Anda di halaman 1dari 56

2019

Spesifikasi Teknik

Pekerjaan
Pembangunan
Pengaman Pantai di
Jakarta Tahap 3 Paket 2

1
SPESIFIKASI TEKNIK

1. DESKRIPSI PAKET PEKERJAAN


1.1. Nama Pekerjaan
Nama pekerjaan adalah Pembangunan Pengaman Pantai di Jakarta Tahap 3 Paket 2
1.2. Latar Belakang
Kawasan pesisir kota Jakarta kerap terkena banjir dari laut, dari sungai dan akibat curah
hujan serta diperparah dengan laju penurunan tanah atau land subsidence yang tinggi.
Penyebab banjir utama di daerah utara Jakarta dikarenakan oleh banjir rob. Banjir rob yang
terjadi di daerah utara Jakarta ini telah mengakibatkan beberapa jenis kerugian: 1) tangible
langsung seperti kerusakan bangunan, infrastruktur; 2) tangible tidak langsung seperti
kerugian akibat gangguan lalu lintas; 3) intagible langsung seperti korban jiwa, penyakit
terkait air, serta; 4) intangible secara tidak langsung seperti trauma, gangguan kesehatan dll.
Untuk mengurangi resiko banjir serta ancaman yang lebih besar lagi berupa
penenggelaman beberapa kawasan akibat penurunan tanah yang tinggi, telah disusun rencana
induk pengamanan pantai di Jakarta atau yang lebih dikenal dengan nama NCICD (National
Capital Integrated Coastal Development). Secara singkat, kegiatan pengamanan pantai di
Jakarta Tahap 3 Paket 2 di Kalibaru dan Muara Baru merupakan salah satu kegiatan
pembangunan pengaman pantai di lokasi Muara Baru dan peningkatan struktur pengaman
pantai berupa struktur perkuatan ( tie back), capping beam, dan timbunan sirtu di lokasi Muara
Baru, Kelurahan / kecamatan dan termasuk dalam rencana jangka pendek NCICD.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut, SNVT Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara
(PTPIN) melaksanakan kegiatan pembangunan infrastruktur pengamanan pantai di lokasi
tersebut.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pekerjaan ini adalah melaksanakan pembangunan pengaman pantai
tahap 3 yang merupakan bagian dari NCICD untuk mengurangi resiko banjir di sekitar
lokasi kegiatan yang diakibatkan oleh rob.

2
1.4. Lokasi Pekerjaan

Muara Baru
Kalibaru

Lokasi Pekerjaan di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara


Lokasi pekerjaan Pembangunan Pengaman Pantai di Jakarta Tahap 3 Paket 2 sebagai berikut :
1. Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara
2. Muara Baru, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara
1.5. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan ini terdiri dari :
I Pekerjaan Persiapan
II Pembangunan Pengaman Pantai di Lokasi Kalibaru
2.1 Pekerjaan Tiang Pancang
2.2 Pemasangan Pelindung Kali Tanggul
2.3 Pembuatan Capping Beam
2.4 Pekerjaan Timbunan
III Pembangunan Pemecah Gelombang (Breakwater) di Lokasi Kalibaru
Peningkatan Struktur Pengaman Pantai di Sisi Timur PPS Nizam Zacman (Muara
IV Baru) (STA 0 - 325)
4.1 Pembuatan Capping Beam
4.2 Timbunan Sirtu
4.3 Pemasangan Pelindung Kaki Tanggul
V Peningkatan Struktur Pengaman Pantai di Lokasi Kalibaru
5.1 Timbunan Sirtu
5.2 Penataan Kawasan
5.3 Saluran Drainase
3
2. LINGKUP KONTRAK
2.1. Penyedia harus ( kecuali ditentukan lain dalam Kontrak ) menyediakan seluruh tenaga
kerja, bahan-bahan bangunan konstruksi, bangunan darurat dan lain-lain yang diperlukan
untuk penyelenggaraan pekerjaan yang dimaksud.
2.2. Penyedia harus mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan sementara berikut ini atas biaya
sendiri:
- Jalan masuk sementara jika diperlukan kecuali yang memerlukan konstruksi yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
- Fasilitas dan bangunan-bangunan tempat kerja Penyedia seperti kantor di lokasi kerja,
bangunan penampungan tenaga kerja, bengkel, kantor Direksi Pekerjaan sementara
dan lain-lain. Tempat-tempat tersebut harus dilengkapi dengan penyediaan listrik, air
minum, saluran air buangan serta fasilitas peralatan kantor. 2.3.Penyedia harus
melaksanakan dan menyelesaikan setiap pekerjaan dengan baik dan memelihara
pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi dan gambar- gambar atau
berdasarkan petunjuk Direksi Pekerjaan.
3. GAMBAR-GAMBAR
3.1. Gambar-gambar Kontrak
Gambar-gambar yang terlampir pada Dokumen Lelang merupakan bagian dari Dokumen
Kontrak. Disamping Gambar-gambar terlampir tersebut, Gambar Design akan diserahkan
oleh PPK kepada Penyedia dan gambar-gambar tersebut selanjutnya akan menjadi bagian dari
kontrak.
Selama berlangsungnya pekerjaan, gambar-gambar tambahan akan diberikan oleh PPK jika
timbul keharusan untuk menambah, menggantikan atau untuk menetapkan masalah-masalah
yang lebih rinci dan gambar-gambar tambahan demikian akan menjadi bagian dari Kontrak.
Kontrak akan diatur berdasarkan dimensi angka seperti yang tercantum dalam gambar-
gambar. Bila ada dimensi yang tidak dicantumkan dalam bentuk angka, maka
sebelum melanjutkan pekerjaan bagian tersebut Penyedia harus menanyakan dimensi tersebut
kepada Direksi Pekerjaan.
Dalam setiap hal, gambar-gambar detail harus lebih didahulukan dari gambar umum.
Penyedia harus memeriksa dengan teliti semua gambar beserta gambar- gambar tambahan
yang diberikan dari waktu ke waktu kepada Penyedia. Jika terdapat hal-hal yang
meragukan, ketidak sesuaian, atau kesalahan di dalam gambar-gambar tersebut, maka
sebelum melanjutkan pekerjaan tersebut hal-hal itu harus diberitahukan kepada Direksi
Pekerjaan, dan keputusan Direksi Pekerjaan untuk mengatasi perbedaan, ketidak sesuaian
atau kesalahan itu bersifat menentukan.

4
3.2. Gambar-gambar yang harus disediakan Penyedia
Kecuali yang ditentukan lain dalam Kontrak, maka Penyedia harus mempersiapkan seluruh
gambar untuk pekerjaan sementara yang harus dilaksanakan oleh Penyedia atau Sub-
penyedia antara lain Gambar Construction Drawing dan As Build Drawing.
Untuk bagian pekerjaan yang harus diselesaikan berdasarkan Kontrak, maka Penyedia
harus mengajukan gambar-gambar kepada Direksi Pekerjaan meliputi gambar- gambar dan
spesifikasi-spesifikasi yang dipersiapkan oleh Sub-penyedia atau perusahaan-perusahaan
lainnya dalam rangkap 3 (tiga) kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan dari
PPK, kecuali jika ditetapkan lain.
Pembuatan atau pembangunan setiap bagian pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum
gambar-gambar yang bersangkutan mendapatkan persetujuan secara tertulis oleh PPK.
Gambar yang telah mendapatkan persetujuan PPK tidak boleh diubah tanpa seijin PPK
Pelaksanaan PTPIN.
Perubahan-perubahan selanjutnya yang ada harus dilaporkan dengan cara mengirim gambar
rangkap 3 (tiga) atau sejumlah salinan-salinan tertentu dari masing-masing gambar yang
direvisi kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan PPK Pelaksanaan PTPIN.
Pemberian persetujuan pada gambar-gambar dari Penyedia oleh PPK tidak membebaskan
Penyedia dari kekurangan dan tanggungjawabnya berdasarkan Kontrak. Kecuali jika
ditetapkan lain di dalam Kontrak, Penyedia harus menyerahkan gambar (hard copy dan soft
copy) berupa gambar yang akan dilaksanakan (shop drawing) dan gambar yang telah selesai
pembangunannya (as-built drawing) yaitu terdiri dari gambar A1 sebanyak 3 (tiga) rangkap.
Gambar A3 sebanyak 3 (tiga) rangkap kepada PPK setelah menyelesaikan pekerjaannya
berdasarkan Kontrak.
4. HAK UNTUK MENGUBAH DESAIN DAN GAMBAR - GAMBAR
Jika informasi lain timbul sebagai akibat dari pekerjaan galian, test lanjutan atau karena
hal lain dan ternyata diperlukan untuk mengadakan perubahan-perubahan kecil mengenai
dimensi atau desain dari bangunan-bangunan, maka Direksi Pekerjaan mempunyai hak
untuk mengadakan perubahan - perubahan bila diperlukan dengan persetujuan PPK.
5. BATAS MUATAN JALAN

Penyedia harus memanfaatkan setiap cara yang efektif dan efisien untuk memastikan,
bahwa setiap batas muatan dan batasan-batasan lainnya di jalan harus dipatuhi.
Dalam hal yang diperlukannya untuk memindahkan setiap beban luar biasa, alat-alat atau
unit alat konstruksi atau bagian dari pekerjaan, maka Penyedia sebelum memindahkan beban
tersebut, harus mendapatkan semua ijin dan persetujuan- persetujuan yang diperlukan
dari setiap instansi yang berwenang dan memenuhi semua persyaratan yang sah
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

5
Penyedia harus mematuhi semua rute transportasi umum. Penyedia harus mengadakan
perbaikan-perbaikan atau penggantian-penggantian yang diperlukan yang mungkin terjadi
terhadap bangunan yang rusak akibat kesalahan Penyedia. Perbaikan atau penggantian
tersebut harus memuaskan menurut anggapan Direksi Pekerjaan atau pejabat pemerintah
yang berwenang. Batasan-batasan yang dikenakan untuk angkutan jalan nasional berbeda
berdasarkan persyaratan jalan dan jembatan.
6. BAHAN-BAHAN DAN PERALATAN YANG HARUS DISEDIAKAN OLEH
PENYEDIA
6.1. Umum
Penyedia harus menyediakan semua peralatan dan bahan- bahan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan, kecuali ditetapkan lain dalam Kontrak.
Kecuali yang ditetapkan lain, maka semua bangunan dan bahan-bahan harus cocok dengan
standard yang tercantum di dalam Spesifikasi Teknik.
Penyedia harus memberitahu Direksi Pekerjaan, jika mengusulkan untuk menyediakan
peralatan dan bahan-bahan yang tidak sesuai dengan standard seperti tersebut diatas, dan harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan dengan adanya standard lain tersebut.
6.2. Pengadaan peralatan kerja
a) Penyedia Jasa harus menyediakan alat-alat umum untuk melaksanakan pekerjaan, agar
pembangunan dapat dilaksanakan dengan baik dan memenuhi persyaratan sesuai gambar
dan syarat-syarat teknis.
b) Peralatan yang disediakan oleh Penyedia Jasa harus sesuai atau lebih baik dengan yang
disulkan dalam Dokumen Penawaran.
c) Penyedia Jasa harus menjamin semua peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan siap
digunakan. Apabila terdapat peralatan yang mengalami kerusakan atau tidak sesuai dengan
spesifikasi, Penyedia Jasa wajib menyediakan penggantinya dalam waktu selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari kerja, dengan seluruh biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
d) Alat-alat umum yang harus disediakan dalam proses pelaksanaan pekerjaan ini antara lain:
Excavator, Crane Service, Crane Pancang Pipa Beton, Inner Boring, Tongkang, Tug Boat,
Vibro Roller, Bulldozer, Pompa Submersibel, Concrete Vibrator, Concrete Pump, Dump
Truck, Stamper, dan lain-lain. Termasuk juga alat/perkakas untuk mengerjakan pekerjaan
instalasi listrik.
e) Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan secara langsung untuk
melaksanakan suatu pekerjaan, Penyedia Jasa juga harus menyediakan alat-alat
keselamatan kerja, sehingga para pekerja dapat menjalankan pekerjaan dengan baik dan
aman. Alat-alat keselamatan kerja tersebut meliputi safety helmet, jas hujan, sepatu boot, life

6
jacket/pelampung, tenda-tenda, lampu penerangan kerja, dan lampu navigasi penanda kegiatan
di laut.
f) Untuk menjamin identifikasi semua alat, peralatan, jaringan kabel untuk pengadaan,
pemasangan, pengoperasian dan tujuan-tujuan pemeliharaan, Penyedia Jasa harus
membuat daftar alat untuk mendapatkan persetujuan Pihak Pemberi Pekerjaan.
6.3. Peralatan Konstruksi

Penyedia harus menyediakan semua Peralatan Konstruksi yang diperlukan untuk


pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang ada. Jika dianggap perlu untuk
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan tersebut sesuai kontrak, Direksi Pekerjaan dapat
menginstruksikan Penyedia untuk menyediakan semua peralatan dan perlengkapan
konstruksi lengkap dengan seluruh suku cadangnya dan harus menyediakan stok yang cukup
untuk menjamin kontinuitas dan mutu pekerjaan.
6.4. Bahan-bahan Pengganti
Penyedia harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan bahan-bahan
yang ditentukan, tetapi jika bahan-bahan yang ditetapkan tersebut tidak ada karena alasan-
alasan diluar daya pengendalian Penyedia, maka bahan-bahan pengganti dapat dipakai dengan
persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi Pekerjaan.
Harga satuan didalam Daftar Kuantitas dan Harga tidak diadakan penyesuaian untuk
memberikan kemungkinan peningkatan harga antara bahan-bahan yang diperlukan dan bahan-
bahan pengganti yang sebenarnya dipakai.
6.5. Pemeriksaan terhadap Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan-bahan yang disediakan berdasarkan Kontrak harus diperiksa di salah satu
atau lebih dari lokasi-lokasi berikut seperti yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan :
a. Tempat produksi atau fabrikasi
b. Pangkalan pengangkutan
c. Lokasi pekerjaan
Penyedia harus menyampaikan kepada Direksi Pekerjaan setiap informasi mengenai
peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan untuk tujuan
pemeriksaan. Pemeriksaan terhadap peralatan dan bahan-bahan tersebut tidak akan
membebaskan Penyedia dari pertanggungjawabannya untuk menyediakan peralatan dan
bahan-bahan berdasarkan spesifikasi.
6.6. Program dan Pemberitahuan mengenai Transportasi
Bersamaan dengan pengajuan jadwal konstruksi, Penyedia harus mempersiapkan program
transportasi lengkap kepada Direksi Pekerjaan untuk keperluan alat - alat, bahan-bahan dan
peralatan konstruksi, memperlihatkan secara rinci urutan transportasi dan penyerahannya di
lokasi pekerjaan untuk memenuhi jadwal pembangunan yang diusulkannya. Penyedia harus

7
selalu memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan mengenai kedatangan bahan – bahana
dan peralatan bangunan di lokasi pekerjaan
6.7. Spesifikasi, brosur & data yang harus disediakan oleh Penyedia
Penyedia harus mengajukan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan 3 (tiga) set
spesifikasi lengkap, brosur-brosur dan data mengenai bahan dan peralatan yang harus
disediakan berdasarkan Kontrak dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya
pemberitahuan untuk mulai bekerja. Persetujuan terhadap spesifikasi, brosur-brosur dan data
tersebut tidak membebaskan Penyedia dari pertanggung jawabannya sehubungan dengan
Kontrak.
7. STANDAR DAN SPESIFIKASI
Semua bahan dan alat-alat yang harus disediakan berdasarkan kontrak atau pembuatannya di
tempat pekerjaan harus sesuai dengan standard spesifikasi yang bersangkutan. Apabila suatu
bahan atau alat-alat yang harus disediakan tidak tercantum didalam standar spesifikasi ini,
maka bahan dan atau alat-alat tersebut harus memenuhi standar berikut ini :
- SII (Standard Industri Indonesia)
- JIS (Standard Industri Jepang)
- BS (Standard Industri Inggris)
- ASTM (Standard Persatuan Amerika untuk pengujian dan bahan)
- IEC (Komisi Electronic International)
- AISC (Institut Amerika mengenai Konstruksi Baja)
- AWS (Persatuan Las Amerika)
- SSPC (Dewan Pengecatan Bangunan Baja)
- ANSI (Institut Standard Nasional Amerika)

- AASHTO (Asosiasi Amerika untuk Transportasi Jalan Negara dan Transportasi


Jalan Raya)
- USBR (Biro Reklamasi Amerika Serikat)
- ISO (Organisasi Standard International) atau
- Standard-standard lain yang disetujui Direksi Pekerjaan
Standard-standard tersebut di atas merupakan standard yang disahkanberdasarkan kontrak.
Dimana Penyedia diizinkan memakainya tanpa perlu izin sebelumnya dari PPK Pelaksanaan
PTPIN. Jika Penyedia mengusulkan standard-standard yang ekivalen dan spesifikasi-
spesifikasi atau bahan-bahan dan alat- alat yang ekivalen, maka Penyedia harus menyatakan
dasarnya yang pasti mengenai perubahan tersebut, dan harus mengajukan secara
lengkap, standard, spesifikasi, informasi dan data mengenai bahan-bahan dalam bahasa
Indonesia untuk mendapatkan persetujuan PPK Pelaksanaan PTPIN.

8
Pengajuan demikian itu harus tepat waktu dan bila tidak dilakukan demikian, maka
pembelian bahan-bahan dan alat- alat ekivalen yang diusulkan tanpa persetujuan dari PPK
akan menjadi resiko Penyedia.
8. BAHAN / ALAT YANG RUSAK
Semua bahan atau alat-alat yang rusak atau makin jelek keadaannnya selama pengangkutan
atau penyimpanan harus dibuang. Bahan-bahan atau alat-alat yang rusak itu harus dipindahkan
dari lokasi pekerjaan secepat dan sepraktis mungkin.
9. RENCANA/JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Paling lambat 30 (Tiga Puluh puluh) hari kalender setelah menerima SPMK (Surat Perintah
Mulai Kerja), Penyedia harus mengajukan kepada PPK Pelaksanaan PTPIN jadwal
pelaksanaan pekerjaan untuk seluruh pekerjaan beserta pekerjaan darurat dalam bentuk kurva
S/CPM.
Jadwal tersebut harus dikaitkan dengan penanggalan dengan data yang memberikan penjelasan
tentang setiap kegiatan, lama waktu yang diperlukan, tanggal mulai yang paling cepat, tanggal
penyelesaian yang paling lambat, kelambatan waktu, dan sebagainya.

Jadwal tersebut dapat mengalami modifikasi dan perubahan- perubahan jika diperlukan
dengan persetujuan PPK Sungai Pantai. Jadwal waktu yang direvisi ini harus disetujui dan
ditandatangani oleh Penyedia dan PPK Pelaksanaan PTPIN, serta harus dianggap sebagai
jadwal waktu pelaksanaan yang sah dan akan merupakan bagian dari Dokumen Kontrak.
Jika tingkat kemajuan pelaksanaan dari pekerjaan tersebut menurut Direksi Pekerjaan lebih
lambat dari yang telah disetujui dan diperkirakan, Penyedia tidak akan mampu
menyelesaikan sebagian atau seluruhnya dari pekerjaan tersebut berdasarkan waktu yang
telah disetujui, maka Direksi Pekerjaan akan memerintahkan Penyedia untuk meningkatkan
percepatan kerja dengan menambah jumlah tenaga pekerja, bahan dan alat sesuai dengan
keperluan. Tidak ada tuntutan pembayaran tambahan yang akan dipertimbangkan oleh PPK
Pelaksanaan PTPIN kecuali jika keterlambatan tersebut disebabkan oleh resiko yang
merupakan pengecualian seperti tercantum dalam persyaratan umum dari Kontrak.
10. PELAKSANAAN PEKERJAAN
10.1. Pengukuran dan Pematokan
a. Penyedia sebelum memasang patok-patok pengukuran, harus terlebih dahulu
melakukan pengukuran untuk menetapkan garis batas sesuai dengan gambar-gambar
rencana dan perlu mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Jika Direksi
Pekerjaan menganggap perlu mengadakan perubahan pada garis batas, maka Direksi
Pekerjaan akan meminta Penyedia untuk menyetel patok- patok selanjutnya. Penyedia
akan memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan tidak kurang dari 48 (empat puluh
delapan) jam mengenai rencananya untuk melakukan pengukuran. Penyedia akan

9
melakukan pengukuran tersebut dan Direksi Pekerjaan akan memeriksa hasil
pengukuran tersebut. Hasil pengukuran yang disetujui akan merupakan dasar dari
pembayaran-pembayaran yang dilakukan.
b. Sesuai kontrak, Penyedia tanpa biaya ekstra/tambahan menyediakan bagi Direksi
Pekerjaan setiap peralatan/instrumen dan bahan-bahan yang diperlukan dalam
rangka pemeriksaan pelaksanaan pengukuran tersebut atau pelaksanaan pekerjaan
lainnya yang terkait.
c. Penyedia dengan biaya sendiri melaksanakan penyelidikan dan pengukuran-
pengukuran yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut seperti titik
pemancangan / pondasi, gorong-gorong, jembatan dan lain-lain.
d. Penyedia harus bertanggungjawab terhadap semua pekerjaan survei dan
pengukuran yang dilakukan oleh para pekerjanya.
e. Setiap tanda yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan atau Penyedia, harus dipelihara secara
berhati-hati dan jika dikacaukan atau dirusak harus segera diganti oleh Penyedia atas
biaya sendiri dan mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
f. Tidak ada pekerjaan yang dilaksanakan di suatu bagian sebelum letak yang diperlukan
dalam bagian tersebut mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Sebelum
memulai pekerjaan pembangunan, Penyedia harus melakukan survei untuk
menetapkan situasi lokasi pekerjaan secara rinci terhadap semua kepentingan umum
yang mungkin akan terkena oleh pekerjaan tersebut. Hasil pekerjaan survei ini harus
dicatat dalam bentuk rancangan yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Patok-patok
ukur (BM) harus ditanam dipermukaan tanah sebagai tanda lokasi pekerjaan.
g. Semua patok ini harus tetap berada ditempatnya selama berlangsungnya Kontrak.
Dimana terdapat pekerjaan- pekerjaan yang sifatnya sementara atau darurat di sekitar
kegunaan tersebut, maka Penyedia harus memakai metode- metode pelaksanaan
pekerjaan yang layak, menyediakan alat-alat pelindung yang memadai, dan mengambil
tindakan-tindakan pencegahan, tanpa biaya tambahan, untuk menghindarkan kerusakan
terhadap segala keperluan tersebut. Kerusakan yang terjadi akibat pelaksanaan
pekerjaan ini yang disebabkan secara langsung atau tidak, maka akan dianggap sebagai
tanggung jawab Penyedia.
h. Apabila patok-patok induk (BM), patok-patok bantu atau tiang pancang yang ditanam
diluar lokasi pekerjaan, maka Penyedia harus menyelesaikan seluruh masalahnya dengan
para pemilik tanah dan para penyewa. Sesuai perintah Direksi Pekerjaan, Penyedia
harus memindahkan patok - patok itu dan mengembalikan tanah tersebut dalam
keadaan semula.

10
10.2. Bench Mark
a. Bench Mark (BM) yang ada di lapangan dari hasil survei terdahulu harus
digunakan sebagai acuan koordinat dan elevasi oleh Penyedia Jasa untuk pekerjaan
ini. Semua jalur dan ketinggian yang ditunjukkan pada gambar-gambar harus
dihubungkan dengan BM acuan. Sebelum dimulainya pekerjaan seperti yang
disyaratkan, pemeriksaan seluruh lokasi dan ketinggian dari titik ini harus
dilaksanakan secara bersama-sama oleh Pihak Konsultan Pengawas dan Penyedia
Jasa, dan harus disetujui oleh Pihak Pemberi Pekerjaan.
b. Bila pada saat pelaksanaan ternyata BM tersebut, disebabkan oleh hal
tertentu, telah hilang/rusak maka harus dilakukan pengikatan terhadap BM di
lokasi lain, yang dibuat dalam pekerjaan perencanaan perlindungan pantai ini sesuai
dengan arahan Pihak Pemberi Pekerjaan.
c. Suatu pemeriksaan bersama secara periodik atas semua lokasi Bench Mark
dan ketinggiannya harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dan Pihak Pemberi
Pekerjaan dan Pihak Konsultan Pengawas. Tanpa pemeriksaan semacam itu
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas ketelitian pelaksanaan
pekerjaan.
10.3. Pelaksanaan Peil, Ukuran Tinggi Peil dan Ukuran Dasar
a. Sebelum pelaksanaan dimulai, Penyedia Jasa diwajibkan mempelajari dengan
seksama gambar-gambar, uraian dan syarat-syarat lainnya. Penyedia Jasa
diwajibkan melaporkan kepada Pihak Konsultan Pengawas apabila ada perbedaan-
perbedaan ukuran diantara gambar-gambar dan uraian & syarat-syarat untuk
mendapatkan keputusan dan persetujuan dari Pihak Pemberi Pekerjaan.
Kelalaian Penyedia Jasa dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa.
b. Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut peil dan ukuran yang ditetapkan dalam gambar, uraian, dan
syarat-syarat pelaksanaan ini.
c. Setiap akan memulai suatu bagian pekerjaan, Penyedia Jasa harusmemberitahu
Pihak Konsultan Pengawas untuk diperiksa terlebih dahulu ketepatan peil,
ukuran dan lain sebagainya.
10.4. Survey tanah milik, bangunan, tanah dan tanaman.
Sebelum dimulai pekerjaan, Penyedia harus melakukan survey dan identifikasi terhadap
semua tanah hak milik, bangunan- bangunan, tanah dan tanaman, yang akan terkena
pekerjaan.

11
10.5. Polusi terhadap aliran air dan sungai
Penyedia harus melakukan segala tindakan pencegahan untuk menghindarkan gangguan
aliran air pada drainase dan sungai dari endapan bahan atau reruntuhan material lainnya
akibat pelaksanaan pekerjaan.
10.6. Perlindungan terhadap pohon, pagar pembatas, dinding dan pagar lainnya
Penyedia tidak boleh memotong atau memindahkan setiap bagian pohon, pagar
pembatas dinding atau tanaman pagar tanpa seijin Instansi yang berwenang dan PPK
Sungai Pantai. Direksi Pekerjaan akan menetapkan batas-batas pemotongan atau
pemindahan itu. Penyedia harus mengadakan perbaikan dan mengembalikan dalam
keadaannya semula berdasarkan cara yang disetujui terhadap setiap pohon, pagar,
dinding atau pagar tanaman yang mungkin telah dipotong atau dipindahkan dengan atau
tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan rusak selama berlangsungnya
pelaksanaan pekerjaan. Pekerjaan perbaikan merupakan tanggung jawah Penyedia dan
hasilnya harus memuaskan Direksi Pekerjaan atau pejabat yang berwenang atau
pemiliknya.
10.7. Menebang Pohon
Seperti yang tertera dalam gambar-gambar, atau berdasarkan arahan yang diberikan oleh
Direksi Pekerjaan, maka pohon- pohon yang tidak dipertahankan kelangsungan
hidupnya harus ditebang hingga akar-akarnya atau ditebang hingga dekat

dengan permukaan tanah, dan harus dipindahkan dari lokasi pekerjaan bersama dengan
semua bahan yang timbul dari pohon tersebut.
Dalam menebang pohon, perhatian harus dipusatkan untuk mencegah kerusakan
terhadap utilitas umum atau pribadi, bahan dan semua pohon yang berdekatan harus
dipertahankan. Tindakan hati-hati harus diambil oleh Penyedia untuk menghindarkan
kerusakan kerusakan atas segala jenis tanaman, baik pada akarnya, tangkainya atau
puncaknya. Kerusakan yang timbul harus segera dipulihkan kembali.
10.8. Keamanan Terhadap Pipa, Kabel, Bangunan yang ada dan sebagainya
Merupakan tanggung jawab Penyedia untuk menyelamatkan dengan cara memberikan
topangan yang sifatnya sementara atau permanen, terhadap semua pipa, kabel, bangunan
dan barang-barang lain yang ada dan dapat terlanda kerusakan, jika tindakan-
tindakan pencegahan demikian itu tidak diambil. Penyelamatan yang sifatnya
sementara atau permanen tersebut, harus mendapatkan persetujuan dari pemilik yang
bersangkutan, dan atau Direksi Pekerjaan.
10.9. Saluran Pembuangan
Penyedia harus mempunyai catatan mengenai posisi dan kedalaman semua saluran
pembuangan yang dihadapi selama pelaksanaan pekerjaan. Penyedia setelah

12
pelaksanaan pekerjaan, harus memulihkan kembali keadaan saluran- saluran
pembuangan tanah dalam keadaan seperti semula, yang rusak selama pelaksanaan
pekerjaan.
10.10.Pekerjaan yang Melintasi Tanah Hak Milik dan Cara Pemberitahuannya
Jika pekerjaan dilaksanakan melalui tanah milik perorangan, maka Penyedia
bertanggung jawab untuk melakukan perundingan untuk mendapatkan dan membayar
hak lewat dan pelaksanaan pemberitahuannya seperti yang diperlukan bagi para pemilik
atau para penyewa tanah tersebut, dan merupakan kewajiban Penyedia untuk tetap
memberikan informasi sepenuhnya kepada Direksi Pekerjaan mengenai kemajuan
pekerjaan itu. Penyedia bertanggungjawab terhadap setiap kerusakan pada tanaman,
tanah, saluran pembuangan, dan sebagainya. Demikian juga untuk memulihkan kembali
keadaan tanah yang bersangkutan setelah pekerjaan selesai.
10.11.Pemberitahuan Kepada Umum Mengenai Penutupan/Perusakan Jalan
Umum
Jika pelaksanaan pekerjaan diindikasikan akan menutup atau memberikan hambatan
terhadap jalan umum, maka Penyedia paling lama 3 (tiga) hari sebelum dimulainya
pelaksanaan kerja, harus memberitahukan/mensosialisasikan kepada masyarakat
tentang rencana pelaksanaan pekerjaan tersebut.
10.12. Pertanggungjawaban Terhadap Sarana Umum dan Bangunan
Penyedia sepenuhnya harus memberikan perlindungan/bertanggung jawab terhadap
bangunan- bangunan/fasilitas umum, dari kerusakan selama pelaksanaan pekerjaan.
Pemindahan, penggantian, atau perubahan pemakaian setiap bangunan/fasilitas umum
akibat dampak dari pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia harus
bertanggung jawab dan mengatur segala sesuatu yang diperlukan termasuk pembayaran
yang berkaitan dengan hal tersebut. Tidak kurang dari 10 (sepuluh) hari kalender
sebelum pelaksanaan tersebut, Penyedia harus memberikan laporan tertulis kepada
Direksi Pekerjaan bahwa pengaturan telah dilakukan.
10.13.Perlindungan dari Genangan Air
Areal penggalian harus mendapatkan pengeringan yang baik dan bebas air. Penyedia
akan membangun dan memelihara semua pekerjaan sementara dan pekerjaan-
pekerjaaan lain, dan akan melaksanakan semua pekerjaan pemompaan (Dewatering)
yang diperlukan untuk membebaskan lokasi pekerjaan dari air ketika pekerjaan
pembangunan sedang dikerjakan. Semua pekerjaan sementara tersebut itu dilaksanakan
sesuai waktu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Semua biaya yang dikeluarkan oleh
Penyedia dalam memenuhi persyaratan-persyaratan ini harus dianggap tercakup dalam
harga untuk penggalian.

13
10.14. Tanah untuk Pekerjaan Sementara
a. Penyedia harus mengatur sendiri untuk menyeleksi, menyewa atau
sebaliknya untuk mendapatkan dan memelihara areal tanah untuk keperluan
pekerjaan bangunan sementara Penyedia dan fasilitas-fasilitas seperti yang
ditetapkan dalam butir berikut. Sebelum pengurusan secara definitif, Penyedia
harus mengajukan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan, gambar-
gambar yang menunjukkan lokasi atau areal yang dimaksud untuk dipakai sebagai
lokasi untuk halaman pekerjaannya, kantor- kantor, akomodasi, dst. Biaya untuk
persiapan tanah harus sudah termasuk di dalam harga satuan penawaran.
b. Jika Penyedia bermaksud menempatkan beberapa dari pekerjaan sementara
tersebut diluar batas lokasi pekerjaan yang tertera dalam gambar, maka usulan
demikian itu termasuk hak sewa melewati wilayah orang lain, harus menjadi
tanggung jawab Penyedia dan harus dianggap termasuk dalam harga barang-
barang yang relevan didalam daftar kuantitas. Setiap kelambatan atau pembatasan
yang disebabkan oleh masalah-masalah demikian itu tidak akan membebaskan
Penyedia dari kewajibannya untuk memenuhi persyaratan-persyaratan
kontrak. Tidak ada perpanjangan waktu yang diijinkan untuk setiap
keterlambatan yang disebabkan oleh hal tersebut.
10.15. Bangunan dan Fasilitas Sementara Penyedia
a. Penyedia harus menyediakan dan memelihara kantor, fasilitas tempat tinggal
dan akomodasi yang ada termasuk semua jasa yang diperlukan untuk
menyediakan air, saluran pembuangan, penerangan dan jalan-jalan untuk stafnya
dan pegawai lainnya di tempat-tempat yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
b. Penyedia harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui dalam
tempo 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), semua rancangan dan penjelasan
terperinci mengenai bangunan dan fasilitas- fasilitas yang diusulkan termasuk
skala, kapasitas, tata ruang, program pemasangan dan jadwalnya.
c. Direksi Pekerjaan berhak memberikan arahan kepada Penyedia untuk
mengadakan modifikasi atau mengubah usulan Penyedia, jika itu dianggap perlu,
dan pelaksanaan pembangunan dari bangunan tersebut tidak akan dimulai
sebelum usul tersebut akhirnya disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pengarahan
demikian itu dari Direksi Pekerjaan tidak membebaskan Penyedia atas kewajiban-
kewajiban dan pertanggungjawabannya berdasarkan Kontrak.

14
10.16. Kantor Sementara Direksi Pekerjaan
a. Disamping bangunan dan fasilitas-fasilitas sementara tersebut di atas,
Penyedia harus menyediakan dan memelihara terus selama Kontrak yaitu
kantor sementara Direksi Pekerjaan bisa berupa sewa, termasuk fasilitas untuk
Direksi Pekerjaan dan staf, fasilitas air minum, penyediaan listrik dan sistem
pembuangan kotoran dan sebagainya yang dilengkapi dengan semua perabot dan
peralatan kantor. Lokasi dari kantor sementara di lokasi pekerjaan harus
berdasarkan arahan Direksi Pekerjaan. Kantor sementara Direksi Pekerjaan
dilokasi pekerjaan harus memiliki lantai dasar seluas 50 meter persegi terdiri dari
: 1 (satu) ruang rapat; 1(satu) ruang kantor; 1 (satu) kamar mandi dan toilet; 1
(satu) ruang depan dan serambi.
b. Kantor sementara Direksi Pekerjaan di lokasi pekerjaan akan disediakan oleh
Penyedia dan mencakup setidak- tidaknya perabot dan peralatan dan diselesaikan
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK).
10.17. Sistem Penyediaan Air
Penyedia harus menyediakan sistem penyediaan air yang baik untuk kantor Penyedia
dan barak-barak di lokasi pekerjaan dan harus mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
10.18.Tenaga Listrik untuk Tujuan Pekerjaan
Pengaturan, penyediaan dan penyambungan tenaga listrik untuk seluruh pelaksanaan
pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia seperti yang diarahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
10.19. Perlindungan pada Pekerjaan Selama Pelaksanaan

Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia harus memberikan perlindungan kepada


hasil pekerjaan dari khalayak umum serta tanah milik disekitar lokasi dan harus
memuaskan Direksi Pekerjaan. Penyedia sepenuhnya bertanggungjawab terhadap
kerusakan yang timbul. Jalan masuk ke lokasi harus cukup tersedia bagi orang yang
memerlukan. Pemberian perlindungan yang lebih sesuai, dapat ditawarkan oleh
Penyedia.
10.20. Perlindungan terhadap Orang dan Pemilik Tanah
a. Penyedia harus melaksanakan tindakan pencegahan yang diperlukan terhadap
resiko kehilangan nyawa atau luka terhadap setiap orang yang dipekerjakan di
tempat pekerjaan atau orang-orang lain yang memasuki lokasi pekerjaan.

15
b. Penyedia selanjutnya harus melaksanakan tindakan pencegahan terhadap tanah
hak milik dari Pengguna atau lainnya yang berlokasi pada atau di wilayah yang
berdampingan dengan lokasi pekerjaan. Penyedia harus memenuhi peraturan-
peraturan pencegahan kecelakaan dan keselamatan kerja.
c. Selama program pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus mengusahakan semua
tindakan pencegahan dan cara- cara pelaksanaan yang seksama dengan membuat
pagar pengaman, penjagaan, jembatan sementara, pemberitahuan-pemberitahuan,
penerangan, peringatan dan usaha pemberian perlindungan yang memadai.
Penyedia akan memberi ganti rugi dan melindungi staf Direksi Pekerjaan dan
Pengguna terhadap sesuatu dan semua gugatan, tindakan-tindakan dan
tuntutan- tuntutan biaya, kompensasi, kerusakan-kerusakan atau sebaliknya,
kecelakaan yang diderita oleh staf Direksi Pekerjaan atau pemilik dan atau
kerusakan harta milik Pengguna sebagai akibat dari kelalaian Penyedia dalam
melaksanakan pekerjaan atau penjagaannya; dan harus mencakup dalam
surat tanggungannya yang akan melindungi staf Direksi Pekerjaan atau
Pengguna dari setiap kerugian, ongkos atau pengeluaran berdasarkan alasan
tuntutan.
10.21. Peralatan dan Perlengkapan Keamanan Kerja
Penyedia harus menyediakan segala peralatan keamanan yang diperlukan seperti
sepatu dan pakaian perlindungan yang kedap cuaca bagi Direksi Pekerjaan dan stafnya
yang diperlukan untuk dapat memberikan pengawasan sepenuhnya terhadap pekerjaan
yang dianggap perlu untuk memenuhi peraturan dan standard keselamatan yang
diterima secara internasional.
10.22.Peraturan untuk Keadaan Darurat
Jika menurut Direksi Pekerjaan, Penyedia tidak melakukan tindakan pencegahan yang
cukup untuk keselamatan umum atau pemberi pekerjaan atau memberi perlindungan
pada pekerjaan yang harus dibangun yang kemungkinan dapat mengalami kerusakan
karena proses pelaksanaan pekerjaan dan karena kelalaian Penyedia, dan jika menurut
pendapat Direksi Pekerjaan akan timbul keadaan darurat, maka Direksi Pekerjaan
akan mengambil tindakan yang sifatnya segera dianggap perlu untuk memberikan
perlindungan bagi umum dan perorangan, kepentingan pribadi atau hak pemilikan tanah.
Dalam hal ini, Direksi Pekerjaan dengan atau tanpa pemberitahuan kepada Penyedia,
dapat memberikan perlindungan yang sesuai dengan kepentingan yang telah disebut
diatas, dan diselesaikan dengan baik. Biaya pekerjaan ini akan dialokasikan dari biaya
yang harus dibayarkan kepada Penyedia.

16
10.23. Kecelakaan
a. Penyedia harus segera melaporkan secara tertulis atau pertelepon ataupun
lewat kurir kepada Direksi Pekerjaan mengenai semua kecelakaan yang terjadi
karena atau sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, apakah itu terjadi di
lokasi pekerjaan atau di sebelah lokasi pekerjaan yang mengakibatkan kematian,
luka perorangan atau luka- luka yang serius atau timbulnya kerusakan yang serius.
b. Jika terjadi tuntutan oleh seseorang terhadap Penyedia atau Sub-penyedia
mengenai sesuatu kecelakaan, maka Penyedia harus segera melaporkan fakta-
faktanya secara terperinci dan lengkap dari tuntutan tersebut. Dapat dimengerti dan
disetujui bahwa laporan tertulis dari suatu kecelakaan tidak akan membebaskan
Penyedia atas tanggungjawabnya dan membebaskan Direksi Pekerjaan atau
Pengguna dari segala tuntutan.
10.24.Perlindungan Terhadap Kebakaran
Penyedia akan melakukan tindakan pencegahan untuk mencegah kebakaran yang
terjadi di sekitar lokasi pekerjaan. Penyedia harus mematuhi hukum dan peraturan-
peraturan yang ada hubungannya dengan kebakaran dan sesuai instruksi dari
Direksi Pekerjaan.
Penyedia harus segera memadamkan kebakaran yang terjadi di lokasi pekerjaan,
dimanapun kebakaran timbul. Penyedia harus memakai semua alat dan tenaga kerja
yang diperlukan untuk memadamkan kebakaran hingga batas kemampuan dari alat-
alatnya dan tenaga kerjanya yang dipekerjakan di lokasi pekerjaan, termasuk alat-alat
dan tenaga kerja dari Sub-penyedia.
10.25. Pemutusan Hubungan Kerja
Bila terjadi pemutusan hubungan kerja, maka Penyedia harus memberikan jaminan,
bahwa pemutusan kerja ini dilakukan demikian hingga tidak menimbulkan kerusakan
yang sifatnya permanen terhadap bangunan disekitarnya.
Sebelum melakukan pemutusan kerja, Penyedia harus mengajukan kepada Direksi
Pekerjaan cara dan usul-usul yang akan dipakai untuk penyelesaian secara baik atas
biayanya sendiri terhadap semua kerugian yang timbul dari pemutusan hubungan kerja
demikian itu.
10.26. Pembersihan
a. Penyedia selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan harus menjaga
kebersihan agar semua jalan dan lingkungan/fasilitas umum lainnya, bebas
dari segala jenis bahan material yang dapat mengganggu keamanan
lingkungan.
17
b. Pada penyelesaian setiap bagian atau tahapan dari pelaksanaan
pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia harus segera menyingkirkan semua bahan
yang berlebihan dan sama sekali membersihkan bagian atau bagian-bagian
tersebut.
c. Semua areal penyimpanan barang/material akan dikembalikan kepada
kondisinya semula. Semua kerusakan yang dialaminya dalam menyimpan atau
memindahkan bahan-bahan dari areal penyimpanan atau ke tanah milik yang
berdekatan diganti atau diperbaiki oleh Penyedia tanpa menarik biaya dari Direksi
Pekerjaan. Semua rumput, tanaman dan semak-semak disingkirkan, rusak
atau hancur selama berlangsungnya pekerjaan pembangunan harus diganti oleh
Penyedia.
d. Jika Penyedia tersebut gagal untuk memenuhi ketentuan- ketentuan
sebelumnya, maka Direksi Pekerjaan mempunyai hak untuk memerintahkan
agar pembersihan yang diperlukan, akan dilaksanakan oleh pihak lain dan biaya
akan menjadi tanggung jawab Penyedia.
10.27. Papan Nama Pelaksanaan pekerjaan
Penyedia diharuskan menyediakan, mendirikan, memelihara papan nama pelaksanaan
pekerjaan di sekitar lokasi pekerjaan yang mengidentifikasikan sifat dari pekerjaan
tersebut.
11. MATERIAL
11.1. Umum
Pada umumnya, bahan-bahan yang dipakai dalam pekerjaan permanen harus baru,
bukan bekas dan tanpa cacat atau cela atau tidak sesuai dengan standard yang sesuai
untuk maksud pemakaiannya.
Tidak ada bahan yang boleh dipakai di pekerjaan sebelum ada ijin tertulis
pemakaiannya dari Direksi Pekerjaan, demikian juga tidak ada perubahan mengenai
sifat, kualitas, macam, jenis, sumber penyediaan atau pembuatannya yang dikerjakan
tanpa ijin dari Direksi Pekerjaan. Selama berlangsungnya pekerjaan, nota-nota
pengiriman diberikan kepada Direksi Pekerjaan dengan menyebutkan perincian dari
pengiriman demikian.
11.2. Pemilik Pabrik
Nama pemilik pabrik dan penyuplai beserta sertifikat pengujian harus diajukan jika
diperlukan sesegera mungkin ke Direksi Pekerjaan, namun tidak kurang dari satu bulan
sebelum pemakaian dari bahan yang relevan tersebut.

18
11.3. Contoh

Biaya untuk menyediakan contoh dan biaya untuk pelaksanaan pengujian bersama
dengan biaya penyediaan alat- alat untuk mengambil contoh dan pengujian di
lokasi pekerjaan harus ditanggung oleh Penyedia.
11.4. Memenuhi Spesifikasi Bahan
Kecuali jika dinyatakan secara spesifik lain di dalam spesifikasi, maka semua
hasil pembuatan, peralatan, bahan dan barang-barang yang tergabung di dalam
pekerjaan yang tercakup dalam Kontrak ini merupakan yang terbaik dari jenis yang
bersangkutan. Jika spesifikasi-spesifikasi untuk setiap barang, alat, produk,
perlengkapan tetap, bentuk, jenis pembangunan atau proses diindikasikan atau
dispesifikasikan dengan paten atau nama pemilik, dengan nama dari pembuat atau
dengan angka katalog, maka spesifikasi demikian itu harus dianggap dipakai
untuk tujuan penyelenggaraan standard kualitas.
11.5. Kualitas Bahan
Semua bahan yang tersedia harus merupakan kualitas standard dari jenis yang
bersangkutan, bebas dari segala cela yang akan membuatnya tidak memenuhi syarat
untuk dipakai.
Bahan-bahan yang diafkir harus disingkirkan segera dari pekerjaan dan diganti dengan
bahan-bahan dari kualitas yang diperlukan. Jika Penyedia gagal untuk menyingkirkan
bahan- bahan yang diafkir demikian itu dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah
pemberitahuan oleh Direksi Pekerjaan, maka Direksi Pekerjaan dapat menunjuk pihak
ketiga dapat menyingkirkan bahan-bahan yang diafkir tersebut dan biaya ditanggung
Penyedia. Gagal dalam menolak suatu bahan atau menyingkirkan bahan yang diafkir
tidak membebaskan Penyedia dari tanggung jawab mengenai kualitas dan sifat bahan
yang dipakai atau terhadap kewajiban lain yang dikenakan di dalam Kontrak.
12. LAPORAN
12.1. Laporan Perkembangan Bulanan/Laporan Bulanan :
Penyedia harus membuat dan menyampaikan kepada Direksi Pekerjaan, dalam jarak
waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, sebagai berikut :
a. Kemajuan fisik pekerjaan hingga bulan lalu dan perkiraan kemajuan untuk bulan
ini.
b. Kemajuan pekerjaan berdasarkan pada jadwal pelaksanaan pekerjaan.
c. Perkiraan jumlah pembayaran dari Pengguna kepada Penyedia untuk bulan
ini.

19
d. Tabel mengenai catatan mengenai alat, bahan dan tenaga yang digunakan.
e. Hal-hal lainnya yang mungkin diperlukan berdasarkan kontrak atau secara
spesifik oleh Direksi Pekerjaan.
f. Foto – foto pelaksanaan pekerjaan.
g. Video Pelaksanaan Pekerjaan.
12.2. Laporan Harian dan Mingguan
Penyedia harus membuat laporan harian dan mingguan dari masing-masing jenis
pekerjaan seperti yang diminta oleh Direksi Pekerjaan dan dalam bentuk yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Laporan tersebut akan berisi : informasi jumlah tenaga
kerja, pemakaian material dan peralatan yang digunakan dan cuaca.
12.3. Buku Tamu
Pihak Penyedia harus menyediakan satu Buku Tamu di Direksi Keet (kantor di lokasi
Pelaksanaan pekerjaan). Tamu adalah orang-orang diluar staf Penyedia.
12.4. Photo-photo Dokumentasi Lapangan
Pihak Penyedia harus mempersiapkan segala sesuatu untuk photo-photo dokumentasi
lapangan yang menunjukkan kemajuan pekerjaan dan harus memberikan 3 (tiga) salinan
dengan ukuran 8 x 12 cm untuk setiap gambarnya yang harus diberikan kepada Direksi
Pekerjaan.

Setiap photo supaya diberi keterangan mengenai : jenis dan lokasi pekerjaan serta
tanggal pengambilan foto dibagian belakangnya. Film negatifnya/ soft file menjadi
milik Pengguna dan tidak boleh dicetak ulang tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.
Foto-foto pelaksanaan pekerjaan diambil pada kondisi 0%, 50% dan 100% untuk setiap
jenis dan lokasi pekerjaan. Lokasi pengambilan foto untuk setiap tahap tersebut agar
diusahakan pada tempat dan arah yang sama guna menggambarkan tahapan dari
pelaksanaan pekerjaan.
12.5. Pelaksanaan Audit oleh Pengguna
Selain tersebut di atas, Pengguna berhak melaksanakan audit bila perlu sehubungan
dengan :
a. Adanya biaya yang timbul pada saat Kontrak dihentikan seperti dalam pasal
60 syarat-syarat umum Kontrak, dan
b. Biaya-biaya lain yang timbul yang mungkin diminta oleh Penyedia yang tidak
terdapat dalam Kontrak.
Pihak Penyedia wajib membuat pembukuan yang tepat mengenai hal-hal tersebut
diatas.

20
13. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini terdiri dari:
Tabel 1: Ruang Lingkup Pekerjaan

No Item Pekerjaan Satuan

I Pekerjaan Persiapan
1.1 Mobilisasi dan demobilisasi Ls
1.2 Tes Boring m
1.3 Pemindahan Kapal Kecil dan Sedang Unit
1.4 Pemasangan Bagan Bambu Nelayan m2
1.5 Pembongkaran Bagan Nelayan m2
II Pembangunan Pengaman Pantai di Lokasi Kalibaru
2.1 Pekerjaan Tiang Pancang
Pengadaan Tiang Pipa Beton (D= 1200mm, t = 120 mm, L=24 m termasuk
2.1.1 m
connector) K600
Pelapisan Anti Karat CT Joint ( Hot Dip Galvanize termasuk
2.1.2 m
pengelasan)
2.1.3 Pemasangan Tiang Pipa Beton di Sungai atau Laut m
2.1.4 Beton pengisi flow 60 untuk grouting connector tiang pancang m3
2.2 Pemasangan Pelindung Kali Tanggul
2.2.1 Pemasangan Geotekstile Nonwoven PP 350 gr/m2 m²
Blok Beton 40cm K-175, semen tipe 5 (Termasuk bekisting
2.2.2 buah
dan Pemasangan)
2.2.3 Rakit Bambu m2
2.2.4 Sesek Bambu m2
2.3 Pembuatan Capping Beam
2.2.1 Beton K-225 Ready Mix, semen tipe 5 m³
Penulangan Ulir kg
2.2.2

2.2.3 Bekisting multipleks 12 mm m²


2.2.4 Perancah Platform untuk bekisting m2
2.2.5 Bekisting Pengisi Spun Pile Buah
Utilitas Capping Beam
2.2.6 Pekerjaan Pipa Utilitas PVC 2 x 6 inch m'
2.2.7 Pemasangan Pipa Drainasi dia. 5" Termasuk Elbow m'
2.2.8 Pekerjaan Utilitas PJU Pipa PVC dia. 2 inch m'
2.2.9 Manhole + Tutup Beton bh
Blockout 1,2 x 0,3 x 0,5 bh
2.2.10
Blockout 0,3 x 0,3 x 0,5 bh
2.2.11
Dilatasi Aspal Filler titik
2.2.12

21
2.4 Pekerjaan Timbunan
Pengadaan dan Pemasangan Geotekstile Nonwoven PP (350
2.4.1 m²
g/m2)
2.4.2 Timbunan Sirtu di bawah air tanpa dipadatkan m3
2.4.3 Timbunan Sirtu Dipadatkan m³
2.4.4 Rakit Bambu m2
2.4.5 Sesek Bambu m2
2.5 DRAINASE MEMANJANG
2.5.1 Pengadaan dan Pemasangan U-Ditch 1000/1000 bh
2.5.2 Pengadaan dan Pemasangan Penutup U Ditch 1000 LD bh
2.5.3 Galian tanah m³
2.5.4 Buangan Tanah Setempat m³
Pembangunan Pemecah Gelombang (Breakwater) di
III
Lokasi Kalibaru
Pengadaan dan Pemasangan Geotekstile Nonwoven PP (350
3.1 m2
g/m2)
3.2 Rakit bambu m2
3.3 Sesek Bambu m2
3.4 Pengadaan dan Pemasangan Matras Batu 200 - 300 Kg m3
3.5 Pengadaan dan Pemasangan Core Armor ( berat 50 -100 Kg) m3
Pengadaan dan Pemasangan Secondary Armor (berat 200 -300
3.6 m3
Kg)
Pengadaan dan Pemasangan Primary Armor (berat 1 Ton diameter 1
3.7 m3
meter)
3.8 Pemasangan Tetraport (Ex. Milik Pemprov DKI Jakarta) buah
Peningkatan Struktur Pengaman Pantai di Sisi Timur PPS Nizam Zacman
IV
(Muara Baru) (STA 0 - 325)
IV.1 Pembuatan Capping Beam
4.1.1 Beton K 225 semen type 5 (Capping Beam) m3
4.1.2 Beton K225 semen type 5 ( PHT) m3
4.1.3 Penulangan ulir Kg
4.1.4 Perancah dan platform untuk Bekisting untuk pile cap m2
4.1.5 Bekisting Multiplek 12 mm m2
4.1.6 Bekisting pengisi spun pile Titik
Utilitas Capping Beam
4.17 Pekerjaan Pipa Utilitas PVC 2 x 6 inch m'
4.1.8 Pemasangan Pipa Drainasi dia. 5" Termasuk Elbow m'
4.1.9 Pekerjaan Utilitas PJU Pipa PVC dia. 2 inch m'
4.1.20 Manhole + Tutup Beton bh
4.1.21 Blockout 1,2 x 0,3 x 0,5 bh
4.1.22 Blockout 0,3 x 0,3 x 0,5 bh
4.1.23 Dilatasi Aspal Filler titik
IV.2 Timbunan Sirtu
Pengadaan dan Pemasangan Geotekstile Nonwoven PP (350
4.2.1 m²
g/m2)
4.2.2 Timbunan Sirtu di bawah air tanpa dipadatkan m3
4.2.3 Timbunan Sirtu Dipadatkan m³
22
4.2.4 Rakit Bambu m2
4.2.5 Sesek Bambu m2
IV.3 Pemasangan Pelindung Kaki Tanggul
Pengadaan dan Pemasangan Geotekstile Nonwoven PP (350
4.3.1 m²
g/m2)
Blok beton 50cm Ready Mix K-225, semen tipe 5 ( termasuk bekisting dan
4.3.2 m2
pemasangan)
4.3.3 Rakit Bambu m2
4.3.4 Sesek Bambu m2
Peningkatan Struktur Pengaman Pantai di Lokasi
V
Kalibaru
5.1 Timbunan Sirtu
5.1.1 Timbunan Sirtu Dipadatkan (Sta 0+75 sd 0+550) m3
5.1.1 Timbunan Sirtu Dipadatkan (0+550 s.d 1+125) m3
5.2 Penataan Kawasan
5.2.1 Timbunan Tanah Merah m3
5.2.2 Gebalan Rumput m2
5.2.3 Galian Tanah m3
5.2.4 Pengadaan dan pemasangan U ditch Uk.40x40 m'
5.2.5 Pengadaan dan pemasangan pelat beton tutup U ditch 40x40 m'
Pengadaan dan Pemasangan Paving Block warna natural tebal
5.2.6 m'
8 Cm
5.2.7 Pasir Urug 10 Cm m3
5.2.8 Pengadaan dan Pemasangan Kanstin m'
5.2.9 Pengadaan dan Pemasangan Lampu Penerangan Jalan Unit
5.3 Saluran Drainase
5.3.1 Galian tanah m3
5.3.2 Timbunan Tanah kembali m3
5.3.3 Beton Ready Mix K-225 m3
Penulangan Ulir
5.3.4 kg

5.3.5 Bekisting Multiplek 12 mm m2


5.3.6 Gorong-gorong dia. 100 cm m
5.3.7 Pintu Air Sorong 1 m x 1 m, termasuk trash rack buah
5.3.8 Pengadaan dan pemasangan U-Ditch uk. 100 x 100 cm m'
5.3.9 Pengadaan dan pemasangan U-Ditch uk. 160 x 160 cm m'
5.3.10 Pengadaan dan pemasangan Box Culvert 2.00 x 2.00 m'
5.3.11 Pengadaan dan pemasangan Box Culvert uk. 250 x 250 cm m'
5.3.12 Pengadaan dan pemasangan Tutup U-Ditch uk. 100 x 100 cm m'
5.3.13 Pengadaan dan pemasangan Tutup U-Ditch uk. 160 x 160 cm m'
Pengadaan dan pemasangan RCP Type CL dia. 1650 mm
5.3.14 m'
semen type 5
5.3.15 Pengadaan dan Pemasangan Bak Kontrol unit
5.3.16 Pengadaan dan Pemasangan Man Hole Unit
5.3.17 Pengadaan dan Pemancangan Cerucuk Dolken dia. 10 cm Titik
5.3.18 Pemasangan Batu Kali, 1 pc : 3 ps m3

23
13.1. PEKERJAAN PERSIAPAN
13.1.1. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
a. Dalam waktu 5 (lima) hari setelah Penyedia Jasa menerima Surat Perintah dari
PPK , Penyedia Jasa harus memasukkan rencana pelaksanaan kepada Pihak
Konsultan Pengawasmengenai prosedur mobilisasi. Hal ini untuk
menjamin dilaksanakannya mobilisasi dalam waktu 10 (sepuluh) hari sejak
tanggal Surat Perintah dari PPK , peralatan harus sudah berada di lokasi proyek
sesuai dengan jadwal dibutuhkannya alat-alat tersebut.
b. Penyedia Jasa diharuskan mengajukan daftar rinci tentang jumlah, jenis, dan
kapasitas peralatan yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan.
c. Daftar tersebut harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan disetujui oleh
Pihak Pemberi Pekerjaan dalam hal fungsi dalam pekerjaan, kapasitas,
jumlah, tahun pembuatan, pabrik pembuat, kondisi, dan rencana waktu tiba di
tempat pekerjaan.
d. Penyedia Jasa wajib mendatangkan alat-alat tersebut tepat pada waktunya sesuai
dengan jadwal pemakaian.
e. Penyedia Jasa dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memindahkan
alat-alat tersebut dari lokasi, sebagian atau seluruhnya, selama pelaksanaan
pekerjaan tanpa persetujuan Pihak Pemberi Pekerjaan.
f. Penyedia Jasa diharuskan untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan
untuk melaksanakan tiap-tiap bagian/komponen tahap pekerjaan
sebelum pekerjaan tersebut dimulai.
g. Penyediaan alat-alat kerja di tempat pekerjaan dan persiapannya harus
terlebih dahulu mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari Pihak Pemberi
Pekerjaan.
h. Penyedia Jasa wajib menjaga keamanan peralatan yang digunakan selama
kegiatan berlangsung bila terjadi kehilangan dan kerusakan maka sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
i. Peralatan yang akan digunakan sudah harus berada di lokasi proyek dan siap
beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum pekerjaan dimulai.
j. Penyedia Jasa harus menyiapkan, menyerahkan, dan mendapatkan persetujuan dari
Pihak Pemberi Pekerjaan perihal program demobilisasi dalam jangka waktu seperti
ditentukan dalam ketentuan-ketentuan umum kontrak. Pembongkaran dan
pemindahan semua instalasi sementara, peralatan pembangunan, armada
apung, dan peralatan lainnya, sedemikian rupa sehingga lokasi proyek bersih
dan teratur kembali dan diterima baik oleh Pihak Pemberi Pekerjaan.

24
k. Semua biaya yang ada dalam item pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi harus
sudah meliputi biaya pengadaan dan pemakaian semua tenaga kerja, perlengkapan,
bahan, pengangkutan dan lain-lain yang diperlukan untuk membuat
pekerjaan sesuai spesifikasi teknis akan termasuk di dalam harga lumpsum.
Pembayaran kepada Kontraktor akan dilakukan dengan harga lumpsum pada
pembayaran bulanan dengan dasar kemajuan pekerjaan dari pekerjaan pokok yang
disahkan oleh Direksi.
13.1.2. Tes Boring (Tes Boring Mesin 30 m)
a. Pemboran dilakukan pada 1 (satu) titik pada masing- masing lokasi yang
ditentukan dengan persetujuan Direksi.
b. Kedalaman pemboran sebesar 30 m dari elevasi dasar laut.
c. Untuk setiap kedalaman dan jenis tanah dilakukan deskripsi secara visual
dengan mencatat jenis tanah, warna dan sifat tanah.
d. Pada setiap lubang pengambilan contoh tanah tak terganggu (undisturbed
sample) dengan menggunakan tabung baja tipis (thin walled tube).
e. Jumlah contoh tanah tidak terganggu adalah sebanyak 2 (dua) contoh di setiap
titik bor, atau sejumlah total= 4 (empat) contoh tanah.
f. Hasil pekerjaan ini digambarkan dalam bentuk Boring Log yang menyebutkan
kedalaman, jenis, wama, dan sifat dari lapisan tanah.
g. Dilakukan pengujian laboratorium untuk mengetahui daya dukung tanah dan
karakteristik tanah. Biaya pengujian laboratorium sudah termasuk pada pekerjaan
pengeboran.
h. Harga-harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk item pekerjaan tes boring harus sudah meliputi biaya pengadaan dan
pemakaian semua tenaga kerja, perlengkapan, bahan, pengangkutan, biaya
pengujian di laboratorium, SPT Test, dan lain-lain yang diperlukan untuk
membuat pekerjaan sesuai spesifikasi teknis.
Pembayaran akan dibuat menurut harga satuan meter, dimana harga ini sudah
termasuk semua biaya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan dalam
spesifikasi teknik ini.
13.2. PEMBANGUNAN PENGAMANAN PANTAI DI LOKASI KALIBARU
13.2.1. PEKERJAAN TIANG PIPA BETON
13.2.1.1. Pengadaan Tian Pipa Beton
1. Sebelum melakukan pengadaan penyedia jasa harus menyampaikan usulan
rencana pengadaan yang berisikan spesifikasi teknis tiang pipa beton, rencana dan
jadwal pelaksanaan pabrikasi kepada PPK untuk mendapat persetujuan.

25
2. Penyedia Jasa harus menyediakan tiang pipa beton untuk melaksanakan pekerjaan
pemasangan tiang pipa beton sesuai spesifikasi teknis antara lain ukuran Diameter
luar 1200 mm, diameter dalam 900 mm, panjang 24 m, kuat tekan beton K-
600, Moment crack antara 120 s.d 200 ton.m, Ultimate moment 1 8 0 s . d 400 ton.m
dan sudah termasuk connector tiang pancang ( panjang konektor/ CT Joint = 23,5
m) seperti di dalam gambar teknis.
3. Tiang pipa beton yang disediakan oleh Penyedia Jasa harus sesuai dengan yang
ditawarkan oleh Penyedia Jasa dalam Dokumen Penawaran. Tiang pipa beton
diproduksi di pabrik / workshop.
4. Proses pengangkutan adalah dari pabrik sampai dengan lokasi penyimpanan
(stockyard).
5. Penyiapan lokasi penyimpanan (stockyard) menjadi tanggung jawab penyedia jasa,
lokasi penyimpanan ini dapat berupa lahan yang cukup luas untuk menyimpan
sementara tiang pipa beton maupun di laut yaitu berupa ponton sesuai hasil survey
penyedia jasa dan disampaikan dalam metode pelaksanaan saat penawaran.
6. Penyedia Jasa harus menjamin semua tiang pipa beton yang digunakan dalam
kondisi baik dan siap digunakan. Apabila terdapat tiang pipa beton yang
mengalami kerusakan atau tidak sesuai dengan spesifikasi, Penyedia Jasa wajib
menyediakan penggantinya, dengan seluruh biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
7. Untuk menjamin proses Pengadaan Tiang Pipa Beton sesuai spesifikasi teknis
dan jadwal waktu yang dipersyaratkan PPK dan / atau Direksi Pekerjaan
melakukan inspeksi ke pabrik dan dituangkan dalam Berita Acara Inspeksi.
8. Disamping harus menyediakan tiang pipa beton yang diperlukan secara langsung
untuk melaksanakan suatu pekerjaan, Penyedia Jasa juga harus menyediakan alat-
alat yang digunakan dalam pemasangan tiang pipa beton tersebut, sehingga
para pekerja dapat menjalankan pekerjaan dengan baik dan aman. Alat-alat yang
digunakan dalam pemasangan tiang beton adalah inner bore dan alat pendukung
yang terdiri dari hydraulic pile driving rig, mixer set, drill bit, dan segmental
screw; tug boat, crawler crane+tongkang, serta crawler crane.
9. Untuk menjamin pengadaan Tiang Pipa Beton sesuai spesifikasi teknis yang
disyaratkan, PPK dan/atau Direksi Pekerjaan dapat meminta rekomendasi
teknis dari Konsultan Pengawas .
10. Pengukuran dan Pembayaran :
a. Harga-harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk berbagai item pekerjaan tiang pipa beton harus sudah meliputi biaya
pengadaan dan pemakaian semua tenaga kerja, perlengkapan, bahan,
pengangkutan (pengangkutan dari pabrik ke stockyard dan stockyard ke lokasi
26
pemancangan) dan lain-lain yang diperlukan untuk membuat pekerjaan
sesuai spesifikasi teknis.
b. Pembayaran pengadaan tiang pipa beton dapat dilakukan sebesar 70% setelah
tiang pancang tiba dilokasi (material on site) dan setelah dilaksanakan
pemancangan sebesar 100%. Jumlah pengadaan tiang pancang harus seijin PPK.
13.2.2. Pemasangan Tiang Pipa Beton dengan Inner Bore
1. Alat Pancang
a. Sebelum dilakukan pemasangan tiang pipa beton, Penyedia harus
mengirimkan kepada Direksi Pekerjaan rincian peralatan yang akan
digunakan dan usulan metoda kerja. Pelaksanaan pemasangan
dilakukan apabila sudah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
b. Tiang pipa beton dipasang dengan Inner bore yang sudah dilengkapi dengan alat
pendukungnya yang terdiri dari hydraulic pile driving rig, mixer set, drill bit,
dan segmental screw, tug boat, crawler crane+tongkang, serta crawler crane.
c. Pekerjaan pemasangan tiang pipa beton terdiri dari pemasangan tiang pipa beton
di darat dan pemasangan tiang pipa beton di laut dengan penyediaan alat
pendukung pemasangan sesuai lokasi pemasangan tersebut.
2. Pengukuran
a. Pengukuran dan setting out trase rencana tiang pipa beton harus sudah
diselesaikan dan dikirimkan kepada Direksi Pekerjaan untuk persetujuannya
paling lambat 24 jam sebelum pemasangan.
b. Sebelum dilakukan pemasangan dilaksanakan setting out posisi tiang pipa
beton sudah sesuai dengan trase yang direncanakan dengan
menggunakan alat ukur teodolit untuk memastikan posisi tiang pipa
beton terpasang pada posisi yang direncanakan harus dikontrol dengan
alat ukur teodolit sampai dengan selesai pemasangan.
c. Semua titik-titik setting out, jenis, tanda-tanda dan semacamnya harus
dipelihara oleh Penyedia Jasa selama pekerjaan pemasangan.
d. Penyedia jasa diwajibkan untuk melakukan monitoring pergerakan (arah
horisontal dan vertikal) tiang pipa beton setelah pemasangan tiang pipa beton
secara periodik atas petunjuk direksi pekerjaan.
3. Pelaksanaan Pemasangan Tiang Pipa Beton dengan Inner Bore.
a. Sebelum dilakukan pemasangan, harus dipastikan posisi tiang pipa beton dan
connectornya sudah tegak lurus dan benar serta terpasang dengan baik sesuai
hasil setting out dan gambar pelaksanaan.

27
b. Pada saat pengoperasian, tiang pipa beton sudah pada posisi titik pancang dan
tiang pipa beton telah diberi tanda sebagai guidance selama proses
pemasangan.
c. Alat penggalian yang digunakan adalah Auger-Machine.
Tanah galian terangkat keatas melalui alur screw dan ditampung bucket. Sambil
tanah digali, tiang pipa beton ditekan ke dalam tanah.
d. Pada Pemasangan tiang pipa beton di darat menggunakan crawler
crane dan peralatan beserta bahan pendukung lainnya.
e. Pada Pemasangan tiang pipa beton di laut menggunakan tug boat serta crawler
crane dan tongkang dan peralatan beserta bahan pendukung lainnya.
f. Setiap Pemasangan harus dicatat dan diserahkan pada Direksi Pekerjaan dalam
waktu 24 jam setelah Pemasangan. Hal-hal yang perlu dicatat dalam proses
pemasangan tiang pipa beton disepakati oleh Penyedia jasa, Konsultan
pengawas dan direksi pekerjaan.
4. Pengukuran dan Pembayaran :
a. Pembayaran pemasangan tiang pipa beton dilakukan setelah material tiang
pipa beton telah terpasang di lokasi sesuai dengan gambar dan persetujuan direksi.
b. Pembayaran pemasangan dilakukan berdasarkan kedalaman tiang pipa
beton yang masuk ke tanah asli sesuai dengan arahan Direksi Pekerjaan.
13.2.3. Pelapisan Anti Karat CT Joint ( Hot Dip Galvanize )
Pekerjaan pelapisan anti karat CT Joint Hot Dip Galvanize ini dimaksudkan untuk
mengurangi laju korosif CT Joint Tiang Pipa Beton dari proses oksidasi air laut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini sebagai berikut :
a. Panjang CT Joint yang diproteksi dengan hot dip galvanize adalah 9,5 meter
sisi atas tiang pipa beton, sedangkan sisanya dilapisi cat anti karat dengan kuas/
semprot.
b. Bagian CT Joint yang perlu dilapisi hot dip galvanize sebagai berikut :
- Pelat tanam / embeded plate dua sisi yaitu pada sisi C joint maupun T Joint
- C Joint ( Pipa baja diameter 165 mm tebal 12 mm)
- T Joint
c. Penyedia jasa diwajibkan untuk mengajukan metode, tempat dan waktu
pencelupan hot dip galvanise kepada konsultan pengawas untuk mendapat
rekomendasi dan persetujuan dari direksi pekerjaan.
d. Dalam proses pengelasan CT Joint setelah proses hot dip galvanize penyedia
harus mengunakan metode pengelasan yang tidak merusak lapisan hot dip
galvanise dan melindungi bekas las dengan cat galvanis dingin, metode

28
pengelasan harus mendapat rekomendasi konsultan pengawas dan persetujuan
direksi pekerjaan.
Pembayaran :
a. Pembayaran pekerjaan Pelapisan Anti Karat CT Joint ( Hot Dip Galvanize )
sesuai dengan berat baja yang dilapisi lapisan anti karat ( Kilo gram).
b. Harga-harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk pekerjaan pelapisan Anti Karat CT Joint ( Hot Dip Galvanize) ini sudah
termasuk biaya pencelupan / pelapisan galvanis dan pelapisan cat galvanis
setelah proses pengelasan, biaya upah, alat dan untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan spesifikasi, sedangkan biaya pengelasan pada CT Joint masuk
pada penawaran ( analisa harga) pekerjaan pengadaan tiang pipa beton.
13.2.4. Beton Pengisi Flow 60
Penyedia harus menyediakan beton flow dengan spesifikasi K-600 dengan Slump
(cm) SCC Flow 40-60.
a. Setelah dilakukan pemasangan ruang antara connector tiang pipa beton diisi
dengan beton pengisi Flow 60 sesuai gambar pelaksanaan dan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
b. Pembayaran untuk Beton Pengisi Flow 60
Harga-harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
item pekerjaan Beton Pengisi Flow 60 harus sudah meliputi biaya pengadaan dan
pemakaian semua tenaga kerja, perlengkapan, bahan, pengangkutan dan lain-lain
yang diperlukan untuk membuat pekerjaan sesuai spesifikasi teknis.
Pembayaran akan dibuat menurut harga satuan meter kubik, dimana harga ini sudah
termasuk semua biaya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan dalam
spesifikasi teknik ini.

13.3. PEKERJAAN BETON


Lingkup Pekerjaan
Semua beton yang dipakai dalam pekerjaan ini, harus terdiri dari bahan-bahan yang
dirinci disini dan harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai, dicor dan dituang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tersebut disini. Peraturan- peraturan dan
ketentuan-ketentuan yang disebutkan disini akan berlaku, kecuali bila secara khusus
dirubah oleh Direksi Pekerjaan.
Setiap syarat dan ketentuan yang baik termasuk disini harus sesuai dengan Standard
Indonesia untuk beton N.I.2 -P131-
1971. Penyedia diperkenankan untuk membeli beton siap pakai (Ready Mix) dari
perusahaan pembuatan beton dengan persetujuan Direksi Pekerjaan terlebih dahulu
29
Bahan
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus berkualitas Portland Cement dalam
pekerjaan ini digunakan semen tipe 5 dan tipe biasa, pasir beton, agregat kasar dan
air, sebagai bahan harus sesuai dengan syarat-syarat yang disebutkan dalam PBI 71.

Kelas, Mutu Campuran dan Pengujian Beton


Kelas dan Mutu Beton
Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia NI.2- PBI-
1971.Tipe dan mutu beton yang dilaksanakan pada pekerjaan ini adalah sesuai Tabel
berikut ini.
Tabel 2
Type dan Mutu Beton

 bk Bm Kategori Pengawasan Terhadap


Type Mutu Dengan dan Kualitas Kualitas
(kg/cm 2) S=46 Bangunan Agregat Tekan
(kg/cm 2)

30
LEAN BO - - Non Kualitas Tidak ada
Struktural dengan mata pengujian

D B - - Struktural Pemeriksaan Tidak ada


dengan teliti pengujian
D B1 - - Struktural Pengujian terinci Tidak ada
dengan analisa pengujian
ayakan
C K- Struktural Pengujian terinci Tidak ada
125 125 dengan analisa pengujian
ayakan
C K- 175 200 Struktural Pengujian terinci Tes Kubus
175 dengan analisa
ayakan
B K- 225 250 Struktural Pengujian terinci
225 dengan analisa
ayakan
K- 350 300 Pengujian terinci Tes Kubus
A Struktural
350 dengan analisa
ayakan

Penggunaan tipe beton adalah sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
- σ bk adalah kekuatan tekan karakteristik
350 Tes Kubus
yang ditentukan dari hasil sejumlah
besar benda-benda uji.Hasil tersebut diperkenankan hanya 5% berada dibawah
harga yang ditentukan.

31
- σ bm adalah harga kekuatan rata-rata. Bilamana tidak ditentukan lain, kekuatan tekan
beton adalah merupakan kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang berisi 15 (±
0,06 ) cm, diuji pada umur 28 hari.
Rumus-rumus untuk perhitungan σ bk, adalah sebagai berikut :

bk =  bm -1,64 S

S =   ( b -  bm)
N -l
 bm =   b
N
Dimana :
N = Jumlah kubus yang harus diuji, minimum 20 buah.

b = Kekuatan tekan beton yang didapat

dari masingmasing benda uji (Kg/Cm2).


 bm = Kekuatan tekan beton rata-rata (Kg/Cm2).
S = Deviasi Standard (Kg/Cm2).

Campuran Beton
a. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir beton, krikil/batu pecah, air
seperti yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam perbandingan yang
sesuai dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat.
b. Setiap jenis beton harus digunakan sesuai dengan spesifikasi dan tempat yang
diperlihatkan pada gambar atau tempat yang diperintahkan Direksi.
Kebutuhan berikut ini akan dipebuhi kecuali diperlihatkan lain pada Gambar.
- Beton Ready Mix K-125, semen tipe 5: digunakan untuk pengisi beton, kecuali
ditentukan lain atau diperintahkan Direksi.
- Beton Ready Mix K-175 semen tipe 5: digunakan untuk struktur beton tangga,
retaining wall, dan blok beton 40 cm x 40 cm; kecuali ditentukan lain atau
diperintahkan Direksi.
- Beton Ready Mix K-225 semen tipe 5: digunakan untuk struktur beton pile
cap.
- Beton Ready Mix K-225: digunakan untuk struktur u-ditch dan bak kontrol, kecuali
ditentukan lain atau diperintahkan Direksi.
- Beton pengisi flow 60: digunakan untuk beton pengisi sambungan tiang
pancang beton, kecuali ditentukan lain atau diperintahkan Direksi.
32
c. Ukuran maksimum agregat kasar dalam beton untuk bagian- bagian pekerjaan tidak
boleh melampaui ukuran yang sepraktis mungkin hingga tercapai pengecoran yang tepat dan
memuaskan atau ukuran yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan. Perbandingan
antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai pekerjaan (sesuai
kelas/mutu) harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian
juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan. Perbandingan
campuran dan faktor air semen yang ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan,
yang mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang
dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlalu banyak. Faktor air semen beton (tidak
terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak boleh melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk
Type B dan Type A, dan jangan melampaui 0,60 (dari beratnya) untuk kelas lain-lainnya.
d. Campuran yang direncanakan ditemukan dari percobaan- percobaan campuran yang
memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan.
e. Pengujian dari beton dilakukan di laboratorium Pemerintah/Swasta yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan perbandingan-perbandingan campuran harus dirubah
jika untuk tujuan atau penghematan yang dikehendaki, dalam kepadatan, kekedapan,
keawetan atau kekuatan, dan Penyedia tidak berhak mengajukan tambahan biaya atas
penambahan atau kompensasi yang disebabkan oleh perubahan tersebut.
Pengujian
a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk menjamin
beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi kandungan lembab atau
gradasi (butiran) dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk (mixer).
Penambahan air untuk mencairkan beton kaku hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang
menjadi kering sebelum dipasang, sama sekali tidak diperkenankan. Nilai-nilai Slump untuk
berbagai pekerjaan beton .

Direksi Pekerjaan berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat
dilaksanakan (praktis) dan akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau alasan
penghematan.

33
b. Kekuatan tekan dari beton didapatkan melalui pengujian biasa dengan silinder berukuran
15 cm x 30 cm atau kubus 15 x 15 cm atau kubus 20 x 20 cm, dibuat dan diuji sesuai
dengan NI.2-PBI 1971, dengan pengecualian untuk semua beton yang akan dibuat contoh-
contoh silinder, potongan-potongan dari agregat kasar lebih besar dan 3,8 cm harus
dibuang dengan menyaring atau memungut, Penyedia harus menyediakan fasilitas yang
diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh yang representatif. Semua pengujian
dilakukan sesuai dengan NI.2-PBI 1971. Frekuensi pemeriksaan akan ditentukan oleh
Direksi berdasarkan tingkat pengecoran dan struktur, tetapi tidak lebih sering dari pada yang
diperlukan untuk mendapatkan kepastian bahwa beton yang dipakai adalah sesuai dengan
Spesifikasi dan Ketentuan Rencana.
Penggunaan Beton Siap Pakai (Ready Mix Concrete)
Penyedia dapat memilih memakai beton siap pakai yang dicampur di mesin pengaduk pusat
milik pabrikan di Jakarta dan sekitarnya, dengan persetujuan tertulis PPK. Persetujuan itu
diberikan bila Penyedia dapat menjamin dan memuaskan PPK bahwa material yang
dipergunakan pada beton siap pakai sesuai dengan spesifikasi. Kebutuhan yang ditentukan
seperti pengambilan contoh, campuran pendahuluan dan campuran percobaan, pengujian dan
kualitas berbagai kelas beton harus diperlakukan sama ke beton siap pakai.
Pengadukan dan Pengecoran
a. Persiapan Pengecoran.
Sebelum pembuatan beton dimulai semua alat-alat pengaduk dan pengangkut
beton harus sudah bersih. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan,
tulangan beton, pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam, penyokong,
pengikatan dan penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus
menurut persetujuan Direksi Pekerjaan, dan tidak boleh berhubungan dengan air yang
mengalir sebelum beton itu cukup keras, Semua permukaan cetakan dan material tertanam
yang dilekati spesi/mortar adukan beton yang lebih dahulu dicor harus dibersihkan dari
adukan-adukan tersebut sebelum pengecoran dilanjutkan.
Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan,
lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan lepas.
Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan
dicor, harus dibasahi dengan rata hingga kelembaban dari beton yang harus dicor tidak akan
berkurang.
Pada permukaan-permukaan yang harus ditutup beton yang mempunyai sifat penyerapan
yang tinggi dimana perlu untuk memudahkan pemasangan tulangan dan pengecoran beton
diatas pondasi tanah seperti ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia harus memasang
lantai kerja yang terdiri dari lapisan beton minimal setebal 5 cm atau sesuai gambar

34
rencana atau petunjuk Direksi Pekerjaan. lantai kerja dihamparkan secara merata diatas
tanah pondasi dan dibiarkan mengeras selama sedikitnya 24 jam sebelum beton dicor.
Permukaan-permukaan yang telah lebih dahulu dicor, yang telah mengeras sehingga
beton baru tidak dapat berpadu dengan sempuma, haruslah dihubungkan dengan beton baru
dengan hubungan melalul "construction joints" (siar konstruksi) sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan. Permukaan - permukaan construction joints harus bersih dan lembab ketika
ditutup. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran beton-beton yang
mengelupas atau rusak dan bahan-bahan asing yang menutupinya.
b. Perlengkapan Mengaduk
Apabila Penyedia akan membuat sendiri adukan beton, maka Penyedia harus menyediakan
peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan
mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentuk beton. Perlengkapan-
perlengkapan tersebut dan cara mengerjakannya selalu harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
c. Mengaduk.
Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk
beton, yaitu "Batch Mixer" atau portable mixer selama sedikit-dikitnya 1,5 menit
sesudah semua bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin
pengaduk berkapasitas lebih dari 1,5 m3. Direksi Pekerjaan berwenang untuk menambah
waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan
hasil adukan dengan susunan kekentalan dan wama yang merata. Beton harus seragam
dalam komposisi dan konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu dan
selama pekerjaan mencampur. Pengadukan yang lamanya berlebihan yang
membutuhkan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak
diperkenankan
Truk pengaduk (truck mixer) hanya diperkenankan jika pengaduk dan pengerjaannya
adalah sedemikian, sehingga beton dari adukan ke mempunyai konsistensi dan mutt] yang
merata dan sama. Beton yang tertinggal dalam truk yang memerlukan tambahan air
yang cukup yang memungkinkan pemasangan yang memuaskan harus dibuang
atas biaya Penyedia.Pengadukan yang selalu memproduksi hasil yang tidak
memuaskan, harus diperbaiki. Mesin pengaduk yang disentralisir (hatching, mixing
plant) harus diatur sedemikian, hingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan
mudah Bari stasiun operator.
Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang telah ditentukan
kecuali apabila nyata-nyata diperkenankan.

35
Tiap mesin pengaduk dilengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan
menghitung jumlah adukan.
d. Suhu
Suhu beton dicor/dituangkan tidak boleh lebih dari 32°C dan tidak kurang dari 4,5°C. Bila
suhu ada diantara 27°C dan 32°C, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian
langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu cuaca sedemikian sehingga suhu dari
beton melebih 32°C, sebagai yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia harus
mengambil langkah yang efektif, yaitu mendinginkan agregat dan mengatur suhu beton,
sehingga beton dapat dicor pada suhu dibawah 32°C.
e. Pengecoran
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian rupa
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat
pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan
nilai slump.
Beton dicor hanya waktu Direksi Pekerjaan atau wakilnya yang ditunjuk serta Wakil
Penyedia yang setara ada ditempat kerja. Setelah permukaan disiapkan baik-baik
permukaan-permukaan construction joints dimana beton baru akan dicor harus dilapisi
dengan penutup yang terbuat dari adukan semen atau ditutup dengan lapisan spesi
kira-kira setebal 2 cm. Spesi harus mempunyai perbandingan semen dan pasir
seperti campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan lain, demikian juga
konsistensinya. Adukan harus dihamparkan merata dan harus rata juga pada permukaan-
permukaan yang tidak beraturan. Dalam pengecoran pada construction joints yang telah
terbentuk, penyangga khusus harus dibuat untuk menjamin agar beton menjadi
rapat betul dengan permukaan joints (sambungan) lewat pembobokan dengan memakai
alat-alat yang cocok.
Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang
sudah mengeras dan tidak sesuai dengan spesifikasi harus dibuang dan Penyedia tidak
dibayar untuk pekerjaan terbuang semacam itu. Dalam semuahal, beton yang akan
dituang/dicor harus diusahakan agar pengangkutannya ketempat posisi terakhir sedekat
mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan
jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar atau
bertumpuk dengan baja tulangan tidak diijinkan dan apabila pemisahan yang
sedemikian itu mungkin terjadi, Penyedia harus mempersiapkan drop chutes dan
buffles atau alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton Penyedia harus
mengajukan terlebih dahulu kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan
dalam cara mengecor berikut peralatan yang akan digunakan..
36
Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh siar (join) semua penuangan beton harus selalu
berlapis-lapis horisontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 50 cm.
Direksi Pekerjaan mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
Dalam pengecoran beton pada daerah terbuka yang luas dan tebal, Penyedia harus
menjaga agar daerah beton yang terbuka menjadi seminimal mungkin, dengan cara
pertama- tama menuang beton menurut lebar yang penuh dan sampai tinggi yang
penuh pada daerah terbatas pada tinggi bangunan dan melanjutkan dengan cara yang sama
sampai keseluruh bangunan. Lereng yang terbentuk oleh pinggiran pengecoran yang tidak
dibatasi dengan cetakan akan dilanjutkan) harus dijaga agar berbentuk lereng yang
terjal (securam mungkin) supaya luasnya tetap minim. Beton sekitar tepi lereng ini tidak
boleh digetar dengan vibrator sebelum beton yang berdampingan dituang,
kecuali kondisinya sudah mengeras sedemikian rupa sehingga beton berikutnya akan
sempuma pemaciatan dan penyatuannya dengan beton yang terdahulu yang sudah
dituang. Setiap tahap penuangan beton harus dipadatkan betul-betul (dengan vibrator atau
alat lain) seluruhnya sebelum tahap berikutnya dimulai.
Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau terlalu lama, sehingga
spesi/mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada "construction jointas" dan air semenatau spesi yang hanyut dan
terhampar harus dibuang dan di diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Pengecoran yang
sudah dimulai pada suatu bagian bangunan, tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut
selesai. Penyedia harus menyediakan lembaran plastik/penutup beton yang baru dicor
apabila turun hujan.

Ember-ember yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada slump yang rendah
dan memenuhi syarat-syarat campuran dimana mekanisme pembuangan harus dibuat
dengan kapasitas secukupnya sekali tuang. Ember beton harus mudah diangkat/didekatkan
dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan, terutama bagi lokasi-lokasi yang
terbatas.
Construction joints harus horisontal jika tidak ada ketentuan lain dari yang
ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
Jika beton dicor menjadi satu kesatuan (monolit) disekitar celah-celah yang mempunyai
dimensi-dimensi vertikal lebih dari 60 cm, beton pada plat lantai, berbagai balok atau
bagian-bagian yang sejenis yang harus dicor menjadi satu kesatuan bangunan yang
harus dicor dengan pendukungnya, petunjuk-petunjuk berikut ini harus benar- benar
diperhatikan.

37
Pengecoran beton harus ditunda antara 1 sampai 3 jam pada puncak celah-celah dan
pada dasar-dasar dari lereng (level) dibawah, dilantai, balok-balok atau bagian-bagian
lain yang serupa tetapi tidak berarti pengecoran harus ditunda begitu lama sehingga unit
penggetar dengan berat sendiri tidak sanggup menembus beton yang dicor sebelum
penundaan. Jika memadatkan beton sesudah penundaan, unit penggetar harus menembus
dan menggetarkan beton yang ditempatkan sebelum penundaan. Beton terakhir setelah
60 cm lebih yang segera dicor sebelum penundaan, harus dicor sedapat mungkin dengan
slump rendah dan ketelitian khusus harus dilaksanakan untuk mendapatkan kepadatan yang
baik secara menyeluruh. Permukaan- permukaan beton dimana penundaan-
penundaan dilaksanakan harus bersih dan bebas dari bahan-bahan asing pada
waktu pengecoran beton dimulai sesudah penundaan. Beton yang dicor pada celah-
celah, lantai- lantai, balok-balok dan bagian-bagian lain yang serupa harus dicor sedapat
mungkin dengan slump rendah dan pemeliharaan khusus dilaksanakan untuk mendapatkan
kepadatan yang baik secara menyeluruh.
f. Bahan pembantu.
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan
pengerasan ataupun, untuk maksud-maksud lain, dapat dipakai bahan-bahan
pembantu.Jenis dan bahan pembantu yang dipakai harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.Manfaat dari bahan-bahan pembantu harus dapat dibuktikan dengan hasil-hasil
percobaan. Selama bahan-bahan pembantu dipakai, harus diadakan pengawasan yang
cermat terhadap pemakaiannya.
Penyelesaian, penyempumaan, perbaikan, perawatan dan perlindungan
a. Penyelesaian dan penyempumaan
Penyempumaan permukaan-permukaan beton harus dilaksanakan oleh tukang yang
ahli dan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan. Permukaan-permukaan beton akan
diuji oleh Direksi Pekerjaan dimana perlu untuk menentukan apakah
ketidakberaturan permukaan berada pada batas-batas yang masih diijinkan. Ketidak
teraturan digolongkan sebagai sekonyong-konyong (abrupt) atau lambat laun
(gradual). Offset yang disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan yang
salah yang membentuk garis-garis disebabkan oleh mata kayu lepas pada cetakan
atau kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidak teraturan yang lambat
laun, dan akan diperiksa dengan menggunakan template, terdiri dari alat dengan pinggiran
yang lurus dan melengkung untuk permukaan yang melengkung. Panjang template
tersebut harus 1,5 rte untuk pengujian permukaan yang tidak pakai cetakan. sebelum
penerimaan pekerjaan, Penyedia harus membersihkan semua permukaan yang terbuka
dari kerak-kerak dan karat yang tidak nampak, kecuali bila ditentukan secara lain.
38
Permukaan dalam yang tidak tercetakkan harus dibuat miring untuk drainasi seperti
ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
Permukaan yang sempit, umpamanya puncak tembok, harus dimiringkan kira-kira 20 mm
tiap meter, lebar permukaan yang Iebih luas seperti lantai, harus
dimiringkan 10 mm tiap meter.
Bila tidak ditentukan lain, tingkat-tingkat penyelesaian untuk permukaan yang tidak
bercetakan adalah sebagai berikut Permukaan yang tidak bercetakan yang akan ditutup
dengan urugan (backfill) atau dengan beton harus diselesaikan dengan meratakannya
secara memuaskan untuk menghasilkan permukaan yang sama, Permukaan yang tidak
rata dengan ukuran sebagaimana disebut diatas tidak boleh lebih dari 0,95 mm.
Penyelesaian dengan sendok baja yang keras harus dipakai terhadap permukaan yang
tidak bercetakan yang terbuka atau yang mudah kena air yang mengalir, kecuali
permukaan lantai jembatan yang akan menjadi jalan lalu-lintas pejalan kaki atau
kendaraan yang harus diselesaikan dengan sapu yang ringan. Perataan dengan sendok
baja harus dimulai segera sesudah permukaan yang telah diratakan telah cukup keras dan
minimal telah cukup keras untuk menghasilkan permukaan yang bebas dari bekas-bekas
plesteran. Ketidakrataan pada permukaan, diukur tidak diperkenankan lebih dari 6 mm
untuk ketidak rataan yang lambat laun dan ketidakrataan yang sekonyong-konyong.
b. Perbaikan Permukaan Beton.
Apabila sesudah pembukaan cetakan masih ada beton yang tidak tercetak menurut
gambar atau diluar garis atau permukaan, atau ada permukaan yang rusak atau keluar dari
garis, atau menunjukkan permukaan yang rusak, hal ini dianggap sebagai tidak sesuai
dengan spesifikasi dan harus dibuang serta diganti oleh Penyedia atas bebannya sendiri
kecuali bila Direksi Pekerjaan memberikan ijinnya menambal tempat yang
rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang dicantumkan
dalam pasal-pasal selanjutnya.
Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri
dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos, lubang-
lubang baut, ketidakrataan karena pengaruh sambungan- sambungan cetakan dan
bergeraknya cetakan. Ketidakrataan harus dibuang dengan pemahatan atau dengan alat
lain seterusnya digosok dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton rusak lainnya harus
dipahat. Lubang-lubang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian
hingga pengisian akan terikat (terkunci) ditempatnya, Semuanya harus terus menerus
dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya disempumakan.

39
Jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan ada bagian- bagian dinding yang tidak
sempuma dan tidak rata permukaannya, tetapi tidak berpengaruh terhadap kekuatan
konstruksi maka Penyedia diwajibkan untuk menutup seluruh dinding dengan spesi
plesteran, demikian juga dengan dinding yang berbatasan (yang bersambungan) sesuai
dengan instruksi dari Direksi Pekerjaan.
Cacat lubang-lubang baut angker dan tempat cukilan dari sarang kerikil yang akan
diperbaiki, baru diisi dengan spesi/mortar tambahan yang kering yang disusun dari
satu bagian semen portland dan dua bagian pasir beton bersama dengan bahan pengisi
yang tidak susut, yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, dalam jumlah yang dirinci
dan dengan air yang cukup sehingga sesudah bahan-bahan spesi dicampur akan melekat
satu sama lain dan apabila diremas-remas menjadi bola dan ditekan dengan Lengan tidak
akan mengeluarkan air.
c. Perawatan
Semua beton harus dirawat dengan air seperti yang ditentukan disini. Direksi
Pekerjaan berhak menentukan cara perawatan hagaimana yang harus digunakan pada
bagian-bagian pekerjaan
Beton yang dirawat dengan air harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus
sesegera sesudah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan, dengan cara menutupnya
dengan bahan-bahan yang dibasahi air atau dengan pipa-pipa berlubang, penyiraman
mekanis, atau cara yang disetujui yang akan menjaga agar pennukaan selalu bersih.
Air yang akan dipergunakan dalam perawatan harus memenuhi spesifikasi air
untuk campuran beton
d. Perlindungan
Penyedia harus melindungi semua beton terhadap kerusakan- kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Direksi Pekerjaan. Permukaan beton yang terbuka kecuali
permukaan-permukaan yang tertutup oleh shite pigmented scaling compound, harus
dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung paling sedikit tiga hari sesudah
pengecoran. Perlindungan semacam itu harus dibuat efektif segera sesudah pengecoran
beton tanpa cetakan atau sesudah pembukaan cetakan-cetakan.
g. Pembayaran
13.4. PENULANGAN ULIR
a. Bahan-bahan dan ukuran tulangan.
Semua tulangan harus baru dan dari tingkatan dan ukuran yang
sesuai dengan Indonesia Standard for Concrete NI,2-PBI 1971 dan SII
untuk besi beton atau ASTM Designation A.15 dan harus disetujui oleh PPK 3.
Penyedia dapat diminta untuk menyediakan sertifikat pengetesan yang akan
dipakai untuk persetujuan PPK 3.
40
Bahan tulangan yang dipakai adalah batang tulangan ulir berpenampang bulat
dan mempunyai diameter pengenal.
Untuk tulangan berpenampang > 12 mm memakai batang tulangan Wir dengan mutu tidak
kurang dad U-32.
b. Pembengkokan dan Pembersihan.
Tulangan beton sebelum dipasang harus bebas dari kotoran-kotoran karat, minyak,
oli dan lapisan yang mengurangi daya lekat beton atau yang akan merusak pengecoran,
tulangan beton harus diperiksa kembali dan dibersihkan bilamana perlu.
Tulangan harus dibengkokkan atau dibentuk dengan tepat menurut ukuran yang
ditunjukkan pada gambar rencana dan gambar konstruksi yang harus diselesaikan oleh
Penyedia, dengan cara toleransi yang sesuai dengan PBI
1971 NI.2.
Tulangan jangan diluruskan atau dibengkokan kembali dengan cara yang akan merusak
bahan. Batangan dengan putaran/tekukan atau bengkokan-bengkokan yang tidak sesuai
seperti ditunjukkan pada gambar, tidak boleh digunakan.
Batang tulangan yang sudah tertanam sebagian dalam beton yang sudah dicor
sebelumnya tidak boleh dibengkokan dan diluruskan dilapangan, kecuali bila
ditentukan dalam gambar atau disetujui Direksi Pekerjaan.
c. Pemasangan Tulangan Beton.
Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap pergeseran dengan
menggunakan ikatan kawat yang sesuai atau klip-klip yang cocok pada persilangan
dan harus diganjal dengan keping beton atau logam atau sesuai keperluan konstruksi.
Dalam semua hal pengganjal yang cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan,
sehingga tidak akan ada pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana
pengganjal digunakan untuk permukaan beton yang direncanakan untuk mendapatkan
permukaan yang licin, pengganjalan harus dibuat dari logam yang tidak berkarat.
Tulangan dalam plat beton diatas tanah harus ditopang dengan kepingan beton yang
dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar dengan ukuran 5 -
7,5 cm x 5 - 7,5 cm (atau sesuai dengan ketebalan selimut beton). Tulangan didalam semua
ukuran plat lainnya dan didalam balok harus ditopang dengan logam.
Jarak minimum antara batang yang sejajar dalam suatu lapisan harus sama dengan
diameter batang terbesar, tetapi jarak bersih antara batang tidak kurang dari 1,3 kali
diameter maksimum dari pada agregat kasar. Pada permukaan pondasi, plat dinding
dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor secara langsung terhadap dasar, tulangan
keras mempunyai lapisan penutup beton minimum 7,5 cm (atau sesuai dengan ketebalan
selimut beton).

41
Bilamana diperlukan menyambung tulangan pada suatu titik selain dari pada yang
ditunjuk pada gambar. ciri sambungan harus ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Panjang penyaluran dalam dinding vertikal dan kolom harus minimum 40 kali diameter
tulangan dan harus disetujui Direksi Pekerjaan.
Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan yang ditentukan dalam
gambar. Apabila tidak ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan pada pemasangan tulangan
meliputi kedudukan kait dan bengkok, sengkang. lilitan kawat. sambungan dan sebagainya
harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan toleransi-toleransi yang tercantum dalam
PBI¬1971 NI.2
d. Pihak Penyedia atas permintaan Direksi Pekerjaan dapat melakukan pengujian terhadap
mutu besi beton pada laboratorium pengujian yang disetujui Direksi Pekerjaan.
Pengujian dilakukan terhadap tumpukan besi beton yang diambil secara acak.
e. Pengukuran dan pembayaran untuk tulangan beton
Harga satuan penawaran didalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk item- item yang tepat
digunakan akan meliputi harga pembelian, pengangkutan, pembongkaran, penyimpanan,
penanganan dan pemasangan ditempat¬tempat pemakaian akhir dalam konstruksi beton
bertulang dan pekerjaan lainnya.
Tidak ada pembayaran tersendiri untuk tulangan yang terbuang, hilang atau tidak
diperhitungkan sebagai akibat penanganan yang tidak tepat, tulangan yang digunakan sebagai
pengganti tulangan beton yang rusak atau yang digunakan oleh Penyedia dengan tujuan
memungkinkan atau memudahkan pelaksanaan konstruksinya.
Semua biaya penyediaan tulangan sedemikian rupa harus sudah termasuk kedalam harga
satuan penawaran seperti didalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk uraian yang tepat dimana
tulangan akan digunakan. Satuan untuk pembayaran tulangan beton dinyatakan dalam berat
(kg) tulangan yang terpasang sesuai gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Tidak ada
pembayaran tersendiri untuk besi penopang yang digunakan sebagai penopang tulangan
beton maupun kawat pengikat, termasuk juga stek dan panjang penyaluran, terkecuali
stek dan panjang penyaluran ini secara jelas tampak dalam gambar rencana.
13.5. BEKISTING
Cetakan harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang, batas, dan ukuran dari hasil beton yang
diinginkan sebagaimana tercantum pada gambar-gambar atau seperti yang telah ditetapkan
oleh Direksi Pekerjaan. Bahan yang akan dipakai dan rencana cetakan harus mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum pembuatan cetakan dimulai.
Tetapi persetujuan demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Penyedia terhadap
keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan-perbaikan kerusakan yang mungkin
timbul sewaktu pemakaian.

42
Sewaktu-waktu Direksi Pekerjaan dapat tidak menyetujui (afkir) sesuatu bagian dari bentuk
yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Penyedia harus segera menggantinya atas
beban sendiri.
a. Pelaksanaan Konstruksi Cetakan.
Cetakan untuk beton yang sesuai dengan bentuk yang dikehendaki harus dibuat
sedemikian rupa kuatnya. Cetakan dibuat dari kayu mulitplek 12 mm dan baja serta dalam
keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempuma
seperti yang ditentukan.
Permukaan cetakan harus menghasilkan permukaan beton yang halus dan rata. Cetakan
tersebut harus berkekuatan dan berkekakuan tetap dalam tempat dan bentuk
selama pembebanan dan selama berlangsungnya pekerjaan penggetaran
untuk pemadatan beton. Semua cetakan kayu pada permukaan jalan air harus
diserut rata/digosok dengan kertas pasir untuk menghilangkan tanda- tanda bekas dari
cetakan sejauh hal ini dapat dikerjakan.Usaha-usaha yang sesuai dan efektif harus
dikerahkan dalam pekerjaan cetakan untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya
dalam arah yang tepat untuk menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan sisi-
sisi pinggiran tersebut. kerusakan-kerusakan permukaan beton yang telah diselesaikan.
Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan- cetakan harus diminyaki dengan
minyak yang biasa diperdagangkan untuk mencegah secara efektif lekatnya beton
pada cetakan dan tidak akan mengotori beton. Semua material untuk melepaskan
lekatan beton dipakai hanya setelah disetujui Direksi Pekerjaan. Penggunaan minyak
cetakan harus hati - hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan mengakibatkan
kurangnya daya lekat.
Chamber strip bingkai penguat harus ditempatkan disudut dari cetakan-cetakan untuk
menghasilkan tepi-tepi yang melereng pada permukaan beton yang selalu kelihatan
(expose).
Semua cetakan harus betul-betul teliti, kokoh dan aman pada kedudukannya sehingga
pengembangan atau gerakan lain selama pengecoran beton dapat dihindari. Cetakan harus
cukup rapat untuk mencegah kebocoran adukan. Selama pengecoran beton cetakan ini
dapat disanggah pada pilar-pilar beton (concrete piers), kaki-kaki logam (metal
pedestral atau old) cara-cara lain yang disetujui Direksi Pekerjaan, Penyanggah cetakan
(perancah) harus berdiri diatas pondasi yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan
penurunan cetakan selama pelaksanaan.
b. Waktu dan cara pembukaan cetakan
Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan dan pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk
menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang mash muda tidak diizinkan untuk
43
dibebani. Segera setelah cetakan-cetakan dibuang, permukaan beton harus diperiksa
dengan hati-hati dan permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai
disetujui Direksi Pekerjaan.
Waktu pembongkaran cetakan terhitung sejak selesai pengecoran terlebih dahulu
disetujui Direksi Pekerjaan, pada umumnya setelah beton berumur 3 minggu. Apabila
ada jaminan bahwa setelah cetakan danacuan dibongkar, beban yang bekerja pada
bagian konstruksi itu tidak akan melampaui 50 % dari beban rencana total,
maka pembongkaran cetakan dan acuan itu dapat dilakukan setelah beton berumur 2
minggu. Jika tidak ditentukan lain, cetakan samping dari balok dan dinding
boleh dibongkar setelah 3 hari.

Cetakan-cetakan balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom-kolom penunjangnya


telah dibongkar cetakannya dan dari penglihatan temyata baik pembetonannya.
Bagian-bagian konstruksi dimana terjadi sarang- sarang kerikil harus diperbaiki
dengan penuh keahlian.
Apabila menurut pendapat Direksi Pekerjaan, sarang- sarang kerikil yang terjadi dapat
melemahkan/membahayakan konstruksi maka Penyedia harus membongkar beton pada
lokasi tersebut dan melakukan pengecoran ulang atas biaya Penyedia.
c. Pengukuran dan Pembayaran untuk cetakan/bekisting
Semua cetakan/bekisting yang dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini harus
tercakup dalam harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan untuk bagian-
bagian yang sesuai dimana cetakan/bekisting dipergunakan, dengan satuan volume meter

persegi (m2).
Harga satuan untuk pekerjaan semacam ini harus mencakup (tetapi tidak terbatas pada) tenaga
kerja, peralatan, minyak cetakan, pemeliharaan, pembukaan cetakan-cetakan, penyempumaan
dan serta semua pekerjaan-pekerjaan lainnya, sesuai persyaratan dan keperluan yang termasuk
disini. Pembayaran diukur berdasarkan luas cetakan/bekisting pada permukaan beton yang
akan tercetak.
13.6. PEKERJAAN TANAH
A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Semua pekerjaan tanah yang diminta untuk dilaksanakan sebagaimana yang dimaksud dalam
Dokumen Kontrak dan seperti yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, dilaksanakan sesuai
dengan ketetapan-ketetapan dan syarat-syarat. Penetapan dan syarat-syarat yang diajukan
disini, akan berlaku kecuali bila dirubah secara khusus dan tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan tanah mencakup pekerjaan- pekerjaan yang sehubungan dengan penggalian dan
penimbunan atau pembuangan tanah, batu-batu atau material lain dari atau ketempat pekerjaan
untuk pelaksanaan pembuatan saluran, selokan, tanggul, pembuangan material- material

44
yang tidak digunakan, lapisan tanah atas, pembuangan bekas-bekas longsor, yang
kesemuanya disesuaikan dengan spesifikasi ini, dan mengikuti gambar rencana dalam hal
kedudukan, kemiringan dan bentuk penampangnya.
B. PEMBERSIHAN
a. Semua lahan dalam batas pelaksanaan perlu diadakan pembersihan seperti ditetapkan
dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Lokasi pekerjaan harus bersih dari
semua pohon-pohon atau benda-benda yang mengganggukecuali ada ketentuan lain dari
Direksi Pekerjaan.
b. Penyedia diminta untuk melaksanakan pembersihan sebelum pelaksanaan konstruksi
lainnya dilaksanakan, dan material hasil pembersihan harus dibuang kelokasi yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
c. Kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan harta benda milikmasyarakat atau pribadi
yang disebabkan pelaksanaan Penyedia dalam pembersihan, harus diperbaiki atau diganti
atas biaya Penyedia.
Jika material hasil pembersihan akan dibakar, Penyedia harus mendapat izin dari Direksi
Pekerjaan dan menempatkan orang untuk mengawasinya dari kemungkinan bahaya kebakaran
lingkungan maupun harta benda. Bekas pembakaran harus dirapikan sehingga tidak
mengganggu lingkungan.
C. KLASIFIKASI BAHAN
Tidak ada klasifikasi bahan yang dibuat untuk pembayaran dari suatu bahan yang digali
menurut golongan, sifat, asal atau kondisinya seperti ditentukan dalam kontrak.
Jenis tanah yang diperlihatkan pada gambar rencana atau yang didapat oleh Penyedia
sebagai hasil diskusi dengan Direksi Pekerjaan atau dari sumber lainnya yang tidak
disalahtafsirkan sebagai hal yang sudah pasti yang dapat dipakai sebagai dasar penyusunan
harga penawaran. Penyedia harus melihat sendiri ke lokasi pekerjaan pada waktu
mempersiapkan harga penawaran dan meyakinkan tentang jenis tanah, keadaan lapisan,
volume, lokasi dan lain-lain kemungkinan untuk dapat memenuhi syarat-syarat spesifikasi.
Setelah penanda tanganan kontrak, tidak dibenarkan adanya klaim yang diakibatkan
kesalahan penilaian tersebut.
D. GALIAN TANAH UMUM
1. Semua galian akan dilaksanakan sesuai syarat-syarat dan dengan profil, elevasi yang
ditunjukkan dalam gambar desain atau ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Selama berlangsungnya pekerjaan, mungkin perlu atau diminta oleh Pemberi Pekerjaan
untuk mengubah kemiringan atau dimensi galian dengan mengadakan revisi kemiringan
ataupun dimensi gambar dengan spesifikasi ini, Penyedia wajib mengganti perubahan
tersebut.

45
3. Setiap galian yang dibuat, untuk memudahkan Penyedia dengan suatu alasan atau tujuan,
kecuali bila ditentukan lain, harus ditimbun kembali oleh Penyedia dengan biaya sendiri.
4. Semua galian harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu stabilitas
jalan, dan konstruksi-konstruksi yang berdekatan lainnya. Kerusakan bangunan
yang ditimbulkan karena cara pelaksanaan yang salah/kurang balk, menjadi
tanggung jawab Penyedia.
Pekerjaan pada pasal ini menyangkut seluruh kegiatan dalam penggalian/ pengerukan tanah
hingga mencapai elevasi rencana maupun membentuk dasar pengerukan/penggalian sesuai
gambar dan pengarahan Direksi Pekerjaan. Pekerjaan dilaksanakan sebagai berikut :
1. Galian tanah harus dilaksanakan dengan cara sedemikian rupa sehingga menjamin
stabilitas kemiringan lereng samping dan tidak membahayakan.Bila longsor atau
pemotongan terlalu dalam karena alasan-alasan yang dianggap kelalaian Penyedia atau
metode kerja yang salah, Penyedia bertanggung jawab untuk memperbaiki kembali tanpa
ada tambahan biaya.
2. Hasil penggalian/pengerukan tanah harus sampai elevasi yang direncanakan serta sesuai
dengan gambar desain. Penyedia harus berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan
penggalian/pengerukan agar tidak melampaui batas yang ditentukan dalam gambar
desain.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan penggalian tanah, Penyedia dianjurkan memakai
alat berat, tenaga manusia digunakan apabila keadaan medan kerjanya tidak
memungkinkan menggunakan alat berat. Apabila memakai alat berat (excavator, kapal
keruk, dredger, atau lainnya), Penyedia harus memperhatikan butir di bawah
ini.
4. Jenis alat berat yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan serta jumlah alat berat disesuaikan
dengan medan dan metode kerja, jenis dan kapasitas alat berat yang akan dipakai
dalam pelaksanaan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
6. Disamping pekerjaan penggalian / pengerukan, dilaksanakan
pulapekerjaanpembersihan/pengangkatan sampah, eceng gondok/semak semak yang ada di
lokasi pekerjaan dan pekerjaan pembersihan ini tetap dilaksanakan hingga berakhimya masa
pemeliharaan untuk pekerjaan tersebut di atas.
7. Kerusakan bangunan, jalan-jalan raya (yang dipakai sebagai jalan kerja) dan lain-lain yang
terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab Penyedia, selain
itu Penyedia harus menjaga kelancaran lalu-lintas, kebersihan dan keselarasan lingkungan.

46
13.7. TIMBUNAN SIRTU DAN PEMADATAN.
a. Material timbunan yang dipakai adalah sirtu atau pasir, dan tidak diperkenankan
mengambil dari pasir laut atau pantai.
b. Penyedia Jasa wajib menyampaikan metode yang digunakan untuk pekerjaan
timbunan sirtu dan pemadatannya kepada Pihak Konsultan Pengawas dan Pihak
Pemberi Pekerjaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan
penimbunan sirtu dan pemadatannya.
c. Pekerjaan penimbunan sirtu dan pemadatan yang dilakukan Penyedia Jasa harus
dilaksanakan sesuai menurut ukuran kedalaman serta volume urugan yang
ditunjukkan dalam dokumen gambar rencana dan diwajibkan berkoordinasi dengan
Pihak Konsultan Pengawas agar pekerjaan penimbunan sirtu yang dilakakukan sesuai.
d. Pekerjaan penimbunan sirtu dilakukan Penyedia Jasa dengan cara penimbunan
bertahap hingga mencapai ketingggian tertentu sesuai gambar rencana
atas atas koordinasi dengan Pihak Konsultan Pengawas dengan kemiringan slope
sesuai gambar pelaksanaan.
e. Timbunan sirtu atau pasir dihampar pada luas yang telah ditentukan (15 m x 24
m) lapis demi lapis dengan ketebalan 30 cm setiap lapis dan dipadatkan dengan alat
pemadat vibro roller sebanyak minimal 5 lintasan.
f. Material sirtu atau pasir yang digunakan harus merupakan sirtu atau pasir halus dalam
keadaan bersih dari lumpur, tanah, dan kotoran-kotoran lainnya serta tidak
mengandung garam serta mineral lainnya.
g. Penyedia Jasa harus menjamin bahwa elevasi timbunan sirtu sesuai dengan yang
disyaratkan oleh gambar pelaksanaan.
h. Pemadatan tanggul harus menggunakan peralatan yang sesuai dan mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan dan pemeriksaan pemadatan di lapangan dengan alat
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
i. Untuk timbunan tanah atau timbunan kembali pada lokasi bangunan, termasuk
pipa-pipa beton yang pemadatannya tidak dapat menggunakan peralatan rolling,
timbunan tanah atau timbunan kembali harus dipadatkan dengan stamper mekanis
dengan berat yang sesuai, sehingga pemadatan dapat tercapai pada tingkatan yang
sama atau mendekati yang disyaratkan. Ketebalan lapisan dan kadar air material yang
dipadatkan dekat bangunan harus mendapat perhatian khusus untuk menjamin
pengikatan yang memadai pada material dengan batasan timbunan yang sudah
padat. Penyedia harus memperhatikan kerusakan kerusakan bangunan yang
disebabkan oleh pelaksanaan tersebut dan kerusakan bangunan harus diperbaiki
dengan biaya dari Penyedia.

47
j. Material loss atau kehilangan material yang terjadi akibat kesalahan pada pekerjaan
penimbunan sirtu dan pemadatannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa.
k. Dalam upaya pengamatan terhadap penurunan timbunan (settlement), penyedia jasa
diwajibkan melakukan monitoring timbunan dengan terlebih dahulu memasang
settlement plate beberapa titik timbunan, dan metode monitoring timbunan harus
mendapat rekomendasi Konsultan Pengawas dan persetujuan Direksi Pekerjaan
sebelum pekerjaan timbunan dimulai.
13.8. TIMBUNAN TANAH MERAH
1. Timbunan harus ditempatkan pada garis-garis dan profil-profil yang ditunjukkan dalam
gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Semua bahan timbunan dan timbunan kembali terdiri dari hasil galian dan / atau
didatangkan dari luar yang disetujui Direksi Pekerjaan, dihamparkan lapis demi
lapis dan dipadatkan sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi atau persetujuan Direksi
Pekerjaan.
3. Bahan-bahan yang berupa tumbuh-tumbuhan lapuk, tonggak, dan bahan-bahan organik atau
yang dapat membusuk lainnya, atau batu-batuan besar yang lebih besar dari 100 mm tidak
boleh digunakan sebagai bahan timbunan.
4. Kerusakan pada bangunan yang ada, yang diakibatkan oleh cara kerja Penyedia dalam
melakukan pekerjaan timbunan, menjadi tanggung jawab Penyedia.
5. Sebelum memulai pekerjaan timbunan, Penyedia harus menyerahkan laporan tertulis kepada
Direksi Pekerjaan, untuk memperoleh persetujuan tentang rencana kerja penimbunan, yang
meliputi alat-alat pemadatan yang akan digunakan, cara- cara untuk mengatur kadar air,
dan bahan timbunan yang akan digunakan.
6. Timbunan tanah dan timbunan kembali yang direncanakan pada gambar atau atas petunjuk
Direksi Pekerjaan, harus dipadatkan, dan dipadatkan pada satu garis (lajur) tersusun padat atau
berlereng seperti yang ditunjukkan pada gambar atau seperti yang ditetapkan oleh Direksi
Pekerjaan.
7. Pemadatan tanggul harus menggunakan peralatan yang sesuai dan mendapat persetujuan
Direksi Pekerjaan dan pemeriksaan pemadatan di lapangan dengan alat yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Semua biaya pemeriksaan lapangan/laboratorium menjadi tanggung
jawab Penyedia.
8. Sebelum dan selama pelaksanaan pemadatan, kadar air harus tetap optimum, dan kadar air
harus seragam dalam tiap lapisan. Jika kadar air kurang dari optimum, pemadatan tidak boleh
dilaksanakan, kecuali dengan persetujuan khusus dari Direksi Pekerjaan dan kadar air
ditambahkan dengan memerciki air dan mengerjakan kembali material pada site. Jika
kadar air lebih besar dari kadar optimum, pemadatan tidak boleh dilaksanakan, kecuali
48
dengan keputusan khusus dari Direksi Pekerjaan sampai material dikeringkan dengan
mengerjakan kembali, mencampur dengan material kering atau cara-cara lain yang diijinkan.
9. Material yang dipadatkan harus ditebarkan dalam lapisan horizontal tidak lebih dari 30 cm,
untuk pemadatan dengan alat pemadat kurang lebih 25 cm tebalnya sesudah dipadatkan, dan
distribusi material harus sedemikian rupa sehingga pemadatan material akan homogen
dan bebas dari bentuk bergelombang, keretakan atau ketidaksempurnaan. Gumpalan-
gumpalan atau bongkahan tanah harus lebih dahulu dipecah dengan cakram, penggaruk atau
dengan cara-cara lain yang disetujui, sehingga material-material bila dipadatkan akan cukup
tercampur dan pemadatannya dijamin dapat mencapai tingkat terbaik untuk mencegah
perembesan dan mencapai stabilitas.
10. Untuk timbunan tanah atau timbunan kembali pada lokasi bangunan, termasuk pipa-pipa
beton yang pemadatannya tidak dapat menggunakan peralatan rolling, timbunan tanah atau
timbunan kembali harus dipadatkan dengan stamper mekanis dengan berat yang sesuai,
sehingga pemadatan dapat tercapai pada tingkatan yang sama atau mendekati yang
disyaratkan. Ketebalan lapisan dan kadar air material yang dipadatkan dekat bangunan
harus mendapat perhatian khusus untuk menjamin pengikatan yang memadai pada material
dengan batasan timbunan yang sudah padat. Penyedia harus memperhatika
kerusakan kerusakan bangunan yang disebabkan oleh pelaksanaan tersebut dan
kerusakan bangunan harus diperbaiki dengan biaya dari Penyedia.
11. Pemadatan dilaksanakan dengan lintasan yang bervariasi dimulai dari 4x, 6x, 8x, dan
10x. Dilakukan pengukuran kembali setelah selesai dipadatkan. Pemadatan dilakukan
sampai 4 lapis. Dilakukan tes sandcone setiap lapisnya dengan jumlah 3 titik untuk setiap
lintasan 4x, 6x, 8x, dan 10x. Pada lapis ke-4 selain dilakukan tes sandcone juga dilakukan tes
permeabilitas, sama dengan jumlah titik sandcone.
13.9. BUANGAN TANAH SETEMPAT
a. Penyedia diwajibkan membuang hasil galian pada lokasi yang tidak dilarang dan
harus mendapat persetujuan dari Pemberi Pekerjaan atau pada lokasi pembuangan
(Disposal Area) yang ditentukkan oleh Pengguna Jasa.
b. Pengadaan lokasi yang diperlukan untuk buangan tanah/lumpur yang tidak bisa
dipakai untuk bahan timbunan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa, termasuk
mendapatkan ijin tertulis yang diperlukan (Jail pemilik/penguasa lokasi).
c. Jenis alat angkut dan jumlahnya disesuaikan dengan keperluan dan medannya.
Penyedia Jasa bebas untuk memillh serta mempergunakan alat angkut yang
akan dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan buangan tanah/lumpur.

49
d. Cara pengangkutan harus sedemikian rupa, sehingga angkutan tanah/lumpur tidak
berceceran di jalan dan tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas. Apabila ada
yang tercecer, maka tanah/lumpur tersebut harus segera dibersihkan.
e. Hasil timbunan ditempat pembuangan harus dirapikan dan tidak mengganggu
lingkungan sekitar tempat pembuangan, Segala akibat yang timbul pada waktu
pengangkutan hasil pengerukan tanah/lumpur ketempat timbunan (Dumping Area)
dan ditempat timbunan menjadi tanggung jawab Penyedia.
13.10. PEKERJAAN PEMASANGAN GEOTEXTILE NONWOVEN.
a. Dalam pengerjaan pemasangan geotextile, lembar geotextile dipasang terlebih dahulu
(pada bagian bawah).
b. Penyedia Jasa harus memastikan dan menjamin permukaan tanah tempat geotextile
digelar haruslah bersih dari benda- benda tajam/runcing seperti akar pohon dan batu-
batuan/karang besar yang dapat menimbulkan kerusakan pada geotextile.
c. Bahan material geotextile yang dipakai haruslah berupa panel atau lembaran
geotextile yang terdiri dari beberapa pias dengan ukuran lebar sesuai desain,
penyambungan antar pias dilakukan dengan cara dijahit atau dengan
memberikan sambungan lewatan sepanjang lebih kurang 30 cm.
d. Mengingat kondisi tanah yang ada tidaklah selalu keras/rata dan lahan penggelaran
tidak selalu lurus, maka dalam perhitungan dan penyiapan bahan yang akan
dipakai Penyedia Jasa haruslah memperhitungkan juga kemungkinan bahan
geotextile akan tertarik/terlipat akibat timbunan atau lekuk-lekuk lahan.
e. Penyedia Jasa wajib menyampaikan metode yang digunakan untuk pekerjaan
penggelaran geotextile kepada Pihak Konsultan Pengawas dan Pihak Pemberi
Pekerjaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan.
f. Sebelum dilakukan penggelaran material geotextile, Penyedia Jasa wajib
memperhitungkan dan menentukan pembuatan jalur (marking) penggelaran.
g. Untuk Penggelaran dan pemasangan geotextile di daerah yang terendam air,
marking dilakukan dengan menancapkan batang bambu dipinggir jalur penggelaran
(bukan di as jalur penggelaran). Batang bambu ini di susun dengan jarak kurang
lebih 5 meter sesuai dengan desain jalur pemasangan.
h. Penggelaran geotextile dimulai dari pangkal blok beton memanjang ke ujung
yang lain. Tiap panel geotekstil digelar dengan bantuan ponton dan dibentangkan
dari satu tepi marking bambu sampai tepi marking bambu lainnya. Selanjutnya
tiap tepi pada perletakan marking bambu diberi ring dari besi dan dijahitkan ke
material geotextile (ring dimasukkan ke marking bambu), setelah ring sudah
terpasang pada tiap marking bambu material geotextile ditenggelamkan dengan
cara memberi beban pada ikatan ring besi tersebut (beban bisa berupa karung pasir)

50
hal ini dilakukan untuk panel selanjutnya sampai pekerjaan selesai. Penyambungan
tiap panel dilakukan dengan cara dijahit atau dengan memberikan sambungan
lewatan sepanjang lebih kurang 30 cm.
i. Material loss atau kehilangan material yang terjadi akibat kesalahan pekerjaan
pemasangan geotextile sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
B.1.6 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN UNTUK PEKERJAAN TANAH
Harga-harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
berbagai item pekerjaan tanah harus sudah meliputi biaya pengadaan dan pemakaian
semua tenaga kerja, perlengkapan, bahan, pengangkutan, monitoring penurunan timbunan
(bahan, alat dan upah) dan lain-lain yang diperlukan untuk membuat pekerjaan sesuai
spesifikasi teknis.
a. Pembayaran akan dibuat menurut harga satuan tiap meter kubik, dimana harga ini
sudah termasuk semua biaya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan
dalam spesifikasi teknik ini.
b. Pengukuran untuk pembayaran galian struktur dibuat menurut banyaknya volume
bahan-bahan yang digali hanya sampai Batas-Batas, bentuk dan ukuran-ukuran yang
terlihat dalam gambar atau perubahan-perubahan yang diperintah Direksi Pekerjaan.
c. Pengukuran untuk pembayaran timbunan dan pemadatan dibuat menurut ukuran
dan ketinggian seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau atas perintah
Direksi Pekerjaan, dengan derajat kepadatan seperti yang ditetapkan dalam
spesifikasi ini.
d. Pengukuran untuk pembayaran galian tanah dan buangan tanah, sebagai berikut:
- Pekerjaan galian tanah/lumpur dibayarkan setelah pekerjaan galian tersebut
diakui oleh Direksi Pekerjaan.
- Volume galian tanah/lumpur dan volume buangan tanah/lumpuryang
dibayarkan dihitung berdasarkan pengukuran volume hasil galian pada lokasi
pekerjaan sebelum dan sesudah pekerjaan galian dilakukan.Hasil buangan di
lokasi buangan (disposal area), yaitu apabila volume hasil galian lebih kecil dari
volume hasil buangan, maka volume yang dibayarkan untuk pekerjaan galian dan
buangan tanah/lumpur adalah berdasarkan volume hasil galian. Apabila volume
hasil galian lebih besar dari volume hasil buangan, maka volume yang dibayarkan
untuk pekerjaan galian dan buangan tanah/lumpur adalah berdasarkan
volume hasil buangan.
- Pembayaran galian dan buangan tanah/lumpur dibuat menurut harga satuan
tiap meter kubik (m3); dimana harga-harga ini sudah termasuk semua biaya
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan dalam spesifikasi ini.

51
- Tidak ada pembayaran tambahan untuk galian yang dibuat Penyedia untuk
tujuan dan alasan memudahkan Penyedia bekerja, perbaikan kembali galian yang
rusak karena operasi Penyedia ataupun yang tidak memenuhi Syarat Spesifikasi
Teknis ini atau perbaikan kembali galian yang berkelebihan.
C PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE
C.1 PEKERJAAN TANAH
C.1.1 GALIAN STRUKTUR
Galian struktur ini bertujuan untuk memberikan tata letak terstruktur yang mempunyai
dimensi terukur dengan jelas. Galian untuk pondasi pile cap, galian untuk saluran, galian
untuk dinding penahan tanah, dan lain-lain.
Tahapan pekerjaan galian struktur:
1. Persiapan berupa pekerjaan pengukuran dan pembuatan acuan sementara dari papan
sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan.
2. Memastikan bahwa di area kerja yang akan digali, tidak ada pipa/kabel (PLN, Listrik,
PAM, dan lain-lain), ada kepastian berupa surat dari instansi-instansi terkait bahwa
area tersebut sudah terbebas dari hal-hal tersebut.
3. Dengan mempertimbangkan kondisi lapangan, pekerjaan galian dilakukan setelah
pekerjaan pembongkaran dan pembersihan tempat kerja selesai dilakukan pada
area tertentu.
4. Bila pada suatu area diperlukan jalan akses, harus disiapkan terlebih dahulu.
5. Selama pekerjaan galian berlangsung, jika ditemukan adanya sumber air maka
di area yang rawan genangan air dibuatkan saluran pembuang, agar lokasi pekerjaan
tetap kering.
6. Pekerjaan galian dilaksanakan hingga mencapai level rencana sesuai gambar
kerja yang telah disetujui.
7. Pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara excavator
untuk menggali dan memindahkan tanah hasil galian serta dump truck untuk
transportasi tanah ke lokasi pembuangan (disposal area) yang disetujui direksi
pekerjaan.
8. Tanah galian yang memenuhi syarat bahan timbunan yang digali dalam babas dan
lingkup proyek akan dipindahkan menggunakan Dump Truck ke lokasi timbunan.
13.2.5 PEKERJAAN SALURAN DRAINASE
13.2.5.1 PEMBUATAN, PEMASANGAN U DITCH DAN PENUTUP U-DITCH
a. Sebelum melakukan pengadaan penyedia jasa harus menyampaikan usulan
rencana pengadaan yang berisikan spesifikasi teknis tiang pipa beton, rencana dan
jadwal pelaksanaan pabrikasi kepada PPK untuk mendapat persetujuan.

52
b. Penyedia Jasa wajib menyampaikan metode yang digunakan untuk pekerjaan
penggalian tanah kepada Pihak Konsultan Pengawas dan Pihak Pemberi Pekerjaan
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan pemasangan U-
Ditch.
c. Dalam pelaksanaan pemasangan U Ditch, terlebih dahulu saluran digali sesuai
dengan dimensi U-Ditch yang akan dipasang.
d. U-Ditch yang dipasang dengan dimensi sesuai dengan gambar kerja.
e. Kontraktor harus memastikan dan menjamin dasar saluran/permukaan tanah
rata dan bersih dari batu sisa buangan.
f. U-Ditch harus masih dalam keadaan baik atau tidak ada bagian U-Ditch yang retak
atau pun sudah terbelah.
g. Pemasangan U-Ditch kedalam galian harus hati-hati agar U-Ditch tidak
mengalami kerusakan.
h. Setiap sambungan antar U-Ditch harus diberi perekat atau material anti bocor
semacam aspal agar air yang melalui U- Ditch tidak bocor keluar.
i. Penutup U-Ditch harus mempunyai kaitan untuk mempermudah tutup
diangkat/dilepaskan dari badannya.
j. Bila ada kerusakan pada U-Ditch atau ketidaksempurnaan U-ditch akibat pengiriman,
maka Kontraktor wajib menggantinya dengan yang baru.
Pembayaran untuk pembuatan, pemasangan, dan penutup U- Ditch
Harga-harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk item
pekerjaan pembuatan dan pemasangan u-ditch dan item pekerjaan pembuatan dan
pemasangan penutup u-ditch harus sudah meliputi biaya pengadaan dan pemakaian semua
tenaga kerja, perlengkapan, bahan, pengangkutan, pemasangan, bahan pengisi sambungan
antar U- Ditch dan lain-lain yang diperlukan untuk membuat pekerjaan sesuai spesifikasi
teknis.
Pembayaran akan dibuat menurut harga satuan meter panjang , dimana harga ini sudah
termasuk semua biaya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan dalam spesifikasi
teknik ini.
13.11. Pembangunan Pemecah Gelombang (Break Water) di Lokasi Kalibaru
Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai dan bangunan yang terletak
dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai
dan kerusakan pada bangunan di belakangnya. Perlindungan oleh pemecahan
gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi gelombang yang sampai
di perairan di belakang bangunan. Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke
arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona gelombang pecah (breaking zone). Maka

53
bagian sisi luar pemecah gelombang memberikan perlindungan dengan meredam
energi gelombang sehingga gelombang dan arus di belakangnya dapat dikurangi.
Tipe Break Water yang akan dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah tipe Breakwater
Rubble Mound dengan core batu (quarry run) dan Primary Armour Batu.
Primary Armor @ 1 Ton Dia 1m

Secondary Layer @ 200-300Kg

Core @50 – 100 Kg

Matras Batu @200-300 Kg

Gambar. 2.Tipikal Breakwater Rubble Mound dengan Core batu dan Primary Armour
Tetrapod
Berikut susunan material pemecah gelombang/ break water tersebut di atas :
1. Matras batu dengan berat minimal tiap batu 200 – 300 kg
2. Lapisan inti/ core dengan berat tiap batu 50-100 kg
3. Secondary layer dengan berat per batu 200 – 300 Kg
4. Primary Armor dengan berat per batu minimal 1 ton dengan diameter minimal 1 m
5. Lapisan pelindung atas menggunakan tetraport, material ini memanfaatkan struktur
pelindung kaki tanggul eksisting milik Pemprov. DKI Jakarta.
 Material
a. Material timbunan yang dipakai adalah batu boulder, dengan lokasi pengambilan (quary)
yang mempunyai ijin lingkungan.
b. Material Batu Boulder harus memenuhi berat minimal, jenis batuan, berat jenis, tingkat
kekerasan dengan dibuktikan melalui uji tes dan mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
c. Penyedia Jasa wajib menyampaikan metode yang digunakan untuk pekerjaan timbunan
sirtu dan pemadatannya kepada Pihak Konsultan Pengawas dan Pihak Pemberi Pekerjaan
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan penimbunan sirtu dan
pemadatannya.
d. Pekerjaan penghamparan material batu boulder dilakukan Penyedia Jasa harus
dilaksanakan sesuai ukuran, kedalaman serta volume lapisan penghamparan yang
ditunjukkan dalam dokumen gambar rencana dan diwajibkan berkoordinasi dengan Pihak
Konsultan Pengawas agar pekerjaan penimbunan sirtu yang dilakukan sesuai.
e. Penyedia Jasa harus menjamin bahwa elevasi batu boulder sesuai dengan yang
disyaratkan oleh gambar pelaksanaan.

54
f. Material loss atau kehilangan material yang terjadi akibat kesalahan pada pekerjaan
penimbunan batu boulder sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
g. Dalam upaya pengamatan terhadap penurunan timbunan batu boulder (settlement),
penyedia jasa harus melakukan monitoring timbunan dengan terlebih dahulu memasang
settlement plate beberapa titik timbunan batu boulder, dan metode monitoring timbunan
harus mendapat rekomendasi Konsultan Pengawas dan persetujuan Direksi Pekerjaan
sebelum pekerjaan timbunan dimulai.
 Metode Pelaksanaan
Penyedia diwajibkan melakukan survey terhadap lokasi pekerjaan dan quary material untuk
menentukan jalur transportasi material, sebagai contoh berikut metode pelaksanaan konstruksi
pemecah gelombang (transportasi material melalui laut), sebagai berikut:
a. Pemasangan profil. Penentuan arah sumbu dengan menggunakan pelampung (buoy)
diangkur di lokasi kedua ujung konstruksi :
b. Pembuatan jalan kerja untuk jalan alat berat menuju ke laut dan kembali ke darat waktu
pasang atau akses mobilisasi alat dan material menggunakan kapal tongkang (sesuai dengan
kondisi lapangan);
c. Pengangkutan material timbunan dengan menggunakan alat ponton hopper dengan lunas
terbelah (split hopper) baik yang ditarik kapal lain atau bergerak sendiri (self propelling),
atau ponton yang menuang batu ke samping (side stone dumping barges) atau ponton dengan
dek datar. Bila kedalaman draft tidak memenuhi, maka muatan/rockfill didorong ke laut
melalui lambung bagian samping dengan menggunakan bulldozer; dan
d. Penyusunan armor dilakukan secara individual dengan crane atau jenis alat pengangkat
yang lain yang ditempatkan di atas konstruksi.
 Pembayaran
a. Harga-harga satuan yang ditawarkan dalam daftar kuantitas dan harga untuk
berbagai batu boulder harus sudah meliputi biaya pengadaan dan pemakaian semua tenaga
kerja, perlengkapan, bahan, pengangkutan dan pemasangan yang diperlukan untuk
membuat pekerjaan sesuai spesifikasi teknis.
b. Pembayaran dilakukan terhadap volume yang sudah mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan dimana harus dilakukan pengukuran secara bersama – sama antara Penyedia
Jasa, Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan pada saat kondisi eksisting ( 0%), progress
pekerjaan maupun kondisi akhir ( 100 %) sesuai dengan gambar kerja.

55
Demikian Spesifikasi Teknik ini dibuat untuk di pergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, Maret 2019

PPK Pelaksanaan PTPIN

Ilham Dwi Firmansyah, ST, M,Sc


NIP. 198501232009121001

56

Anda mungkin juga menyukai