Anda di halaman 1dari 55

PENAMBAT &

BANTALAN REL
Hendi Bowoputro,ST,MT
Rahayu Kusumaningrum,ST,MSc
PENAMBAT REL

Berdasarkan PD 10 tahun 1986 PENAMBAT REL adalah suatu


komponen yang menambatkan rel pada bantalan sedemikian rupa
sehingga kedudukan rel adalah tetap, kokoh dan tidak bergeser.

Fungsi:
(1) Batang rel tetap menyatu pada bantalannya
(2) Menjaga kelebaran trek (lebar sepur).

1067 mm
PENAMBAT REL

PERSYARATAN TEKNIS :

a) Memiliki gaya jepit yang kuat


b) Gaya jepit penambat dapat bertahan lama
c) Frekuensi getaran alami (natural frequency) penambat pada dasarnya harus
lebih besar dari frekuensi getaran alami rel
d) Bahan material penambat harus mempunyai kualitas yang baik agar dapat
mempertahankan kekenyalan penambat dalam jangka waktu lama.
e) Penyetelan penambat sebaiknya dilakukan secara cepat dan mudah, serta
diusahakan dapat dilakukan oleh petugas selain teknisi.
f) Mudah diganti bila rusak.
PENAMBAT REL

PENAMBAT BERDASARKAN JENISNYA:

1. PENAMBAT KAKU
Paku rel,
tirpon
(tirefond),
mur ataupun
baut dengan
atau tanpa
pelat landas
PELAT LANDAS
PENAMBAT KAKU
PENAMBAT KAKU
PENAMBAT KAKU
PENAMBAT REL

2. PENAMBAT ELASTIS

Penambat elastis
tunggal :
Pelat landas, pelat atau
batang jepit elastis, tirpon,
mur dan baut

Penambat elastis ganda :


Pelat landas, pelat atau
batang jepit elastis, (karet)
alas rel, tirpon, mur dan
baut

AREA (American Raiway Engineering Association) penambat rel harus


mampu memberikan perlawanan terhadap rangkak statis min. sebesar 10,7 kN
PENAMBAT REL

Agar dapat memberikan elastisitas yang


baik, maka disyaratkan besar modulus
elastisitas alas karet (rubber pad) =
110 140 kg/cm2
JENIS BANTALAN
GAYA LATERAL

Kerusakan jalan rel akibat gaya lateral :

1. Push out gaya mendorong alat penambat ke arah


lateral yang menyebabkan melebarnya lebar sepur

2. Pull out tercabut dan tertarik/terangkat ke luar nya


alat penambat
BANTALAN

Fungsi BANTALAN :

a) Mengikat/memegang rel (dengan penambat), sehingga jarak


antara rel dan kemiringan kedudukan
b) Menerima beban vertikal dan lateral yang disebabkan oleh
beban statis rel dan beban dinamis akibat pergerakan kereta
dengan baik.
c) Mendistribusikan beban yang diterima bantalan kepada struktur
fondasi yang ada di bawahnya dengan tegangan arah vertikal
yang lebih kecil dan merata.
d) Menstabilisasikan struktur jalan rel terhadap gaya lateral yang
memaksa rel untuk bergeser ke arah luar (penyimpangan arah
lateral).
e) Menghindari kontak langsung antara rel dengan tanah.
KONSEP PEMBEBANAN BANTALAN

KONSEP BEAM ON ELASTIC FOUNDATION

Momen
KONSEP PEMBEBANAN BANTALAN

Defleksi
KONSEP PEMBEBANAN BANTALAN

F = k Ymaks


Ymaks = 0,393
1

diperhitungkan pengaruh superposisi gandar pada


kereta api, maka distribusi beban ke bantalan dapat
dituliskan sebagai :


Q1 = 2 F S = 2 ( k ) x S = 0,786
1 1
CONTOH SOAL

Jika digunakan R.54 (E = 2,1 106 kg/cm2, dan IX =


2346 cm4) yang dipasang pada Kelas Jalan I, S = 60 cm
dan k (nilai modulus jalan rel) = 180 kg/cm2. Tentukan
beban yang didistribusikan dari rel ke bantalan !
CONTOH SOAL
SOAL

Tentukan beban yang didistribusikan dari rel ke


bantalan apabila akan dilalui oleh KA dengan
lokomotif CC dengan berat 108 ton dan digunakan R60
(nilai modulus jalan rel) = 180 kg/cm2
BANTALAN KAYU

No. Letak Panjang Lebar Tinggi


Bantalan (mm) (mm) (mm)
1 Jalan Lurus 2000 220 130
(+40, -20) (+20, -10) (+10, -0)
2 Jembatan 1800 220 200
SYARAT: (+40, -20) (+20, -10) (+10, -0)

Kayu Mutu A
Kelas kuat I / II
Kelas awet I / II
Jenis kayu : kayu jati / kayu besi
BANTALAN KAYU

Bentuk penampang melintang


bantalan kayu harus berupa
empat persegi panjang pada
seluruh tubuh bantalan.

Kelas Kayu M Maks (kgm)


I 800

II 530
TEGANGAN IJIN KAYU (PKKI 1961)

Jenis Tegangan Ijin Kelas Kuat


I II
Lentur 125 83
(lt dalam kg/cm2)
Tekan Sejajar Serat 108 71
( tk// dalam kg/cm2)
Tarik Sejajar Serat 108 71
( tr// dalam kg/cm2)
Tekan Tegak Lurus 33 21
Serat
(tk dalam kg/cm2)
Geser 17 10
( dalam kg/cm2)
PERHITUNGAN DIMENSI
BANTALAN KAYU

Q Q

C. O. D.
a 2c a
L

Komponen Panjang Bantalan dibagi atas bagian a (jarak


sumbu vertikal rel terhadap bantalan ke tepi) dan c (setengah
jarak antar sumbu rel).
PROSEDUR PERHITUNGAN
BANTALAN KAYU

Perhitungan bantalan kayu

Perhitungan momen tepat di


bawah kaki rel (MC/D)

Perhitungan momen di tengah


bantalan (MO)

Perhitungan momen ijin bantalan


PROSEDUR PERHITUNGAN
BANTALAN KAYU
Prosedur perhitungan dijelaskan berikut ini :

1. Perhitungan Bantalan Kayu :

k
= 4
4 EI

Dikarenakan bantalan kayu merupakan persegi empat simetris maka


2. Perhitungan
nilai Momen di
damping factor-nya ()Titik
hanyaC dan
ada D, tepat
satu saja.di bawah kaki rel :

Q 1
MC/D = [ 2 cosh2 a (cos 2c + cosh L) 2 cos2 a (cosh 2c + cos
4 sin L sinh L
L) sinh 2a (sin 2c + sinh L) sin 2 a (sinh 2c + sinh L)]

3. Perhitungan Momen di Titik O (Tengah Bantalan) :

Q 1
MO = - [sinh c (sin c + sin (L-c)) + sin c (sinh c + sinh (L-c))
2 sin L sinh L
+cosh c cos (L - c) cos c cosh (L - c)]
2. Perhitungan Momen di Titik C dan D, tepat di bawah kaki rel :
PROSEDUR PERHITUNGAN
Q 1
MC/D = [ 2 cosh a (cos 2c + cosh L) 2 cos a (cosh 2c + cos
BANTALAN
4 sin L sinh L
2
KAYU 2

L) sinh 2a (sin 2c + sinh L) sin 2 a (sinh 2c + sinh L)]

3. Perhitungan Momen di Titik O (Tengah Bantalan) :

Q 1
MO = - [sinh c (sin c + sin (L-c)) + sin c (sinh c + sinh (L-c))
2 sin L sinh L
+cosh c cos (L - c) cos c cosh (L - c)]

4. Perhitungan
Nomen KlaturMomen
: Ijin Bantalan

= Dumping
M lt Wfactor
Ix = Momen inersia rel pada sumbu x x
M = Momen pada bantalan
Dimana, Rumus Hiperbolikus :
Pd = Beban dinamis dari kendaraan
Q = Beban yang dapat diterima oleh bantalan sinh x =
e x e x
1 2
W = b h2 (untuk bantalan berbentuk persegi panjang)
6 e x e x
cosh x =
2

Catatan : nilai x untuk persamaan trigonometri


dan hiperbolikus dalam satuan radian (rad)
CONTOH PERHITUNGAN

Jika digunakan data bantalan : (200 22 13) cm3 (PD. 10 Tahun


1986) dengan lt = 125 kg/cm2, E (modulus elastisitas kayu) = 1,25
105 kg/cm2 dan k (modulus jalan rel = reaksi balas) = 180 kg/cm2.
Hitunglah momen yang terjadi pada bantalan akibat pengaruh
superposisi beban dan momen ijin bahan bantalan, untuk
mendapatkan beban yang dapat diterima oleh bantalan !
CONTOH PERHITUNGAN

1. Perhitungan Damping Factor :


Damping Factor :

k 180
= 4 = = 0,01729/cm
4 EI 4 1
4 1,25 10 5 22 133
12

Dimensi Bantalan :

L = 200 cm Q Q

a = 45 cm C. O. D.
c = 55 cm a 2c a
L
CONTOH PERHITUNGAN
MOMEN CALC.:
sin L = -0.311 sin 2 a = 1.000
sinh L = 15.861
cos 2 c = -0.325
cosh a = 1.318
cosh 2 c = 3.424 cos L = -0.950
cosh L = 15.892
sinh c = 1.101
cos a = 0.712
sin c = 0.814
sinh 2 a = 2.265
sin 2 c = 0.946 sin (L-c) = 0.593
sinh 2 c = 3.275
sinh (L-c) = 6.094

cosh c = 1.487

cos (L-c) = -0.805

cos c = 0.581

cosh (L-c) = 6.175


CONTOH PERHITUNGAN
3. Diperoleh nilai momen di titik C/D dan O sebagai :

MD/C = 9.830283 Q
MO = - 4.87223 Q, dimana, Q = beban yang dapat diterima oleh bantalan

4. Momen ijin bantalan dapat dihitung :

1
Mijin = lt W = 125 22 132 = 77.458,33 kg.cm
6

5. Beban yang dapat diterima oleh bantalan :

MD/C = Mijin
9.830283 Q = 77.458,33, dan Q = 7.879,56 kg.
CONTOH PERHITUNGAN

Dari perhitungan beban kendaraan dinamik jika digunakan dalam perencanaan


adalah beban gandar maksimum (18 ton), maka Ps = 9000 kg. Untuk Kelas Jalan 1
(Vrencana = 150 km/jam), beban dinamik (Pd) dapat ditentukan sebagai :
V
Pd = [ 1 + 0,01 5 Ps ] = 16.940,3 kg.
1,609
maka, beban yang diterima bantalan dari kendaraan kereta api :

Q1 = 60 % Pd = 10.164,18 kg.

sehingga :

Q ( 7.879,56 kg) < Q1 (10.164,18 kg), .tidak OK !


CONTOH PERHITUNGAN

Kesimpulan :
Bantalan kayu yang direncanakan berdimensi (200 22 13) cm3
dengan lt = 125 kg/cm2 dan E (modulus elastisitas kayu) = 1,25
105 kg/cm2 tidak dapat digunakan pada Kelas Jalan Rencana,
dengan demikian perlu dicoba menggunakan bantalan besi atau
bantalan beton.
BANTALAN BETON

Bantalan beton monolithic

Bantalan beton bi-blok


BANTALAN BETON MONOLITHIC
PROSEDUR PERHITUNGAN
BANTALAN BETON MONOLITHIC
1. Perhitungan Modulus Elastisitas berdasarkan nilai fcu

E = 6400 f cu (kg/cm2)

2. Perhitungan Bantalan Beton pada Bagian di Bawah Rel dan Tengah Bantalan:

k
= 4
4 EI

3. Perhitungan Momen di Titik C dan D, tepat di bawah kaki rel :

Q 1
MC/D = [ 2 cosh2 a (cos 2c + cosh L) 2 cos2 a (cosh 2c + cos
4 sin L sinh L
L) sinh 2a (sin 2c + sinh L) sin 2 a (sinh 2c + sinh L)]

dimana : Q = 60 % Pd

4. Perhitungan Momen di Titik O (Tengah Bantalan) dalam :


PROSEDUR PERHITUNGAN
BANTALAN BETON MONOLITHIC
4. Perhitungan Momen di Titik O (Tengah Bantalan) dalam :

Q 1
MO =- [sinh c (sin c + sin (L-c)) + sin c (sinh c + sinh (L-c)) +cosh c
2 sin L sinh L
cos (L - c) cos c cosh (L - c)]
dimana : Q = 60 % Pd

5. Analisis Tegangan Tahap Pratekan Awal

Pinitial Pinitial e
= (sisi atas bagian bantalan bawah rel)
A W
P P e
= initial initial (sisi bawah bagian bantalan bawah rel)
A W
P P e
= initial initial (sisi atas bagian tengah bantalan)
A W
P P e
= initial initial (sisi bawah bagian tengah bantalan)
A W
PROSEDUR PERHITUNGAN
BANTALAN BETON MONOLITHIC
6. Analisis Tegangan Tahap Pratekan Efektif
6. Analisis Pefektif e Tahap
Pefektif Tegangan M Pratekan Efektif
= P P
e W (sisi atas bagian bantalan bawah rel)
A
efektif W
efektif M
= (sisi atas bagian bantalan bawah rel)
Pefektif
A W e W
Pefektif M
= P P
e W (sisi bawah bagian bantalan bawah rel)
A
efektif W
efektif M
= (sisi bawah bagian bantalan bawah rel)
Pefektif
A W e W
Pefektuf M
= P P
e W (sisi atas bagian tengah bantalan)
A
efektif W
efektuf M
= (sisi atas bagian tengah bantalan)
Pefektif
A W e M
Pefektif W
= P P e W (sisi bawah bagian tengah bantalan)
A
efektif W
efektif M
= (sisi bawah bagian tengah bantalan)
A W W
Nomen Klatur,
Dimana,

Nomen=Klatur,
Dumping factor

Ix = Momen
Dumpinginersiafactor rel pada sumbu x x
M
Ix = Momen inersia pada bantalan
rel pada sumbu x x
Pd
M Beban dinamis
= Momen dari kendaraan
pada bantalan
Q
Pd yang dapat
= Beban dinamis dariditerima
kendaraanoleh bantalan
W
Q Momenyang
= Beban tahanan
dapat diterima oleh bantalan
W = Momen tahanan
CONTOH PERHITUNGAN

Data Bantalan Produksi Dalam Negeri : bantalan beton dengan bentuk


trapesium dengan baja prategang sebanyak 18 buah dengan diameter
5,08 mm, tegangan putus = 16.000 kg/cm2. Pada saat kondisi transfer
= 70 % kapasitas maksimum sehingga Pinitial = 18 2.270,24 kg, dan
pada saat kondisi efektif = 55 % kapasitas maksimum sehingga Pinitial =
18 1.783,76 kg. Mutu beton menggunakan K-500, dan k (modulus
jalan rel = reaksi balas) = 180 kg/cm2.
CONTOH PERHITUNGAN
Dimensi Bantalan :

205 mm
203 mm

1 200 mm 2 175 mm

253 mm
253 mm

(1) Bagian Bawah Rel : (2) Bagian Tengah Bantalan :


A1 = 456 cm2 A2 = 400,75 cm2
IX-1 = 15.139,09 cm4 IX-2 = 10.190,02 cm4
Y1 (a) = 10,368 cm Y1 (a) = 9,055 cm
Y1 (b) = 9,64 cm Y1 (b) = 8,445 cm
W1 (a) = 1460,6 cm3 W1 (a) = 1125,35 cm3
W1 (b) = 1571,26 cm3 W1 (b) = 1206,63 cm3

Keterangan :
Y1 (a) = letak garis netral dari sisi atas
Y1 (b) = letak garis netral dari sisi bawah
W1 (a) = momen tahanan sisi atas
W1 (b) = momen tahanan sisi bawah
CONTOH PERHITUNGAN

Perhitungan Modulus Elastisitas berdasarkan nilai fcu

E = 6400 500 = 1,431083506 105 kg/cm2

Perhitungan Bantalan Beton pada Bagian di Bawah Rel dan Tengah


Bantalan:

180
Bawah Rel = r = 4
5
= 0,012 cm-1
4 1,43 10 15.139,09
180
Tengah Bantalan = t = 4
5
= 0,013 cm-1
4 1,43 10 10190,02
CONTOH PERHITUNGAN
Perhitungan Momen di Titik C dan D, tepat di bawah kaki rel (C dan D) dan
tengah bantalan (O) :

Dari perhitungan beban kendaraan dinamik jika digunakan dalam perencanaan


adalah beban gandar maksimum (18 ton), maka Ps = 9000 kg. Untuk Kelas Jalan 1
(Vrencana = 150 km/jam), beban dinamik (Pd) dapat ditentukan sebagai :
V
Pd = [ 1 + 0,01 5 Ps ] = 16.940,3 kg.
1,609
maka, beban yang diterima bantalan dari kendaraan kereta api :
Q1 = 60 % Pd = 10.164,18 kg

Dimensi Bantalan :

L = 200 cm
Q Q
a = 45 cm
c = 55 cm
C. O. D.
a 2c a
L
CONTOH PERHITUNGAN
MOMEN CALC.UNDER RAIL. MOMEN CALC.MIDDLE OF SLEEPER
sin L = 0.675 sin L = 0.516
sinh L = 5.466 sinh L = 6.695
cosh a = 1.149 cosh a = 1.176
cosh 2 c = 2.005 cosh 2 c = 2.209
cosh L = 5.557 cosh L = 6.769
cos a = 0.858 cos a = 0.834
sinh 2 a = 1.303 sinh 2 a = 1.456
sin 2 c = 0.969 sin 2 c = 0.990
sinh 2 c = 1.738 sinh 2 c = 1.970
sin 2 a = 0.882 sin 2 a = 0.921
cos 2 c = 0.248 cos 2 c = 0.140
cos L = -0.737 cos L = -0.857
sinh c = 0.709 sinh c = 0.777
sin c = 0.613 sin c = 0.656
sin (L-c) = 0.986 sin (L-c) = 0.951
sinh (L-c) = 2.761 sinh (L-c) = 3.217
cosh c = 1.226 cosh c = 1.267
cos (L-c) = -0.168 cos (L-c) = -0.309
cos c = 0.790 cos c = 0.755
cosh (L-c) = 2.936 cosh (L-c) = 3.369
CONTOH PERHITUNGAN
Momen di Bawah Rel
10.164,18 1
MC/D = [ 2 cosh2 a (cos 2c + cosh L) 2 cos2 a (cosh 2c
40 ,012 sin L sinh L
+ cos L) sinh 2a (sin 2c + sinh L) sin 2 a (sinh 2c + sinh L)]#

MC/D = 102.123,2 kg-cm.

Momen pada Tengah Bantalan


10.164,18 1
MO =- [sinh c (sin c + sin (L-c)) + sin c (sinh c +
20 ,013 sin L sinh L
sinh (L-c)) +cosh c cos (L - c) cos c cosh (L - c)]#

MO = -50.572,43389 kg-cm.
ANALISIS TEGANGAN AWAL
1. Bagian bantalan di bawah rel
Sisi bagian atas :
P P e
= initial initial
A W
18 2270,24 18 2270,24 0 ,135
= = 85,84 kg/cm2 (< 200 kg/cm2 untuk K-500)
456 1460,46
Sisi bagian bawah :
P P e
= initial initial
A W
18 2270,24 18 2270,24 0 ,135
= = 93,12 kg/cm2 (< 200 kg/cm2 untuk K-500)
456 1571,26
2. Bagian tengah bantalan rel
Sisi bagian atas :
P P e
= initial initial
A W
18 2270,24 18 2270,24 1,055
= = 140,28 kg/cm2 (< 200 kg/cm2 untuk K-500)
400,75 1125,35
Sisi bagian bawah :
P P e
= initial initial
A W
18 2270,24 18 2270,24 1,055
= = 66,24 kg/cm2 (< 200 kg/cm2 untuk K-500)
400,75 1206,63
DIAGRAM TEGANGAN AWAL
Kondisi Tegangan Tahap Pratekan Awal untuk Bagian Bawah Rel
85,84

+
e
Pinitial
93,12

Kondisi Tegangan Tahap Pratekan Awal untuk Bagian Tengah Bantalan


140,28
Pinitial
e
+

66,24
ANALISIS TEGANGAN EFEKTIF
1. Bagian bantalan di bawah rel
Sisi bagian atas :
Pefektif Pefektif e M
=
A W W
18 1783,76 18 1783,76 0 ,135 102.123,2
= = 137,37 kg/cm2 (< 200 kg/cm2 untuk K-500)
456 1460,46 1460,46
Sisi bagian bawah :
Pefektif Pefektif e M
=
A W W
18 1783,76 18 1783,76 0 ,135 102.123,2
= = 8,175 kg/cm2 (< 200 kg/cm2 untuk K-500)
456 1571,26 1571,26
2. Bagian tengah bantalan rel
Sisi bagian atas :
Pefektif Pefektuf e M
=
A W W
18 1783,76 18 1783,76 1,055 50.572,43
= = 65,28 kg/cm2 (< 200 kg/cm2 untuk K-500)
400,75 1125,35 1125,35
Sisi bagian bawah :
Pefektif Pefektif e M
=
A W W
18 1783,76 18 1783,76 1,055 50.572,43
= = 94,96 kg/cm2 (< 200 kg/cm2 untuk K-500)
400,75 1125,35 1125,35
DIAGRAM TEGANGAN

Kondisi Tegangan Tahap Pratekan Awal untuk Bagian Bawah Rel

+
e
Pinitial
8,175

Kondisi Tegangan Tahap Pratekan Awal untuk Bagian Tengah Bantalan

Pinitial 65,28

e
+

94,96
Catatan : + adalah tegangan tekan
KONTROL TEGANGAN IJIN

Tegangan Ijin Tekan Tegangan Ijin Tarik


Mutu Beton
(kg/cm2) (kg/cm2)
K-350 120 17,5
K-500 200 35
PROSEDUR PERHITUNGAN
BANTALAN BETON BI-BLOK

Dimensi Bantalan Bi-Blok


Dimensi bantalan bi-blok telah diatur dalam PD.10 tahun 1986 yang diberikan berikut ini, beserta
perbandingan bantalan bi-blok dari negara lainnya.

Dimensi bantalan bi-blok


Panjang Lebar Tinggi sisi luar Tinggi sisi dalam
(cm) (cm) (cm) (cm)
Pakistan 75,24 35,56 19,685 19,685
Perancis 79,05 31,75 22,86 20,32
Jerman 72,2 29 22,0 19,0
Indonesia 70 30 20,0 (tinggi rata-rata)
Sumber : PD.10 tahun 1986
PROSEDUR PERHITUNGAN
BANTALAN BETON BI-BLOK
Prosedur Perhitungan :
Tentukan dimensi bantaan bi-blok yang akan digunakan.
Perhitungan tegangan di bawah bantalan, yaitu dengan
mengasumsikan bahwa tegangan merata yang terjadi di bawah
bantalan merupakan tegangan merata dalam satu blok yang dihitung
dari beban luar yang bekerja pada bantalan (beban kendaraan).
Kontrol tegangan tekan yang terjadi pada beton terhadap mutu beton
yang akan digunakan.
Kontrol tegangan geser tekan yang terjadi pada beton terhadap mutu
beton yang akan digunakan.
PROSEDUR PERHITUNGAN
BANTALAN BETON BI-BLOK
Jika : Bantalan beton bi-blok dengan ukuran sebagaimana ketentuan dengan Faktor Beban
untuk Beban Statik = 1,7 dan q (beban merata asumsi) = 7,3 kg/cm2. Maka penampang kritis
bantalan di bawah rel dapat dihitung tegangan normalnya sebagai berikut :
M 1 ql 2 b
2 2
W 1 bh
6

=
1 352 30 = 67 kg/cm2
2 7 ,3
1 30 202
6

Kontrol tegangan normal : = 0,33 bk '


untuk, = 67 kg/cm2, maka : bk' 200 kg/cm2
dan tegangan geser (pons) dihitung sebagai :

Q Ps FB
pons
2bh 2bh
9000 1,7
pons = = 12,75 kg/cm2
230 20
Dengan menganggap bahwa penampang tidak ditunjang oleh tulangan geser, maka :
Kontrol Tegangan Geser : pons 0,65 bk '
Untuk pons = 12,75 kg/cm2 0,65 bk ' , maka
bk' 385 kg/cm2
CONTOH PERHITUNGAN

Contoh :

1. Digunakan dimensi bantalan bi-blok, sebagai berikut :

45 110 45

70
Tipe bantalan bi-blok

2. Tegangan di bawah bantalan :

Beban luar : Q = 60 % Pd
Dari perhitungan beban kendaraan dinamik jika digunakan dalam perencanaan
adalah beban gandar maksimum (18 ton), maka Ps = 90000 kg. Untuk Kelas Jalan
CONTOH PERHITUNGAN
Tegangan di bawah bantalan :

Beban luar : Q = 60 % Pd
Dari perhitungan beban kendaraan dinamik jika digunakan dalam perencanaan
adalah beban gandar maksimum (18 ton), maka Ps = 9000 kg. Untuk Kelas Jalan
1 (Vrencana = 150 km/jam), beban dinamik (Pd) dapat ditentukan sebagai :
V
Pd = [ 1 + 0,01 5 Ps ] = 16.940,3 kg.
1,609
maka, beban yang diterima bantalan dari kendaraan kereta api :
Q1 = 60 % Pd = 10.164,18 kg.

Q 10.164,18
Beban merata (q) = = = 4,84 kg/cm2
luas balok 70 30
Momen di bawah rel = MR = 1
2 ql
2
4,84 452 30 = 147.015 kg-cm.
b= 1
2

Tahanan momen = W = 1 bh 2 = 1 30202 = 2000 cm3


6 6
CONTOH PERHITUNGAN

Kontrol Tegangan Normal di bawah bantalan terhadap mutu beton :

M 1 ql 2 b
2 2
W 1 bh
6
147.015
= = 73,5075 kg/cm2
2000
Kontrol tegangan normal :
= 0,33 bk '
untuk, = 73,5075 kg/cm2, maka : bk' 222,75 kg/cm2
CONTOH PERHITUNGAN

Kontrol Tegangan Geser di bawah bantalan terhadap mutu beton :

Q 10.164,18
pons = 8,47 kg/cm2
2bh 220 30
Kontrol Tegangan Geser :
pons 0,65 bk '
untuk pons = 8,47 kg/cm2 0,65 bk ' , maka : bk' 169,8 kg/cm2

Kesimpulan : Dari dimensi bantalan yang diberikan dan berdasarkan tegangan


normal/tekan (bk' 222,75 kg/cm2) dan tegangan gesernya (bk' 169,8 kg/cm2)
maka dapat digunakan mutu beton K-225 yang memiliki bk ' = 225 kg/cm2.

Anda mungkin juga menyukai