Anda di halaman 1dari 45

PENAMBAT REL DAN

BALAS
RIZKI EFRIDA, ST. MT
PRODI TEKNIK SIPIL UMSU
PENAMBAT REL
Fungsi Penambat Rel

Suatu komponen yang menambat rel pada bantalan sedemikian


sehingga kedudukan rel menjadi tetap, kokoh dan tidak begeser
terhadap bantalannya.

Jenis pemabat : Penmbat Kaku dan Penambat Elastis, penggunaannya


disesuaikan dengan kelas jalan (kecepatan kereta api).
Faktor-Faktor Penggunaan Penambat
 Pengalaman pemakaian
 Besarnya gaya jepit
 Besarnya nilai rangkak
 Kemudahan perawatan
 Pemakaian kembali
 Umur penambat
 Harga penambat
Persyaratan Teknis Penambat

 Gaya jepit harus kuat untuk menjamin gaya tahan rel pada bantalan
lebih besar daripada gaya tahan rangkak bantalan pada stabilitas
dasar balas.
 Gaya jepit penambat dapat bertahan lama.
 Frekuensi getaran alami penambat pada dasarnya harus lebih besar
dari frekuensi getaran alami rel.
 Bahan material penambat harus mempunyai kualitas yang baik agar
dapat mempertahankan kekenyalan penambat dalam jangka waktu
lama.
 Teknologi pemasangan rel dan penambat yang sederhana dan cepat.
Persyaratan Teknis Penambat

 Penyetelan penambat sebaiknya dilakukan secara cepat dan


mudah.
 Penambat cukup mampu dan kuat sebagai penggabungan
susunan isolasi listrik dan mudah diganti bila rusak.
 Penambat mempunyai alas karet yang dapat mencegah rangkak
rel, meredam tegangan vertikal yang bekerja ke bawah dan
melindungi permukaan bantalan serta mempunyai tahanan daya
tahan listrik yang cukup untuk pemisahan rel dari bantalan
Sejarah Penambat

 Awal penggunaan : Paku (Dog-Spike) dengan penambahan


alat “Anti-Creepers”.
 Penggunaan Tirpon dan Pelat Andas.
 Penggunaan Penambat Elastis : meredam getaran, mengatasi
gaya jepit dan memberikan perlawanan rangkak.
Penambat elastis terdiri dari dua macam : penambat elastis
tunggal dan ganda.
Penggunaan Alat Penambat Sesuai Kelas
Jalan Rel
Komponen Penambat Kaku

 Paku rel
 Tirpon
 Mur
 Baut
 Biasanya dipasang pada bantalan kayu/besi
 Dapat digunakan pelat landas
 Kekuatan jepitnya pada klem pelat
Komponen Penambat Kaku

Gambar Mur dan baut, tarpon dan paku rel Gambar Pelat landas
Komponen Penambat Kaku

Gambar Penambat kaku pada bantalan kayu Gambar Penambat kaku pada bantalan kayu
menggunakan pelat landas, paku rel dan tirpon menggunakan pelat landas dan tirpon
Komponen Penambat Kaku

Gambar Penambat kaku pada bantalan baja menggunakan pelat landas dan mur-baut
Komponen Penambat Elastis Tunggal

 Tirpon
 Pelat Landas
 Pelat Jepit
 Mur
 Baut
 Kekuatan jepitnya pada batang jepit elastis
Komponen Penambat Elastis Ganda

 Pelat Landas
 Pelat Jepit
 Alas Rel
 Tirpon
 Mur
 Baut
 Alas Karet (bantalan beton)
Tipe Pandrol Elastik
 Berbentuk batangan besi dengan diameter 19 mm
berbentuk ulir/spiral.
 Clamping Force tinggi (hingga mencapai 600 kgf).
 Tidak berisik ketika kendaraan rel melewati bantalan.
 Mudah dalam pekerjaan pemasangan.
 Kuat dan tidak mudah lepas.
 Jumlah komponen sedikit/sederhana.
Penambat Rel Pandrol
Contoh Penambat Elastis Jenis Doorken
(Rail Spike)

 Alat penambat Doorken dibedankan menjadi dua yaitu


Jenis Tunggal (Single Rail Spike) dan Jenis Ganda
(Double Rail Spike)
 Nilai clamping force sebesar 475 kgf (tunggal) dan 850
kgf (ganda)
Penambat Rel Tipe Doorken
Contoh Jenis Penambat Tipe DE Spring Clips

 Clamping force mencapai lebih dari 1000 kgf


 Dapat melawan gaya puntiran (torsional force)
 Penambat dapat memiliki sifat double elastic karena
menggunakan alas karet (rubber pad) dalam sistemnya
 Komponenya tidak banyak dan sederhana.
Alat penambat DE clips yang dipasang pada bantalan beton
Penambat DE pada bantalan besi
BALAS
Struktur Balas

Lapisan balas terletak diatas tanah dasar


Fungsi Balas

 Mendistribusikan beban dari bantalan ke tanah dasar


 Menahan bantalan (rel) dari pergeseran transversal/lateral
maupun longitudinal
 Meneruskan air, sehingga tidak menggenangi bantalan/rel
 Mendukung bantalan secara elastis
Distribusi Beban

Gaya
Rel
Dinamis Roda

Balas Bantalan

Subgrade
Tebal Balas

Area (1997)

𝐡 = (𝟏𝟔, 𝟖 𝐩𝐚/𝐩𝐜)𝟒/𝟓

dengan
h : tebal balas (inchi)
Pa : tekanan rerata yang didistribusikan bantalan ke balas (psi)
Pc : tekanan ke tanah dasar, termasuk faktor aman (psi)
Tebal Balas

Schramm (1961)

𝐒−𝐁
𝐙𝐦𝐢𝐧 =
𝟐 𝐭𝐚𝐧 𝛉

dengan
Zmin : tebal minimum balas (m)
S : jarak bantalan (m)
B : lebar bantalan (m)
θ : sudut gesek internal bahan balas (⁰)
Lapisan Balas
 Balas atas:
 bahan pembentuk sangat baik
 Mendapat beban yang sangat besar
 Sangat terkait elastisitas → fungsi kenyamanan
 Balas bawah: bahan pembentuk tidak sebaik balas atas
 Bahan pembentuk tidak sebaik balas atas
 Sebagai filter tanah dasar-balas atas
Persyaratan Bahan Balas Atas

 Batu pecah: keras, tidak mudah pecah


 Tahan lama: tidak cepat aus, tahan cuaca
 Bersudut/angular
 Bergradasi tertentu: sifat saling mengunci, saling
gesek, permeabilitas tinggi
Persyaratan Bahan Balas Atas

 Komposisi bahan merugikan yang diijinkan


• Bahan lunak/mudah pecah < 3%
• Bahan lolos #200 < 1%
• Gumpalan lempung < 0,5%
• Keausan uji Los Angeles < 40%
• Partikel tipis/panjang < 5%
Persyaratan Bahan Balas Atas

Gradasi Lapisan Balas Atas

Catatan:
a) Jalan kelas I-II digunakan ukuran min 2,5”-0,75”
b) Jalan kelas III digunakan ukuran min 2”-1”
Persyaratan Bahan Balas Bawah

Gradasi Lapisan Balas Bawah


Bentuk / Dimensi Lapisan Balas

Lurus

Lengkung/Tikungan
Bentuk / Dimensi Lapisan Balas
Bentuk / Dimensi Lapisan Balas

 Jarak dari sumbu jalan rel ke tepi atas lapisan balas (B)

B > 0,5 L + X
dengan
L : panjang bantalan (cm)
X : lebar bahu, di Indonesia sbb:
Jalan kelas I-II : 50 cm
Jalan kelas III-IV : 40 cm
Jalan kelas V : 35 cm
Bentuk / Dimensi Lapisan Balas

 Bahu berfungsi agar bantalan tidak mudah bergeser dari


tempatnya, dan memberi tahanan bagi balas ke arah
melintang
 Kemiringan balas tidak boleh lebih curam dari 1 : 2 (v : h)
 Bahan balas dihampar sedemikian sehingga
permukaannya selevel dengan permukaan bantalan
Bentuk / Dimensi Lapisan Balas

 Bagian jalan lurus


K1 > B + 2 d1 + M + T
 Bagian tikungan
K1D = K1
K1L = B + 2 d1 + 2 E +M
E = (B + L/2) h/S + T
dengan,
T : tebal bantalan (cm)
S : jarak antara kedua sumbu vertikal rel (cm)
h : peninggian rel (cm)
Bentuk / Dimensi Lapisan Balas

 Lebar M digunakan antara 40-90 cm


 Pada konstruksi lapisan balas bawah perlu
ditambahkan penahan pasangan batu untuk
menjamin kestabilannya.
Pemadatan Kepadatan balas tidak merata,
menyebabkan sebaran beban
Dukungan merata
dan reaksi dukungan balas thd
bantalan tidak merata

Dukungan tidak merata


Timbul Momen
pada bantalan

Kerusakan
bantalan
Permasalahan pada balas

Masalah teknis yang sering ditemui pada lapisan balas ialah :


1. Penurunan balas
2. Berkurangnya sifat kenyal dan permeabilitas lapisan balas
3. Terjadinya kantong balas
Kantong Balas

Tekanan ke Subgrade
Tebal balas <<
subgrade >> melesak turun

Agregat balas
turun →
Kantong balas terbentuk
cekungan pada
subgrade
Kantong Balas

Saat beban dilepas,


Bantalan partikel halus dari Saat terjadi beban
mengambang bawah tersedot ke lagi, partikel tsb akan
rongga masuk lagi ke balas

Tersedotnya partikel
Cekungan → Kantong tanah dasar
balas menyebabkan balas
turun
Kantong Balas

 Jika tidak segera ditangani, kantong balas


akan semakin dalam dan melebar

 Bisa menyebabkan runtuhnya badan jalan rel


SEKIAN
Tugas Mandiri
MR

Tugas Terstruktur
MR dan TR

Soal TR
1. Buatlah essay yang memuat perbandingan jenis-jenis penambat rel yang pernah dan
yang saat ini sedang digunakan di Indonesia, mulai dari penambat kaku hingga
berelastik ganda. Berilah ulasan keunggulan dan batasan pemakaian pada masing-
masing penambat !
2. Buatlah essay beberapa contoh teknologi penambat yang digunakan di luar negeri !

Anda mungkin juga menyukai