Anda di halaman 1dari 16

UAS STRUKTUR BAJA

NAMA : M AL ICHSAN
NIM : 19061036
PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
D O S E N : P R I M A Z O L A . , S . T. , M . T
Jembatan Rangka Baja

 Jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan


menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang
tidak sama tinggi permukaannya. Dalam perencanaan dan perancangan
jembatan sebaiknya mempertimbangkan fungsi kebutuhan
traansportasi, persyaratan teknis dan estetika- arsitektural yang meliputi
: Aspek lalu lintas Aspek teknis, Aspek estetika (Supriyadi dkk, 2007).
 Jembatan rangka dibuat dari struktur rangka yang biasanya terbuat dari
bahan baja dan dibuat dengan menyambung beberapa batang dengan las
atau baut yang membentuk pola-pola segitiga. Jembatan rangka biasanya
digunakan untuk bentang 20 m sampai 375 m Salah satu sistem
konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan besar, yaitu berupa
suatu Rangka Batang. Rangka batang merupakan suatu konstruksi yang
terdiri dari sejumlah batang-batang yang disambung satu dengan yang
lain pada kedua ujungnya, sehingga membentuk satu kesatuan struktur
yang kokoh. Bentuk rangka batang dapat bermacam-macam sesuai
dengan fungsi dan konstruksi, seperti konstruksi untuk jembatan.
Latar Belakang Jembatan di Kecamatan Koto XI
Tarusan
 Di daerah Koto XI Tarusan memiliki salah satu aliran air sungai yang
mengalir dari hulu gunung menuju kemuara tarusan, Aliran yang
disebut Batang Tarusan ini banyak memotong negeri seberang sungai
dengan jalan pusat Padang-Painan. Oleh karena itu dibutuhkan
beberapa Jembatan untuk menghubungkan negeri satu dengan yang
lainnya. Dibangunnya jembatan sangatlah penting sebagai sarana
penunjang masyarakat sekitar, untuk melakukan kegiatan sehari-hari
seperti pergi berkebun, karena sebagian besar masyarakat Koto XI
Tarusan memiliki pekerjaan berprofesi sebagai berkebun karena
sebagian besar dikelilingi pengunungan. Untuk itu pemerintah
membangun jembatan yang kokoh dan aman untuk digunakan
masyarakat sekitar.
Tipe-tipe Jembatan Rangka Baja

 Jembatan Balok ( the beam bridge )


Jembatan ini biasanya terletak diantara dua tumpua dan lantai
kendaraan langsung berada di atas gelagar memanjang. Biasanya
digunakan untuk bentang kecil yaitu 15 - 36 m.
 Jembatan Baja Dinding Penuh (  The plate girders bridge )
Jembatan ini terdiri dari gelagar memanjang , gelagar melintang dan
juga gelagar induk, sedangkan lantai kendaraan umumnya terletak lebih
rendah, jembatan baja jenis biasanya digunakan pada bentang 24 sampai
45 m.
 Jembatan rangka Sederhana (Simple truss bridge)
Jembatan rangka sederhana terdiri dari gelagar induk, gelagar
melintang dan gelagar memanjang, sedangkan untuk sisi kanan dan kiri
jembatan berupa rangka baja. jembatan rangka baja sederhana ini masuk
dalam kategori jembatan menangah yaitu dengan bentang 45 m - 180 m.
 Jembatan rangka Menerus (Continious bridge trusses)
Jembatan ini terdiri dari rangka ( truss) yang menerus dimana tumpuan
berada pada tengah bentang rangka yang tidak terpisah. Jembatan ini
biasa digunakan pada bentang 45 m - 180 m.
 Jembatan Kantilever ( Cantilever Bridge)
Panjang sekali,  itulah dalam benak ketika melihat jembatan ini. ciri
ciri dari jembatan ini yaitu terdiri dari dua batang kantilever dengan satu
bentang lain diantaranya, dimana bentang tersebut ditumpu pada ujung
ujung kantilever. jembatan ini biasanya digunakan pada bentang 75 m-
540 m.
 Jembatan Lengkung ( Steel Arches Bridge)
Kontruksi jembatan ini terdiri dari batang penggantung, batang
lengkung, dan gelagar pengaku. jembatan ini biasa digunakan pada
bentang 30 – 540 m.
 Jembatan gantung (suspension bridge)
Hampir menyerupai jembatan kantilever tetapi jembatan baja tipe ini
mempunyi bentang paling panjang daripada jembatan - jembatan baja
yang saya uraiakan di atas. jembatan biasanya dengan bentang 120 - 3000
m. sedangkan kontruksi utama jembatan ini terdiri dari kabel yang
terbentang diatas menara atau tiang penegar, kabel penggantung / hanger.
balok penegar penegar, gelagar dan angker.
Pembebanan Jembatan Rangka Baja

Beban merupakan gaya luar yang bekerja pada suatu struktur. Umumnya
penentuan besarnya beban yang bekerja pada suatu struktur merupakan estimasi
saja dan penentuan distribusi beban yang bekerja umumnya memerlukan asumsi
dan pendekatan. Jika seluruh beban yang bekerja pada suatu struktur telah
diestimasi, maka selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan
kombinasi beban yang paling dominan bekerja pada struktur tersebut.

Penentuan pembebanan pada proses perencanaan disesuaikan dengan peraturan


SNI T-02-2016 mengenai Standar Pembebanan Untuk Jembatan, dan Surat
Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 02/SE/M/2010 tentang Pedoman
Perencanaan dan Pelaksanaan Konstruksi Jembatan Gantung Untuk Pejalan
Kaki, dimana tentunya beban-beban yang tertera pada peraturan tersebut akan
dipilah mana yang akan digunakan kemudian akan di analisa dengan
menggunakan program bantu Staad Pro V8i.
 Beban Tetap
 Beban Mati
Beban mati jembatan baja canai dingin terdiri atas berat struktur
rangka, berat sambungan mur-baut, dan berat sambungan pelat. Beban ini
didasarkan berdasar berat jenis bahan, yakni bahan baja canai dingin
dengan berat jenis 7850 kg/m3.

 Beban Mati Tambahan


Beban mati tambahan terdiri atas beban railing sebesar 100 kg/m’ dan
deck jembatan yang direncanakan menggunakan kayu merbau dengan
berat jenis 800 kg/m3.
 Beban Lalu Lintas
Beban lalu lintas rencana terdiri atas beban pejalan
kaki sebesar 500 kg/m2 dan beban kendaraan ringan
sebesar 2000 kg.
 Aksi Lingkungan
 Beban Angin
Beban angin direncanakan sesuai dengan SNI 1725-
2016. Tekanan angin yang ditentukan adalah sebesar 90
– 126 km/jam. Beban angin harus didistribusikan secara
merata pada permukaan yang terekspos oleh angin.
Beban angin pada struktur dihitung berdasar rumus,
Dimana :
PD =Beban angin pada struktur
PB = Tekanan angin dasar
VDZ = Kecepatan angin rencana pada elevasi Z
VB = Kecepatan angin rencana yaitu 90 hingga 126
km/jam.
PD = PB (VDZ/VB)2

TERIMAKAS
IH

Anda mungkin juga menyukai