Anda di halaman 1dari 26

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Keterangan

Pokja ULP menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

1. PENJELASAN PEKERJAAN
1.1 Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa adalah :
PENGADAAN RAMBU RAMBU LALU LINTAS Pemasangan Papan Nama
Jalan (Sesuai dengan Undangan Lelang)
Pekerjaan tersebut dilengkapi :
 Papan Nama Kegiatan
 Dan lain-lain sesuai dengan Gambar

1.2 Pelaksanaan Pekerjaan atas Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara,


antara lain :
 Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor
332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2008 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
 Pedoman Perencanaan Bangunan Gedung dengan peraturan SNI-03-
1729-1989.
 Pedoman Perencanaan Kawasan Perumahan Kota dengan peraturan SNI-
03-1733-1989.
 Pedoman Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang
untuk Rumah dan Gedung dengan peraturan SNI-03-1734-1989.
 Ketentuan-ketentuan Umum untuk Pelaksanaan Penyedia Jasa /
Pemborong Pekerjaan Umum (A.V.) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan
Tambahan Lembaran Negara No. 14571.
 Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971; NI-2.
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961; NI-5.
 Peraturan Semen Portland Indonesai 1972; NI-8.
 Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-18.
 Pasir Beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII
0404-80.
 Pasir untuk Aduk dan Beton dengan peraturan SNI-03-1756-1990.
 Kerkil/Split harus memenuhi PUBI 82 Pasal 12 SII 0079-79/0087-75/0075-
75.
 Air harus memenuhi persyarat dalam PUBI 82 pasal 9.
 Pengendalian seluruh pekerjaan beton ini harus dengan persyaratan: PBI
1071 (NI-2) PUBI 1082 dan (NI-8).
 Paku dan kawat paku dengan peraturan SNI-03-032-1987.
 Bata beton untuk pasangan dinding dengan peraturan SNI-03-0349-1989.
 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
 Gambar Kerja (Bestek).
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
 Gambar tambahan dan perubahan dalam Berita Acara Aanwijzing.
 Petunjuk serta perintah Pelaksana Kegiatan pada waktu atau sebelum
berlangsungnya pekerjaan, termasuk hal ini adalah pekerjaan-pekerjaan
tambah-kurang yang timbul dalam pelaksanaan. Namun demikan
semuanya harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Pelaksana
Kegiatan dan Direksi Teknis.
 Petunjuk – petunjuk dan Peringatan – peringat lisan maupun tertulis yang
diberikan oleh Pemberi Tugas dan Direksi Teknis / Konsultan Pengawas.

1.3 Perbedaan Ukuran


Bilamana terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara :
a. Gambar rencana dan detail, maka yang mengikat adalah gambar skalanya
yang lebih besar.
b. Bilamana terjadi perbedaan antara gambar dengan bestek, harus
dilaporkan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan Direksi
Teknis untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan.

2. GAMBAR
2.1 Gambar-Gambar Untuk Keperluan Kontrak

Tabel yang disajikan di bawah ini menunjukkan gambar-gambar yang diisyaratkan


yang merupakan bagian dari Dokumen Kontrak. Gambar-gambar tersebut
memperlihatkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan berdasarkan
kontrak yang seterinci mungkin pada tahap perencanaan sekarang.

2.2 Gambar-Gambar Yang Terinci

Gambar-gambar yang terinci dapat disediakan karena diperlukan oleh Kontraktor


demi untuk kemajuan pekerjaan dan untuk memenuhi pelaksanaan program tepat
pada waktunya, sesuai dengan persyaratan kontrak. Kontrator harus mengecek
semua gambar yang terinci dengan cermat dan memberitahu Direksi tentang
sesuatu kesalahan dan kekurangan yang mereka temui. Kontraktor tidak berhak
untuk menuntut sesuatu pembayaran tambahan berkenaan dengan sesuatu
pekerjaan yang diperlihatkan, atau diarahkan untuk dilakukan oleh gambar-gambar
terinci tersebut, kecuali jika Direksi telah memberikan perintah perubahan (Variate
Order) dan hanya mengubah volume.

2.3 Gambar-Gambar Yang Harus Diserahkan Oleh Kontraktor

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi, untuk disetujui gambar-gambar


dari pekerjaan-pekerjaan sementara, termasuk pekerjaan tambahan untuk
perlindungan (false work), pekerjaan cetakan, rencana dan daftar penekukan besi
beton, gambar rincian. Direksi berhak mengubah gambar-gambar tersebut dan
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut, begitu pula dengan
semua perubahan-perubahan tersebut tanpa tambahan pembayaran apapun.

Jika Kontraktor memperkirakan bahwa perubahan-perubahan tersebut akan


berpengaruh terhadap keselamatan dari pekerjaan sementara atau menambah
tanggung jawab Kontraktor menurut kontrak, maka Kontraktor harus
menyampaikan pernyataan tertulis kepada Direksi dalam waktu 7 hari setelah
menerima perubahan-perubahan tersebut dan harus memperinci hal-hal yang
khusus yang dirasa keberatan. Direksi akan mempertimbangkan lagi masalah
tersebut.

2.4 Persetujuan Atas Gambar

Pemeriksaan atau pertimbangan oleh Direksi tentang usulan-usulan, gambar-


gambar atau dokumen yang diserahkan oleh Kontraktor untuk memperoleh
persetujuan Direksi maupun persetujuan yang dinyatakannya berkenaan hal
tersebut, baik dengan atau tanpa perubahan-perubahan, tidak boleh
membebaskan Kontraktor dari suatu tanggung jawab atau kerugian yang
dibebankan kepadanya oleh suatu ketentuan Kontrak. Sekiranya terdapat gambar-
gambar yang tidak sesuai dengan persyaratan-persyaratan Kontrak setelah
persetujuan diberikan oleh Direksi terhadap gambar-gambar tersebut yang telah
diserahkan Kontraktor atau rincian gambar-gambar tersebut yang telah diserahkan
Kontraktor atau rincian-rincian gambar-gambar tidak sesuai dengan gambar-
gambar yang diserahkan terdahulu, maka berbagai perubahan dan tambahan yang
dianggap perlu oleh Direksi harus dilakukan oleh Kontraktor dan pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan Kontraktor tanpa memerlukan tambahan pembayaran.

3. PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1 Tempat pekerjaan diserahkan kepada Penyedia Jasa / Penyedia Jasa /
Pemborong dalam keadaan seperti pada waktu penjelasan lapangan
(Aanwijzing Lapangan).
3.2 Kerusakan jalan menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh
pelaksana pembangunan, menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa / Pemborong,
untuk itu diharapkan Penyedia Jasa / Pemborong meminta izin kepada unsur
terkait untuk mendapatkan dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi.
3.3 Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai yang akan dilaksanakan harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran termasuk humus, tanah yang mengandung
bahan organik dan akar-akar lain yang akan menggangu pelaksanaan
pekerjaan.
3.4 Papan Nama Kegiatan. Penyedia Barang / Jasa harus membuat papan nama
Kegiatan dengan redaksi sesuai normalisasi dari Kegiatan. Papan nama
Kegiatan tersebut dibuat berdasarkan redaksi dan normalisasi dari Kegiatan.
3.5 Perlindungan terhadap bangunan yang ada, segala kerusakan yang timbul pada
bangunan / kontruksi sekitarnya menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa /
Penyedia Jasa / Pemborong untuk memperbaikinya jika pekerjaan tersebut
akibat pelaksanaan.
3.6 Dalam melaksanakan pekerjaan dimaksud Penyedia Jasa / Penyedia Jasa /
Pemborong, tidak boleh mengganggu kelancaran lalu lintas umum dan harus
memasang rambu-rambu/tanda-tanda yang diperlukan untuk pekerjaan
tersebut.
3.7 Segala biaya-biaya yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan
termasuk pajak-pajak seluruhnya ditanggung oleh Penyedia Jasa / Pemborong
yang bersangkutan.
4. UKURAN
4.1 Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam Cm, kecuali
untuk pekerjaan - pekerjaan baja dinyata dalam mm.
4.2 Penetapan ukuran - ukuran dan sudut siku harus diperhatikan ketelitiannya dan
menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa / Pemborong sepenuhnya.
4.3 Sebelum memulai pekerjaan Penyedia Jasa / Pemborong harus memastikan
bahwa semua permukaan yang ada maupun garis-garis transis yang tertera
dalam gambar rencana adalah benar. Jika Penyedia Jasa / Pemborong merasa
ragu dengan ketelitian permukaan tanah, Penyedia Jasa / Pemborong harus
memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas / Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK) dan Pengawas, jika tidak maka tuntutan mengenai
ketidak-samaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.

5. JADWAL PELAKSANAAN
5.1 Uraian

Jadwal pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan


yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan. Jadwal tersebut diperlukan untuk
menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan setelah kegiatan dalam program
mobilisasi telah selesai.

5.2 Pengajuan
a. Kontraktor harus menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam batas waktu 15 hari
setelah Surat Penunjukan Pemenang. Jadwal pelaksanaan itu harus
diserahkan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dengan detil
yang disyaratkan dari Spesifikasi ini, dimana detil tersebut harus
menunjukkan urutan kegiatan yang diusulkan oleh Kontraktor dalam
melaksanakan Pekerjaan.
b. Setiap akhir setiap bulan Kontraktor harus melengkapi Jadwal Pelaksanaan
untuk menggambarkan secara akurat kemajuan pekerjaan (progress) aktual
sampai tanggal 25 pada bulan tersebut.
c. Setiap interval mingguan Kontraktor harus menyerahkan pada setiap hari
Senin pagi, jadwal kegiatan mingguan yang menunjukkan lokasi seluruh
operasi dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama minggu tersebut.
d. Jadwal Pelaksanaan untuk Sub Kontraktor harus diserahkan terpisah atau
menjadi satu dalam seluruh jadwal pelaksanaan.
5.3 Detil Jadwal Pelaksanaan
a. Jadwal Kemajuan Keuangan

Kontraktor harus membuat Jadwal Kemajuan Keuangan dalam bentuk


diagram balok horisontal dan dilengkapi kurva yang menggambarkan seluruh
kemajuan pekerjaan dengan karakteristik berikut :
1. Setiap jenis Mata Pembayaran atau kegiatan dari kelompok Mata
Pembayaran yang berkaitan harus digambarkan dalam diagram balok
yang terpisah, dan harus dibentuk sesuai dengan urutan dari masing-
masing kegiatan pekerjaan.
2. Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan
bulan.
3. Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk
mencatat kemajuan aktual dari setiap pekerjaan dibandingkan dengan
kemajuan rencana.
4. Kurva seluruh kemajuan pekerjaan (overall progress) harus dapat
memberikan gambaran tentang kemajuan keuangan rencana pada setiap
akhir bulan terhadap kemajuan keuangan aktual.
5. Skala dan format dari Jadwal Kemajuan Keuangan harus sedemikian rupa
hingga tersedia ruangan untuk pencatatan, revisi dan pemutakhiran
mendatang. Ukuran lembar kertas minimum adalah A3.
5.4 Analisa Jaringan (Network Analysis)

Jika diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan Analisa


Jaringan yang menunjukkan awal dan akhir setiap tanggal mulainya suatu
kegiatan sehingga dapat diperoleh suatu jadwal jalur kritis (critical path schedule)
dan dapat diperoleh jadwal untuk menentukan jenis-jenis pekerjaan yang kritis
dalam seluruh jadwal pelaksanaan.
5.5 Jadwal Penyediaan Bahan

Kontraktor harus menyediakan jadwal yang terpisah untuk lokasi semua sumber
bahan, bersama dengan rencana tanggal penyerahan contoh-contoh bahan dan
rencana produksi bahan dan jadwal pengiriman.

5.6 Revisi Jadwal Pelaksanaan


a. Waktu
Revisi semua jadwal pelaksanaan yang diuraikan harus dilaksanakan
bilamana kemajuan keuangan aktual berbeda lebih dari 20 (dua puluh) persen
dari kemajuan keuangan rencana atau bilamana terdapat perubahan kuantitas
yang menyolok setelah diterbitkannya Variasi atau Addenda.

b. Laporan
Pada saat menyerahkan Revisi Jadwal Pelaksanaan maka Kontraktor harus
melengkapi laporan ringkas yang memberikan alasan-alasan timbulnya revisi,
yang harus meliputi :
1. Uraian revisi, termasuk pengaruh pada seluruh jadwal karena adanya
perubahan cakupan, revisi dalam kuantitas atau perubahan jangka waktu
kegiatan dan perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadwal.
2. Pembahasan lokasi-lokasi ynag bermasalah, termasuk faktor-faktor
penghambat yang sedang berlangsung maupun yang harus diperkirakan
serta dampaknya.
3. Tindakan perbaikan yang diambil, diusulkan dan pengaruhnya.

6. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


6.1 Uraian
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung
pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana
disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan secara umum
harus memenuhi berikut:
a. Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak
1. Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base
camp Kontraktor dan kegiatan pelaksanaan.
2. Mobilisasi Kepala Pelaksana (General Superintentent) yang memenuhi
jaminan kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya
(pembangunan, atau peningkatan jalan / penggantian jembatan, atau
pemeliharaan berkala).
3. Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak.
4. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan
dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.
5. Penyediaan dan pemeliharaan base camp Kontraktor, jika perlu termasuk
kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya.
b. Ketentuan mobilisasi Kantor Lapangan dan Fasilitasnya untuk Direksi Pekerjaan
c. Ketentuan mobilisasi Fasilitas Pengendalian Mutu
Bilamana penyediaan suatu laboratorium lapangan atau peralatan
laboratorium tidak secara khusus dinyatakan sebagai bagian dari cakupan
pemasokan dalam Kontrak ini seperti yang disebutkan dalam Data Kontrak,
maka fasilitas pengendalian mutu, jika perlu termasuk fasilitas atau
pelayanan laboratorium seperti yang disyaratkan untuk memenuhi ketentuan-
ketentuan pengendalian mutu dari Spesifikasi ini harus dipasok melalui
Laboratorium yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d. Kegiatan Demobilisasi untuk semua Kontrak
Pembongkaran tempat kerja oleh Kontraktor pada saat akhir periode
Pelaksanaan, termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan
perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat
kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum Pekerjaan dimulai. Dalam hal ini,
pemindahan peralatan dari tanah milik Pemerintah tidak akan mengurangi
kewajiban Kontraktor untuk menyediakan semua sumber daya yang diperlukan
selama periode pemeliharaan seperti keuangan, manajemen, peralatan, pekerja
dan bahan.
6.2 Periode Mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar kontrak harus diselesaikan
dalam jangka waktu 10 hari terhitung mulai tanggal mulai kerja, kecuali
penyediaan Fasilitas dan Pelayanan Pengendalian Mutu harus diselesaikan dalam
waktu 15 hari.
Bilamana Kontraktor gagal menyelesaikan mobilisasi Fasilitas dan Pelayanan
Pengen-dalian Mutu seperti yang diuraikan diatas, maka Kontraktor akan
dikenakan pengurangan sejumlah pembayaran, Kontraktor juga akan dikenakan
seluruh biaya aktual ditambah 10% (sepuluh persen) untuk semua fasilitas dan
pelayanan pengendalian mutu yang dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan atau
pihak lainnya atas perintah Direksi Pekerjaan.
6.3 Pengajuan Kesiapan Kerja
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu program mobilisasi
menurut detil dan waktu yang disyaratkan dari Spesifikasi ini.
Bilamana perkuatan jembatan lama atau pembuatan jembatan darurat atau
pembuatan timbunan darurat pada jalan yang berdekatan dengan proyek,
diperlukan untuk memper-lancar pengangkutan peralatan, instalasi atau bahan
milik Kontraktor, detil pekerjaan darurat ini juga harus diserahkan bersama dengan
program mobilisasi sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.

6.4 Program Mobilisasi


1. Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, Kontraktor harus
melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri
Pemilik, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan (bila ada) dan Kontraktor
untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam
proyek ini.
2. Dalam waktu 15 hari setelah Rapat Pra Pelaksanaan, Kontraktor harus
menyerahkan Program Mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila
ada) dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk
dimintakan persetujuannya.
3. Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi
yang disyaratkan dalam kontrak dan harus mencakup informasi tambahan
berikut :
a. Lokasi base camp Kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah
detil di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Kontraktor, bengkel,
gudang, mesin pemecah batu dan instalasi pencampur aspal, serta
laboratorium bilamana fasilitas tersebut termasuk dalam cakupan
Kontrak.
b. Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua
peralatan yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam
Penawaran, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal
kedatangan peralatan di lapangan.
c. Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam
Penawaran harus memperoleh persetujuan dari Direski Pekerjaan.
d. Suatu daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan
agar aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan
jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur.
e. Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar
chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva
kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.
6.5 Pengukuran Dan Pembayaran
a. Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan atas
dasar jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui seperti yang
diuraikan diatas.
b. Dasar Pembayaran
Mobilisasi harus dibayar atas dasar lump sum menurut jadwal pembayaran
yang diberikan di bawah, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua peralatan, dan untuk semua
pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang perlu untuk menyelesaikan
pekerjaan yang diuraikan dalam dari Spesifikasi ini. Walaupun demikian Direksi
Pekerjaan dapat, setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan
Kontraktor untuk menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa
menyebabkan perubahan harga lump sum untuk Mobilisasi dan Demobilisasi.
Pembayaran biaya lump sum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai
berikut :
a) 50 % (lima puluh persen) bila mobilisasi 50 % selesai, dan pelayanan
atau fasilitas pengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi.
b) 20 % (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di
lapangan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
c) 30 % (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan.

Bilamana Kontraktor tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu


dari kedua batas waktu yang disyaratkan maka jumlah yang disahkan Direksi
Pekerjaan untuk pembayaran adalah persentase angsuran penuh dari harga
lump sum Mobilisasi dan Demobilisasi dikurangi sejumlah dari 1 % (satu
persen) nilai angsuran untuk setiap keterlambatan satu hari dalam
penyelesaian sampai maksimum 50 (lima puluh) hari.
7. PENUTUPAN KONTRAK
7.1 Umum
Kontraktor harus mengikuti semua ketentuan seperti disebutkan dalam Syarat-
syarat Kontrak dan Spesifikasi yang menyangkut Penutupan Kontrak.
7.2 Berita Acara Penyelesaian Akhir
1. Waktu
Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada Pasal-pasal yang
berkaitan dalam Syarat-syarat Kontrak dan bilamana Kontraktor menganggap
bahwa Pekerjaan tersebut telah selesai, termasuk semua kewajiban dalam
periode pemeliharaan, maka Kontraktor harus mengajukan permohonan
untuk penyerahan akhir. Setelah penyelesaian seluruh pekerjaan perbaikan
(remedial work) yang diminta oleh Panitia Serah Terima, dan dilanjutkan
dengan pemeriksaan akhir dan Pekerjaan tersebut dapat diterima, maka
Direksi Pekerjaan harus menyiapkan dan menerbitkan Berita Acara
Penyelesaian Akhir.
2. Isi Permohonan Kontraktor
Permohonan serah terima akhir harus memuat keterangan Kontraktor berikut
:
1. Dokumen Kontrak telah sepenuhnya ditelaah, dan;
2. Pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan Dokumen Kontrak, dan;
3. Pekerjaan telah sepenuhnya diperiksa dan diuji sesuai dengan ketentuan
dalam Dokumen Kontrak, dan bahwa semua pemeriksaan dan hasil
pengujian telah diterima oleh Direksi Pekerjaan, dan;
4. Pekerjaan telah lengkap dan siap untuk pemeriksaan akhir dan Serah
Terima. Akhir.

7.3 Pengajuan Berita Acara Pembayaran Akhir


1. Waktu
Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada Pasal-pasal yang
berkaitan dalam Syarat-syarat Kontrak, Kontraktor harus mengajukan
permohonan pembayaran akhir bersama dengan semua detil pendukung
sebagaimana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. Setelah ditelaah oleh Direksi
pekerjaan dan jika perlu diamandemen oleh Kontraktor, Direksi Pekerjaan
akan menerbitkan Berita Acara Pembayaran Akhir oleh Pemilik.
2. Isi Berita Acara
Isi Berita Acara untuk Pembayaran Akhir yang diterbitkan oleh Direksi
Pekerjaan, harus termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
i. Jumlah Harga Kontrak seperti yang tercantum dalam Kontrak.
ii. Kuantitas akhir pekerjaan yang telah diselesaikan seperti yang
dibuktikan dalam berita acara pengukuran dan hasil perhitungan pada
pekerjaan yang bersangkutan
iii. Nilai setiap pekerjaan tambah atau kurang seperti disahkan dalam
Addenda selama Periode Kontrak.
iv. Nilai setiap penambahan atau pengurangan terhadap Jumlah Harga
Kontrak sebagai akibat dari :
i) Denda akibat keterlambatan, bila ada.
ii) Pekerjaan yang tidak lengkap atau tidak benar.
iii) Variasi yang telah disetujui tetapi masih harus dituangkan dalam
Addendum.
iv) Setiap penyesuaian lainnya yang diperlukan pada ketentuan dan
persya-ratan dalam Dokumen Kontrak.

v. Perhitungan Jumlah Harga Kontrak akhir.


vi. Ringkasan lembaran neraca yang menunjukkan selesainya Pengembalian
Semua Uang Muka dan pencairan semua Uang Yang Ditahan (Retention
Money).
vii. Jadwal tentang seluruh pembayaran yang telah disahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
viii. Jumlah yang menjadi hak atau yang harus dipotong dari Kontraktor.
7.4 Addendum Penutup
Berdasarkan detil Berita Acara Pembayaran Akhir yang dibuat oleh Direksi
Pekerjaan, Direksi Pekerjaan harus juga menyiapkan Addendum Penutup yang
harus ditandatangani Pemilik dan Kontraktor, dilengkapi dengan perhitungan
akhir dari Jumlah Harga Kontrak. Setelah memperoleh tanda tangan
Kontraktor, selanjutnya Direksi Pekerjaan harus menyerahkan Addendum
Penutup tersebut ke Pemilik untuk ditandatangani bersama-sama dengan Berita
Acara Pembayaran Akhir yang telah disetujui.
7.5 Dokumen Rekaman Proyek
1. Uraian
Selama pelaksanaan Pekerjaan Kontraktor harus menjaga rekaman yang
akurat dari semua perubahan yang terjadi dalam Dokumen Kontrak dalam
satu set Dokumen Rekaman Proyek, dan harus memindahkan informasi akhir
tersebut ke dalam Dokumen Rekaman Akhir sebelum penyelesaian Pekerjaan.
2. Pengajuan
a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan satu set
Dokumen Rekaman Proyek yang dalam keadaan terpelihara pada setiap
bulan tanggal 25 untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Dokumen Rekaman Pro-yek yang telah disetujui Direksi Pekerjaan ini,
menjadi prasyarat untuk pengesahan Sertifikat Bulanan atau termjin.
b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Rekaman Proyek akhir
pada saat permohonan Berita Acara Penyelesaian Akhir untuk mendapat
perse-tujuan dari Direksi Pekerjaan, disertai dengan surat pengantar
yang berisi :
1. Tanggal.
2. Nomor dan Nama Proyek.
3. Nama dan Alamat Kontraktor.
4. Judul dan Nomor tiap Dokumen Rekaman.
5. Berita Acara yang menyatakan bahwa setiap dokumen yang
diserahkan telah lengkap dan benar.
6. Tanda tangan Kontraktor, atau wakilnya yang sah.
3. Dokumen Kerja (Job Set)
Segera setelah Pengumuman Pemenang, Kontraktor dapat memperoleh 1
(satu) set lengkap semua Dokumen yang berhubungan dengan Kontrak
tanpa biaya dari Direksi Pekerjaan. Dokumen Kerja akan mencakup :
a) Syarat-syarat Kontrak.
b) Spesifikasi.
c) Gambar.
d) Addenda (bila ada).
e) Modifikasi lainnya terhadap Kontrak.
f) Catatan hasil pengujian lapangan (bila ada).
4. Penyimpanan Dokumen Kerja
Dokumen Kerja harus disimpan dan diarsipkan dalam rak-rak di kantor
lapangan, dan Kontraktor harus menjaga dokumen kerja tersebut terlindung
dari kehilangan atau kerusakan sampai pemindahan data akhir ke dalam
Dokumentasi Proyek Akhir telah selesai dilaksanakan. Dokumen rekaman
tersebut tidak boleh digunakan untuk maksud-maksud pelaksanaan
pekerjaan dan dokumen tersebut harus selalu tersedia setiap saat untuk
diperiksa oleh Direksi Pekerjaan atau Pemilik.
5. Bahan Rekaman Proyek
Segera setelah semua bahan, aspal, agregat, bahan bahu jalan, semen,
beton, campuran aspal panas, dan sebagainya disetujui, maka semua contoh
yang telah disetujui harus disimpan dengan baik di lapangan.
6. Pemeliharaan Dokumen Pelaksanaan Proyek
1. Penanggungjawab
Kontraktor harus melimpahkan tanggung jawab pemeliharaan Dokumen
Rekaman kepada salah seseorang staf yang ditunjuk sebagaimana yang
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelumnya.
2. Pemberian Tanda
Segera setelah diterimanya Dokumen Kerja (Job Set), Kontraktor harus
memberi tanda pada setiap dokumen dengan judul “Dokumen Rekaman
Proyek – Dokumen Kerja”, dalam huruf cetak setinggi 5 cm.
3. Pemeliharaan
Pada saat penyelesaian Kontrak, kemungkinan sejumlah Dokumen Kerja
harus dikeluarkan untuk mencatat masukan-masukan baru dan untuk
pemeriksaan, dan dalam kondisi-kondisi yang demikian kegiatan seperti ini
akan dilaksanakan, maka Kontraktor harus mencari cara yang cocok untuk
melindung dokumen kerja tersebut untuk disetujui Direksi Pekerjaan.
4. Tata Cara Membuat Catatan dalam Gambar
Catatan pada Gambar harus dilakukan dengan menggunakan pensil
berwarna yang dapat dihapus (tidak boleh memakai tinta), perubahan
harus diuraikan dengan jelas dengan pencatatan dan kalau perlu
dengan garis grafis. Catat tanggal semua masukan. Berilah tanda
perhatian pada setiap catatan dengan tanda “awan” pada tempat atau
tempat-tempat yang mengalami perubahan. Bilamana terjadi perubahan
yang tumpang tindih (over-laping), maka disarankan menggunakan
warna yang berbeda untuk setiap perubahan. Dokumen rekaman harus
selalu diperbaharui jangan sampai terdapat bagian yang tertanam
dalam setiap pekerjaan yang dikerjakan tidak tercatat.

Beri tanda yang jelas untuk mencatat setiap detil pelaksanaan, misalnya :
a) Kedalaman berbagai elemen pondasi sehubungan dengan data
yang ditunjukkan.
b) Posisi horisontal maupun vertikal untuk utilitas bawah permukaan
harus ditandai pada bagian permukaan pekerjaan yang permanen.
c) Lokasi utilitas yang tertanam dalam pekerjaan harus diberi tanda
sehingga mudah terlihat dengan tanda-tanda khusus pada
struktur.
d) Perubahan dimensi dan detil pelaksanaan di lapangan.
e) Perubahan yang terjadi dengan adanya Variasi.
f) Gambar detil yang tidak terdapat dalam Gambar asli.

5. Waktu Pencatatan
Semua catatan harus dibuat dalam jangka waktu 24 jam terhitung sejak
diterimanya informasi.
6. Keakuratan
Gunakan semua sarana yang diperlukan, termasuk perlengkapan khusus
yang dipakai untuk pengukuran, untuk menentukan lokasi bagian-bagian
yang terpasang dan untuk memperoleh data masukan yang akurat.
Kontraktor harus melakukan koordinasi atas semua perubahan yang
terjadi dalam Dokumen Rekaman, membuat catatan yang sesuai dan
sebagaimana mestinya pada setiap halaman Spesifikasi dan pada
lembaran Gambar dan pada Dokumen lainnya, dimana pencatatan yang
demikian diperlukan untuk menunjukkan perubahan yang sebenarnya
terjadi. Keakuratan rekaman harus sedemikian rupa sehingga setiap
pencarian bagian-bagian pekerjaan yang ditunjukkan dalam Dokumen
Kontrak di kemudian hari dapat dengan mudah diperoleh dari Dokumen
Rekaman yang telah disetujui.
7. Dokumen Rekaman Akhir
1. Umum
Tujuan pembuatan Dokumen Rekaman Akhir adalah menyiapkan
informasi nyata menyangkut semua aspek Pekerjaan, baik yang tertanam
maupun yang terlihat, untuk memungkinkan modifikasi rancangan di
kemudian hari dapat dilaksanakan tanpa pengukuran ulang yang lama
dan mahal, tanpa investigasi dan pemeriksaan ulang.
2. Pemindahan Data ke dalam Gambar
Seluruh perubahan data yang ditunjukkan dalam Dokumen Kerja dari
Gambar Rekaman harus dipindahkan dengan teliti ke dalam Gambar
Rekaman Akhir menurut masing-masing gambar aslinya, dan penjelasan
yang lengkap dari semua perubahan selama pelaksanaan dan lokasi
aktual dari semua jenis pekerjaan harus ditunjukkan dengan jelas. Berilah
tanda perhatian pada setiap catatan dengan tanda “awan” yang
mengelilingi tempat atau tempat-tempat yang mengalami perubahan.
Buatlah semua catatan perubahan pada dokumen yang asli dengan rapi,
konsisten, dan ditulis dengan tinta atau pinsil keras hitam.
3. Pemindahan Data ke Dokumen Lain
Bilamana dokumen selain Gambar telah dijaga bersih selama pelaksanaan
Pekerjaan, dan bila setiap data masukan telah dicatat dengan rapi agar
dapat disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka dokumen kerja (job set) dari
Dokumen tersebut (selain Gambar) akan diterima Direksi Pekerjaan
sebagai Dokumen Rekaman Akhir untuk Dokumen tersebut. Bilamana
Dokumen yang demikian belum dapat disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
maka Kontraktor harus menyiapkan salinan baru dari Dokumen yang
diperoleh dari Direksi Pekerjaan. Pemindahan perubahan data ke dalam
salinan baru ini harus dilakukan dengan hati-hati agar dapat disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
4. Peninjauan dan Persetujuan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan satu set lengkap
Dokumen Rekaman Akhir pada saat mengajukan permohonan Berita
Acara Serah Terima Sementara. Bilamana diminta oleh Direski Pekerjaaan,
maka Kontraktor harus mengikuti rapat atau rapat-rapat peninjauan
(review), melaksanakan setiap perubahan yang diperlukan dan segera
menyerahkan kembali Dokumen Rekaman Akhir kepada Direksi Pekerjaan
untuk dapat diterima.
5. Perubahan Setelah Dokumen Diterima
Kontraktor tidak bertanggungjawab untuk mencatat perubahan Pekerjaan
setelah Serah Terima Sementara Pekerjaan, kecuali perubahan yang
diakibatkan oleh penggantian, perbaikan, dan perubahan yang dilakukan
Kontraktor sebagai bagian dari kewajibannya (guarantee).
8. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Uraian
Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memelihara Pekerjaan
bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan
oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan
bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan
mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak harus
dibersihkan dan proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi
Pekerjaan.

2. Pembersihan Selama Pelaksanaan


1. Kontraktor harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa
tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari
akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan
oleh operasi-operasi di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi
rapi dan bersih setiap saat.
2. Kontraktor harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari
kotoran dan bahan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada setiap
saat
3. Kontraktor harus menjamin bahwa rumput yang tumbuh pada berm lama atau
yang baru dikerjakan dan pada talud samping dipangkas dan dipelihara
sedemikian rupa sehingga ketinggiannya maksimum 3 cm.
4. Bilamana dianggap perlu, Kontraktor harus menyemprot bahan dan sampah yang
kering dengan air untuk mencegah debu atau pasir yang beterbangan.
5. Kontraktor harus menjamin bahwa rambu jalan dan sejenisnya dibersihkan secara
teratur agar bebas dari kotoran dan bahan lainnya.
6. Kontraktor harus menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan
bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.
7. Kontraktor harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di
tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah
dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.
8. Kontraktor tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di
lokasi proyek tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
9. Kontraktor tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan
kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.
10. Kontraktor tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam
sungai atau saluran air.
11. Bilamana Kontraktor menemukan bahwa saluran drainase samping atau bagian
lain dari sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap jenis bahan
selain dari pengaliran air permukaan, baik oleh pekerja Kontraktor maupun pihak
lain, maka Kontraktor harus segera melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi
Pekerjaan, dan segera mengambil tindakan sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan untuk mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut.
3. Pembersihan Akhir
a. Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. Kontraktor juga harus mengembalikan
bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen
Kontrak ke kondisi semula.
b. Pada saat pembersihan akhir, semua perkerasan, kerb, dan struktur harus
diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan
sebelum pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan semua
lokasi diperkeras untuk umum yang bersebelahan langsung dengan tempat kerja
harus disikat sampai bersih. Permukaan lainnya harus digaru sampai bersih dan
semua kotoran yang terkumpul harus dibuang.

9. PEKERJAAN RAMBU LALU LINTAS

A. FUNGSI RAMBU LALU LINTAS


Rambu lalu lintas merupakan bagian dari perlengkapan jalan berupa lambang,
huruf, angka, kalimat dasar atau perpaduannya, yang berfungsi sebagai peringatan,
larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan.

B. UKURAN DAN BAHAN


1. Plat Alumunium
Plat alumunium memiliki ketebalan minimal 2,0 mm (termasuk reflective
sheeting)
2. Bahan logam lainnya
Bahan logam lainnya merupakan bahan logam tertentu selain alumunium
dengan syarat :
a) Bersifat anti karat, dengan atau tanpa lapisan anti karat, termasuk bagian
berlubang untuk baut
b) Mempunyai tebal minimal 0,8 mm
3. Bahan Non Logam
Bahan non logam merupakan bahan non logam tertentu dengan syarat-syarat bahan :
a) Mempunyai ketahanan terhadap :
− cuaca, dengan metode uji setara ASTM G.53-88:
− kelembapan nisbi, dengan metode uji setara ASTM D.2247-87:
− asam, dengan metoda uji setara ASTM D.1308-87
− kelapukan
− uji mekanik meliputi, daya lengkung dan patah.
b) Mempunyai tebal minimal 2,0 mm
4. Pada bagian belakang daun rambu dibubuhi tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran
dan tanggal pemasangan yang dicat dengan warna hitam.
5. Bentuk, ukuran dan warna di sesuaikan dengan Keputusan Menhub No. KM. 61 Tahun
1993 dan lampirannya tentang Rambu Lalu Lintas di Jalan.

C. LEMBARAN REFLEKTIF
Lembaran reflektif memiliki ketentuan sebagai berikut :
1. Minimal jenis ENGINEERING GRADE yang mempunyai sifat retro reflektif sesuai
AASHTO M.268-77 atau standard lain yang diakui secara internasional seperti
JIS (Japan) BSI (Inggris) dan ESC (Jerman), untuk membuktikan kualitas
disarankan menggunakan water mark pada lembaran reflektifnya.

2. Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang dilengkapi
dengan perekat (precoating adhesive);
3. Proses perwarnaan lembaran reflektif menggunakan sablon/screen printing
dengan tinta yang sesuai dengan lembaran reflektifnya yang dapat bersenyawa
secara teknis dengan lembaran reflektif yang digunakan.

D. TIANG RAMBU
1. Bahan Tiang Rambu
a. Bahan logam dengan syarat :
1) Berbentuk pipa bulat, pipa segi delapan, besi profil H atau besi profil U;
2) Bersifat anti karat, dengan atau tanpa lapisan anti karat;
3) Harus berbentuk batangan utuh atau tidak bersambung dengan panjang
minimal 3.000 mm.
b. Bahan Beton dengan syarat :
a) berbentuk bulat atau H;
b) Ukuran sesuai dengan bahan besi atau sesuai standar konstruksi
Indonesia
Campuran semen, pasir dan batu split perbandingan (1 : 2 : 3), sesuai
standar konstruksi Indonesia beton K 250
c. Bahan Kayu dengan syarat :
a) Jenis kayu yang tahan air, misalnya kayu besi, kayu ulin, kayu bengkirai
dan lain-lain;
b) Ukuran penampang minimal 80 x 60 mm;
c) Angkur bawah terdiri dari 4 buah pasak
d) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu menggunakan purusan
dengan kayu sejenis dan ukuran lebih kecil dari tiang rambu.
2. Jenis konstruksi tiang rambu dengan bahan logam terdiri dari :
a. Tiang tunggal
1) Jenis dan Ukuran :
a) Pipa bulat diameter minimal 55 mm (2”), dengan tebal minimal 2 mm,
b) Besi profil H Np.80 mm,
c) Besi profil U ukuran 25x80x25 (Np.80 mm) tebal 5 mm.
2) Pipa bulat dapat diisi cor beton praktis 1 : 2 : 3 (sesuai standar konstruksi
Indonesia)
3) Angkur bawah terdiri dari minimal 2 batang besi siku 3x30x30 mm yang
dilas pada tiang rambu dengan bersilang atau besi beton yang masuk
menyilang ke pipa.
4) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu:
Menggunakan besi strip minimal 4x30 mm yang dilas pada tiang rambu
melingkar menyesuaikan bentuk profil tiang rambu atau besi siku yang
satu sisinya vertikal menghadap ke depan, dan sisi lainya horizontal
masuk ke tiang dan dilas rapat.
5) Ketinggian rambu (dari bagian daun rambu paling bawah sampai ke
permukaan aspal) minimal 2,1m dan tidak terpengaruh oleh kerataan
(countur) permukaan tanah.
Bentuk dan ukuran rambu standar sebagaimana gambar terlampir.
b. Bentuk huruf F (tiang 4’):
1) Jenis dan ukuran:
a) Pipa bulat diameter minimal 110 mm (4”) dengan tebal minimal 2,8
mm.
b) Pipa segi delapan dengan ukuran ekivalen pipa bulat.
2) Bagian bawah diberi sepatu (tapakan) dengan besi plat tebal minimal 10
mm lalu dilas ke tiang secara penuh dengan diberi plat besi untuk
penegak yang dilas secara penuh ke tapakan dan tiang, dipasang dengan
angkur baut. Bagian bawah terdiri dari minimal 4 buah angkur baut,
dengan besi beton diameter ukuran 20 mm dan panjang 800 mm. Struktur
rangka beton pondasi sebagaimana gambar.
3) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu menggunakan besi siku
minimal 3x30x30 mm atau disesuaikan ukuran rambu yang dilas pada
tiang rambu secara bersilangan.
4) Ketinggian rambu (dari bagian daun rambu paling bawah sampai ke
permukaan aspal) minimal 5,0 m dan tidak terpengaruh oleh kerataan
(countur) permukaan tanah.
c. Bentuk huruf F (tiang 6’):
1) Jenis dan ukuran:
a) Pipa bulat diameter minimal 150 mm (6”) dengan tebal minimal 2,8
mm.
b) Pipa segi delapan dengan ukuran ekivalen pipa bulat.
2) Bagian bawah diberi sepatu (tapakan) dengan besi plat tebal minimal 10
mm lalu dilas ke tiang secara penuh dengan diberi plat besi untuk
penegak yang dilas secara penuh ke tapakan dan tiang, dipasang dengan
angkur baut. Bagian bawah terdiri dari minimal 4 buah angkur baut
dengan besi beton ukuran 25 x 25 mm dan panjang 900 mm. Struktur
rangka beton pondasi sebagaimana gambar.
3) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu menggunakan besi siku
minimal 3x30x30 mm atau disesuaikan ukuran rambu yang dilas pada
tiang rambu secara bersilangan
4) Ketinggian rambu (dari bagian daun rambu paling bawah sampai ke
permukaan aspal) minimal 5,0 m dan tidak terpengaruh oleh kerataan
(countur) permukaan tanah.

d. Kantilever atau kupu-kupu dengan tiang tunggal menggunakan:


1) jenis dan ukuran:
a) pipa bulat diameter minimal 110 mm dengan tebal 2,8 mm atau
disesuaikan ukuran rambu.
b) Pipa segi delapan dengan ukuran ekivalen pipa bulat.
2) Bagian bawah diberi sepatu (tapakan) dengan besi plat tebal minimal 9
mm lalu dilas ke tiang secara penuh dengan diberi plat besi untuk
penegak yang dilas secara penuh ke tapakan dan tiang, dipasang
dengan angkur baut. Bagian bawah terdiri dari minimal 4 buah dengan
besi beton diameter ukuran 20 mm dan panjang 1000 mm. Atau
disesuaikan ukuran rambu.

3) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu menggunakan besi


siku minimal 3x30x30 mm atau disesuaikan ukuran rambu yang dilas
pada tiang rambu secara bersilangan.

e. Portal atau gantri dengan tiang ganda atau lebih menggunakan:


1) Jenis dan ukuran:
a) Pipa bulat diameter minimal 68,25 mm dengan tebal minimal 2,8 mm.
b) Pipa segi delapan dengan ukuran ekivalen pipa bulat.
2) Bagian bawah dilas secara siku pada 8 titik plat sejenis dengan tiang
rambu ukuran 300x300x3 mm dengan 8 buah lubang mur sesuai ukuran
baut pondasi.
3) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu menggunakan besi siku 3x30x30 mm
yang dilas pada tiang rambu secara bersilangan.

E. TATA CARA PENEMPATAN

Penempatan rambu lalu lintas jalan harus memperhatikan hal sebagai berikut :
1. Daerah
Daerah tempat dipasangnya rambu dihitung dengan cara mengaitkan jarak
kebebasan pandangan terhadap waktu alih gerak (manuver) kendaraan yang
diperlukan. Kecepatan yang digunakan dapat berupa kecepatan rencana, batas
kecepatan atau jika suatu masalah yang bersifat praktis telah diidentifikasikan
maka berdasarkan survai dapat ditetapkan kecepatan setempat atas dasar
presentile ke 85.
2. Penempatan
Rambu ditempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas, di luar jarak tertentu
dari tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan dan tidak
merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki serta dapat dilihat dengan jelas
oleh pemakai jalan. Dalam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan lokasi
dan kondisi lalu lintas, rambu dapat ditempatkan di sebelah kanan atau di atas
daerah manfaat jalan.
Jarak penempatan antara rambu yang terdekat dengan bagian tepi paling luar
bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan minimal 0,60 meter, sedangkan rambu
yang dipasang pada pemisah jalan (median) ditempatkan dengan jarak 0,30 m
dari bagian paling luar dari pemisah jalan.
Penempatan rambu di sebelah kanan jalan atau di atas daerah manfaat jalan
harus mempertimbangkan faktor – faktor antara lain geografis, geometris jalan,
kondisi lalu lintas, jarak pandang dan kecepatan rencana.

3. Tinggi
Bagian sisi rambu yang paling rendah harus minimal 1,75 m dan tinggi maksimum 2,65 m
diatas titik pada sisi jalan yang tingginya diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi
daun rambu bagian bawah atau papan tambahan bagian bawah apabila rambu dilengkapi
dengan papan tambahan, sedangkan rambu yang dipasang pada fasilitas pejalan kaki tinggi
minimum 2,00 m dan maksimum 2,65 m dari sisi daun rambu yang paling bawah atau
papan tambahan. Khusus untuk rambu peringatan ditempatkan dengan ketinggian 1,20 m
dan rambu yang ditempatkan di atas daerah manfaat jalan ketinggian 1,20 m dan rambu
yang ditempatkan di atas daerah manfaat jalan ketinggian 1,20 m dan rambu yang
ditempatkan di atas daerah manfaat jalan minimum 5,00 m.

4. Orientasi
Pemasangan rambu lalu lintas jalan berorientasi (mengarah) tegak lurus terhadap arah
perjalanan (sumbu jalan) untuk jalan yang melengkung/belok ke kanan. Untuk jalan yang
lurus atau melengkung/belok ke kiri pemasangan posisi rambu harus digeser minimal 30
searah jarum jam dari posisi tegak lurus sumbu jalan kecuali rambu petunjuk seperti tempat
penyeberangan, pemberhentian bis, tempat parkir dan petunjuk fasilitas, pemasangan
rambusejajar dengan bahu (tepi) jalan, dan arah dari rambu harus mengarah kepadaarah
yang tepat. Posisi rambu tidak boleh terhalang oleh bangunan, pepohonan dan atau benda–
benda lain yang dapat mengakibatkan mengurangi atau menghilangkan arti rambu yang
terpasang.

tempat
5. Khusus RPPJ yang menunjukkan lokasi/tempat (warna dasar hijau, warna huruf putih)
harus memperhatikan hal-hal berikut :
a. Menunjuk lokasi yang umum dan perlu bagi masyarakat seperti bandara,
rumah sakit, nama kota, situs, dan lain-lain yang sejenis.
b. Lokasi yang ditunjuk bersifat tetap atau tidak berubah-ubah dalam waktu
panjang.
c. Untuk RPPJ yang menunjuk 2 (dua) atau lebih tempat/kota yang letaknya
berurut berlaku ketentuan tempat/kota yang paling dekat dituliskan paling
atas diikuti tempat/kota yang lebih jauh dibawahnya dan yang paling jauh
dibawahnya lagi.
d. Sedangkan untuk RPPJ yang ditempatkan di jalan Nasional.

F. TATA CARA PEMASANGAN


Pemasangan rambu lalu lintas jalan meliputi kegiatan :
1. Peletakan daun rambu pada tiang rambu;
Daun rambu yang telah dilapisi dengan lembaran reflektif, diletakan pada tiang
rambu dengan menggunakan baut yang dikencangkan. Daun rambu harus tetap
rata (tidak melengkung).
2. Pembuatan pondasi dan peletakan rambu untuk rambu tiang tunggal
Pembuatan pondasi dan peletakan rambu dengan syarat :
a. Ukuran pondasi rambu dibentuk dengan papan untuk bekesting dan setiap
tiang masing-masing berukuran :
1) Pengecoran di luar
- Sisi bagian atas = 250 mm
- Sisi bagian bawah = 400 mm
- Kedalaman = 600 mm
2) Pengecoran setempat
- Sisi bagian atas = 250 mm
- Sisi bagian bawah = 500 mm
- Kedalaman = 500 mm
b. Bagian tiang rambu yang terbenam pada pondasi sedalam 600 mm;
c. Bagian dasar galian pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan dengan
ketebalan 100 mm;
d. Pondasi beton dibuat dari campuran semen, pasir dan batu kerikil/split
dengan perbandingan 1:2:3;
e. Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 100 mm.
3. Pembuatan pondasi dan peletakan rambu sebagaimana untuk jenis konstruksi
tiang rambu kantilever, kupu-kupu atau portal dengan syarat :
a. Ukuran pondasi rambu dibentuk dengan papan untuk bekesting dan setiap
tiang masing-masing berukuran :

- Sisi bagian atas = 250 mm


- Sisi bagian bawah = 500 mm
- Kedalaman = 500 mm

atau disesuaikan dengan ukuran rambu


b. Bagian dasar pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal 150 mm.
c. Pondasi beton terbuat dari beton tulangan kualitas campuran K 250 dengan
ukuran kedalaman 1000 mm dan luas 1 m2;
d. Pada bagian atas pondasi dipasang plat logam sejenis dengan tiang rambu
ukuran 300x300x3 mm serta 4 buah angkur baut dengan diameter 20 mm
dan panjang 1000. mm.

e. Pondasi untuk rambu dengan ukuran dan bentang rangka baja yang lebih
besar disesuaikan dengan kondisi dan kekuatan daya dukung tanah
setempat serta beban yang terjadi sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kekuatannya;
f. Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 200 mm atau disesuaikan
dengan permukaan tanah dan jalan.
4. Pembuatan pondasi dan peletakan rambu untuk jenis konstruksi tiang rambu
tunggal dapat menggunakan beton cetakan dengan syarat :
a. pondasi rambu dibentuk dengan papan untuk bekesting dengan ukuran :
- Sisi bagian atas = 250 mm
- Sisi bagian bawah = 400 mm
- Kedalaman = 600 mm
b. Bagian tiang rambu yang terbenam pada pondasi sedalam 500 mm.
c. Pondasi beton dibuat dari campuran semen, pasir dan batu kerikil/split
dengan perbandingan 1:2:3;
d. Bagian dasar galian pondasi diberi lapisan perkerasan campuran semen dan
pasir dengan ketebalan 100 mm;
e. Setelah tiang rambu ditanam, urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin
pemadat;
f. Bagian pondasi yang muncul di atas permukaan tanah setinggi 100 mm.

10. PEKERJAAN LAIN – LAIN


1. Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas Penyedia Jasa / Pemborong
diwajibkan pula mengadakan pengurusan-pengurusan antara lain :
2. Sebelum penyerahan pertama Penyedia Jasa / Pemborong wajib meneliti semua
bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki dan semua barang
yang tidak berguna harus disingkirkan dari lokasi Kegiatan.
3. Apabila dalam pelaksanaan Kegiatan terdapat keraguan dalam bestek maupun
gambar rencana, maka Pihak Pelaksana/Rekanan dapat menanyakan langsung
kepada Pihak Direksi/Pelaksana Kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan tersebut
dilaksanakan sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
4. Peraturan Kerja (Bestek) ini mengikat dan harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh
Pihak Pelaksana/Penyedia Jasa/Pemborong dalam setiap melaksanakan jenis
pekerjaan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memuaskan Pihak
Direksi/Pelaksana Kegiatan
5. Meskipun telah ada Direksi Teknis / Pengawas Lapangan dan unsur-unsur
lainnya, semua penyimpangan dari bestek dan rencana kerja menjadi
tanggungjawab pelaksana. Untuk itu pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan
dengan sebaik mungkin.
6. Selama masa pemeliharaan Penyedia Jasa / Pemborong wajib merawat,
mengamankan dan memperbaiki segala cacat yang timbul, sebingga sebelum
penyerahan ke-II (dua) dilaksanakan pekerjaan benar-benar telah sempurna.
7. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan
kemudian dalam rapat penjelasan (aanwijzing).

Anda mungkin juga menyukai