KONDISI AMP
Nomor Pemeriksaan : Lembar 3

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………


Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Tipe/Jenis : Timbangan / Drum / Menerus Petugas : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Elevator

Elevator
No Jenis Pemeriksaan
Dingin Panas Filler
Ban / Ban /
1 Jenis elevator Ban / Mangkok
Mangkok Mangkok
2 Kondisi ban / mangkok B/C/K B/C/K B/C/K
3 Kondisi rantai B/C/K B/C/K B/C/K
4 Tersedia tutup elevator Ada / Tidak Ada / Tidak Ada / Tidak
5 Kondisi tutup elevator B/C/K B/C/K B/C/K
6 Sistem pemasukan / timbangan B/C/K B/C/K B/C/K
7 Tersedia termometer Ada / Tidak Ada / Tidak Ada / Tidak
8 Kondisi thermometer B/C/K B/C/K B/C/K
B = Baik, C = Cukup, K = Kurang
Catatan :

Bab | E - 45
PEMERIKSAAN KONDISI AMP
Nomor Pemeriksaan : Lembar 4

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………


Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Tipe/Jenis : Timbangan / Drum / Menerus Petugas : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Elevator

No Jenis Pemeriksaan Saringan 1 Saringan 2 Saringan 3 Saringan 4


/ Bin 1 / Bin 2 / Bin 3 / Bin 4
1 Luas saringan (cm x cm)
2 Kapasitas saringan (ton/jam)
3 Ukuran/nomor saringan
4 Fungsi sistem saringan B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
5 Kondisi saringan B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
6 Kebersihan saringan B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
7 Jenis material dalam bin
8 Kondisi bin B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
Kelebihan agregat dapat Ya / Tidak Ya / Tidak Ya / Tidak Ya / Tidak
9
keluar
10 Kondisi pintu bin B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
Kemudahan pengambilan
11 B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
contoh
12 Tersedia termometer Ya / Tidak Ya / Tidak Ya / Tidak Ya / Tidak
13 Kondisi thermometer B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
B = Baik, C = Cukup, K = Kurang
Catatan :

Bab | E - 46
PEMERIKSAAN KONDISI AMP
Nomor Pemeriksaan : Lembar 5

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………


Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Tipe/Jenis : Timbangan / Drum / Menerus Petugas : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Timer / Hoper timbangan /
Pugmill
No Jenis Pemeriksaan Kondisi
1 Timer pencampuran sudah dikalibrasi Sudah / Belum
2 Timbangan sudah dikalibrasi Sudah / Belum
3 Tersedia gelagar anak timbangan Ada / Tidak ada
4 Ada pengatur nol timbangan (aretir) Ada / Tidak ada
5 Kondisi hoper timbangan B/C/K
6 Kondisi pedal pugmill B/C/K
7 Jarak terdekat pedal ke dinding pugmill (cm)
8 Kondisi pintu pugmill B/C/K
9 Kondisi penyemprot aspal B/C/K
10 Tersedia termometer Tersedia / Tidak
11 Kondisi thermometer B/C/K
B = Baik, C = Cukup, K = Kurang

Catatan :

Bab | E - 47
PEMERIKSAAN KONDISI AMP
Nomor Pemeriksaan : Lembar 6

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………


Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Tipe/Jenis : Timbangan / Drum / Menerus Petugas : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Sistem Pemberian Aspal

1. AMP TIMBANGAN:
No Jenis Pemeriksaan Kondisi
1 Timbangan aspal sudah dikalibrasi Sudah / Belum

2. AMP TIMBANGAN, DRUM, MENERUS :


No Jenis Pemeriksaan Kondisi
1 Jumlah tangki aspal
2 Volume tangki
3 Ujung pipa selalu dibawah permukaan aspal B/C/K
4 Kondisi pipa-pipa aspal B/C/K
5 Sistem pemanas aspal B/C/K
6 Tersedia termometer oli Tersedia / Tidak
7 Kondisi termometer oli B/C/K
8 Tersedia termometer listrik Tersedia / Tidak
9 Kondisi termometer listrik B/C/K
10 Tersedia termometer aspal Tersedia / Tidak
11 Kondisi termometer aspal B/C/K
12 Bila aspal macet AMP otomatis berhenti Ya / Tidak
13 Dapat dilakukan pengambilan contoh aspal Ya / Tidak
B = Baik, C = Cukup, K = Kurang

Bab | E - 48
3. AMP DRUM DAN MENERUS :
No Jenis Pemeriksaan Kondisi
1 Pipa aspal dikunci dengan agregat / pugmill Ya / Tidak
2 Perbandingan agregat dan aspal dapat diatur Ya / Tidak

Catatan :

Bab | E - 49
PEMERIKSAAN KONDISI AMP
Nomor Pemeriksaan : Lembar 7

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………


Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Tipe/Jenis : Timbangan / Drum / Menerus Petugas : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Pengumpul Debu, Generator
dan Kondisi Lapangan

1. PENGUMPUL DEBU:
No Jenis Pemeriksaan Kondisi
1 Sistem pengumpul debu Mekanis / Filter Kain / Air
2 Kondisi penyedot debu B/C/K
3 Polusi debu Tidak / Sedikit / Banyak
B = Baik, C = Cukup, K = Kurang

2. GENERATOR :
No Jenis Pemeriksaan Kondisi
1 Jumlah generator yang tersedia
2 Kapasitas masing-masing (KVA)
3 Bahan bakar
4 Kondisi Kabel-kabel B/C/K
B = Baik, C = Cukup, K = Kurang

3. KONDISI LAPANGAN :
No Jenis Pemeriksaan Kondisi
1 Kebersihan lingkungan Bersih / Cukup / Kotor
2 Drainase B/C/K
3 Tersedia alat pengambil contoh dari truk Tersedia / Tidak

Bab | E - 50
4 Alat pengambil contoh tersedia lengkap Lengkap / Tidak
5 Pelindung agregat dari cuaca B/C/K
6 Sistem penyimpanan agregat B/C/K
7 Perkiraan luas area Luas / Cukup / Sempit
B = Baik, C = Cukup, K = Kurang

Catatan :

Bab | E - 51
PEMERIKSAAN KONDISI AMP
Nomor Pemeriksaan : Lembar 8

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………


Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Tipe/Jenis : Timbangan Petugas : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Waktu Pencampuran

Uraian Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran


Kering Basah Kering Basah Kering Basah
Pengaturan
Pembacaan

Uraian Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran


Kering Basah Kering Basah Kering Basah
Pengaturan
Pembacaan

Uraian Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran


Kering Basah Kering Basah Kering Basah
Pengaturan
Pembacaan

Catatan :

Bab | E - 52
PEMERIKSAAN KONDISI AMP
Nomor Pemeriksaan : Lembar 9

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………


Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Tipe/Jenis : Timbangan Petugas : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Timbangan Agregat

1 2 3
Anak Bacaan Anak Bacaan Anak Bacaan
No No No
Timbangan Timbangan Timbangan Timbangan Timbangan Timbangan
0 31 62
1 32 63
2 33 64
3 34 65
4 35 66
5 36 67
6 37 68
7 38 69
8 39 70
9 40 71
10 41 72
11 42 73
12 43 74
13 44 75
14 45 76
15 46 77
16 47 78
17 48 79
18 49 80
19 50 81

Bab | E - 53
PEMERIKSAAN KONDISI AMP
Nomor Pemeriksaan : Lembar 10

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………


Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Tipe/Jenis : Timbangan Petugas : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Timbangan Filler

1 2 3
No Anak Bacaan No Anak Bacaan No Anak Bacaan
Timbangan Timbangan Timbangan Timbangan Timbangan Timbangan
0 51 82
1 52 83
2 53 84
3 54 85
4 55 86
5 56 87
6 57 88
7 58 89
8 59 90
9 60 91
10 61 92
11 62 93
12 63 94
13 64 95
14 65 96
15 66 97
16 67 98
17 68 99
18 69 100
19 70 101

Bab | E - 54
PEMERIKSAAN KONDISI AMP
Nomor Pemeriksaan : Lembar 11

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………


Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Tipe/Jenis : Timbangan Petugas : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Timbangan Aspal

1 2 3
No Anak Bacaan No Anak Bacaan No Anak Bacaan
Timbangan Timbangan Timbangan Timbangan Timbangan Timbangan
0 20 40
1 21 41
2 22 42
3 23 43
4 24 44
5 25 45
6 26 46
7 27 47
8 28 48
9 29 49
10 30 50
11 31 51
12 32 52
13 33 53
14 34 54
15 35 55
16 36 56
17 37 57
18 38 58
19 39 59

Bab | E - 55
PEMERIKSAAN KONDISI AMP
Nomor Pemeriksaan : Lembar 12

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………


Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Tipe/Jenis : Timbangan / Drum / Menerus Petugas : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Termometer

Pembacaan termometer yang dikalibrasi


Termometer
Term. Term. Term. Term. Term. Term. Term. Term.
Standar
1 2 3 4 5 6 7 8

Bab | E - 56
E.2.8 Pelaksanaan Konstruksi
Penyediaan Lahan :
 Base Camp
Terkait dengan pemasangan AMP maupun Stone Crusher, Kontraktor
wajib melaporkan seluruh perijinan dari Pemda setempat, sehingga
dikemudian hari waktu pelaksanaaan konstruksi, dapat dipastikan tidak
ada tuntutan masyarakat.
 Konstruksi  Masalah Sosial
Manajemen :
 Manusia
 Keuangan
 Peralatan
AMP dan Stone Crusher maupun Peralatan laboratorium kontraktor harus
menunjukkan Kalibrasi yang masih berlaku masa ” uji petik” yang
dikeluarkan oleh badan Tera dari BMG.
 Material
Sumber material konstruksi baik untuk pekerjaan material timbunan,
subbase, maupun base course serta untuk campuran aspal dan beton
harus diperiksa dan terlebih dahulu disetujui oleh Tim Konsultan Supervisi
sebelum digunakan oleh Kontraktor

E.2.9 Tatalaksana Pekerjaan


 Quality Assurance ( QA )
Dalam rangka menjamin mutu ( quality assurance) maka harus
dilaksanakan pengendalian mutu (quality control) melalui pengawasan
yang meliputi pengawasan pekerjaan teknis dan non teknis. Pengawasan
teknis dapat dilakukan dengan mengadakan pengujian terhadap bahan
yang akan digunakan hasil pekerjaan dan keaadaan tanah alami

Bab | E - 57
Pengujian dapat dilakukan langsung di lapangan ataupun di
laboratorium. Kontraktor harus bertanggung jawab melakukan pengujian
terhadap semua bahan yang diperlukan dan dapat menentukan, bahwa
bahan tersebut memenuhi persyaratan.
 Enviromental Issue

E.2.10 Pelaksanaan
Prosedur Pelaksanaan Pengajuan Memulai Pekerjaan (Request)
1. Tujuan : Mengatur tatacara dan alur kerja sebagai respon atas
Pengajuan Memulai Pekerjaan yang diajukan oleh
Penyedia Jasa (Kontraktor), dan sebagai bukti otentik
legalitas dilaksanakannya sebuah kegiatan konstruksi.
2. Ruang Lingkup 1. Berlaku untuk kegiatan konstruksi pada proyek
dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum Penataan
Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung
2. Diterapkan pada semua jenis pekerjaan, dengan
memperhatikan butir butir pemeriksaan yang sesuai.
3. Definisi : 1. Pengajuan Memulai Pekerjaan (Request).
Adalah bukti tertulis yang diajukan oleh Peyedia Jasa
(Kontraktor) yang harus diverifikasi (mengikuti tata cara
sebagaimana Bagan Alir Pengajuan Request) oleh pihak
pihak yang terkait, yang disertai dengan lampiran
pendukung.
2. Pengecekan Pengajuan Request.
Adalah langkah kerja atau tindakan verifikasi yang
dilakukan oleh Direksi Pekerjaan melalui Wakil Direksi
Pekerjaan untuk mengecek kebenaran dan kelengkapan
prosedur kerja yang diajukan melalui Request.

Bab | E - 58
4. Ketentuan : 1. Formulir Pengajuan Memulai Pekerjaan (Request)
Umum beserta data pendukungnya, harus sudah diterima
oleh Wakil Direksi Pekerjaan selambat lambatnya
2x24 jam sebelum pekerjaan dimulai.
2. Wakil Direksi Pekerjaan harus mengatur tatacara
pembagian tugas verifikasi pada jajarannya secara
efisien dan efektif, sehingga tidak terjadi
keterlambatan pada pengesahan dan persetujuan
Request.
3. Wakil Direksi Pekerjaan harus memberikan waktu
yang cukup kepada Direksi Pekerjaan untuk
memberikan kesempatan melakukan penelaahan atas
usulan yang diminta dalam Request. Bilamana
dipandang perlu maka Wakil Direksi dapat
melaporkan secara simultan mengenai status
Request, dengan media yang dianggap efektif.

Bab | E - 59
5. Tata Cara serta Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang.
5.1 Bagan alir serta Tugas, tanggung jawab dan wewenang.
KONT SE QE CI DIR. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
PEK
1 o Pengajuan request oleh kontraktor.
1
o Lengkapi data pendukung
o Kirim kepada Site Engineer
2 o Membuat agenda penomoran request,
2 3
sesuai tata cara penomoran konsultan.
o Memeriksa kesesuaian lokasi pekerjaan.
o Mempelajari data pendukung.
o Memberikan catatan penting untuk QE dan
4 5 CI.
o Menetapkan batasan waktu verifikasi pd QE
dan CI.
o Menginformasikan informal status request

6 pada Direksi Pekerjaan (3)


4 o Cek status Formula Campuran Kerja (JMF)
Ya 7
Tdk atau Formula Campuran Rancangan (DMF)
o Cek berkas pekerjaan sebelumnya.

12 o Cek kualitas bahan mentah dari segi


kualitas dan kuantitas (lapangan dan stock
pile).
o Cek bahan olahan (jika ada dan diadakan
oleh pihak ketiga).
o Cek bahan jadi ((fabrikan), dari spesifikasi
fabrikan dan random sampling yg telah
9
dilakukan.
o Berikan rekomendashasil verifikasi pada
request.
(gunakan form F: 02/SMM/PP/16 Rev 00,
Daftar Simak Pengecekan Request)

Bab | E - 60
5 o Cek peralatan, dilapangan dan unit

8 produksi (DS)
o Cek kesiapan lapangan gunakan Daftar
Simak(DS)
o Cek kebutuhan jumlah tenaga kerja dan
keahlian nya.
10 11
o Periksa SOP pekerjaan dan pengaturan lalu
lintas.
o Periksa perlengkapan pendukung
(antisipasi hujan dan lainnya).
o Berikan rekomendashasil verifikasi pada
request.
(gunakan form F: 02/SMM/PP/16 Rev 00,
Daftar Simak Pengecekan Request)
6 o Cek kesesuaian rekomendasii QE dan CI.
o Jika sesuai berikan tanda persetujuan dan
catatan kemudian kirim ke Direksi
Pekerjaan (7)

o Jika tidak sesuai beri catatan penolakan


dan kirim kembali ke Kontraktor (12)
o Beri catatan, dan kirim ke Direksi
Pekerjaaan (gunakan form F:
01/SMM/PP/16 Rev 00)
7 o Cek persetujuan dan rekomendasi.
o Jika diperlukan, lakukan uji petik.
o Bubuhkan persetujuan atau penolakan,
kirim kem-bali ke SE, untuk diinformasikan
kpd kontraktor. (gunakan form F:
01/SMM/PP/16 Rev 00)

Bab | E - 61
8 o Terima persetujuan atau penolakan, kirim
berkas keseluruhan jika ditolak, kirim
berkas lembar untuk kontraktor bila
disetujui.
9 o Menerima berkas persetujuan atau
penolakan.
o Mempersiapkan kegiatan pelaksanaan
pekerjaan jika pengajuan request disetujui.
10 o Menerima informasi pelaksanaan atau
penolakan pengajuan memulai pekerjaan.
11 o Menerima informasi pelaksanaan atau
penolakan pengajuan memulai pekerjaan.

5.2 Tata cara.


Tatacara pengecekan harus meliputi pemeriksaan pada kegiatan kegiatan yang
menunjukkan atau berhubungan dengan ;
1. Dukungan Formula Kerja dan atau gambar kerja.
Jika sesuai maka Request harus membuktikan bahwa permintaan pekerjaan
didukung oleh Formula Campuran Rencana (Design Mix Formula) atau Formula
Campuran Kerja (Job Mix Formula) dan atau gambar kerja.
2. Berkas pekerjaan sebelumnya.
Jika sesuai (jika ada) pemeriksaan berkas pekerjaan sebelumnya diperlukan untuk
memastikan bahwa pekerjaan ini akan ditempatkan pada lokasi pekerjaan yang
telah disetujui, baik legalitas proses maupun lolos secara kualitatif atau hasil tes.
(periksa rekomendasi hasil tes pekerjaan sebelumnya pada lokasi yang dipesan).
3. Peralatan Lapangan dan Unit Produksi.
Harus ada berkas yang menunjukkan kesiapan peralatan lapangan dalam hal
jumlah, jenis dan kondisi peralatan. Pemeriksaan dilakukan dengan melihat

Bab | E - 62
kesatuan antara Peralatan lapangan dan Peralatan Proses Produksi. (daftar simak
peralatan lapangan dan peralatan unit produksi)
4. Bahan Mentah.
Pengecekan terhadap berkas pemeriksaan bahan mentah, yang meliputi lolos tes
kualitas, jumlahnya memenuhi untuk produksi yang dipesan, tatacara penyimpanan
yang memadai (ada rujukan hasil pengetesan bahan mentah yang tersedia untuk
memproduksi pekerjaan yang kini dipesan).
5. Bahan Olahan
Jika mendatangkan bahan olahan (Ready mix) maka harus dilakukan pengecekan
data pendukung, yang menunjukkan bahwa bahan olahan tersebut sesuai dengan
kriteria persyaratan yang ditetapkan oleh ketentuan yang berlaku/spesifikasi
(rujukan hasil desain bahan olahan dan hasil pengetesannya.
6. Status Bahan Jadi.
Pemeriksanaan bahan jadi dilakukan terhadap spesifikasi fabrikan, baik dari sisi
dimensi kekuatan, sifat kimia dan fisik (chemyical and physical properties) dan
persyaratan lainnya sebagaimanayang tercantum dalam spesifikasi teknis, yang
sudah harus dilakukan pada periode sebelumnya. (lampiran spesifikasi teknis dari
fabrikan, hasil pemeriksaan random)
7. Tenaga Kerja.
Pemeriksaan tenaga kerja meliputi jumlah, kompetensi tenaga kerja, yang
mencukupi kebutuhan pelaksanaan kegiatan yang dipesan, (daftar simak
kesesuaian tenaga kerja terhadap volume dan jenis serta tingkat kesulitan pekerjaan
yang dipesan).
8. Kondisi kesiapan lapangan.
Pemeriksaan kondisi persiapan lapangan dapat meliputi ;
o Lokasi pekerjaan yang harus diperbaiki.
o Perlindungan akibat gangguan proyek pada milik publik..
9. Standard Operational Procedure.

Bab | E - 63
Pemeriksaan ketersediaan dan kesesuaian Standard Operasional Procedure
Kontraktor terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan, termasuk SOP
Pengendalian lalu-lintas.
10. Jadwal pelaksanaan.
Jadwal pelaksanaan harus sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak,waktu
pelaksanaan harus mempertimbangkan kondisi setempat yang berkenaan dengan
gangguan lalu lintas, saat yang paling produktif untuk pelaksanaan pekerjaan dan
gangguan yang paling minim terhadap kenyamanan masyarakat sekitar lokasi
pekerjaan (Analisa)
11. Perlengkapan antisipasi cuaca.
Dilakukan dengan cara melakukan pengecekan on the spot pada perangkat
antisipasi cuaca yangtersedia dilapangan (daftar simak).

6. Acuan : 1. Dokumen Kontrak, Pengadaan Jasa Pemborogan Pelelangan


Nasional, Kontrak Harga Satuan.
2. Berita Acara Rapat Pendahuluan Pelaksanaan (Pre Construction
Meeting).
3. Addendum Kontrak Pekerjaan yang muncul sebelum maupun
sesudah penandatanganan kontrak.

7. Kondisi khusus : 1. Apabila pada saat rencana pelaksanaan pekerjaan Request belum
mendapatkan pengesahan, Wakil Direksi Pekerjaan harus
mengambil tindakan untuk mengkonfirmasi status pengesahan
dan persetujuan tersebut kepada Direksi Pekerjaan.
2. Bilamana menurut pertimbangan Direksi Pekerjaan (dalam
konteks butir 3) request layak disetujui, dimana Direksi Pekerjaan
tidak berada ditempat atau karena lain hal, maka Direksi
Pekerjaan harus mendelegasikan pengesahan dan persetujuan
Request tersebut kepada wakil yang ditunjuk untuk

Bab | E - 64
membubuhkan tanda tangan dan pengesahan atau melakukan
konfirmasi melalui media faks, telepon atau lainnya sebagai bukti
persetujuan.
3. Pengesahan dan persetujuan request tetap harus diterbitkan,
menyusul penanganan sebagaimana yang diatur pada langkah
kerja butir 1 dan 2.
8. Bukti Kerja : 8.1 Berkas Pengajuan Request, berikut data pendukung.
8.2 Daftar Simak pengecekan Request.
9. Lampiran : 9.1 Format Pengajuan Request (F-01/SMM/PP/16)
9.2 Daftar Simak Pengecekan Request (F-02/SMM/PP/16)

Bab | E - 65
Form No : F: 01/SMM/PP/16 Rev.: 00
Lembar : ………dari …….
PERMINTAAN MEMULAI PEKERJAAN (Request for Work)
PROYEK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Diajukan tanggal : ............... Untuk pelaksanaan tgl : ..............
Lokasi/Sta : ...............
Jenis Pekerjaan : ...................................................
Jumlah/Volume : ................
Sketsa :

TENAGA KERJA : PERALATAN : MATERIAL :


1. . . . . . . . . Jumlah . . . . 1. . . . . . . . . Jumlah . . . . 1. . . . . . . . . Jumlah . . . .
2. . . . . . . . . Jumlah . . . . 2. . . . . . . . . Jumlah . . . . 2. . . . . . . . . Jumlah . . . .
3. . . . . . . . . Jumlah . . . . 3. . . . . . . . . Jumlah . . . . 3. . . . . . . . . Jumlah . . . .
4. . . . . . . . . Jumlah . . . . 4. . . . . . . . . Jumlah . . . . 4. . . . . . . . . Jumlah . . . .
CATATAN HASIL PENGECEKAN PENANGGUNG JAWAB :
1. Surveyor : Tgl

2. Inspektor. : (...............)
Chief Inspector
3. Lab. Technician : Tgl
(...............)
Quality Engineer
DISETUJUI/DITOLAK dengan catatan :
Diajukan Oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Kontraktor Konsultan (Wkl Direksi) Direksi Pekerjaan

( .............. ) ( ................. ) ( ................. )


Catatan : Terlampir data pendukung

Bab | E - 66
DAFTAR SIMAK
PENGAJUAN MEMULAI PEKERJAAN (REQUEST)
KONTRAKTOR : REQUEST :
KONSULTAN : NO/TGL :
PERIHAL :
LOKASI

STATUS
NO DATA PENDUKUNG NO DOKUMEN KETERANGAN
PEMERIKSAAN

1 Formula Campuran Kerja atau No. Ada Tdk


Formula Campuran Rencana No. Ada Tdk
(JMF atau JMD)
2 Gambar kerja. No. Ada Tdk
3 Berkas Pekerjaan sebelumnya No. Ada Tdk
4 Status Peralatan
Peralatan Lapangan Dsm Ya Tdk
Peralatan Unit Produksi Dsm Ya Tdk
5 Status bahan mentah No. Ya Tdk
6 Status bahan olahan No. Ya Tdk
7 Status bahan jadi No. Ya Tdk
8 Status Tenaga Kerja Dsm Ya Tdk
9 Kesiapan Lapangan Dsm Ya Tdk
10 SOP atau Inst. Kerja No. Ada Tdk
11 Jadwal Pelaksanaan Request Ya Tdk
12 Pengendalian lalu lintas (SOP No. Ada Tdk
13 Perlengkapan pendukung Dsm. Ada Tdk

Bab | E - 67
DIPERIKSA OLEH CATATAN/REKOMENDASI PEMERIKSAAN
WAKIL DIREKSI PEKERJAAN

Keterangan :
Dsm : Daftar Simak, kegiatan pengecekan dengan menggunakan format standar. Hasilnya merupakan
lampiran sebagai pendukung/rekomendasi Permintaan Pekerjaan (Request).
No. : No dokumen (Bukti Kerja), dicatat dari system penomoran bukti kerja yang diterapkan pada
organisasi.

a. Pembuatan rancangan campuran kerja (JMF) yang tidak sesuai Spesifikasi, antara
lain:
 Pengujian untuk memperoleh VIM kepadatan mutlak (Percentage Refusal
Density) untuk menentukan kadar aspal optimum harus dilakukan.
 Cara penentuan kadar aspal optimum campuran beraspal yang harus sesuai
metode yang benar seperti VMA minimum dan volumetrik lainnya.
1. Ruang : 2.4 Instruksi Kerja ini berlaku untuk pengawasan Pembuatan Aspal
Lingkup Panas, dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum Penataan
Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung.
2. Acuan : 1. Standard Dokumen Lelang, Pengadaan Jasa Pemborogan
Pelelangan Nasional, Kontrak Harga Satuan – Bab VI
Spesifikasi Teknik
2. Formula Campuran Rencana (FCR), atau Design Mix
Formula.
3. Formula Campuran Kerja (FCK), atau Job Mix Formula.

Bab | E - 68
3. Definisi : 1. Campuran Aspal Panas (Hot Mix).
Campuran aggregate dengan bahan pengikat jenis bitumen Aspal
Keras Pen atau Aspal Polymer atau Aspal dimodifikasi dengan
asbuton atau Aspal Multigrade, yang dicampur pada unit pencampur
aspal (AMP), dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur
tertentu.
2. Formula Campuran Rencana (FCR) atau Design Mix
Formula.
Adalah rancangan campuran dimana sumber pengambilan aggregate
nya adalah dari stock pile (Cold Bin), sehingga menghasilkan
campuran yang memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
spesifikasi.
3. Formula Campuran Kerja (FCK) atau Job Mix Formula.
Adalah rancangan campuran dimana sumber pemakaian
aggregatenya adalah dari Hot Bin, sehingga karakteristik FCK
setidaknya mendekati atau sama dengan FCR.
4. Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai (HPTS)
Adalah ketidak sesuaian hasil pekerjaan (baik Hasil Pekerjaan Antara
maupun Hasil Pekerjaan Akhir) terhadap persyaratan yang
ditetapkan.

4. Tata Cara : (Lihat Tata Cara verifikasi pada lampiran 4.1 lembar berikut)
1. Pengawasan Pembuatan Asbuton Panas – Sistem Pencampuran
Kering ini, dilakukan sepanjang waktu produksi, sedikitnya 1(satu)
kali pencatatan dengan menggunakan Daftar Simak F-
01/SMM/IK/17, pada setiap 50 Ton produksi Aspal Panas.

Bab | E - 69
2. Waktu pencatatan ditentukan oleh petugas pengawas produksi,
pada saat mana dianggap bahwa uji petik pencatatan saat itu
perlu dilakukan.
3. Catatan penyimpangan atau kondisi seketika yang dapat
mempengaruhi mutu, harus dicatat pada kolom catatan yang
telah disediakan.
5. Bukti Kerja : Daftar simak Pengawasan Pembuatan Campuran Aspal Panas (Hot
Mix).
6. Lampiran : Lampiran 6.1 Contoh Format Daftar Simak Pengawasan Pembuatan
Aspal Panas (Hot Mix).

Bab | E - 70
KETENTUAN PADA MASING2 LANGKAH KERJA
1 MULAI Verifikasi 1

3 2
Pastikan Request Pekerjaan Pengaspalan telah tersedia, berikut
STOCK
ASBUTON
STOCK ASMIN
(TANKI)
hasil Pengecekan AMP(*).
4

3a SUPLAI AGG. Verifikasi 2


(COLD BIN)
SUPLAI
ASBUTON 5
Cek stock Asmin cukup untuk produksi, dan di panaskan pada
PEMANASAN AGG.
(DRIER)
suhu yang memadai.
3b
6 8 Verifikasi 3 (Jika menggunakan modifikasi asbuton)
TIMBANG PENIMBANGAN AGG TIMBANG
ASBUTON Hot Bin 1,2 dan 3 ASMIN Stock Asbuton harus pada kemasan, dengan jumlah yang
7
PENCAMPURAN AGG mencukupi untuk produksi saat itu
Hot Bin 1,2 dan 3

9
Verifikasi 3a
PENCAMPURAN
Agg + Asbuton Suplai Asbuton ke Filler Bin dengan jumlah kg / Menit se suai
12 10
kebutuhan, & hindari over suplai Rujuk hasil kalibrasi.
TIMBANG D.T. PENCAMPURAN
KOSONG ASMIN
Verifikasi 3b
11
LOADING KE
DUMP TRUCK (DT)
Jumlah Asbuton butir harus sesuai kebutuhan berdasarkan RCK
15

AMBIL SAMPEL
18 (JMF).
(MARSHAL TEST)
Tdk REJECT
13 CEK
OK? (BUANG) Verifikasi 4
16

Ya
CEK
OK?
Ya Suplai aggregate pada masing-masing Cold Bin harus se-suai dgn
TIMBANG
14 ANGKUT KELOKASI
19 kalibrasi Cold Bin, u/ mencegah penyimpangan gradasi dan
Tdk
EVALUASI overflow
17

REKOMENDASI TINDAKAN
20 Verifikasi 5
PEMBAYARAN II PERBAIKAN
Pemanasan aggregate pada Drier harus memenuhi, untuk
mendapatkan suhu campuran yang di syaratkan.
Verifikasi 6
Jumlah berat aggregate masing masing Hot Bin sesuai dengan
RCK (JMF) yang telah disetujui.
Verifikasi 7
Pencampuran aggregate dengan waktu yang cu kup untuk
mendapatkan homogenitas yang baik

Bab | E - 71
Verifikasi 8
Timbang Asmin sesuai jumlah kebutuhan, rujuk RCK (JMF)
Verifikasi 9
Tuang Asbuton pd campuran aggregate (campuran kering)
Verifikasi 10
Catat waktu pencampuran Asmin pd aggregate.
Verifikasi 11
Loading ke DT, gunakan DT yg telah ditimbang(12) ambil sample
untuk Marshal tes (15).
Verifikasi 13
Pastikan campuran homogen, terselimuti bitu men & suhu sesuai
persyaratan, jika tidak memenuhi, maka lakukan rekomendasi
penolakan dan buang produk 18)
Verifikasi 14
Hanya produk yang memenuhi kriteria pada pe ngecekan (13),
yang direkomendasikan untukDiangkut kelokasi penghamparan.-
Verifikasi 19
Ketidaksesuaian dari hasil pengecekan visual pada verifikasi
(13) maupun, hasil Marshal test(15) harus ditindak lanjuti dgn
pengendalian
Produk Tidak Sesuai sebagaimana yang diatur dalam Petunjuk
Pelaksanaan Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai.
Verifikasi 20
Harus ada bukti telah dilakukan tindakan per baikan atas produk
tidak sesuai, dengan meng gunakan tatacara yang diatur dalam
Petunjuk
Pelaksanaan HPTS Daftar Simak Laporan Hasil Pekerjaan Tidak
Sesuai (HPTS).
Keterangan :

Bab | E - 72
Jika tidak menggunakan modifikasi dengan asbuton, maka
prosedur 3, 3a dan 3b diabaikan

Daftar Simak Pengawasan Pembuatan DMF & JMF


Campuran Asbuton Panas

FORMULIR No : (F-01/SMM/IK/DIV-6.3a/ KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING


Rev.00)
REQUEST No / Tgl : KONTRAKTOR :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki
)
PENGUJIAN FORMULA CAMPURAN RENCANA (FCR) atau DESIGN MIX FORMULA (DMF).
No PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN
A. PENGAMBILAN CONTOH MATERIAL (Stock Pile atau Bin Dingin)
o Nama Lokasi/sumber
o Stone Crusher asal
1 Agregat Kasar
o Cara Pengambilan,sesuai ? Ya Tdk
o Berat minimum, sesuai ? Ya Tdk kg
o Nama Lokasi/sumber
o Stone Crusher asal
2 Agregat Medium
o Cara Pengambilan,sesuai ? Ya Tdk
o Berat minimum, sesuai ? Ya Tdk kg
o Nama Lokasi/sumber
o Stone Crusher asal
3 Agregat Halus
o Cara Pengambilan,sesuai ? Ya Tdk
o Berat minimum, sesuai ? Ya Tdk kg
o Nama Lokasi/sumber
o Stone Crusher asal
4 Abu batu
o Cara Pengambilan,sesuai ? Ya Tdk
o Berat minimum, sesuai ? Ya Tdk kg

Bab | E - 73
o Nama Lokasi/sumber
5 Pasir alam o Cara Pengambilan,sesuai ? Ya Tdk
o Berat minimum, sesuai ? Ya Tdk kg
o Nama Lokasi/sumber
6 Asbuton butir o Cara Pengambilan,sesuai ? Ya Tdk
o Berat minimum, sesuai ? Ya Tdk kg
o Nama Lokasi/sumber
Bahan pengisi
7 o Cara Pengambilan,sesuai ? Ya Tdk
(filler) tambahan
o Berat minimum, sesuai ? Ya Tdk kg
o Nama Lokasi/sumber
9 Aspal o Cara Pengambilan,sesuai ? Ya Tdk
o Berat minimum, sesuai ? Ya Tdk kg
B. PENGUJIAN DAN PENYIAPAN
Cara Penyiapan o Dengan Perempatan Ya Tdk
1
Benda Uji o Dengan splitter Ya Tdk
o Jumlah contoh bh
o Berat minimum contoh Ya Tdk gr
Gradasi Agregat
2 o Cara pengujian Basah Kering
Kasar
o Uk. Nominal maks ≤10% Ya Tdk %
o Lolos #200, ≤1% Ya Tdk %
o Jumlah contoh bh
Gradasi Agregat
3 o Berat minimum contoh Ya Tdk gr
Medium
o Cara pengujian Basah Kering
o Uk. Nominal maks ≤10% Ya Tdk %
o Lolos #200, ≤1% Ya Tdk %
o Jumlah contoh bh
Gradasi Agregat o Berat minimum contoh Ya Tdk gr
4 Halus atau Pasir o Cara pengujian Basah Kering
Alam o Material lolos #8(2,36mm) Ya Tdk
o Lolos #200, ≤8% ? Ya Tdk %
5 o Jumlah contoh bh

Bab | E - 74
Pengujian o Berat minimum contoh Ya Tdk gr
Gradasi o Cara pengujian Basah Kering
Asbuton butir
o Jumlah contoh bh
6 Pengujian Filler
o Berat minimum contoh Ya Tdk gr
o Jumlah contoh bh
7 Pengujian Aspal
o Berat minimum contoh Ya Tdk gr
Pengujian o Jumlah contoh bh
8 Agregat o Berat minimum contoh Ya Tdk gr
Gabungan
C. PENGUJIAN BERAT JENIS & PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR dan HALUS
Agregat Kasar (> o Bulk specific gravity (oven)
1
No. 4) o Penyerapan air ≤3% ? Ya Tdk %
Agregat Med (> o Bulk specific gravity (oven)
2
No. 4) o Penyerapan air ≤3% ? Ya Tdk %
o Bulk specific gravity (oven)
3 Agregat Halus
o Penyerapan air ≤3% ? Ya Tdk %
D. GRADASI AGREGAT GABUNGAN
1 GRADASI - I
a. Agregat Kasar o Persentase, berat % gr
b. Agregat Med. o Persentase, berat % gr
c. Agregat Halus o Persentase, berat % gr
d. Pasir alam o Persentase, berat % gr
e. Asbuton butir o Persentase, berat % gr
f. Filler o Persentase, berat % gr
g. Grafik Agregat o Memotong curva Fuller Antara # No dan # No
Gabungan o Tdk memotong, posisi Dibawah Diatas CurvaFuller
2 GRADASI - II
a. Agregat Kasar o Persentase, berat % gr
b. Agregat Med. o Persentase, berat % gr
c. Agregat Halus o Persentase, berat % gr

Bab | E - 75
d. Pasir alam o Persentase, berat % gr
e. Asbuton butir o Persentase, berat % gr
f. Filler o Persentase, berat % gr
h. Grafik Agregat o Memotong curva Fuller Antara # No dan # No
Gabungan o Tdk memotong curva,posisi Dibawah Diatas CurvaFuller
3 GRADASI - III
a. Agregat Kasar o Persentase, berat % gr
b. Agregat Med. o Persentase, berat % gr
c. Agregat Halus o Persentase, berat % gr
d. Pasir alam o Persentase, berat % gr
e. Asbuton butir o Persentase, berat % gr
f. Filler o Persentase, berat % gr
g. Grafik Agregat o Memotong curva Fuller Antara # No dan # No
Gabungan o Tdk memotong curva,posisi Dibawah Diatas CurvaFuller
E. PEMBUATAN/PENGUJIAN, FORMULA CAMP. RENCANA (FCR)/DESIGN MIX FORMULA
Proses o Ada variasi kadar aspal Ya Tdk Jlh
1 Pencampur o Suhu pencampuran,sesuai? Ya Tdk O
C
an
o Suhu pemadatan sesuai? Ya Tdk O
C
o Jumlah pukulan,sesuai? Ya Tdk kali
Proses
2 o Tebal benda uji, memadai? Ya Tdk 62,2-64,8
Pemadatan
mm
o Jlh benda uji, lebih dari 1? Ya Tdk bh
o Dilakukan pemadatan PRD. Ya Tdk
o Jlh & lama, sesuai? Ya Tdk
3 Pemadatan PRD
o Tebal benda uji, memadai? Ya Tdk mm
o Jlh benda uji, lebih dari 1? Ya Tdk bh
o Suhu perendaman, sesuai? Ya Tdk O
C
Pengujian Stabili o Lama perendaman,sesuai? Ya Tdk Jam
4
Tas Marshall o Jlh contoh/kadar aspal bh
o Jlh variasi kadar aspal bh

Bab | E - 76
Pengujian Stabili o Suhu perendaman, ? O
C
tas sisa o Lama perendaman,sesuai? Ya Tdk Jam
5 rendaman o Jlh contoh/kadar aspal bh
24 jam

F. PERHITUNGAN & HASIL PENGUJIAN SIFAT CAMPURAN FCR/DESIGN MIX FORMULA (DMF)
o Gradasi terpilih No
o Kadar Aspal %
o Ketebalan Film mikron
o Kepadatan Laboratorium gr/cc
o Penyerapan Aspal %
o Berat Jenis Maks. (Gmm). gr/cc
NILAI
o Berat Jenis Eff. (Gse). gr/cc
1 CAMPURAN
o Rongga dlm agregat(VMA) %
ASPAL (DMF).
o Rongga dlm Camp. (VIM) %
o Rongga terisi aspal (VFB) %
o Stabilitas Marshall kg
o Pelelehan (Flow) mm
o Marshall Quotient kg/mm
o VIM Membal (PRD) %
PENGUJIAN FORMULA CAMPURAN KERJA (FCK) atau JOB MIX FORMULA (DMF).
A. PENGAMBILAN CONTOH MATERIAL AGREGAT (Hot Bin),
o Cara Pengambilan,sesuai ? Ya I.1
Tdk
1 Hot Bin I
o Berat minimum, sesuai ? Ya I.2
Tdk
o Cara Pengambilan,sesuai ? Ya I.3
Tdk
2 Hot Bin II
o Berat minimum, sesuai ? Ya I.4
Tdk
o Cara Pengambilan,sesuai ? Ya I.5
Tdk
3 Hot Bin III
o Berat minimum, sesuai ? Ya I.6
Tdk
o Cara Pengambilan,sesuai ? Ya I.7
Tdk
4 Hot Bin IV
o Berat minimum, sesuai ? Ya I.8
Tdk
5 Asbuton butir o Cara Pengambilan,sesuai ? Ya I.9
Tdk

Bab | E - 77
o Berat minimum, sesuai ? Ya I.10
Tdk
o Cara Pengambilan,sesuai ? Ya I.11
Tdk
6 Filler
o Berat minimum, sesuai ? Ya I.12
Tdk
o Cara Pengambilan,sesuai ? Ya I.13
Tdk
7 Aspal
o Berat minimum, sesuai ? Ya I.14
Tdk
B. PENGUJIAN DAN PENYIAPAN
Cara Penyiapan o Dengan Perempatan Ya I.15
Tdk
1
Benda Uji o Dengan splitter Ya I.16
Tdk
NO PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN
o Jumlah contoh bh
o Berat minimum contoh Ya Tdk gr
Gradasi Agregat
2 o Cara pengujian Basah Kering
Ht Bin I
o Uk. Nominal maks ≤10% Ya Tdk %
o Lolos #200, ≤1% Ya Tdk %
o Jumlah contoh bh
o Berat minimum contoh Ya Tdk gr
Gradasi Agregat
3 o Cara pengujian Basah Kering
Ht Bin II
o Uk. Nominal maks ≤10% Ya Tdk %
o Lolos #200, ≤1% Ya Tdk %
o Jumlah contoh bh
o Berat minimum contoh Ya Tdk gr
Gradasi Agregat
4 o Cara pengujian Basah Kering
Ht Bin III
o Uk. Nominal maks ≤10% Ya Tdk %
o Lolos #200, ≤1% Ya Tdk %
o Jumlah contoh bh
o Berat minimum contoh Ya Tdk gr
Gradasi Agregat
5 o Cara pengujian Basah Kering
Ht Bin IV
o Material lolos #8(2,36mm) Ya Tdk %
o Lolos #200, ≤8% ? Ya Tdk %
6 o Jumlah contoh bh

Bab | E - 78
Pengujian o Berat minimum contoh Ya Tdk gr
Agregat
Gabungan
C. GRADASI AGREGAT GABUNGAN
1 GRADASI – I
(HB)
a. Agr. Hot Bin I o Persentase, berat % gr
b. Agr. HotBin II o Persentase, berat % gr
c. Agr. HotBin o Persentase, berat % gr
III
d. Agr. HotBin o Persentase, berat % gr
IV
e. Asbuton butir o Persentase, berat % gr
f. Filler o Persentase, berat % gr
g. Grafik o Memotong curva Fuller Antara # No dan # No
Agregat o Tdk memotong, posisi Dibawah Diatas CurvaFuller
Gabungan
2 GRADASI –
II(HB)
a. Agr. Hot Bin I o Persentase, berat % gr
h. Agr. HotBin II o Persentase, berat % gr
i. Agr. HotBin o Persentase, berat % gr
III
j. Agr. HotBin o Persentase, berat % gr
IV
k. Asbuton butir o Persentase, berat % gr
l. Filler o Persentase, berat % gr
m. Grafik o Memotong curva Fuller Antara # No dan # No
Agregat o Tdk memotong, posisi Dibawah Diatas CurvaFuller
Gabungan

Bab | E - 79
3 GRADASI–
III(HB)
a. Agr. Hot Bin I o Persentase, berat % gr
b. Agr. HotBin II o Persentase, berat % gr
c. Agr. HotBin o Persentase, berat % gr
III
d. Agr. HotBin o Persentase, berat % gr
IV
e. Asbuton butir o Persentase, berat % gr
f. Filler o Persentase, berat % gr
h. Grafik Agregat o Memotong curva Fuller Antara # No dan # No
Gabungan o Tdk memotong, posisi Dibawah Diatas CurvaFuller
D. PEMBUATAN/PENGUJIAN, FORMULA CAMPURAN KERJA (FCK)/JOB MIX FORMULA (JMF).
Proses o Ada variasi kadar aspal Ya Tdk Jlh
1 Pencampur o Suhu pencampuran,sesuai? Ya Tdk O
C
an
o Suhu pemadatan sesuai? Ya Tdk O
C
o Jumlah pukulan,sesuai? Ya Tdk kali
Proses o Tebal benda uji, memadai? Ya Tdk 62,2-64,8
2
Pemadatan mm
o Jlh benda uji, lebih dari 1? Ya Tdk bh
per kadar aspal.
o Dilakukan pemadatan PRD. Ya Tdk
o Jlh & lama, sesuai? Ya Tdk
3 Pemadatan PRD o Tebal benda uji, memadai? Ya Tdk mm
o Jlh benda uji, lebih dari 1? Ya Tdk bh
per kadar aspal.
o Suhu perendaman, sesuai? Ya Tdk O
C
Pengujian Stabili o Lama perendaman,sesuai? Ya Tdk Jam
4
Tas Marshall o Jlh contoh/kadar aspal bh
o Jlh variasi kadar aspal? bh

Bab | E - 80
Pengujian Stabili o Suhu perendaman, ? O
C
tas sisa o Lama perendaman,sesuai? Ya Tdk Jam
5
rendaman o Jlh contoh/kadar aspal bh
24 jam
E. PERHITUNGAN & HASIL PENGUJIAN SIFAT FORMULA CAMPURAN KERJA (FCK)/JOB MIX FORMULA (JMF)
o Gradasi terpilih No
o Kadar Aspal %
o Ketebalan Film mikron
o Kepadatan Laboratorium gr/cc
o Penyerapan Aspal %
o Berat Jenis Maks. (Gmm). gr/cc
NILAI
o Berat Jenis Eff. (Gse). gr/cc
1 CAMPURAN
o Rongga dlm agregat(VMA) %
(FCR / DMF).
o Rongga dlm Camp. (VIM) %
o Rongga terisi aspal (VFB) %
o Stabilitas Marshall kg
o Pelelehan (Flow) mm
o Marshall Quotient kg/mm
o VIM Membal (PRD) %
TANDA TANGAN CATATAN
Nama :
Jabatan :

Berdasarkan Schema Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi, setelah Survey Lapangan


dan Rekayasa Lapangan sebagai Backup Review Design dan tahapan selanjutnya
sesuai Spesifikasi adalah :

E.2.11 Divisi 2 : Drainase


Ilustrasi dan Kronologis maupun Sistim Manajemen Supervisi adalah
sebagai berikut :

Bab | E - 81
Gambar Ilustrasi dan Kronologis maupun Sistim Manajemen Supervisi

Bab | E - 82
S.O.P - DIVISI : 2
2.1 SELOKAN DAN SALURAN AIR
1 Tujuan Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam
mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan,
spesifikasi atau standart yang digunakan di Binamarga dalam
kegiatan Pengawasan adalah dokumen yang sah dan berlaku
.
2 Ruang Instruksi Kerja ini berlaku untuk pengawasan Pekerjaan Lapis Resap
Lingkup Pengikat dan Lapis Perekat di Paket Pengawasan Peningkatan Jalan
Junction - Membalong (Paket 1) PHNJD Di Dinas Pekerjaan Umum
Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung.
3 Definisi
4 Acuan Spesifikasi seksi 2.1
5 Ketentuan a. Toleransi, Spesifikasi 2.1.1.4) :
Umum 1. Elevasi galian dasar selokantidak boleh berbeda lebih dari 1
cm dari yang ditentukan.
2. Alinyemen selokan dan profil penampang melintang tidak
boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan
b. Kesiapan Kerja 2.1.1.5). :
pekerjaan pembentukan penampang selokan, Kontraktor
harus meminta persetujuan Direksi.
c. Pelaksanaan :
1. Kontraktor harus menyediakan drainase yang lancar tanpa
terjadinya genangan air dengan menjadwalkan
pembuatan selokan yang sedemikian rupa agar drainase
dapat berfungsi dengan baik sebelum pekerjaan timbunan
dan struktur perkerasan dimulai.

Bab | E - 83
2. Pada tahap awal selokan harus digali sedikit lebih kecil dari
penampang melintang yang disetujui, sedangkan
pemangkasan tahap akhir termasuk perbaikan dari setiap
kerusakan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan
harus dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan yang
berdekatan atau bersebelahan selesai.

6 Prosedur dan Tanggung Jawab


Pelaku
No Kegiatan Rekaman
Penanggungjawab
1. Inspektor PELAKSANAAN Daftar
1. Periksa kriteria toleransi sesuai Simak
Spesifikasi 2.1.1.(4). Pemeriksaan
Pekerjaan
Selokan dan
Saluran air
2. Surveyor 1. Periksa garis, ketinggian & profil yang
benar seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar

07 Pengecualian Ditetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan


08 Lampiran − Daftar Simak

Bab | E - 84
BAGAN ALIR
2.1 SELOKAN DAN SALURAN AIR
M ULA I
AKTIVITAS :
Sebelum memulai konstruksi, pastikan kontraktor
mendapat data dan gambar yang diperlukan
SURVEI LA P A NGA N
KONTRA KTOR
CHECK 3
o Periksa apakah hasil survei lapangan kontraktor
TIDA K sudah lengkap akurat
C HEC K
3
o Jika laporannya tidak diterima laporkan kepada
kontraktor
SETUJU o Kontraktor akan memperbaiki kekurangannya dan
P ERENCA NA A N mengajukan kembali
DETA IL
CHECK 6
o Pastikan bahwa material yang diusulkan sesuai
P ENERB ITA N
dengan kebutuhan kontrak
GA M B A R RENCA NA
o Jika diterima, kontraktor mengajukan alternatif

CHECK 7
P ERSETUJUA N o Kaji usulan kontraktor untuk pekerjaan sementara
M A TERIA L dan pengalihan
o Jika diterima dapat disetujui
o Jika tidak diterima, berikan penjelasan kepada
TIDA K
C HEC K kontraktor dan bagaimana penyelesaiannya
6 o Kontraktor harus memperbaiki usulannya dan
mengajukan kembali
SETUJU

P EKERJA A N CHECK 8
P ENGA LIHA N
P ELA KSA NA A N o Periksa hasil setting out untuk konstruksi
SEM ENTA RA
A DUKA N
P A SA NGA N B A TU
CHECK 15
TIDA K
C HEC K o Periksa garis dan ketinggian sehubungan aktivitas
7 pekerjaan tanah
C HEC K o Jika diterima, kontraktor dapat meneruskan dengan
SETUJU 17 pekerjaan adukan pasangan batu atau kegiatan
berikutnya
P ENGUKURA N
SETTING OUT
CHECK 17
o Buat daftar kekurangan dan kerusakan yang harus
TIDA K P ERB A IKA N diperbaiki kontraktor sebelum dibuat sertifikat
C HEC K
P EKERJA A N
8 pembayaran

SETUJU

P EKERJA A N P ENGUKURA N
GA LIA N HA SIL P EKERJA A N
TIM B UNA N

P ENYELESA IA N
FORM A SI SERTIFIKA SI
KUA NTITA S

TIDA K
C HEC K
15
P EM B A YA R A N

SETUJU

Gambar Bagan Alir Pekerjaan Selokan dan Saluran Air

Bab | E - 85
DAFTAR SIMAK
2.1 SELOKAN DAN SALURAN AIR
FORMULIR No : ( F-01/SMM/IK/DIV-
KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING
2.1/ Rev.00 )
KONTRAKTOR
REQUEST No / Tgl :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )

NO PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN


Survey Lapangan
1 - Requet sudah disiapkan Ya Tdk
Kontraktor
- Peralatan yang akan
digunakan memenuhi Ya Tdk
persyaratan
- Tersedia gambar kerja
2 Shop Drawing Ya Tdk
(shop drawing)
- Tersedia rambu-rambu
Pengamanan dan
3 pengaman dan petugas Ya Tdk
Pengaturan Lalu Lintas
pengatur lalulintas
- Hasil galian dibuang pada
4 Penyiapan Lahan disposal area yang telah Ya Tdk
ditentukan.
- Hasil galian, harus diluar
Daerah Milik Jalan (DMJ) Ya Tdk
dan diratakan.
- Galian bebas dari air dan
pompa siap pakai di lokasi Ya Tdk
pekerjaan
- Utilitas bawah tanah yang
masih berfungsi harus
Ya Tdk
dijaga dan dilindungi,
(Spesifikasi pasal 3.1.1.9).

Bab | E - 86
- Perbaikan bahan yang
terekspos pada garis
formasi atau tanah dasar
Ya Tdk
tidak memenuhi syarat,
(Spesifikasi pasal
3.1.2.1).c).
- Bila dijumpai lapisan
keras pada garis formasi
atau tanah dasar, maka
bahan tersebut harus
digali 15 cm lebih dalam Ya Tdk
sampai permukaan yang
mantap dan merata,
(Spesifikasi pasal
3.1.2.1).d).
- Bahan Material dan Bahan
Perkerasan Lama yang
5 Material Galian Tanah Ya Tdk
tidak digunakan harus
dibuang
- Pemanfaatan kembali
bahan galian harus
mendapat persetujuan Ya Tdk
terlebih dahulu dari
Direksi
- Kelandaian, garis dan
Pengukuran Hasil elevasi sesuai dengan
6 Ya Tdk
Pekerjaan Gambar Kerja (Shop
Drawing)

Bab | E - 87
- Galian yang tidak
memenuhi ketentuan
diperbaiki sesuai dengan Ya Tdk
ketentuan (Spesifikasi
pasal 3.1.1.8).
- Kelandaian akhir, garis
dan formasi sesudah
7 Sertifikasi Kuantitas Ya Tdk
galian tidak lebih dari 2
cm dari gambar
- Permukaan galian yang
telah selesai dan terbuka
terhadap aliran air
Ya Tdk
permukaan harus cukup
rata dan memiliki cukup
kemiringan
- Pemeliharaan permukaan
8 Jadual Kerja galian agar tetap dalam Ya Tdk
kondisi mulus
- Galian yang memotong
jalan dilakukan setengah Ya Tdk
badan jalan
TANDA CATATAN
TANGAN

Nama :
Jabatan :

Bab | E - 88
S.O.P - DIVISI : 2
2.2 PASANGAN BATU DENGAN MORTAR

1 Tujuan Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam


mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi
atau standart yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan
Pengawasan adalah dokumen yang sah dan berlaku .
2 Ruang Instruksi Kerja ini berlaku untuk paket Pengawasan Peningkatan Jalan
Lingkup Junction - Membalong (Paket 1) PHNJD di Dinas Pekerjaan Umum
Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung
3 Definisi -
4 Acuan Spesifikasi seksi 2.2
5 Ketentuan a. Toleransi, Spesifikasi 2.2.1.4) :
Umum 1. Sisi muka batu dari permukaan pasangan tidak boleh
melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata pasangan
disekitarnya.
2. Profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air tidak
boleh berbeda lebih dari 2 cm, dan tidak boleh bergeser lebih
dari 5 cm dari permukaan yang ditentukan.
3. Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dg mortar
harus 10 cm.
4. Profil akhir untuk struktur kecil seperti lubang penangkap
dan lantai golak tidak boleh bergeser 2 cm dari profil yang
ditentukan.
b. Pencampuran mortar, spesifikasi 7.8.3.1). :
1. Jumlah air tidak boleh lebih dari 70% dari berat semen.
2. Pencampuran harus dilakukan dalam 5 - 10 menit.

Bab | E - 89
3. Adukan boleh ditambah lagi air bila tidak lebih dari 30 menit
setelah pencampuran.
4. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah
penambahan air,harus dibuang.

c. Pemasangan :
1. Permukaan yang akan dipasang harus bersih dari minyak,
lempung dan dibasahi. Spesifikasi 7.8.3.2).
2. Air yang tergenang harus harus dikeringkan. Spesifikasi
7.8.3.2).a).
3. Landasan untuk adukanminimal tebal 3 cm. Spesifikasi
2.2.3.3).a).
4. Tebal adukan antara batu minimal 1.5 cm. Spesifikasi
7.8.3.2).b).
5. Tumit (cut off wall) harus dilaksanakan dengan mengisi
galian dengan adukan setebal 60% dari ukuran batu
maksimum. Spesifikasi 2.2.3.4).a).
d. Tebal pelapisan selokan diambil ukuran terkecil dari :
tebal pada gambar atau tebal actual atau 15 cm. Spesifikasi psl
2.2.4.1).b).

Bab | E - 90
6 Prosedur dan Tanggungjawab
Pelaku
No Kegiatan Rekaman
Penanggungjawab
1. Inspektor BAHAN, Daftar
1. Periksa Batu. Simak
2. Periksa semen. Pemeriksaan
3. Periksa Air. Pekerjaan
PELAKSANAAN Pasangan
1. Periksa proses pencampuran. Batu
2. Periksan proses pemasangan. dengan
3. Kendalikan terhadap toleransi Mortar
pemasangan.

07 Pengecualian Ditetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.


08 Lampiran − Daftar Simak
− Formulir Pengujian

Bab | E - 91
BAGAN ALIR - DIVISI : 2
1.1 PASANGAN BATU DENGAN MORTAR
M ULA I

P ENERB ITA N AKTIVITAS :


GA M B A R RENCA NA Sebelum memulai konstruksi, pastikan kontraktor mendapat
data dan gambar yang diperlukan

P ERSETUJUA N CHECK 5
M A TERIA L
o Pastikan bahw a material yang diusulkan sesuai
dengan spesifikasi
o Jika material tidak disejui, kontraktor harus
TIDA K
C HEC K mengusulkan kembali
5

CHECK 6
SETUJU
o Tidak boleh ada pekerjaan adukan pasangan batu
P ENYIA P A N sebelum formasi atau pondasi disetujui
LA HA N o Untuk pelapisan pasangan batu
8 o Alur adukan pasangan batu
o Lantai kerja dan filter

C HEC K TIDA K
VERIFIKASI 9
6
o Bersihkan semua kotoran
SETUJU o Basahi permukaan agar adukan dapat meresap
P ENYIA P A N
B A TU VERIFIKASI 7 & 10
9
o Batasi tempat kerja agar batu yang ditempatkan
terselubungi adukan
o Jarak batuan sekitar 3 cm yang terisi adukan
P ENEM P A TA N STRUKTUR
P A SA NGA N B A TU o Tutup lagi dengan adukan agar mendapat ukuran
B A TU
7 & 10 11 yang diperlukan
o Pekerjaan dilakukan dari baw ah menuju atas
o Pemeliharaan akhir berupa pemeraman
o Pasangan yang berdekatan dengan bahu jalan
C HEC K
12
dipangkas agar sambungan terlihat rata

P ERB A IKA N VERIFIKASI 11


P EKERJA A N o Adukan pasangan batu dilaksanakan tanpa
cetakan
o Konstruksi tanpa cetakan dapat diijinkan dimana
kaitan batu dan adukan cukup kuat dan kaku
o Permukaan yang terbuka harus disempurnakan
P ENGUKURA N
HA SIL P EKERJA A N dan dipelihara

CHECK 12
M ONITORING o Periksa semua toleransi dimensi
P EM ELIHA RA A N RUTIN
13
o Buat daftar kekurangan dan kerusakan yang harus
diperbaiki sebelum sertifikasi pembayaran
SERTIFIKA SI
KUA NTITA S MONITOR
Buat pendataan semua pekerjaan yang dilaksanakan

P EM B A YA R A N

Gambar Bagan Alir Pasangan Batu Dengan Mortar

Bab | E - 92
DAFTAR SIMAK - DIVISI : 2
1.1 PASANGAN BATU DENGAN MORTAR
FORMULIR No : (F-01/SMM/IK/DIV-2.2/
KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING
Rev.00)
KONTRAKTOR :
REQUEST No / Tgl :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )
N
PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN
O
A. Pelaksanaan
1 Shop Drawing - Tersedia gambar kerja (shop drawing) Ya Tdk
- Pemeriksaan material yang didatangkan
Persetujuan Ya Tdk
2 sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
Material
- Tersedia contoh material yang digunakan Ya Tdk
- Lahan bebas dari air dan pompa siap pakai
Ya Tdk
di lokasi pekerjaan Spesifikasi 7.8.3.2).a).
3 Penyiapan Lahan
- Permukaan yang akan dipasang harus bersih
Ya Tdk
dari minyak, lempung dan dibasahi.
- Kelandaian, garis, penampang dan elevasi
4 Setting Out Ya Tdk
sesuai dengan Gambar Kerja (Shop Drawing)
Pengaman dan - Tersedia rambu-rambu pengaman dan Ya Tdk
5 Pengaturan Lalu petugas pengatur lalulintas
Lintas
- Permukaan batu yang akan dipasang harus
Ya Tdk
bersih dari minyak, lempung dan dibasahi
- Adukan sesuai dengan campuran yang telah
Ya Tdk
ditentukan
Penyiapan
6 - Adukan boleh ditambah lagi air bila tidak lebih
Material Ya Tdk
dari 30 menit setelah pencampuran.
- Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit
Ya Tdk
setelah penambahan air,harus dibuang.
- Tebal adukan antara batu minimal 1.5 cm. Ya Tdk

Bab | E - 93
- Besarnya pekerjaan pasangan batu
Jadual Kerja
7 disesuaikan dengan tingkat kecepatan Ya Tdk
pemasangan (Spesifikasi 2.2.1.6)
8 Pengukuran Hasil - Volume sesuai dengan daris dan penampang Ya Tdk
Pekerjaan yang telah ditentukan dan disetujui
- Sisi muka batu dari permukaan pasangan
tidak melebihi 1 cm dari profil permukaan Ya Tdk
rata-rata pasangan disekitarnya.
- Profil permukaan rata-rata selokan dan
Sertifikasi
9 saluran air tidak berbeda lebih dari 2 cm, dan
Kuantitas Ya Tdk
tidak bergeser lebih dari 5 cm dari permukaan
yang ditentukan
- Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan
Ya Tdk
batu dg mortar 10 cm
TANDA TANGAN CATATAN
N am a :
Jabatn :
Gambar Daftar Simak Pasangan Batu Dengan Mortar

E.2.12 Divisi 3 : Pekerjaan Tanah


Ilustrasi dan Kronologis maupun Sistim Manajemen Supervisi adalah
sebagai berikut :

SOP - DIVISI 3:
3.1 GALIAN

1 Tujuan Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam


mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan,
spesifikasi atau standart yang digunakan di Binamarga dalam

Bab | E - 94
kegiatan Pengawasan adalah dokumen yang sah dan berlaku
.
2 Ruang Instruksi Kerja ini berlaku untuk pengawasan Pekerjaan Lapis Resap
Lingkup Pengikat dan Lapis Perekat di Paket Pengawasan Peningkatan Jalan
Junction - Membalong (Paket 1) PHNJD di Dinas Pekerjaan Umum
Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung.
3 Definisi
4 Acuan
5 Ketentuan a. Pemanfaatan kembali bahan galian harus mendapat
Umum persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan
sebelum bahan tersebut dipandang cocok untuk
proses daur ulang, Spesifikasi pasal 3.1.1.1).g).
b. Galian harus dijaga agar bebas dari air dan pompa
siap pakai di lokasi pekerjaan harus senantiasa
dipelihara untuk menjamin bahwa tak akan terjadi
gangguan dalam pengeringan dengan pompa,
Spesifikasi pasal 3.1.1.7).
c. Galian yang tidak memenuhi ketentuan harus
diperbaiki sesuai dengan ketentuan Spesifikasi pasal
3.1.1.8).
d. Utilitas bawah tanah yang masih berfungsi harus
dijaga dan dilindungi, Spesifikasi pasal 3.1.1.9).
e. Bila bahan yang terekspos pada garis formasi atau
tanah dasar tidak memenuhi syarat, maka bahan
tersebut harus diperbaiki, Spesifikasi pasal 3.1.2.1).c).
f. Bila dijumpai lapisan keras pada garis formasi atau
tanah dasar, maka bahan tersebut harus digali 15 cm
lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan
merata, Spesifikasi pasal 3.1.2.1).d).

Bab | E - 95
6 Prosedur dan Tanggungjawab

Pelaku
No Kegiatan Rekaman
Penanggungjawab
1. Inspector 1. Periksa hasil galian apakah sesuai Lembar
dengan Gambar Kerja (Shop Drawing). Pemeriksaan
2. Periksa buangan hasil galian, harus Pekerjaan
diluar Daerah Milik Jalan (DMJ) dan Galian.
diratakan.

7 Pengecualian Ditetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan


8 Lampiran

Bab | E - 96
BAGAN ALIR
3.1 GALIAN
M ULA I

P ENGA JUA N AKTIVITAS :


M ULA I P EKERJA A N
3 Pastikan bahw a kontraktor mendapat data dan gambar
yang diperlukan
VERIFIKASI / PENDATAAN 3
P ERIKSA UTILITA S P ENGA M A NA N KONTROL o Survei ketinggian pra konstruksi
B A WA H TA NA H P EKERJA A N GA LIA N LA LU LINTA S o Gambar detail struktur sementara
4 6 7&9 o Catat semua perkuatan
VERIFIKASI 4
o Lokasi utilitas baw ah tanah
TIDA K C HEC K TIDA K
7 &9
o Lindungi utilitas existing
VERIFIKASI 6
o Rujuk ke Spesifikasi
RENCA NA SETUJU
KERJA CHECK 7 & 9
9 o Pengaturan lalu lintas sesuai kebutuhan
o Engineer harus menyetujui bila digunakan metoda
P ROSEDUR peledakan
UM UM VERIFIKASI 9
10
o Perhatian untuk membatasi galian terbuka
o Lindungi pipa existing pada setengah lebar jalan
TIDA K GA LIA N
CHECK 10
STRUKTUR & P IP A
12 o Rujuk ke Spesifikasi
o Rujuk ke Spesifikasi (struktur dan pipa)
VERIFIKASI 13
C HEC K
10
P ERSETUJUA N o Engineer menyetujui tertulis sebelum membuka
ENGINEER bahan galian
SETUJU 13
0 Rujuk ke Spesifikasi (bahan galian)
P ENGA JUA N
P EM ERIKSA A N CHECK 15
15 GA LIA N UNTUK o Periksa kedalaman dan kebersihan galian
B A HA N TIM B UNA N
13
o Permukaan yang terbuka harus rata dan bebas
aliran air Rujuk ke Spesifikasi
C HEC K TIDA K
15 o Tidak ada pekerjaan yang dilanjutkan sampai
P ERINTA H UNTUK
TIDA K
persetujuan diberikan
KONTRA KTOR INSTRUKSI 17
17 o Galian yang tidak sesuai toleransi harus diperbaiki
SETUJU o Material yang tidak terpakai harus dibuang
P ERB A IKA N
o Kelebihan galian harus ditimbun dengan material
P EKERJA A N
17 timbunan pilihan
VERIFIKASI 16
o Semua hasil galian yang memenuhi syarat sebagai
B UA NGA N
SISA GA LIA N bahan timbunan
16 harus disimpan
o Material yang tidak terpakai dibuang diluar daerah
P ENGUKURA N
milik jalan
HA SIL P EKERJA A N VERIFIKASI 18
o Daerah galian harus dikembalikan pada keadaan
semula
SERTIFIKA SI P ENGEM B A LIA N KONDISI
KUA NTITA S P EKERJA A N SEM ENTA RA
18 Pekerjaan yang diterima harus diukur untuk pendataan
pengukuran
P EM B A YA R A N

Gambar Bagan Alir Pekerjaan Tanah

Bab | E - 97
DAFTAR SIMAK
3.1 G A L I A N
FORMULIR No : KONSULTAN
: CV. IMAYA CONSULTING
REQUEST No / Tgl : KONTRAKTOR
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )

NO PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN


- Requet sudah disiapkan Ya Tdk
Survey Lapangan
1 - Peralatan yang akan digunakan
Kontraktor Ya Tdk
memenuhi persyaratan
2 Shop Drawing - Tersedia gambar kerja (shop drawing) Ya Tdk
Pengamanan dan
- Tersedia rambu-rambu pengaman dan
3 Pengaturan Lalu Ya Tdk
petugas pengatur lalulintas
Lintas
- Hasil galian dibuang pada disposal area
Ya Tdk
yang telah ditentukan.
- Hasil galian, harus diluar Daerah Milik
Ya Tdk
Jalan (DMJ) dan diratakan.
- Galian bebas dari air dan pompa siap
pakai di lokasi pekerjaan, (Spesifikasi Ya Tdk
pasal 3.1.1.7).
- Utilitas bawah tanah yang masih
berfungsi harus dijaga dan dilindungi, Ya Tdk
4 Penyiapan Lahan (Spesifikasi pasal 3.1.1.9).
- Perbaikan bahan yang terekspos pada
garis formasi atau tanah dasar tidak
Ya Tdk
memenuhi syarat, (Spesifikasi pasal
3.1.2.1).c).
- Bila dijumpai lapisan keras pada garis
formasi atau tanah dasar, maka bahan
tersebut harus digali 15 cm lebih dalam Ya Tdk
sampai permukaan yang mantap dan
merata, (Spesifikasi pasal 3.1.2.1).d).
- Bahan Material dan Bahan Perkerasan
Lama yang tidak digunakan harus Ya Tdk
Material Galian dibuang
5
Tanah - Pemanfaatan kembali bahan galian
harus mendapat persetujuan terlebih Ya Tdk
dahulu dari Direksi
Pengukuran Hasil - Kelandaian, garis dan elevasi sesuai
7 Ya Tdk
Pekerjaan dengan Gambar Kerja (Shop Drawing)

Bab | E - 98
- Galian yang tidak memenuhi ketentuan
diperbaiki sesuai dengan ketentuan Ya Tdk
(Spesifikasi pasal 3.1.1.8).
- Kelandaian akhir, garis dan formasi
sesudah galian tidak lebih dari 2 cm dari Ya Tdk
gambar
Sertifikasi
8 - Permukaan galian yang telah selesai dan
Kuantitas
terbuka terhadap aliran air permukaan
Ya Tdk
harus cukup rata dan memiliki cukup
kemiringan
- Pemeliharaan permukaan galian agar
Ya Tdk
tetap dalam kondisi mulus
9 Jadual Kerja
- Galian yang memotong jalan dilakukan
Ya Tdk
setengah badan jalan
TANDA TANGAN CATATAN

N am a :
Jabatn :
Gambar Daftar Simak Pekerjaan Tanah

Bab | E - 99
SOP - DIVISI : 3
3.2 TIMBUNAN
1 Tujuan Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam
mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi
atau standart yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan
Pengawasan adalah dokumen yang sah dan berlaku .
2 Ruang Lingkup Instruksi Kerja ini berlaku untuk pengawasan Pengawasan Peningkatan
Jalan Junction - Membalong (Paket 1) PHNJD di Dinas Pekerjaan Umum
Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung
3 Definisi
4 Acuan Spesifikasi seksi 3.2
5 Ketentuan a. Toleransi, Spesifikasi 3.2.1.3) :
Umum 1. Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan ± 2 cm dari
yang ditentukan.
2. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus
cukup rata dan harus memiliki kelandaian yang cukup untuk
menjamin aliran air permukaan yang bebas.
3. Permukaan akhir lereng timbunan ≤ 10 cm dari garis profil
yang ditentukan.
4. Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan
tebal padat ≤ 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat
≥ dari 10 cm
b. Pencampuran mortar, spesifikasi 7.8.3.1). :
1. Jumlah air tidak boleh lebih dari 70% dari berat semen.
2. Pencampuran harus dilakukan dalam 5 - 10 menit.
3. Adukan boleh ditambah lagi air bila tidak lebih dari 30 menit
setelah pencampuran.
4. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah
penambahan air,harus dibuang.
c. Pemasangan :

Bab | E - 100
1. Permukaan yang akan dipasang harus bersih dari minyak,
lempung dan dibasahi. Spesifikasi 7.8.3.2).
2. Air yang tergenang harus harus dikeringkan. Spesifikasi
7.8.3.2).a).
3. Landasan untuk adukanminimal tebal 3 cm. Spesifikasi
2.2.3.3).a).
4. Tebal adukan antara batu minimal 1.5 cm. Spesifikasi
7.8.3.2).b).
5. Tumit (cut off wall) harus dilaksanakan dengan mengisi
galian dengan adukan setebal 60% dari ukuran batu
maksimum. Spesifikasi 2.2.3.4).a)
d. Tebal pelapisan selokan diambil ukuran terkecil dari : tebal
pada gambar atau tebal actual atau 15 cm. Spesifikasi psl
2.2.4.1).b).
6 Prosedur dan
Tanggungjawab

Pelaku
No Kegiatan Rekaman
Penanggungjawab
1. Inspektor BAHAN, Daftar Simak
1 Periksa sumber bahan sesuai Seksi 1.11. Pemeriksaan
2. Periksa semen. Pekerjaan
3. Periksa Air. Pasangan
PELAKSANAAN Batu
1. Periksa proses pencampuran. dengan
2. Periksan proses pemasangan. Mortar
3. Kendalikan terhadap toleransi pemasangan.
07 Pengecualian Ditetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan
08 Lampiran − Daftar Simak
− Formulir Pengujian

Bab | E - 101
BAGAN ALIR
3.2 TIMBUNAN
M ULA I

AKTIVITAS :
P ENGA JUA N
M ULA I P EKERJA A N
3
VERIFIKASI / PENDATAAN 3
o Potongan melintang detail
o 2 buah contoh material timbunan masing-masing
KONTROL
50 kg
LA LU LINTA S
5 o Hasil pengujian kepadatan laboratorium

CHECK 8
P ERCOB A A N o Periksa peralatan pemadatan
P EM A DA TA N
o Dapatkan jumlah lintasan
8

VERIFIKASI / INSTRUKSI 6
C HEC K TIDA K o Pelaksanaan satu seksi adalah setengah lebar
8
jalan
o Engineer dapat menentukan dimana jalan
SETUJU
sementara selama penyelesaian kepala jembatan
B A TA SA N RENCA NA KONDISI
CUA CA KERJA LA P A NGA N VERIFIKASI 7
4 6 7 o Pekerjaan dilakukan pada saat kondidi kering
o Air diperlukan untuk mengontrol kadar air

P ENYIA P A N VERIFIKASI / INSTRUKSI 9


LA P A NGA N
9
o Semua material yang tidak digunakan harus
P A SA NG P EM A NTA U dikeluarkan
P ENURUNA N (JIKA P ERLU)
10
PENDATAAN 10
P ENIM B UNA N o Jika diperlukan, pasang alat pemantau penurunan
11
sebagai pengukuran aw al
o Selanjutnya monitor dan catat

P EM A DA TA N VERIFIKASI 11
12 o Rujuk ke C.Spec - 10

C HEC K TIDA K CHECK 12


12 o Rujuk ke Spec .5.3 - 12
SETUJU
CHECK 14 & 15
P ENGA JUA N
HA SIL P EKERJA A N o Siapkan hasil pengujian secara tertulis
16 o Hasil pengujian lapangan
o Pengujian pengukuran permukaan
o Tidak ada pekerjaan selanjutnya sebelum
C HEC K pekerjaan ini disetujui
14 - 15
P ERB A IKA N
P EKERJA A N VERIFIKASI / INSTRUKSI 16
16 o Timbunan yang tidak sesuai dengan toleransi
P ENGUKURA N
HA SIL P EKERJA A N
profil permukaan
o Pemadatan dilakukan pada kondisi kering
o Pemadatan tidak dilakukan pada kondisi basah
SERTIFIKA SI
KUA NTITA S o Timbunan akan jenuh air setelah pemadatan
o Pengujian kepadatan yang tidak sesuai
o Timbunan yang rusak akibat gerusan air atau erosi
P EM B A YA R A N

Pekerjaan yang diterima harus diukur untuk pendataan


pengukuran

Gambar Bagan Alir Pekerjaan Timbunan

Bab | E - 102
DAFTAR SIMAK
3.2 TIMBUNAN
FORMULIR No : (F-01/SMM/IK/DIV-
KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING
3.2/ Rev.00)
KONTRAKTOR :
REQUEST No / Tgl :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )

NO PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN


1 Persiapan Jenis Timbunan Ya Tdk
o Common Embankment Ya Tdk
o Selected Embankment Ya Tdk
o Selected Emb. For Swampy Areas Ya Tdk
o Perbaikan Bahan Timbunan, bila
diperlu-kan sesuai dengan
Ya Tdk
Spesifikasi (pasal : 3.2.1.8.b dan
pasal 3.2.1.8.c)
o Pemeriksaan terhadap Tebal
Gembur sesuai dengan Hasil
Ya Tdk
Percobaan Pemadatan (Spec. pasal
2 Pelaksanaan 3.2.4.4).
o Pengawasan terhadap Proses
Pemadatan sesuai dengan Spec. Ya Tdk
Pasal 3.2.3.3).
o Pengawasan terhadap Jumlah
Lintasan sesuai dengan Hasil
Ya Tdk
Percobaan Pemadatan (Spec. pasal
3.2.4.4).
Jenis test yang dilakukan : Ya Tdk
o Sieve Analysis-Hidrometer T- 88 Ya Tdk
3 Kontrol Kualitas o Atterberg Limit (LL & PI) T - 89/90 Ya Tdk
o Standard Proctor T – 99 Ya Tdk
o Laboratory CBR T – 193 Ya Tdk
o Classification of Soils T - 145
o Penentuan Tanah Expansive T - 258
o Field Density T – 191 Ya Tdk
TANDA TANGAN CATATAN
N am a :
Jabata
:
n
Gambar Daftar Simak Pekerjaan Timbunan

Bab | E - 103
SOP - DIVISI : 3
3.3 PENYIAPAN BADAN JALAN

1 Tujuan Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam


mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi
atau standart yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan
Pengawasan adalah dokumen yang sah dan berlaku .
2 Ruang Lingkup Instruksi Kerja ini berlaku untuk Pengawasan Peningkatan Jalan Junction
- Membalong (Paket 1) PHNJD di Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang
Prov. Kep. Bangka Belitung
3 Definisi
4 Acuan Spesifikasi seksi 3.3
5 Ketentuan a. Toleransi Dimensi, bahwa ketinggian akhir setelah
Umum pemadatan tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah 1 cm dari
yang disyaratkan., spesifikasi 3.3.1.3).a.).
b. Seluruh permukaan akhir harus halus, rata dan memiliki
kelandaian yang cukup, untuk menjamin aliran bebas dari air
permukaan. Spesifikasi 3.3.1.3).b).
c. Gorong-gorong, tembok kepala dan struktur minor lainnya
dibawah elevasi tanah dasar/ permukaan jalan, harus selesai
sebelum mulai pekerjaan tanah dasar, spesifikasi 3.3.1.6).a)
d. Luas pekerjaan penyiapan tanah dasar yang tidak dapat
dilindungi pada setiap saat harus dibatasi sehingga daerah
tersebut masih dapat dipelihara dengan peralatan yang
tersedia. Spesifikasi 3.3.1.6).b).
e. Pekerjaan galian yang diperlukan untuk membentuk tanah
dasar harus dilaksanakan sesuai psl 3.1.2.1). Prosedur
Penggalian dari seksi 3.1 Galian. spesifikasi 3.3.3.1).a).

Bab | E - 104
f. Seluruh timbunan yang diperlukan harus dihampar sesuai
psl 3.2.3. Penghamparan dan Pemadatan Timbunan dari seksi
3.2. Timbunan. Spesifikasi 3.3.3.1).b).
6 Prosedur dan
Tanggungjawab

Pelaku
No Kegiatan Rekaman
Penanggungjawab
1. Inspektor PERIKSA PERALATAN : Daftar
1. Tersedianya peralatan Pemadat. Simak
2. Tersediannya truk tangki air. Pemeriksaan
PERIKSA PENERIMAAN BAHAN Pekerjaan
1. Periksa kebenaran asal material pada tiket. Penyiapan
2. Periksa adanya paraf Lab Technician pada Badan Jalan
tiket.
PERIKSA PENYIAPAN PERMUKAAN, :
1. Periksa kerataan dan kelandaian permukaan
akhir.
2. Periksa terselesainya pekerjaan yang
dibawah elevasi tanah dasar.
3. Periksa luas pekerjaan yang dapat dilindungi.

2. Teknisi 1. Periksa Kepadatan hasil Pelaksanaan. Lembar


Laboratorium Laporan
Pengujian.
07 Pengecualian Ditetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan
08 Lampiran Contoh Lembar Laporan Pengujian.

Bab | E - 105
BAGAN ALIR
3.3 PENYIAPAN BADAN JALAN
M ULA I

KON T R OL
LA LU LIN T A S
2
AKTIVITAS :
Periksa apakah kontraktor sudah mendapat informasi
yang diperlukan
R EN C A N A
KER J A
3 VERIFIKASI 2
o Pastikan pemeliharaan lalu lintas sudah dilakukan

P E N Y IA P A N LA P A N G A N
5
VERIFIKASI 3
o Struktur dibaw ah elevasi harus diperbaiki selelum
G A LIA N pekerjaan badan jalan dimulai

CHECK 5
T IM B UN A N o Pekerjaan galian harus merujuk ke spec 3.3
o Pekerjaan timbunan harus merujuk ke spec.3.3

T ID A K
C HE C K VERIFIKASI 6
5
o Pemadatan badan jalan merujuk ke spec.3.3
S E T UJ U

P EM A D A T A N CHECK 7
6 o Siapkan secara tertulis format penyelesaian tiap
bagian pekerjaan
P E N G A J UA N
o Hasil pengujian kepadatan
H A S IL P E N G UJ IA N o Hasil pengukuran permukaan
7

VERIFIKASI / INSTRUKSI 8
o Pekerjaan galian atau timbunan yang tidak diterima
C HE C K T ID A K
7
harus diperbaiki
o Perbaiki kerusakan badan jalan yang disebabkan
IN S T R UK S I oleh operasi kendaraan kontraktor
E N G IN E E R
8 o Perbaikan diaw asi langsung oleh Engineer
o Seluruh perbaikan pekerjaan harus sudah selesai
S E T UJ U
sebelum pekerjaan diterima
P E R B A IK A N
P EKER J A A N
8 Pekerjaan yang diterima harus diukur untuk pendataan
pengukuran

P E N G UK UR A N
H A S IL P E K E R J A A N

S E R T IF IK A S I
K UA N T IT A S

P EM B A YA R A N

Gambar Bagan Alir Penyiapan Badan Jalan

Bab | E - 106
DAFTAR SIMAK
3.3 PENYIAPAN BADAN JALAN

FORMULIR No : (F-01/SMM/IK/DIV-
KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING
3.3/ Rev.00)
KONTRAKTOR :
REQUEST No / Tgl :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )

NO PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN


- Requet sudah disiapkan Ya Tdk
Survey Lapangan - Peralatan yang akan digunakan (DT,
1
Kontraktor M Grader, Vibro Roller,Tandem Roller, Ya Tdk
Water Tank, memenuhi persyaratan
- Tersedia gambar kerja (shop
2 Shop Drawing Ya Tdk
drawing)
Pengamanan dan - Tersedia rambu-rambu pengaman
3 Pengaturan Lalu dan petugas pengatur lalulintas( Ya Tdk
Lintas Rambu LL, Rubber Cone, Flag)
- Hasil galian dibuang pada disposal
area yang telah ditentukan. harus
Ya Tdk
diluar Daerah Milik Jalan (DMJ) dan
diratakan.
- Data uji materil Ya Tdk
4 Penyiapan Lahan
- Data uji kepadatan Ya Tdk
- Pengujian proof - rolling Ya Tdk
- Utilitas bawah tanah yang masih
berfungsi harus dijaga dan dilindungi, Ya Tdk
(Spesifikasi pasal 3.1.1.9).

Bab | E - 107
- Perbaikan bahan yang terekspos pada
garis formasi atau tanah dasar tidak
Ya Tdk
memenuhi syarat, (Spesifikasi pasal
3.1.2.1).c).
- Bila dijumpai lapisan keras pada garis
formasi atau tanah dasar, maka
bahan tersebut harus digali 15 cm
Ya Tdk
lebih dalam sampai permukaan yang
mantap dan merata, (Spesifikasi pasal
3.1.2.1).d).
- Kelandaian, garis dan elevasi sesuai
Ya Tdk
dengan Gambar Kerja (Shop Drawing)
Pengukuran Hasil - Penyiapan badan jalan yang tidak
7
Pekerjaan memenuhi ketentuan diperbaiki
Ya Tdk
sesuai dengan ketentuan (Spesifikasi
pasal 3.1.1.8).
- Kelandaian akhir Penyiapan badan
jalan, garis dan formasi sesudah
Ya Tdk
Penyiapan badan jalan tidak lebih dari
2 cm dari gambar
Sertifikasi
8 - Permukaan Penyiapan badan jalan
Kuantitas
yang telah selesai dan terbuka
terhadap aliran air permukaan harus Ya Tdk
cukup rata dan memiliki cukup
kemiringan
TANDA TANGAN CATATAN

N am a :
Jabatan :
Tabel Daftar Simak Penyiapan Badan Jalan

Bab | E - 108
E.2.13 Divisi 4 : Pelebaran Perkerasan Dan Bahu Jalan
Ilustrasi dan Kronologis maupun Sistim Manajemen Supervisi adalah
sebagai berikut :
Kegiatan Tatalaksana cukup Bagus dilaksanakan secara terorganisir antara Pengawas
PU , Konsultan dan Kontraktor.
Pembentukan Sub-Grade (Oprit jembatan/overpass) dengan sedikt selected
material

Control Kemiringan pada saat pelaksanaan dilaksa-


nakan oleh Pengawas (disaksikan oleh forman
dari kontrakror.

Tahap akhir Penyiapan Badan Jalan sebelum dipadatkan. Lahan (posisi)


untuk side ditch temporary & shoulder dipersiapkan secara bagus dan
benar.

S O P - DIVISI : 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


4.1 PELEBARAN PERKERASAN

1 Tujuan Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam


mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan,
spesifikasi atau standart yang digunakan di Binamarga dalam
kegiatan Pengawasan adalah dokumen yang sah dan berlaku
.
2 Ruang Instruksi Kerja ini berlaku untuk pengawasan Pekerjaan pelebaran
Lingkup perkerasan pada Paket : Pengawasan Peningkatan Jalan Junction -
Membalong (Paket 1) PHNJD di Dinas Pekerjaan Umum Penataan
Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung.
3 Definisi Pekerjaan harus mencakup penggalian dan pembuangan
bahan yang ada, pemangkasan tepi perkerasan jalur lalu

Bab | E - 109
lintas (carriageway) lama sampai bahan yang keras (sound),
penyiapan dan pemeliharaan kondisi formasi tanah dasar
yang baik (sound) untuk pekerjaan pelebaran, dan
penghamparan serta pemadatan bahan dengan garis dan
dimensi yang diberikan dalam Gambar
4 Acuan SEKSI 4.1
5 Ketentuan 1. Bahan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan
Umum dalam Seksi 3.2, 5.1, 5.4, 6.1 dan 6.3 dari Spesifikasi ini,
yang berlaku sesuai dengan bahan yang bersangkutan.
2. Toleransi Dimensi
a) Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 5.1 untuk
Lapis Pondasi Agregat dan Seksi 5.4 untuk Lapis
Pondasi Semen Tanah, harus berlaku.
b) Rentang tebal lapisan yang diijinkan dihampar dalam
satu kali operasi harus seperti yang ditentukan di Seksi
lain dalam Spesifikasi ini untuk bahan yang
bersangkutan.
6 Prosedur dan Tanggungjawab

Bab | E - 110
Pelaku
No Kegiatan Rekaman
Penanggungjawab
1. Inspektor PELAKSANAAN : Daftar Simak
1. Gunakan Instruksi Kerja. Pemeriksaan
2. Kendalikan Lereng melintang terhadap Pekerjaan Bahu
lereng rancangan Jalan
2. Surveyor 1. Kendalian elevasi Permukaan akhir terhadap
elevasi rancangan
2. Kendalian elevasi permukaan akhir bahu
jalan terhadap tepi jalur lalu-lintas yang
bersebelahan. Periksa kondisi sebelum dan
selama pelaksanaan
3. Teknisi 1. Pemeriksaan Pengujian sesuai Instruksi Kerja Lembar Laporan
Laboratorium Pengawasan Pengujian.

7 Pengecualian Ditetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan


8 Lampiran Daftar Simak

Bab | E - 111
BAGAN ALIR
DIVISI : 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
4.1 PELEBARAN PERKERASAN.
M ULA I

AKTIVITAS :
LAJUR DAN
CHECK 1
KEMIRINGAN o Tempatkan pelebaran perkerasan pada satu sisi
o Dimanan tidak cukup tempat, Engineer memastikan
kebutuhan bahu jalan
CHECK
1 CHECK 4
TERBIT PERINTAH o Perkerasan existing digali membentuk formasi sesuai
gambar rencana atau seperti diperintahkan Engineer
PENGAJUAN o Material existing tidak boleh dicampur dengan material
BAHAN YANG AKAN baru kecuali ada persetujuan
DIGUNAKAN
o Badan jalan digali untuk diganti dengan material yang
keras
PERSIAPAN o Periksa lebar pelebaran aktual
PELEBARAN o Formasi pelebaran harus sesuai dengan kebutuhan
PERKERASAN pekerjaan penyiapan badan jalan

CHECK 7
CHECK TIDAK o Pelihara formasi pelebaran pada kondisi kering dan
4 stabil
o Formasi pelebaran harus selalu diperiksa dan setiap
SETUJU
kerusakan diperbaiki sebelum pekerjaan dilanjutkan
PEMELIHARAAN
FORMASI
GALIAN
CHECK 3
o Kontraktor menyiapkan dan mengusulkan contoh
material untuk sertifikasi dan persetujuan
TIDAK o Prosedur persetujuan sesuai tipe material
CHECK
7 TIDAK o Jika tidak disetujui, kontraktor harus mengajukan
contoh material sampai mendapat persetujuan
SETUJU

PENGAJUAN CHECK 9
PERSETUJUAN o Material dihampar, dipadatkan dan diuji sesuai
MATERIAL kebutuhan dalam spesifikasi
o Metoda pengerjaan dengan tangan harus
menggunakan peralatan yang disetujui Engineer
TIDAK o Kekurangan dan kerusakan harus diperbaiki sebelum
CHECK
3
TIDAK
pekerjaan diterima

SETUJU
Pekerjaan yang diterima harus disurvei untuk data
PENGHAMPARAN pengukuran
DAN PEMADATAN
PERBAIKAN PENGUKURAN
PONDASI AGREGAT
PEKERJAAN PEKERJAAN

CHECK TIDAK
9

SERTIFIKASI
SETUJU KUANTITAS
SETUJU
PENGHAMPARAN
DAN PEMADATAN
PERBAIKAN
ATB
PEKERJAAN
P EM B A YA R A N

CHECK TIDAK
12
SETUJU

Gambar Bagan Alir Pelebaran Perkerasan

Bab | E - 112
DAFTAR SIMAK DIVISI : 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN 4.1
PELEBARAN PERKERASAN.
FORMULIR No : (F-01/SMM/IK/DIV-
KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING
6.3a/ Rev.00)
KONTRAKTOR :
REQUEST No / Tgl :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )

No PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN


Dilakukan pengecekan ulang
Ya Tdk
kesiapan lapangan?
1 PERSIAPAN
Ada pengendalian lalu-lintas? Ya Tdk
Ada pengendalian K3 Ya Tdk
2 PENYIAPAN Penambahan lebar perkerasan lama
FORMASI sampai lebar jalur lalu lintas yang Ya Tdk
diperlukan dalam rancangan
pelebaran perkerasan dilaksanakan
Ya Tdk
dengan perbaikan alinyemen
sumbu jalan menjadi lebih lurus dan
lengkung pada tikungan maupun
Ya Tdk
pada puncak tanjakan dapat
dikurangi.
Pelebaran perkerasan dilaksanakan
dengan menggunakan timbunan (bila Ya Tdk
ditunjukkan dalam Gambar)
FORMASI Didaerah Galian Ya Tdk
3
PELEBARAN Didaerah Galian Ya Tdk
Tanah. Ya Tdk
Soil Cement Base. Ya Tdk
Aggregate Class A / B. Ya Tdk
4 DATA UJI MUTU
Beton K ……. Ya Tdk
AC Base / HRS Base Ya Tdk
AC – BC / AC - WC
TANDA TANGAN CATATAN

Nama :
Jabatan :
Tabel Daftar Simak Pelebaran Perkerasan

Bab | E - 113
DIVISI : 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
4.2 BAHU JALAN

1 Tujuan Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam


mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi
atau standart yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan
Pengawasan adalah dokumen yang sah dan berlaku .
2 Ruang Instruksi Kerja ini berlaku untuk pengawasan Pekerjaan Pelebaran
Lingkup Perkerasan dan Bahu Jalan pada Paket : Pengawasan Peningkatan
Jalan Junction - Membalong (Paket 1) PHNJD di Dinas Pekerjaan Umum
Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung.
3 Definisi
4 Acuan Spesifikasi seksi 4.2
5 Ketentuan a. Toleransi Dimensi, spesifikasi 4.2.1.3). :
Umum 1. Untuk bahu jalan dengan laburan aspal, Permukaan akhir
± dari 1.0 cm elevasi rancangan.
2. Untuk bahu jalan tanpa laburan aspal, Permukaan akhir t
± 1.5 cm elevasi rancangan.
3 Permukaan akhir bahu jalan ± 1.0 cm terhadap tepi jalur
lalu-lintas yang bersebelahan.
4 Lereng melintang ± dari 1.0 % dari lereng rancangan.
b. Ketentuan lain sesuai Instruksi kerja Pengawasan
Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat, Lapis Resap
Pengikat, Burtu. spesifikasi 4.2.1.

6 Prosedur dan Tanggungjawab

Bab | E - 114
Pelaku
No Kegiatan Rekaman
Penanggungjawab
1. Inspektor PELAKSANAAN : Daftar
1. Gunakan Instruksi Kerja Pengawasan Lapis Simak
Pondasi Agregat, Lapis Resap Pengikat, Pemeriksaan
Burtu. Pekerjaan
2. Kendalian elevasi Permukaan akhir terhadap Bahu Jalan
elevasi rancangan dg alat straight-edge.
3. Kendalian elevasi permukaan akhir bahu
jalan terhadap tepi jalur lalu-lintas yang
bersebelahan. Periksa kondisi sebelum dan
selama pelaksanaan.
4. Kendalikan Lereng melintang terhadap
lereng rancangan

2. Teknisi 1. Pemeriksaan Pengujian sesuai Instruksi Lembar


Laboratorium Kerja Pengawasan Pekerjaan Lapis Pondasi Laporan
Agregat, Lapis Resap Pengikat, Burtu Pengujian.

07 Pengecualian Ditetapkan secara khusus oleh Direksi


Pekerjaan.
08 Lampiran Daftar Simak

Bab | E - 115
BAGAN ALIR
DIVISI : 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
4.2 BAHU JALAN
M ULA I

LAJUR DAN KEMIRINGAN AKTIVITAS :


CHECK 1
o P enegasan Lajur dan Kemiringan
CHECK
o Jika berbeda dengan gambar, keluarkan
1 perintah perbaikan

TERBIT PERINTAH
CHECK 4
o Kaji ulang rencana pengaturan lalu lintas dari
ko ntrakto r
PENGAJUAN MATERIAL YANG
AKAN DIGUNAKAN o Jika ada kekurangan, berikan masukan untuk
ko ntrakto r

C H EC K 5
o Ko ntrakto r menyiapkan co nto h material untuk
mendapat persetujuan
o P ro sedur persetujuan mengikuti masing-masing
PENGATURAN tipe material
TIDAK
ARUS LALU LINTAS
TIDAK o Jika tidak disetujui, ko ntrakto r harus mengganti
co nto h material untuk persetujuan

CHECK CHECK 6
4
o P enyiapan badan jalan atau permukaan harus
disetujui
SETUJU
o P erbaikan pekerjaan harus diselesaikan dan
disetujui
PERMOHONAN PERETUJUAN
MATERIAL CHECK
18
CHECK 7
o Ko ntrakto r mengerjakan pekerjaan setelah ada
persetujuan cuaca untuk masing-masing tipe
CHECK
TIDAK
TIDAK material
5
PERBAIKAN
PEKERJAAN
SETUJU
CHECK 10
o P enempatan, P emadatan, dan P engujian harus
PENYIAPAN
BADAN JALAN
sesuai dengan spesifikasi untuk material yang
PENGUKURAN ditempatkan
PEKERJAAN o Dimana bahu jalan terdiri lebih dari satu lapis,
tiap lapis harus diperiksa dan disetujui sebelum
CHECK TIDAK
lapis berikutnya di tempatkan
6 TIDAK
o B ahu jalan harus diperiksa terhadap to leransi
MONITORING
dimensi
SETUJU PEMELIHARAAN RUTIN
o Kekurangan atau kerusakan harus menjadi
perhatian ko ntrakto r untuk memperbaiki
PERSETUJUAN CUACA

Setelah pekerjaan selesai diperbaiki dan diterima, hasil


SERTIFIKASI pekerjaan tersebut diukur untuk data ukur.
CHECK TIDAK KUANTITAS
7 TIDAK
Ko ntrakto r bertanggung jawab untuk pemeliharaan
rutin bahu jalan yang sudah selesai selama perio de
SETUJU
ko ntrak. Ko ntrakto r harus tetap memo nito r dan
PENGHAMPARAN P EM B A YA R A N
mencatat sampai pekerjaan akan dibayar.
DAN PEMADATAN
BAHU JALAN

Gambar Bagan Alir Pekerjaan Bahu Jalan

Bab | E - 116
DAFTAR SIMAK
DIVISI : 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
4.2 BAHU JALAN.

FORMULIR No : (F-01/SMM/IK/DIV-
KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING
6.3a/ Rev.00)
KONTRAKTOR :
REQUEST No / Tgl :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )

No PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN


o Dilakukan pengecekan ulang
Ya Tdk
kesiapan lapangan?
1 PERSIAPAN
o Ada pengendalian l-lintas? Ya Tdk
o Ada pengendalian K3 Ya Tdk
o Kerusakan pada lokasi
Ya Tdk
penghamparan telah diperbaiki
PENYIAPAN o Permukaan jalan lama digaruk/dialur Ya Tdk
2
FORMASI o Tanah dasar memiliki kepa datan
maksimum, sesuai? Ya Tdk
o Tanah dasar basah?
o Menggunakan alat mekanis Ya Tdk
o Rentang Kadar air sesuai Ya Tdk %
o Ditebar merata tidak segre gasi. Ya Tdk
o Ketebalan sesuai, tidak lebih 20cm
Ya Tdk
3 PENGHAMPARAN tebal padat.
o Penghamparan bertahap per 10 cm
Ya Tdk cm
tebal padat
o Menggunakan referensi patok (blue
Ya Tdk
topping).

Bab | E - 117
o Menggunakan Roda Baja sejak
Ya Tdk
proses awal.
o Menggunakan Plate Compactor pd
Ya Tdk
proses awal.
o Menggunakan Frog Hammer
4 PEMADATAN Ya Tdk
Compactor.
o Pemadatan akhir dengan Roda
Ya Tdk
Baja/Roda Karet.
o Tidak ada bagian yg berge- rak saat
Ya Tdk
proses pemadatan
o Ada bagian yg tidak sesuai dengan
Ya Tdk cm
toleransi kerataan.
o Ada bagian yg tidak sesuai toleransi
5 PEMERIKSAAN Ya Tdk cm
elevasi.
o Dilaksanakan proof rolling setelah
Ya Tdk
pemadatan selesai
o Ada bagian yg diperbaiki, jika ada
Ya Tdk
dikarenakan oleh ;
6 PERBAIKAN
o Kadar air tidak tepat. Ya Tdk
o Karena segregasi Ya Tdk
o Pengaruh material lain, lumpur.
Ya Tdk
Lempung
o Diajukan permintaan pengujian
Ya Tdk
elevasi
7 PENGUJIAN
o Diajukan permintaan pengujian Ya Tdk
kepadatan
TANDA TANGAN CATATAN

Nama :
Jabatan :
Tabel Daftar Simak Pekerjaan Bahu Jalan

Bab | E - 118
E.2.14 Divisi 5: Pekerjaan Perkerasan Berbutir
Ilustrasi dan Kronologis maupun Sistim Manajemen Supervisi adalah
sebagai berikut :
1 Tujuan Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam
mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan,
spesifikasi atau standart yang digunakan di Binamarga
dalam kegiatan Pengawasan adalah dokumen yang sah dan
berlaku .
2 Ruang Lingkup Instruksi Kerja ini berlaku untuk pengawasan Pekerjaan Lapis
Poindasi Agregatpada Paket Pengawasan Peningkatan Jalan
Junction - Membalong (Paket 1) PHNJD di Dinas Pekerjaan Umum
Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung.
3 Definisi
4 Acuan Spesifikasi seksi 5.1
5 Ketentuan a. LAPIS PONDASI AGREGAT (LPA) :
Umum 1. Cuaca yang diijinkan. Spesifikasi pasal 5.1.1.6) :
• Lapis pondasi Agregat (LPA) tidak boleh ditempatkan,
dihampar atau dipadatkan sewaktu turun hujan.
• Pemadatan tidak boleh dilakukan setelah turun hujan
atau kadar air bahan tidak berada dalam rentang yang
ditentukan.
2. Penyiapan Formasi untuk LPA Spesifikasi pasal 5.1.3.1)
:
• Bila LPA akan dihampar pada perkerasan atau bahu
jalan, semua kerusakan harus diperbaiki dahulu
sesuai Seksi 8.1 dan Seksi 8.2.
• Lokasi harus disiapkan untuk persetujuan minimal
100 meter kedepan.

Bab | E - 119
• Bila LPA akan dihampar diatas Permukaan Aspal
Lama, harus diperlukan penggaruan.
3. Penghamparan. Spesifikasi pasal 5.1.3.2) :
• LPA sebagai campuran yang merata harus dihampar
pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan.
• Bila dihampar lebih dari 1 lapis, maka lapisan harus
diusahakan sama tebal.
• LPA harus dihampar dan dibentuk dengan metode
yang disetujui, yang tidak menimbulkan segregasi.
• Tebal padat minimum setiap lapisan harus 2 kali
ukuran terbesar agregat dan tidak lebih 20 cm tebal
padat.
4. Pemadatan. Spesifikasi pasal 5.1.3.3) :
• Mesin gilas roda karet harus digunakan untuk
pemadatan akhir, bila roda baja mengakibatkan
kerusakan atau degradasi.
• Pemadatan hanya dilakukan pada rentang kadar air
minus 3 % sampai plus 1 % dari kadar air optimum.
• Operasi penggilasan dimulai dari sepanjang tepi luar
menuju ke sumbu jalan.
• Operasi penggilasan pada bagian superelevasi, harus
dari bagian yang rendah.
• Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat yang tak
terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan
timbris mekanis.
5. Perbaikan LPA yang tidak memenuhi ketentuan.
Spesifikasi pasal 5.1.2.7). :
• Tebal atau kerataan Permukaan yang tidak memenuhi
toleransi harus diperbaiki.

Bab | E - 120
• LPA yang terlalu kering untuk pemadatan, harus
harus digaru, disemprot air dan mencampurnya
sampai rata.
• LPA yang terlalu basah untuk pemadatan, harus
digaru berulang-ulang pada cuaca kering disertai
waktu jeda dalam pelaksanaanya.
• Bila pengeringan tsb diatas tidak dapat diperoleh,
bahan tsb dibuang dan diganti dengan bahan yang
memenuhi ketentuan.
• LPA yang tidak memenuhi kepadatan, perbaikan
meliputi pemadatan tambahan, penggaruan disertai
penyesuaian kadar air dan pemadatan, penggantian
bahan.
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan
DFT,Consultant Central Java
RRSP – ADB Loan 1798 INO.53
6. Toleransi Dimensi. Spesifikasi pasal 5.1.1.3).:
• Permukaan atas Lapis Pondasi bawah ( Agregat klas
B ) + 0 cm, - 2 cm
• Permukaan Lapis Pondasi Agregat klas A + 1 cm, - 1
cm
• Semua Lapis Pondasi Agregat tidak boleh terdapat
ketidakrataan yang dapat menampung air, dan
camber Permukaan harus sesuai gambar.
• Tebal total minimum LPA klas A dan B tidak boleh
kurang dari 1 cm.
• Tebal minimum LPA klas A tidak boleh kurang dari 1
cm.

Bab | E - 121
• Penyimpangan kerataan Permukaan LPA klas A
dengan mistar 3 m, maksimum 1 cm.
b. KETENTUAN UNTUK BAHU JALAN ( 4.2 ).
Toleransi dimensi, spesifikasi 4.2.1.3). :
a. Untuk bahu jalan dengan laburan aspal, toleransi
elevasi dan kerataan Pasal 5.1.1(3) harus diikuti.
b. Untuk bahu jalan tanpa laburan aspal, Permukaan akhir
tidak boleh lebih dari 1.5 cm dibawah atau diatas
elevasi rancangan.
c. Permukaan akhir bahu jalan tidak boleh lebih tinggi
maupun lebih rendah 1.0 cm terhadap tepi jalur lalu-
lintas yang bersebelahan.
d. Lereng melintang tidak boleh bervariasi lebih dari 1.0
% dari lereng rancangan.
c. LAPIS PONDASI AGREGAT (LPA) :
a. Pencampuran bahan harus dikerjakan di lokasi instalasi
pemecah batu atau pencampur yang disetujui,
Spesifikasi pasal 5.1.2.6).
b. Pemadatan paling sedikit 100 % dari Kepadatan Kering
Maksimum Modifikasi (Metoda D). Spesifikasi pasal
5.1.3.3).
c. Pengujian. Spesifikasi pasal 5.1.3.4) :
d. Setiap 1000 m³, minimal dilakukan 5 pengujian Indeks
Plastisitas, 5 pengujian Gradasi, 1 penentuan
Kepadatan Kering Maksimum.
e. Pengujian CBR harus dilakukan dari waktu kewaktu.
f. Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan,
sampai seluruh kedalaman lapis, yang tidak boleh
berselang lebih dari 200 m.

Bab | E - 122
d. KETENTUAN UNTUK PELEBARAN PERKERASAN
(4.1.4.1)
a. Frekuensi pengujian minimal 5 Uji Indeks Plastisitas, 5
Uji Gradasi Butiran, 1 Uji Kepadatan Kering Maksimum
untuk setiap 500 m³ bahan yang dikirim kelapangan.
b. Bila bahan lama dicampurkan, pengujian tambahan
harus diterapkan juga pada bahan yang telah dicampur
dilapangan.
c. Frekuensi pengujian pengendalian kepadatan dan kadar
air minimal 1 pengujian untuk setiap 50 m pekerjaan
pelebaran pada masing-masing sisi jalan.

6 Prosedur dan Tanggungjawab


Pelaku
No Kegiatan Rekaman
Penanggungjawab
1. Inspektor I. LAPIS PONDASI AGREGAT (LPA) : Daftar
1. Kendalikan pelaksanaan penempatan, Simak
penghamparan, pemadatan tidak sewaktu turun
Pemeriksaan
hujan.
2. Kendalikan pelaksanaan Pemadatan tidak LPA
dilakukan setelah turun hujan atau kadar air
diluar rentang yang ditentukan..
3. Kendalikan pelaksanaan Penghamparan pada
kadar air dalam rentang yang disyaratkan.
4. Kendalikan pelaksanaan penghamparan dan
pembentukan sesuai metode yang disetujui.
5. Kendalikan pelaksanaan disepanjang kerb,
tembok dan tempat yang tak terjangkau mesin
gilas agar dipadatkan dengan timbris mekanis.
6. Kendalikan pelaksanaan sesuai toleransi
Dimensi.
II. KETENTUAN UNTUK BAHU JALAN
1. Kendalikan pelaksanaan sesuai toleransi
dimensi.

Bab | E - 123
2. Teknisi I.LAPIS PONDASI AGREGAT (LPA) : Lembar
Laboratorium 1. Periksa kepadatan dan kadar air hasil Pemeriksaan
Pemadatan setiap maksimum 200m.
Pekerjaan
2. Periksa hasil pengujian PI, Gradasi, dan
penentuan kepadatan kering maksimum tiap Lapis
1000 m3. Pondasi
3. Periksa pengujian CBR.
Agregat
II. KETENTUAN UNTUK PELEBARAN
PERKERASAN Lembar
1. Periksa kepadatan dan kadar air hasil Laporan
Pemadatan setiap maksimum 50 m.
Pengujian
2. Periksa hasil pengujian PI, Gradasi, dan
penentuan kepadatan kering maksimum tiap 500
m3.

07 Pengecualian Ditetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.


08 Lampiran Daftar Simak

Bab | E - 124
BAGAN ALIR
DIVISI : 5. PERKERASAN BERBUTIR
5.1 LAPIS PONDASI AGREGAT
M ULA I

P E N G A J UA N AKTIV ITAS :
M ULA I K E R J A Pastikan kontraktor mendapat seluruh data dan gambar yang
3
dibutuhkan

KON T R OL V ERIFIKASI 3
L A L U L IN T A S o Siapkan 2 contoh material masing-masing 50 kg
5 o Detail sumber bahan dan hasil pengujian laboratorium

B A T A SA N V ERIFIKASI 5
C UA C A
o Siapkan Pemeliharaan arus lalu lintas sesuai kebutuhan
4

V ERIFIKASI 4
P E N Y IA P A N o Tidak ada pekerjaan selama hujan atau pemadatan segera
LA H A N setelah hujan
6 T ID A K

CHECK 6
o Kerusakan perkerasan / bahu jalan existing harus diperbaiki
C HEC K o Persetujuan pekerjaan tidak kurang dari panjang 100 m
6
o Permukaan perkerasan existing digaruk

S E T UJ U V ERIFIKASI / INSTRUKSI 7
o Kadar air campuran harus benar
P EN GH A M P A R A N
7 o Tebal lapisan harus sama dengan tebal rencana
o Penghamparan material tidak boleh segregasi
o Tebal lapisan berada pada toleransi minimum & maksimum
P EM A D A T A N
8 V ERIFIKASI / INSTRUKSI 8
o Kepadatan lapangan tiap lapisan tidak kurang dari 95 % MDD
o Engineer dapat menentukan jenis peralatan
P E N G U J IA N untuk pemadatan akhir permukaan
9 P E R B A IK A N o Pemadatan hanya diperbolehkan pada kadar
P EKER JA A N air sesuai ketentuan
o A lat pemadat kecil hanya digunakan pada
C HEC K
tempat yang tidak dapat dilalui pemadat standar
9 T ID A K
CHECK 9
S E T UJ U o Rujuk pada material dan pengujian M.5.1
P E N G A J UA N o Backf ill diuji pada setiap lubang
P E R B A IK A N
H A S IL P E K E R J A A N
P EKER JA A N
11 CHECK 11
Y A N G K UR A N G
B A IK o Hasil pengujian analisa butiran dan index plastisitas
o Hasil pengujian pengukuran permukaan
C HEC K
11 & 12
T ID A K
CHECK 12
S E T UJ U o Toleransi ketebalan permukaan tidak keluar
dari batasan yang ditentukan
P E N G UK UR A N o Podsai atas terlalu kering untuk dipadatkan
K U A N T IT A S
P EKER JA A N
o Pondasi atas terlalu basah untuk dipadatkan
o Pondasi atas tidak sesuai dengan kepadatan
atau sif at material yang dibutuhkan
S E R T IF IK A S I
K U A N T IT A S
Pekerjaan yg diterima harus disurvei untuk data pengukuran

P EM BAYARAN

Gambar Bagan Alir Lapis Pondasi Agregat

Bab | E - 125
DAFTAR SIMAK
5.1 LAPIS PONDASI AGREGAT

FORMULIR No : (F-01/SMM/IK/DIV-
KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING
6.3a/ Rev.00)
KONTRAKTOR :
REQUEST No / Tgl :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )

No PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN


o Dilakukan pengecekan ulang kesiapan
Ya Tdk
lapangan?
1 PERSIAPAN
o Ada pengendalian l-lintas? Ya Tdk
o Ada pengendalian K3 Ya Tdk
o Kerusakan pada lokasi penghamparan
Ya Tdk
telah diperbaiki
PENYIAPAN o Permukaan jalan lama digaruk/dialur Ya Tdk
2
FORMASI o Tanah dasar memiliki kepa datan
maksimum, sesuai? Ya Tdk
o Tanah dasar basah?
o Menggunakan alat mekanis Ya Tdk
o Rentang Kadar air sesuai Ya Tdk %
o Ditebar merata tidak segre gasi. Ya Tdk
o Ketebalan sesuai, tidak lebih 20cm
3 PENGHAMPARAN Ya Tdk
tebal padat.
o Penghamparan bertahap per 10 cm
Ya Tdk cm
tebal padat
o Menggunakan referensi patok (blue
Ya Tdk
topping).
o Menggunakan Roda Baja sejak proses
Ya Tdk
awal.
o Menggunakan Plate Compactor pd
Ya Tdk
proses awal.
4 PEMADATAN
o Menggunakan Frog Hammer
Ya Tdk
Compactor.
o Pemadatan akhir dengan Roda
Ya Tdk
Baja/Roda Karet.

Bab | E - 126
o Tidak ada bagian yg berge- rak saat
Ya Tdk
proses pemadatan
o Ada bagian yg tidak sesuai dengan
Ya Tdk cm
toleransi kerataan.
o Ada bagian yg tidak sesuai toleransi
5 PEMERIKSAAN Ya Tdk cm
elevasi.
o Dilaksanakan proof rolling setelah
Ya Tdk
pemadatan selesai
o Ada bagian yg diperbaiki, jika ada
Ya Tdk
dikarenakan oleh ;
6 PERBAIKAN
o Kadar air tidak tepat. Ya Tdk
o Karena segregasi Ya Tdk
o Pengaruh material lain, lumpur.
Ya Tdk
Lempung
o Diajukan permintaan pengujian
Ya Tdk
elevasi
7 PENGUJIAN
o Diajukan permintaan pengujian Ya Tdk
kepadatan
TANDA TANGAN CATATAN

Nama :
Jabatan :

Tabel Daftar Simak Lapis Pondasi Agregat

Bab | E - 127
E.2.15 Divisi 6 : Pekerjaan Perkerasan Aspal
Ilustrasi dan Kronologis maupun Sistim Manajemen Supervisi adalah
sebagai berikut :

PELAKSANAAN PRIME / TACK COAT

Tabel :
TemperaturPenyemprotan

Tipe dan Grade Aspal Temperatur penyemprotan


F C
SS-1 70 - 160 20 - 70
SS-1h
CSS-1 70 - 160 20 - 70
CSS-1h
MC-30 85 + 30 +
MC-70 120 + 50 +
MC-250 165 + 75 +

Gambar :

Overlap Penyemprotan
Kurang tinggi, semprotan tidak overlap

Ketiggian cukup, semprotan overlap 2 kali

Aspal Distributor
3/2 h

Ketinggian cukup, semprotan overlap 3 kali

Bab | E - 128
S.O.P - DIVISI 6: PERKERASAN ASPAL
6.1 LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT

1 Tujuan Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam


mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi
atau standart yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan
Pengawasan adalah dokumen yang sah dan berlaku .
2 Ruang Instruksi Kerja ini berlaku untuk pengawasan Pekerjaan Lapis Resap
Lingkup Pengikat dan Lapis Perekat pada Paket Pengawasan Peningkatan Jalan
Junction - Membalong (Paket 1) PHNJD di Dinas Pekerjaan Umum
Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung.
3 Definisi -
4 Acuan 4. Standard Dokumen Lelang, Dept. PU Ditjen Bina Marga Pengadaan Jasa
Pemborongan Pelelangan Nasional, Kontrak Harga Satuan – Bab VI
Spesifikasi Teknik.
2. Divisi 6. Seksi 6.1 LAPIS RESAP PENGIKAT dan LAPIS PEREKAT.
2.1 BAHAN
Bahan lapis resap pengikat adalah salah satu dari yang berikut;
 Aspal emulsi.
Reaksi sedang (medium setting) dan rekasi lambat (slow setting)
yang memenuhi AASHTO M 140 & AASHTO M 208(Pd S-01-1995-
03).
Harus mengandung residu dari penyulingan minyak bumi (aspal
dan pelarut) tidak kurang dari 50%, dan penetrasi didak kurang
dari 80/100, tidak boleh diencerkan dilapangan (S. 6.1.2.1a))
 Aspal Keras/Aspal semen.

Bab | E - 129
Dari penetrasi 80/100 atau 60/70 yang memenuhi AASHTO M20,
diencerkan dengan karosen 80 bagian dari 100 bagian aspal (80
pph) harus ekivalen dengan viskositas jenis MC-30 (S. 6.1.2.1a))
2.2 PERALATAN.
 Distributor. (S. 6.1.3 (5))
a) Kendaraan beroda karet ban angin, memiliki mesin penggerak.
b) Alat penyemprot harus mampu menebarkan secara merata
dgn berbagai variasi lebar dengan rentang jumlah
penyemprotan 0,15 liter s/d 2,4 liter per meter persegi.
Batang semprot harus dapat bekerja horizontal dan vertikal,
memiliki 24 nosel dengan jarak ± 10 cm.
c) Memiliki petunjuk pelaksanaan dan grafik penyemprotan,
hubung an antara kecepatan pompa, jumlah nosel yang
digunakan dan keluaran aspal.
d) Setiap lebar permukaan harus terkena semprotan dari 3(tiga)
nosel, dengan menentukan tijnggi batang semprot.
 Penyemprot Aspal Tangan. (S. 6.1.3(7))
Penyemprot Aspal Tangan dapat digunakan, seijin Direksi
Pekerjaan dengan ketentuan sbb;
a) Harus memiliki tangki aspal dan alat pemanas.
b) Ada pompa yang dapat memberikan tekanan hingga aspal
dalam tangki dapat tersemprot keluar.
c) Batang semprot yang dilengkapi nosel untuk lubang
pengeluaran aspal.
 Penyapu Mekanis atau Kompresor. (S. 6.1.3(1))
2.3. APLIKASI PENEBARAN DAN SUHU PENYEMPROTAN.
 Aplikasi penebaran. (S 6.1.4 (1))
0,4 - 1,3 liter, jika ditebarkan diatas Lapis Pondasi Agregat Kelas A,
0,2 – 1,0 liter jika ditebarkan diatas Lapis Pondasi Semen Tanah.

Bab | E - 130
 Suhu Penyemprotan (S 6.1.4 (1)).
TABEL SUHU PENYEMPROTAN.
JENIS ASPAL SUHU PENYEMPROTAN
Aspal cair, 25 pph minyak tanah 110 ± 10 OC
Aspal cair, 50 ph minyak tanah atau MC-70 70 ± 10 OC
Aspal cair, 75 pph minyak tanah atau MC-30 45 ± 10 OC
Aspal cair, 100 pph minyak tanah 30 ± 10 OC
Aspal cair, lebih dari 100 pph minyak tanah Tidak dipanaskan
Aspal emulsi atau emulsi yg diencerkan Tidak dipanaskan

5 Tata Cara (Lihat Tata Cara verifikasi pada lampiran 4.1 lembar berikut)
Ketentuan
4. Pengawasan Pekerjaan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) ini
dilakukan sepanjang waktu penghamparan dilapangan, hingga selesai
dan sedikitnya dilakukan 1(satu) kali pencatatan pada setiap rentang
produksi 150 m2, dan sedikit-dikitnya 3 hasil pencatatan dalam setiap
kali produksi.
5. Waktu pencatatan ditentukan oleh petugas lapangan (inspector), pada
saat mana dianggap bahwa uji petik pencatatan saat itu perlu
dilakukan.
6. Catatan penyimpangan atau kondisi seketika yang dapat
mempengaruhi mutu, harus dicatat pada kolom catatan yang telah
disediakan.
7. Pengajuan Contoh (S. 6.1.6(b)) Contoh diambil 2(dua) liter, masing
masing pada saat mulai dan akhir penyemprotan dari tangki.
5. Percobaan penghamparan dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan
harus dilakukan untuk mendapatkan tingkat takaran yang tepat.

Bab | E - 131
6 Ketentuan a. Kondisi Cuaca, spesifikasi 6.1.1.4). :
Umum 1. Lapis Resap Pengikat harus disemprot ke permukaan yg
kering atau mendekati kering.
2. Lapis Perekat harus disemprot ke permukaan yg benar-benar
kering.
3. Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat tidak boleh
dilaksanakan waktu angin kencang, akan turun hujan atau
hujan
b. Tidak boleh ada genangan aspal atau lapisan tipis aspal
atau aspal tercampur agregat halus yang cukup tebal
sehingga mudah dikupas dengan pisau. Spesifikasi psl
6.1.1.5).

c. Distributor Aspal - Batang Semprot, spesifikasi 6.1.3.2).


:
1. Kendaraan harus beroda ban angin bermesin sendiri.
2. Alat penyemprot harus bisa diatur variasi lebarnya dengan
takaran 0.15 – 2.4 lt/m².
3. Distributor aspal harus dilengkapi batang semprot yang
dapat diatur kearah vertical dan horizontal.
4. Batang semprot harus terpasang minimal 24 nosel dengan
jarak 10±1 cm

d. Perlengkapan Distributor aspal harus meliputi,


1. Tachometer untuk pengukur kecepatan putaran,
2. Meteran tekanan,
3. Tongkat celup yang sudah dikalibrasi,
4. Termometer untuk mengukur suhu isi tangki,

Bab | E - 132
5. Pengukur kecepatan lambat. spesifikasi 6.1.3.3.).

e. Distributor Aspal, Spesifikasi 6.1.3.6). :


1. Distributor yang bila dioperasikan sesuai Grafik Takaran dan
Buku Petunjuk Pelaksanaan tidak memenuhi ketentuan, tidak
diperkenankan dioperasikan.
2. Penyemprotan harus diuji dengan melintaskan batang
semprot diatas lembaran resap yang kedap ukuran 25 x 25
cm, dan perbedaan tiap lembar terhadap takaran rata-rata
tidak boleh melampaui 15% takaran rata-rata.
3. Pengujian minimum 5 penampang melintang yang berjarak
sama harus dipasang 3 kertas uji.

f. Peralatan Penyemprot Aspal Tangan, sebagai pengganti


Distributor Aspal, harus terdiri dari
Tangki aspal dengan alat pemanas, pompa penyemprot keluar,
Batang semprot dengan lubang pengatur keluarnya aspal (nosel)
harus kondisi baik. spesifikasi 6.1.3.7

g. Untuk pelaksanaan diatas Lapis Pondasi, maka


permukaan yang hanya mengandung agregat halus
tidak akan diterima. Spesifikasi 6.1.4.1).g).

Bab | E - 133
7 Prosedur dan Tanggungjawab
Pelaku
No Kegiatan Rekaman
Penanggungjawab
1. Inspektor 1. Kondisi Cuaca, kendalikan agar : Daftar
a. Lapis Resap Pengikat disemprot ke Simak
permukaan yg kering atau mendekati kering. Pemeriksaan
b. Lapis Perekat disemprot ke permukaan yg Lapis Resap
benar-benar kering. Pengikat
c. Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat tidak dan
dilaksanakan waktu angin kencang, akan
turun hujan atau hujan.
2. Kendalikan agar tidak terjadi genangan aspal /
aspal tercampur agregat halus
1. Inspektor 3. Periksa kelengkapan Distributor Aspal: Lapis
Tachometer, Meteran tekanan, Tongkat celup Perekat.
yang sudah dikalibrasi, Termometer untuk
mengukur suhu isi tangki, Pengukur kecepatan
lambat.
4. Periksa kondisi Peralatan Penyemprot Aspal
Tangan : Tangki aspal dengan pemanas, pompa
penyemprot keluar, Batang semprot dengan.
2. Teknisi 1. Kinerja Distributor Aspal : Lembar
Laboratorium a. Periksa apakah Distributor dioperasikan Laporan
sesuai Grafik Takaran dan Buku Petunjuk Pengujian.
Pelaksanaan.
b. Periksa pengujian dengan semprotan diatas
lembaran resap yang kedap ukuran 25x25
cm

8 Pengecualian Ditetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.


9 Lampiran Daftar Simak

Bab | E - 134
BAGAN ALIR
6.1 LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT

1 KETENTUAN PADA MASING2 LANGKAH KERJA


MULAI
Verifikasi 1 (Persiapan)
 Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan &

2 data pendukungnya.
PENYIAPAN FORMASI
PENGHAMPARAN  Cek ulang ketersediaan material, pastikan
tidak ada perubahan
3
PENYEMPROTAN  Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan
tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah
4
PENGUKURAN dilakukan.
 Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan
5
kualifikasinya pastikan tidak ada perubahan
PEMERIKSAAN
dari kesiapan yang telah dilakukan.
 Pastikan bangunan milik masyarakat dan
7 6
Tdk CEK
PERBAIKAN SESUAI ?
umum dilindungi dari efek penyemprotan
aspal.
8 Ya  Pastikan ada penanggung jawab dari
PEMELIHARAAN penyedia jasa untuk mengatasi kondisi
khusus.

SELESAI
 Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan
Kecelakaan Kerja (K3).
Gambar Bagan Alir Lapis Resap
 Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-
Pengikat dan Lapis Perekat
lintas.
 Pastikan ada kesiapan penanganan
lingkungan.
Verifikasi 2 (Penyiapan Formasi Pekerjaan).

Bab | E - 135
 Cek kerusakan bagian yang akan menjadi
dasar penghamparan telah diperbaiki (jika
diatas bahu atau LPA-A) (S.6.1.4.1.a).
 Pastikan permukaan bersih dan bebas dari
material lepas (S.6.1.4.1f).
 Permukaan harus memperlihatkan mozaik
agregat kasar dan halus, (S.6.1.4.1g).
 Pastikan areal pembersihan lebih 20 cm dari
batas bidang yang akan disemprot.

Verifikasi 3 (Penyemprotan)

Bab | E - 136
 Pastikan suhu memenuhi syarat untuk
penyemprotan refer table (6.1.4.(2)).
 Pastikan penyemprotan merata, jika
menggunakan distributor bidang yang
disemprot mendapat suplai dari tiga nosel.
 Pastikan dan amati apakah aspal distributor
berjalan konstan.
 Bila dilaksanakan perlajur maka sisinya
overlap selebar 20 cm, untuk mendapatkan
aplikasi penyemprotan setara 3 nosel (S
6.1.2.3c)
 Penyemprotan harus dihetikan jika ada
ketidak sempurnaan, lakukan perbaikan pada
alat peyemprot.
 Pastikan penyemprotan dimulai 5,0 m
sebelum areal penyemprot an agar aplikasi
konstan.
 Batasi pemakaian bahan pada tangki, tidak
kurang dari 10% volume yang tersisa pada
tangki (S 6.1.2.3e)
Verifikasi 4 (Pengukuran)
 Lakukan pengukuran sisa bahan yang
disemprotkan, setiap kali telah melakukan
penyemprotan, dengan tongkat celup (S
6.1.2.3f).
Lakukan pengukuran dengan menggunakan 3 kertas resap diletak kan dengan jarak sama, pada
areal penyemprotan sepanjang 200m, padalokasi dengan letak≥ 10 m dari awal, dan > 0,50 m dari
tepi (S 6.1.3.6c).
 Timbang berat terhampar pada kertas resap.
Verifikasi 5 (Pemeriksaan)

Bab | E - 137
 Cek hasil penyemprotan apakah merata?
 Periksa tempat tempat yang mengidentifikasikan adanya genangan aspal berlebih.
 Amati bagian tepi, apakah ada bagian yang menunjukkan kekurangan penebaran.
Verifikasi 6 (Cek kesesuaian)
 Penyemprotan merata?
 Jumlah berat terhampar permeter persegi sesuai?.
 Ada tempat-tempat yang mengindikasikan genangan aspal?
 Jika ada indikasi terjadinya kekurangan maka lakukan langkah verifikasi 7.
 Jika semua sesuai lakukan langkah verifikasi 8.
Verifikasi 7 (Perbaikan )
 Lakukan penyemprotan tambahan pada bagian yang menunjukkan kurangnya aplikasi
penebaran.
 Jika hasil penyemrotan menunjukkan kekurangan material yang disemprotkan, lakukan
penyemprotan ulang dengan tambahan yang memadai.
 Jika ada indikasi kelebihan penebaran aspal, maka lakukan sand blotter setelah 4(empat) jam
peresapan.
Verifikasi 8 (Pemeliharaan)
 Pastikan lokasi pekerjaan dijaga dari penggunaan oleh lalu lintas sebelum batas waktu
pembukaan.
 Jika ada penggunaan untuk lalu-lintas maka, penebaran sand blotter harus dilakukan.

Bab | E - 138
DAFTAR SIMAK
6.1 LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT

FORMULIR No : (F-01/SMM/IK/DIV-
KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING
6.1a/ Rev.00)
KONTRAKTOR :
REQUEST No / Tgl :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )

NO PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN


o Dilakukan pengecekan ulang
Ya Tdk
kesiapan lapangan?
1 PERSIAPAN
o Ada pengendalian lalu-lintas? Ya Tdk
o Ada pengendalian K3 Ya Tdk
o Kerusakan pd lokasi penghampar
Ya Tdk
an telah diperbaiki
PENYIAPAN o Permukaan jalan bersih, tdk ada
2 Ya Tdk
FORMASI material lepas.
o Areal penghamparan, memiliki
Ya Tdk
koridor tambahan
o Menggunakan aspal distributor. Ya Tdk
o Suhu memenuhi syarat Ya Tdk O
C
o Alat penyemprot bekerja baik Ya Tdk
3 PENYEMPROTAN o Tidak ada penghentian
Ya Tdk
penyemprotan
o Tangki suplai selalu terisi
Ya Tdk
lebih dari 10%
o Ada pengukuran jumlah aspal
Ya Tdk
sisa.
4 PENGUKURAN o Menggunakan media peng ukur
Ya Tdk
kertas resap.
o Aplikasi sesuai Ya Tdk

Bab | E - 139
o Hasil penyemprotan merata Ya Tdk
o Tidak ada genangan aspal pada
Ya Tdk
tempat tertentu.
5 PEMERIKSAAN o Indikasi jumlah penyemprotan
Ya Tdk
kurang.
o Indikasi jumlah penyemprotan
Ya Tdk
berlebih
o Ada penebaran sand blotter Ya Tdk
o Dilakukan penyemprotan ulang Ya Tdk
6 PERBAIKAN
o Penyempurnaan, tambahan
Ya Tdk
ditempat tertentu
o Dilakukan penutupan terhadap
Ya Tdk
lalu-lintas.
7 PEMELIHARAAN o Dilakukan penebaran sand Ya Tdk
blotter jika ada pembukaan lalu
lintas.
TANDA TANGAN CATATAN

Nama :
Jabatan :
Tabel Daftar Simak Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat

Bab | E - 140
S.O.P - DIVISI 6: PENGAWASAN
PERSIAPAN LAPANGAN PENGHAMPARAN
6.3 HOTMIX / ASBUTON.

1 Tujuan : Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam mengendalikan


Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan Dokumen Sistem
Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi atau standart yang
digunakan di Binamarga dalam kegiatan Pengawasan adalah dokumen
yang sah dan berlaku .
2 Ruang : Instruksi Kerja ini berlaku untuk pengawasan Penghamparan Asbuton
Lingkup Panas/ Hangat dan Hotmix, di Paket : Pengawasan Peningkatan Jalan
Junction - Membalong (Paket 1) PHNJD di Dinas Pekerjaan Umum
Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung.
3 Acuan : 1. Standard Dokumen Lelang, Dept. PU Ditjen Bina Marga
Pengadaan Jasa Pemborogan Pelelangan Nasional, Kontrak Harga
Satuan – Bab VI Spesifikasi Teknis
2. Formula Campuran Rencana (FCR), atau Design Mix Formula
3. Formula Campuran Kerja (FCK), atau Job Mix Formula
4 Definisi : 1. Campuran Asbuton Panas.

Bab | E - 141
Campuran aggregate dengan bahan pengikat jenis bitumen asbuton
murni atau modifikasi atau aspal keras (Pen. 60), yang campurannya
menggunakan asbuton butir, yang dicampur pada unit pencampur
aspal (AMP), dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur
tertentu.
2. Campuran Asbuton Hangat.
Campuran aggregate dan Asbuton butir dengan bahan pengikat
PEREMAJA, yang dicampur pada unit pencampur aspal (AMP), yang
dihampar dan dipadatkan dalam keadaan “hangat” pada temperatur
tertentu.
3. Campuran Hotmix
Campuran aggregate dan bahan pengikat ASMIN jenis penetrasi atau
AC, yang dicampur pada unit pencampur aspal (AMP), seta dihampar
dan dipadatkan dalam keadaan “panas” pada temperatur tertentu.
4. Asbuton.
Yang dimaksud dengan asbuton dalam Instruksi Kerja ini adalah
asbuton butir dalam kemasan, aspal alam yang ditambang dari
kepulauan Buton yang mengandung butiran mineral dengan jenis
masing type 5/20, 15/20, 15/25, 20/25, 30/25.
5. Formula Campuran Rencana (FCR) atau Design Mix
Formula.
Adalah rancangan campuran dimana sumber pengambilan aggregate
nya adalah dari stock pile (Cold Bin), sehingga menghasilkan campuran
yang memenuhi persyaratan yang tercantum dalam spesifikasi.
6. Formula Campuran Kerja (FCK) atau Job Mix Formula.
Adalah rancangan campuran dimana sumber pemakaian aggregatenya
adalah dari Hot Bin, sehingga karakteristik FCK setidaknya mendekati
atau sama dengan FCR.
7. Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai (HPTS)
Adalah ketidak sesuaian hasil pekerjaan (baik Hasil Pekerjaan Antara
maupun Hasil Pekerjaan Akhir) terhadap persyaratan yang ditetapkan.

Bab | E - 142
5 Tata : KETENTUAN ;
Cara 1. Pengawasan Pekerjaan Persiapan Lapangan Penghamparan Asbuton
dan Hotmix ini dilakukan sebelum kegiatan dimulai, untuk
rekomendasi dapat atau tidak dapat dimulainya sebuah kegiatan
penghamparan campuran yang diajukan.
2. Waktu pencatatan ditentukan oleh petugas lapangan (inspector),
setelah diterimanya pengajuan memulai pekerjaan (request),
sehingga tidak akan menimbulkan terlambatnya kegiatan
penghamparan yang diajukan.
3. Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan
keadaan kering dan diperkirakan tidak akan turun hujan,
(Spesifikasi pasal 6.3.1.7).
4. Catatan penyimpangan atau kondisi seketika yang dapat
mempengaruhi mutu, harus dicatat pada kolom catatan yang telah
disediakan.
PELAKSANAAN ;
Pemeriksaan lokasi pekerjaan ;
1. Cek permukaan telah kering dan bersih dari bahan yang lepas,
lubang dan kerusakan lainnya telah selesai diperbaiki. Lapis
permukaan dilapisi tack coat atau prime coat, (Spesifikasi pasal
6.3.6.1.b).
2. Pastikan jumlah truk pemasok campuran aspal memenuhi
persyaratan jumlah minimum.
3. Setiap alat penghampar harus disertai dua alat pemadat roda baja
(steel wheel roller) dan satu alat pemadat roda karet, (Spesifikasi
pasal 6.3.4. 18.a).
4. Penampung (hopper) harus mempunyai sayap-sayap yang dapat
dilipat pada saat setiap muatan campuran aspal hampir habis
untuk menghindari sisa bahan yang sudah mendingin di dalamnya,
Spesifikasi pasal 6.3.4.-17.b),

Bab | E - 143
5. Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) alat
penghampar harus dipanaskan, (Spesifikasi pasal 6.3.6.-3.a),
6. Mesin vibrasi pada alat penghampar harus dijalankan selama
penghamparan dan pembentukan, Spesifikasi pasal 6.3.6.3).c),
7. Alat pemadat roda karet harus ;
 Memiliki roda yang permukaannya halus dan mampu
dioperasikan pada tekanan ban pompa 6,0 kg/cm2 s/d 6,5
kg/cm2 (85 psi s/d 90 psi).
 Setiap roda harus dipertahankan tekanan pompanya pada
tekanan operasi dan selisih tekanan pompa antara dua roda
tidak melebihi 0,350 kg/cm2 (5 psi).
 Suatu perangkat pengukur tekanan ban harus disediakan
untuk memeriksa dan menyetel tekanan ban pompa di
lapangan pada setiap saat, Spesifikasi pasal 6.3.4.18).b),
8. Roda gilas harus bebas dari permukaan yang datar, penyok, robek-
robek atau tonjolan yang merusak permukaan perkerasan,
Spesifikasi pasal 6.3.4.18).c).
9. Hanya boleh dimulai bila minimum terdapat tiga truk di lokasi
pekerjaan yang siap memasok campuran aspal ke peralatan
penghampar, Spesifikasi pasal 6.3.4.16).d),
10. Hanya boleh dimulai bila minimum terdapat tiga truk di lokasi
pekerjaan yang siap memasok campuran aspal ke peralatan
penghampar, Spesifikasi pasal 6.3.4.16).d),
6 Bukti : Daftar simak Pengawasan Persiapan Lapangan Penghamparan Asbuton
Kerja dan Hotmix.
7 Lampiran : Daftar simak

Bab | E - 144
DAFTAR SIMAK
PENGAWASAN PERSIAPAN LAPANGAN PENGHAMPARAN ASBUTON, HOTMIX

FORMULIR No : (F-01/SMM/IK/DIV-
KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING
6.3a/ Rev.00)
KONTRAKTOR :
REQUEST No / Tgl :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )

NO PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN


A AREAL o Lubang, retak dan kerusakan Ya Tdk
PENGHAMPARAN lainnya telah diperbaiki
o Pemakaian kaso atau material Ya Tdk
lain untuk batas tepi.
o Tersedia peralatan pembantu. Ya Tdk
o Tersedia pengendalian K3 Ya Tdk

B PERALATAN
1. Dump Truck o Jumlah Ya Tdk
o Kondisi baik, bak rata tdk Ya Tdk
keropos atau berlubang

2. Alat o Sayap penampung dapat dilipat. Ya Tdk


Penghampar
o Screed dpt dinaik/turunkan Ya Tdk
o Tamper, vibrasi berfungsi. Ya Tdk

3. Alat Pemadat o Roda baja (Three Wheel) Jumlah bh


o Dapat maju mundur, baik Ya Tdk
o Roda baja (Tandem) Jumlah bh
o Dapat maju mundur, baik Ya Tdk

Bab | E - 145
o Roda Karet (PTR) Jumlah bh
o Dapat maju mundur, baik Ya Tdk
o Permukaan ban halus Ya Tdk
o Tekanan ban psi Cek ulang
saat mulai
pekerjaan

TANDA TANGAN CATATAN

Nama :
Jabatan :

Bab | E - 146
S.O.P - DIVISI 6 : PENGAWASAN
6.3 PENGHAMPARAN CAMPURAN PANAS (HOT MIX)

1 Tujuan : Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam


mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi
atau standart yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan
Pengawasan adalah dokumen yang sah dan berlaku .
2. Ruang Instruksi Kerja ini berlaku untuk Pengawasan Peningkatan Jalan
Lingkup Junction - Membalong (Paket 1) PHNJD di Dinas Pekerjaan Umum
Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung.

Bab | E - 147
3. Acuan : Standard Dokumen Lelang, Dept. PU Ditjen Bina Marga Pengadaan
Jasa Pemborogan Pelelangan Nasional, Kontrak Harga Satuan –
Bab VI Spesifikasi Teknik.
Formula Campuran Rencana (FCR), atau Design Mix Formula.
Formula Campuran Kerja (FCK), atau Job Mix Formula.
4. Definisi : 1. Campuran Aspal Panas Panas.
Campuran aggregate dengan bahan pengikat jenis bitumen
asbuton murni atau modifikasi atau aspal keras (Pen. 60/70,
80/100), yang dicampur pada unit pencampur aspal (AMP), dan
dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur tertentu.
2. Formula Campuran Rencana (FCR) atau Design Mix
Formula.
Adalah rancangan campuran dimana sumber pengambilan
aggregate nya adalah dari stock pile atau Cold Bin, sehingga
menghasilkan campuran yang memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam spesifikasi.
3. Formula Campuran Kerja (FCK) atau Job Mix Formula.
Adalah rancangan campuran dimana sumber pemakaian
aggregatenya adalah dari Hot Bin, sehingga karakteristik FCK
setidaknya mendekati atau sama dengan FCR.
4. Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai (HPTS)
Adalah ketidak sesuaian hasil pekerjaan (baik Hasil Pekerjaan
Antara maupun Hasil Pekerjaan Akhir) terhadap persyaratan yang
ditetapkan.
5. Tata Cara : (Lihat Tata Cara verifikasi pada lampiran 4.1 lembar berikut)
 Pengawasan Penghamparan Asmin Panas ini dilakukan
sepanjang waktu penghamparan dilapangan, sedikitnya 1(satu)
kali pencatatan pada setiap 75 Ton produksi Aspal Panas (Hot
Mix)
 Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah
disiapkan keadaan kering dan diperkirakan tidak akan turun

Bab | E - 148
hujan, Spesifikasi pasal 6.3.1.7) dan dilapisi dengan lapis perekat
(tack coat) atau lapis resap pengikat (prime coat), Spesifikasi
pasal 6.3.6.1).b)
 Penghamparan harus berjalan secara menerus tanpa henti dan
hanya boleh dimulai bila minimum terdapat tiga truk di lokasi
pekerjaan yang siap memasok campuran aspal ke peralatan
penghampar, Spesifikasi pasal 6.3.4.16).d), Waktu pencatatan
ditentukan oleh petugas lapangan (inspector), pada saat mana
dianggap bahwa uji petik pencatatan saat itu perlu dilakukan.
 Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) alat
penghampar harus dipanaskan, Spesifikasi pasal 6.3.6.3).a) dan
Mesin vibrasi pada alat penghampar harus dijalankan selama
penghamparan dan pembentukan, Spesifikasi pasal 6.3.6.3).c),
 Setiap alat penghampar harus disertai dua alat pemadat roda
baja (steel wheel roller) harus bebas dari penyok, robek-robek
atau tonjolan yang merusak permukaan perkerasan, Spesifikasi
pasal 6.3.4.18).c) dan satu alat pemadat roda karet, Spesifikasi
pasal 6.3.4.18).a) Alat pemadat roda karet harus memiliki roda
yang permukaannya halus dan mampu dioperasikan pada
tekanan ban pompa 6,0 kg/cm2 s/d 6,5 kg/cm2 (85 psi s/d 90
psi). Setiap roda harus dipertahankan tekanan pompanya pada
tekanan operasi dan selisih tekanan pompa antara dua roda tidak
melebihi 0,350 kg/cm2 (5 psi). Suatu perangkat pengukur
tekanan ban harus disediakan untuk memeriksa dan menyetel
tekanan ban pompa di lapangan pada setiap saat, Spesifikasi
pasal 6.3.4.18).b)
 Catatan penyimpangan atau kondisi seketika yang dapat
mempengaruhi mutu, harus dicatat pada kolom catatan yang
telah disediakan.

Bab | E - 149
6 URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB
PELAKU &
N
PENANGGUNG KEGIATAN REKAMAN
o
JAWAB
1. Inspektor 1. Periksa kesiapan lokasi pekerjaan : Formulir
• Cuaca cerah, Pemeriksan
• Permukaan yang disiapkan dalam keadaan Kesiapan
kering dan bersih dari bahan lepas atau yang Lapangan
tidak dikehendaki, Pekerjaan
• Lapis perekat atau lapis resap pengikat sudah Campuran
dihampar, Aspal
• Jumlah truk pemasok campuran aspal Panas
memenuhi persyaratan jumlah minimum.
2. Periksa kesiapan alat penghampar :
• Sayap-sayap penampung (hopper) dapat
dilipat,
• Screed sudah dipanaskan,
• Mesin vibrasi berfungsi dengan baik.
3. Periksa kesiapan alat pemadat :
• Jumlah alat pemadat,
• Tekanan ban pompa roda karet berada pd
tekanan operasi.
7 Bukti Kerja : Daftar simak Pengawasan Penghamparan Campuran Aspal Panas
(Hot Mix).
8 Lampiran : Daftar Simak Pengawasan Penghamparan Campuran Aspal Panas
(Hot Mix).

Bab | E - 150
BAGAN ALIR - PENGAWASAN
6.3 PENGHAMPARAN CAMPURAN PANAS (HOT MIX)

KETENTUAN PADA MASING2 LANGKAH KERJA


Verifikasi 1 (Persiapan)
 Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilakukan
pd saat cuaca cerah.
1
 Cek kesiapan lapangan pada Daftar Simak
MULAI
4c
Kesiapan Lapangan (F.01-SMM/IK/07 Rev 00)
TINDAKAN
PERBAIKAN
Verifikasi 2 (Pengangkutan).
2
4b PENGANGKUTAN  Pastikan alat pengangkut (D. Truck)
BER (D. TRUCK)
ULANG ?
menggunakan penutup terpal.
3
4a
PENGENDALIAN
CEK  Menerima tiket pengiriman.
SESUAI ?
HPTS
Verifikasi 3
4 5
REJECT LOADING,DUMPING  Cocokkan data no kendaraan, catat waktu
BUANG KE PAVER
penerimaan (amati selisih waktu)
6
PENGHAMPARAN  Cek suhu diatas Dump Truck (suhu pasokan ke
Finisher)130OC-150OC Aspal Pen, dan 135OC-
7
PEMADATAN
AWAL 155OC bitumen asbuton murni atau modifikasi.

8
 Amati visual tampilan campuran, apakah rata?
PEMADATAN
ANTARA  Jika tidak memenuhi ketentuan salah satu butir

9
diatas, campuran ditolak dan buang (4)
PEMADATAN
AKHIR Verifikasi 4a (Pengendalian Hasil Pekerjaan
Tidak Sesuai)
SELESAI
 Catat HPTS pada form F-01/SMM/PP/04 Rev
00.
 Lakukan pencatatan setiap ada kejadian yang
serupa.
Verifikasi 4b

Bab | E - 151
 Amati apakah kejadian berulang, baik saat itu
maupun pd pelak sanaan pekerjaan dihari yg
lain.
 Jika berulang, evaluasi penyebab dan
lakukan tindakan perbaik an (gunakan form
F-02/SMM/ PP/04 Rev 00) (4c)
Verifikasi 5 (Loading dan dumping ke Paver)
 Pastikan dumping paver tidak dalam posisi
mendorong D.Truck.
 Dumping dilakukan tahap demi tahap, pada
kondisi D.Truck dan Paver bergerak searah
dengan kecepatan sama,
Verifikasi 6 (Penghamparan)
 Pastikan screed dipanaskan sebelum menghampar.
 Vibrasi pada tamper dipastikan berjalan baik.
 Pemasangan balok kayu atau material lain yg disetujui pada sisi hamparan.
 Lakukan penghamparan dengan mendahulukan sisi terendah.
 Amati apakah tekstur merata, secara visual memuaskan.
 Lakukan pengamatan pada pengukuran suhu campuran yang dihampar (minimal 1x pada jarak 100 meter).
 Pastikan kecepatan penghamparan konstan, harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan, untuk
menghindari timbulnya koyakan pada penghamparan.
 Jika terjadi segregasi, koyakan maka hentikan penghamparan dan sampai ditemukan penyebabnya hamparan
dilanjutkan.
 Amati mekanisme kerja Asphalt Finisher (Paver), jalan sempurna/ baik, penebaran merata.
 Tidak diperbolehkan adanya penaburan butiran kasar pd permukaan yg telah dihampar rapih.
 Cek hamparan dengan straight edge (mistar lurus), pada jarak 3,0 meter toleransi masing-masing 4 mm untuk
lap.aus, 5 mm utk lapisan binder dan 6 mm untuk lap. Pondasi.
Verifikasi 7 (Pemadatan)

Bab | E - 152
 Suhu pemadatan awal antara 125OC-145OC (Aspal Pen), dan 125OC-145OC
 Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller).
 Roda penggerak saat pemadatan berada didepan.
 Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
 Sambungan melintang dikerjakan terlebih dahulu dengan membuat sambungan memanjang sebagai media
sepanjag (60-100) cm lebar gilasan 15 cm pada campuran yg belum dipadatkan, lalu padatkan sambungan
melintang dengan lebar area 15 cm yg dipa datkan.
 Jumlah Pemadatan sesuai jumlah passing hasil percobaan
Gambar 0-1Bagan Alir - Pengawasan Penghamparan Campuran Panas (Hot Mix)

Bab | E - 153
DAFTAR SIMAK
PENGHAMPARAN CAMPURAN ASPAL PANAS (HOTMIX)
FORMULIR No : (F-01/SMM/IK/DIV-
KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING
6.3a/ Rev.00)
KONTRAKTOR :
REQUEST No / Tgl :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )

N PEMERIKSAA JENIS
URAIAN
O N PEMERIKSAAN
A PENGANGKUTA o D.Truck Ya Tdk
N berpenutup terpal
o Waktucampuran
dari unit mnt
Produksi sampai ke
paver
o Tebal gembur cm
o Terjadi Ya I.17 Tdk
segregasi/koyakan
o Arah
penghamparan Ya Tdk
PENGHAMPARA sesuai peryaratan
B
N o Kecepatan Km/jam m/mnt
penghampara
n
o Waktu Pukul :
penghampara
n
C PEMADATAN
o Waktu penggilasan Pukul :
o Temperatur ……………. oC
o Kecepatan alat Km/ja I.18 m/mn
1. Penggilasan penggilas m t
Awal o Urutan penggilasan I.19
sesuai Ya Tdk
persyaratan
o Jumlah litasan pass
2. Penggilasan o Waktu penggilasan Pukul :
Antara o Temperatur ……………. oC
o Kecepatan alat Km/ja I.20 m/mn
penggilas m t

Bab | E - 154
o Urutan penggilasan I.21
sesuai Ya Tdk
persyaratan
o Jumlah litasan pass
o Waktu penggilasan Pukul :
o Temperatur ……………. oC
o Kecepatan alat Km/ja I.22 m/mn
penggilas m t
3. Penggilasan o Urutan penggilasan
Akhir sesuai Ya I.23 Tdk
persyaratan
o Jumlah litasan pass
o Kerataan dan Ya I.24 Tdk
kelandaian
TANDA TANGAN CATATAN

Nama :
Jabatan :

Bab | E - 155
S.O.P - DIVISI 6: PERKERASAN ASPAL
6.3 PENGAWASAN PENGUJIAN KEPADATAN CAMPURAN ASPAL PANAS
1 Tujuan : Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam
mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi
atau standart yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan
Pengawasan adalah dokumen yang sah dan berlaku .
2. Ruang Instruksi Kerja ini berlaku untuk Pengawasan Peningkatan Jalan
Lingkup Junction - Membalong (Paket 1) PHNJD di Dinas Pekerjaan
Umum Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung
3. Acuan : Spesifikasi seksi 6.3..
4. Definisi : Job Standard Density (JSD) atau Kepadatan Standar Kerja
adalah kepadatan rata-rata (Gmb) dari semua benda uji yang
diambil dari percobaan pemadatan yang memenuhi ketentuan,
Spesifikasi pasal 6.3.3.5).
5. Ketentuan : a. UMUM
Umum 1. Kepadatan semua jenis campuran aspal yang telah
dipadatkan tidak boleh kurang dari 98% Kepadatan Standar
Kerja (Job Standard Density), Spesifikasi pasal 6.3.7.2).a).
2. Bila rasio kepadatan maksimum dan minimum yang
ditentukan dalam serangkaian benda uji inti pertama yang
mewakili setiap lokasi lebih besar dari 1,08 : 1, maka benda
uji inti tersebut harus dibuang dan serangkaian benda uji inti
baru harus diambil, Spesifikasi pasal 6.3.7.2).c).
3. Pengambilan benda uji inti (core) berdiameter 4” maupun
6” pada lapisan aspal yang telah selesai dikerjakan harus
dilakukan dengan mesin bor, Spesifikasi pasal 6.3.7.3).d).
4.Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji
inti (core) atau lainnya harus segera ditutup kembali dgn
bahan campuran aspal & dipadatkan, Spesifikasi pasal
6.3.1.9).

Bab | E - 156
b. PENGAMBILAN BENDA UJI
1. Diameter benda uji
• Diameter 4” untuk ukuran partikel maksimum 1”,
• Diameter 6” untuk ukuran partikel di atas 1”.
2. Frekuensi pengambilan benda uji inti (core), Spesifikasi
pasal 6.3.1.4).a) :
• Paling sedikit 2 benda uji inti perlajur,
• Paling sedikit 6 benda uji inti per 200 meter panjang.
c. PENGUJIAN
1. Pada setiap hari produksi, untuk semua lokasi pekerjaan,
harus dibuat hasil dan catatan pengujian, Spesifikasi pasal
6.3.7.4),
2. Lokasi yang dinyatakan lolos uji mutu adalah lokasi dengan
kepadatan lapisan sama atau lebih besar dari nilai-nilai
berikut, Spesifikasi pasal 6.3.7.2).c) :
• Jumlah benda uji per pengujian 3-4 : kepadatan rata-rata
98,1% JSD setiap pengujian tunggal 95% JSD.
• Jumlah benda uji per pengujian 5: kepadatan rata-rata
98,3% JSD setiap pengujian tunggal 94,9% JSD.
• Jumlah benda uji per pengujian 6: kepadatan rata-rata
98,5% JSD setiap pengujian tunggal 94,8% JSD.

6 URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB


PELAKU &
No PENANGGUNG KEGIATAN REKAMAN
JAWAB
1. Inspektor 1. Periksa kesiapan lokasi pekerjaan : Formulir
• Cuaca cerah, Pemeriksan
• Permukaan yang disiapkan dalam Kesiapan
keadaan kering dan bersih dari bahan Lapangan
lepas atau yang tidak dikehendaki, Pekerjaan

Bab | E - 157
• Lapis perekat atau lapis resap pengikat Campuran
sudah dihampar, Aspal
• Jumlah truk pemasok campuran aspal Panas
memenuhi persyaratan jumlah minimum.
2. Periksa kesiapan alat penghampar :
• Sayap-sayap penampung (hopper)
dapat dilipat,
• Screed sudah dipanaskan,
• Mesin vibrasi berfungsi dengan baik.
3. Periksa kesiapan alat pemadat :
• Jumlah alat pemadat,
• Tekanan ban pompa roda karet berada
pd tekanan operasi.

7. PENGECUALIAN : Ditetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.


8 Lampiran : Daftar Simak

Bab | E - 158
DAFTAR SIMAK PENGUJIAN
CAMPURAN ASPAL PANAS

FORMULIR No : (F-01/SMM/IK/DIV-
KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING
6.3b/ Rev.00)
KONTRAKTOR :
REQUEST No / Tgl :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )

ASTHO /
URAIAN PENGUJIAN SNI ADA TDK KETERANGAN
ASTM
1 SETTING STONE CRUSHER
a. Bukaan Jaws Crusher sesuai
Kebutuhan
b. Saringan sesuai Kebutuhan
c. Penumpukan Bahan (Stock Spesifikasi 1.11
Pile)
2 KALIBRASI
a. Proving Ring Marshal
b. Timbangan
3 AGREGAT
03-4142- T. 11 –
a. Material Lolos Saringan No. 200
1996 91
b. Analisa Saringan Agregat Kasar 03-1968- T. 27 –
& Halus 1990 97
c. Berat Jenis & Penyerapan Air 03-1969- T. 85 –
Agregat Halus 1990 88
d. Berat Jenis & Penyerapan Air 03-1970- T. 84 –
Agregat Kasar 1990 88
e. Keausan Agregat dg Mesin Los 03-2417- T. 96 –
Angeles 1991 87

Bab | E - 159
f. Kekekalan Btk Agt thdp NA2SO4 03-3407- T. 104 –
+ MgSO4 1994 86
g. Agregat Halus Mengandung 03-4428- T. 176 –
Bahan Plastis 1997 86
03-4141- T. 112 –
h. Gumpalan Lempung
1996 87
i. Kelekatan Agregat terhadap 03-2439- T. 182 –
Aspal 1991 84
Pennsylvania
j. Angularitas Agregat Kasar - - DoT’s Test
Method No. 621
ASTM Std
k. Angularitas Agregat Halus - TP – 33 Method Test C
– 1252
l. Partikel Pipih + Pertikel Lonjong - D – 4791 British Standard
4 ASPAL KERAS
06-2456- T. 49 –
a. Penetrasi 25 0 C, 100gr, 5 detik
1991 97
06-2434- T. 53 –
b. Titik Lembek
1991 96
06-2432- T. 51 –
c. Daktilitas
1991 94
d. Kelarutan dalam C2HCl4 - D. 2042
06-2433- T. 48 –
e. Titik Nyala (TOC)
1991 96
06-2488- T. 228 –
f. Berat Jenis
1991 94
06-2441- T. 179 –
g. Kehilangan Berat (TOFT)
1991 97
h. Penetrasi setelah Kehilangan 06-2456- T. 49 –
Berat 1991 97

Bab | E - 160
i. Daktilitas setelah Kehilangan 06-2432- T. 51 –
Berat 1991 94
j. Titik Lembek setelah Kehilangan 06-2434- T. 53 –
Berat 1991 96
k. Temp. Campuran (viscositas
- -
170 cst)
l. Temp. Pemadatan (viscositas
- -
170 cst)
m. Kadar Air - -

TANDA TANGAN CATATAN


Nama :
Jabatan :

E.2.16 Divisi 7: Pekerjaan Struktur


7.1 Beton (Persiapan)
Ilustrasi dan Kronologis maupun Sistim Manajemen Supervisi adalah
sebagai berikut :
1 Tujuan Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam
mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi
atau standart yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan
Pengawasan adalah dokumen yang sah dan berlaku .
2 Ruang Instruksi Kerja ini berlaku untuk Paket Pengawasan Peningkatan Jalan
Lingkup Junction - Membalong (Paket 1) PHNJD di Dinas Pekerjaan Umum
Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung
3 Definisi
4 Acuan Spesifikasi seksi 7.1

Bab | E - 161
5 Ketentuan a. UMUM :
Umum 1 Kontraktor harus mengirimkan gambar detail seluruh
perancah yang akan digunakan untuk disetujui. Spesifikasi
7.1.1.7).d).
2 Semen harus disimpan pada tempat yang tahan cuaca, kedap
udara, berlantai kayu, ditutup dengan lembar plastik.
Spesifikasi 7.1.1.8).
b. PENYIAPAN TEMPAT KERJA :
1. Jalan kerja yang stabil harus disediakan untuk menjamin
seluruh sudut pekerjaan dapat diperiksa dengan mudah dan
aman. Spesifikasi 7.1.4.1).b).
2. Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan
beton harus selalu kering Spesifikasi 7.1.4.1).c).
3. Beton tidak boleh dicor diatas tanah berlumpur atau
bersampah atau didalam air. Spesifikasi 7.1.4.1).c).
4. Sebelum pengecoran, seluruh acuan, tulangan, dan benda
lain yang harus dimasukan kedalam beton harus sudah
terpasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser saat
pengecoran. Spesifikasi 7.1.4.1).d).
c. ACUAN :
1. Acuan dari tanah, bila disetujui Direksi, harus dibentuk dari
galian, dan sisi samping serta dasar harus dipangkas manual
sesuai dimensi. Semua kotoran yang lepas harus dibuang.
Spesifikasi 7.1.4.2).a).
2. Acuan dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan
yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi, selama
pengecoran, pemadatan dan perawatan. Spesifikasi
7.1.4.2).b).

Bab | E - 162
3. Kayu yang tidak diserut dapat digunakan untuk Permukaan
akhir struktur yang tidak terekspos. Spesifikasi 7.1.4.2).c).
4. Kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus
digunakan untuk Permukaan akhir beton yang terekspos.
Spesifikasi 7.1.4.2).c).
5. Seluruh sudut tajam acuan harus dibulatkan. Spesifikasi
7.1.4.2).c).
6. Acuan harus dapat dibongkar tanpa merusak beton.
Spesifikasi 7.1.4.2).d).
d. SAMBUNGAN KONSTRUKSI (CONSTRUCTION JOINT) :
1. Sambungan konstruksi harus diletakan sesuai pada gambar.
Spesifikasi 7.1.4.4).a).
2. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada
pertemuan elemen struktur. Spesifikasi 7.1.4.4).a).
3. Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari.
Spesifikasi 7.1.4.4).b).
4. Bila sambungan vertical diperlukan, baja tulangan harus
menerus melewati sambungan, sehingga membuat struktur
tetap monolit. Spesifikasi 7.1.4.4).c).
5. Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi
dengan kedalaman minimal 4 cm untuk dinding, pelat, dan
antara telapak pondasi dan dinding. Spesifikasi 7.1.4.4).d).
6. Untuk pelat yang terletak diatas Permukaan, sambungan
konstruksi harus diletakan, sehingga pelat mempunyai luas
tidak melampaui 40 m², dengan dimensi yang lebih besar
tidak melampaui 1.2 kali dimensi yang lebih kecil. Spesifikasi
7.1.4.4).d). Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

Bab | E - 163
Jalan DFT. Consultants Central Java RRSP – ADB Loan 1798
INO 103
7. Kontraktor harus menyediakan pekerja dan bahan tambahan
untuk membuat sambungan konstruksi tambahan bila
pekerjaan terpaksa harus berhenti. Spesifikasi 7.1.4.4).e).
8. Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan aditif dapat
digunakan untuk pelekatan sambungan konstruksi, cara
pengerjaan harus sesuai petunjuk pabrik. Spesifikasi
7.1.4.4).f)
e. KONSOLIDASI :
1. Alat penggetar mekanis harus dari jenis berdenyut dengan
minimal 5000 putaran/menit untuk beton dengan slump 2.5
cm atau kurang, dengan radius penggetaran minimal 45 cm.
Spesifikasi 7.1.4.5).e).
2. Jumlah minimum alat penggetar mekanis. Spesifikasi
7.1.4.5).g). :
• Kecepatan pengecoran 4 m³/jam, minimal 2 alat.
• Kecepatan pengecoran 8 m³/jam, minimal 3 alat.
• Kecepatan pengecoran 12 m³/jam, minimal 4 alat.

Bab | E - 164
6 Prosedur dan Tanggungjawab

Pelaku
No Kegiatan Rekaman
Penanggungjawab
1. Inspektor I. UMUM : Formulir
1.Bawa Gambar Pelaksanaan yang telah Pemeriksaan
disetujui. Pekerjaan
2. Bawa gambar detail perancah yang Perkerasan
disetujui. Beton.
3. Periksa tempat penyimpanan semen yang
tahan cuaca, kedap udara, lantai kayu,
ditutup plastik.
II. PENYIAPAN TEMPAT KERJA :
1.Periksa jalan kerja yang stabil untuk pemerik
saan.
2. Kendalikan pengeringan tempat kerja.
3. Kendalikan kebersihan lokasi pekerjaan.
4. Kendalikan agar seluruh acuan, tulangan,
dll sudah terpasang dan diikat kuat.
III. ACUAN :
1. Kendalikan pemasangan acuan dari kayu
atau baja dan sambungannya..
2. Kendalikan pemasangan acuan untuk
struktur yang tidak terekspos.
3. Kendalikan pemasangan acuan untuk
permu kaan akhir yang terekspos.
4. Kendalikan pembongkaran acuan agar
tanpa merusak beton.

IV. SAMBUNGAN KONSTRUKSI :


1. Kendalikan sambungan konstruksi agar
diletak an sesuai pada gambar.
2. Kendalikan agar sambungan konstruksi
tidak pada pertemuan elemen struktur,
tembok sayap.
3. Kendalikan pemasangan tulangan pada
sam bungan vertical.
4. Kendalikan pemasangan lidah alur untuk
dinding, pelat, dan antara telapak pondasi
dan dinding.

Bab | E - 165
5. Kendalikan pemasangan pelat yang
terletak diatas Permukaan.
6. Kendalikan penyediaan pekerja dan bahan
tambahan untuk sambungan konstruksi
tambahan.
7. Kendalikan penggunaan bahan aditif yang
telah disetujui.
V. KONSOLIDASI :
1. Periksa alat penggetar mekanis.
2. Periksa jumlah minimum alat penggetar.

07 Pengecualian Ditetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.


08 Lampiran Daftar Simak

Bab | E - 166
BAGAN ALIR
7.1 BETON (PERSIAPAN)

1
KETENTUAN PADA MASING2 LANGKAH KERJA
MULAI

Verifikasi 1 (Peralatan Unit Produksi dan Peralatan


2
TENAGA
KERJA Pendukung)

Tdk
 Cek peralatan unit produksi (concrete mixer), jumlahnya harus
CEK
SESUAI ?
memadai, kapasitas total unit produk dikali jam kerja harus
Ya

sama dengan jumlah produksi saat itu.


3
MATERIAL

 Pastikan peralatan produksi berjalan baik, baik putaran maupun


Tdk CEK
SESUAI ? saat menumpahkan.

4
Ya  Pastikan ada alat pemadat tersedia dan jumlahnya mencukupi,
 ACUAN


(FORMWORK)
PENOPANG untuk produksi masing masing 4m3, 8m3, dan 12m3 perjam
(SUPPORTING)

adalah 2, 3 dan 4 alat pemadat (S. 7.1.4.5g).


Tdk CEK
SESUAI ?
 Alat pemadat harus dari jenis pulsating (berdenyut), dan

5
Ya sekurang kurangnya menghasilkan putaran 5000 permenit(S.
PEMBESIAN
7.1.4.5e).

Tdk CEK
 Peralatan pengangkut manual setidaknya harus dari gerobak
SESUAI ?

sorong dengan roda karet/besi.


Ya
6
TATA
LETAK
 Jika antara unit produksi dan lokasi pengecoran mengharuskan
dilakukannya pengangkutan menggunakan kerekan (lift) maka
SELESAI
harus dipastikan pengangkutan dengan kerekan (lift), dapat
menampung seluruh jumlah produksi.
Verifikasi 2 (Pengecekan tenaga kerja).

Bab | E - 167
 Pastikan jumlah tenaga kerja mencukupi, dengan
mempertimbang- kan produksi/jam dan kapasitas angkut serta
waktu angkut per rit.
 Ditambah tenaga kerja untuk unit unit produksi dan pelayanan-
nya, tenaga pemadatan dan tenaga pembantu untuk keadaan
khusus.
 Proporsi tenaga kerja setidaknya harus terdiri dari tenaga kerja
kasar, mandor dan pelaksana.
 Pastikan penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan
ditetapkan.
Verifikasi 3 (Ketersediaan Material)
 Material yang dicek ketersediaannya, hanya material yang
dinyata-kan lolos uji mutu dari laboratorium.
 Jumlah material (agregat, semen, pasir) mencukupi untuk
produksi yang direncanakan.
 Cara penyimpanan memadai, dan tidak ada pencampuran yang
signifikan antara material satu dengan yang lainnya.
 Semen disimpan dengan baik, diberi alas dan pelindung
Verifikasi 4 (Form work dan supporting/acuan)
 Form work (acuan) dan supporting (penopang) dibuat sesuai
gambar rencana.
 Kelurusan form work (acuan) baik .
 Form work menggunakan material sesuai kegunaannya (untuk
beton ekspos dan non ekspos).
 Supporting (penopang) memadai dan kokoh, tidak bergerak.
 Form work dipersiapkan untuk pengecoran dengan tinggi jatuh
adukan tidak lebih besar dari 150 cm.

Bab | E - 168
 Tidak ada bagian form work (acuan) yang berhubungan
langsung dengan dudukan unit produksi, yang mengakibatkan
form work dan supporting bergoyang.
 Pastikan untuk menghindari kesulitan melepaskan acuan dan
untuk menghasilkan permukaan beton yang baik, acuan telah
disapu merata dengan pelumas.
 Acuan harus bebas dari kotoran, serpihan kayu atau material
yang lain yang tidak dikehendaki.
 Batas sambungan konstruksi (batas pengecoran diberi lis
pembatas untuk menghentikan pengecoran), untuk
pengecoran vertikal.
 Pastikan jarak bidang obyek yang akan dicor tidak berubah,
digunakan batang pengganjal
Verifikasi 5 (Pembesian)
 Pembesian harus sesuai dengan gambar kerja yang disetujui.
 Pastikan selimut beton mencukupi dan kokoh terpasang,
sehingga tidak akan terjadi perubahan saat proses
pengecoran.
 Pastikan jarak antar kedua lapis pembesian mengunakan
ganjal (kaki ayam) untuk menghindari bergesernya pembesian
saat proses pengecoran (terutama pada pembesian lantai).
Verifikasi 6 (Kedudukan Unit Produksi)

Bab | E - 169
 Pastikan letak unit produksi strategis terhadap lokasi
pengecoran
 Jalan untuk pengangkutan dari unit produksi ke lokasi
pengangkutan harus dipersiapkan agar tidak menyulitkan saat
pengangkutan.
 Letak unit produksi/Concrete Mixer ( Beton Molen), harus pada
kedudukan yang kokoh, stabil saat memproduksi.
 Ada tempat penuangan campuran, untuk keadaan darurat jika
pengangkutan terhambat, dimana campuran tidak dapat
langsung dituangkan pada alat pengangkut.
Verifikasi 7 (Penanganan K3, dan Lingkungan)
 Pastikan ada penanganan K3, untuk pelaksanaan pekerjaan
Pengecoran beton ini.
 Ada perencanaan penanganan lingkungan, selama kegiatan
pengecoran berlangsung.

Bab | E - 170
DAFTAR SIMAK
7.1 BETON (PERSIAPAN)

FORMULIR No : (F-01/SMM/IK/DIV-
KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING
6.3a/ Rev.00)
KONTRAKTOR :
REQUEST No / Tgl :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )

NO PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN


o Peralatan menggunakan Ready
Ya Tdk
Mix
M3/jam
o Menggunakan Concrete Mixer Ya Tdk
zak
o Jumlah Concrete Mixer sesuai,
Ya Tdk buah
PERALATAN UNIT dibanding rencana produksi.
1 PRODUKSI dan o Kondisi baik dapat berputar, dan
Ya Tdk
PENDUKUNG menumpah.
o Ada alat pemadat getar. Ya Tdk
o Jumlah sesuai. Ya Tdk buah
o Ada persediaan alat pemadat. Ya Tdk buah
o Peralatan pengangkut
Ya Tdk buah
mengguna- kan gerobak sorong.
o Tenaga kerja mencukupi Ya Tdk
- Tenaga kasar Orang
- Mandor Orang
2 TENAGA KERJA
- Pelaksana Orang
o Ada penanggung jawab
Ya Tdk
pelaksana an pekerjaan.
o Jumlah material mencukupi Ya Tdk
3 MATERIAL o Agregat Ya Tdk M3
o Pasir Ya Tdk M3

Bab | E - 171
o Semen Ya Tdk Zak
o Air tersedia Ya Tdk
o Semen stok, disimpan terlindung Ya Tdk
o Penyimpanan material tidak
Ya Tdk
saling tercampur.
o Pembuatan acuan sesuai gambar
Ya Tdk
Kerja
o Tinggi acuan lebih dari 150 cm. Ya Tdk
FORM WORK dan o Ada pembagian tahapan
SUPPORTING pengecor an, pada ketinggian Ya Tdk
4
(ACUAN dan lebih dari 150
PENYOKONG) o Menggunakan talang peluncur
untuk menjatuhkan campuran Ya Tdk
kedalam cetakan (acuan).
o Acuan baik dan lurus, Ya Tdk
o Menggunakan ganjal untuk men-
jaga ketebalan acuan yg konstan
o Ada batas pengecoran
Ya Tdk
(sambung- an konstruksi)
o Menggunakan lis pembatas Ya Tdk
o Penyokong kuat dan kokoh. Ya Tdk
FORM WORK dan
o Acuan untuk beton ekspos,
SUPPORTING
meng- gunakan material dengan Ya Tdk
(ACUAN dan
permu- kaan halus
PENYOKONG)
o Ada bagian acuan (form work)
yg berhubungan dengan
Ya Tdk
dudukan unit produksi (conc.
Mixer).
o Permukaan acuan (form work)
Ya Tdk
diberi pelumas.
5 PEMBESIAN o Dipasang sesuai gambar kerja Ya Tdk

Bab | E - 172
o Menggunakan beton deking
Ya Tdk
untuk selimut beton.
o Menggunakan ganjal kaki ayam
untuk menjaga jarak antar Ya Tdk
lapisan penulangan.
o Dipasang kokoh dan stabil Ya Tdk
o Ada nampan untuk penumpahan
Ya Tdk
KEDUDUKAN campuran beton.
6 UNIT PRODUKSI o Letak unit produksi dekat dengan
Ya Tdk
(CONC MIXER). lokasi penimbunan material.
o Jalur untuk pengangkutan diper-
Ya Tdk
siapkan dengan baik
o Ada perencanaan pengendalian
Ya Tdk
PENGENDALIAN K3 selama proses produksi.
7 K3 dan o Ada perencanaan pengendalian
LINGKUNGAN lingkungan, selama proses Ya Tdk
produksi
TANDA TANGAN I.25 CATATAN

Nama :
Jabatan :
Tabel Daftar Simak Beton (Persiapan)

Bab | E - 173
DIVISI 7:
7.1 BETON (PELAKSANAAN)

1 Tujuan Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam


mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi
atau standart yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan
Pengawasan adalah dokumen yang sah dan berlaku .
2 Ruang Instruksi Kerja ini berlaku untuk Paket Pengawasan Peningkatan Jalan
Lingkup Junction - Membalong (Paket 1) PHNJD di Dinas Pekerjaan Umum
Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung
3 Definisi -
4 Acuan Spesifikasi seksi 7.1
a. KONDISI TEMPAT KERJA :
1. Kontraktor harus menjaga temperatur semua bahan, agar
selalu dibawah 30° C sepanjang waktu pengecoran. Spesifikasi
Ketentuan 7.1.1.9).
5
Umum I.1 2. Pengecoran tidak boleh dilakukan bila, tingkat penguapan
lebih 1 kg/m2/jam, lengas nisbi udara kurang dari 40 %,
selama turun hujan, udara penuh debu / tercemar.
Spesifikasi 7.1.1.9).
b. PEMBERITAHUAN :
1. Kontraktor harus memberitahu Direksi secara tertulis minimal
24 jam sebelum memulai atau meneruskan pengecoran (bila
tertunda lebih dari 24 jam) Spesifikasi 7.1.4.3).a).
2. Pemberitahuan meliputi : lokasi, kondisi pekerjaan, mutu
beton. Tanggal dan waktu pencampuran. Spesifikasi
7.1.4.3).a)
c. PENGECORAN :

Bab | E - 174
1. Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila Direksi
Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir menyaksikan
pencampuran dan pengecoran. Spesifikasi 7.1.4.3).b).
2. Segera sebelum pengecoran, acuan harus dibasahi air atau
diolesi minyak yang tidak meninggalkan bekas. Spesifikasi
7.1.4.3).c).
3. Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bila tidak
dicorkan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran. Kecuali
diberi bahan aditif retarder yang disetujui Direksi. Spesifikasi
7.1.4.3).d).
4. Pengecoran harus dilanjutkan tanpa henti sampai dengan
sambungan konstruksi yang telah disetujui atau sampai
pekerjaan selesai. Spesifikasi 7.1.4.3).e).
5. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan
posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yg tidak boleh
melampaui 1 m dari awal cor. Spesifikasi 7.1.4.3).f).
6. Bila beton dicor pada struktur yang rumit dan tulangan yang
rapat, beton harus dicor dalam lapis horizontal dengan tebal
maksimum 15 cm. Spesifikasi 7.1.4.3).g).
7. Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus
sepanjang keliling struktur. Spesifikasi 7.1.4.3).g).
8. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan lebih dari 150
cm, dan tidak boleh dicor langsung kedalam air. Spesifikasi
7.1.4.3).h).
9. Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan, dimana beton
yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu
dengan beton baru. Spesifikasi 7.1.4.3).i).
10. Bidang beton lama yang akan disambung, harus dikasarkan,
dibersihkan dan disiram air hingga jenuh dan disapu dengan

Bab | E - 175
adukan semen dengan campuran sesuai dengan betonnya.
Spesifikasi 7.1.4.3).j).
11. Air tidak boleh dialirkan diatas Permukaan beton dalam waktu
24 jam setelah pengecoran. Spesifikasi 7.1.4.3).k)
d. KONSOLIDASI :
1. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari
dalam atau dari luar yang telah disetujui. Spesifikasi
7.1.4.5).a).
2. Bila disetujui, Penggetaran harus disertai penusukan secara
manual untuk menjamin pemadatan yang tepat dan
memadai. Spesifikasi 7.1.4.5).a).
3. Penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan
campuran beton didalam cetakan. Spesifikasi 7.1.4.5).a).
4. Semua sudut sekitar tulangan harus terisi tanpa pemindahan
kerangka tulangan, dan setiap rongga udara dan
gelembung udara terisi. Spesifikasi 7.1.4.5).b).
5. Alat penggetar mekanis boleh diletakan diatas acuan supaya
menghasilkan getaran yang merata. Spesifikasi 7.1.4.5).d).
6. Alat penggetar mekanis harus dari jenis berdenyut dengan
minimal 5000 putaran/menit untuk beton dengan slump 2.5
cm atau kurang, dengan radius penggetaran minimal 45 cm.
Spesifikasi 7.1.4.5).e).
7. Alat penggetar harus dimasukan dalam beton secara vertikal,
kemudian ditarik pelanpelan dan dimasukan keposisi lain
yang tidak lebih 45 cm. Spesifikasi 7.1.4.5).f).
8. Alat penggetar tidak boleh berada dalam satu titik lebih dari
30 “.Spesifikasi 7.1.4.4).e).
9. Jumlah minimum alat penggetar mekanis. Spesifikasi
7.1.4.4).g). :

Bab | E - 176
• Kecepatan pengecoran 4 m³/jam, minimal 2 alat.
• Kecepatan pengecoran 8 m³/jam, minimal 3 alat.
• Kecepatan pengecoran 12 m³/jam, minimal 4 alat
e. BETON SIKLOP . Spesifikasi 7.1.4.6). :
1. Beton siklop terdiri dari beton klas 175 dengan batu pecah
ukuran besar.
2. Batu-batu tidak boleh dijatuhkan dari tempat tinggi atau
ditempatkan secara berlebihan.
3. Semua batu pecah harus dibasahi sebelum ditempatkan.
4. Volume total batu pecah tidak boleh lebih dari 1/3 total
volume pekerjaan beton siklop.
5. Untuk dinding penahan tanah atau pilar yang lebih tebal dari
60 cm. Spesifikasi 7.1.4.6). :
• dapat digunakan batu pecah maksimum 25 cm,
• Tiap batu harus dilindungi dengan adukan beton setebal 15
cm,
• Batu pecah tidak boleh lebih dekat dari 30 cm terhadap
Permukaan atau
• 15 cm terhadap Permukaan yang akan dilindungi dengan
beton penutup (coping).
f. TOLERANSI. Spesifikasi 7.1.1.5). :
1. Toleransi Dimensi :
• Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m + 5 mm
• Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m + 15 mm
• Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, - 0 dan + 10 mm
antara kepala jembatan
2. Toleransi Bentuk :
• Persegi (selisih dalam panjang diagonal) 10 mm
• Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari 12 mm

Bab | E - 177
• garis yg dimaksud) untuk panjang s/d 3m.
• Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 - 6 m 15 mm
• Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m 20 mm
3. Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) :
• Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana ± 10 mm
• Kedudukan permukaan horisontal dari rencana ± 10 mm
• Kedudukan permukaan vertikal dari rencana ± 20 mm
4. Toleransi Alinyemen Vertikal :
• Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding ± 10 mm
5. Toleransi Ketinggian (elevasi) :
• Puncak lantai kerja dibawah pondasi ± 10 mm
• Puncak lantai kerja dibawah pelat injak ± 10 mm
• Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang ± 10 mm
6. Toleransi Alinyemen Horisontal : dlm 4 m panj mendatar 10
mm
7. Toleransi Untuk Penutup / Selimut Beton :
• Selimut beton sampai 3 cm 0 dan + 5 mm
• Selimut beton 3 cm - 5 cm 0 dan + 10 mm
• Selimut beton 5 cm - 10 cm ± 10 mm
g. PENGUJIAN UNTUK WORKABILITY :
Pengujian slump pada setiap takaran beton yang dihasilkan. Dan
pengujian dianggap belum dikerjakan terkecuali disaksikan oleh
Direksi atau wakilnya. Spesifikasi 7.1.6).1).
h. PENGUJIAN KUAT TEKAN :
1. Kuat tekan harus dilaksanakan setiap 60 m³, Spesifikasi
7.1.6.2).a).
2. Dalam segala hal, minimal 1 pengujian untuk setiap mutu
beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yg dicor
terpisah pada setiap hari pengecoran. Spesifikasi 7.1.6.2).a).

Bab | E - 178
3. Setiap pengujian minimal harus mencakup 4 benda uji, untuk
kuat tekan 3 hari, 7 hari, 14 hari, 28 hari setelah tanggal
pencampuran. Spesifikasi 7.1.6.2).a).
4. Bila kuantitas beton melebihi 40 m³, dan frekuensinya kurang
dari 5 pengujian, maka pengujian harus minimal 5 buah dari
takaran yang dipilih acak. Spesifikasi 7.1.6.2).b).
i. PENGUJIAN TAMBAHAN :
Pengujian tambahan harus dilaksanakan sesuai perintah Direksi
Pekerjaan yang meliputi Spesifikasi 7.1.6.3). :
• Pengujian dengan schlerometer,
• Pembebanan struktur yang dipertanyakan,
• Uji inti beton,
• Pengujian lainnya.
6 Prosedur dan Tanggungjawab

Pelaku
No Kegiatan Rekaman
Penanggungjawab
1. Inspektor KONDISI TEMPAT KERJA : Formulir
1. Kendalikan temperatur semua bahan, sepanjang Pemeriksaan
waktu pengecoran. Pekerjaan
2. Periksa tingkat penguapan, lengas nisbi udara, debu Perkerasan
/ pencemaran udara. Beton.
PENGECORAN :
1. Minta pemberitahuan tertulis pengecoran.
2. Hadiri setiap pelaksanaan pengecoran beton.
3. Kendalikan agar acuan dibasahi air / minyak.
4. Kendalikan waktu pengecoran agar dalam waktu 1
jam setelah pencampuran.
5. Kendalikan agar pengecoran sampai dengan sam
bungan konstruksi.
6. Kendalikan pengecoran agar dicor dalam cetakan
sedekat mungkin.

Bab | E - 179
7. Kendalikan bila beton dicor pada struktur yang rumit
dan tulangan yang rapat.
8. Kendalikan pengecoran untuk dinding beton.
9. Kendalikan tinggi jatuh bebas kedalam cetakan.
10. Kendalikan kecepatan pengecoran
11. Kendalikan penyambungan thd bidang lama.
12. Kendalikan pengaliran air diatas permukaan beton.
Inspektor KONSOLIDASI : Formulir
1. Kendalikan pemadatan beton dengan penggetar Pemeriksaan
mekanis, disertai penusukan secara manual, Pekerjaan
dimasukan secara vertikal dan ditarik pelan-pelan dg Perkerasan
waktu maksimum 30”. Beton.
2. Kendalikan Penggetar tidak untuk memindahkan
campuran beton.
3. Kendalikan semua sudut sekitar tulangan harus terisi.
Kendalikan Pelaksanaan terhadap :
1. Toleransi Dimensi,
2. Toleransi Bentuk,
3. Toleransi Kedudukan (dari titik patokan),
4. Toleransi Alinyemen Vertikal,
5. Toleransi Ketinggian (elevasi),
6. Toleransi Alinyemen Horisontal,
7. Toleransi Untuk Penutup / Selimut Beton.
2. Teknisi I. PENGUJIAN UNTUK WORKABILITY : Lembar
Laboratorium 1. Kendalikan dan saksikan pengujian slump pada Laporan
setiap takaran beton yang dihasilkan. Pengujian.
II. PENGUJIAN KUAT TEKAN : Formulir
1. Kendalikan Kuat tekan agar dilakukan tiap 60 m³. Pemeriksaan
2. Kendalikan agar pengujian dilakukan setiap mutu Pekerjaan
beton dan untuk setiap jenis komponen struktur Beton.
yg dicor terpisah pada setiap hari pengecoran.
3. Kendalikan pengujian bila kuantitas beton
melebihi 40 m³, dan frekwensinya < 5 pengujian.
III. PENGUJIAN TAMBAHAN (bila ada).

Bab | E - 180
07 Pengecualian Ditetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
08 Lampiran Daftar Simak

Bab | E - 181
BAGAN ALIR
BETON (PELAKSANAAN)
M ULA I
AKTIVITAS :
CHECK 4
o Periksa contoh material yang diajukan, pastikan sesuai
dengan spesifikasi
RENCA NA CHECK 5
DETA IL
o Periksa proporsi rencana campuran untuk tiap jenis beton

CHECK 6
o Pastikan proporsi campuran dalam percobaan campuran
P ERENCA NA A N

CHECK 7
o Periksa hasil pengujian kekuatan beton untuk 3 hari, 7 hari,
P ENGA JUA N 14 hari dan 28 hari
M ULA I KERJA
CHECK 8
o Periksa gambar cetakan dan perancah
TIDA K
C HEC K VERIFIKASI 9 - 10
4 - 8
o Pastikan galian pada kondisi kering, bebas dari lumpur,
SETUJU runtuhan atau tergenang air
o Uraian cara pengikatan perkuatan dan penopang agar
LA LU LINTA S galian tidak berubah
o Sambungan cetakan diisi adukan, kaku dan sudutnya tajam

P ERSIA P A N VERIFIKASI 11
LA P A NGA N o Gunakan air bersih dan agregat jenuh air
9 - 10
o Campuran beton diukur berdasarkan berat dan
dicampur dengan mesin pencampur mekanis
P ENCA M P URA N o Slump beton diatas yang disyaratkan tidak boleh dipakai
P ENGA DUKA N B ETON o Tidak boleh ada beton yang ditambah air bila hampir mengeras
11
VERIFIKASI 12 - 14
o Pengecoran menerus tanpa berhenti sampai
P ENGECORA N sambungan yang disetujui atau sampai pekerjaan
B ETON selesai
12 - 14
o Tidak boleh terjadi segregasi antara material halus dan kasar
o Campuran beton harus jatuh bebas kedalam cetakan
P ENYEM P URNA A N dari ketinggian tidak lebih dari 150 cm
DA N P EM ERA M A N o Cetakan harus siap ditempati adukan beton yang dilapisi plastik
15 - 18
o Sambungan konstruksi dilengkapi dengan pengunci
o Konsolidasi beton menggunakan vibrator mekanis
dengan prosedur dan cara kerja yang benar
C HEC K
19 VERIFIKASI 15 - 18
o Tiang cetakan tidak boleh dicabut sampai 30 jam sejak selesai
P ERB A IKA N pengecoran.
P EKERJA A N Untuk struktur balok, sampai pengujian menunjukan tidak
kurang
dari 60 % tegangan rencana
P ENGUKURA N o Seluruh kaw at pengikat atau baja penyangga dilepas. Lubang
HA SIL P EKERJA A N kecil atau bagian kurang baik ditutup dengan adukan semen
o Plat bagian atas, kerb, trotoar dan permukaan horizontal
lainnya disempurnakan
SERTIFIKA SI o Secepatnya setelah beton ditempatkan, beton diperam
KUA NTITA S
dengan air atau uap

VERIFIKASI 19
o Periksa toleransi ukuran, kontraktor harus memperbaiki
P EM B A YA R A N
pekerjaan yang tidak baik atau tidak diterima

Gambar Bagan Alir Beton (Pelaksanaan)

Bab | E - 182
DAFTAR SIMAK
7.1 BETON (PELAKSANAAN)
FORMULIR No : KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING
REQUEST No / Tgl : KONTRAKTOR :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )

NO PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN


o Jumlah tenaga kerja sesuai dg ha
sil pengawasan persiapan lapa- Ya Tdk
Ngan, tidak ada perubahan
 Tenaga kerja Ya Tdk
 Mandor Ya Tdk
 Pelaksana Ya Tdk
o Jumlah alat dan jenis sesuai dg hasil
pengawasan persiapan la- Ya Tdk
pangan
1 PERSIAPAN
 Beton Molen Ya Tdk buah
 Kereta Sorong Ya Tdk buah
 Alat Pemadat Getar/Kedut Ya Tdk buah
o Jumlah material sesuai dg hasil pe
Ya Tdk
ngawasan lapangan
o Lokasi pekerjaan bebas dari koto-
Ya Tdk
ran
o Ada pembersihan ulang karena lo-
Ya Tdk
kasi pekerjaan kotor
o Ada perbaikan dan penguatan form
work (acuan) dan penyo- Ya Tdk
2 PERBAIKAN Kong
o Ada perbaikan pada penulangan /
Ya Tdk
pembesian
o Acuan diberi pelumas agar beton tidak
Ya Tdk
melekat
3 ACUAN
o Disiram sampai jenuh sebelum pe
Ya Tdk
Ngecoran
o Performa campuran baik, matang Ya Tdk
o Secara visual slump memenuhi syarat Ya Tdk
o Ada penolakan/campuran dibuang
PEMERIKSAAN Ya Tdk
4 karena slump tidak sesuai
CAMPURAN
o Ada pemberhentian darurat. Ya Tdk
o Campuran dari unit produksi Concrete
Ya Tdk
Batching Plant

Bab | E - 183
o Menggunakan Truck Mixer Ya Tdk
o Waktu sejak pencampuran s/d lokasi Ya Tdk menit
o Menggunakan additive (retarder) Ya Tdk
o Tinggi jatuh campuran tdk lebih besar
Ya Tdk
dari 150 cm
o Tidak ada segregasi Ya Tdk
o Ada penggunaan talang peluncur dg
5 PENGECORAN Ya Tdk
penghalang
o Pengecoran tdk pernah terhenti te
tap menerus sampai sambungan Ya Tdk
konstruksi atau pekerjaan selesai
o Menggunakan alat pemadat getar Ya Tdk
o Jumlah memadai, tdk ada kendala
Ya Tdk
selama pemadatan
o Ada penghentian pemadatan kare
Ya Tdk
na alat pemadat rusak
o Cara memadatkan sesuai tegak lu
6 PEMADATAN rus dan jarak pemadatan tdk le- Ya Tdk
bih dari 45 cm
o Campuran tdk ditumpuk dan dido
rong oleh alat pemadat utk dipin- Ya Tdk
dahkan posisinya
o Tidak ada bleeding selama pema-
Ya Tdk
Datan
o Berhenti pd sambungan konstruksi Ya Tdk
o Berhenti karena selesai Ya Tdk
o Ada sambungan konstruksi hori-
Ya Tdk
Zontal
PENGHENTIAN
7 o Dibuat lis pembatas Ya Tdk
PENGECORAN
o Permukaan dibuat kasar Ya Tdk
o Ada sambungan konstruksi vertikal Ya Tdk
o Permukaan dibuat miring bersudut Ya Tdk
o Permukaan dibuat kasar Ya Tdk
TANDA TANGAN CATATAN

Nama :
Jabatan :

Tabel Daftar Simak Beton (Pelaksanaan)

Bab | E - 184
DIVISI 7:
7.1 BETON (AKHIR PELAKSANAAN)

1 Tujuan Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam


mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi
atau standart yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan
Pengawasan adalah dokumen yang sah dan berlaku .
2 Ruang Instruksi Kerja ini berlaku untuk Paket Pengawasan Peningkatan Jalan
Lingkup Junction - Membalong (Paket 1) PHNJD di Dinas Pekerjaan Umum
Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung
3 Definisi -
4 Acuan Spesifikasi seksi 7.1
5 Ketentuan a . PEMBONGKRAN ACUAN :
Umum 1. Acuan tidak boleh dibongkar dari dinding vertikal, dinding,
kolom tipis dan struktur yang sejenis, lebih awal 30 jam
setelah pengecoran. Spesifikasi 7.1.5.1).a).
2. Cetakan yang ditopang oleh perancah dibawah pelat, balok,
gelagar, struktur busur tidak boleh dibongkar hingga
pengujian menunjukan minimal 85%. Spesifikasi 7.1.5.1).a).
I.2 3. Acuan untuk pekerjaan ornamen, sandaran (railing),
dinding pemisah (parapet) dan Permukaan vertikal yang
terekspos, harus dibongkar minimal 9 jam setelah pengecoran
dan tidak boleh lebih dari 30 jam, tergantung cuaca.
Spesifikasi 7.1.5.1).b)
b. PERMUKAAN (PENGERJAAN AKHIR BIASA) :
1. Permukaan beton harus dikerjakan segera setelah
pembongkaran. Spesifikasi 7.1.5.2).a).

Bab | E - 185
2. Perangkat kawat / logam untuk memegang cetakan dan
cetakan yang melewati badan beton harus dipotong minimal
2.5 cm dibawah Permukaan beton. Spesifikasi 7.1.5.2).a).
3. Tonjolan mortar dan ketidak-rataan lainnya oleh sambungan
cetakan harus dibersihkan. Spesifikasi 7.1.5.2).a).
4. Direksi Pekerjaan harus memeriksa Permukaan beton segera
setelah pembongkaran acuan dan memerintahkan
penambalan atas ketidak-sempurnaan minor. Spesifikasi
7.1.5.2).b).
5. Pengisian lubang besar akibat keropos. Spesifikasi
7.1.5.2).c). :
• Pekerjaan harus dipahat sampai bagian yang utuh,
membentuk Permukaan yang tegak lurus Permukaan beton.
• Lubang harus dibasahi dengan air.
• Adukan semen acian (tanpa pasir) harus dioleskan pada
Permukaan lubang.
• Lubang diisi dan ditumbuk dengan adukan semen kental
(semen : pasir = 1 : 2).
• Adukan harus dibuat menyusut sebelumnya dengan
mencampurnya kira-kira 30 menit sebelum dipakai.
c. PERMUKAAN (PENGERJAAN AKHIR KHUSUS), untuk
Permukaan yang terekspos. :
1. Bagian atas pelat, kerb, trotoar, dan Permukaan horizontal
lainnya harus digaru dengan mistar, segera setelah
pengecoran, secara manual sampai rata. Spesifikasi
7.1.5.3).a).
2. Perataan tidak boleh licin, harus sedikit kasar tetapi merata
dengan penyapuan. Spesifikasi 7.1.5.3).b).

Bab | E - 186
3. Permukaan bukan horizontal, yang telah ditambal atau yang
masih belum rata. Spesifikasi 7.1.5.3).c). :
• Harus digosok batu gerida yang agak kasar (medium).
• Tempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya.
• Adukan harus dari semen dan pasir halus yang dicampur
sesuai dengan proporsi yang digunakan untuk pengerjaan
akhir beton.
• Penggosokan harus sampai seluruh tanda bekas acuan,
ketidak-rataan hilang.
• Pasta yang dihasilkan dari penggosokan harus dibiarkan
tertinggal ditempat.
d. PERAWATAN DENGAN PEMBASAHAN :
1. Beton harus dirawat segera setelah beton mulai mengeras
dengan bahan yang dapat menyerap air. Spesifikasi
7.1.5.4).b).
2. Lembaran bahan penyerap air harus dibuat jenuh minimal 3
hari. Spesifikasi 7.1.5.4).b).
3. Semua bahan perawat harus dibebani atau diikat kebawah,
untuk mencegah Permukaan yang terekspos dari aliran
udara. Spesifikasi 7.1.5.4).b).
4. Bila digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus
dipertahankan basah setiap saat sampai dibongkar.
Spesifikasi 7.1.5.4).b).
5. Lalu-lintas tidak diperkenankan melewati Permukaan beton
dalam 7 hari setelah pengecoran. Spesifikasi 7.1.5.4).b).
6. Lantai beton sebagai lapis aus harus dirawat dengan cara
ditutup lapisan pasir lembab setebal 5 cm, minimal selama 21
hari. Spesifikasi 7.1.5.4).c).

Bab | E - 187
7. Beton yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi atau
yang ditambah bahan aditif, harus dibasahi sampai
kekuatannya mencapai 70%. Spesifikasi 7.1.5.4).d).
e. PERAWATAN DENGAN UAP :
1. Bahan aditif tidak diperkenankan untuk dipakai dalam hal ini.
Spesifikasi 7.1.5.5).a).
2. Perawatan ini harus dikerjakan secara menerus sampai beton
mencapai kekuatan 70%, dengan ketentuan. Spesifikasi
7.1.5.5).b). :
• Tekanan uap pada ruang uap tidak boleh melebihi tekanan
diluar.
• Temperatur ruang uap selama 2 jam setelah pengecoran,
maksimal 38°C.
• Kemudian temperatur dinaikan berangsur-angsur
maksimum 14°C/jam, sampai 65°C.
• Beda temperatur diantara 2 tempat dalam ruang uap tidak
boleh melebihi 5.5°C.
• Penurunan temperatur selama pendinginan, tidak boleh
lebih 11°C per jam.
• Temperatur beton saat keluar ruang uap tidak boleh 11°C
lebih tinggi dari udara luar.
• Didalam ruan uap harus selalu jenuh dengan uap air.
• Semua bagian structural, harus dibasahi selama 4 hari
setelah selesai perawatan uap.
3. Kontraktor harus membuktikan bahwa peralatannya bekerja
dengan baik dan temperature dapat diatur dan tidak
tergantung dari cuaca luar. Spesifikasi 7.1.5.5).c).
4. Beton harus dilindungi agar tidak terkena langsung semburan
uap. Spesifikasi 7.1.5.5).d).

Bab | E - 188
6 Prosedur dan Tanggungjawab

Pelaku
No Penanggung Kegiatan Rekaman
jawab
1. Inspektor PEMBONGKARAN ACUAN : Formulir
1. Kendalikan pembongkaran acuan dari dinding Pemeriksaan
vertikal, dinding, kolom tipis, dan struktur sejenis. Pekerjaan
2. Kendalikan pembongkaran perancah dibawah Perkerasan
pelat, balok, gelagar, struktur busur. Beton.
3. Kendalikan pembongkaran acuan untuk pekerjaan
ornamen, sandaran (railing), dinding pemisah
(parapet) dan Permukaan vertikal yang terekspos.
PERMUKAAN (PENGERJAAN AKHIR BIASA) :
1. Kendalikan bahwa permukaan beton agar
dikerjakan segera setelah pembongkaran.
2. Kendalikan pemotongan perangkat kawat / logam
yang melewati badan beton.
3. Kendalikan pembersihan tonjolan mortar dan
ketidak-rataan oleh sambungan cetakan.
4. Perintahkan penambalan atas ketidak- sempurnaan
minor segera setelah pembongkaran.
5. Kendalikan pelaksanaan pengisian lubang besar
akibat keropos.
PENGERJAAN AKHIR PERMUKAAN TEREKSPOS :
1. Kendalikan penggaruan pada bagian atas pelat,
kerb, trotoar, dan Permukaan horizontal lainnya.
2. Kendalikan kekasaran perataan dgn penya puan.
3. Kendalikan pengerjaan permukaan bukan
horizontal, yang ditambal atau masih belum rata.
PERAWATAN DENGAN PEMBASAHAN :
1. Kendalikan, beton agar dirawat segera sete lah
beton mulai mengeras.
2. Kendalikan penjenuhan bahan penyerap air harus
selama 3 hari.
3. Kendalikan, semua bahan perawat dibebani atau
diikat kebawah.
4. Kendalikan pembasahan acuan kayu, sampai
dibongkar.
5. Kendalikan, pelarangan lalu-lintas dalam 7 ha ri
setelah pengecoran.
6. Kendalikan perawatan lantai beton sbg lapis aus.
7. Kendalikan pembasahan beton yang bersifat
kekuatan awal tinggi atau yang ditambah aditif.

Bab | E - 189
PERAWATAN DENGAN UAP :
1. Periksa adanya penggunaan bahan aditif.
2. Kendalikan Perawatan sampai beton menca pai
kekuatan 70%.
3. Kendalikan tekanan uap pada ruang uap.
4. Kendalikan Temperatur ruang uap.
5. Kendalikan pendinginan temperatur.
6. Periksa temperatur beton saat keluar ruang uap.
7. Kendalikan, dalam ruang uap selalu jenuh uap air.
8. Kendalikan pembasahan semua bagian struk tural,
setelah selesai perawatan uap.
9. Periksa cara kerja peralatan dan temperatur.
10. Periksa beton perlindungan dari semburan uap.

07 Pengecualian Ditetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.


08 Lampiran Daftar Simak

Bab | E - 190
BAGAN ALIR
7.1 BETON (AKHIR PELAKSANAAN)
Lampiran 4.1
KETENTUAN PADA MASING2 LANGKAH KERJA
Verifikasi 1 (Pengawasan Pengecoran)
 Pastikan bagian yang akan dikerjakan permukaannya telah
MULAI memiliki permukaan yang sedikit lebih tinggi dari elevasi
rencana
 Jika terjadi permukaan kurang dari elevasi rencana, lakukan
1
penambahan adukan pada bagian yang masih kurang (langkah
PENGAMATAN 2)
PENGECORAN
Verifikasi 3 (Perataan)
 Pastikan perataan pada bidang yang luas dilakukan dengan
menempatkan dudukan elevasi dan digaru dengan mistar lurus
2
CEK  Ratakan dengan sapuan saat beton masih plastis, perataan
PERMINTAAN Tdk
PENAMBAHAN SELESAI ? tidak boleh licin, harus sedikit kasar tapi harus rata
 Pastikan ada pengecekan kerataan sebelum dinyatakan selesai,
pada bagian yang terekspos
Ya
3 Verifikasi 4 (Perawatan)
 Pastikan ada perawatan setelah beton mulai mengeras
PERATAAN
 Perawatan dengan menggunakan bahan yang dapat menyerap
air (karung goni, kain katun) dan dilakukan sedikitnya selama
3 hari dengan kondisi jenuh
4
 Pastikan pada beton dengan dengan kekuatan awal tinggi atau
PERAWATAN yang menggunakan bahan additive harus dirawat sampai
kekuatannya mencapai 70%
 Pastikan pada saat perawatan tidak ada permukaan beton yang
5
terekspos sehingga kena pengaruh aliran udara
PEMBONGKARAN
ACUAN  Konstruksi beton dijaga dari penggunaan lalu-lintas sebelum
beton berumur 7 hari Bilamana menggunakan acuan, pastikan
acuan senantiasa dalam kondisi basah, sampai saat acuan
6 dibongkar
PEKERJAAN  Bagian konstruksi yang dicor sebagai lantai beton (lapis aus),
PERMUKAAN harus dirawat dengan cara ditutup lapisan pasir lembab setebal
5 cm, minimal 21 hari
Verifikasi 5 (Pembongkaran Acuan)
 Pembongkaran acuan pada dinding tipis, kolom tipis atau
SELESAI sejenis hanya dapat dibongkar bilamana setelah berusia lebih
dari 30 jam setelah pengecoran
 Cetakan pada konstruksi yang ditopang perancah dan
penopang di bawah pelat, balok, struktur busur hanya dapat
dibongkar bila pengujian telah mencapai sedikitnya 85%

Bab | E - 191
 Pembongkaran acuan untuk ornamen, sandaran, dinding
pemisah dan permukaan terekspos dibongkar minimal 9 jam
setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam
 Pastikan pembongkaran dilakukan dengan urutan yang benar
dari bagian luar konstruksi acuan menuju ke dalam
Verifikasi 6 (Pekerjaan Permukaan)
 Perangkat kawat/logam untuk pemegang cetakan dan cetakan
yang melewati badan beton harus dipotong minimal 2,5 cm di
bawah permukaan beton
 Pastikan tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya akibat
sambungan cetakan dibersihkan
 Kerusakan minor harus segera dirapihkan dengan penambalan
 Perbaikan lubang keropos harus meliputi tindakan
- Membuat pahatan tegak lurus
- Membasahi dan memberi acian (semen air) pada
permukaan lubang
- Mengisi dengan adukan 1:2 (Semen:pasir) yang dibuat
30 menit sebelumnya, dengan dibiarkan menyusut
sebelumnya
Gambar Bagan Alir Beton (Akhir Pelaksanaan)

Bab | E - 192
DAFTAR SIMAK
7.1 BETON (AKHIR PELAKSANAAN)
FORMULIR No : KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING
REQUEST No / Tgl : KONTRAKTOR :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )

NO PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN


o Ada bagian pengecoran yg tdk rata Ya Tdk
PENGAMATAN
1 o Ada penambahan material adukan saat
PENGECORAN Ya Tdk
akan diratakan
o Ada bidang untuk ekspose Ya Tdk
o Dilakukan perataan pada saat be-
Ya Tdk
ton masih basah
2 PERATAAN o Perataan bidang besar mengguna
kan panduan elevasi dan digaru dg Ya Tdk
mistar lurus
o Hasil perataan baik Ya Tdk
o Ada tindakan perawatan setelah beton
Ya Tdk
mulai mengeras
o Lama perawatan sesuai Ya Tdk hari
o Beton dominan menggunakan acu
Ya Tdk
an
o Dilakukan penyiraman pd acuan
Ya Tdk
sebelum pembongkaran
3 PERAWATAN
o Ada bagian lantai (lap aus) Ya Tdk
o Dilakukan perawatan dg metode yg
Ya Tdk
sesuai
o Ada bagian konstruksi yg menggu
Ya Tdk
nakan additive
o Dilakukan perawatan s/d beton
Ya Tdk
memiliki kekuatan 70%

Bab | E - 193
o Ada pembongkaran acuan untuk
Ya Tdk
konstruksi dinding tipis
o Pembongkaran dilakukan sesuai urutan Ya Tdk
o Acuan dibongkar setelah usia be-
PEMBONGKARAN Ya Tdk
4 ton cukup (lebih dari 30 jam)
ACUAN
o Ada konstruksi balok, pelat, struk
Ya Tdk
tur busur
o Perancah dibongkar setelah kuat tekan
Ya Tdk
beton mencapai 85%
o Urutan dilakukan dg benar mulai dari
Ya Tdk
bag. luar menuju ke dalam
o Seluruh perangkat pembantu, ka
Ya Tdk
Wat / logam dibersihkan & dipotong
o Tonjolan mortar dan bekas ceta-
PEKERJAAN Ya Tdk
5 kan dibersihkan
PERMUKAAN
o Kerusakan minor telah ditambal Ya Tdk
o Ada kerusakan besar Ya Tdk
o Diperbaiki sesuai prosedur Ya Tdk
o Ada bagian konstruksi yg harus di
Ya Tdk
6 PERLINDUNGAN lindungi dari pengaruh lalu-lintas
o Ada tindakan perlindungan yg sesuai Ya Tdk
TANDA TANGAN CATATAN
Nama :
Jabatan :

Bab | E - 194
S.O.P DIVISI 7:
7.9 PASANGAN BATU

1 Tujuan Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam


mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan,
spesifikasi atau standart yang digunakan di Binamarga dalam
kegiatan Pengawasan adalah dokumen yang sah dan berlaku
.
2 Ruang Instruksi Kerja ini berlaku untuk Paket Pengawasan Peningkatan
Lingkup Jalan Junction - Membalong (Paket 1) PHNJD pada Dinas Pekerjaan
Umum Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung
3 Definisi
4 Acuan
5 Ketentuan a. Toleransi, Spesifikasi 7.9.1.4) :
Umum 1. Sisi muka batu dari permukaan pasangan tidak boleh
melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata pasangan
disekitarnya.
2. Profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air tidak
boleh berbeda lebih dari 2 cm, dan tidak boleh bergeser
lebih dari 5 cm dari permukaan yang ditentukan.
3. Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dg
mortar harus 10 cm.
4. Profil akhir untuk struktur kecil seperti lubang
penangkap dan lantai golak tidak boleh bergeser 2 cm
dari profil yang ditentukan.
b. Bahan. spesifikasi 7.9.2. :

Bab | E - 195
1. Batu : harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau
retak, lebar dan panjang minimal masing-masing 15 cm,
22.5 cm dan 34 cm.
2. Adukan : sesuai Instruksi Kerja Pengawasan Adukan
(7.8).
3. Drainase Porous : sesuai Instruksi Kerja Pengawasan
Drainase Porous (2.4).

c. Pemasangan Batu. spesifikasi 7.9.3.2). :


1. Landasan dari adukan baru minimal tebal 3 cm.
2. Batu besar harus digunakan untuk lapis dasar dan untuk
sudut-sudut.
3. Hindari pengelompokan batu yang berukuran sama.
4. Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang
mendatar dan muka yang tampak harus dipasang
sejajar dengan muka dinding batu yang terpasang.
I.3 5. Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada
pekerjaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.
d. Penempatan adukan. spesifikasi 7.9.3.3). :
1. Batu harus dibasahi merata sampai jenuh.
2. Landasan yang akan menerima batu juga harus
dibasahi.
3. Tebal dari landasan adukan harus antara 2 – 5 cm.
4. Banyaknya adukan harus dibatasi sehingga batu hanya
dipasang pada adukan baru.
5. Bila batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan
mencapai pengerasan awal, harus dibongkar.
e. Lubang sulingan dan dilatasi. spesifikasi 7.9.3.4). :

Bab | E - 196
1. Dinding dari pasang batu harus diberi lubang sulingan
dengan jarak antar tidak lebih dari 2 meter dari sumbu
satu kesumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.
2. Pada struktur panjang yang menerus delatasi harus
dibentuk setiap minimal 20 meter.
3. Lebar delatasi minimal 30 mm dan harus seluruh tinggi
dinding.
4. Timbunan dibelakang delatasi harus dari bahan
Drainase Porous berbutir kasar dengan gradasi
menerus. Sesuai Instruksi Kerja Pengawasan Drainase
Porous (2.4).
f. Pekerjaan akhir pasangan batu. spesifikasi 7.9.3.5).
:
1. Sambungan antara batu pada Permukaan harus
dikerjakan rata dengan Permukaan pekerjaan tetapi
tidak sampai menutup batu.
2. Permukaan horizontal dari seluruh pasang batu harus
diberi adukan tahan cuaca setebal 2 cm. sampai
Permukaan tersebut rata, mempunyai lereng melintang
dan sudut yang dibulatkan.
3. Segera setelah batu ditempatkan dan sewaktu adukan
masih baru, seluruh permukaan batu harus dibersihkan
dari bekas adukan.
4. Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti
yang disyaratkan pekerjaan Beton. Sesuai Instruksi
Kerja Pengawasan Pekerjaan Beton. (7.1).
I.4 5. Penimbunan kembali harus dilaksanakan 14 hari setelah
pasangan batu selesai
6 Prosedur dan Tanggungjawab

Bab | E - 197
Pelaku
No Kegiatan Rekaman
Penanggungjawab
1. Inspektor PENERIMAAN MATERIAL Formulir
1. Periksa tiket pengiriman material. Pemeriksaan
Pekerjaan
PELAKSANAAN Perkerasan
1. Kendalikan sisi muka batu, profi akhir hasil Beton.
pelaksanaan terhadap Toleransi.
2. Kendalikan Pemasangan Landasan dari
adukan.
3. Kendalikan pemasangan Batu besar.
4. Kendalikan pemasangan batu yg berukuran
sama.
5. Kendalikan pemasangan muka yang
tampak.
6. Kendalikan pelaksanaan terhadap
penggelindingan atau penggulingan batu.
7. Kendalikan pembasahan batu dan landasan.
8. Kendalikan tebal adukan.
9. Kendalikan banyaknya adukan.
PENEMPATAN LUBANG SULINGAN &
DILATASI
1. Kendalikan pemasangan Lubang sulingan
2. Kendalikan penempatan dilatasi.
3. Kendalikan pelaks. timbunan dibelakang
delatasi.
PEKERJAAN PENYELESAIAN
1. Kendalikan sambungan antara batu.
2. Kendalikan kerataan, lereng permukaan
horizontal.
3. Kendalikan kebersihan permukaan batu dari
bekas adukan.
4. Kendalikan perawatan hasil pelaksanaan.
5. Kendalikan Penimbunan kembali.

07 Pengecualian Ditetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan


08 Lampiran Daftar Simak

Bab | E - 198
BAGAN ALIR DIVISI 7:
PASANGAN BATU
M ULAI

AKTIVITAS :
CHECK 4
o Periksa contoh material yang diajukan, pastikan sesuai dengan
PERENCANAAN spesifikasi
DETAIL

VERIFIKASI 5
o Siapkan pondasi yang berhubungan dengan kegiatan penggalian
sebelumnya
PENGAJUAN
MULAI KERJA
VERIFIKASI 6
o Jika ditentukan,siapkan lapisan kedap air dan filter air

CHECK TIDAK VERIFIKASI 7


4 o Tempatkan beton lantai kerja jika diperlukan

SETUJU verifikasi 8
o Hampar adukan pada pondasi setebal 3 cm sebelum penempatan
PERSIAPAN batu lapis pertama sebagai batu yang besar
PONDASI

VERIFIKASI 9
o Batu ditempatkan secara memanjang dan buat agar posisi batu
stabil
PENEMPATAN
BATU
8-9 VERIFIKASI 10
o Sebelum ditempatkan, batu dibersihkan dan dibasahi, adukan
PENEMPATAN TALI AIR
DAN SAMBUNGAN KONSTRUKSI dimasukkan kedalam rongga melalui samping batu
13 - 14
PENEMPATAN VERIFIKASI 11
ADUKAN o Pastikan adukan memenuhi rongga antara batu
10 - 12

VERIFIKASI 12
o Adukanditempatkan segera setelah penempatan batu
PENYEMPURNAAN
PASANGAN BATU
VERIFIKASI 13
15 - 16
o Dinding penahan batu harus dilengkapi tali air

VERIFIKASI 14
CHECK o Pada dinding penahan batu yang panjang, harus ditempatkan
17
sambungan konstruksi setiap 20 m
PERBAIKAN
PEKERJAAN VERIFIKASI 15
o Permukaan sambungan antara batu harus diiadukan sama rata
dengan permukaan dinding tapi tidak menutupi batu

PENGUKURAN VERIFIKASI 16
HASIL KERJA o Permukaan atas dinding harus sesuai dengan yang ditentukan
setelah ditambah adukan setebal 2 cm

SERTIFIKASI VERIFIKASI 17
KUANTITAS o Periksa toleransi ukuran, kontraktor harus memperbaiki pekerjaan
yang tidak sesuai spesifikasi atau tidak diterima

P EM BAYARAN

Gambar Bagan Alir Pasangan Batu

Bab | E - 199
DAFTAR SIMAK
7.9 PASANGAN BATU
FORMULIR No : KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING
REQUEST No / Tgl : KONTRAKTOR :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )

NO PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN


Pemeriksaan terhadap Tiket
Penerimaan
1 Pengiriman Ya Tdk
Material
MateriaL
Pengendalian pada Sisi Muka
Batu dan Profil Akhir Hasil Ya Tdk
Pelaksanaan terhadap Toleransi
Pengendalian terhadap
Pemasangan Batu,
Ya Tdk
2 Pelaksanaan Muka Batu dan Landasan dari
Adukan
Pengendalian terhadap
Ya Tdk
Pembasahan Batu dan Landasan
Pengendalian terhadap Tebal dan
Ya Tdk
Banyaknya Adukan
Pekerjaan Penyelesaian Ya Tdk
Pengendalian terhadap
Sambungan dan Ya Tdk
Pekerjaan Kerataan Lereng
3
Penyelesaian Pengendalian terhadap
Kebersihan dan Ya Tdk
Perawatan

TANDA TANGAN CATATAN

Nama :
Jabatan :
Tabel Daftar Simak Pasangan Batu

Bab | E - 200
E.2.17 Divisi 8 : Pekerjaan Pengembalian Kondisi
Ilustrasi dan Kronologis maupun Sistim Manajemen Supervisi adalah
sebagai berikut :
 Dimaksudkan sebagai upaya untuk mencegah bertambahnya kerusakan jalan
selama masa konstruksi
 Dilaksanakan dalam periode mobilisasi dan harus selesai sebelum periode
mobilisasi habis. Biasanya diminta paling lambat selesai 60 hari setelah serah
terima lapangan.
 Cara pembayaran lump sum :
- Kontraktor harus segera melaksanakan pekerjaan pengambilan kondisi jalan
ini, sebab kalau ditunda, volume pekerjaan akan bertambah (karena jalan
bertambah rusak) sedangkan biaya yang disediakan tetap.
- Kontrtaktor harus secara cermat menghitung biaya pengembalian kondisi
tersebut pada waktu menyusun penawaran dengan mempertimbangkan nilai
sisa konstruksi, prediksi lalu lintas, kondisi cuaca dan kemungkinan kerusakan
yang terjadi karena ada gap waktu antara waktu penawaran dan COW

Bab | E - 201
 LUBANG

 R. K. BUAYA
 DEFORMASI

KERUSAKAN SETEMPAT (SPOT)

1. PENYIAPAN BAHAN

2. PEMBERIAN TANDA &


PENGERINGAN, JIKA PERLU
AGREGAT
ATAU

BETON ASPAL BETON ASPAL


ASPAL CAMP. PANAS CAMP. DINGIN
EMULSI/ ASP. 3. PEMOTONGAN LAPIS
CAIR PERMUKAAN
4. PEMOTONGAN LAPIS PONDASI
& PENGHANCURAN LAPIS
PERMUKAAN
6. PEMBENTUKAN /
PERAPIHAN LUBANG

5. PENGGALIAN /
LAPIS DEMI
PEMBUANGAN BAHAN
LAPIS!!

7. PENGURUGAN LAPIS PONDASI


(LAPIS DEMI LAPIS, MAKS. 10 cm)

Bab | E - 202
DAFTAR SIMAK
8.1 CAMPUARAN ASPAL PANAS UNTUK PEKERJAAN MINOR

FORMULIR No : ( F-01/SMM/IK/DIV-
KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING
8.1/ Rev.00 )
KONTRAKTOR :
REQUEST No / Tgl :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )

NO PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN


Penambalan o Pengendalian terhadap Tanda
Ya Tdk
pada pada Lokasi
1 Perkerasan o Pengendalian terhadap
Berpenutup Pemotongan dan Pemadatan Ya Tdk
Aspal pada Tepi
o Pengendalian terhadap
Permukaan dan Tanda Segi Ya Tdk
Empat
Perbaikan
o Pengendalian terhadap
Lubang pada
2 Penghamparan dan Ya Tdk
Perkerasan
Pemadatan Manual
Penutup
o Pemeriksaan terhadap Jenis
Elastomer dan Tanda pada Ya Tdk
Perletakan
Penutupan
o Pengendalian terhadap
Retak pada
3 Perbaikan Perkerasan yang Ya Tdk
Perkerasan
retak
Berpenutup
o Pengendalian terhadap Tanda
4 Ya Tdk
pada Lokasi

Bab | E - 203
Perataan o Pengendalian terhadap
Setempat Penghamparan dan Ya Tdk
pada Pemadatan dengan
Perkerasan
o Pengendalian terhadap Elevasi Ya Tdk
Berpenutup
o Pengendalian Terhadap Bahan
Perbaikan Tepi Ya Tdk
yang Terekspos
Perkerasan
5 o Pengendalian Terhadap
Berpenutup
Pelaksanaan Lebar Tambahan Ya Tdk
Aspal
Penyiapan Tanah Dsr
o Pemeriksaan Terhadap
Ya Tdk
Permukaan
6 Lapis Perekat
o Pengendalian Terhadap Proses
Ya Tdk
Peluburan lapis Perekat
TANDA TANGAN CATATAN

Nama :
Jabatan :
Tabel Daftar Simak Campuaran Aspal Panas Untuk Pekerjaan Minor

Bab | E - 204
S.O.P - DIVISI : 8 PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR
8.4 PERLENGKAPAN JALAN DAN PENGATUR LALU-LINTAS

1 Tujuan Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam


mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai
dengan Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang
digunakan, spesifikasi atau standart yang digunakan di
Binamarga dalam kegiatan Pengawasan adalah dokumen
yang sah dan berlaku .
2 Ruang Lingkup Instruksi Kerja ini berlaku untuk Paket Pengawasan Peningkatan
Jalan Junction - Membalong (Paket 1) PHNJD pada Dinas
Pekerjaan Umum Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung
3 Definisi -
4 Acuan Spesifikasi seksi 8.4
5 Ketentuan a. UMUM.
Umum 1. Pengajuan Kesiapan Kerja. spesifikasi 8.4.1.5).
• 1 liter contoh cat dan data pendukung harus
diserahkan Direksi Pekerjaan.
• Data pendukung: komposisi, jenis penerapan,
bahan pengencer, waktu pengeringan, pelapisan
yang disarankan, ketahanan thd panas, detail cat
dasar, umur kemasan
2. Jadwal pekerjaan. spesifikasi 8.4.1.6).
• Marka jalan harus dilakukan dalam 3 bulan pertama
periode pelaksanaan, atau
• Setelah operasi pekerjaan pengembalian kondisi
selesai.
b. PELAKSANAAN.

Bab | E - 205
1. Penyiapan Permukaan Perkerasan. spesifikasi
8.4.3.4).a).
• Permukaan perkerasan harus bersih, kering, bebas
gemuk dan debu.
• Marka lama yang menghalang kelengketan harus
dihilangkan dengan grit blasting (pengausan
dengan bahan berbutir halus).
2. Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan. spesifikasi
8.4.3.4).b).
• Pengecatan tidak boleh dilakukan kurang dari 3
bulan pada permukaan yang baru.
• Pengecatan marka jalan sementara harus
dilakukan segera setelah pelapisan.
• Kontraktor harus mengatur dan menandai semua
marka jalan dengan dimensi dan penempatan yang
presisi.
• Tebal basah minimum 0.38 mm untuk cat bukan
termoplastik, dan 1.5 mm untuk cat termoplastik
belum ter masuk glas bead.
• Glas bead harus ditabur secara mekanis dengan
garis tepi yang bersih (tidak bergerigi) dengan
kadar 450 gr/m2 untuk semua jenis cat.
• Marka jalan harus dilindungi dari lalu-lintas sampai
dapat dilalui tanpa adanya bintikbintik atau bekas
jejak roda.
I.5 • Marka jalan harus menampilkan hasil yang
merata baik siang maupun malam
6 Prosedur dan Tanggungjawab

Bab | E - 206
Pelaku
No Kegiatan Rekaman
Penanggungjawab
1. Inspektor PELAKSANAAN. Formulir
1. Kendalikan Penyiapan Permukaan Pemeriksaan
Perkerasan. Pekerjaan
a. Agar permukaan bersih, kering. Perkerasan
b. Marka lama yang menghalang Beton.
kelengketan harus dihilangkan.
2. Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan.
a. Kendalikan pengaturan dan penandaan
marka
b. Periksa tebal basah cat.
c. Kendalikan agar glas bead ditabur
dengan garis tepi yang tidak bergerigi.
d. Kendalikan agar marka jalan dilindungi
dari lalu-lintas.
e. Periksa hasil penampilan yang merata
baik siang maupun malam.
5 PENGECUALIAN Ditetapkan secara khusus oleh Direksi
Pekerjaan.
6 LAMPIRAN Daftar Simak

Bab | E - 207
BAGAN ALIR DIVISI 8:
8.4. PENGEMBLIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR
M ULA I

P ERSETUJUA N
RENCA NA
DETA IL

AKTIVITAS :
Sebelum pekerjaan dimulai,periksa apakah
P ENGA JUA N kontraktor sudah mendapat data dan gambar untuk
P ERSETUJUA N
M A TERIA L memulai pekerjaan

CHECK 3
TIDA K
C HEC K o Periksa apakah kontraktor sudah melaksanakan
5
survei lapangan yang lengkap dan akurat
SETUJU o Jika disetujui berikan persetujuan,tapi jika tidak
LA LU-LINTA S
kontraktor memperbaiki kekurangan dan
mengajukan usulan kembali.

CHECK 6
SETTING OUT o Pastikan bahwa material yang diusulkan sesuai
dengan spesifikasi.
o Jika diterima,berikan persetujuan,jika tidak kontraktor
TIDAK
menajukan usulan alternatif.
C HEC K
7
CHECK 10
SETUJU o Periksa pelaksanaan pekerjaan apakah sesuai set
out dalam spesifikasi.
P A TOK RA M B U o Pembentukan bahu jalan tidak boleh lebih tinggi
M A RKA JA LA N M A TA KUCING
& GUA RDRA IL
8
9 10 atau lebih rendah 1cm dari permukaan perkerasan.
o Tidak ada pohon yang menghalangi jarak pandang
atau sesuatu yang membahayakan.
KERB TROTOA R & M EDIA N
11 12 o Semua lubang bekas galian tunggul dan akar harus
ditimbun dengan material yang layak.

M ONITOR
o Simpan catatan untuk semua pekerjaan
C HEC K pemeliharaan
17

P ERB A IKA N
P EKERJA A N

P ENGUKURA N
HA SIL KERJA

SERTIFIKA SI
KUA NTITA S

P EM B A YA R A N

Gambar Bagan Alir Pengemblian Kondisi Dan Pekerjaan Minor

Bab | E - 208
DAFTAR SIMAK DIVISI 8:
8.4. PENGEMBLIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR
FORMULIR No : KONSULTAN : CV. IMAYA CONSULTING
REQUEST No / Tgl : KONTRAKTOR :
RENCANA PRODUKSI : ……………… M3 LOKASI : Sta . . . . . . . . . . . . ( Ka / Ki )
N
PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN
O
Penerimaan Pemeriksaan terhadap Pengiriman
1 Ya Tdk
Material Material
2 Pelaksanaan Shop Drawing & Jadual Pelaksanaan Ya Tdk
Data lokasi penempatan
perlengkapan jalan dan pengatur Ya Tdk
lalu-lintas
Persetujuan material yang digunakan Ya Tdk
Persetujuan material yang digunakan Ya Tdk
Pembuatan dan pemasangan patok
pengarah, patok kilometer, rambu Ya Tdk
jalan dan rel pengaman
Pengecatan patok
Ya Tdk
pengarah/kilometer
Pengecatan rambu jalan Ya Tdk
Pengecatan marka jalan Ya Tdk
Pemasangan paku jalan atau mata
Ya Tdk
kucing
Pemasangan kerb Ya Tdk
Pemasangan paving block Ya Tdk
Pengukuran Hasil Pekerjaan Ya Tdk
Sertifikasi kuantitas Ya Tdk
3 Peralatan Concrete mixer Ya Tdk
Mesin pengecatan marka jalan Ya Tdk
Rambu LL/ Rubber Cone/Flag Ya Tdk
Alat bantu lainnya Ya Tdk

TANDA TANGAN CATATAN


Nama :
Jabatan :
Tabel Daftar Simak Divisi Pengemblian Kondisi Dan Pekerjaan Minor

Bab | E - 209
E.2.18 Perhitungan Kuantitas dan Sertifikasi Pembayaran
1. Ruang :
Lingkup
2. Tujuan : Memberikan panduan proses Pengajuan Pembayaran
Prestasi Kerja terhadap pemenuhan persyaratannya
3. Definisi : Sertifikat bulanan pembayaran prestasi pekerjaan adalah
bentuk dokumen internal proyek yang berisikan perhitungan
besaran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia jasa,
untuk diajukan kepada pengguna jasa guna mendapatkan
pembayaran dalam bentuk mata uang rupiah atau mata
uang lainnya.
4. Ketentuan : A. PERSYARATAN
Umum
A1. Pembayaran hasil pekerjaan hanya dapat dibayarkan
bilamana penyedia jasa mengajukan tagihan
pembayaran sertifikat bulanan yang terdiri atas :
Sertifikat bulanan
Legalitas proses
Data pendukung Buku Perhitungan ”Calculation Book”
Data lolos uji mutu
Dan telah dicek, diverifikasi oleh wakil direksi
pekerjaan dan juga telah dianggap tidak memiliki
kekurangan sedikitpun.
A2. Bilamana terjadi ketidaksesuaian dalam
perhitunganprestasi pekerjaan, maka proses
pengajuan dapat tetap dilanjutkan dengan
mengesampingkan hal-hal yang menjadi perselisihan.
B. WAKTU PENGAJUAN DAN PEMBAYARAN

Bab | E - 210
B1. Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate),
diperhitungkan pada periode tanggal 26 bulan
sebelumnya s/d tanggal 25 bulan berjalan, dan
ketentuan ini dibahas pada saat Pre-Construction
Meeting (PCM)
B2. Selambat-lambatnya 7 hari setelah Sertifikat Bulanan
(MC) disetujui. Pengguna jasa sudah harus
mengajukan surat permintaan pembayaran
B3. Setiap pembayaran harus dipotong dengan jaminan
pemeliharaan, angsuran uang muka, denda (bila ada)
dan pajak-pajak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan ketentuan-ketentuan dalam dokumen
kontrak.
B4. Untuk kontrak yang memiliki subkontrak, permintaan
pembayaran kepada pengguna jasa harus dilengkapi
bukti pembayaran kepada seluruh sub kontraktor
sesuai dengan kemajuan pekerjaan.
B5. Selambat-lambatnya 14 hari setelah pengajuan
sertifikat bulanan, Pengguna Jasa harus membayar
tagihan sertifikat bulanan (MC) kepada Penyedia Jasa.
Bilamana Pengguna Jasa terlambat membayar, maka
wajib membayar bunga keterlambatan pembayaran
sesuai tingkat suku bunga yang berlaku saat itu.

Bab | E - 211
5. Tata Cara serta Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang.
5.1 Bagan alir serta Tugas, tanggung jawab dan wewenang.
KONT SE CI QE DIR. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN
PEK WEWENANG
BENDAHARA
1 2
1 Kegiatan 1. Kontraktor
o Membuat Sertifikat Bulanan
o Mempersiapkan data pendukung
o Identifikasi aspek legal
3 4 o Perhitungan kuantitas
o Hasil uji mutu
o Kirim berkas ke SE
2 Kegiatan 2. SE
5
o Menerima berkas
o Mengecek kelengkapan
Ya 6 o Memberi instruksi pengecekan
kuantitas kpd CI
Tdk
OK o Memberi instruksi pengecekan
kualitas kpd QE
7 Tdk
OK 3 Kegiatan 3. CI
Ya
o Menerima berkas tagihan sertifikat
bulanan
o Melakukan pengecekan dan verifikasi
8 item tagihan dengan prestasi kerja
bulan berjalan
o Memeriksa aritmatik perhitungan
o Membuat rekomendasi hasil
pemeriksaan dan memberi catatan
untuk disampaikan pada SE
o Dalam prosesnya CI dapat meminta
klarifikasi kepada kontraktor
bilamana dibutuhkan penjelasan
lebih rinci
4 Kegiatan 4. Quality Engineer
Menerima berkas tagihan Sertifikat
Bulanan (MC)

Bab | E - 212
o Melakukan pengecekan dan verifikasi
item tagihan dengan prestasi kerja
bulan berjalan
o Membuat rekomendasi hasil
pemeriksaan dan memberi catatan
untuk disampaikan pada SE
o Dalam prosesnya QE dapat meminta
konfirmasi kepada kontraktor
bilamana dibutuhkan penjelasan
yang lebh rinci
5 Kegiatan 5.
o Menerima berkas Sertifikat Bulanan
dan hasil pemeriksaan CI dan QE
o Mengamati dan mencermati hasil
pemeriksaan, jika menurut
pendapatnya terdapat keraguan
maka dapat dibahas kembali denga
CI dan QE atau keduanya
o Bilamana dalam Sertifikat Bulanan
terdapat kekurangan atau
ketidaksesuaian, maka dapt
dimintakan klarifikasi kepada
kontraktor dan mengirimkan kembali
ke kontraktor untuk dilakukan
perbaikan
o Bilamana telah sesuai, berkas dikirim
kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapat persetujuan
6 Kegiatan 6.
Menerima berkas S.B
o Mengecek kesesuaian dan
kecukupannya
o Melakukan konfirmasi kepada SE
bilamana diperlukan
o Membuat persetujuan dengan
membubuhkan tanda-tangan
o Bilamana belum sesuai, mengirim
kembali ke SE agar diteruskan kepada
kontraktor untuk perbaikan (kegiatan
7)
o Bilamana sesuai, memerintahkan
kepada jajarannya untuk memproses
pembayaran
7 Kegiatan 7. Bendaharawan

Bab | E - 213
o Memeriksa kecukupan dan cakupan
jumlah pembayaran, jenis potongan-
potongan
o Menerbitkan Berita Acara
Pembayaran
o Menyerahkan SSP kepada kontraktor
untuk diisi
o Memberitahukan Pajak/Faktur Pajak
(jika ada) yang harus dibayar
kontraktor
8 Kegiatan 8. Kontraktor
o Mengisi dan menandatangani SSP
o Membayar pajak bilamana ada
o Mengirim SSP
o Menandatangani Berita Acara
Pembayaran

9 Kegiatan 9. Bendaharawan
o Membuat SPP-LS, untuk
ditandatangani PPK
o Menyampaikan SPP-LS, SSP dan
faktur pajak kepada KPKN

6. Acuan : Keppres Nomor 80 Tahun 2003


Kepmen PU Nomor 67/KPTS/1998
Kepmen 349/KPTS/M/2004
Dokumen kontrak
7. Kondisi khusus :
8. Bukti Kerja : 8.1 Berkas MC
8.2 Buku Perhitungan
8.3 Catatan Lolos Uji Mutu
8.4 Daftar Simak Proses Mc
8.5 Agenda Proses Pembayaran
8.6 Berita Acara Persetujuan Pembayaran Prestasi Pekerjaan
9. Lampiran : 9.1 Daftar Simak Pengajuan Pembayaran Prestasi Pekerjaan

Bab | E - 214
DAFTAR SIMAK
PENGAJUAN PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN (F: 01/SMM/PP/18)
No. Status
No Data Pendukung Ket.
Dokumen Pemeriksaan
1 Setiap pekerjaan diajukan dengan request Ya Tdk
2 Kesesuaian request telah diperiksa Ya Tdk
3 Setiap item didukung dg perhitungan Ya Tdk
4 Hasil perhitungan telah dicek kebenarannya Ya Tdk
5 Setiap item yg diajukan, lolos uji mutu Ya Tdk
6 Perincian kuantitas telah dicek Ya Tdk
7 Telah dilakukan pengecekan data kuantitas Ya Tdk
dan sesuai harga bulan lalu
8 Telah dilakukan pengecekan data kuantitas Ya Tdk
dan sesuai harga bulan ini
9 Telah dilakukan pengecekan data kuantitas Ya Tdk
dan sesuai harga kumulatif s/d bulan ini
10 Hasil perhitungan MC beserta pemotongan Ya Tdk
wajibnya telah dicek sesuai
Tabel Daftar Simak Pengajuan Pembayaran Prestasi Pekerjaan

E.2.19 Perubahan dan Variasi


Perubahan dan variasi selalu timbul dan kemungkinan besar tidak bisa
dihindari selama masa konstruksi. Jika hal ini diperlukan maka konsultan
akan melakukan studi dan perubahan disain juga penyesuaian terhadap
rencana kerja dan juga menyiapkan Justifikasi Teknis berikut data tambahan
untuk diserahkan kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang
Prov. Kep. Bangka Belitung. Setelah mempertimbangkan justifiakasi teknis
beserta rekomendasi dari konsultan, maka pihak yang berwenang akan

Bab | E - 215
membuat keputusan yang akan menguntungkan kepada Satker Dinas
Pekerjaan Umum Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung.
Perubahan ini juga menyangkut kepada waktu pelaksanaan, analisa harga
dan spesifikasi khusus yang diperlukan untuk melengkapi administrasi
kontrak dan untuk pelaksanaan di lapangan.
Hal-hal tersebut di atas akan disiapkan oleh Konsultan sesegera mungkin
untuk menghindari terjadinya kelambatan pelaksanaan oleh Kontraktor dan
timbulnya perubahan yang drastis pada program yang telah disusun oleh
kontraktor.

E.2.20 Tuntutan Kontraktor (“Claims”)


Tuntutan kontraktor terhadap perubahan waktu, tambahan biaya,
kompensasi biaya dan lain – lain akan dianalisa secara realistis. Laporan dan
rekomendasi mengenai hal itu akan disampaikan kepada pihak-pihak terkait.
Analisa akan meliputi penelitian pada keadaan sebenarnya yang
menyebabkan timbulnya tuntutan tersebut.
Tim Konsultan CV. IMAYA CONSULTING akan mengutamakan kepentingan
Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Prov. Kep. Bangka Belitung dan
tuntutan kontraktor yang tidak berdasar tentu saja tidak akan diterima.

E.2.21 Pengarsipan
Konsultan akan menjaga semua arsip dan catatan mengenai data lapangan,
hasil-hasil pengujian material / kendali mutu maupun konstruksi, data
pembayaran, surat – menyurat dan instruksi lapangan serta notulen –
notulen rapat dan lain sebagainya untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Konsultan CV. IMAYA CONSULTING akan menempatkan hal ini dalam
pengendalian. non teknis termasuk sistimatika penomoran sesuai prosedur

Bab | E - 216
yang diminta dalam persyaratan dalam rangka menjamin mutu (quality
assurance).

E.2.22 Laporan Kemajuan Pekerjaan dan Laporan khusus


Laporan Bulanan yang memuat kemajuan fisik, pelaksanaan, kualitas
pekerjaan, status pembayaran, peralatan, perubahan-perubahan yang
terjadi, pekerjaan tambahan, tuntutan kerja, langkah-langkah yang diambil
untuk mempercepat pelaksanaan dan lain sebagainya akan diserahkan
kepada Kepala BPJ/ Pemimpin Bagian Pelaksanaan Kegiatan Fisik.
Jika terdapat masalah yang khusus maka Konsultan CV. IMAYA CONSULTING
akan membuat laporan khusus tentang masalah tersebut yang memuat
semua data, analisa, foto serta alternatif penyelesaian dan analisa biaya jika
diperlukan. Disampaikan kepada kepala BPJ/ Pemimpin Bagian Pelaksana
Kegiatan fisik.
E.2.23 Laporan Akhir
Laporanan akhir dibuat pada saat selesainya pekerjaan, berisi antara lain
data proyek, latar belakang, problem mendasar yang terjadi serta langkah
penyelesainya, detail status keuangan, program pemeliharaan termasuk
material. Peralatan, tenaga kerja serta perkiraan biayanya.
Konsultan CV. IMAYA CONSULTING akan mengusahakan persiapan
materi laporan akhir sudah dilakukan jauh sebelum pekerjaan selesai,
mengingat berakhirnya pekerjaan fisik bersamaan dengan kontak konsultan.

E.2.24 “As Built Drawing” (Gambar Terlaksana)


Sesuai dengan kemajuan/ progress pekerjaan, maka Konsultan akan
menginstruksikan Kontraktor untuk membuat Gambar Terlaksana (“As Built
Drawing) termasuk semua pekerjaan yang mengalami perubahan.

Bab | E - 217
E.2.25 Dokumen Serah Terima
Prosedur Serah Terima sesuai Dokumen Kontrak akan dilakukan sebaik
baiknya. Konsultan CV. IMAYA CONSULTING akan menyiapkan segala
dokumen yang diperlukan agar serah terima dapat terlaksana dengan lancar
dan benar. Daftar kerusakan dan kekurangan serta pekerjaan yang masih
harus disempurnakan oleh Kontraktor juga harus mendapat perhatian.

E.3 PROGRAM KERJA


E.3.1 Umum
Rencana Kerja merupakan penerapan metodologi pelaksanaan yang
dikaitkan dengan waktu pelaksanaan dan keterlibatan Tenaga Ahli Penyedia
Jasa Konsultasi.
Konsultan akan menyusun rencana kerja ini sedemikian rupa sehingga dapat
mencapai sasaran/keluaran seperti yang diinginkan sesuai dengan waktu
yang disediakan.
Berdasarkan metodologi yang telah disusun pada Bab E, rencana kerja
dibedakan menjadi beberapa kelompok kegiatan, urutan masing-masing
kelompok kegiatan tidak harus menggambarkan urutan jadwal
pelaksanaannya, akan dilakukan secara berurutan, pengelompokan tersebut
didasarkan pada jenis kegiatan saja.

E.3.2 Kelompok Program / Kegiatan


Dalam melaksanakan kegiatan ini Konsultan membagi menjadi 3 Kelompok
Program Field Team CV. IMAYA CONSULTING. antara lain, yaitu:
1. Program Pendahuluan
Jadwal Pelaksanaan kegiatan ini semenjak diterimanya SPMK waktu yang
dibutuhkan selama 1 (satu) minggu

Bab | E - 218
Kegiatan ini merupakan kegiatan awal yang bertujuan untuk memantapkan
kembali arah dan sasaran pekerjaan, serta untuk melakukan revisi-revisi
lingkup pekerjaan setelah diadakan diskusi dengan Pemberi Tugas.
Survai Lapangan.
 Inventory data existing
 Lokasi & Deposit Sumber Material
 Pengukuran Primer ( BB, DCP ) trase jalan sesuai hasil diskusi.
 Survey kondisi bangunan pelengkap dan aliran air permukaan.
 Wawancara, dengan masyarakat sebagai sumber tambahan data review
design.
2. Program Konstruksi
Maksud dan tujuan utama dari pengawasan teknis adalah memastikan agar
maksud dari gambar rencana dapat dilaksanakan secara baik dan
mengantisipasi penyesuaian di lapangan secara awal untuk mencegah
hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Pada program konstruksi ini, konsultan akan melakukan pengawasan
terhadap pekerjaan kontraktor, aktivitas ini akan dilakukan oleh Tim
Pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas. Pihak konsultan supervise harus
pula memperhatikan perubahan kontrak sehingga dapat dipahami bila
terjadi perubahan pada perintah pekerjaan. Hal ini harus secepatnya
dilaporkan kepada Kepala Satuan Kerja / Pejabat Pembuat Komitmen Phisik,
sehingga Satuan Kerja dapat segera mengambil langkah kebijakan
3. Program Pelaporan
Berisikan Kondisi Satuan Kerja secara keseluruhan, dan rencana yang akan
dilaksanakan sesuai kondisi aktual di lapangan.
 Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan adalah Japoran tahap pertama yang harus
diselesaikan. Laporan ini berisikan tentang pemahaman konsultan

Bab | E - 219
terhadap kerangka acuan kerja yang telah ditetapkan dalam
merealisaikan pekerjaan. Substansi Laporan Pendahuluan sekurang-
kurangnya memuat tentang:
• Pendahuluan yang berisi tentang Jatar belakang, maksud, tujuan,
sasaran, keluaran, ruang lingkup, dan sistematika pelaporan;
 Pengambilan dan atau pengumpulan data-data teknis terkait
kondisi lapangan dan dokumen Lelang Pekerjaan fisik yang akan
menjadi pedoman dokumen pelaksanaan pengawasan pekerjaan
fisik (foto lapangan, gambar, spesifikasi teknis, RAB, RKS, dan time
schedule pekerjaan)
• Konsep penanganan pekerjaan pengawasan'l metodologi;
• Rencana kerja atau Program kerja Pengawasan;
• Jadwal pelaksanaan;
• Organisasi pelaksana pekerjaan;
• Uraian kebutuhan tenaga ahli dan kualifikasi serta fungsi dan
tanggung jawabnya;
• Sistem pelaporan.
Substansi tersebut diatas disajikan dengan sistematika
penulisan/penyajian secara teknis diserahkan kepada tim teknis yang
ditunjuk oleh Pengguna Jasa IKPAlPPK dengan mengikuti kaidah dan
format pelaporan akademis I formal, sebanyak 5 (lima) buku dalam
format kertas ukuran A-4. Laporan Pendahuluan diserahkan kepada
pemberi tugas selambat-Iambatnya akhir minggu pertama setelah
Surat Perintah Kerja (SPK) diterbitkan

 Laporan Bulanan (Monthly Report)


Laporan ini disusun dengan menggunakan Form-form standar. Berisi
keterangan mengenai, antara lain :

Bab | E - 220
- Merupakan rekapitulasi dari hasil pengawasan harian dan
mingguan.
- Ringkasan Kemajuan Pekerjaan Pengawasan ( Progres Bulanan
Pengawasan),
- Ringkasan Kemajuan Pekerjaan Fisik (Progres Bulanan Fisik),
- Foto Dokumentasi item pekerjaan dimaksud
- Ringkasan penerapan dana atau pembayaran.
- Problem yang terjadi dan rekomendasi penyelesaiannya.
- Keterangan lain yang berhubungan dengan supervisi.
Disampaikan paling lambat tanggal 05 Bulan berikutnya, laporan ini
dibuat sebanyak 5 (lima) buku.

 Laporan Akhir
Laporan akhir (Final Report) dibuat dengan isi uraian pelaksanaan
pekerjaan dari awal hingga selesai. Laporan Akhir juga memuat
informasi lain mengenai pelaksanaan pekerjaan tersebut. Laporan
Akhir ini merupakan Laporan Hasil Pengawasan yang disusun dengan
rentang waktu sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan pengawasan
dan bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan.
Laporan ini disusun dengan memuat tentang :
1 Program kerja, alokasi penggunaan ten,aga dan konsepsi
pekerjaan pengawasan;
2 Buku harian, yang memuat semua kejadian,
perintah/petunjuk yang penting dari Kepala Satuan Kerja,
Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan Pengawas.
3 Laporan harian, berisi keterangan tentang :
a. Uraian kerja harian/metoda;
b. Shop Drawing (bila ada);

Bab | E - 221
c. Tenaga Kerja;
d. Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak;
e. Alat-alat;
f. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan;
g. Waktu pelaksanaan pekerjaan.
4 Dokumentasi I foto lapangan;
5 Laporan mingguan dan bulanan sebagai resume laporan harian;
6 Berita Acara Kemajuan Pekerjaan (Sebagai lampiran laporan
mingguan dan bulanan).
7 Surat Perintah Perubahan pekerjaan dan Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan Tambah Kurang jika ada tambah/kurang
pekerjaaan (dibuat sesuai dengan kebutuhan sebagai lampiran
laporan mingguan dan bulanan).
8 Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as-built drawings) dan
manual peralatan-peralatan yang dibuat oleh Kontraktor
Pelaksana (Sebagai lampiran laporan mingguan, bulanan).
9 Laporan Rapat di lapangan (site meeting) (Sebagai lampiran
laporan mingguan dan bulanan).
10 Gambar rincian pelaksanaan (shop drawings) dan Time Schedule
yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana (Sebagai lampiran laporan
mingguan dan bulanan).
11 Pada bulan terakhir pekerjaan dilampiri dengan Berita Acara
Penyerahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemyataan Selesainya
Pekerjaan.
12 Uraian yang menggambarkan kondisi awal (0%), 50% dan kondisi
pekerjaan fisik mencapai 100% dan menggambarkan seluruh
proses kegiatan pengawasan dilapangan.

Bab | E - 222
Laporan harus diserahkan selambat-Iambatnya pada hari
berakhirnya pekerjaan, diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku dalam format
kertas berukuran A-4 dengan dilengkapi data softcopy yang dikemas
dalam DVD Master Laporan yaitu sebanyak 5 (lima) buah

E.3.3 Tata Cara/Metode Pelaksanaan Jalan & Jembatan


Pelaksanaan metoda konstruksi yang baik adalah yang memenuhi pokok-
pokok berikut:
1. Kualitas pekerjaan yang baik.
2. Kemudahan pelaksanaan dengan tingkat keamanan yang tinggi.
3. Ekonomis.
4. Waktu pelaksanaan yang singkat.
5. Menggunakan peralatan/alat bantu yang sudah tersedia dan mudah
didapat.
Untuk mencapai pokok-pokok tersebut maka diperlukan suatu kajian
pelaksanaan yang baik dengan mempertimbangkan beberapa metoda
pelaksanaan yang dapat dilakukan yang akan menjadi acuan pelaksana
pekerjaan fisik. Untuk itu akan dijelaskan metode pelaksanaan pekerjaan
untuk pekerjaan jalan dan jembatan. Pada pekerjaan jalan dibuat metode
pekerjaan untuk lapisan perkerasan lentur dan lapisan perkerasan kaku.
Sedangkan pada pekerjaan jembatan dibuat menjadi dua metode yaitu
metode pekerjaan jembatan pendekat dan jembatan utama. Semua metode
pekerjaan ini akan dijelaskan selanjutnya.

1. Tahapan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Jalan

Bab | E - 223
Gambar Tahap-1 Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement
a. Keterangan metode pelaksanaan tahap-1:
 Pengukuran/penentuan elevasi

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement


 Keterangan metode pelaksanaan tahap-1:
Pembuatan dowel dan tie bar

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

 Keterangan metode pelaksanaan tahap-2:


Buat patokan lean concrete

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

Bab | E - 224
 Keterangan metode pelaksanaan tahap-3:
Pengecoran lapisan lean concrete dengan tebal yang telah ditentukan t=10 cm.

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

 Keterangan metode pelaksanaan tahap-4:


- Persiapan daerah penghamparan concrete pavement dan penghamparan
lapisan plastik
- Pemasangan dowel dan tie bar yang telah diolesi gemuk/vaseline

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

 Keterangan metode pelaksanaan tahap-5:


Penghamparan concrete pavement dengan back hoe

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

Bab | E - 225
 Keterangan metode pelaksanaan tahap-6:
Pekerjaan Concrete Pavement dengan Slipform paver SP 500 dengan tebal
t=27 cm

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

 Keterangan metode pelaksanaan tahap-7:


Pembentukan texture (pengkasaran permukaan)

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

 Keterangan metode pelaksanaan tahap-8:


Perawatan Beton (Curring Compound & Geotextile)

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

 Keterangan metode pelaksanaan tahap-9:


Pembuatan Celah Dengan Saw Cutter

Bab | E - 226
Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

 Keterangan metode pelaksanaan tahap-9:


Pekerjaan Joint Sealant

2. Tahapan Metode Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

 Keterangan metode pelaksanaan tahap-1:


Pekerjaan pembentukan badan jalan dengan menggunakan motorgrader

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

 Keterangan metode pelaksanaan tahap-2:

Bab | E - 227
Pekerjaan pemadatan subgrade dengan menggunakan vibro roller sampai
kedalaman 20 cm di bawah elevasi

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

 Keterangan metode pelaksanaan tahap-3:


Pengangkutan material subbase class - b dengan menggunakan dump truck.

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement


 Keterangan metode pelaksanaan tahap-4:
Dumping material sub base dari dump truck ke spreader box

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

Bab | E - 228
 Keterangan metode pelaksanaan tahap-5:
Penghamparan & perataan subbase class-b menggunakan spreader box

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

 Keterangan metode pelaksanaan tahap-6:


Pekerjaan pemadatan sub base dengan menggunakan vibro roller per layer 15
cm.

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

 Keterangan metode pelaksanaan tahap-7:


Pengangkutan material base course class - a dengan menggunakan dump truck.

Bab | E - 229
Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

 Keterangan metode pelaksanaan tahap-8:


Dumping material base course dari dump truck ke spreader box

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement


 Keterangan metode pelaksanaan tahap-9:
Pekerjaan penghamparan base course dengan menggunakan spreader box

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

Bab | E - 230
 Keterangan metode pelaksanaan tahap-10:
Pekerjaan pemadatan base course menggunakan vibro roller per layer 15 cm

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

 Keterangan metode pelaksanaan tahap-11:


Pekerjaan perkerasan aspal jalan akses
- Prime coat
- Asphalt treated base (atb) 15 cm
- Tack coat
- Asphalt concrete ( 5 cm Binder Coarse) & (5 cm Wearing Coarse)

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

 Keterangan metode pelaksanaan tahap-12:


Pekerjaan perkerasan aspal bahu jalan
- Prime coat
- Asphalt treated base (atb) 10 cm

Gambar Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

 Keterangan metode pelaksanaan tahap-13:

Bab | E - 231
Pekerjaan perkerasan aspal diatas rigid pavement jalur utama/ramp
- Tack coat
Asphalt concrete (ac) 6 cm (wearing coarse)

E.4 ORGANISASI DAN PERSONIL


E.4.1 Tenaga Ahli/Personil
Untuk melaksanakan tugas-tugas supervisi dalam Kerangka Acuan Kerja ini
diperlukan sarana managemen berupa Field Supervision Team yang
merupakan suatu organisasi lapangan dari para Supervisor yang akan
melaksanakan tugas Layanan Jasa Konsultasi.
Struktur organisasi supervisi dirancang sesuai keperluan proyek terutama
menyangkut aspek Pengawasan Teknik Kegiatan Struktur Jalan sehingga
hubungan kontraktual maupun operasional dari semua unsur yang terlibat
langsung dan tidak langsung sebagai pelaku dalam penyelenggaraan proyek
dapat berjalan lancar.
Untuk itu dalam membentuk Struktur Organisasi Field Supervision Team
pada proyek ini mengacu kepada beberapa hal sebagai berikut :
 Mekanisme Kerja Konsultan Pengawasan.
 Jenis Kontruksi dan volume pekerjaan.
 Kapasitas personil dan fasilitas yang tersedia.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas yang merupakan parameter
praktis penentu terciptanya struktur organisasi Konsultan Pengawasan
Teknik Jalan, yang mampu menghasilkan produk kerja optimal dengan dan
efektif.
Adapun komposisi personil team supervisi dengan menangani pekerjaan ini
terdiri dari:

No. POSISI JUMLAH WAKTU KETERANGAN

Bab | E - 232
PERSONIL TUGAS

1. Ketua Tim/ Site Engineer 1 Orang 8,0 Bulan Tenaga Ahli


2. Chief Inspector/ Quality 1 Orang 7,0 Bulan Tenaga Ahli
Engineer
3. Ahli Lingkungan dan Sosial 1 Orang 3,0 Bulan Tenaga Ahli
4. Inspector 1 Orang 7,0 Bulan Tenaga Pendukung
5. Lab Technician 1 Orang 7,0 Bulan Tenaga Pendukung
6. Surveyor 1 Orang 7,0 Bulan Tenaga Pendukung

1) Ketua Tim (Site Engineer) : 1 Orang


Wajib memiliki sertifikat keahlian minimal Ahli Teknik Jalan - Muda dalam
Pengawasan/Supervisi Jalan, sekurang-kurangnya Sarjana Teknik Sipil (S1)
dari sebuah perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
terakreditasi atau lulus ujian negara dari perguruan tinggi swasta atau lulus
dari perguruan tinggi luar negeri yang terakreditasi serta berpengalaman
dalam supervisi jalan.
Diutamakan yang berpengalaman selama sekurangkurangnya 3 (tiga) tahun
sebagai Ahli Tehnik Jalan - Muda, telah ikut serta dalam pelatihan ahli
Konsultan Pekerjaan Umum dari LPJK serta mampu berkomunikasi dalam
Bahasa Inggris.
Tugas dan tanggung jawab Site Engineer/Pimpinan Tim termasuk, tetapi
tidak terbatas pada:
 Memimpin dan mengkoordinir kegiatan anggota Tim Supervisi selama
pelaksanaan kontrak.
 Mempersiapkan Petunjuk Pelaksanaan tugas-tugas supervisi termasuk
pengumpulan, pengolahan data serta penyajian hasil kerja secara
keseluruhan. Petunjuk tersebut menjadi bagian dari Rencana

Bab | E - 233
Penjaminan Mutu/Quality Assurance Plan yang dibahas bersama dengan
PIUC dan disetujui PPK.
 Memimpin semua diskusi dengan Kontraktor Pekerjan.
 Menerima instruksi dari PPK dan mengkomunikasikan semua
persyaratan dengan Tim Supervisi, khususnya:
 Inspeksi lapangan secara reguler.
 Kepatuhan pada spesifikasi
 Metode Kerja.
 Metode pengukuran dan pembayaran, dan
 Rincian teknis yang terkait dengan Perubahan Kontrak.
 Mengeluarkan keputusan tertulis tentang Penerimaan atau Penolakan
bahan/material dan pekerjaan.
 Segera melaporkan kepada PPK tentang peristiwa tak diinginkan, apabila
terjadi penundaan kemajuan pekerjaan sebesar lebih dari 10% rencana.
 Menyediakan rekomendasi untuk penanggulangan dan perbaikan.
 Bertanggung jawab untuk memastikan dilakukannya pengukuran
pekerjaan yang akurat, memeriksa monthly certificate/laporan bulanan,
semua laporan, meninjau pengajuan Kontraktor, mempersiapkan
justifikasi teknis untuk perubahan kontrak/changeorders.

2) Chief Inspector/Quality Engineer : 1 orang


Wajib memiliki sertifikat keahlian minimal Ahli Teknik Jalan - Muda dalam
Supervisi Jalan, sekurang-kurangnya Sarjana Teknik Sipil (S1) dari
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta terakreditasi atau
lulus ujian negara atau tamat dari perguruan tinggi luar negeri yang
terakreditasi, serta berpengalaman dalam supervisi jalan selama tidak
kurang dari 2 (dua) tahun sebagai Ahli Teknik Jalan - Muda serta telah ikut
serta dalam pelatihan ahli Konsultan Pekerjaan Umum dari LPJK.

Bab | E - 234
Tugas dan tanggung jawab Chief Inspector/Quality Engineer termasuk,
tetapi tidak terbatas pada hal berikut:
 Mematuhi petunjuk teknis serta instruksi Site Engineer untuk kendali
teknis serta rekayasa lapangan/field engineering, dan segera
melaporkan setiap penyimpangan dari Kontrak kepada Site Engineer.
 Melakukan supervisi dan pemantauan terhadap tenaga dan peralatan di
lapangan terkait pelaksanaan tugasnya secara tepat.
 Melakukan supervisi dan pemantauan terhadap pengaturan Aspal dan
pengangkutan ke lokasi, peralatan asphalt paver dan pemadatan atau
peralatan lain yang dibutuhkan di lapangan.
 Memantau pekerjaan dan melaporkan setiap bulan menggunakan
format yang terdapat dalam Lampiran B serta menyerahkannya kepada
Site Engineer.
 Memberikan arahan kepada Surveyor dan Inspector tentang lingkup
pekerjaan yang akan dilakukan.
 Mengikuti panduan teknis serta instruksi Site Engineerterkait kendali
mutu, serta segera melaporkan setiap penyimpangan terhadap Kontrak
kepada Site Engineer.
 Melakukan supervisi dan pemantauan terhadap pengaturan pengujian
material/bahan oleh Kontraktoruntuk sumber bahan/quarry, agregat,
beton, test core, untuk memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan selalu
didukung oleh kendali mutu.
 Melakukan supervisi dan pemantauan terhadap Stone Crusher dan
Asphalt Mixing Plant atau peralatan lain yang dibutuhkan.
 Memasukkan kompilasi data kendali mutu bulanan kepada Site Engineer;
 Mengelola pekerjaan Teknisi Lab.

3) Ahli Lingkungan dan Sosial

Bab | E - 235
Wajib memiliki sertifikat keahlian lingkungan minimal Ahli Teknik
Lingkungan - Muda, sekurang-kurangnya gelar sarjana teknik lingkungan
dari perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta terakreditasi atau
lulus ujian negara atau tamat dari perguruan tinggi luar negeri yang
terakreditasi, serta berpengalaman dalam pekerjaan terkait lingkungan
selama tidak kurang dari 1 (satu) tahun sebagai Ahli Teknik Lingkungan -
Muda serta telah ikut serta dalam pelatihan ahli Konsultan Pekerjaan Umum
dari LPJK.
Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli lingkungan dan sosial termasuk,
tetapi tidak terbatas pada hal berikut:
 Mematuhi petunjuk teknis serta instruksi Site Engineer untuk kendali
lingkungan dan sosial, dan segera melaporkan setiap penyimpangan dari
Kontrak kepada Site Engineer.
 Melakukan supervisi dan pemantauan terhadap pengelolaan lingkungan
dan sosial.
 Menerjemahkan UKL-UPL ke RKPPL.
 Membuat dan menyusun format-format monitoring dan pelaporan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan dan sosial.
 Membuat kajian sosial serta rekomendasi solusi terhadap potensi
timbulnya permasalahan social selama masa konstruksi.
 Mengidentifikasi dampak lingkungan dan perkiraan pembebasan lahan
pada tahap pra konstruksi.
 Mengidentifikasi dampak pada gangguan lalu lintas, pencemaran udara
dan kerusakan jalan akses dalam pekerjaan mobilisasi pada tahap
konstruksi.
 Mengidentifikasi dan memonitoring dampak lingkungan secara langsung
maupun tidak langsung pada lokasi pekerjaan, lokasi sumber bahan

Bab | E - 236
(Quarry) termasuk jalan akses dan lokasi Base Camp dalam pekerjaan
mobilisasi pada tahap konstruksi.
 Mengidentifikasi dampak pada pencemaran debu lalu lintas, kemacetan
dan kecelakaan lalu lintas serta perubahan penggunaan lahan yang tidak
terkendali dalam pekerjaan pengoperasian jalan pada tahap pasca
konstruksi.
 Mengidentifikasi dampak pada gangguan lalu lintas dalam pekerjaan
pemeliharaan jalan pada tahap pasca konstruksi.

E.4.2 Tenaga Pendukung


1) Inspector
Wajib sekurang-kurangnya menamatkan S1-Teknik Sipil, serta
berpengalaman selama 3 (tiga)tahun. Inspector bertanggung jawab
terhadap aspek teknis pelaksanaan pekerjaan, dengan (tetapi tidak
terbatas) kewajiban sebagai berikut:
 Melakukan supervisi terhadap semua Pekerjaan Konstruksi dan
pekerjaan lain, serta melaporkan setiap penyimpangan terhadap
kontrak kepada Chief Inspector/Quality Engineer.
 Meninjau serta menyetujui Laporan Harian, Mingguanserta Bulanan
(Personalia, Peralatan, Material/Bahan, Produk, Cuaca, dll.).
 Meninjau Rencana Kerja Mingguan dan Bulanan yang disusun
Kontraktor untuk disetujui Chief Inspector/Quality Engineer.
 Membantu Chief Inspector/Quality Engineer dalam memasukkan Hasil
Kerja untuk Serah Terima Pertama dan Serah Terima Akhir Pekerjaan
yang diajukan Kontraktor
 Memasukkan Laporan Harian dan Mingguan kepada Chief
Inspector/Quality Engineer terkait isu-isu yang ditemui di lapangan
serta menyediakan solusi terhadap masalah-masalah tersebut.

Bab | E - 237
2) Surveyor
Wajib sekurang-kurangnya menamatkan S1-Teknik Sipil dan
berpengalaman dalam supervisi jalan selama 3 (tiga) tahun.
Surveyor bertugas untuk menangani aspek teknis pelaksanaan
pekerjaan, dengan (tetapi tidak terbatas) tugas-tugas berikut:
 Melakukan supervisi terhadap semua pekerjaan konstruksi dan
pekerjaan lain, serta segera melaporkan penyimpangan dari Kontrak
kepada Chief Inspector/Quality Engineer.
 Melakukan pemeriksaan yang seksama terhadap semua pengukuran
pekerjaan dan secara khusus berpartisipasi dalam proses pengukuran
akhir.
 Membantu/meninjau rencana aksi untuk pengukuran.
3) Teknisi Lab
Wajib sekurang-kurangnya menamatkan S1-Teknik Sipil, dan
berpengalaman dalam supervisi jalan selama 3 (tiga) tahun.
Teknisi Lab harus bertanggng jawab untuk menjalankan tugas-tugas
berikut:
 Melakukan supervisi terhadap semua pekerjaan konstruksi serta tugas
lain, serta segera melaporkan setiap penyimpangan dari kontrak
kepada Chief Inspector/Quality Engineer.
 Meninjau hasil pengujian sebelum disetujui Chief Inspector/Quality
Engineer.

E.4.3 Struktur Organisasi


Struktur organisasi berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang
diperbaharui dalam Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan, yang
dimaksudkan adalah untuk menampung seluruh kegiatan pekerjaan di atas
secara terpadu.

Bab | E - 238
Untuk mencapai sasaran yang tepat diperlukan koordinasi yang baik antara
konsultan dengan Pemberi Tugas khususnya Pejabat yang ditunjuk untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan ini, serta pengaturan semua kegiatan
dari berbagai tahapan secara sistematis dan terpadu.

Mengkoordinir Tim Konsultan dalam, Evaluasi, Program, Review Disain /


Disain serta pengawasan untuk mencapai tujuan dan maksud yang ada di
dalam KAK, dan persyaratan kerja dilingkungan Binamarga maupun yang
sudah pernah dilakukan dengan dana berbantuan, sehingga tercapai Tepat
Waktu, Mutu dan Biaya serta tertib Administrasi

Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan sesuai bagan alir digambarkan


seperti gambar dibawah ini :

STRUKTUR URGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dinas Pekerjaan Umum dan Direksi Proyek


Penataan Ruang CV. IMAYA Consulting
Prov. Kep. Bangka Belitung

PPK
Pekerjaan Pengawasan
Peningkatan Jalan Junction –
Membalong (Paket-1) PHNJD

Core Team Field Team


Konsultan
Team Leader
Chief Inspektor/Quality Engineer
Ahli Lingkungan&Sosial
Keterangan : Inspector
Lab Technician
Hub. Kontraktual Surveyor

Hub. Kendali

Hub. Informasi

Bab | E - 239

Anda mungkin juga menyukai