Anda di halaman 1dari 5

Anwar Muchammad Faisal

03121092

Teknik Sipil C

1. Syarat-syarat perencanaan struktur jembatan

 Letaknya dipilih sedemikian rupa dari lebar pengaliran agar bentang bersih jembatan
tidak terlalu panjang.

 Kondisi dan parameter tanah dari lapisan tanah dasar hendaknya


memungkinkan perencanaan struktur pondasi lebih efesien.

 Penggerusan ( scow-ing ) pada penampang sungai hendaknya dapat diantisipasi


sebelumnya dengan baik agar profil saluran di daerah jembatan dapat teratur dan panjang.

2. Peraturan-peraturan legal dalam perencanaan struktur jembatan

 SNI 2833:2008 Standar perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan

 AASHTO LRFD Bridge Design Specification, 2012

 RSNI 2005, Standar Pembebanan untuk Jembatan

 Peraturan Muatan untuk Djembatan Djalan Raya, No. 12 / 1970, Direktorat Djenderal
Bina Marga

 Guide Specification and Commentary for Vessel Collision Design of Highway Bridges, Volume
I, Final Report, February 1991

3. Bagian-bagian dari konstruksi jembatan

Bangunan Atas (super struktur), yang terdiri atas:

 Gelagar-gelagar utama (rangka utama), yang terbentang dari titik tumpu ke titik tumpu
lain. Gelagar-gelagar ini terdiri dari batang diagonal, horizontal dan vertical yang
membentuk rangka utama dan terletak pada kedua sisi jembatan.

 Gelagar melintang, berupa baja profil yang terletak di bawah lantai kendaraan,
gunanya sebagai pemikul lantai kendaraan.

 Lantai kendaraan, terletak di atas gelagar melintang, biasanya terbuat dari kayu
atau pasangan beton bertulang dan seluruh lebar bagiannya digunakan untuk
lalulintas kendaraan.

 Lantai trotoar, terletak di pinggir sepanjang lantai kendaraan dan digunakan sebagai
tempat pejalan kaki.

 Pipa sandaran, terbuat dari baja yang dipasang diantara tiang-tiang sandaran di
pinggir sepanjang jembatan atau tepi lantai trotoar dan merupakan pembatas dari
kedua sisi samping jembatan.

 Tinang sandaran, terbuat dari beton bertulang atau baja profil dan ada juga yang
langsung dipasang pada rangka utama, gunanya untuk menahan pipa sandaran.

 Rangka
1. Batang tepi atas

2. Batang tepi bawah

3. Batang diagonal

4. Batang vertikal (RBB, RBR)

5. Ikatan angin horizontal atas

6. Ikatan angin horizontal bawah

7. Diafragma

8. Gelagar melintang

9. Sambungan/pelat buhul/pelat pengisi

10. Baut/ las/ paku keling

11. Batang tengah (CH)

12. Pelat kopel

13. Ikatan angin melintang

14. Pengaku badang (stiffner)

 Sistem gelagar, beton bertulang, beton prategang, baja komposit.

1. Diafragma (beton)

2. Sambungan gelagar

3. Pelat pengaku (stiffner)

4. Pelat penguat (cover plate)

5. Diafragma baja Horizontal

6. Diafragma baja vertikal

7. Sambungan diafragma

Bangunan bawah (sub structure), yang terdiri dari

 Pondasi

1. Pondasi langsung

2. Pondasi sumuran

3. Tiang pancang

4. Tiang bor

 Pilar, berfungsi untuk menyalurkan gaya-gaya vertical dan horizontal dari bangunan atas
pada pondasi.

1. Balok pondasi (pile cap bawah)


2. Pilar dinding/kolom

3. Dinding penahan tanah (kepala jembatan)

4. Balok kepala (pierhead)

5. Penunjang/pengaku (bracing)

6. Balok tiang (pile cap

atas) 7.

 Pangkal (abutment), pangkal menyalurkan gaya vertical dan horizontal dari bangunan atas
pada pondasi dengan fungsi tambahan untuk mengadakan peralihan tumpuan dari
timbunan jalan pendekat ke bangunan atas jembatan. Ada beberapa tipe dan jenis
abutment, yaitu:

1. Tipe gravitasi, kontruksi terbuat dari pasangan batu kali. Digunakan bila tanah keras
dekat dengan permukaan.

2. Tipe T terbalik (kantilever), kontruksi terbuat dari beton bertulang, bentuknya


langsing sehingga dalam proses pembuatannya sangat mudah dari pada tipe-tipe
yang lain.

3. Tipe dengan penopang, bentuknya kontruksinya sama dengan tipe kantilever tetapi
ditambahkan penopang dibelakangnya, yang berguna untuk melawan pengaruh tekanan
tanah dan gaya angkat (bouyvancy).

4. Perencanaan konstruksi jembatan terdapat beban-beban yang bekerja, sebagai berikut:

 aksi lingkungan

pengaruh yang timbul akibat temperatur, angin, aliran air, gempa, dan penyebab-penyebab alamiah
lainnya

 balok eksterior

balok yang berada di lokasi paling tepi pada jembatan

 balok interior

balok yang berada di bagian dalam terhadap balok eksterior pada jembatan

 beban hidup

semua beban yang berasal dari berat kendaraan-kendaraan bergerak/lalu lintas dan/atau pejalan kaki
yang dianggap bekerja pada jembatan

 beban khusus

beban yang merupakan beban-beban khusus untuk perhitungan tegangan pada


perencanaan jembatan

 beban lalu lintas

seluruh beban hidup, arah vertikal dan horizontal, akibat aksi kendaraan pada jembatan termasuk
hubungannya dengan pengaruh dinamis, tetapi tidak termasuk akibat tumbukan

 beban mati
semua beban tetap yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau,
termasuk segala unsur tambahan yang dianggap merupakan satu kesatuan tetap dengannya

 beban mati primer

berat sendiri pelat dan sistem lainnya yang dipikul langsung oleh tiap-tiap gelagar jembatan

 beban sekunder

beban yang merupakan beban sementara yang selalu diperhitungkan dalam perhitungan tegangan
pada setiap perencanaan jembatan

 beban tetap

beban dengan besaran yang diasumsikan konstan selama konstruksi atau bervariasi dalam jangka
waktu yang panjang

 berat

gaya gravitasi yang bekerja pada massa benda tersebut

 downdrag

fenomena penurunan tanah relatif terhadap tiang pancang sehingga menyebabkan tanah yang
terdeformasi di sekitar tiang pancang cenderung menarik tiang pancang ke bawah sehingga
mengurangi daya dukung tiang

 faktor beban

pengali numerik yang digunakan pada aksi nominal untuk menghitung aksi rencana

 faktor beban biasa

faktor beban yang digunakan apabila pengaruh dari aksi rencana akan mengurangi keamanan

 faktor beban terkurangi

faktor beban yang digunakan apabila pengaruh dari aksi rencana akan menambah keamanan

 jangka waktu aksi

perkiraan lamanya aksi bekerja terhadap umur rencana jembatan

 lebar jalan

lebar keseluruhan dari jembatan yang dapat digunakan oleh kendaraan, termasuk lajur lalu lintas,
bahu yang diperkeras, marka median dan marka yang berupa strip

 lever rule

metode analisis yang menggunakan distribusi statika beban dengan asumsi tiap panel lantai
merupakan perletakan sederhana sepanjang gelagar kecuali pada gelagar eksterior

 mechanically stabilized earth (MSE)

konstruksi tanah yang dibuat dengan perkuatan artifisial

 profil ruang bebas jembatan


ukuran ruang dengan syarat tertentu yang meliputi tinggi bebas minimum jembatan tertutup, lebar
bebas jembatan, dan tinggi bebas minimum terhadap banjir

Anda mungkin juga menyukai