STANDAR TEKNIK
JEMBATAN
Pemeliharaan
Do Nothing
Rutin
Skrinning Teknis
Evaluasi Ekonomi
Indikasi Program
2
Tahapan Dalam Perencanaan Jembatan
SURVEI SURVEI TAHAP TAHAP
PENDAHULUAN DETAIL PERENCANAAN PELAPORAN
3
Kriteria Desain Jembatan
Kriteria Desain Jembatan ini sesuai dengan SURAT EDARAN DIRJEN BINA
MARGA NO. UM.0103-Db/242 tentang Ketentuan Desain dan Revisi Desain
Jalan – Jembatan yang dikeluarkan pada tanggal 21 Maret 2008, berisi:
1. Pokok-Pokok Perencanaan
2. Rujukan Perencanaan
3. Parameter-Parameter Perencanaan
Perencanaan bangunan atas jembatan
Perencanaan bangunan bawah jembatan
Perencanaan pondasi jembatan
Perencanaan jalan pendekat
Perencanaan pertimbangan aspek lingkungan dan sosial
Prinsip penerapan keselamatan jembatan
4
A. Pokok-Pokok Perencanaan
5
B. ACUAN NORMATIF
6
B. ACUAN NORMATIF
7
C. Parameter Umum Perencanaan
1. Umur rencana jembatan standar 50 tahun dan jembatan khusus 100 tahun
2. Pembebanan Jembatan menggunakan BM.100
3. Persyaratan geometrik
Lebar jembatan minimum jalan nasional adalah 1+7+1m
Superelevasi melintang 2% dan kemiringan memanjang maksimum 5%
Ruang bebas vertikal jalan di atas jembatan minimal 5,1m
Ruang bebas vertikal dan horisontal di bawah jembatan disesuaikan
kebutuhan lalu lintas kapal (free-board minimal 1,0m dari muka air banjir)
Dihindari tikungan di atas jembatan dan oprit
Untuk kebutuhan estetika pada daerah tertentu/pariwisata, struktur
jembatan dapat berupa bentuk parapet dan railing dengan lebar jembatan
dapat dibuat khusus atas persetujuan pengguna jasa
Geometrik jembatan tidak menutup akses penduduk di kiri – kanan oprit
(timbunan)
8
C. Parameter Umum Perencanaan
4. Material
Mutu Beton:
Lantai : Beton K-350
Bangunan atas : Beton K-350 (minimal)
Bangunan bawah : Beton K-250 (termasuk untuk isian tiang pancang)
Bored pile : Beton K-350
9
D. Parameter Perencanaan Bangunan Atas
10
E. Parameter Perencanaan Bangunan Bawah
11
BEBAN TRUK ‘T’ TERPUSAT
‘T‘
‘ T ’ TERPUSAT TERPUSAT
125 mm
25 kN
112,5 kN 112,5 kN
25 kN
500 mm
125 mm
200 mm
200 mm 200 mm
Aksi Lalu Lintas
Beban lalu-lintas
Beban Lajur "D" ( UDL dan KEL)
• Beban merata (UDL)
L < 30m q = 9 kPa
L > 30m q = 9 x ( 0,5+15/L ) kPa
• Beban garis (KEL) P = 49 kN/m
• DLA (KEL) = 0.4 untuk L < 50 meter
FAKTOR BEBAN
JENIS s u
KMS KMS
MATERIAL
Normal Terkurangi
1.0 2.0
1.0 2.0
JEMBATAN RANGKA TERTUTUP
TEW1 TEW2
TEW1 TEW2
CARA MELETAKKAN BEBAN UDL DAN KEL SEPANJANG
JEMBATAN
Pada arah memanjang jembatan, cara meletakkan
beban UDL dan KEL harus diatur sedemikian rupa
sehingga mendapatkan reaksi yang maksimum
BTR BGT
BTR BGT
BTR BGT
PEMBEBANAN UNTUK PEJALAN KAKI
6 Beban Pejalan Kaki yang berdiri sendiri
dengan bangunan atas jembatan
5
4
kPa
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
Luas yang dibebani (m2)
Tahapan Perancangan Struktur Atas Jembatan
Shear connector
beton
Sumber: www.corusconstruction.com
steel deck
Lebar efektif:
1. Bentang efektif merupakan penyederhanaan distribusi
beban pada serat atas balok komposit.
2. Besarnya nilai lebar efektif (beff) adalah nilai minimum
dari
• 2 × 1/8 bentang jembatan
• 2 × 0.5 jarak antar girder
• 2 × 6 tebal pelat
Girder Beton Bertulang
Proporsi Ekonomis
- Panjang panel 3 m
- Tinggi rangka 1/8 s/d 1/5 bentang
- Sudut batang diagonal 450 s/d 600
Jembatan Rangka
STANDAR TEKNIK BANGUNAN BAWAH
JEMBATAN
MATERI BAHASAN
1. ACUAN
2. UMUR RENCANA DAN BAHAN
3. KONSEP PERANCANGAN
4. LANGKAH – LANGKAH PERANCANGAN
5. GEOMETRI STR BAWAH JEMBATAN
6. KEPALA JEMBATAN
7. PILAR JEMBATAN
8. PEMBEBANAN
9. KOMBINASI BEBAN
1. ACUAN
Jenis Baja Tegangan putus min., fu [MPa] Tegangan leleh min, fy [MPa]
BJ 37 370 240
BJ 41 410 250
BJ 50 500 290
3. KONSEP PERANCANGAN
PRADESAIN
a. Type/model struktur
b Lebar jembatan
c. Bentang jembatan
d. Posisi / letak Pilar/pylon dan kepala jembatan
e. Bentuk Pilar/Pylon dan kepala jembatan
f. Posisi struktur atas terhadap MAB/HWS/bangunan lain yang ada dibawahnya
g. Bahan Pilar/Pylon dan dan kepala jembatan
h. Ukuran pilar/Pylon dan kepala jembatan
Gambar kostruksi
5. GEOMETRI STRK. BAWAH JEMBATAN
5.1 Penentuan Letak Jembatan
Peletakan jembatan didasarkan kepada:
Aliran air dan alur sungai yang stabil ( tidak berpindah-
pindah)
Tegak lurus terhadap sungai
Bentang terpendek ( lebar sungai terkecil)
Bentuk Jembatan:
Tergantung bentang dan jenis sungai
Material yang digunakan
L
ab Untuk Kondisi:
l • Bukan sungai limpasan banjir
2 • Air banjir tidak membawa
Kepala Kepala hanyutan
MAB
Jembatan Jembatan
MAN
l b Untuk Kondisi:
• sungai limpasan banjir
a
• Air banjir membawa hanyutan
b
6.1 Kriteria Desain Kepala Jembatan
Pilar tunggal pada jembatan jalan raya Pilar tunggal pada jembatan KA
d
7.4 Pilar Jembatan Beton Bertulang
A. Beban tetap
- Berat mati dan beban mati tambahan
- Beban hidup atau beban Lalu lintas termasuk beban Rem
B. Aksi Lingkungan
- Beban Angin
- Beban Tumbukan Kendaraan
- Beban Tumbukan Kapal
- Beban Air Mengalir
- Beban Tumbukan Benda Hanyutan
- Beban Gempa
C. Beban Khusus
- Beban Sentripugal
8.1 BEBAN TETAP
Kepala Jembatan
Pilar
L1 L2 L1
0,5. L1
P
q
Kepala Jembatan
Pilar
L1 L2 L1
P P
Sendi q Rol Sendi q Rol
L1 L2 L1
8.2 AKSI LINGKUNGAN
8.2.1 . Beban Angin (WL)
TEW 0, 0006.CW .(VW ) 2 .d (KN/m) ( bekerja pada jembatan )
TEW 0, 0012.CW .(VW ) 2 . (KN/m) ( bekerja pada kendaraan)
CW untuk kendaraan = 1,2
CW untuk jembatan tergantung perbandingan antara b dan d
b/d = 1,0 : Cw = 2,10
b/d = 2,0 : Cw = 1,50
b/d ≥ 6,0 : Cw = 1,25
TEW TEW
Untuk menahan dan meruduksi energi tumbuk kapal, maka pada pilar dan
Pylon dipasang vender. Vender dapat dipasang terpisah dengan pilar/pylon
atau menyatu dengan pilar/pylon.
Tumbukan kapal dari depan diperhitungkan ekuivalen dengan gaya tumbukan
statis pada obyek yang kaku dengan rumus berikut :
CH x0,5W (V ) 2 1
Wa d 2 Lpp . a
E
g 4
0.8
0.7
0.6
0.5
C 0.4
0.3
0.2
0.1
0
1 1.05 1.1 1.15 1.2 1.25 1.3
CH
Untuk meredam tumbukan kapal yang membentur pilar/pylon dari arah samping
dapat dipergunakan fender dari karet yang terpasang pada pilar.pylon.
CH x0,5W (V ) 2
E
g
Keterangan:
E sin = Energi kenitik yang diterima oleh fender
R = Gaya statis yang didustribusikan oleh fender ke pilar atau pylon
TEBEL FENDER KARET TYPE V
8.2.6 Beban Gempa (TEQ):
TEQ
I = Faktor kepentingan
3EI
KP
h3
12EI
h2 K2 n
h23 1
1 1
Kp
12EI 1
K K 2
h1 K1 n
h13
Menentukan wilayah gempa dimana bangunan didirikan
Menentukan Nilai C
( Koefesien Dasar
Gempa )
Menentukan Jenis Tanah dimana bangunan didirikan
0, 006.V 2
TTR TR ( KN )
r
dimana : TR D . jarak antara pilar ( KN )
1. D = Beban mati
2. C = Arus dan tumbukan benda hanyutan
3. L = Beban hidup
4. W = Beban angin
5. E = Beban gempa
6. T = Tumbukan kendaraan
9.3 Kekuatan Batas ( UD)
• Untuk perhitungan cara UD tegangan yang digunakan adalah
tegangan PUTUS dan bebannya dikalikan dengan faktor beban.
• Besarnya faktor beban disesuaikan dengan peraturan beton dan
baja yang digunakan
PERENCANAAN BANGUNAN
PELENGKAP/PENGAMAN JEMBATAN
1. Batu
a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis
atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet.
Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan
bagian yang tipis atau lemah.
b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan
dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang
bersama-sama.
c) Batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari
15 cm, lebar > 1,5 tebal dan panjang > 1,5 lebar.
2. Adukan
3. Drainase Porous
Pelaksanaan
1. Persiapan pondasi
Bila diperlukan landasan yang permeable perlu disyaratkan
2. Pemasangan batu
Landasan adukan minimal tebal 3 cm
Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang
mendatar dan muka yang tampak harus dipasang sejajar
dengan muka dinding dari batu yang terpasang
3. Penempatan adukan
Sebelum dipasang, permukaan batu harus bersih dan
dibasahi
Tebal landasan adukan antara 2 – 5 cm
4. Ketentuan lubang sulingan dan dilatasi
Lubang diletakkan pada setiap 2 m dengan diameter 5 cm
Dilatasi setiap 20 dengan dilatasi 30 mm
5. Pekerjaan akhir pasangan batu
Hasil akhir permukaan harus sesuai dengan persyaratan
PASANGAN BATU
KOSONG & BRONJONG
Bahan
1. Pasangan batu kosong
Keras, awet dan bersudut tajam
Adukan pengisi untuk pasangan batu kosong yang diberikan
harus beton K175
2. Bronjong
Kawat Bronjong
o Baja berlapis seng yang memenuhi AASHTO M279 Kelas
1, dan ASTM A239. Lapisan galvanisasi minimum
haruslah 0,26 kg/m2
o Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang
teranyam dengan tiga lilitan dengan lubang kira-kira 80
mm x 60 mm
Batu
o Batu yang keras dan awet
Landasan
o Landasan haruslah dari bahan drainase porous
Pelaksanaan
1. Persiapan
Galian, termasuk kunci pada tumit yang diperlukan
untuk pasangan batu kosong dan bronjong
2. Penempatan bronjong
Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat
sehingga bentuk serta posisi yang benar dengan
menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil
sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong
Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga
diperoleh kepadatan maksimum dan rongga seminimal
mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisi setengah
dari tingginya, dua kawat pengaku horinsontal dari muka
ke belakang harus dipasang
3. Penempatan pasangan batu kosong
4. Penimbunan kembali
5. Penempatan batu kosong yang diisi adukan
SAMBUNGAN EKSPANSI
(EXPANSION JOINT)
Sambungan Ekspansi (Expansion Joint)
1. Sambungan siar muai
Tergantung pada jenis pergerakan struktur
Dapat menahan perubahan temperatur
Tanah terhadap cuaca, fleksibel, dapat menahan beban
dinamis kendaraan, nyaman
2. Jenis sambuangan siar muai
Sambungan siar muai terbuka
o Berbentuk pelat, baja siku, baja bergerigi
o Tahan terhadap karat/terlindung terhadap korosi
o Sambungan dengan baja dan baut angkur
Sambungan siar muai tertutup
o Terbuat dari bahan neoprene, aspal karet
o Tahan terhadap cuaca, fleksibel, dapat menahan
beban dinamis, nyaman
Asphaltic Plug
1. Bahan
Rubberized bitumen binder
o Campuran bitumen, polymer, filler dan surface active agent
Single size agregat
o Dengan kekerasan setara dengan basalt, gristone, gabbro
atau kelompok granit
o Bersih, berbentuk kubus (cubical) ukuran 14 mm-20 mm
o Tahan terhadap temperatur sampai 150 derajat Celcius
Pelat baja
o Dapat menahan dampak pemuaian akibat panas pada
saat pelaksanaan
o Tebal dan lebar sesuai dengan ukuran celah sambungan
Angkur
Ketebalan tergantung pada lebar celah sambungan dan
besarnya pergerakan dan minimum tebal 75 mm dan lebar 40
cm
SIAR MUAI
jenis penutup karet neoprene
1. Mortar
Epoxy resin mortar dengan flexural strength 5 MPa
Diberi CFRP untuk menahan geser
2. Joint sealant rubber
Mempunyai elongation > 300%
Aging test dengan variasi tensile strength 20%
Hardness < 10 Hs
Hubungan antara rubber dengan mortar dengan perekat
yang mempunyai elongation > 100% dan tensile strength
> 5MPa
3. Bahan dasar sambungan
Joint priming compound sesuai spesifikasi pabrik
Sambungan Siar Muai Tipe Khusus
b) Fender karet
Fender karet dibuat komersial dalam bentuk aneka ragam. Energi
tumbukan diredam oleh deformasi elastis dari elemen karet dalam
kombinasi tekanan, lenturan dan geser.
c) Fender beton
Fender beton terdiri dari struktur boks berongga dan berdinding tipis
yang dipasang pada pilar. Permukaan luar fender beton dapat
dilindungi oleh fender kayu. Energi tumbukan diredam oleh tekuk dan
kerusakan dinding fender beton.
Tipe, Fungsi dan Bahan Fender
..(cont’)
d) Fender baja
Fender baja terdiri dari membran berdinding tipis dan elemen pengaku dalam
kerangka boks pada pilar jembatan. Energi tumbukan diredam oleh tekanan,
lentur dan tekuk dari elemen baja dalam fender. Permukaan luar fender baja
dapat dilindungi oleh fender kayu.
e) Fender yang didukung oleh tiang
Sistem yang didukung oleh tiang dapat digunakan untuk meredam beban
tumbukan. Kelompok tiang yang dihubungkan oleh cap yang kaku adalah suatu
struktur pelindung dengan tahanan tinggi terhadap gaya tumbukan kapal.
Deformasi plastis dan kerusakan tiang diijinkan dengan syarat kapal terhenti
sebelum menabrak pilar, atau tumbukan diredam sampai tingkat kekuatan pilar
dan pondasi. Struktur tiang pelindung dapat dibuat secara berdiri sendiri, atau
dipasang pada pilar. Tiang kayu, baja, atau beton dapat digunakan sesuai
kondisi lapangan, beban tumbukan dan pertimbangan ekonomis.
f) Fender dolfin
Dolfin merupakan struktur sel sirkular dari turap baja yang dipancang, dan diisi
beton serta ditutup dengan cap beton. Dolfin dapat dibuat dari komponen beton
pracetak, atau di-pracetak secara keseluruhan di luar lapangan dan kemudian
dibawa mengapung ke lokasi. Tiang pancang kadang-kadang digabung dalam
desain sel.
Tipe, Fungsi dan Bahan Fender
..(cont’)
g) Fender pulau
Fender pulau sekeliling pilar jembatan adalah proteksi sangat efektif
terhadap tumbukan kapal. Pulau terdiri dari pasir atau batuan dengan
permukaan luar dari batuan pelindung berat untuk menahan
gelombang dan arus. Geometri pulau sesuai dengan kriteria berikut :
Tumbukan kapal diredam melalui pulau sampai ke tingkat kapasitas
lateral pilar dan pondasi pilar;
Dimensi pulau sedemikian rupa agar penetrasi kapal ke dalam pulau
tidak menyebabkan sentuhan kapal pada pilar.
h) Fender terapung
Fender terapung terdapat dalam berbagai sistem :
Sistem jaringan kabel: kapal berhenti oleh sistem kabel terjangkar
dalam dasar perairan yang diberi pelampung di depan pilar;
Ponton terjangkar: ponton terapung yang terjangkar dalam dasar
perairan di depan pilar untuk meredam tumbukan kapal.
Perhitungan
PS ( DWT ) 1/ 2
(12,5xV )
Dimana:
JENIS BAHAN
Karet alam
Karet sintetis
Campuran karet alam dan sintetis
KERUSAKAN
Penggunaan bahan aditif dan filler yang berlebihan
dalam bahan karet
Komposisi kimia, reaksi kimia >> retak, permukaan
menggelembung, hilangnya elastisitas
Pengaruh ozone
BAHAN BANTALAN KARET
Baja
Bahan untuk sandaran jembatan harus baja rol
dengan tegangan leleh 2800 kg/cm2 memenuhi
AASHTO M183 – 90.