Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A METODOLOGI
PELAKSANAAN
A.1. Tanggapan dan Saran terhadap Kerangka Acuan Kerja
Kami sebagai konsultan perencana setelah melihat, membaca, mempelajari dan memahami
dokumen Kerangka Acuan Kerja yang kami dapatkan ini, terhadap pekerjaan “ DED
Pembangunan Ruas Jalan Paduraksa – Lebak Budi “, maka kami dapat menjelaskan terkait
dengan pendekatan dan pola pikir serta metodologi, adalah sebagai berikut.
Bahwa pekerjaan ini ditekankan kepada konsultan perencana dalam melakukan salah satu
rencana pengembangan jaringan jalan kabupaten yang saling terhubung dengan ruas jalan
nasional. Peningkatan kapasitas kondisi jalan dengan melakukan perbaikan dan peningkatan
guna memenuhi standar-standar kaidah jalan yang layak secara teknis, dengan memperhatikan
aspek lingkungan disekitar kegiatan, terutama batas-batas dengan Kawasan hutan produksi,
tetapi perlu juga memperhatikan karakteristik aktifitas atau fungsi guna lahan dan bangunan yang
ada disepanjang ruas jalan tersebut.
Dalam usaha mewujudkan hasil perencanaan yang lebih baik sesuai dengan rencana yang
diinginkan, maka diperlukan suatu tim konsultan perencana yang kuat, handal dan profesional
dan bertanggung jawab dalam menjalankan ketentuan-ketentuan sesuai kaidah perencanaan.
Page 1
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah diuraikan gambaran yang cukup jelas mengenai hal-
hal yang perlu diperhatikan oleh konsultan perencana dalam melaksanakan pekerjaan “DED
Pembangunan Ruas Jalan Paduraksa – Lebak Budi “. Pada bab ini akan diuraikan tanggapan
konsultan perencana terkait KAK tersebut.
1. Maksud
Konsultan Perencana berusaha untuk memberikan tanggapan terkait maksud dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK), yaitu agar tersusunnya produk DED Pembangunan Ruas Jalan
Paduraksa – Lebak Budi, agar Konsultan perencana memiliki acuan kerja memuat masukan,
asas kriteria dan persyaratan proses yang harus dipenuhi dan diinterprestasikan sebagai
pedoman bagi konsultan perencana dalam melaksanakan pekerjaan untuk mewujudkan hasil
perencanaan teknis jalan yang berkualitas, efisien, efektif, serasi dan selaras dengan
lingkungan, serta diharapkan memeratakan pelayanan transportasi dan upaya pemisahan
transportasi regional dan transportasi local.
Agar maksud yang dituangkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dapat tercapai, kami
konsultan perencana memberikan tanggapan diantaranya :
a. Agar pekerjaan yang akan direncanakan oleh konsultan dapat tersusun dengan baik sesuai
dengan maksud KAK, maka konsultan perencana perlu mendapatkan informasi dan data
yang akurat dari pemberi kerja terkait dengan lokasi pekerjaan, lahan yang tersedia untuk
menentukan panjang dan lebar jalan.
b. Agar tersusunnya perencanaan teknis jalan yang berkualitas, efisien, efektif, serasi dan
selaras dengan lingkungan maka konsultan perlu melakukan survey secara detail serta
didukung oleh sumberdaya personil dan peralatan yang mumpuni.
2. Tujuan
Page 2
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Tujuan pekerjaan ini adalah Menyusun Dokumen Perencanaan berupa Detail Teknis Jalan
yang meliputi Gambar Rencana, Daftar Kuantitas dan Harga (RAB) beserta Dokumen
Tender. ketersediaan membuat perencanaan teknik jalan sederhana (simplified design), baik
perencanaan konstruksi baru maupun peningkatan yang berwawasan lingkungan, serta
dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku
guna tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian penanganan
masalah-masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi tingkat perekonomian yang tinggi
sehingga tingkat pelayanan jalan yang diinginkan dapat tercapai.
Agar tujuan yang dituangkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dapat tercapai, kami
konsultan perencana memberikan tanggapan diantaranya :
a. Agar dokumen pelelangan (Rencana Anggaran Biaya, Gambar Teknik dan Rencana
Kerja dan Syarat/Spesifikasi Teknik) dapat tersusun dengan baik sesuai dengan standar
perencanaan, maka konsultan perencanaan perlu melakukan perencanaan dengan
melibatkan tim ahli yang exspert dibidangnya serta di dukung oleh fasilitas yang
memadai.
b. Konsultan perencana sangat perlu mendapatkan info dan data standar harga satuan bahan
dan upah serta analisa standar yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat.
c. Agar mutu yang dihasilkan dari pekerjaan kontraktor terjamin dan sesuai dengan yang
disyaratkan dalam Kontrak Konstruksi, maka konsultan perencana terlebih dahulu
mengeluarkan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3. Sasaran
Page 3
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini berisikan Sasaran adalah sebagai berikut :
a. Tersususn dan tersedianya dokumen perencanaan yang siap untuk dilakukan pelelangan
fisik prasarana jalan pada ruas rencana yang dapat meningkatkan pelayanan dan
penunjang efektifitas dan efisensi bagi masyarakat penguna.
b. Terbangunnya prasarana jalan yang diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan
penunjang efektifitas dan efisensi bagi masyarakat penguna dengan pembangunan yang
ramah lingkungan.
c. Lancarnya proses pembangunan mulai dari tahap awal (pelelangan) sampai dengan tahap
konstruksi yang didukung oleh harga pekerjaan/engineering estimate yang sesuai dengan
harga satuan pekerjaan yang berlaku pada pemerintah daerah setempat dengan
menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan, serta dipergunakan sebagai dokumen
syarat untuk pengajuan izin penggunaan Kawasan hutan.
Page 4
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Kerangka Acuan Kerja (KAK) menjelaskan Lingkup pekerjaan tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut :
1. Persiapan, pada tahapan ini konsultan sebelum menyusun rencana kegiatan termasuk
menetapkan jadwal pelaksanaan dan jadwal personil, maka terlebih dahulu konsultan
perencana melakukan rapat koordinasi team secara internal dan konsultasi teknis dengan
team teknis pemberi pekerjaan (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Muara Enim) untuk menyusun ketentuan umum dan ketentuan teknis perencanaan jalan.
2. Survey Pendahuluan dan Pengumpulan Data, pada tahapan ini konsultan melakukan survey
penndahulaun dan pengumpulan data sekunder dan primer.
3. Analisis Data dan Kajian Teknis, Pada Tahapan ini, Konsultan sebelum melakukan study
lapangan maka terlebih dahulu mendapatkan data-data sekunder terkait dengan lokasi
kegiatan, ketersediaan lahan, panjang dan lebar perencanaan jalan serta data pendukung
lainnya apabila ada.
4. Dalam melakukan penyusunan dan perhitungan Estimasi Biaya (Engineer Estimate/EE)
maupun (Owner Estimate/OE), maka konsultan perlu mendapatkan data harga satuan bahan
dan upah, serta analisa harga satuan yang berlaku pada Pemda setempat.
5. Dalam melakukan penyusunan rencana / gambar perencanaan teknis, maka konsultan dapat
memberikan pruduk perencaaan teknis secara detail dan terperinci.
6. Konsultan perencana dapat memberikan pendampingan dan penjelasan secara teknis pada
saat dilakukan aanwidjzing bila mana diperlukan oleh pemberi kerja/owner.
7. Konsultan perencana melakukan pengawasan berkala pada saat pekerjaan fisik telah dimulai
dan bilamana diperlukan oleh pemberi kerja/owner.
Page 5
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Berdasarkan uraian lingkup pekerjaan, maka dapat dijabarkan bahwa ruang lingkup
pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan adalah sebagi berikut :
PERSIAPAN
Konsultasi & Koordinasi
Page 6
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Dari dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang konsultan pahami untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan Penyusunan DED Pembangunan Ruas Jalan Paduraksa – Lebak
Budi, serta berdasarkan referensi dan kaidah perencanaan mengacu kepada peraturan
pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang jalan, peraturan menteri pekerjaan umum No. 19
Tahun 2011 tentang persyaratan teknik jalan dan kriteria perencanaan teknik jalan dan
spesifikasi umum 2010 revisi 3 beserta analisa penunjangnya, Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No. 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan dan Pemanfaatan
Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan, SNI 02/SE/M/2018
Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil tentang Perencanaan Teknis
Fasilitas Pejalan Kaki dan mengacu pada Standar Pedoman Manual Direktorat Jenderal Bina
Marga Kementrian Pekerjaan Umum. Serta pengalaman konsultan dalam melaksanakan
pekerjaan sejenis DED yang konsultan butuhkan dalam data tahap survey awal konsultan
membutuhkan data-data diantaranya peta lokasi, tata guna lahan, daftar harga satuan bahan
dan upah yang berlaku dan dikeluarkan oleh Bapeda Pemerintah Kota/Kabupaten setempat
(data sekunder) dan juga data titik BM (Base Mark) sebagai penunjang data primer yaitu
survey awal penentuan titik acuan sebagai titik koordinat awal, pengukuran site (steaking
out), soil test investigation.
1. Survey saluran drainase, yang dimaksud dalam KAK, yaitu melakukan pengumpulan data
curah hujan, data tinggi muka air banjir, dimensi atau ukuran saluran samping dan
gorong-gorong, dengan melakukan analisa luas catchment area dan karakteristk aliran
sungai yang mungkin berpengaruh terhadap konstruksi, dengan
memperhitungkanintensitas curah hujan, periode ulang curah hujan maksimum dan
clearance, perhitungan debit rencana, pada tahan design dimensi saluran rencana untuk
saluran samping dan gorong-gorong.
Yang kami / konsultan pahami, karena terkait dengan hal tersebut diatas secara spesifik
akan berimplikasi terhadap keterlibatan Tenaga Ahli Sumber Daya Air dan juga survey
pengamatan terhadap muka air dan banjir. Sedangkan dalam KAK ini tidak muncul
adanya pelibatan Tenaga Ahli SDA dan juga biaya survey pengamata terhadap muka air
dan banjir.
Page 7
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
2. Survey bangunan pelengkap berupa dinding penahan tanah, dalam melakukan survey,
pengumpulan data sekunder dan data primer serta tahap design dinding penahan tanah
bila mana ada dan perlu untuk dilakukan design. Yang kami / konsultan pahami, hal itu
akan berimplikasi terhadap keterlibatan Tenaga Ahli Struktur yang memiliki peran dalam
melaukan design Dinding Penahan Tanah (DPT).
Kami sebagai konsultan akan menjelaskan terkait dengan pendekatan dan pola pikir serta
metodologi yang kami gunakan pada pekerjaan Penyusunan DED Pembangunan Ruas Jalan
Paduraksa - Lebak Budi.
A.2.1. Pendekatan
Pendekatan pekerjaan ini disusun konsultan berdasarkan dokumen dan pengalaman sejenis
terkait pekerjaan Penyusunan DED Pembangunan Ruas Jalan Paduraksa – Lebak Budi.
Page 8
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Pola pikir yang digunakan konsultan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, yaitu
Page 9
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Konsep Design
Persiapan, Survey Pendahuluan (survey kondisi & geometric, kondisi eksisting
jalan & pedestrian, bangunan pelengkap & drainase), Pengukuran (topografi),
survey lalu lntas, survey geoteknik
Finalisasi
RAB, BoQ, Gambar Design, Spesifikasi Teknis, Persyaratan Umum dan RKK
Tahap Pelelangan
A.2.3. METODOLOGI
Page 10
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Sejalan dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pekerjaan Penyusunan DED Pembangunan Ruas
Jalan Paduraksa – Lebak Budi. Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam tahapan-tahapan yang
disesuaikan dengan sistem pendekatan perencanaan yang bersifat metodis dan rasional.
1. Hasil koordinasi, diskusi dan konsultasi dengan instansi dan stakeholder serta team teknis.
2. Kearifan kultur budaya, sosial dan masyarakat setempat/local
3. Eksternal :
a. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknik Jalan
dan Kriteria Perencanaan Teknik Jalan dan Spesifikasi Umum 2010 REVISI 3 beserta
analisa penunjangnya.
c. PeraturanMenteriPekerjaanUmumNo. 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan,
Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan
Perkotaan.
d. SNI 02/SE/M/2018 Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil tentang
Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki.
e. Dengan mengacu pada Standar Pedoman Manual Direktorat Jenderal Bina Marga
Kementrian Pekerjaan Umum.
4. Struktur dan bentuk yang menyangkut material bangunan dan teknologi membangun.
5. Pembiayaan pembangunan konstruksi fisik
6. Waktu pelaksanaan pekerjaan perencanaan
7. Waktu pelaksanaan pekerjaan pelaksanaan konstruksi (pembangunan fisik)
Pendekatan perencanaan yang akan dilaksanakan dalam penyelesaian pekerjaan ini secara garis
besar sebagai berikut:
1. Survey Pendahuluan
Page 11
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan data umum mengenai kondisi
perkerasan yang ada dan kondisi geometrik jalan yang bersangkutan, serta data yang
berkaitan dengan jalur pedestrian meliputi kondisi fisik, dimensi dan data lain yang relevan.
Survey / inspeksi jalan dan jalur pedestrian secara terinci harus dilakukan untuk menghimpun
catatan-catatan yang lengkap mengenai data jalan dan bangunan pelengkap jalan termasuk
jalur pejalan kaki (Pedestrian).
Page 12
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Survey Bangunan Pelengkap Jalan meliputi jembatan, dinding penahan tanah, dan
atau gorong-gorong serta saluran drainase. Serta Survey inventarisasi komponen
tumbuhan atau vegetasi yang tertanam di area Pedestrian Jalan
Dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan vertical harus sudah
diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi:
galian/timbunan, bangunan pelengkap jalan, gorong-gorong dan jembatan (oprit
jembatan), persimpangan yang bisa terlihat dengan dibuatnya sketsa-sketsa serta
tabelaris di lapangan dari identifikasi kondisi lapangan secara stationing dari awal
sampai dengan akhir proyek.
Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu mengambil keputusan
dalam pemilihan trase dengan anggota tim yang saling terkait dalam pekerjaan ini.
Membuat patok-patok sementara dan tanda banjir pada lokasi proyek dengan
interval 50 m serta pembuatan foto-foto penting untuk pelaporan dan panduan
dalam melakukan survey detail selanjutnya.
Mengitung perkiraan volume pekerjaan, serta dibuatkan rencana biaya.
Page 13
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
umum, klasifikasi lengkung-cembung jalan, kondisi selokan tepi, dll., dan ketinggian
timbunan yang mungkin terkena banjir.
Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :
Lebar perkerasan dan Lebar ruang milik jalan yang ada dalam meter (dimensi
perkerasan eksisting).
Menginventarisasi data history penanganan jalan.
Melaksanakan survey jenis perkerasan.
Melaksanakan survey kerusakan perkerasan jalan.
Melaksanakan survey daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti
saluran samping, gorong-gorong, kerb, kondisi drainase samping, jarak
pagar/bangunan penduduk/tebing ke pinggir perkerasan, pepohonan, saluran pipa
dan kabel-kabel, PDAM, GAS, dan hal lain yang terdapat pada area Jalan dan
Pedestrian.
Data yang diperoleh dicatat dalam formulir terlampir.
Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometrik jalan sekurang-kurangnya 1
(satu) buah foto per 10-20 meter tergantung pertimbangan geometris.
Page 14
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Mengumpulkan data curah hujan dan menganalisa luas catchment area, dan
karakteristik aliran sungai yang mungkin berpengaruh pada konstruksi.
Mengamati kondisi kemiringan tanah dan pola aliran, serta tata guna lahan.
Menginventarisir kondisi eksisting drainase dan Mengamati MAB maksimum yang
pernah terjadi.
Melakukan foto dokumentasi pada lokasi-lokasi penting.
Membuat rencana penanganan pekerjaan saluran drainase.
Membuat laporan lengkap perihal butir (1.1) s.d. (1.4) dan memberikan saran-saran
yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Laporan seluruh hasil survey berkaitan
dengan konsep desain yang merupakan koreksi atau review dari desain awal dengan
mempertimbangkan faktor-faktor berdasarkan seluruh hasil survey termasuk gambar
sketsa, foto-foto dan data sekunder yang dibutuhkan.
Ketentuan mengenai survey Teknik Jalan ini diambil dari Buku Petunjuk Teknik Survey dan
PerencanaanTeknik Jalan dari Direktorat Jenderal Bina Marga (Ditjen Bina Marga).
Page 15
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Menyarankan posisi patok permanen (benchmarks) pada lokasi yang aman dan
mudah dilihat.
Mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang lokasi
as jalan dengan mengadakan tambahan pengukuran detail pada tempat
yang memerlukannya sehingga memungkinkan didapat realinyemen as jalan yang
sesuai dengan standar yang dikehendaki untuk penyiapan peta topografi (skala 1: 1000)
yang akan digunakan untuk perencanaan geometric jalan. Jenis pengukuran ini meliputi
pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:
Dalam pemasangan titik kontrol horizontal dan vertical menggunkan Total Station dan
Digital level ini dibagi menjadi beberapa tahapan seperti tahapan berikut ini :
Persiapan
o Untuk setiap titik bantu poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu
yang cukup keras, lurus dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-
kurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan diberi
paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor dan dicat
warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok bantu.
o Untuk memudahkan pencarian patok, sebaliknya pada daerah sekitar patok
diberi tanda-tanda khusus.
o Pada lokasi-lokasi khusus di mana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di
atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik
poligon dan sifat dasar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan
diberi nomor.
Page 16
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
o Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan
meteran atau dengan alat ukur titik secara optis ataupun elektronis.
o Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur Total Station dengan ketelitian
baca dalam detik.
o Melakukan Pengukuran GPS dua titik di awal dan dua titik di akhir ruas yang
digunakan sebagai referensi pengukuran.
Page 17
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Page 18
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Page 19
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Persiapan
Pemasangan Titik BM
Pengukuran Titik BM
Menggunakan GPS
Data Koordinat BM
Page 20
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Pemasangan titik BM
o Patok BM dipasang / ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas
tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi notasi dan nomor BM
dengan warna hitam.
o Patok BM yang sudah dipasang, kemudian difoto sebagai dokumentasi yang
dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.
Page 21
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
▲ : Titik tetap
● : Titik yang ditentukan posisinya dengan metode jaring statik
Sesi koleksi data GPS adalah suatu selang waktu koleksi data dimana base
station melakukan koleksi data secara simultan/serentak dengan receiver rover.
Pelaksanaan koleksi data GPS pada titik BM umumnya akan terdiri dari
beberapa sesi koleksi data.
Waktu koleksi data GPS sebaiknya memperhitungkan faktor-faktor sebagai
berikut: jumlah satelit GPS yang dapat diamati, kekuatan dari geometri satelit,
aktivitas ionosfer, aktivitas pada lokasi titik dan sekitarnya (lalu-lintas, lalu
lalang manusia dan hewan), aksesibilitas titik dan lama pergerakan antar titik.
Untuk pengamatan GPS setiap titik BM, epoch interval yang digunakan adalah
3 detik dengan mask angle yang digunakan adalah 10° atau 15°. Durasi koleksi
data GPS pada setiap titik BM dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
c. Pengukuran situasi
o Pengukuran situasi daerah sepanjang jalan harus mencakup semua keterangan
yang ada di daerah sepanjang jalan, misalnya rumah, pohon, pohon pelindung
jalan, pinggir selokan, letak gorong-gorong, tiang listrik, tiang telepon,
jembatan, batas sawah, batas perkebunan, arah aliran air dan lain sebagainya.
o Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimeteri, yang mencakup semua
obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada, di sepanjang jalur
pengukuran seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan
sebagainya.
Page 22
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
d. Pengukuran penampang
o Pengukuran penampang memanjang
Pengukuran penampang memanjang adalah memanjang sumbu jalan yang ada,
kecuali pada tempat dimana kemungkinan diadakan realinyemen harus
diadakan tambahan. Untuk pengukuran penampang memanjang ini
peralatan yang digunakan sama yang dipakai untuk kontrol tinggi.
o Pengukuran penampang melintang
Pengukuran penampang melintang diambil setiap jarak 50 M padabagian jalan
lurus dan landau dan setiap jarak 25M untuk daerah-daerah tikungan dan
berbukit (bila memerlukan detail penampang), serta kurang dari jarak 25 M
untuk daerah yang membutuhkan perhitungan khusus. Lebar pengukuran harus
mengikuti daerah sejauh 50 M sebelah kiri kanan sumbu jalan pada bagian yang
lurus dan 25 M ke sisi luar dan 75 M ke sisi dalam pada bagian jalan yang
menikung (bila dibutuhkan pengukuran detail).
Page 23
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Titik poligon utama harus dihitung koordinatnya berdasarkan titik ikat yang
dipergunakan. Perhitungan harus berdasarkan pada metode kwadrat terkecil.
Penggambaran titik poligon harus berdasarkan pada hasil perhitungan koordinat.
Penggambaran titik poligon tersebut tidak diperkenankan secara grafis.
Untuk mengetahui jumlah pejalan kaki per satuan waktu dan prediksi
perkembangan jumlah pejalan kaki pengguna pedestrian untuk 5 tahun mendatang
sehingga dapat dijadikan dasar dalam perencanaan jalur pejalan kaki (Pedestrian).
Page 24
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Page 25
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
4. Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, Konsultan harus mengadakan analisa data
dengan mengikuti ketentuan – ketentuan sebagai berikut :
4.1. Analisa data CBR
Nilai CBR rencana ditentukan dengan formula :
Page 26
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
4.4. Mempelajari kemungkinan pemakaian tipe bahan perkerasan jalan yang sesuai untuk
suatu daerah tertentu. Tipe perkerasan yang diijinkan dalam pekerjaan ini adalah tipe-
tipe yang sekarang dipakai Direktorat Jenderal Bina Marga.
5. Perencanaan Teknik
5.1. Perencanaan Geometrik Jalan
Alinyemen horizontal akan menggunakan alinyemen horizontal existing sedangkan
alinyemen vertikal akan menggunakan alinyemen vertikal existing ditambah dengan
tebal perkerasan overlay.
Gambar-gambarstandaruntuk jalanmeliputipenampang melintang yang tipikal. Hal ini
akan memberikan keseragaman pada desain, dan dapat dibagi kedalam 4 (Empat) jenis
penampang melintang yaitu :
a. Penampang pada daerah datar
b. Penampang pada daerah galian
c. Penampang pada daerah timbunan
d. Penampang pada daerah galian dan timbunan
Page 27
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Page 28
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Page 29
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Biaya Bahan
Page 30
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Harga bahan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Muara Enim dan
EE Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Muara Enim Tahun
2022.
Harga satuan dihitung untuk setiap jenis kegiatan pekerjaan dengan menggunakan
formulir-formulir atau metoda yang telah umum dipergunakan di Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Muara Enim Tahun 2022.
Page 31
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Page 32
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Untuk menyiapkan kontrak konstruksi jalan dan jalur pejalan kaki (Pedestrian), gambar
perencanaan akhir untuk Final Desain. Kebutuhan gambar yang lengkap didaftarkan
dibawah ini merupakan rincian gambar yang harus dipenuhi.
c. Penampang Melintang
Penampang melintang yang dipersiapkan harus digambarkan secara grafis untuk
menunjukkan bentuk-bentuk seperti lapis perkerasan, galian dan timbunan, dan
memberikan ukuran-ukuran dari jalan yang ada termasuk kemiringan jalan dan bahu
jalan serta saluran-saluran.
Penampang melintang digambar dalam lembaran terpisah dari Alinyemen horizontal
dibuat sesuai kebutuhan dan minimal 20 penampang melintang setiap km.
Skala Horizontal - 1 : 100
Skala Vertikal - 1 : 50
Page 33
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
f. Gambar Perencanaan
Gambar Perencanaan digambar dengan skala :
Denah 1:2000.
Potongan 1:100 dan/atau 1:50.
Detail 1:5, 1 :10, atau 1:20 (tergantung kebutuhan).
Secara diagramatik model integrasi pemikiran dapat digambarkan pada bagan berikut ini:
Kondisi Bangunan
Fungsi Bangunan
Eksternal : Waktu
Peraturan-peraturan (UU, Perencanaan
PP, Permen, Kepmen, Pembangunan
Pemda Setempat)
Page 34
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
GAMBAR DESIGN
&
RAB
Metode perencanaan dalam penyusunan DED Pembangunan Ruas Jalan Paduraksa – Lebak
Budi dibagi pada tahap seperti pada skema di bawah ini :
I II III
UB UB UB
UB = Umpan Balik
I. Tahap Konsep
Page 35
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Didalam survey inventarisasi jalan ini data yang akan disurvey hanya
terbatas pada komponen - komponen melintang jalan saja dan lokasi
ruas jalan yang akan di survey adalah ruas - ruas jalan yang
merupakan koridor arus pergerakan utama dalam suatu kawasan /
wilayah.
Page 36
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
a. Perumahan.
b. Perkantoran dan ketinggian bangunan.
c. Lahan kosong.
d. Perkebunan.
e. Komersil lainnya.
KETINGGIAN Pagar
BANGUNAN
SEPADAN DAMIJA
Page 37
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Page 38
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI
Page 39