Anda di halaman 1dari 39

DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK

PROPOSAL TEKNIS BUDI

A METODOLOGI
PELAKSANAAN
A.1. Tanggapan dan Saran terhadap Kerangka Acuan Kerja

Kami sebagai konsultan perencana setelah melihat, membaca, mempelajari dan memahami
dokumen Kerangka Acuan Kerja yang kami dapatkan ini, terhadap pekerjaan “ DED
Pembangunan Ruas Jalan Paduraksa – Lebak Budi “, maka kami dapat menjelaskan terkait
dengan pendekatan dan pola pikir serta metodologi, adalah sebagai berikut.

A.1.1. Tanggapan Umum

Bahwa pekerjaan ini ditekankan kepada konsultan perencana dalam melakukan salah satu
rencana pengembangan jaringan jalan kabupaten yang saling terhubung dengan ruas jalan
nasional. Peningkatan kapasitas kondisi jalan dengan melakukan perbaikan dan peningkatan
guna memenuhi standar-standar kaidah jalan yang layak secara teknis, dengan memperhatikan
aspek lingkungan disekitar kegiatan, terutama batas-batas dengan Kawasan hutan produksi,
tetapi perlu juga memperhatikan karakteristik aktifitas atau fungsi guna lahan dan bangunan yang
ada disepanjang ruas jalan tersebut.

Dalam usaha mewujudkan hasil perencanaan yang lebih baik sesuai dengan rencana yang
diinginkan, maka diperlukan suatu tim konsultan perencana yang kuat, handal dan profesional
dan bertanggung jawab dalam menjalankan ketentuan-ketentuan sesuai kaidah perencanaan.

A.1.2. Tanggapan Terhadap Maksud, Tujuan dan Sasaran

Page 1
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah diuraikan gambaran yang cukup jelas mengenai hal-
hal yang perlu diperhatikan oleh konsultan perencana dalam melaksanakan pekerjaan “DED
Pembangunan Ruas Jalan Paduraksa – Lebak Budi “. Pada bab ini akan diuraikan tanggapan
konsultan perencana terkait KAK tersebut.

1. Maksud

Konsultan Perencana berusaha untuk memberikan tanggapan terkait maksud dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK), yaitu agar tersusunnya produk DED Pembangunan Ruas Jalan
Paduraksa – Lebak Budi, agar Konsultan perencana memiliki acuan kerja memuat masukan,
asas kriteria dan persyaratan proses yang harus dipenuhi dan diinterprestasikan sebagai
pedoman bagi konsultan perencana dalam melaksanakan pekerjaan untuk mewujudkan hasil
perencanaan teknis jalan yang berkualitas, efisien, efektif, serasi dan selaras dengan
lingkungan, serta diharapkan memeratakan pelayanan transportasi dan upaya pemisahan
transportasi regional dan transportasi local.

Agar maksud yang dituangkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dapat tercapai, kami
konsultan perencana memberikan tanggapan diantaranya :

a. Agar pekerjaan yang akan direncanakan oleh konsultan dapat tersusun dengan baik sesuai
dengan maksud KAK, maka konsultan perencana perlu mendapatkan informasi dan data
yang akurat dari pemberi kerja terkait dengan lokasi pekerjaan, lahan yang tersedia untuk
menentukan panjang dan lebar jalan.
b. Agar tersusunnya perencanaan teknis jalan yang berkualitas, efisien, efektif, serasi dan
selaras dengan lingkungan maka konsultan perlu melakukan survey secara detail serta
didukung oleh sumberdaya personil dan peralatan yang mumpuni.

2. Tujuan

Page 2
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Tujuan pekerjaan ini adalah Menyusun Dokumen Perencanaan berupa Detail Teknis Jalan
yang meliputi Gambar Rencana, Daftar Kuantitas dan Harga (RAB) beserta Dokumen
Tender. ketersediaan membuat perencanaan teknik jalan sederhana (simplified design), baik
perencanaan konstruksi baru maupun peningkatan yang berwawasan lingkungan, serta
dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku
guna tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian penanganan
masalah-masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi tingkat perekonomian yang tinggi
sehingga tingkat pelayanan jalan yang diinginkan dapat tercapai.

Agar tujuan yang dituangkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dapat tercapai, kami
konsultan perencana memberikan tanggapan diantaranya :

a. Agar dokumen pelelangan (Rencana Anggaran Biaya, Gambar Teknik dan Rencana
Kerja dan Syarat/Spesifikasi Teknik) dapat tersusun dengan baik sesuai dengan standar
perencanaan, maka konsultan perencanaan perlu melakukan perencanaan dengan
melibatkan tim ahli yang exspert dibidangnya serta di dukung oleh fasilitas yang
memadai.
b. Konsultan perencana sangat perlu mendapatkan info dan data standar harga satuan bahan
dan upah serta analisa standar yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat.
c. Agar mutu yang dihasilkan dari pekerjaan kontraktor terjamin dan sesuai dengan yang
disyaratkan dalam Kontrak Konstruksi, maka konsultan perencana terlebih dahulu
mengeluarkan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

3. Sasaran

Page 3
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini berisikan Sasaran adalah sebagai berikut :

Tersusunnya dokumen perencanaan teknis yang dapat diterapkan di lapangan di sepanjang


ruas rencana, sehingga rencana pembangunan ruas jalan Lebak Budi – Paduraksa dapat
segera diwujudkan dengan pembangunan yang ramah lingkungan dan menerapkan konsep
pembangunan berkelanjutan, serta dipergunakan sebagai dokumen syarat untuk pengajuan
izin penggunaan Kawasan hutan.

Kami konsultan perencana memberikan tanggapan diantaranya:

a. Tersususn dan tersedianya dokumen perencanaan yang siap untuk dilakukan pelelangan
fisik prasarana jalan pada ruas rencana yang dapat meningkatkan pelayanan dan
penunjang efektifitas dan efisensi bagi masyarakat penguna.
b. Terbangunnya prasarana jalan yang diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan
penunjang efektifitas dan efisensi bagi masyarakat penguna dengan pembangunan yang
ramah lingkungan.
c. Lancarnya proses pembangunan mulai dari tahap awal (pelelangan) sampai dengan tahap
konstruksi yang didukung oleh harga pekerjaan/engineering estimate yang sesuai dengan
harga satuan pekerjaan yang berlaku pada pemerintah daerah setempat dengan
menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan, serta dipergunakan sebagai dokumen
syarat untuk pengajuan izin penggunaan Kawasan hutan.

A.1.3. Tanggapan Terhadap Lingkup Pekerjaan

Page 4
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Kerangka Acuan Kerja (KAK) menjelaskan Lingkup pekerjaan tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut :

1) Persiapan, Penyusunan Dokumen Program Mutu dan Rencana Keselamatan Kerja


2) Survey Pendahuluan dan Pengumpulan Data
3) Analisis Data dan Kajian Teknis
4) Melakukan perencanaan teknis (Full Design)
5) Pelaporan dan Pembahasan

Dalam hal tersebut diatas, konsultan memberikan tanggapan diantaranya :

1. Persiapan, pada tahapan ini konsultan sebelum menyusun rencana kegiatan termasuk
menetapkan jadwal pelaksanaan dan jadwal personil, maka terlebih dahulu konsultan
perencana melakukan rapat koordinasi team secara internal dan konsultasi teknis dengan
team teknis pemberi pekerjaan (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Muara Enim) untuk menyusun ketentuan umum dan ketentuan teknis perencanaan jalan.
2. Survey Pendahuluan dan Pengumpulan Data, pada tahapan ini konsultan melakukan survey
penndahulaun dan pengumpulan data sekunder dan primer.
3. Analisis Data dan Kajian Teknis, Pada Tahapan ini, Konsultan sebelum melakukan study
lapangan maka terlebih dahulu mendapatkan data-data sekunder terkait dengan lokasi
kegiatan, ketersediaan lahan, panjang dan lebar perencanaan jalan serta data pendukung
lainnya apabila ada.
4. Dalam melakukan penyusunan dan perhitungan Estimasi Biaya (Engineer Estimate/EE)
maupun (Owner Estimate/OE), maka konsultan perlu mendapatkan data harga satuan bahan
dan upah, serta analisa harga satuan yang berlaku pada Pemda setempat.
5. Dalam melakukan penyusunan rencana / gambar perencanaan teknis, maka konsultan dapat
memberikan pruduk perencaaan teknis secara detail dan terperinci.
6. Konsultan perencana dapat memberikan pendampingan dan penjelasan secara teknis pada
saat dilakukan aanwidjzing bila mana diperlukan oleh pemberi kerja/owner.
7. Konsultan perencana melakukan pengawasan berkala pada saat pekerjaan fisik telah dimulai
dan bilamana diperlukan oleh pemberi kerja/owner.

Page 5
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

A.1.4. Tanggapan Terhadap Aspek Teknis

Berdasarkan uraian lingkup pekerjaan, maka dapat dijabarkan bahwa ruang lingkup
pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan adalah sebagi berikut :

PERSIAPAN
Konsultasi & Koordinasi

Proses Perencanaan, Inventarisir data


sekunder (Peta lokasi, tata guna lahan,
daftar harga upah & bahan), data
primer (Survey awal, pengukuran site,
soil investigasi)

Penyusunan Dokumen dan Pelaporan (


Laporan Pendahuluan, Laporan
Antara, Konsep Laporan Akhir,
Laporan Akhir, Eksekutif Summary,
Dokumen Tender, Data Digital

A.1.5. Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Page 6
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Dari dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang konsultan pahami untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan Penyusunan DED Pembangunan Ruas Jalan Paduraksa – Lebak
Budi, serta berdasarkan referensi dan kaidah perencanaan mengacu kepada peraturan
pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang jalan, peraturan menteri pekerjaan umum No. 19
Tahun 2011 tentang persyaratan teknik jalan dan kriteria perencanaan teknik jalan dan
spesifikasi umum 2010 revisi 3 beserta analisa penunjangnya, Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No. 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan dan Pemanfaatan
Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan, SNI 02/SE/M/2018
Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil tentang Perencanaan Teknis
Fasilitas Pejalan Kaki dan mengacu pada Standar Pedoman Manual Direktorat Jenderal Bina
Marga Kementrian Pekerjaan Umum. Serta pengalaman konsultan dalam melaksanakan
pekerjaan sejenis DED yang konsultan butuhkan dalam data tahap survey awal konsultan
membutuhkan data-data diantaranya peta lokasi, tata guna lahan, daftar harga satuan bahan
dan upah yang berlaku dan dikeluarkan oleh Bapeda Pemerintah Kota/Kabupaten setempat
(data sekunder) dan juga data titik BM (Base Mark) sebagai penunjang data primer yaitu
survey awal penentuan titik acuan sebagai titik koordinat awal, pengukuran site (steaking
out), soil test investigation.

1. Survey saluran drainase, yang dimaksud dalam KAK, yaitu melakukan pengumpulan data
curah hujan, data tinggi muka air banjir, dimensi atau ukuran saluran samping dan
gorong-gorong, dengan melakukan analisa luas catchment area dan karakteristk aliran
sungai yang mungkin berpengaruh terhadap konstruksi, dengan
memperhitungkanintensitas curah hujan, periode ulang curah hujan maksimum dan
clearance, perhitungan debit rencana, pada tahan design dimensi saluran rencana untuk
saluran samping dan gorong-gorong.

Yang kami / konsultan pahami, karena terkait dengan hal tersebut diatas secara spesifik
akan berimplikasi terhadap keterlibatan Tenaga Ahli Sumber Daya Air dan juga survey
pengamatan terhadap muka air dan banjir. Sedangkan dalam KAK ini tidak muncul
adanya pelibatan Tenaga Ahli SDA dan juga biaya survey pengamata terhadap muka air
dan banjir.

Page 7
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

2. Survey bangunan pelengkap berupa dinding penahan tanah, dalam melakukan survey,
pengumpulan data sekunder dan data primer serta tahap design dinding penahan tanah
bila mana ada dan perlu untuk dilakukan design. Yang kami / konsultan pahami, hal itu
akan berimplikasi terhadap keterlibatan Tenaga Ahli Struktur yang memiliki peran dalam
melaukan design Dinding Penahan Tanah (DPT).

A.2. Pendekatan dan Pola Pikir

Kami sebagai konsultan akan menjelaskan terkait dengan pendekatan dan pola pikir serta
metodologi yang kami gunakan pada pekerjaan Penyusunan DED Pembangunan Ruas Jalan
Paduraksa - Lebak Budi.

A.2.1. Pendekatan

Pendekatan pekerjaan ini disusun konsultan berdasarkan dokumen dan pengalaman sejenis
terkait pekerjaan Penyusunan DED Pembangunan Ruas Jalan Paduraksa – Lebak Budi.

Page 8
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Adapun pendekatan yang digunakan berdasarkan pada rinsip sebagai berikut :

 Mengacu pada Kerangka Acuan Kerja (KAK)


 Mengacu pada Standar Pedoman Manual Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian
Pekerjaan Umum.
 Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang jalan
 Mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19 Tahun 2011 tentang Persyaratan
Teknik Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknik Jalan dan Spesifikasi Umum 2010 REVISI 3
beserta analisa penunjangnya.
 Mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman
Perencanaan, Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di
Kawasan Perkotaan.
 Mengacu pada referensi SNI 02/SE/M/2018 Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan dan
Rekayasa Sipil tentang Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki.
 Mengacu pada hasil survey dan penyelidikan, yang memberikan informasi yang jelas dan
akurat mengenai kondisi lapangan dan kondisi teknis lainnya yang mendasari kriteria
perencanaan dan design.
 Mengacu pada peraturan lainnya yang terkait.

A.2.2. Pola Pikir

Pola pikir yang digunakan konsultan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, yaitu

Page 9
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

DED Pembangunan Ruas Jalan Paduraksa – Lebak


Budi

Konsep Design
Persiapan, Survey Pendahuluan (survey kondisi & geometric, kondisi eksisting
jalan & pedestrian, bangunan pelengkap & drainase), Pengukuran (topografi),
survey lalu lntas, survey geoteknik

Pra Rencana Design


Penyusunan draf perhitungan struktur, draf RAB, draf gambar teknik

Rencana Design Topografi


Survey Kondisi & Perencanaan Teknis
Geometrik, Kondisi
Eksisting Jalan & Lalu Lintas
Pedestrian, Bangunan
Pelengkap & Drainase Rencana Anggaran Biaya (RAB),
Gambar Design, Spesifikasi Teknis,
Persyaratan Umum, dan BoQ Geoteknik

Finalisasi
RAB, BoQ, Gambar Design, Spesifikasi Teknis, Persyaratan Umum dan RKK

Tahap Pelelangan

A.2.3. METODOLOGI

Page 10
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Sejalan dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pekerjaan Penyusunan DED Pembangunan Ruas
Jalan Paduraksa – Lebak Budi. Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam tahapan-tahapan yang
disesuaikan dengan sistem pendekatan perencanaan yang bersifat metodis dan rasional.

Dasar proses pendekatan perencanaan tersebut diupayakan memadukan kaidah-kaidah yang


mempengaruhi proses perencanaan secara total antara lain:

1. Hasil koordinasi, diskusi dan konsultasi dengan instansi dan stakeholder serta team teknis.
2. Kearifan kultur budaya, sosial dan masyarakat setempat/local

3. Eksternal :
a. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknik Jalan
dan Kriteria Perencanaan Teknik Jalan dan Spesifikasi Umum 2010 REVISI 3 beserta
analisa penunjangnya.
c. PeraturanMenteriPekerjaanUmumNo. 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan,
Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan
Perkotaan.
d. SNI 02/SE/M/2018 Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil tentang
Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki.
e. Dengan mengacu pada Standar Pedoman Manual Direktorat Jenderal Bina Marga
Kementrian Pekerjaan Umum.
4. Struktur dan bentuk yang menyangkut material bangunan dan teknologi membangun.
5. Pembiayaan pembangunan konstruksi fisik
6. Waktu pelaksanaan pekerjaan perencanaan
7. Waktu pelaksanaan pekerjaan pelaksanaan konstruksi (pembangunan fisik)

Pendekatan perencanaan yang akan dilaksanakan dalam penyelesaian pekerjaan ini secara garis
besar sebagai berikut:

1. Survey Pendahuluan

Page 11
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan data umum mengenai kondisi
perkerasan yang ada dan kondisi geometrik jalan yang bersangkutan, serta data yang
berkaitan dengan jalur pedestrian meliputi kondisi fisik, dimensi dan data lain yang relevan.

Survey / inspeksi jalan dan jalur pedestrian secara terinci harus dilakukan untuk menghimpun
catatan-catatan yang lengkap mengenai data jalan dan bangunan pelengkap jalan termasuk
jalur pejalan kaki (Pedestrian).

1.1. Survey Kondisi dan Desain Geometrik


 Menentukan titik awal (Sta 0 + 000) dan akhir proyek yang tepat untuk
mendapatkan overlapping yang baik dan memenuhi syarat geometrik.
Pada tahap ini, diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal dan
200 m setelah titik akhir pekerjaan seperti gambar berikut:

 Mengidentifikasi medan secara stationing / urutan jarak dengan mengelompokan


kondisi medan datar, rolling, perbukitan, pegunungan / bukit curam dalam bentuk
tabelaris
 Mengidentifikasi penerapan desain geometik (alinyemen horizontal dan vertical)
berdasarkan pengalaman dan keahlian yang harus dikuasai sepenuhnya oleh
Highway Engineer yang melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan
pengukuran-pengukuran secara sederhana dan benar (jarak, azimuth, dan
kemiringan).
 Survey utilitas jalan serta hambatan pada jalan meliputi kabel-kabel optik,pipa
salurangas danPDAM, danutilitas lainnya yang menempati area pengawasan jalan.

Page 12
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

 Survey Bangunan Pelengkap Jalan meliputi jembatan, dinding penahan tanah, dan
atau gorong-gorong serta saluran drainase. Serta Survey inventarisasi komponen
tumbuhan atau vegetasi yang tertanam di area Pedestrian Jalan
 Dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan vertical harus sudah
diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi:
galian/timbunan, bangunan pelengkap jalan, gorong-gorong dan jembatan (oprit
jembatan), persimpangan yang bisa terlihat dengan dibuatnya sketsa-sketsa serta
tabelaris di lapangan dari identifikasi kondisi lapangan secara stationing dari awal
sampai dengan akhir proyek.
 Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu mengambil keputusan
dalam pemilihan trase dengan anggota tim yang saling terkait dalam pekerjaan ini.
 Membuat patok-patok sementara dan tanda banjir pada lokasi proyek dengan
interval 50 m serta pembuatan foto-foto penting untuk pelaporan dan panduan
dalam melakukan survey detail selanjutnya.
 Mengitung perkiraan volume pekerjaan, serta dibuatkan rencana biaya.

1.2. Survey Kondisi Jalan dan Jalur Pejalan Kaki (Pedetrian)

Melakukan pengukuran terhadap gorong-gorong dan dinding penahan tanah,


pemeriksaan tehadap permukaan dan bahan bahu-jalan dan aliran air permukaan secara

Page 13
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

umum, klasifikasi lengkung-cembung jalan, kondisi selokan tepi, dll., dan ketinggian
timbunan yang mungkin terkena banjir.
Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :
 Lebar perkerasan dan Lebar ruang milik jalan yang ada dalam meter (dimensi
perkerasan eksisting).
 Menginventarisasi data history penanganan jalan.
 Melaksanakan survey jenis perkerasan.
 Melaksanakan survey kerusakan perkerasan jalan.
 Melaksanakan survey daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti
saluran samping, gorong-gorong, kerb, kondisi drainase samping, jarak
pagar/bangunan penduduk/tebing ke pinggir perkerasan, pepohonan, saluran pipa
dan kabel-kabel, PDAM, GAS, dan hal lain yang terdapat pada area Jalan dan
Pedestrian.
 Data yang diperoleh dicatat dalam formulir terlampir.
 Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometrik jalan sekurang-kurangnya 1
(satu) buah foto per 10-20 meter tergantung pertimbangan geometris.

1.3. Survey Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan Jalan

Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat perkiraan lokasi bangunan


pelengkap jalan dan jalur pejalan kaki (Pedestrian) yang akan dibuat.

Membuat inventarisasi keadaan eksisting secara lengkap sesuai pokok-pokok survey


yang tercantum pada point 1.1 dan 1.2 diatas.

1.4. Survey Saluran Drainase

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

Page 14
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

 Mengumpulkan data curah hujan dan menganalisa luas catchment area, dan
karakteristik aliran sungai yang mungkin berpengaruh pada konstruksi.
 Mengamati kondisi kemiringan tanah dan pola aliran, serta tata guna lahan.
 Menginventarisir kondisi eksisting drainase dan Mengamati MAB maksimum yang
pernah terjadi.
 Melakukan foto dokumentasi pada lokasi-lokasi penting.
 Membuat rencana penanganan pekerjaan saluran drainase.

Membuat laporan lengkap perihal butir (1.1) s.d. (1.4) dan memberikan saran-saran
yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Laporan seluruh hasil survey berkaitan
dengan konsep desain yang merupakan koreksi atau review dari desain awal dengan
mempertimbangkan faktor-faktor berdasarkan seluruh hasil survey termasuk gambar
sketsa, foto-foto dan data sekunder yang dibutuhkan.

2. Survey Teknik Detail

Ketentuan mengenai survey Teknik Jalan ini diambil dari Buku Petunjuk Teknik Survey dan
PerencanaanTeknik Jalan dari Direktorat Jenderal Bina Marga (Ditjen Bina Marga).

2.1. Survey Topografi


Kegiatan yang dilakukan oleh Tenaga Ahli Geodesi dan surveyor pada tahap ini adalah:
 Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok beton BenchMark
di awal dan akhir proyek.
 Mengamati kondisi topografi
 Mencatat daerah-aderah yang akan dilakukan pengukuran khusus serta morfologi
dan lokasi yang perlu dilakukan perpanjangan koridor.
 Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.

Page 15
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

 Menyarankan posisi patok permanen (benchmarks) pada lokasi yang aman dan
mudah dilihat.
Mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang lokasi
as jalan dengan mengadakan tambahan pengukuran detail pada tempat
yang memerlukannya sehingga memungkinkan didapat realinyemen as jalan yang
sesuai dengan standar yang dikehendaki untuk penyiapan peta topografi (skala 1: 1000)
yang akan digunakan untuk perencanaan geometric jalan. Jenis pengukuran ini meliputi
pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:

a. Pengukuran titik kontrol Horizontal dan Vertikal

Dalam pemasangan titik kontrol horizontal dan vertical menggunkan Total Station dan
Digital level ini dibagi menjadi beberapa tahapan seperti tahapan berikut ini :

 Persiapan
o Untuk setiap titik bantu poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu
yang cukup keras, lurus dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-
kurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan diberi
paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor dan dicat
warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok bantu.
o Untuk memudahkan pencarian patok, sebaliknya pada daerah sekitar patok
diberi tanda-tanda khusus.
o Pada lokasi-lokasi khusus di mana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di
atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik
poligon dan sifat dasar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan
diberi nomor.

 Pengukuran Poligon (Terbuka terikat sempurna)


o Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon dan semua
titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.

Page 16
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

o Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan
meteran atau dengan alat ukur titik secara optis ataupun elektronis.
o Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur Total Station dengan ketelitian
baca dalam detik.
o Melakukan Pengukuran GPS dua titik di awal dan dua titik di akhir ruas yang
digunakan sebagai referensi pengukuran.

Gambar Pengukuran Poligon Terbuka Terikat Sempurna

Page 17
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Gambar Formulir Pengukuran Poligon

 Pengukuran Beda Tinggi & Detail Situasi


o Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri / pembacaan pergi
pulang.
o Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, sifat
datar, dan potongan melintang) dan titik BM.

Gambar Prinsip Penentuan Beda Tinggi dengan Sifat Datar


Keterangan gambar :
A dan B : Titik di atas permukaan bumi yang akan diukur beda tingginya
a dan b : Bacaan rambu atau tinggi garis mendatar / garis bidik di titik A dan B
HA dan HB : Ketinggian titik A dan B di atas bidang referensi
∆hAB : Beda tinggi antara titik A dan B
o Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar,
jelas dan sama.
o Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga
benangnya, yaitu benang atas (BA), benang tengah (BT) dan benang bawah
(BB), dalam semua millimeter. Pada setiap pembacaan harus dipenuhi : 2T =
BA + BB.
o Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag (pengamatan)
yang genap.

Page 18
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Gambar Contoh Pengukuran Penampang Melintang

Tabel Pengukuran Penampang Melintang

Interval (m) Interval (m)


Kondisi Lebar Koridor (m)
Jalan Baru Jembatan
- Datar, landai dan lurus 75 + 75 50 25
- Pegunungan 75 + 75 25 25
- Tikungan 50 (luar) + 100 (dalam) 25 25

o Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimeteri, yang mencakup semua


obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada, di sepanjang jalur
pengukuran seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan
sebagainya.
o Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan
kerapatan titik yang cukup, sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada
lokasi-lokasi khusus (misalnya : sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah
ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
o Penentuan posisi dari titik - titik detil, diikatkan pada titik - titik kerangka
poligon yang terdekat yang telah diukur sebelumnya.

Page 19
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Gambar Formulir Pengukuran Poligon dan Situasi/Detil

b. Pengukuran Titik BM menggunakan GPS Geodetik


Dalam pemasangan titik BM menggunakan GPS Geodetic ini dibagi menjadi
beberapa tahapan seperti yang digambarkan pada flowchart berikut :

Persiapan

Pemasangan Titik BM

Pengukuran Titik BM
Menggunakan GPS

Data Koordinat BM
Page 20
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Gambar Tahapan Kerja Pemasangan Titik BM Menggunakan GPS Geodetic

 Pemasangan titik BM
o Patok BM dipasang / ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas
tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi notasi dan nomor BM
dengan warna hitam.
o Patok BM yang sudah dipasang, kemudian difoto sebagai dokumentasi yang
dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.

 Pengukuran titk BM menggunakan GPS


Metode penentuan koordinat Titik BM dalam pekerjaan ini adalah dengan
melakukan koleksi data Global Positioning System menggunakan metode
differential positioning menggunakan data fase. Koleksi data GPS dilakukan
baseline per baseline sehingga membentuk jaringan baseline. Jaringan tersebut
harus terikat kepada minimal 2 (dua) Titik Orde BIG. Metode koleksi data GPS
dapat berbentuk kombinasi baseline dan radial, masing-masing menggunakan
metode statik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengamatan metode radial adalah :
o Receiver GPS menggunakan tipe dual frekuensi (L1 dan L2)
o Titik BM yang diukur dengan menggunakan metode jaring berjumlah 13
buah di seluruh area pemetaan

Page 21
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Gambar Metode jaring (Sumber: Abidin HZ, 2001)

▲ : Titik tetap
● : Titik yang ditentukan posisinya dengan metode jaring statik

: Survei jaringan statik

Sesi koleksi data GPS adalah suatu selang waktu koleksi data dimana base
station melakukan koleksi data secara simultan/serentak dengan receiver rover.
Pelaksanaan koleksi data GPS pada titik BM umumnya akan terdiri dari
beberapa sesi koleksi data.
Waktu koleksi data GPS sebaiknya memperhitungkan faktor-faktor sebagai
berikut: jumlah satelit GPS yang dapat diamati, kekuatan dari geometri satelit,
aktivitas ionosfer, aktivitas pada lokasi titik dan sekitarnya (lalu-lintas, lalu
lalang manusia dan hewan), aksesibilitas titik dan lama pergerakan antar titik.
Untuk pengamatan GPS setiap titik BM, epoch interval yang digunakan adalah
3 detik dengan mask angle yang digunakan adalah 10° atau 15°. Durasi koleksi
data GPS pada setiap titik BM dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

c. Pengukuran situasi
o Pengukuran situasi daerah sepanjang jalan harus mencakup semua keterangan
yang ada di daerah sepanjang jalan, misalnya rumah, pohon, pohon pelindung
jalan, pinggir selokan, letak gorong-gorong, tiang listrik, tiang telepon,
jembatan, batas sawah, batas perkebunan, arah aliran air dan lain sebagainya.
o Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimeteri, yang mencakup semua
obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada, di sepanjang jalur
pengukuran seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan
sebagainya.

Page 22
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

d. Pengukuran penampang
o Pengukuran penampang memanjang
Pengukuran penampang memanjang adalah memanjang sumbu jalan yang ada,
kecuali pada tempat dimana kemungkinan diadakan realinyemen harus
diadakan tambahan. Untuk pengukuran penampang memanjang ini
peralatan yang digunakan sama yang dipakai untuk kontrol tinggi.
o Pengukuran penampang melintang
Pengukuran penampang melintang diambil setiap jarak 50 M padabagian jalan
lurus dan landau dan setiap jarak 25M untuk daerah-daerah tikungan dan
berbukit (bila memerlukan detail penampang), serta kurang dari jarak 25 M
untuk daerah yang membutuhkan perhitungan khusus. Lebar pengukuran harus
mengikuti daerah sejauh 50 M sebelah kiri kanan sumbu jalan pada bagian yang
lurus dan 25 M ke sisi luar dan 75 M ke sisi dalam pada bagian jalan yang
menikung (bila dibutuhkan pengukuran detail).

e. Patok-patok (bila diperlukan)


Patok beton untuk Bench Mark (patok BM) dengan ukuran 20 x 20 x 75 cm harus
ditanam sedemikian rupa sehingga bagian patok yang ada di atas tanah adalah
kurang lebih 20 cm. Patok poligon dan profil dibuat dari kayu dengan ukuran 5 x 7
x 60 cm. Patok beton dan kayu harus diberi tanda BM dan nomor urut.
Untuk memperbanyak titik tinggi yang tetap, perlu ditempelkan titik tinggi referensi
pada tempat lain yang permanen dan mudah ditemukan kembali. Baik patok
poligon maupun patok profil diberi tanda cat kuning (atau warna lain yang jelas)
dengan tulisan merah (atau warna lain yang jelas) yang diletakkan di sebelah kiri ke
arah jalannya pengukuran.
Khusus untuk profil memanjang titik yang terletak di sumbu jalan diberi paku
payung dengan dilingkari cat kuning sebagai tanda.

f. Perhitungan dan penggambaran peta

Page 23
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Titik poligon utama harus dihitung koordinatnya berdasarkan titik ikat yang
dipergunakan. Perhitungan harus berdasarkan pada metode kwadrat terkecil.
Penggambaran titik poligon harus berdasarkan pada hasil perhitungan koordinat.
Penggambaran titik poligon tersebut tidak diperkenankan secara grafis.

2.2. Survey Lalu Lintas


a. Jalan
Untuk mengetahui kondisi lalu lintas, kecepatan kendaaan rata-rata,
menginventarisasi jalan yang ada, serta menginventarisasi jumlah setiap jenis
kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam satuan waktu, sehingga dapat
dihitung LHR sebagai dasar perencanaan peningkatan jalan.
Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setelah mengetahui trase lokasi perencanaan
yang akan dilakukan, yang merupakan keluaran dari pengumpulan data awal berupa
titik-titik survey. Data lalu lintas yang didapat harus dianalisis sehingga didapat
data siap pakai berupa LHR eksisting dalam satuan kendaraan/hari dan smp/hari
serta kecepatan perjalanan pada kondisi tata guna lahan tertentu dalam km/jam.
Laporan survey lalu lintas jalan memuat Data LHR, spectrum beban, Foto
dokumentasi dan Data Lapangan.
Persyaratan pengambilan data dan perhitungan harus mengacu pada
MKJI036/T/BM/1997, Pedoman survey pencatatan lalu lintas dengan cara
Manual Pd/T. 19-2004-B atau pedoman yang dipersyaratkan.

b. Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian)

Untuk mengetahui jumlah pejalan kaki per satuan waktu dan prediksi
perkembangan jumlah pejalan kaki pengguna pedestrian untuk 5 tahun mendatang
sehingga dapat dijadikan dasar dalam perencanaan jalur pejalan kaki (Pedestrian).

2.3. Survey Geoteknk


a. Pengujian Penetrometer Kerucut Dinamis/Dynamic Cone Penetrometer (DCP)

Page 24
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Untuk konstruksi-ulang atau peningkatan jalan-jalan yang ada dan perencanaan


konstruksi Pedestrian dilakukan Pengujian Penetrometer Kerucut Dinamis (DCP)
sepanjang sumbu jalan untuk menentukan kekuatan tanah-bawah di lokasi. Pada
setiap masalah, pengujian akan mulai dari bagian bawah galian lubang melalui
struktur perkerasan yang ada. Maksud dari pengujian ini yakni (i) agar dapat
menyelidiki tebal dan jenis bahan untuk setiap lapis perkerasan dan (ii) untuk
mengukur pengaruh pemadatan yang disebabkan oleh lalu-lintas.
Prosedur pengujian ialah sebagai berikut:
o Digali lubang-lubang percobaan pada perkerasan yang ada dengan jarak yang
teratur berkisar 3 buah lubang percobaan dalam 1 kilometer. Tebal dan susunan
macam-macam lapis perkerasan dicatat, juga bila ada muka air tanah yang
tinggi. Kedalaman lubang ialah tebal struktur perkerasan yang ada sampai muka
formasi.
o Pengujian DCP dilaksanakan sampal kedalaman 0,60-1,00 m sampai tanah
dasar dibawah dasar lubang tsb.
o Kedalaman penetrasi untuk setiap pukulan atau seperangkat pukulan dari palu
geser tsb. dicatat pada formulir standard.

2.4. Pengujian Perkerasan Jalan


Kinerja struktur konstruksi perkerasan lentur dapat ditentukan dengan pemeriksaan
nondestruktif yaitu suatu cara pemeriksaan dengan menggunakan alat yang diletakkan
diatas permukaan jalan sehingga tidak mengakibatkan rusaknya konstruksi perkerasan
jalan.
Salah satu alat yang umum digunakan adalah alat Benkelman Beam. Alat ini dapat
mengukur lendutan balik maksimum, lendutan balik titik belok, dan cekung lendutan
akibat beban roda tertentu. Data lendutan balik maksimumdapat digunakan untuk
perencanaan lapis tambah (overlay) perkerasan jalan.
Untuk Standar dan cara pelaksanaan atau prosedur pengujian lendutan dan pelaporan.
dengan alat Benkelman Beam dapat merujuk pada SNI 2416:2011 tentang Cara uji
lendutan perkerasaan lentur dengan alat Bengkelman Beam.

Page 25
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

3. Penyusunan Kriteria Desain


Konsultan harus membuat kriteria desain sesuai dengan Standar Pedoman Manual Direktorat
Jenderal Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum.

4. Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, Konsultan harus mengadakan analisa data
dengan mengikuti ketentuan – ketentuan sebagai berikut :
4.1. Analisa data CBR
Nilai CBR rencana ditentukan dengan formula :

CBR (desain) = CBR (rata-rata) – 1 std. Deviasi

Dalam pemakaian kedua formula tersebut, harus diperhatikan batasan-batasan yang


berlaku dalam teori statistik.

4.2. Analisa Data Lapangan Lalu Lintas


Untuk menghitungbesarnya gandarkumulatifselamaumur rencana dan menghitung
besarnya ADT pada pertengahan umur rencana.

4.3. Penentuan “unique section”


Yaitu suatu seksi jalan yang mempunyai karakteristik seragam dalam variabel desain
seperti:
a. lebar perkerasan yang ada/rencana
b. nilai CBR rencana
c. nilai beban lalulintas
d. perubahan camber

Page 26
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

4.4. Mempelajari kemungkinan pemakaian tipe bahan perkerasan jalan yang sesuai untuk
suatu daerah tertentu. Tipe perkerasan yang diijinkan dalam pekerjaan ini adalah tipe-
tipe yang sekarang dipakai Direktorat Jenderal Bina Marga.

5. Perencanaan Teknik
5.1. Perencanaan Geometrik Jalan
Alinyemen horizontal akan menggunakan alinyemen horizontal existing sedangkan
alinyemen vertikal akan menggunakan alinyemen vertikal existing ditambah dengan
tebal perkerasan overlay.
Gambar-gambarstandaruntuk jalanmeliputipenampang melintang yang tipikal. Hal ini
akan memberikan keseragaman pada desain, dan dapat dibagi kedalam 4 (Empat) jenis
penampang melintang yaitu :
a. Penampang pada daerah datar
b. Penampang pada daerah galian
c. Penampang pada daerah timbunan
d. Penampang pada daerah galian dan timbunan

5.2. Perencanaan Perkerasan Jalan


Desain struktur perkerasan lentur pada dasarnya ialah menentukan tebal lapis yang
mempunyai sifat-sifat mekanis yang telah ditetapkan sedemikian sehingga menjamin
bahwa tegangan-tegangan dan regangan-regangan pada semua tingkat yang terjadi
karena beban lalulintas, pada batas-batas yang dapat ditahan dengan aman oleh bahan
tersebut.
Metode untuk ini didasarkan baik pada prosedur desain empiris seperti Metode
California Bearing Ratio (CBR) atau Teori Elastis Linier dan memperkira-kan
kedalaman bekas roda.
Ada tiga langkah utama yang harus diikuti dalam perencanaan perkerasan jalan baru,
ialah:

Page 27
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

a. Tetapkan/perkiraan jumlah lalulintas (serta distribusi beban sumbunya) yang akan


melewati jalan tersebut.
b. Hitung kekuatantanahlapisandasar, berdasarkannilai CBRyang didapat dari DCP
test dan CBR laboratorium.
c. Pertimbangan 1 dan 2, agar dihasilkan desain yang paling ekonomis untuk bahan-
bahanperkerasansertaketebalanlapisan yang mencukupi untuk tersedianya layanan
yang memuaskan selama umur disain perkerasaan.

5.3. Perencanaan Hidrologi dan Drainase


Perencanaan drainase akan diterapkan pada bangunan jalan yaitu saluran samping dan
gorong-gorong yang melintas jalan. Saluran samping akan direncanakan bermuara di
sungai terdekat atau saluran drainase yang lebih besar.
Tinggi muka air banjir, dimensi atau ukuran saluran samping dan gorong-gorong akan
dihitung berdasarkan cara perhitungan dibawah ini.
a. Intensitas Curah Hujan.
b. Periode Ulang Curah Hujan Maksimum dan Clearance.
c. Perhitungan Debit Rencana.
d. Perencanaan Dimensi Saluran Samping.
e. Perencanaan Dimensi Gorong-gorong.

5.4. Perencanaan dan Perbaikan Bangunan Pelengkap


Jika ada, desain untuk bangunan sederhana atau perbaikan bangunan sederhana seperti
gorong-gorong, perkuatan tebing, sub drain, dll.; harus disederhanakan sesuai
kebutuhan dan mengacu kepada ketentuan yang berlaku.

5.5. Perencanaan Teknis Jalur Pejalan Kaki


Prinsip perencanaan teknis fasilitas pejalan kaki berdasarkan SNI 02/SE/M/2018
Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil tentang Perencanaan Teknis
Fasilitas Pejalan Kaki, adalah sebagai berikut:
a. Memenuhi kriteria pemenuhan kebutuhan kapasitas (demand)

Page 28
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

b. Memenuhi ketentuan kontinuitas dan memenuhi persyaratan teknis aksesbilitas bagi


semua pengguna termasuk pejalan kaki berkebutuhan khusus.
c. Memiliki konstruksi ataubahanyang memenuhi syarat keamanan dan relative mudah
dalam pemeliharaan.

Dengan persyaratan arsitektural :


a. Kreatifitas desain jalur pejalan kaki (Pedestrian) sesuai dengan karakteristik
pengguna dan lingkungan (keserasian antara fisik, sosial dan budaya).
b. Desain jalur pejalan kaki (Pedestrian) hendaknya dibuat dengan biaya investasi dan
pemeliharaan yang efisien dan efektif.

6. Gambar Perencanaan Teknik


Konsultan Perencana harus membuat Gambar Perencanaan teknik hasil survey dan analisa
sesuai dengan Standar Pedoman Manual Direktorat Jenderal Bina Marga Kementrian
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, dengan minimal terdiri dari:
a. Sampul (cover) gambar rencana
b. Lembar pengesahan
c. Daftar isi
d. Legenda, daftar simbol dan singkatan
e. Peta lokasi kegiatan
f. Peta lokasi sumber bahan material (quary)
g. Daftar kuantitas (rekapitulasi)
h. Tata letak (layout) dan koordinat jalan
i. Gambar situasi, potongan memanjang dan potongan melintang
j. Gambar tampak dan potongan melintang
k. Gambar standar (gambar bangunan pelengkap, gambar drainase, gambar rambu jalan dan
sebabagainya)
l. Daftar bangunan pelengkap

Page 29
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

7. Perhitungan Volume dan Biaya


7.1. Perhitungan Volume Pekerjaan
a. Pekerjaan jalan (termasuk drainase)
Untuk keperluan mempersiapkan taksiran biaya dan daftar penawaran kontrak,
maka pengukuranvolumepekerjaan diambil dari gambar-gambar rencana dengan
menggunakan perhitungan matematis dan volumenya dihitung sesuai dengan
metode pengukuran standar.

b. Pekerjaan jalur pejalan kaki (Pedestrian)


Untuk keperluan mempersiapkan taksiran biaya dan daftar penawaran kontrak,
maka pengukuranvolumepekerjaan diambil dari gambar-gambar rencana dengan
menggunakan perhitungan matematis dan volumenya dihitung sesuai dengan
metode pengukuran standar.

7.2. Perhitungan Biaya


a. Persiapan lembar Kerja
Untuk menentukan harga satuan biaya konstruksi, perlu mulai dari prinsip-prinsip
dasar dan mempersiapkan lembar kerja analisa biaya untuk setiap jenis kegiatan
pekerjaan, dengan menggunakan biaya setempat yang telah ditetapkan untuk bahan-
bahan dan tenaga kerja dan biaya untuk plant (peralatan produksi) dan peralatan.
Lembar Kerja Analisa Biaya mengikuti ketentuan yang telah disediakan oleh Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Muara Enim.
 Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja dan buruh berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten
Muara Enim dan EE Dinas Pekerjaan Umunm dan Penataan Ruang Kabupaten
Muara Enim Tahun 2022.

 Biaya Bahan

Page 30
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Harga bahan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Muara Enim dan
EE Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Muara Enim Tahun
2022.

 Biaya Peralatan dan Operasional Alat


Biaya peralatan dan operasional alat berdasarkan Surat Keputusan Bupati
Kabupaten Muara Enim dan EE Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Muara Enim Tahun 2022.

b. Penentuan Harga Satuan

Harga satuan dihitung untuk setiap jenis kegiatan pekerjaan dengan menggunakan
formulir-formulir atau metoda yang telah umum dipergunakan di Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Muara Enim Tahun 2022.

8. Metode Pelaksanaan Pekerjaan


a. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Metoda pelaksanaan pekerjaan memenuhi persyaratan substantif yang meliputi
tahapan/urutan pekerjaan dari awal sampai akhir secara garis besar dan uraian/cara kerja
dari masing-masing jenis pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang/sementara yang ikut
menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan utama yang dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian
pekerjaan.

b. Evaluasi Metode Pelaksanaan


Dalam mengevaluasi metode pelaksanaan, hal-hal yang dinilai adalah sebagai berikut:
 Tahapan/urutan pada metode pelaksanaan dalam penyelesaian pekerjaan utama;
 Metode kerja setiap kegiatan bagian pekerjaan utama (tidak termasuk proses
produksi barang jadi/pabrikan, seperti: lift, pompa);

Page 31
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

 Metode kerja setiap kegiatan pekerjaan penunjang/sementara yang terkait dengan


pekerjaan utama.

c. Network Planning / CPM (Critical Path Method/Metode Jalur Kritis)


CPM dikenal sebagai jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-
komponen kegiatan, dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu
penyelesaian proyek yang tercepat (Iman Soeharto, Manajemen Proyek-1995) atau lebih
sering diistilahkan adalah suatu teknik untuk menilai dan meninjau kembali program.
Tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan perencanaan dengan PERT,
diantaranya yaitu :
 Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone),
 Menetapkan urutan pekerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan.
 Membuat suatu diagram jaringan (network diagram).
 Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas.
 Menetapkan Jalur Kritis (critical path)
Adapun jalur kritis, yaitu :
o ES – Early Star adalah waktu mulai paling awal suatu kegiatan.
o EF – Early Finish adalah waktu selesai paling awal suatu kegiatan.
o LS – Latest Start adalah waktu paling akhir kegiatan boleh mulai,
o LF – Larest Finish adalah waktu paling akhir kegiatan boleh selesai.

 Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek.

9. Pembuatan Laporan dan Dokumen Tender


a. Persyaratan Umum

Page 32
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Untuk menyiapkan kontrak konstruksi jalan dan jalur pejalan kaki (Pedestrian), gambar
perencanaan akhir untuk Final Desain. Kebutuhan gambar yang lengkap didaftarkan
dibawah ini merupakan rincian gambar yang harus dipenuhi.

b. Denah dan Profil Memanjang


Setiap gambardenahdanprofil memuat 500m’ panjang rencana jalan. Setiap gambar
harus dibagi menjadi dua bagian :
 Bagian atas menunjukan alinyemen horizontal (DENAH) termasuk data mengenai
lengkung, tata guna lahan, lokasi jembatan-jembatan yang ada jembatan baru,
lokasi gorong-gorong baru, lokasi dari tanda-tanda lalulintas dan informasi yang
relevan lainnya yang ada yang diperlukan untuk keperluan konstruksi.
Skala 1 : 2.000

 Bagian alinyemen vertikal (profil) merupakan penampang memanjang jalan yang


terdiri dari garis-garis lurus dan garis-garis lengkung yang merupakan perpotongan
bidang vertikal dengan bidang permukaan perkerasan jalan.

c. Penampang Melintang
Penampang melintang yang dipersiapkan harus digambarkan secara grafis untuk
menunjukkan bentuk-bentuk seperti lapis perkerasan, galian dan timbunan, dan
memberikan ukuran-ukuran dari jalan yang ada termasuk kemiringan jalan dan bahu
jalan serta saluran-saluran.
Penampang melintang digambar dalam lembaran terpisah dari Alinyemen horizontal
dibuat sesuai kebutuhan dan minimal 20 penampang melintang setiap km.
 Skala Horizontal - 1 : 100
 Skala Vertikal - 1 : 50

d. Lembar Volume Pekerjaan


Volume pekerjaan untuk yang terdiri dari beberapa mata pekerjaan disajikan dalam 1
(satu) lembar.

Page 33
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

e. Ukuran Kertas Gambar


Semua gambar disajikan dalam ukuran kertas A3 dengan memakai program AutoCad
(CAD profesional).

f. Gambar Perencanaan
Gambar Perencanaan digambar dengan skala :
 Denah 1:2000.
 Potongan 1:100 dan/atau 1:50.
 Detail 1:5, 1 :10, atau 1:20 (tergantung kebutuhan).

Secara diagramatik model integrasi pemikiran dapat digambarkan pada bagan berikut ini:

Kondisi Bangunan
Fungsi Bangunan

Struktur & Bentuk


Material Bangunan dan Biaya Bangunan :
Pabrik Perencanaan
Pengawasan

Eksternal : Waktu
Peraturan-peraturan (UU, Perencanaan
PP, Permen, Kepmen, Pembangunan
Pemda Setempat)
Page 34
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

GAMBAR DESIGN
&
RAB

A.2.3.1. TAHAP PERENCANAAN

Metode perencanaan dalam penyusunan DED Pembangunan Ruas Jalan Paduraksa – Lebak
Budi dibagi pada tahap seperti pada skema di bawah ini :

Skema Tahapan Perencanaan

I II III

TAHAP KONSEP TAHAP PRA TAHAP


RENCANA RENCANA
DESAIN

UB UB UB

UB = Umpan Balik

I. Tahap Konsep

Page 35
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

1) Mempelajari dengan seksama Kerangka Acuan Kerja (KAK) penugasan


terhadap kebutuhan yang berpengaruh pada :

 Perencanaan DED Pembangunan Ruas Jalan Paduraksa – Lebak Budi

2) Pengumpulan data sekunder (referensi dan literature)


3) Pengumpulan data primer / Survey Pendahuluan (survey kondisi &
geometric, kondisi eksisting jalan & pedestrian, bangunan pelengkap &
drainase), Pengukuran (topografi), survey lalu lntas, survey geoteknik.

4) Penyusunan Rencana Kerja dan Mobilisasi Personil


5) Penyusunan Laporan Pendahuluan

II. Tahap Pra Rencana

1) Penyusunan pra rencana design untuk mendapatkan persetujuan :

 Penentuan Titik BM (Base Mark) Eksisting sebagai acuan pengukuran


/ topografi
 Identifikasi penentuan geometric (alinyemen horizontal dan vertical)
 Inventarisasi Geometrik Jalan

Didalam survey inventarisasi jalan ini data yang akan disurvey hanya
terbatas pada komponen - komponen melintang jalan saja dan lokasi
ruas jalan yang akan di survey adalah ruas - ruas jalan yang
merupakan koridor arus pergerakan utama dalam suatu kawasan /
wilayah.

Survey komponen potongan melintang jalan dibedakan menurut tipe


jalannya, apakah jalan tipe U (undivided – tanpa median), tipe D2
(Dual Carriageway – 2 jalur), atau tipe D4 (Dual Carriageway – 4

Page 36
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

jalur). Untuk masing - masing tipe jalan disediakan formulir survey


tersendiri.

 Inventarisasi Penggunaan Lahan Sekitar

Survey ini dimaksudkan untuk mendapatkan data penggunaan lahan


disekitar lokasi studi. Pencatatan dilakukan terhadap setiap jenis
pemanfaatan lahan yaitu meliputi :

a. Perumahan.
b. Perkantoran dan ketinggian bangunan.
c. Lahan kosong.
d. Perkebunan.
e. Komersil lainnya.

Selain data jenis pemanfaatan lahan juga dilakukan pengukuran garis


sepadan bangunan yaitu jarak antara dinding bangunan terhadap pagar
atau terhadap damija jalan.

Gambar : Tipikal Inventarisasi Penggunaan


Lahan
JENIS
BANGUNAN

KETINGGIAN Pagar
BANGUNAN

SEPADAN DAMIJA

 Aksesibilitas jalan dan bangunan pelengkap lainnya.


 Utilitas jalan yang terdapat pada pedestrian eksisting seperti kabel

Page 37
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

optic, pipa saluran gas dan PDAM.


 Pembuatan patok sementara dengan interval 50 m.
 Survey kondisi eksisting jalan dan pedestrian.
 Survey bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan.
 Survey Topografi
 Survey Saluran Drainase

2) Penyusunan Laporan Hasil Survey


3) Penyusunan Draf Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang terdiri dari harga
satuan bahan dan upah, perhitungan volume pekerjaan dan analisa biaya
pekerjaan.
4) Penyusunan Draf Gambar Rencana
5) Penyusunan Draf Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) / Spesifikasi
Teknis
6) Penyusunan Laporan Antara

III. Tahap Rencana Design

1) Penyusunan rencana design yang telah disetujui :


2) Penyempurnaan perencanaan rekayasa geometrik jalan
3) Penyempurnaan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang terdiri dari harga
satuan bahan dan upah, perhitungan volume pekerjaan dan analisa
biaya pekerjaan.
4) Penyempurnaan Gambar Rencana
5) Penyempurnaan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) / Spesifikasi
Teknis
6) Menyiapkan Laporan Akhir
7) Menyiapkan Laporan Desian Akhir
8) Menyiapkan Laporan Dokumen Lelang
9) Menyiapkan Laporan Penunjang

Page 38
DED PEMBANGUNAN RUAS JALAN PADURAKSA – LEBAK
PROPOSAL TEKNIS BUDI

Page 39

Anda mungkin juga menyukai