BAB II
LANDASAN TEORI
Kerangka girder crane adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk mendukung semua
mekanisme operasi, perlengkapan listrik, motor dan peralatan pengendali carane tersebut.
kerangka ini akan mentrasmisi gaya-gaya tersebut pada pondasi atau melalaui roda dan rel jalan
Kerangka girder crane harus dapat menjamin kekuatan dan stabilitas kontruksi secara
keseluruhan. Hal ini berarti tegangan pada elemennya secara terpisah tidak boleh melebihi batas
amannya sedangkan rengangan yang terjadi harus dapat ditentukan dengan sendirinya. Disamping
itu, rengangan sangat kecil sehingga dapat diabaikan mak a beban variabel yang bekerja pada crane
tidak menyebabkan getaran pada kerangka girder secara keseluruhan ataupun komponennya.
Kekakuan struktur atau kerangka girder crane yang cukup merupakan tuntutan utama untuk
mendapatkan operasi seluruh mekanisme kerja yang dapat diandalkan dan bebas dari gangguan.
Oleh karena itu, desain dan perhitungan kerangka girder crane harus dilakukan dengan ketelitian
tinggi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
Jenis utama kerangka girder crane berdasarkan konstruksi dilihat dari pembuatan dan
Yaitu konstruksi kerangka girder crane yang digunakan dari bahan profil WF-Beam, yang
dilihat dari segi bentuknya berdasarkan kebutuhan kerjanya ada yang dibuat single girder
Yaitu konstruksi kerangka girder crane yang digunakan dari bahan plat, yang dilihat dari
segi bentuk berbentuk box atau lebih dikenal dengan nama box girder, disamping itu
berdasarkan kebutuhan kerjanya ada yang dibuat dengan single girder atau double girder.
Tergantung pada kapasitas pengangkut dan panjang bentangan, konstruksi crane jalan
dibuat dari girder pelat (T-ganda), Girder rangka batang atau kotak, dan girder profil H-
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
Kerangka crane jalan dengan girder pelat ini ada yang dibuat dengan model singel
span girder atau double span girder, dimana span girder utama memanjang yang ujung-
ujungnya dikaitkan pada dua girder silang (end cariage) yang menjadi tempat pemasangan
roda jalan. Elemen lainnya dilengkapi dengan girder sisi atau tambahan penopang silang
dengan lantai platfrom dan kabin operator (bagian-bagian ini tidak semuanya terdapat
Konstruksi girder rangka batang crane jalan ini biasanya dipakai bentang 12 meter
atau lebih. Tinggi rangka batang ini biasanya h = (1/12 sampai 1/10) L. Kerangka ini
dapat didesain dengan berbagai bentuk yakni desain bentuk segitiga ataupun diagonal.
Konstruksi rangka batang ini didesain dengan berbagai bentuk dan dilihat dari segi
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan girder crane adalah sebagai
berikut :
a. Pemilihan bahan atau material harus tepat sesuai dengan kapasitas pengangkatan yang
direncanakan
b. Perhitungan perencanaan harus dilakukan dengan ketelitian yang tinggi, yang meliputi
c. Girder harus dapat menjamin kekuatan dan stabilitas konstruksi secara keseluruhan.
d. Perencanaan girder harus disesusaikan dengan bentuk barang, lokasi, jarak, dan ketinggian
e. Konstruksi girder harus mampu memberikan kenyamanan dalam keselamatan kerja baik
pemasangan konstruksi girder crane jalan terhadap end cariage baik girder yang terbuat
dari material pelat, H-Beam atau WF-Beam dan rangka batang. Disini akan digambarkan salah
satu pemasangan konstruksi girder terhadap end cariage dan dudukan dasar rel, yang dimana
Overhead crane ini adalah dimana konstruksi pemasangan girder, end cariage
dan rel sama dengan konstruksi pemasangan girder tunggal, yaitu diatas flens profil H-
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
Beam yang sebagai dasar jalannya girder kearah kanan maupun ke arah kiri. Sehingga
bentangan girder crane macam ini dinamakan overhead crane double girder.
Kerangka girder untuk overhead crane yang terbuat dari profil WF-Beam merupakan
salah satu girder yang paling banyak digunakan untuk alat transportasi jarak pendek salah satu
diantara adalah sektor fabrikasi, sebagian besar crane digunakan adalah overhead crane
dengan girder balok IPE[atau lebih dikenal dengan nama H-Beam atau WF-Beam].
Keunggulan pembuatan girder overhead crane dengan WF-Beam ini adalah lebih mudah
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
pembuatannya, ekonomis dan efektif. Disamping bobot mati girder itu sendiri lebih berat
sehingga dapat membantu untuk beban pengereman pada roda end cariage sebagai penjalan
girder dan defleksi yang ditimbulkan sangat kecil serta tidak menimbulkan suara bising pada
sata beroperasi dibandingkan girder pelat (Box Girder). Dengan demikian girder overhead
crane macam ini pada transmisi roda end cariage penggerak utama yaitu motor penggerak ada
yang menggunakan motor dengan break (rem) dan motor tanpa break.
Disini penulis akan mengurai secara ringkas sebagian komponen gambaran tentang
perencanaan pembuatan girder ganda overhead crane untuk kapasitas 5 Ton, diantaranya :
a. Perancangan Pertama
Kita merencanakan girder dengan menggunakan p rofil balok IPE atau lebih dikenal dengan
nama (WF atau H-Beam)]. Huruf IPE berturut-turut dimakasudkan sebagai bentuk
penampang, sejajar dan cara tradisi Eropa. Profil jenis ini dapat diperoleh dengan
Dalam perencanaan girder overhead crane untuk kepastian 5 ton, material yang
diperlukan dalam perencanaan untuk memenuhi kriteria tersebut kita gunakan profil WF
800 x 200 x 11 x 17, dari keterangan profil tersebut lebih dikenal dengan nama WF 800,
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
karena di pasaran standar untuk profill 800 tidak ada, maka cara untuk mendapatkan
kriteria tersebut kita harus membelah dari WF 600 menjadi WF 800 sesuai perhitungan
rumus diatas.
Dari perubahan profil (badan profil dibuat lebih tinggi ) diatas , maka kita mendapatkan
- Getaran pada kerangka girder secara keseluruhan yang ditimbulkan lebih kecil
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
penggerakan utama, roda penjalan, bantalan dan lain sebagainya. Dalam merencakan end
carriage disini material yang digunakan umumnya menggunakan profil U, lebih dikenal
dengan nama profil UNP. Profil ini bisa diperoleh dengan ukuran tinggi mulai dari 30mm
sampai 400mm.
Baik Konstruksi balok-baja seri IPE dan UNP diterapkan diantara salah satu satuya
sebagai bantalan rangka dinding, tian g, balok melintang dan balok konstruksi .
motor penggerak roda penjalan, shaft roda penjalan, transmisi roda gigi penjalan dan lain
c. Perencanaan Ketiga
Merencanakan monorel troli yang menggantuk dibawah girder, dimana material yang
digunakan adalah balok profil INP (batang – I). Disini troli monorel bergerak pada flensa
bawah batang – I.
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
komponen mekanisme operasai dapat bekerja dengan b aik. Disini bagian yang paling utama
2. End Carriage.
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
lentur atau tegangan bengkok suatau aman dan defleksi girder yang diinginkan.
Dibawah ini direncanakan bagaimana cara menentukan pemilihan bahan yang cocok untuk
mendapatkan momen bengkok dan gaya lateral dalam batasan aman, untuk pembuatan
P=
+
Dimana : P = Beban yang dipikul oleh girder (kg)
2.6.1 Perencanaan momen bengkok dan gaya lateral akibat beban konstan
Mb = . . , {(2.1)}
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
Dari perhitungan diatas Mb (kg/cm) harus lebih kecil MBmaks (kg/cm), maka momen
Dan kurva momen bengkok akan merupakan suatu parabola yang digambarkan sesuai
2.6.2 Perencanaan momen bengkok dan gaya lateral akibat beban gerak
Momen bengkok akibat beban gerak karena beban troli dan muatan
Bila roda troli berbeban didistribusikan seragam pada rodanya, karena troli hoisting crane
+
P’ =
4
Dimana : P’= Beban yang dipikul oleh satu roda ( kg )
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
Mb’ =
[(L-
)–x]x {(2.3)}
Dimana : Mb’= Momen Bengkok akibat beban gerak ( kg/cm )
′
=
′ 2
{(2.4)}
Dan kurva momen bengkok didistribusikan dengan bentuk parabola dengan kordinat
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
x = Jarak Tumpuan ( cm )
Gaya lateral maksimum akibat beban gerak, bila x = 0 cm pada penumpuan sebelah kiri
adalah :
′′ = 2P – P
{(2.6)}
Dimana : ′′ = Gaya lateral akibat beban gerak ( kg )
P = Beban yang dipikul satu girder ( kg )
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
momen inersia dalam batas aman yang sesuai dengan besarnya beban yang diterima oleh
ẟmaks =
1 . L {(2.7)}
700
Dimana : ẟmaks = Definisi atau lendutan maksimum ( cm )
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
Luas bidang momen ditinjau terhadap titik beban pada A1 = A2, adalah sebagai berikut:
Am = Mbmaks
1 . L
4
Diaman : Am = Luas bidang momen ( kg/cm2 )
Dan jika ditinjau berdasarkan reaksi tumpuan dititik B, terhadap jarak X 2 adalah :
X2 = X1
1 . L
Menentukan lenturan titik-titik B :
1 . 1 + .
ẟ b =
. 1
Dimana : ẟ b = Definisi titik B ( cm )
Besarnya reaksi tumpuan yang dipikul satu girder akibat beban terhadap momen pada
bidang A = B, adalah :
Sehingga : RA = RB =
Dimana : RA = Reaksi tumpuan dititik A ( kg )
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
P = Beban ( kg )
Mbmaks = RA .
Dimana : Mbmaks = Momen bending maksimum ( kg/cm )
.
Ix =
. maks
Dimana : Ix = Momen inersia ( cm3 )
Ix . maks =
. . ℎ
1 1
Dimana : Ix.maks = Momen inersia ( cm3 )
H = Tinggi profil ( cm )
B = Lebar Profil ( cm )
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
( . )+ . ℎ
Zx = {(2.8)}
6.
Dimana : Zx = Modulus section ( cm3 )
H = Tinggi Profil ( cm )
B = Lebar Profil ( cm )
A. Perencanaan defleksi girder ini dimaksudkan supaya dalam perhitungan nanti sesuai
b. Defleksi yang ditimbulkan akibat bobot troli dan beban pengangkatan atau lebih
(a) (b)
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
’
ẟ =
1 5 . {(2.9)}
. 384
Dimana : ẟ’ = Defleksi girder akibat beban konstan ( cm )
’’
=
. . [ ] {(2.10)}
48 . .
Dimana : ẟ’’ = Defleksi girder akibat beban gerak ( cm )
= +
tot
’ ’’
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
Dalam perencanaan tegangan bengkok horizontal ini supaya beban yang dibutuhkan
untuk membuat girder mampu menahan beban akibat tekanan angina saat troli hoisting crane
H2 =
1 . +
10
Dimana : H2 = Gaya Horizontal akibat beban gerak ( kg )
Q = Beban pengangkat ( kg )
.
MBH =
8. . 2. 18 .3 L
Dimana : MBH = Momen bengkok arah horizontal ( kg-cm )
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
σ BH = {(2.11)}
≥ Z’ = z .
. {(2.12)}
γ
σ BH
Dimana : = Modulus section sumbu y-y yang diizinkan (cm ) 3
P = Gaya Horizontal ( kg )
x = jarak tumpuan ( cm )
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
Pelat Penggantung Monorel Troli bertujuan untuk meletakan rel yang digunakan sebagai
b . ℎ
Ix = {(2.13)}
1
Dimana : Ix = Momen inersia pelat ( cm4 )
h = Tinggi pelat ( cm )
b = Lebar pelat ( cm )
’
=
5 . . {(2.14)}
384 . .
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
Dimana : ’
= Defleksi girder akibat beban konstan ( cm )
L = Panjang pelat ( cm )
’’
=
. {(2.15)}
48 . .
Dimana : ’’
= Defleksi pelat akibat beban gerak ( cm )
L = Panjang pelat ( cm )
tot = +
’ ’’
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
σt =
σ
σ=
3,05 . {(2.16)}
Dimana : σ = Tegangan kekuatan flens bawah profil monorel troli ( kg/cm2 )
= Tebal Flens ( cm )
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
Dalam data teori perencanaan end carriage, meliputi prencanaan profil end Carriage,
defleksi yang terjadi pada end carriage, perencaan daya motor, perencanaan kekuatan roda
jalan, perencanaan roda gigi end carriage, perencaan bahan poros roda jalan dan perencanaan
maka : RA = ½ . L . q
Karena dalam perencanaan menggunakan daouble girder memanjang utama, maka berat
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
RA1 = 2. R A
b. beban akibat berat troli dan berat pengangkatan
Gambar 2.13 End Carriage akibat beban troli dan beban pengangkatan
Besarnya reaksi tumpuan ( R A2 ) adalah :
=
. −
R A2
dimana : R A2 = reaksi tumpuan akibat beban gerak di titik A ( Kg )
x = Jarak tumpuan ( cm )
Sehingga dari perhitungan di atas gaya total yang diterima oleh end carriage adalah :
F = R A1 + R A2
a. Defleksi end carriage ditinjau terhadap beban merata ( Berat Profil UNP 200 )
’
=
5 . . {(2.17)}
384 . .
Dimana : ’
= Defleksi end carriage karena beban konstan ( cm )
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
b. Defleksi end carriage ditinjau terhadap gaya total sesuai dengan jumlah girder
’’
=
. . [ ] {(2.18)}
48 . .
Dimana : ’’
= Defleksi girder akibat beban gerak ( cm )
F = Gaya Total ( kg )
tot = +
’ ’’
{(2.19)}
’
= Defleksi akibat beban konstan ( cm )
’’
= Defleksi akibat beban gerak ( cm )
v1 =
. . {(2.20)}
60 1000
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
G1 = v . ρ
Gpr = q . L
L = Panjang profil ( cm )
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
Gpl = ( h . b . L . ρ )
h = Tinggi Pelat ( cm )
L = Panjang Pelat ( cm )
W = β ( Q + G + Go ) ω {(2.21)}
N =
. {(2.22)}
75 .
Dimana : N = Daya Motor ( kw )
W = Tahanan Gerak ( Kg )
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tugas Akhir
`
Dimana : N=p
Pd = p x fc
Harga untuk factor levis berdasarkan bentuk gigi sesuai masing-masing jumlah gigi yaitu
diambil berdasarkan sudut tekan ( α ) = 20˚ full depth involute system adalah sebagai
berikut :
Yp = 0,154 -
0,91 {(2.23)}
Dimana : Yp = Faktor levis berdasarkan bentuk gigi pinion
Yp = 0,154 -
0,91 {(2.24)}
Dimana : Yp = Faktor levis berdasarkan bentuk gigi pinion
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/z