Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TENTANG JEMBATAN LENGKUNG

(ARCH BRIDGE)

Disusun Oleh:
Mahmudin (333610001)
Asy Syakur Hamdani (3336190003)
Muhamad Rizki Firmansyah (3336190025)
Muhammad Fadhil Al Hadiana (3336190039)
Eron Patabang (3336190051)
TS Raehan Magribi (3336190063)
Ahmad Thoriq Asrori (3336190075)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jembatan lengkung (arch bridge) adalah jembatan bentang panjang yang
merupakan salah satu infrakstruktur yang diperlukan dalam membantu masyarakat
untuk melintasi pulau, sungai dan hambatan lain. Dalam merencanakan jembatan
lengkung perlu diperhatikan beberapa hal sebagai contoh yaitu lokasi jembatan, biaya
pembangunan jembatan, material jembatan serta tipe sambungan pada titik buhul
jembatan.
Jembatan pelengkung adalah struktur setengah lingkaran dengan abutmen di
kedua sisinya. Desain pelengkung secara alami akan mengalihkan beban yang
diterima lantai kendaraan jembatan menuju ke abutmen yang menjaga kedua sisi
jembatan agar tidak bergerak kesamping. Walaupun pelengkung tidak mengalami
gaya tarik yang membuat pelengkung lebih efisien dari jembatan balok, namun
kekuatan struktur jembatan pelengkung juga masih dibatasi. Misal, untuk jembatan
yang struktur utamanya diatas lantai kendaraan, semakin besar sudut
kelengkungannya (semakin tinggi lengkungannya) maka pengaruh gaya tekan akan
semakin kecil namun itu berarti bentangnya menjadi lebih kecil jika diinginkan
membuat jembatan pelengkung dengan bentang panjang, maka sudut pelengkung
harus diperkecil sehingga gaya tekan pun menjadi lebih besar dan diperlukan
abutmen yang lebih besar untuk menahan gaya horizontal tersebut. Jadi sama seperti
jembatan balok bentang dari jembatan pelengkung juga dibatasi hingga 50 sampai
150 m.

1.2 Tujuan Masalah


Pada makalah ini, terdapat tujuan-tujuan yang harus disampaikan pada
pembuatan makalah ini.

a. Memahami jenis-jenis jembatan lengkung (Arch Bridge)


b. Memahami konstruksi baja yang digunakan pada jembatan lengkung
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Jembatan merupakan satu struktur yang melintaskan alur jalan melewati rintangan
yang ada tanpa menutupnya. Jembatan dapat digunakan untuk melintasi sungai, jalan atau
bahkan untuk menghubungkan antar pulau. Jembatan lengkung adalah jembatan dengan
penyangga di setiap ujungnya yang berbentuk lengkungan melengkung. Secara struktural,
jembatan lengkung merupakan jenis jembatan yang mengandalkan batang lengkung
(busur) dan kabel penggantung antara busur jembatan dengan dek jembatan untuk
memikul beban yang terjadi. Jembatan lengkung ini bekerja dengan memindahkan berat
jembatan dan muatannya sebagian ke dorong horizontal yang dikendalikan oleh
penyangga di kedua sisi. Lengkungan dapat digunakan untuk mengurangi momen tekuk
pada strukturstruktur bentang panjang. Pada dasarnya, lengkungan bekerja sebagai
kebalikan dari kabel, sehingga lengkungan menerima bebannya berupa tekan, karena
ketegarannya lengkungan harus juga menahan beberapa bengkokan dan gaya geser yang
bergantung pada bagaimana lengkungan dibebani dan dibentuk. Khususnya, jika
lengkungan memiliki bentuk parabolik dan dibebani oleh beban vertikal yang terdistribusi
merata secara horizontal, maka dari analisis kabel hanya mengikuti gaya-gaya mampatan
yang akan ditahan oleh lengkungan. Saat ini sebagian besar jembatan lengkung terbuat
dari baja atau beton, dan mereka dapat menjangkau hingga 800 kaki. Jika sekilas
kekuatan yang bekerja di jembatan lengkung dapat menjangkau 2000 hingga 7000 kaki
yang itu merupakan jarak jauh yang melebihi dari jenis jembatan lainnya. Kurva alami
lengkungan dan kemampuannya untuk menghilangkan gaya luar sangat mengurangi efek
ketegangan pada bagian bawah lengkungan.

2.2. Bagian–Bagian Dari Jembatan Rangka Baja Lengkung

2.2.1. Deck Girder

Menurut Faizal (2009;2) Deckgirder atau lantai kendaraan jembatan termasuk ke


dalam struktur bangunan atas. Bagian ini menerima langsung beban lalu lintas dan
melindungi terhadap keausan. Untuk konstruksi jembatan biasanya deck menggunakan
pelat dari beton bertulang atau pelat baja. Berdasarkan letak lantai kendaraannya, ada
beberapa bentuk yang umum dipakai, yaitu:

a. Deck Arch
Jenis ini merupakan salah satu jenis jembatan busur dimana letak
lantainya menopang beban lalu lintas secara langsung dan berada pada
bagian paling atas busur. Sebagaimana terlihat pada Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Jembatan rangka baja pelengkung bentuk deck arch

b. Through Arch
Jenis ini merupakan salah satu jenis jembatan busur dimana letak
lantainya berada tepat di springline busurnya. Sebagaimana terlihat pada
Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Jembatan rangka baja pelengkung bentuk through arch.

c. A Half–Through Arch
Jenis ini merupakan salah satu jenis jembatan busur dimana letak lantai
kendaraannya berada diantara springline dan bagian busur jembatan atau
berada ditengah – tengah. Sebagaimana terlihat pada Gambar 3 berikut.
Gambar 3. Jembatan rangka baja pelengkung bentuk a half–through arch.

2.2.2 Batang Lengkung

Hilmy dan Djoko (2013;2) dalam jurnalnya menyatakan “Batang busur


merupakan bagian struktur yang penting sekali karena seluruh beban di
sepanjang jembatan dipikul olehnya. Dan bagian struktur ini mengubah gaya–
gaya yang bekerja dari beban vertikal dirubah menjadi gaya horizontal/tekan
sehingga menjadi keuntungan sendiri bagi jembatan tersebut. Dengan
kelebihan utama dari jembatan rangka baja lengkung yaitu adanya gaya
tekan yang mendominasi gaya pada jembatan rangka baja lengkung dan
dengan adanya teknologi beton, baja, maupun komposit yang semakin maju,
pada penggunaan material tersebut dapat mengurangi bobot jembatan dan
meningkatkan panjang lantai jembatan. Selain harus memiliki kekuatan yang
cukup, rangka batang juga harus memiliki tinggi lengkung yang cukup dan
ideal. Sehingga kekuatan rangka baja lengkung dan optimum. Tinggi lengkung
busur tergantung pada panjang bentang jembatan. Perbandingan tinggi
muka tampang busur dengan panjang bentang jembatan adalah berkisar
1 1
1:11,5 s/d 1:4,6. Untuk tinggi batang busur adalah 40 hingga 25.

Berikut adalah gambar lengkap bagian-bagian dari jembatan lengkung.


Gambar 4. Bagian-bagian jembatan lengkung

2.3 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Proses Pemilihan Jembatan

Pada jembatan lengkung terdapat dua macam gaya, yaitu gaya tarik dan gaya tekan.
Dalam proses pemilihan desain jembatan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya adalah:

a. Pelengkung
pada jembatan Pelengkung pada jembatan busur merupakan struktur utama yang
menahan sebagian besar beban yang di terima oleh jembatan. Lengkung umumnya
pada perletakan jepit, dengan ketebalan awal lengkung sebesar 1,65 sampai 2 kali
(L/20) dari puncak lengkung (L/40) ketebalan rata rata adalah L/30 dan tinggi fokus
L/5 (ACI 1996).

b. Jumlah segmen
Jumlah segemen berpengaruh pada penyaluran gaya pada jembatan, Semakin sedikit
jumlah segmen semakin besar gaya yang yang di pikul oleh kolom penyangga.

c. Pengaku batas
Pengaku berfungsi memaksimalkan penyaluran gaya, dan sebagai penguat struktur
pada jembatan.
2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Jembatan Lengkung

Jembatan lengkung ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing di


bandingkan jenis jembatan lain, adapun hal tersebut adalah sebagai berikut.

2.4.1 Kelebihan Jembatan lengkung

Keseluruhan bagian pelengkung menerima tekan, dan gaya tekan ini ditransfer
ke abutmen dan ditahan oleh tegangan tanah dibawah pelengkung. Tanpa gaya tarik
yang diterima oleh pelengkung memungkinkan jembatan pelengkung bisa dibuat lebih
panjang.

2.4.2 Kekurangan Jembatan Lengkung

Untuk material baja, memerlukan maintenance yang rutin karena sifat baja yang
lemah terhadap oksidasi atau karat. Bentuk maintenance seperti pelapisan dengan cat
dan harus detil ke setiap elemen yang terpapar udara bebas

2.5 Contoh-contoh Jembatan lengkung

Berikut adalah contoh-contoh jembatan lengkung yang ada di dunia.

1. Chaotianmen Bridge

merupakan jembatan lengkung terbesar saat ini dibangun di atas Sungai


Yangtze. Memiliki panjang 1,741m dan rentangan sejauh 552 m. Jembatan ini
dibuka pada tanggal 20 April 2009 di Chongqing, China.
2. Ponulele Bridge

merupakan sebuah jembatan yang terletak di Kota Palu, Sulawesi


Tehngah, Indonesia. Jembatan ini diresmikan pada Mei 2006. menghubungkan
kecamatan Palu Timur dan Palu Barat. Jembatan kuning ini merupakan
jembatan lengkung pertama di Indonesia.

3. Jembatan Holtekamp

Jembatan sepanjang 732 meter ini menghubungkan Kota Jayapura dan Distrik
Muara Tami. Nantinya, waktu tempuh dari Jayapura menuju perbatasan Skouw bakal
lebih pendek 1,5 jam menjadi hanya 1 jam saja bila jembatan ini telah rampung.
4. Sydney Harbour Bridge

Jembatan ini adalah bangunan tertinggi di kota Sydney hingga tahun 1967.
Menurut Guinness World Records, jembatan ini adalah yang terlebar di dunia,
sekaligus sebagai jembatan lengkung berkerangka besi tertinggi di dunia dengan
puncaknya berdiri 134 meter di atas permukaan pelabuhan. Jembatan ini juga
tercatat sebagai jembatan lengkung besi terpanjang nomor empat di dunia.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Pada konstruksi jembatan lengkung terdapat berbagai jenis tergantung pada
penggunaan dan pembuatannya seperti Deck Arch, Through Arch, A Half-Through
Arch. Jembatan lengkung sendiri pun memiliki bagian-bagian penting seperti Deck
Girder, Batang Lengkung.
Konstruksi jembatan lengkung memiliki beberapa pembebanan yaitu beban mati,
beban hidup, beban sekunder dan beban yang termasuk dalam beban khusuu untuk
perhitungan tegangan pada perencanaan jembatan itu sendiri.
Daftar Pustaka

https://futureofworking.com/6-advantages-and-disadvantages-of-arch-
bridges/
https://rekayasasipil.ub.ac.id/index.php/rs/article/view/359
https://www.britannica.com/technology/arch-bridge
https://science.howstuffworks.com/engineering/civil/bridge5.htm
https://en.wikipedia.org/wiki/Arch_bridge

Anda mungkin juga menyukai