BAJA
PENDAHULUAN
Jembatan ini menggunakan rangka baja sebagai gelagar induk.
Baja mempunyai kekuatan, daktilitas, dan kekerasan yang lebih
tinggi dibanding bahan lain seperti beton atau kayu, sehingga
menjadikannya bahan yang penting untuk struktur jembatan.
Tipe gelagar yang sering digunakan untuk menahan deck lantai adalah
profil I
Karakteristik :
• Jembatan digunakan untuk bentang 60-100 m
• Konstruksi pemikul utama berupa rangka baja yang dipasang
dibawah pelat lantai Jembatan.
• Lantai kendaraan berada diatas.
• Memiliki gelagar memanjang dan melintang sebagai pembagi beban
• Ikatan angin ditempatkan dibawah lantai jembatan yang disatukan
dengan gelagar melintang jembatan
• Bangunan bawah terdiri dari kepala Jembatan (abutment) dan pilar
pier.
Through bridge, yaitu jembatan dengan lantai
kendaraan terletak pada bagian bawah dari bentangan-
bentangan atau gelagar-gelagar pemikul.
Sistem lantai kendaraan adalah jalur lalu lintas dan bagian-bagian pemikul yang
meneruskan beban ke sistem konstruksi utama. Sistem lantai dari suatu jembatan
biasanya terdiri dari suatu lantai kendaraan/deck, balok lantai/gelagar melintang
dan stinger/gelagar memanjang. Deck secara langsung mendukung beban hidup
Pada tipe deck di atas, deck langsung ditumpu oleh gelagar utama, dan sering
tidak memakai sistem lantai karena gelagar utama searah paralel dan saling
berdekatan. Material lantai kendaraan yang digunakan dapat diklasifikasikan
menggunakan beton, baja ataupun kayu.
Untuk through bridge, di samping lebar bersih dari lantai jembatan, tinggi ruang
bebas minimum (clearance) harus diperhatikan pula. Untuk jembatan jalan raya
4,50 m dan untuk jembatan jalan kereta api 5,50 m.
LANTAI KENDARAAN
Lantai Beton
Keuntungan:
• Bentang gelagar melintang itu dapat diperkecil dengan mendekatkan
jarak gelagar induk, sehingga momen maksimumnya akan berkurang,
apalagi dengan timbulnya overstek kiri kanan.
• Konstruksi lebih sederhana.
o Kerugian:
• Jembatan kurang kaku dalam arah melintang, sehingga diperlukan
pengaku lateral (sway- bracings) yang lebih berat.
• Tinggi konstruksi bertambah, dan ini merupakan faktor pula apabila ia
terbatas.
Gelagar induk
Gelagar induk itu dapat berbentuk single-plane truss atau
double-plane truss.Umumnya ia berupa double-plane truss
kecuali untuk bentang-bentang yang relatif pendek. Apabila
plat pertemuan hanya terletak pada suatu bidang saja,
dinamai single - plane, tapi apabila ia rangkap dua dalam
dua bidang, dinamai double-plane.
Hal ini tergantung dari susunan rangka, pembebanan dll. Sudut antara batang
diagonal dengan batang horizontal berkisar antara 45o – 60o
PERLETAKAN
Pada jembatan-jembatan yang relatif kecil, yaitu dengan bentang
yang kurang dari 15 m, gelagar induk dapat langsung diletakkan di
atas plat landasan (bearing plate). Cara perletakkan seperti ini sudah
dapat dianggap cukup untuk menyebarkan tekanan reaksi pada luas
tertentu dari fungsi fondasi (pier atau abutment). Tapi untuk jembatan
yang lebih panjang cara ini tidak dapat lagi dipakai karena:
• Lendutan pada jembatan dapat mengakibatkan bearing plate
sebelah luar terangkat ke atas, sehingga tidak terdapat lagi
tekanan yang terbagi rata.
• Meskipun lubang yang berbentuk elips (slotted hole) pada
perletakkan yang berfungsi sebagai rol dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan temperatur atau perpanjangan/perpendekkan
dari gelagar induk, tapi pergerakannya sedikit banyaknya
terhalang oleh adanya geseran
BRACINGS
Sebuah jembatan yang merupakan suatu struktur ruang
yang tidak hanya memikul beban-beban vertikal yang
kemudian diteruskan pada fondasi, tapi jugamenahan gaya-
gaya lateral dan longitudinal yang disebabkan oleh angin,
gaya rem,traksi, dll. Untuk mendapatkan kekakuan dalam
arah melintang dan untuk menjagakemungkinan timbulnya
torsi, maka diperlukan adanya ikatan-ikatan (bracings)