Nama
Nama :: Ir.Adiwijaya
Ir.Adiwijaya Ph.D
Ph.D
Tempat
Tempat // Tgl
Tgl Lahir
Lahir :: Rantauprapat
Rantauprapat // 08
08 Oktober
Oktober 1956
1956
NIP
NIP :: 19561008
19561008 198403198403 11 003
003
Pangkat
Pangkat // Gol
Gol :: Pembina
Pembina Utama
Utama Madya
Madya // IV-d
IV-d
Jabatan
Jabatan :: Widyaiswara
Widyaiswara Utama Utama
Instansi
Instansi :: BPSDM
BPSDM Kem Kem PU–PR
PU–PR Jakarta
Jakarta
Pendidikan
Pendidikan :: S1
S1 Fakultas
Fakultas Teknik
Teknik Sipil
Sipil USU
USU
:: Pasca
Pasca Sarjana
Sarjana Jalan
Jalan Raya
Raya ITB
ITB
:: S3
S3 University
University Sains
Sains Malaysia
Malaysia
Riwayat
Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan :: 1.
1. Dosen
Dosen Kopertis
Kopertis Wil-I
Wil-I (( 1984
1984 –– 2000
2000 ))
2.
2. Konsultan
Konsultan Supervisi
Supervisi (( 1983
1983 –– 1995
1995 ))
3.
3. Pimpro
Pimpro P2T P2T Dikti
Dikti (( 1993
1993 –– 1999
1999 ))
4.
4. PD-I
PD-I Fak
Fak Teknik
Teknik UISU
UISU (( 1993
1993 –– 1999
1999 ))
5.
5. PR-I
PR-I UISU
UISU (( 19991999 –– 2000
2000 ))
6.
6. Kadis
Kadis Kimprasda
Kimprasda L.Batu
L.Batu (2000
(2000 –– 2002
2002 ))
7.
7. Kadis
Kadis Bina
Bina Marga
Marga dan
dan Pengairan
Pengairan Sergai
Sergai (( 2004
2004 –– 2005
2005 ))
8.
8. Widyaiswara
Widyaiswara Badiklat
Badiklat Propsu
Propsu (2006–2012)
(2006–2012)
9.
9. Widyaiswara
Widyaiswara Pusdiklat
Pusdiklat Kemen
Kemen PUPU Jakarta
Jakarta (2013
(2013 –– sekarang)
sekarang)
email
email :: wijaya_mdn2006
wijaya_mdn2006 @yahoo.co.id
@yahoo.co.id
Moto
Moto :: Biarlah
Biarlah harta
harta banyak
banyak asal
asal hidup
hidup tenang
tenang dan
dan senang
senang
Alamat
Alamat :: KmpKmp Pesona
Pesona Putera
Putera Mandiri
Mandiri B-15
B-15 Jl.Wadas
Jl.Wadas Ry
Ry Depok
Depok
Hp
Hp :: 085658545456
085658545456 // 081362430836
081362430836
SISTEMATIKA PENYAJIAN
DISKRIPSI SINGKAT
JENIS-JENIS SURVEY DAN INVESTIGASI
LONGSORAN
PERSIAPAN SURVEI LONGSORAN
MENGENALI JENIS DAN TIPE LONGSOR
SURVEY LERENG DAN LONGSORAN
MANAJEMEN LERENG JALAN
DISKRIPSI SINGKAT
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta
mampu memahami dan menjelaskan
pelaksanaan survey lereng dan longsoran serta
manajemen lereng pada struktur jalan
PENGERTIAN LERENG
Pada permukaan tanah yang tidak datar atau mempunyai
sudut kemiringan maka akan cenderung menggerakan
massa tanah ke arah permukaan yang lebih rendah.
Analisis yang menjelaskan tentang kejadian tersebut
dikenal dengan analisis stabilitas lereng.
Analisis stabilitas lereng banyak digunakan dalam
perencanaan konstruksi, seperti : timbunan untuk jalan
raya, galian lereng untuk jalan raya serta konstruksi
tubuh bendung
JENIS-JENIS SURVEY DAN INVESTIGASI
LONGSORAN
Longsoran
Aliran Tanah
(Earth Flows)
Ciri-ciri:
Tidak terbentuk alur air,tanah, batuan
dan tumbuhan walau bergerak
sepanjang lereng dan umumnya terjadi
pada lereng yang relative tegak serta
tidak dijumpai keruntuhan pada bagian
bawah lereng.
1Longsoran Aliran Tanah Lumpur
2Longsoran Runtuhan Debris (bahan
rombakan)
LONGSORAN ALIRAN TANAH BERJENJANG
(ROTASI)
Longsoran Aliran
tanah
Berjenjang (Rotasi)
Ciri-ciri:
Ciri-ciri:
Pergerakan lereng berupa tanah atau batuan
pada bidang lereng yang merupakan material
lemah dan umumnya terjadi pada lereng
dengan kemiringan sedang sampai tegak
material dengan geologi batuan dasar yang
mempunyai nilai kuat geser rendah.
Terdiri dari: Longsoran Rayapan Tanah,
Longsoran Rayapan Blok Bongkahan
Materials dan Longsoran Rayapan Menyebar
SKEMA LONGSORAN TRANSLASI ATAU
PLANNAR
AKTUALISASI LONGSORAN TRANSLASI ATAU PLANNAR
AKTUALISASI LONGSORAN TRANSLASI ATAU PLANNAR
LONGSORAN ALIRAN BAHAN ROMBAKAN (DEBRIS
FLOWS)
Longsoran aliran
Bahan Rombakan
(debris flow)
Ciri-ciri:
Kecepatan pergerakan dapat sangat cepat mengikuti
kanal alm yang terbentuk oleh aliran air, tanah,
batuan dan vegetasio sehingga terbentuk System
Kanal Drainase Alam.
AKTUALISASI LONGSORAN ALIRAN BAHAN ROMBAKAN
(DEBRIS FLOWS)
AKTUALISASI LONGSORAN ALIRAN BAHAN
ROMBAKAN (DEBRIS FLOWS)
Longsoran Batuan ( Rock Failures)
Longsoran Batuan Ciri-ciri:
( Rock Failures)
Pergerakan material longsor cukup cepat pada
konsisi lereng yang hampir vertical jenis
material yang bergerak berupa batuan. Yang
dapat terjadi tipe jatuh, runtuhan dan
menggelundung . Kejadian pada lereng batuan
yang kemiringan nya hampir vertikal
Pengelompokan longsoran batuan: Runtuhan
Batuan (Rock Fall), Longsoran Jungkiran
(Toppling) dan Longsoran Baji (Wedge Failures)
AKTUALISASI Longsoran Batuan
( Rock Failures)
PENGAMATAN KONDISI LAPANGAN
1. Kondisi Geologi serta karakteristik properties lapisan tanah/batuan
setempat sebagai penyusun lereng
Adanya lapisan tanah lunak dan mempunyai nilai kuat geser rendah
serta kandungan mineral lempung yang tinggi
Adanya struktur geologi yang berkembang dan merupakan bidang per-
lemah-an serta sensitif terhadap gangguan stabilitas misalnya
bertambahnya beban, berkurangnya beban dan kenaikan tegangan air
pori.
Derajad tingkat pelapukan yang mencerminkan degree of weathering
Adanya struktur geologi lainnya seperti joint kekar (joint fractures)
yang terlihat mulai Nampak jelas, patahan dan lipatan yang
mencerminkan adanya perlapisan tanah/batuan yang telah teganggu
oleh waktu
Variasi sifat fisik dan kimia tanah/batuan (permeabilitas, plastisitas,
mineralogy yang terkandung, unsur kimia dan sebagainya)
2. Morfologi dan Stratifikasi Tanah/Batuan,
pada hakekatnya tanah terdiri dari tanah yang
sudah mengalami proses transportasi
sehingga merupakan nendapan sedimen
yang berumur quarter serta tanah yang
berasal dari satuan batuan pembentuknya
yaitu batuan metamorf, intrusi dan vulkanik
yang terdeposisi ditempat.
3. Proses pemebntukan lapisan tanah/batuan penyusun
lereng terutama didaerah perbukitan/pegunungan yang
melalui berbagai aktifitas geologi yang telah dialami:
a. Pergerakan/pengangkatan permukaan tanah akibat gerak
tektonik atau vulkanik aktif
b. Proses erosi (penggerusan lateral) dan mengalami
transportasi hingga terdeposisi dilokasinya.
c. Proses penggerusan vertikal (scouring) yang intinya
dibentuk oleh adanya potensial perpindahan material
tanah/batuan oleh air, angin dan sebagainya.
d. Penambahan beban tanah / tanah buangan di daerah puncak
lereng
e. Pengupasan vegetasi akibat kekeringan atau kebakaran
4. Kondisi Lingkungan yang memicu dan
mempengaruhi stabilitas lereng
a. Curah hujan tinggi dan frequensinya sering dengan
durasi lama (dicirikan banyak banjir)
b. Pengaliran air dengan sifat draw down yang sangat
cepat
c. Gempa bumi karena keberadaannya wilayah
Indonesia pada pertemuan lempeng samudra
Hindia/Pasific dengan lempeng daratan Asia
sehingga potensial terjadinya gempa.
d. Letusan gunung berapi yang selalu mengendapakan
material vulkanik dilerengnya, sehingga suatu saat
dapat mengalami kelongsoran sehingga
mangganggu stabilitas bangunan infrastruktur yang
dilewatinya.
e. Akibat proses pelapukan dan kandungan unsur
mineral lempung yang mengindikasikan kekuatan
geser rendah serta compresibilitas tinggi, maka
sangat rentan terhadap perubahan sifat kembang
susut dan ini menunjukkan sebagai lapisan
sedimen yang berasal dari batu lempung marine
(marine clay)
f. Lapisan stratifikasi yang berasal dari produk
material vuklanik sangat rentan terhadap
pelapukan baik mekanis maupun fisk/kimia yang
mengindikasikan adanya tingkat permeabilitas
yang berbeda sehingga bila ada perubahan akibat
air maka akan menghasilkan tekanan artesis
sehingga berdampak pada naiknya tekanan air pori
Kajian Peta terhadap Longsoran
49
BAB 2 SURVEY LERENG DAN LONGSORAN
Gambar 2- 13.
Interpretasi
Penampang
Geologi Jalur
Orogen
Neogen di
Indonesia
(Simandjunta
k &Barber,
1996)
50
BAB 2 SURVEY LERENG DAN LONGSORAN
51
BAB 2 SURVEY LERENG DAN LONGSORAN
52
BAB 2 SURVEY LERENG DAN LONGSORAN
Gambar 2- 16. Perubahan Muka Air Laut Rata -rata pada Masa Holosen sebagai
Bagian dari DataranPantai Malaysia Barat (Kedah) dan Indonesia (Provinsi
Kalimantan Barat dan Sumatera : Provinsi Riau dan Jambi)
53
BAB 2 SURVEY LERENG DAN LONGSORAN
54
BAB 2 SURVEY LERENG DAN LONGSORAN
Gambar 2- 18.
Tanah
Endapan
Sedimen yang
berumur
Quarter di
Jakarta
55
BAB 2 SURVEY LERENG DAN LONGSORAN
Gambar 2- 19.
Identifikasi dan
pengelompokan
longsoran pada
Lereng Buatan
yang perlu
ditindaklanjuti
56
BAB 2 SURVEY LERENG DAN LONGSORAN
57
BAB 2 SURVEY LERENG DAN LONGSORAN
58
BAB 2 SURVEY LERENG DAN LONGSORAN
59
BAB 3. MANAJEMEN LERENG JALAN
Langkah-langkah empiric penanganan kestabilan lereng
No. Gejala dan Penyebab Langkah-langkah Empirik Penanganan
Ketidakstabilan Lereng Ketidakstabilan Lereng
A. Hasil Pengamatan Visual
1 Munculnya retakan tanah. 1. Penutupan retakan dengan sesuatu yang
kedap air di atas lereng
untuk mencegah air masuk secara cepat
kedalamtanah.
2. Apabila retakan tanah semakin cepat
berkembang, misal : lebarnya
telah mencapai 5 cmdalamwaktu 1 jam,
kosongkan segera lereng
agar tidak ada aktivitas manusia.
3. Alihkan aliran air menjauhi lereng yang
retak.
4. Hindari getaran-getaran pada lereng serta
penggalian pada bagian
kaki lereng.
60
BAB 3. MANAJEMEN LERENG JALAN
No Gejala dan Penyebab Langkah-langkah Empirik Penanganan
. Ketidakstabilan Lereng Ketidakstabilan Lereng
2
Munculnya rembesan-rembesan air 1. Meningkatkan, memperbaiki dan memelihara
padalereng. Mata air menyembul ke drainase baik air permukaan maupun air tanah.
permukuaan. 2. Hindari getaran-getaran pada lereng serta
penggalian pada bagian kaki lereng.
3 Tebing terlihat rapuh dan kerikil 1. Memasang jaring/bronjong pada bagian tebing
mulai berjatuhan. yang rapuh.
2. Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan
batuan (rock fall).
3. Hindari getaran-getaran pada lereng serta
penggalian pada bagian
kaki lereng.
4 Tiang listrik, pohon, benteng 1. Pembuatan bangunan penahan, jangkar
menjadi miring. (anchor) dan pilling.
2. Hindari getaran-getaran pada lereng serta
penggalian pada bagian
kaki lereng.
61
BAB 3. MANAJEMEN LERENG JALAN
B. Hasil Pengukuran dengan Instrumentasi
1 1. Tingkatkankewaspadaan selama
Curah hujan yang tinggi atau musimhujan.
hujan dalam waktu lama 2. Dalam beberapa kasus relokasi penduduk
dan penutupan jalan sangat disarankan.
2 Lereng yang curam 1. Mengurangi tingkat keterjalan lereng.
2. Penghijauan dengan tanaman yang
sistemperakarannya dalam dan jarak
tanam yang tepat (khusus untuk lereng
curam, dengan kemiringan lebih dari 40
derajat atau sekitar 80%sebaiknya
tanaman tidak terlalu rapat serta diseling-
seling dengan tanaman yang lebih pendek
dan ringan serta di bagian dasar
ditanamrumput).
3. Mendirikan bangunan denganfondasi
yang kuat.
62
BAB 3. MANAJEMEN LERENG JALAN
3
Kondisi drainase yang 1. Meningkatkan, memperbaiki dan memelihara
tersumbat, terjadi drainase baik air permukaan maupun air tanah.
akumulasi massa air, erosi Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan air dari
dalam, pelarutan dan lereng, menghidari air meresap ke dalamlereng
peningkatan tekanan
hidrostatika.
atau menguras air ke dalam lereng ke luar
63
BAB 3. MANAJEMEN LERENG JALAN
No. Gejala dan Penyebab Langkah-langkah Empirik Penanganan Ketidakstabilan
Ketidakstabilan Lereng Lereng
4 Lereng yang tersusun oleh 1. Tidak menebang atau merusak hutan.
batuan lapuk, tanah
yang menumpang di atas pada teras - teras dijaga jangan sampai menjadi jalan
batuan kompak dan meresapkan
kaki lereng.
7. Hindarkan pembangunan pemukiman dan fasilitas
utama lainnya.
64
BAB 3. MANAJEMEN LERENG JALAN
Inventarisasi Stabilitas Lereng
65
BAB 3. MANAJEMEN LERENG JALAN
Tabel 3- 1. Pengisian Formulir untuk Tujuan
Inventarisasi Lereng
Formulir- Formulir 1, Formulir 2, Formulir 3, Formulir 4,
formulir :
untuk isian Kondisi untuk isian Kondisi untuk isian Kondisi untuk isian Kondisi
Bentang LERENG JALAN Stabilitas LERENG DETAIL
yang diperlukan
untuk LERENG ALAM: PER SEGMEN ruas jalan (coret yg tidak LONGSORAN
perlu)
Per regional wilayah jalan
inventarisasi bisa terdiri 1 (satu) Permukaan
lereng jalan atau lebih bentang Tanah(at- grade)
lereng alam 1)Galian (at-Cut)
2)Timbunan(at- Fill))
Keterangan Propinsi: ….. Bentang Bentang Alam 1… Segmen 1, lereng 1 At-grade, 1, 2 dst
(contoh) alam: 1…. Bentang Segmen 1, lereng 1, 2 At-grade: 1, 2, dst Longsoran 1, 2, dst
At-fill: 1, 2, dst At-fill, 1 2, dst
alam: 2…. Bentang dst At-cut: 1, 2, dst Longsoran 1, 2, dst
alam: dst Segmen 2, lereng 1, 2 At-cut, 1, 2, dat
dst Longsoran 1, 2, dsy
Segmen 3, lereng 1,2
dst
Bentang Alam 2 …
Segmen …………
66
BAB 3. MANAJEMEN LERENG JALAN
Inspeksi dan Pemeliharaan Lereng
Inspeksi lereng dan pemeliharaannya perlu dilakukan untuk
mewujudkan penanganan longsor secara sinergi dengan tindakan
pencegahan (preventif) dengan menerapkan Sistim Manajemen Lereng
untuk ,untuk mengetahui :
1) Tingkat risk categoriesnya dan pemilihan metode penanganan
2) Sistim inspeksi dan pemeliharaan lereng
3) Sistim Pemantauan kondisi lereng untuk mengetahui kondisi lereng
Inspeksi lereng terdiri dari dua jenis, yaitu inspeksi teknis (technical
inspection) dan inspeksi rekayasa (engineeing inspection). Inspeksi
teknis terdiri dari inspeksi rutin dan inspeksi periodic sedangkan
inspeksi rekayasa mempertimbangkan faktor yang memicu terjadinya
ketidakstabilan lereng.
67
BAB 3. MANAJEMEN LERENG JALAN
Kriteria terhadap jenis tanah/batuan
Criteria terhadap inspeksi lereng antara tanah dan batuan secara umum
lereng batuan lebih stabil dari pada lereng tanah.walaupun tergantung
dari karakteristik properties dan konsisi lereng tersebut.
68
BAB 3. MANAJEMEN LERENG JALAN
Lereng batuan, faktor yang mempengaruhi adalah dipengaruhi oleh
“discontinuity pattern” atau ketidak selarasan yang terbentuk pada
fragment batuan penyusun lereng, misalnya:
Adanya perlemahan struktur fragment batuan dengan ditandainya
keberadaan joint dan kekar, bidang perlapisan yang mengalami orientasi
perubahan “dip/direction” nya..
Adanya sesar local yang terbentuk akibat dampak dari orientasi
Inspeksi Periodik Tiap bulan untuk Tiap 3 bulan untuk Tiap 3 bulan untuk Tiap 6 bulan untuk
tahun ke 1, 2, dan 3; tahun ke 1, 2, dan 3; tahun ke 1, 2, dan 3; tahun ke 1, 2, dan 3;
Tiap 3 bulan untuk Tiap 6 bulan untuk Tiap 6 bulan untuk Tiap 1 tahun untuk
tahun ke 4, dst. tahun ke 4, dst. tahun ke 4, dst. tahun ke 4, dst.
70
BAB 4 PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN THDP RESIKO
KERUNTUHAN LERENG
Gambar 4- 1. Prinsip dalam Penentuan Zonasi Longsor Metode Analisa Empiris
dalam Sistim Informasi Deografis dan penilaian terhadap AHP (analisys Hirarchy Process).
71
BAB 4 PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN THDP RESIKO
KERUNTUHAN LERENG
Tabel 4- 1. Sistim skor dari masing-masing parameter
No Parameter Skor No Parameter Skor
I Curah Hujan II Kemiringan Lereng (%)
a. > 2500 mm 5 a. > 45 5
b. 2000 – 2500 mm 4 b. 25 - 45 4
c. 1500 – 2000 mm 3 c. 15 - 25 3
d. 1000 – 1500 mm 2 d. 8 - 15 2
e. < 1000 mm 1 e. 0 - 8 1
III Permeabilitas Tanah IV Tekstur Tanah
a. Well – sangat pemeable 5 a. Clay 5
b. Moderate, Poor - medium 3 b. Silt 3
c. Excessive – tidak permeable 1 c. Sandy 1
V Tutupan Lahan VII Struktur Geologi (%)
a. Persawahan 5 a > 90 5
b. Permukiman, lahan kering 4 b. 70 - 90 4
c. Hutan, perkebunan 3 c. 50 - 70 3
d. Semak, lahan terbuka 2 d. 30 - 50 2
e. Padang rumput 1 e. 10 - 30 1
f. Perairan 0 f. < 10 0
VII Kedalaman Solum (cm) VIII Jenis tanah/batuan
a. > 90 4 a.batuan 4
b. 60 - 90 3 b.batuan dan tanah 3
c. 25 – 60 2 c.tanah dan batuan 2
d. < 25 1 d.tanah 1
72
BAB 4 PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN THDP RESIKO
KERUNTUHAN LERENG
No Parameter Bobot
I Curah Hujan (mm) 3
II Kemiringan Lereng (%) 2
III Permeabilitas Tanah 2
IV Tekstur Tanah 1
V Tutupan Lahan 1
VI Struktur Geologi (%) 1
VII Kedalaman Solum (cm) 1
VIII Jenis tanah/batuan 1
73
BAB 4 PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN THDP RESIKO KERUNTUHAN LERENG
Tabel 4- 3. Tingkat resiko longsor dengan Elaman Resiko (G. J. Hearn, 2011)
Tingkat Elemen risiko (terhadap beberapa fasilitas umum)
resiko rawan Aset jalan Fasilitas Kondisi bangunan Keberadaan Lalu
longsor (nacional, strategis, lintas
propinsi, komersial dan
kabupaten dsb) sosial
Stabil atau
Aman Aman Aman Aman
tidak ada
tingkat resiko
Rendah Tidak ada Akses masih bisa Tidak ada Potensi longsor
kerusakan, dilalui lalu lintas kerusakan, ada rendah dan aman
perbaikan dengan kerusakan minor bagi kendaraan
kerusakan peringatan tetapi perlu yang melaluinya
mudah dilalui perbaikan
74
BAB 4 PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN THDP RESIKO
KERUNTUHAN LERENG
75
BAB 4 PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN THDP RESIKO
KERUNTUHAN LERENG
Gambar 4- 2.
Penyebaran
Tingkat
Kerawanan
terhadap
Longsor
76
BAB 4 PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN THDP RESIKO
KERUNTUHAN LERENG
Tabel 4- 4. Pembagian Klas jalan Berdasarkan Fungsi dan
Kekuatan Struktur
77
BAB 4 PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN THDP RESIKO
KERUNTUHAN LERENG
Gambar 4- 4. Tipe Longsoran terhadap keberadaan
jalan (baik Tanah maupun Batuan)
78
BAB 4 PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN THDP RESIKO
KERUNTUHAN LERENG
Tabel 4- 5. Klasifikasi Jenis Longsoran dan tingkat
riskannya
No Skor Tingkat riskan
Tingkat Bahaya pengguna jalan
Bobot
baik tanah maupun batuan
terhadap keberadaan infrastuktur
1 Klasifikasi bahaya 1, lalulintas tidak 5 Sangat Tinggi
dapat lewat
2 Klasifikasi bahaya 2, dibatasi pejalan 4 Tinggi
kaki
3 Klasifikasi bahaya 3, kendaraan kecil, 3 Menengah
s/d kls IIIc
4 2 Ringan
Klasifikasi bahaya 4, kendaraan
sedang dan bus, s/d kls IIIb dan
mungkin kla IIIa
5 Klasifikasi bahaya 5, kendaraan sd 1 Toleransi pengaturan
Truk sedang, s/d kls II
6 Klasifikasi aman, semua jenis 0 Aman
kendaraans/d kls I
79
BAB 4 PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN THDP RESIKO
KERUNTUHAN LERENG
Tabel 4- 6. Dampak terhadap kerusakan jalan akibat
dari penilaian salah satu parameter yang
mempengaruhi (contoh: Tekstur kerentanan tanah)
1 ……………………………………… 40 - 50 Segera
……………….
2 ……………………………………… 30 - 40 Prioritas
……………….
3 ……………………………………… 20 - 30 sedang
……………….
4 ……………………………………… 10 - 20 Ringan
……………….
5 ……………………………………… < 10 Aman dan Toleransi
……………….
82
BAB 4 PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN THDP RESIKO
KERUNTUHAN LERENG
Tabel 4- 9. Rangkuman keberadaan segmen jalan
terhadap lokasi regional maupun local
83
Kluster Dampak Tindakan Inspeksi dan
Batasan Risk
2 kali dalam
Jalan sewaktu- Penanganan
Resiko musim hujan dan 1
D 10 - 20 waktu dapat terhadap faktor
rendah kali kemarau /
terputus penyebab utama
tahun
Penanganan
Resiko Jalan tidak 1 kali dalam
terhadap faktor
E < 10 sangat terputus tetapi musim hujan /
penyebab
rendah perlu waspada tahun
utama
84
BAB 4 PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN THDP RESIKO
KERUNTUHAN LERENG
Gambar 4- 5. Tingkat kemantapan Lereng terhadap Risk Katagori Longsor
85
BAB 4 PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN THDP RESIKO
KERUNTUHAN LERENG
Gambar 4- 6. Contoh Penanganan yang memerlukan
inspeksi dan pemeliharaan
86
BAB 4 PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN THDP RESIKO
KERUNTUHAN LERENG
Gambar 4- 7. Fasilitas untuk Inspeksi dan
Pemeliharaan
87
IMPLEMENTASI MANAJEMEN LERENG
Masalah dan
No Jalur segmen Jalan
Propinsi Penyebab Upaya Rekomendasi Penanganan
Ruas yang ditinjau
Penanganan
No
Tingkat riskan
Tingkat Bahaya pengguna
dan potensi
jalan baik tanah maupun Skor
longsor terhadap Penanganan yang disarankan
batuan terhadap keberadaan Bobot
kelancaran
infrastuktur
lalu lintas
permanen sementara
1 Klasifikasi bahaya 1, lalulintas BNPB / BNBD
5 Sangat Tinggi Temporary road
tidak dapat lewat semuanya dan pemeliharaan
2
Klasifikasi bahaya 2, dibatasi Investigasi detail
Pengaturan
kendaraan ringan, bus dan 4 Tinggi lengkap dan
lkendaraan
pejalan kaki pemelihraan
3 Klasifikasi bahaya 3, kendaraan Investigasi detail Pengaturan
3 Menengah
kecil, bus s/d kls IIIc dan pemeliharaan lkendaraan
4
Klasifikasi bahaya 4, Investigasi
Pengaturan
kendaraan sedang dan bus, 2 Ringan seperlunya dan
lkendaraan
s/d kls IIIb dan mungkin kla IIIa pemeliharaan
5 Klasifikasi bahaya 5, kendaraan Toleransi Investigasi Pengaturan
1
sd Truk sedang, s/d kls II pengaturan sederhana dan lkendaraan
TABEL 4- 2. CONTOH HASIL SURVAI DARI SSI (SLOPE SYABILITY INVENTORY) PADA
LERENG GALIAN TANAH YANG MENGALAMI KERUNTUHAN SKALA BESAR/LONGSORAN
Masalah dan
segmen Jalan
No Propinsi Penyebab Jalur Ruas Upaya Rekomendasi Penanganan
yang ditinjau
Penanganan
Pemasangan DPT, turap, tiang
Erosi permuk pancang, borpile
Sulawesi dan material Trans Karosa - batas Pembuatan systemdrainase,
1 Tidak ada
Barat yang mengalami Sulawesi Sulbar Penanaman vegetasi dan rumput
pelapukan kembali,
Pembuatan systemdrainase
Kebon kopi –
Erosi tawaeli, Pembuatan DPT, pembuatan system
permuk drainase,
Sulawesi Trans Sulteng
2 pada material (longsoran pada Tidak ada Penanaman kembali vegetasi dan rumput
Tengah Sulawesi
yang mengalami lereng atas dan Penggalian dengan kemiringan lebih
pelapukan lereng bawah badan landai
jalan)
Erosi
permuk Pembuatan DPT, pembuatan system
Sulawesi Trans Pantoloan-Tompe drainase, penanaman kembali,
pada material Tidak ada
Tengah Sulawesi Sulteng penggalian dengan kemiringan lebih
yang mengalami landai
pelapukan
Pembuatan DPT,turap,tiang pancang
/borpile
Erosi permuk Sabang-ogoamas
Sulteng Pembuatan system drainase,
Sulawesi Pada material Trans
Tidak ada Pemasangan perkuatan dengan geotekstil
Tengah yang mengalami Sulawesi Ogoamas-toli toil - dan geogrid,
pelapukan Sulteng
Penanaman Tanaman atau rumput
kembali
TABEL 4- 3. CONTOH HASIL SURVAI DARI SSI (SLOPE SYABILITY INVENTORY) PADA
LERENG BUATAN (GALIAN DAN TIMBUNAN) TANAH DAN BATUAN
pelapukan lereng Longsoran galian dan belum ada Penggalian dengan kemiringan yang
1 Kalimantan Tengah Trans Kalimantan Penopa-Kujan, Kalteng
batuan penangnan berbeda
Erosi permukaan Trans Selatan, Longsoran galian dan pnnganan Pembuatan system drainase,
3 Kalimantan Timur Kuaro – Batu aji, Kaltim
akibat air Kalimantan dgn Dinding penahan tanah pemasangan DPTsesuai spesifikasi