Sesuai dengan kerangka acuan kerja, hasil keluaran (output) yang diharapkan dari
pekerjaan ini adalah dokumen perencanaan pembangunan fly over.
BAB E | 1
Dokumen Usulan Teknis
5. Melakukan kajian teknis secara umum, guna menetapkan kriteria desain dan
menentukan rencana kerja dan metoda pelaksanaan pekerjaan yang tepat
dan efektif.
6. Melakukan kegiatan pengumpulan data lapangan secara terinci yang akan
diperlukan sebagai masukan dalam proses perencanaan.
7. Melakukan kajian dan analisis terhadap semua data yang telah diperoleh,
melakukan perhitungan-perhitungan perencanaan teknis yang mencakup
perancangan geometrik jalan dan jembatan, analisis penyelidikan tanah,
analisis lalu lintas, perhitungan struktur pekerasan jalan, perencanaan
bangunan bawah dan bangunan atas, serta bangunan pelengkap lainnya.
8. Menyiapkan gambar rencana.
9. Melakukan perhitungan kuantitas pekerjaan dan analisis harga satuan
pekerjaan serta menghitung perkiraan biaya proyek.
10. Menyiapkan dokumen pelelangan.
Secara kronologis, pekerjaan penyusunan rencana pembangunan fly over ini
dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) tahapan kegiatan utama sebagai berikut :
Tahap – I : Pendahuluan
Persiapan.
Penggunaan Data Survei terdahulu.
Review desain
Tahap – II : Antara
Survei detail.
Penyusunan konsep perencanaan.
Penyusunan pra-rancangan.
Tahap – III : Akhir
Analisis.
Penyiapan gambar rencana dan spesifikasi teknis.
Dokumen Usulan Teknis
BAB E | 4
1. TAHAP PENDAHULUAN 2. TAHAP ANTARA
3. TAHAP
AKHIR
1.1 PERSIAPAN 2.1 DATA SURVEI TERDAHULU 3.1 REVIEW PERENCANAAN 3.2 PENYIAPAN 3.3 PERHITUNGAN KUANTITAS 3.4. PENYIAPAN
TEKNIK GAMBAR RENCANA DAN ANALISA HARGA SATUAN DOKUMEN LELANG
• Mobilisasi SURVEI TOPOGRAFI DAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN LAPORAN-LAPORAN
PERENCANAAN TEKNIS
• Koordinasi & Konfirmasi GEOMETRIK JALAN &
• Inventarisasi Data Awal JEMBATAN
SURVEI HIDROLOGI
1.2 SURVE I PENDAHULUAN
SURVEI GEOLOGI & GEOTEKNIK
PERENCANAAN TEKNIS
DRAINASE
• Studi Literatur
• Koordinasi Dengan Pihak Terkait
• Diskusi Perencanaan Lapangan
• Survei Pendahuluan Harga Satuan 2.2 PENYUSUNAN KONSEP PERENCANAAN TEKNIS
• Pengunaan Data Survei soil STRUKTUR FLY OVER
Investigation terdahulu REVIEW PERENCANAAN
• Pengunaan Data Survei Topografi
terdahulu
PENYIAPAN GAMBAR
Dokumen Usulan Teknis
• Pengunaan Data Survei Geologi & PERENCANAAN PONDASI
JEMBATAN / FLY OVER RENCANA
Geoteknik terdahulu PENYIAPAN DAFTAR
Pengunaan Data Survei Geologi & 2.3 PENYUSUNAN PRA-RANCANGAN
• KUANTITAS DAN
Geoteknik terdahulu
Pengunaan Data Survei Geometrik PERENCANAAN HARGA (BOQ)
•
BANGUNAN PELENGKAP,
Survei Pendahuluan Rencana
• terdahulu PENGAMANJALAN &
• Inventarisasi Kondisi Lapangan JEMBATAN
PERBAIKI
Eksisting BENAR
PEKERJAAN
b. Persiapan.
PERBAIKI
PENYUSUNAN
SPESIFIKASI TEKNIS CHECK, YA
Disetujui ?
c. Inventarisasi data. PERBAIKI
TIDAK
Jenis pekerjaan ini adalah melaksanakan review desain perencanaan fly over guna
sesuai berdasarkan peraturan perencanaan jembatan terbaru sehingga menunjang
pelaksanaan pekerjaan konstruksi fly over. Konsultan yang diberi tugas pekerjaan
ini wajib menyediakan jasa-jasanya seoptimal mungkin. Dengan demikian, maka
akan diperoleh hasil pekerjaan berupa dokumen perencanaan yang mencakup
segala persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan. Selanjutnya, dokumen
perencanaan dapat dipertanggung jawabkan dalam pelaksanaan kontrak
konstruksi/fisik dikemudian hari, serta diupayakan sekecil mungkin terjadinya
perubahan–perubahan, perbaikan–perbaikan, ataupun perencanaan tambahan
lainnya.
Untuk pelaksanaan survei tambahan jika ada data yang kurang lengkap atau
kondisi lapangan terbaru, maka konsultan mengamati kondisi lapangan dan
permasalahan desain yang mungkin timbul, dan berkonsultasi dengan berbagai
pihak seperti dengan Pemerintah dan Dinas Pekerjaan Umum untuk
mendiskusikan segala hal yang bersangkutan dengan pekerjaan fly over yang akan
ditangani.
BAB E | 5
Dokumen Usulan Teknis
BAB E | 6
Dokumen Usulan Teknis
BAB E | 7
Dokumen Usulan Teknis
Untuk mengetahui secara rinci semua asumsi yang digunakan dalam tahap
perencanaan serta mendapat parameter penting bagi perencana fly over,
diperlukan serangkaian studi detail pengumpulan data sebagai berikut :
a. Survei Topografi
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah
sepanjang rencana trase jalan dan fly over di dalam koridor yang
ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1:500.
1. Lingkup Pekerjaan
1.a. Pemasangan patok-patok :
Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran
15x15x75 cm atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi dengan
adukan beton dan di atasnya dipasang neut dari baut,
ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM
dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi rencana fly
over dipasang minimal 4, masing-masing 1 (satu) pasang di setiap
sisi sungai disekitar sungai yang posisinya aman dari gerusan air
sungai.
Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di
atas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang
Kementerian Pekerjaan Umum, notasi dan nomor BM dengan
warna hitam. Patok BM yang sudah terpasang, kemudian difoto
sebagai dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat
serta elevasi.
Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok
kayu yang cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm,
panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan
kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor dan dicat warna
BAB E | 8
Dokumen Usulan Teknis
BAB E | 9
Dokumen Usulan Teknis
a) Penyelidikan Geologi
Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan detail dengan
peta dasar topografi skala 1:250.000 s/d skala 1:100.000. Pencatatan
BAB E | 10
Dokumen Usulan Teknis
b) Penyelidikan lapangan
Meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi, jenis tanah, warna,
perkiraan presentase butiran kasar/halus) sesuai dengan metoda
USCS.
c) Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah mencakup seluruh penyelidikan lokasi kegiatan
berdasarkan klasifikasi jenis tanah yang didapat dari hasil tes dengan
peninjauan kembali terhadap semua data tanah dan material guna
menentukan jenis/ tipe pondasi yang tepat.
- Investigasi Geoteknik
Pekerjaan investigasi geoteknik ini perlu dilakukan untuk
rencanalokasi jembatan dengan mobilisasi peralatan mesin bor
dengan kelengkapannya dan peralatan penunjang lainnya untuk
penentuan posisi titik penyelidikan, dengan kedalaman sampai
ditemukan pada lapisan tanah keras dengan nilai 3xNSPT≥60. Pada
setiap boring dilakukan pengujian SPT dan pengambilan Un
Disturbed Sampling (UDS) untuk setiap perubahan lapisan tanah
atau maksimum 5 meter dengan menggunakan open tube atau
tabung shelby.
- Pengeboran (Boring)
Pengeboran dilakukan sesuai dengan ASTM D 2113-83(1983)
Pengambilan Un Disturbed Sampling (UDS) didarat harus dilakukan
dengan menggunakan tabung Shelby atau open tube dengan
panjang 70 cm dan diameter luar 73 mm, sesuai dengan dengan
ASTM D 1587 (1983). untukUn Disturbed Sampling (UDS) di air
harus dilakukan dengan menggunakan piston. UDS dilaksanakan
dengan mendorong tabung peralahan menggunakan mesin bor
hidraulik. Setelah contoh tanah diperoleh, kedua sisi dari tabung
BAB E | 11
Dokumen Usulan Teknis
- Pengujian laboratorium
Pengujian laboratorium tarhadap sampel-sampel tanah dan batuan
yang didapat. Pengujian laboratorium yang harus dilakukan :
BAB E | 12
Dokumen Usulan Teknis
BAB E | 13
Dokumen Usulan Teknis
Δ = sudut tikungan
O = titik pusat lingkaran
Tc = panjang tangen jarak dari TC ke PI atau PI ke CT
Rc = jari-jari lingkaran
Lc = panjang busur lingkaran
Ec = jarak luar dari PI ke busur lingkaran
BAB E | 14
Dokumen Usulan Teknis
Xs = absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SC (jarak lurus
lengkung peralihan)
Ys = ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak tegak
lurus ke titik SC pada lengkung
Ls = panjang lengkung peralihan (panjang dari titik TS ke SC atau CS ke
ST)
Lc = panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS)
Ts = panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST
TS = titik dari tangen ke spiral
SC = titik dari spiral ke lingkaran
Es = jarak dari PI ke busur lingkaran
s = sudut lengkung spiral
Rc = jari-jari lingkaran
p = pergeseran tangen terhadap spiral
k = absis dari p pada garis tangen.
BAB E | 15
Dokumen Usulan Teknis
BAB E | 16
Dokumen Usulan Teknis
b) Jari-Jari Minimum
Kendaraan pada saat melalui tikungan dengan kecepatan (V)
akan menerima gaya sentrifugal yang menyebabkan kendaraan
tidak stabil. Untuk mengimbangi gaya sentrifugal tersebut,
perlu dibuat suatu kemiringan melintang jalan pada tikungan
yang disebut superelevasi (e). Untuk kecepatan tertentu dapat
dihitung jari-jari minimum untuk superelevasi maksimum dan
koefisien gesekan maksimum.
c) Perencanaan Tikungan
Nilai kelandaian suatu jalan ditentukan oleh kemampuan
menanjak sebuah truk bermuatan dan biaya konstruksi yang
tersedia. Oleh karena itu ada dua kelandaian maksimum yaitu
kelandaian maksimum standar dan kelandaian maksimum
mutlak.
Bila kelandaian melebihi maksimum kendaraan, maka panjang
kelandaiannya harus dibatasi. Dalam hal ini yang dibatasi
adalah waktu tempuh pada kelandaian-kelandaian yang
melebihi maksimum standar hingga 1 menit.
d) Kelandaian
Pergantian dari satu kelandaian ke kelandaian berikutnya,
dilakukan dengan mempergunakan lengkung vertical. Lengkung
vertical direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi keamanan, kenyamanan dan drainase.
e) Jenis lengkung vertical dilihat dari titik perpotongan kedua
bagian yang lurus (tangens) adalah :
1) Lengkung vertikcal cekung, adalah suatu lengkung dimana
titik perpotongan antara kedua tangen berada di bawah
permukaan jalan.
BAB E | 17
Dokumen Usulan Teknis
Lv
g2 ½ Lv g1
PLV PTV
Ev
PVI
PVI
Ev
PLV PTV
½ Lv
g2 g1
Lv
3) Kelandaian Rencana :
g1 = dalam %
g2 = dalam %
4) Perbedaan aljabar untuk kelandaian :
A = g1 ± g2
5) Jarak Pandang Henti :
BAB E | 18
Dokumen Usulan Teknis
Dimana :
Jh = jarak pandang henti (m)
VR = kecepatan rencana (km/jam)
t = waktu tanggap (detik)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
f = koefisien gesek
6) Jarak Pandang Mendahului
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
Dimana :
d1 = jarak yang ditempuh selama waktu tanggap (m)
VR km/jam 50 - 65 65 - 80 80 - 95 95 - 110
d3 (m) 30 55 75 90
Dimana :
T1 = waktu tempuh (detik), ∞ 2,12 + 0,026 VR
BAB E | 19
Dokumen Usulan Teknis
8) Pergeseran vertical:
BAB E | 20
Dokumen Usulan Teknis
c. Pengamatan hidrologi
Pekerjaan ini akan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Penentuan hujan rata-rata dari beberapa stasiun.
Penentuan hujan rata-rata dilakukan dengan beberapa metoda
salah satu diantaranya metoda rata-rata aritmatic berdasarkan
formula berikut :
Dimana :
d = Nilai hujan rata-rata (mm)
dA, dB = Curah hujan dari stasiun A dan B
N = Jumlah stasiun.
2. Analisis frekuensi
Analisis ini bertujuan untuk memperkirakan besar hujan dengan
periode ulang tertentu. Banyak metoda yang dapat digunakan untuk
melakukan analisis frekuensi diantaranya adalah distribusi normal,
log normal distribusi, preaseontipe 3, gumbel tipe 1 dan log gumbel.
3. Intensitas curah hujan
BAB E | 21
Dokumen Usulan Teknis
i=
Dimana :
It = Intensitas hujan dengan periode ulang t tahun
(mm/jam)
Rt = Hujan rencana dengan periode ulang t tahun (mm)
t = Durasi jam (jam)
m = 2/3.
4. Penentuan dimensi saluran samping
5. Penentuan dimensi gorong-gorong
Skema metodologi perencanaan drainase seperti terlihat pada
Error: Reference source not founddi bawah ini :
BAB E | 22
Dokumen Usulan Teknis
Data
Analisis Frekuensi
BAB E | 23
Dokumen Usulan Teknis
BAB E | 24
Dokumen Usulan Teknis
d) Material :
Material utama yang dipakai adalah sebagai berikut:
Bore pile ø1000 mm : K-350
Pile cap : K-350
Abutment : K-350
Box Girder : K-500
Parapet : K-250
Tulangan D < 13mm : BJTD24, Fy = 240 N/mm2
Tulangan D > 13mm : BJTD40, Fy = 400 N/mm2
BAB E | 26
Dokumen Usulan Teknis
BAB E | 27
Dokumen Usulan Teknis
jembatan/ fly over dan tegak lurus pada arah lalu lintas.
Besarnya adalah 49.0 kN/m
4) Beban Truk “T”
Beban Truk “T” terdiri dari beban traktor, truk dan semi-
trailer dengan beban sumbu dan konfigurasinya seperti
tampak pada Error: Reference source not foundE.8 Beban
dari tiap sumbu dibagi merata menjadi dua beban merata,
yang mewakili luas tapak roda. Jarak antara sumbu
bervariasi antara 4.0 m sampai 9.0 m bertujuan untuk
menghasilkan efek maksimum longitudinal.
50 kN 225 kN 225 kN
kN kN
125mm 25 kN 500mm 112.5 500mm 112.5 kN
kN
2,75 m
S = 0,79 x
Dimana :
S = Gaya sentrifugal
V = Kecepatan (km / jam)
R = Radius lengkung
BAB E | 29
Dokumen Usulan Teknis
dimana
BAB E | 30
Dokumen Usulan Teknis
BAB E | 31
Dokumen Usulan Teknis
Gambar E.10. Peta respons spektra percepatan 0.2 detik di batuan dasar
untuk probabilitas terlampaui 7% dalam 75 tahun.
BAB E | 32
Dokumen Usulan Teknis
Tabel E.1 Faktor amplifikasi untuk periode 0 detik dan 0.2 detik
(FPGA/Fa)
BAB E | 33
Dokumen Usulan Teknis
j) Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan adalah sebagai berikut.
BAB E | 34
Dokumen Usulan Teknis
BAB E | 35
Dokumen Usulan Teknis
Bentang
No. Tipe Jembatan Optimum Keterangan
(Meter)
I. Beton Bertulang:
E.2.5. Pelaporan
Untuk keperluan pemantauan kemajuan pekerjaan, konsultan diwajibkan
menyerahkan laporan menjadi tanggung jawab kepada pengguna jasa sebagai
berikut :
BAB E | 39
Dokumen Usulan Teknis
3. Laporan Bulanan
Berupa ringkasan dari kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan setiap bulan,
total kemajuan kegiatan dan keterlambatan yang terjadi serta sebab-
sebabnya. Selanjutnya juga memberikan saran-saran untuk mengatasinya
dan tindakan-tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi keadaan
tersebut diatas. Juga termasuk semua kajian ulang yang diperlukan dan
rencana kerja bulan berikutnya.
4. Laporan Akhir
Berupa rangkuman kegiatan yang telah dilakukan, berisi uraian
pelaksanaan survey pendahuluan, pengolahan data, perhitungan
perencanaan beserta rumus-rumus dan asumsi yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini. Kemudian diadakan Pembahasan Laporan Akhir
dihadapan Tim Teknis maupun petugas subdit Teknik Jembatan Terkait.
Konsultan harus menyerahkan laporan akhir yang berisi pelaksanaan
perencanaan jasa konsultan termasuk didalamnya laporan individual untuk
masing-masing paket yang direncanakan mencakup rangkuman metode
konstruksi pekerjaan perencanaan yang dilaksanakan.
BAB E | 40
Dokumen Usulan Teknis
BAB E | 42
Dokumen Usulan Teknis
BAB E | 44
Dokumen Usulan Teknis
BAB A | 45
PT. Pemeta Engineering System
Dokumen Usulan Teknis
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, efektif dan efisien, diperlukan
organisasi pelaksana pekerjaan yang kuat, kompak dan teratur. Dengan demikian
semua aktivitas dan alur pekerjaan dapat terkoordinir secara baik dan lancar.
Struktur organisasi dibuat sedemikian rupa sehingga alur perintah dan alur
koordinasi kerja antar komponen dapat mengalir dengan lancar, tidak saling
menghambat dan menghalangi satu sama lain.
Konsultan akan menyiapkan suatu tim yang terpadu yang terdiri dari para ahli
profesional dalam bidangnya. Susunan organisasi proyek yang secara lengkap
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
BAB E | 46
PT. Pemeta Engineering System
Dokumen Usulan Teknis
BAB A | 47
PT. Pemeta Engineering System
Dokumen Usulan Teknis
BAB E | 48
PT. Pemeta Engineering System
Dokumen Usulan Teknis
b. Ahli Jembatan
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jembatan (203) yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan
adalah Sarjana Teknik Sipil Strata.1.(S.1) lulusan
universitas/perguruantinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
setelah lulus, diutamakan/disukai perencanaan jembatan, diutamakan
yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-
an dari LPJK, melampirkan KTP, NPWP, SPT Tahun 2016, Curriculum
Vitae, Referensi Kerja dan Pernyataan ditugaskan.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua
Tim, merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam
pekerjaan perencanaan teknis Jembatan, dan bangunan pelengkap
yang diperlukan, serta harus menjamin bahwa rencana Jembatan yang
dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan sesuai dengan
standar teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang.
c. Ahli Geoteknik
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Geoteknik (216) yang dikeluarkan
oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang
Jasa Konstruksi (LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana
Teknik Sipil Strata.1.(S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sekurang –
kurangnya 5 (lima) Tahun setelah lulus, diutamakan/disukai
BAB E | 49
PT. Pemeta Engineering System
Dokumen Usulan Teknis
d. Ahli Struktur
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jembatan (203) yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang JasaKonstruksi (LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan
adalah Sarjana Teknik Sipil Strata.1. (S.1) lulusan universitas/
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan
pekerjaan sejenis sekurang-kuranya 5 Tahun setelah lulus,
diutamakan/ disukai perencanaan Jembatan, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK,
melampirkan KTP, NPWP, SPT Tahun 2016, Curriculum Vitae, Referensi
Kerja dan Pernyataan ditugaskan.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua
Tim, merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam
pekerjaan perencanaan teknis struktur, dan bangunan pelengkap yang
BAB E | 50
PT. Pemeta Engineering System
Dokumen Usulan Teknis
e. Ahli Geodesi
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Geodesi (217) yang dikeluarkan
oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang
Jasa Konstruksi (LPJK).Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana
Teknik Sipil Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih
dari6 Tahun setelah lulus, diutamakan/disukai perencanaan Jembatan,
diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi
bidang ke-PU-an dari LPJK, melampirkan KTP, NPWP, SPT Tahun 2016,
Curriculum Vitae, Referensi Kerja dan Pernyataan ditugaskan.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua
Tim dan melakukan persiapan desain, survey pendahuluan, survey
topografi, menyiapkan peta dasar yang akan digunakan sebagai bahan
dasar perencanaan teknis jembatan.
BAB E | 51
PT. Pemeta Engineering System
Dokumen Usulan Teknis
g. Ahli Kuantitas
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jembatan (203) yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan
adalah Sarjana Teknik Sipil Strata.1.(S.1) lulusan universitas/ perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis
sekurang - kurangnya 5 Tahun setelah lulus, diutamakan/disukai
perencanaan jembatan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan
tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK, melampirkan KTP,
NPWP, SPT Tahun 2016, Curriculum Vitae, Referensi Kerja dan
Pernyataan ditugaskan.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua
Tim dan melakukan perhitungan kuantitas pekerjaan berdasarkan
desain jembatan.
BAB E | 52
PT. Pemeta Engineering System
Dokumen Usulan Teknis
BAB E | 53
PT. Pemeta Engineering System
Dokumen Usulan Teknis
E.5. PERENCANAAN K3
BAB E | 55
PT. Pemeta Engineering System
Dokumen Usulan Teknis
Bagan Alir Rangkuman Rencana Penerapan System Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja
(SMK3)
BAB E | 56
PT. Pemeta Engineering System