Anda di halaman 1dari 32

JEMBATAN RANGKA BAJA

Disusun Oleh:
Mikdad rahmatullah (1730121007)
Doni Maulana (1730121015)
Klasifikasi Jembatan Menurut Kegunaannya:

1. Jembatan jalan raya (highway brigde)

2. Jembatan pejalan kaki (foot path)

3. Jembatan kereta api (railway brigde)

4. Jembatan jalan air

5. Jembatan militer

6. Jembatan penyebrangan
Klasifikasi Jembatan Menurut Jenis
Materialnya:

1. Jembatan kayu

2. Jembatan baja

3. Jembatan beton bertulang dan pratekan

4. Jembatan komposit
Pengertian jembatan baja:

Jembatan baja adalah jembatan yang mayoritas


bahannya terbuat dari baja. Sedangkan konstruksinya
dipertimbangkan pada kebutuhan bentang, dapat
berbentuk rangka, atau dapat juga hanya merupakan
baja profil menerus.
Keuntungan Memakai Material Baja:

1. Baja mempunyai kuat tarik  dan kuat tekan yang


tinggi, sehingga dengan material yang sedikit bisa
memenuhi kebutuhan struktur.
2. Keuntungan lain bisa menghemat tenaga kerja
karena baja diproduksi di pabrikan dilapangan hanya
memasang saja.
3. Setelah selesai masa layan, baja bisa dibongkar
dengan mudah dan dipindahkan ke tempat lain.
4. Pemasangan jembatan baja di lapangan lebih cepat
dibandingkan dengan jembatan beton.
Kerugian Memakai Material Baja:

1. Bisa berkarat
2. Lebih berisik jika dilewati beban seperti kereta
api.
Secara umum metode perakitan jembatan rangka
baja ada 4 metode,

• Metode Perancah
• Metode Semi Kantilever
• Metode Kantilever
• Metode Peluncuran

Pemilihan sistem perakitan yang akan dipakai


sangat tergantung pada situasi dan kondisi lokasi
yang akan digunakan.
Penggunaan Metode Semi Kantilever

Semi Kantilever adalah suatu sistem perakitan


jembatan rangka baja yang dilakukan tanpa alat
penyangga/perancah tetapi merupakan sistem
pemasangan komponen per komponen yang
dipasang setempat secara bertahap mulai dari
abutment atau pilar hingga posisi  akhir (abutment
atau pilar berikutnya) dengan cara penambahan dan
pemasangan masing-masing komponen pada
sebagian bentang yang  telah dipasang sebelumnya,
hingga membentuk kantilever yang bergerak
segmen demi segmen menuju ke perletakan
jembatan berikutnya.
Pemasangan sistem kantilever ini bersifat statis dan
membutuhkan bentang pemberat dan rangka
penghubung.
 
Berikut tahapan-tahapan Pelaksanaannya :

a. Tempat Perakitan

Panjang bagian belakang abutment yang


dibutuhkan untuk memasang konstruksi baja
adalah sepanjang bentang pemberat
ditambah daerah bebas untuk jalan kerja,
misalnya panjang bentang pemberat
ditambah ± 10 m.
b. Perletakan Penumpu Sementara

Penumpu sementara yang akan


digunakan. Ganjalan kayu yang kuat
harus dipasang dibawah masing-
masing titik tumpuan pada abutment
atau pilar untuk menumpu bagian
pangkal dari bentang kantilever
selama pemasangan.
c. Tumpuan Bentang Pemberat

Ujung belakang bentang pemberat harus


ditumpu dengan ganjal kayu atau landasan
beton yang dirancang sesuai dengan
kondisi tanah yang ada dan secara umum
pelaksanaannya harus sepenuhnya sesuai
dengan Pokok Bahasan Bentang Pemberat.

d. Bentang Pemberat dan Perangkat Penghubung

Bentang pemberat adalah suatu bentang rangka standard yang berguna


 untuk manahan berat sendiri komponen rangka baja yang sedang dirakit
di atas sungai sehingga dengan pengimbang beban lawan yang berada di
tempat yang disediakan pada bentang pemberat (biasa terletak di
pangkal bentang), bentuk kantilever yang terjadi di atas sungai tetap
stabil
e. Perakitan

Sistem perakitan ini telah direncanakn dengan langkah-


langkah yang mudah dan dimulai dengan perakitan bentang
pemberat di atas tanah pada area oprit hingga selesai.
Adapun urutan-urutan perakitan adalah sebagai
berikut :
Langkah 1.
J1

pembuatan satu rangkaian bentuk frame segitiga


awal/pertama tepat setelah susunan rangka
penghubung, tentunya dapat dimulai dengan
pemasangan batang diagonal (1) pada
sambungan/join J1 dimana pelat sambungnya sudah
(1) (1) terpasang lebih dahulu.

Setelah kelengkapan sambungan sudah terpasang


semua pada J1, maka baut dapat segera dimasukan
dan diputar dalam kondisi sementara sehingga
(2) batang diagonal (1) masih mudah diatur posisinya
J2 untuk menunggu dipasangnya batang datar bawah
(2) yang dipasangkan dan dibautkan pada J2 lebih
dahulu.
J1
Sambung dan pasang baut batang (1) dan (2) pada
sambungan J3 dengan dilengkapi keperluan plat
sambung dan kelengkapannya (missal jika
diperlukan plat sisipan dan lain-lain).

(1) Setelah terbentuk frame segitiga pada posisi yang


(1) benar maka lengkapi semua baut pada tiap-tiap
sambungan dan dapat dikencangkan sepenuhnya
sehingga terbentuklah “segitiga awal” (segitiga, J1
J2 J3) sebagai segitiga pijakan awal untuk perakitan
J3 selanjutnya.
(2) J2
J1

Pembentukan segitiga ini harus dua sisi bersama-sama


agar setelah disusul dengan pemasangan girder
melintang dari J3 akan membentuk kantilever sebagai
pegangan untuk perakitan komponen demi komponen
berikutnya.

Pasang pengikat sementara batang bawah dan baut


pada tempatnya, dimana pembautan ini juga bersifat
sementara, kemudian pasang gelagar melintang atas
ujung (3) pada J1 (dua sisi).

Sisi Timur
(3)
Girder
Sisi Barat
Langkah 2.

Batang datar J1

Pasang batang datar tepi atas pada pelat-pelat


buhul dan pelat penyambung bagian bawah
pada titik sambungan/join J1 yang telah selesai
sebelumnya. Sisipkan pelat penyambung atas
dan pelat pengisi bagian dalam (jika
diperlukan). Setelah join J1 terpasang, pelat
penyambung badan dan pengisi badan dan
dalam keadaan pembautan penuh (baut
dikencangkan sepenuh-penuhnya).

Batang
Diagonal
Langkah 3.

(1) J1 Rakit dan pasang dua batang diagonal ke 2


J4 berikut pelat penyambung buhul termasuk
pelat penyambung batang diagonal yang sudah
ditandai bersama-sama sehingga membentuk
rakitan ^ (V terbalik).

Sisipkan pelat pengisi sayap dan pelat


penyambung ke bagian bawah jalur diagonal,
lalu dikunci dengan kunci pas ujung lancip dan
sisipkan agar pelat buhul atas bisa pas dengan
J5 batang atas (1) pada sambungan J4. Pasang
pelat penyambung sayap bawah dan bagian
dalam dan bagian luar pelat pengisi pada J3 dan
pasang bagian baut-baut pada J4 dan J5 (yaitu
setengah ke bawah).
Rakitan Batang
Diagonal 1
Rakitan Batang
Diagonal 2
Langkah 4.
Pasang batang  datar tepi bawah (3), masukan
J4 diantara pelat buhul pada bagian pertemuan
J3 yang telah selesai sebagian. Pasang pelat
pengisi jika dijelaskan pada Gambar Erection
Jembatan dan pelat penyambung atas selesai
(J4) setelah pemasangan pelat penghubung
badan bagian atas dan pelat penyambung
badan yang ada dan baut seluruhnya pada
pertemuan J4.

Pada ujung depan dari batang datar bawah,


pasang pelat buhul luar dan pelat
penyambung bawah secara bersamaan
dengan pengisi yang ditentukan, bautkan
pada batang datar bawah  dan batang
diagonal pada sambungan/join (J5).
(3)
(J5)
Langkah 5. J4
Ikatan Angin

J1

Pasang ikatan angin batang atas dan hubungkan pada pertemuan di J1


dan J4 saling menyilang.
Jalan kerja dari kayu dapat dipasang pada gelagar melintang batang atas
(5) dan rangka pengangkat dipindahkan satu panel berikutnya dipasang
dan diikat kembali.
Langkah 6.

Ulangi langkah ke (1). Pasangkan batang penghubung atas berikutnya


seperti yang telah dijelaskan sebelumnya  dan selesaikan titik hubung J3.

“Penting sekali bahwa seluruh baut harus dikencangkan


penuh setelah semua komponen pada suatu titik
pertemuan terpasang”.
f. Pengikat Sementara Pada Bagian Bawah
Pasa saat pemasangan kantilever, pengikat silang sementara harus
dipasang pada bagian bawah batang di setiap ujung batang yang
disesuaikan jalurnya, pengikat silang sementara ini dibutuhkan untuk
mengurangi lendutan lateral pada kantilever akibat beban angin dan
untuk mengikat batang bagian bawah (dalam tekanan) untuk
mengimbangi pengait.
 
Pengikat ini harus dilepas setelah konstruksi selesai dan bentang telah
menopang keempat sudutnya. Penopang tidak dapat dipasang sebelum
pengikat sementara dilepas.
g. Pengangkutan dan Pengangkatan
Metode-metode yang digunakan bisa berbagai alternatif
antara lain :
• Melalui jembatan lama dengan menggunakan crane kecil.
• Kabel-kabel yang digantung diantara kedua abutment dibawah jembatan.
• Menggeser komponen di atas alas kayu melalui bagian konstruksi baja
yang sudah selesai. Disarankan untuk mencengah kerusakan komponen,
sebaiknya digunakan rol.  
Sebaiknya digunakan dua rangka pengangkat sederhana yang terbuat
dari profil baja ringan dan dipasang pada kedua batang paling atas
dengan membautnya melalui lubang drainase atau baut pada pelat
badan

Penggunaan rangka pengangkat ini bersama-sama dengan katrol rantai


atau katrol tangan, menjamin kemudahan pengoperasian dan alat ini
dapat dipindah-pindah sepanjang bentang selama berlangsungnya
pemasangan jembatan.
h. Lendutan Kantilever dan Pembatasan Badan
perakitan baja ditempatkan pada level yang ditentukan untuk
mengantisipasi lendutan hingga bagian ujung kantilever berada diatas
bagian abutment dan pilar.

Untuk menentukan ketinggian dari penyangga dengan ganjalan kayu


disetiap ujungnya dimana bentang menumpu pada salah satu atau kedua
ujungnya di pilar, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :

• Geometri dari tempat pabrikasi bentang pemberat, bentang


terkantilever dan rangka penghubung;
• Lendutan elastis dari ujung kentilever dan;
• Ketinggian relatif dari ketiga pilar atau abutment  pada alur jembatan
tidak dimungkinkan untuk menentukan tinggi rata-rata untuk setiap
kombinasi bentang karena level pilar dan abutment relatif bervariasi
disetiap lokasi dan ditentukan kemudian dengan alinyemen vertical
jalan yang dibutuhkan.
i. Baja Penopang (stringer) dan Pelat Lantai Baja.

Sebelum rangka jembatan selesai


terpasang (sebaiknya didongkrak turun
lebih dahulu) batang penopang dan panel
lantai profil baja tidak dapat dipasang.
Lepaskan pengikat sementara batang
bagian bawah bagian sebelum
pemasangan batang penopang dan
dudukan.

Sistem lain selain system kantilever


dipasang setempat yang dapat digunakan
adalah system kantilever yang ditumpu
Pengikat ditengah bentang sehingga mengurangi
Sementara sifat pangkantileveran dan mengurangi
bentang pemberat dan beban lawan.
Dalam hal ini, penopang bagian tengah harus sebagai titik
berat bentang . Metode ini biasa dipakai khususnya untuk
jembatan rangka bentang panjang
 
Dengan pertimbangan jumlah bentang, kedalaman sungai
penyedia mempertimbangkan metode kantilever dan untuk
digunakan melaksankan pekerjaan erection jembatan.
Batang Horisontal Batang Diagonal

Batang horisontal (atas)


Batang Diagonal
berupa profil I
berupa profil I
Uk. 400x300x15x10
Uk. 400x300x15x10

Batang horisontal (bawah)


berupa profil I
Gelagar Melintang Ikatan Angin

Gelagar melintang berupa


baja profil I Ikatan Angin berupa
760x270x10x10 Baja profil L
Sambungan Joint antara batang diagonal
dan batang horisontal bawah

Sambungan berupa
sambungan baut dengan Batang Diagonal
diameter 22mm

Batang Horizontal
Joint antara batang diagonal, batang horisontal
atas dan batang melintang

ng
inta
mel
ang
Batang h

Bat
o ri sontal

al
on

Bata
i ag
gd

ng d
tan

ia
Ba

gon
al
Handrail / sandaran

Trotoar Tumpuan karet


gaya vertikal
tebal 200 mm
Perkerasan pelat jembatan
Tebal Pelat = 240 mm

Anda mungkin juga menyukai