oleh :
Tri Wijayanto1, Titik Penta Artiningsih2, Wiratna Tri Nugraha3
ABSTRAK
Dalam pengecoran suatu pelat pada bangunan bertingkat, jalan dan jembatan,
diperlukan penyangga yang kuat sebagai penahan bekisting pelat lantai. Tujuan
dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kebutuhan perancah dan
membandingkan efisiensi biaya perancah jenis frame scaffolding dan modular
scaffolding pada proyek pembangunan box underpass (BUP) tol BOCIMI Bogor
mengingat keduanya memiliki harga dan kapasitas yang berbeda.
Metode yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini dengan mendapatkan luasan
pekerjaan pengecoran pelat yang nantinya sebagai area luasan scaffolding, lalu
mendapatkan kapasitas scaffolding yang juga disesuaikan dengan pembebanan di
lapangan dengan menggunakan aplikasi structure analysis program (SAP), dengan
demikian dapat diketahui apakah scaffolding tersebut kuat atau perlu perkuatan untuk
menahan beban di lapangan juga menghitung kekuatan balok penahan bekisting apakah
kuat menahan beban dengan panjang bentang sesuai dengan jenis scaffolding. Lalu
menghitung waktu pelaksanaan scaffolding dari hasil studi di lapangan. Kemudian dapat
dibandingkan efisiensi dari kedua jenis scaffolding tersebut dalam segi biaya terkait
waktu dan kekuatan scaffolding.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Pengumpulan Data
Data Primer
Data primer didapat dengan cara
melakukan pengamatan di lapangan, yaitu
pelaksanaan proyek pembuatan box
Gambar 1. Frame scaffolding underpass Ciawi. Data jenis dan dimensi
perancah yang digunakan yaitu frame
2.6. Modular Scaffolding scaffolding dengan dimensi lebar 120 cm
Modular scaffolding adalah scaffolding dan tinggi 193 cm
yang seluruh perlengkapannya dibuat Data Sekunder
melalui pabrikasi, termasuk rangka yang Data sekunder yaitu data yang diperoleh
menyilang atau biasa juga disebut dari kontraktor pelaksana, meliputi data
ringlock scaffolding. Modular scaffolding penawaran dari tiap perusahaan
yaitu perancah dengan bahan utama penyewaan perancah yang diajukan ke
batang atau pipa yang disusun dengan kontraktor dan gambar teknis pada lokasi
pengikat ringlock atau clamp sehingga pekerjaan box underpass.
mempermudah pemasangan dan lebih
kokoh. Dengan diameter dan ketebalan 3.2. Metode Analisis Data
pipa yang lebih besar dari frame Data yang telah dikumpulkan kemudian
scaffolding membuat modular scaffolding diolah dalam suatu perhitungan untuk
memiliki kapasitas yang lebih besar dari memperoleh hasil studi yang dilakukan.
frame scaffolding, yaitu mampu menahan Adapun langkah-langkah analisis data
beban hingga 6000 kg per titik atau yang dilakukan adalah sebagai berikut :
batang vertikal tiap susunannya. 1. Menentukan luasan lokasi pekerjaan
Luasan yang diperoleh adalah luasan
permukaan pelat pada box underpass
Ciawi yang mana luasan tersebut akan
M maks
[MPa] ............ 1
Wx
dimana:
σ : tegangan lentur kayu
Mmax : momen lentur yang terjadi
Wx : momen perlawanan dari
penampang
4. Menghitung jarak balok penyangga
pada bekisting
Sama halnya dengan balok pembagi,
balok penyangga pun harus dihitung
karena berhubungan langsung dengan
U-head pada scaffolding yang Gambar 3. Diagram alir analisis
berkaitan dengan jarak tiap batang
atau frame scaffolding. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
5. Menghitung jarak efisien tiap batang 4.1. Ruang Lingkup Proyek
atau frame Nama Proyek: Pembangunan Jalan Tol
Jarak tiap batang atau frame pada Ruas Ciawi – Sukabumi Seksi 1 (Ruas
scaffolding adalah yang menentukan Ciawi – Cigombong/Lido) Paket 1 Ciawi-
efisiensi dari scaffolding tersebut Ciherang Pondok Sta (-0+750) – (4+850)
yangmana berkaitan dengan jumlah Lokasi Proyek: Ruas Ciawi – Cigombong
scaffolding tersebut. Dan harus sesuai (Sta. 1+322) Jawa Barat
dengan jarak balok pembagi agar
pembagian jarak dapat sama rata. 4.2. Studi Kasus
6. Mendapatkan penawaran harga
= 48.6 𝑐𝑚2
𝐸 = 60000 𝑘𝑔⁄𝑐𝑚
𝑞 = 3.327
5 𝑞 𝑥 𝐿4
Gambar 4. 𝑓 = 𝑥
384 𝐸𝑥𝐼
4.3. Analisa Perancah 0.540 = 60000 𝑘𝑔⁄𝑐𝑚
Data yang diperlukan untuk perbandingan
adalah analisa tentang beban yang 𝐿4 16.136 = 605218808
diterima perancah, susunan dari masing-
masing perancah, baik modular 605218818
𝐿4 =
scaffolding maupun frame scaffolding, 16.635
dan juga susunan bekisting, karena kedua = 36382255
perancah tersebut memiliki jarak yang
berbeda sehingga susunan bekisting juga 𝐿𝑚𝑎𝑥
berbeda yang tentunya berpengaruh = 77.664 diambil
terhadap berat bekisting yang diterima. = 25 𝑐𝑚
Karena itu harus dihitung terlebih dahulu Maka untuk balok pembagi pada
pembebanan bekisting. Adapun data kayu bekisting didapat jarak yaitu 25 cm tiap
yang digunakan untuk bekisting adalah balok. Pada perencanaan bekisting
sebagai berikut: digunakan jarak balok pembagi yang
Tebal multipleks : 1,8 cm sama, baik pada frame scaffolding
Kelas kuat :V maupun modular scaffolding, karena
Tegangan lentur : 360 kg/cm2 menopang pembebanan yang sama yaitu
Modulus elastisitas : 60000 kg/cm2 pelat beton bertulang setebal 100 cm
Lebar tinjauan : 100 cm
Tegangan geser : 58,65 kg/cm2
𝑘𝑔⁄
𝑞𝑢 = 1,2 𝐷𝐿 + 1,6 𝐿 = 3.327 𝑐𝑚
Balok penyangga 6/12
= 332.70 𝑘𝑔⁄𝑐𝑚2 Multiplex tebal 1,8mm
Balok pembagi 5/7
= 0.333 𝑡⁄𝑚2 Gambar 5. Jarak antar balok pada bekisting
Gambar 9. Hasil uji coba kekuatan dua Gambar 11. Susunan frame scaffolding
susunan frame scaffolding potongan melintang