Evalina Herawati
Program Studi Kehutanan
Fakultas Kehutanan-USU
JEMBATAN
Suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus
oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah
yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali,
jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak
sebidang dan lain-lain.
Jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan
konstruksi dan tipe struktur sekarang ini telah
mengalami perkembangan pesat sesuai dengan
kemajuan zaman dan teknologi, mulai dari yang
sederhana sampai pada konstruksi yang mutakhir.
Berdasarkan fungsinya:
Jembatan jalan raya (highway bridge)
Jembatan jalan kereta api (railway bridge)
Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan
(pedestrian bridge)
Berdasarkan lokasinya:
Jembatan di atas sungai atau danau
Jembatan di atas lembah
Jembatan di atas jalan yang ada (fly over)
Jembatan di atas saluran irigasi/drainase
(culvert)
Jembatan di dermaga (jetty)
Berdasarkan bahan konstruksinya:
Jembatan kayu (log bridge)
Jembatan beton (concrete bridge)
Jembatan beton prategang (prestressed concrete
bridge)
Jembatan baja (steel bridge)
Jembatan komposit (compossite bridge)
Berdasarkan tipe strukturnya:
Jembatan pelat (slab bridge)
Jembatan pelat berongga (voided slab bridge)
Jembatan gelagar (girder bridge)
Jembatan rangka (truss bridge)
Jembatan pelengkung (arch bridge)
Jembatan gantung (suspension bridge)
Jembatan kabel (cable stayed bridge)
Jembatan cantilever (cantilever bridge)
Struktur jembatan:
Secara umum struktur jembatan dapat
dibedakan menjadi dua bagian yaitu struktur
atas dan struktur bawah
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang
menerima beban langsung yang meliputi berat
sendiri, beban mati, beban mati tambahan,
beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban
pejalan kaki, dll, meliputi:
• Trotoar
• Slab lantai kendaraan,
• Gelagar (Girder)
• Balok diafragma
• Ikatan pengaku
• Tumpuan (Bearing)
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul
seluruh beban struktur atas dan beban lain yang
ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan
hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan
dsb, untuk kemudian disalurkan ke fondasi.
Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan
oleh fondasi ke tanah dasar. Terdiri dari:
• Pangkal jembatan/penyangga (Abutment)
• Pilar jembatan/tiang (Pier)
Fondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh
beban jembatan ke tanah dasar.
Berdasarkan sistemnya, fondasi abutment atau
pier jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa
macam jenis, antara lain :
• Fondasi telapak (spread footing)
• Fondasi sumuran (caisson)
• Fondasi tiang (pile foundation)
o Tiang pancang kayu (Log Pile)
o Tiang pancang baja (Steel Pile)
o Tiang pancang beton (Reinforced Concrete
Pile)
o Tiang pancang beton prategang pracetak
(Precast Prestressed Concrete Pile), spun pile
o Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast
in Place), borepile, franky pile
o Tiang pancang komposit (Compossite Pile).
Spesifikasi khusus kayu jembatan (SKh. 1.7.18)
Kayu digunakan untuk pondasi, pilar, kepala tiang
dan lantai jembatan
Semua kayu yang digunakan untuk pekerjaan
jembatan kayu harus sesuai dengan SNI 7973-
2013 dan disetujui oleh Direksi Teknis
Kayu harus mempunyai kelas kuat (KK) I (setara
E12) atau min KK II (setara E10) dan BJ 0.7
ton/m3 atau sebagimana yang disyaratkan dalam
Gambar Desain dengan perlindungan-
perlindungan terhadap rayap dan pelapukan
Tingkat kelurusan bahan kayu dari ujung ke ujung
diberikan toleransi 1/300 dari panjang efektif kayu
Contoh jembatan kayu di Indonesia
Jembatan U Bien, Myanmar
Kapellbrücke (Chapel Bridge), Switzerland
TYPES OF TIMBER BRIDGES (AITC, 2012)