Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

KONSTRUKSI JEMBATAN 1

NAMA : TAZTIKA AUDEA PUTRI


KELAS : 3 PJJ
NIM : 4114010026

PROGRAM STUDI D-IV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2016
Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan rute transportasi melalui
sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lainlain.
Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian
jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai
saluran irigasi dan pembuang . Jalan ini yang  melintang yang tidak sebidang dan lain-lain.
Sejarah jembatan sudah cukup tua bersamaan dengan terjadinya hubungan komunikasi atau
transportasi antara sesama manusia dan antara manusia dengan alam lingkungannya.
Macam dan bentuk serta bahan yang digunakan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan
jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sekali sampai pada konstruksi yang mutakhir.
Jembatan sebagai struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan
yang terputus oleh adanya rintangan dapat diklasifikasi sebagai berikut :
A. Menurut Kegunaan atau Fungsi Jembatan
1. Jembatan Jalan Raya (highway brigde)
Jembatan yang digunakan untuk menghubungkan jalan raya yang melintasi rintangan
seperti sungai, jalan lain dan sebagainya, untuk dilewati lalu-lintas kendaraan darat.

2. Jembatan Kereta Api (railway brigde)


Jembatan yang digunakan untuk menghubungkan jalan Rel yang melintasi rintangan
seperti sungai, jalan lain dan sebagainya. Jembatan ini hanya digunakan untuk dilewati
oleh Kereta Api.

3. Jembatan Pejalan Kaki


Jembatan yang digunakan untuk penyebrangan orang atau pelajan kaki yang melintasi
rintangan jalan (seperti : jalan raya serta jalan Kereta Api, dsb).

4. Jembatan Lintasan Air


Jembatan yang digunakan untuk penyebrangan yang melalui lintasan air serta
menghubungkan antar pulau seperti laut atau sungai.

5. Jembatan Lain-lain
Jembatan yang digunakan untuk menghubungkan Saluran Air, Pipa gas, Pipa minyak,
Kabel Aliran Listrik dan sebagainya yang melintasi rintangan. Dan biasanya jembatan ini
didekatkan dengan jembatan lintasan lalu-lintas agar mudah merawatan dan inspeksi dari
sarana yang dilintaskan.

B. Menurut Material Jembatan


Klasifikasi jembatan menurut material yang digunakan dibedakan atas bahan yang
dominan dipergunakan, terutama bahan sebagai struktur utama Banguan Atas (Gelagar
Induk), yaitu :
1. Jembatan Kayu
Jenis jembatan ini bangunan atasnya terbuat dari bahan balok kayu sebagai gelagar
jembatan dan papan sebagai struktur lantai kendaraan. Bentang ekonomis jembatan kayu
yaitu kurang dari 12 meter. Bahan kayu yang dgunakan diambil dari kayu jenis kelas
awet (A) dan kelas kelas kekuatan (I) yang biasanya dari jenis kayu Jati, kayu Bangkirai,
kayu Ulin, dan kayu-kayu jenis lain yang tahan terhadap air dan cuaca.
Kayu merupakan salah satu bahan bangunan yang sering digunakan manusia dalam
pekerjaan konstruksi bangunan. Walaupun memiliki kekuatan yang lebih lemah
dibadingkan dengan baja atau beton, namun kayu memiliki kelebihan lain, diantaranya :
- Bahan murah dan mudah untuk didapatkan
- Mudah dikerjakan, sehingga tidak memerlukkan tenaga kerja khusus
- Memiliki nilai artistik lebih tinggi dibanding baja atau beton
- Bahan kayu masih bisa didaur ulang dan dapat digunakan kembali
Disamping itu, penggunaan kayu sebagai bahan bangunan juga memiliki beberapa
kekurangan, diantaranya :
- Kekuatannya lebih rendah dibanding baja atau beton
- Lebih mudah rusak (terbakar)
- Sulit untuk mengontrol kualitas kayu
- Keawetan kayu lebih rendah dibanding baja atau beton
Berdasarkan kekurangan tersebut dilakukan berbagai percobaan guna meningkatkan
mutu kayu. Pada umunya material jembatan kayu yang telah diawetkan akan terlindung
(lantai kedap air di atas atau jembatan diberi atap).
Alat sambung yang digunakan untuk sambungan antara elemen jembatan digunakan
Baut biasa dengan pelat simpul dari pelat baja. Bentuk struktur dari jembatan kayu
biasanya berupa :
- Balok tunggal : ± 4,50 m
- Balok dengan sokongan : ± 6,00 m
- Balok dengan perkuatan kabel : ± 6,00 m
- Rangka : ± 9,00 m

2. Jembatan Pasangan Batu


Jembatan jenis ini seluruh struktur baik struktur bawah (Sub structrure) dan struktur
atas (Super structure) dibuat dari pasangan batu kali atau bata merah yang merupakan
jenis jembatan dengan struktur sistim gravitasi yang kekuatannya mengandalkan dari
berat struktur. Bentuk dari jembatan ini sebagian besar berbentuk struktur lengkung
dibagian bentang yang harus menahan beban utama.
3. Jembatan Baja
Jembatan baja yaitu jembatan yang mayoritas bahannya dari baja. Sedangkan
konstruksinya dipertimbangkan pada  kebutuhan bentang, bisa berbentuk rangka bisa
hanya merupakan baja propil menerus. Berikut ini merupakan macam-macam Tipe
struktur jembatan baja, yaitu :
- Girder / Simple beam : bentang ekonomis s/d 12 m
- Jembatan Girder dengan Perkuatan : bentang ekonomis 12 s/d 36 m
- Box Girder : bentang ekonomis 18 s/d 36 m
- Plat Girder : bentang ekonomis 12 s/d 24 m
- Rangka : bentang ekonomis 25 s/d 60 m
- Kabel : bentang ekonomis diatas 60 m

4. Jembatan Beton
Saat ini jembatan dengan material beton sedang banyak yang digunakan dan
perkembangan teknologi jembatan beton sangatlah pesat baik teknologi strukturnya
maupun cara pelaksanaannya. Jembatan dengan material beton sering dilaksanakan
dengan cara dicor ditempat atau dengan beton pracetak. Tipe struktur jembatan beton ini
antara lain : Jembatan Beton Monolit, Jembatan Beton Prategang, serta Jembatan Beton
Komposit.

C. Menurut Struktur Jembatan


Didasarkan pada bentuk atau tipe stuktur jembatan, jembatan dibedakan dari bentuk
struktur Gelagar induknya yaitu Gelagar yang menopang seluruh elemen struktur jembatan
dan mentransfer seluruh beban struktur yang langsung berhubungan dengan bangunan
bawah. Adapun bentuk struktur jembatan terdiri atas :
1. Jembatan Balok
- Gelagar Biasa
Jembatan ini digunakan pada jembatan dengan bentang pendek sampai sedang dan
beban hidup yang lewat relatif kecil (seperti, Jembatan Penyebrangan Orang dan
sebagainya). Gelagar Induk jembatan ini merupakan struktur balok biasa yang
menumpu pada kedua Abutment dengan susunan struktur yaitu Gelagar Induk-Pelat
Lantai Kendaraan, dengan dilengkapi Tiang Sandaran (non struktur), seperti pada
jembatan gelagar biasa dengan material kayu atau baja.

- Balok Pelat Girder


Gelagar utama terdiri dari pelat–pelat baja tersusun (plate girder) dengan panjang
bentang jembatan L ¿ 35 m. Jenis jembatan ini sering digunakan pada jembatan
jalan KA dengan bentang sedang. Struktur Gelagar Induk jembatan merupakan Balok
profil buatan dari pelat baja dengan tebal tertentu disusun sedemikian rupa sehinggga
merupakan Balok yang proporsional dan efektif untuk menahan beban yang bekerja
yang menopang gelagar meintang dan memanjang.
- Balok Monolit Beton Bertulang
Merupakan Jembatan Beton bertulang yang antara Gelagar Induk dan Pelat lantai
Kendaraan dicor bersamaan dan menyatu sebagai Balok ”T” Seluruh struktur yang
terdiri dari Balok dan pelat lantai, yang juga sering diantara balok dipasang balok
diafragma menopang diatas Abutment.
- Balok Beton Prategang (Pre Strees)
Gelagar Induk dari jembatan ini merupakan balok beton bertulang yang diberi pra
tegangan dari kabel yang dipasang sedemikian rupa sehingga seluruh beban hidup
jembatan dapat di lawan dengan prategangan yang didapat dari penarikan kabel
dalam tendon yang diletakkan di dalam tubuh balok tersebut. Embatan ini sering
digunakan pada jembatan dengan bentang yang relatif panjang, seperti yang terlihat
pada gambar Jembatan Layang Monorail.

2. Jembatan Gelagar Komposit


Jembatan ini Gelagar Induknya merupakan paduan dari dua jenis material yaitu Balok
profil baja dengan pelat lantai beton bertulang yang dihubungkan dengan penghubung
gesar (Shear connector), Jenis iembatan ini sering digunakan ada jembatan dengan
bentang relatif panjang, yang efektif adalah dari bentang 15 meter sampai dengan 30
meter dan biasanya digunakan pada struktur dengan balok diatas dua bentang (simple
Beam). Bentuk dan susunan dari Jembatan komposit seperti gambar berikut
3. Jembatan Rangka Batang
Struktur jembatan baja rangka batang mempunyai tipe rangka yang banyak jenisnya.
Struktur jembatan rangka batang dengan material profil-profil baja digunakan pada
jembatan dengan bentang yang relatif panjang

Kelebihan Jembatan Rangka Batang :


• Gaya batang utama merupakan gaya aksial
• Dengan sistem badan terbuka (open web) pada rangka batang dimungkinkan
menggunakan tinggi maksimal dibandingkan dengan jembatan balok tanpa rongga.
Kelemahan Jembatan Rangka Batang :
Efisiensi rangka batang tergantung dari panjang bentangnya, artinya jika jembatan rangka
batang dibuat semakin panjang,maka ukuran dari rangka batang itu sendiri juga harus
diperbesar atau dibuat lebih tinggi dengan sudut yang lebih besar untuk menjaga
kekakuannya, sampai rangka batang itu mencapai titik dimana berat sendiri jembatan
terlalu besar ,sehingga rangka batang tidak mampu lagi mendukung beban tersebut.
Susunan dari struktur jembatan rangka batang ini terdiri dari : Struktur rangka batang
dipasang di bagian kiri-kanan yang merupakan Gelagar Induk, yang menopang Gelagar
Melintang dan gelagar memanjang yang bekerja menahan beban kerja dari lantai
kendaraan, seperti pada gambar berikut
4. Jembatan Kabel
Jembatan Cable Suspension : Jembatan Gantung merupakan struktur jembatan yang
terdiri dari struktur Penopang yang berupa Tiang (pilar atau Menara), struktur Jembatan
berupa Gelagar Induk dan gelagar melintang, Lantai Kendaraan, Penjangkar Kabel dan
Kabel Penggantung yang membentang sepanjang bentang sejajar dengan arah
memanjang jembatan, dimana kabel sebagai struktur utama yang menstranfer seluruh
beban ke bagian bawah jembatan yang berupa Abutmen, penjangkar kabel dan tiang
Penopang . Bentang ekonomis 60 s/d 300 m.

Jembatan Cable Stayed : Seperti jembatan gantung, jembatan ini ditahan oleh kabel
disebut juga sebagai Cable-Stayed Bridge. Bentang ekonomis 60 s/d 300 m. Bedanya,
selain jumlah kabel yang dibutuhkan lebih sedikit, jembatan ini memiliki menara penahan
kabel yang lebih pendek daripada jembatan cable suspension.

5. Jembatan Busur
Berdasarkan letak lantai yang digunakanan untuk lalu lintas
kendaraannya serta bentuk busur, maka beberapa bentuk jenis
yang umum dipakai, yaitu :
- Deck Arch, merupakan salah satu jenis/bentuk jembatan busur
dimana letak lantainya menopang beban lalu lintas secara
langsung dan berada pada bagian paling atas busur, yang
mengambil bentuk seperti konsep awalnya.
- Through Arch, merupakan jenis jembatan busur yang lain
dimana letak lantainya berada tepat di springline busurnya, jembatan seperti ini biasanya
dibangun dengan menggunakan bahan baja,
- A Half – Through Arch, Salah satu jenis jembatan busur dimana lantainya
kendaraannya berada di antara springline dan bagian busur jembatan, atau berada di
tengah-tengah. Jembatan seperti ini biasanya digunakan untuk bentang yang panjang.

Kelebihan Jembatan Pelengkung


- Keseluruhan bagian pelengkung menerima tekan, dan gaya tekan ini ditransfer ke
abutmen dan ditahan oleh tegangan tanah dibawahpelengkung. Tanpa gaya tarik yang
diterima oleh pelengkung memungkinkan jembatan pelengkung bisa dibuat lebih panjang
dari jembatan balok dan bisa menggunakan material yang mampu menerimatarik dengan
baik seperti baja.
- Bentuk jembatan pelengkung adalah inovasi dari peradaban manusia yangmemiliki nilai
estetika tinggi namun memiliki struktur yang sangat kuat yang terbukti jembatan
pelengkung Romawi kuno masih berdiri sampai sekarang.

Kekurangan Jembatan Pelengkung


Konstruksi jembatan pelengkung lebih sulit daripada jembatan balok karena
pembangunan jembatan ini memerlukan metode pelaksanaan yang cukup rumit karena
struktur belum dikatakan selesai sebelum kedua bentang bertemu di tengah-tengah.

D. Menurut Bentang Jembatan


1. Jembatan dengan bentang pendek
Jembatan yang memiliki panjang bentang kurang dari 40 meter. Contohnya, Jembatan
Pelat girder, Jembatan Box girder baja, atau Jembatan Kayu khusus pejalan kaki.

2. Jembatan dengan bentang menengah


Jembatan yang memiliki panjang bentang kurang dari antara 40 m sampai 125 meter.
Contohnya, Jembatan Box girder beton menerus, serta Jembatan Rangka baja.

3. Jembatan dengan bentang panjang


Jembatan yang memiliki panjang bentang lebih dari 125 meter. Biasanya jembatan ini
digunakan sebagai jembatan untuk menyeberangi laut ataupun sungai. Contohnya,
Jembatan Cable stayed ataupun Jembatan Cable suspension.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=jembatan+pelengkung+tiga+sendi&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=ZE9FUrvBL4vOrQ
foqoDwDw&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1525&bih=741&dpr=1
http://kampuzsipil.blogspot.com/2011/11/pengertian-dan-macam-jembatan.html
http://ivanoktomi.blogspot.com/2013/02/konstruksi-jembatan.html
http://goblogsadt.blogspot.com/2011/12/macam-macam-jembatan.html
http://www.mafiosodeciviliano.com/struktur/996-klasifikasi-jenis-jenis-jembatan

Anda mungkin juga menyukai