Anda di halaman 1dari 8

1 PENGENALAN ALAT BONGKAR MUAT - K3

Alat Bantu bongkar muat diartikan sebagai alat bantu yang dapat dipakai untuk kelancaran kegiatan
membongkar barang dari kapal ke darat atau sebaliknya. Dengan pemakaian alat bantu bongkar muat yang
sesuai dengan jenis barang yang akan dibongkar atau dimuat, maka kinerja akan lebih efektif dan efisien.
Alat bantu bongkar muat dibagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu : Kelengkapan alat bantu bongkar muat pada
kapal; 2. Kelengkapan alat bantu bongkar muat di pelabuhan.

2 1. KELENGKAPAN ALAT BANTU BONGKAR MUAT PADA KAPAL


Dalam proses bongkar muat, kapal dilengkapi dengan beberapa alat yang berfungsi untuk membantu dalam
pekerjaannya. Alat-alat ini berfungsi untuk mempermudah kegiatan bongkar muat, dan juga untuk menjamin
keselamatan dari barang yang diangkutnya. Adapun beberapa alat yang dimaksud adalah:

3 1. Ramp door Alat ini umumnya terdapat pada kapal jenis RORO (Roll On Roll Out), merupakan jenis
kapal yang diperuntukkan untuk mengangkut berbagai jenis kendaraan. Fungsi dari Ramp Door ini adalah
sebagai jembatan penghubung antara dermaga dan kapal. Ramp door umumnya terletak pada haluan atau
buritan kapal, saat merapat di dermaga ramp door akan membuka kebawah layaknya gerbang benteng
pertahanan zaman ksatria berkuda. Saat ramp door terbuka, maka kendaraan akan keluar dari lambung kapal,
layaknya anak-anak arwana yang baru menetas keluar dari mulut induknya.

4 2. Crane Kapal (Ship Gear)


Alat ini biasanya terletak dibagian tengah kapal, berfungsi untuk mengangkat cargo dari palka kapal,
kemudian dipindahkan ke dermaga. Lengan dari crane kapal harus cukup panjang, sehingga dapat
memindahkan dari palka ke dermaga. Sistem yang digunakan pada crane kapal serupa dengan crane pada
umumnya, yakni menggunakan kabel baja, dengan motor sebagai penggeraknya dan berbagai ukuran pully
sebagai pemindah dayanya.

5 3. Hook crane Hook terletak pada ujung kabel crane, dan berfungsi untuk dikaitkan pada beban atau
muatan.

6 4. Jala-jala kapal Fungsinya tidak kalah penting dalam proses bongkar muat barang. Jala-jala kapal
berfungsi dalam kegiatan bongkar muat bag cargo, box cargo, dsb. Jala-jala di hamparkan kemudian cargo
diletakkan diatas jala-jala, lalu jala-jala ditutup dan dikaitkan pada hook crane.

7 5. Spreader Kegunaannya amat bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas bongkar muat. Spreader
tersedia dengan berbagai kegunaan, yaitu spreader untuk petikemas, spreader beam untuk general cargo, dan
clamp untuk curah kering. Dengan menggunakan spreader, kecepatan bongkar muat akan meningkat, ex:
spreader beam dapat mengangkat dua jala-jala lambung sekaligus sekali angkat. Namun pada hakekatnya,
penggunaan spreader harus disesuaikan dengan SWL (Safe Working Load) pada setiap crane.

8 2. KELENGKAPAN ALAT BANTU BONGKAR MUAT DI PELABUHAN


Dalam kegiatannya, upaya bongkar / muat kapal atau biasa disebut stevedoring menggunakan alat bantu
untuk mempercepat prosesnya. Adapun peralatan yang digunakan diantaranya :

9 1. Mobile Crane Mobile Crane adalah alat bongkar muat berbentuk truk yang menggendong crane pada
punggungnya. Alat ini dapat digunakan untuk melakukan kegiatan bongkar / muat barang berupa container
maupun bag cargo. Umumnya mobile crane digunakan untuk menggantikan peran crane kapal (ship gear).
Kapasitas mobile crane bervariasi, bahkan ada yang mencapai 65 Ton atau dengan kata lain sanggup
mengangkat container berukuran 20 ft full. Kato,Tadano, Sumitomo dan IHI adalah beberapa merk monile
crane yang biasa digunakan.

10 2. Crane kapal (ship gear)


Untuk kepraktisan, kapal cargo umumnya dilengkapi dengan crane kapal (ship gear). Crane kapal harus
dapat digunakan dalam melakukan kegiatan stevedoring baik untuk barang berjenis container, maupun bag
cargo (dengan menggunakan jala-jala).

11 3. Gantry Crane (Container Crane)


Gantry crane merupakan alat bongkar muat yang khusus untuk menangani container. Dengan menggunakan
gantry crane, kegiatan bongkar muat jauh lebih cepat dibandingkan menggunakan mobile crane maupun
crane kapal. Dengan menggunakan gantry crane, produktivitas bongkar muat jauh lebih tinggi, karena
dengan menggunakan gantry crane sanggup untuk mengangkat 2 s/d 4 container ukuran 20 feet sekaligus.
12 4. Level Luffing Gantry Crane (LLGC)
Merupakan jenis lain dari alat bongkar muat di pelabuhan. berbentuk seperti crane kapal, namun terletak di
dermaga. Beberapa menggunakan rel atau roda sebagai sarana untuk berpindah tempatnya. Alat ini dapat
digunakan untuk berbagai jenis cargo, seperti container, bag carge, maupun curah kering (dengan
penambahan alat tertentu).

Home » Nautik » Peralatan Bongkar Muat Dan Sistem Tutup Palka

Peralatan Bongkar Muat Dan Sistem Tutup Palka


1. Pendahuluan
Untuk mendukung operasi bongkar muat barang pada kapal barang maka perlu dilengkapi
peralatan bongkar muat (cargo handling). Instalasi cargo handling terdiri dari beberapa peralatan
yang saling mendukung. Pada kapal barang, sangat penting untuk menyediakan peralatan bongkar
muat karena akan mempercepat proses bongkar muat barang dan akan mengurangi biaya tambat
di pelabuhan. Alat angkat yang akan digunakan di kapal direncanakan berdasarkan beban yang
akan diangkat guna menentukan SWL alat angkat yang akan direncanakan.
Setiap kapal barang memiliki ruang muat (cargo hold) yang dilengkapi dengan tutup palka.
Konstruksi tutup palka ini harus dibuat kedap air untuk melindungi muatan yang ada di ruang
muat. Sedangkan bentuk konstruksi tutup palka harus direncanakan dengan tidak membebani
geladak dan tidak mengganggu operasi bongkar muat barang.

2. Peralatan Bongkar Muat (Cargo Handling)


Instalasi cargo handling adalah instalasi memuat dan membongkar muatan dikapal seperti
muatan peti kemas, curah atau cair dan muatan yang dikemas dalam unit kecil.
Komponen cargo handling meliputi :
1. Derrick boom adalah salah satu instalasi cargo handling yang terdiri dari komponen tiang agung
(mast), batang muat (boom) yang ujung-ujungnya dilengkapi pralatan yang disebut heel fitting
dan head fittng yang digunakan untuk tempat menempelnya batang muat dengan mast dan pada
ujung lainnya untuk tempat pemasangan tali span dan tali muat.
Goose neck bracket adalah tempat pemasangan pena yang berhubungan dengan heel fitting.
Topping bracket adalah tempat pemasangan span block yang berhubungan dengan peralatan
head fitting dan cargo.
Winch yaitu winch untuk menggulung tali-tali bongkar muat.
Perlengkapan lainnya yang harus dipasang pada saat kegiatan bongkar muat adalah block, tali dan
hook.
Tipe derrick boom yang dikenal adalah swinging derrick dimana memiliki boom hanya satu pada
setiap lubang palka sedangkan tipe lain union purchase dimana setiap lubang palka terdapat dua
boom.
Material batang muat (boom) terbuat dari pipa baja dan panjang boom harus sependek mungkin
dengan mempertimbangkan kondisi dibawah ini :
a) Perbandingan antara jarak goose neck bracket ke topping bracket dengan panjang boom adalah
0,6 - 0,8.
b) Sudut elevasi pada kondisi tersebut sekitar 250 - 300
c) Pencapaian ujung boom yang keluar dari sisi lambung kapal pada kondisi sudut elevasi diatas
berjarak 3 – 5 meter dari tepi lambung kapal agar muatan yang diangkat atau diturunkan tidak
bergesek dengan lambung. Untuk kapal-kapal kecil jarak ini diambil 2,5 meter.
d) Posisi ekstrim dari ujung boom pada kondisi kerja harus tidak boleh kurang dari 1/3 panjang
lubang palka.
e) Sudut boom pada kondisi kerja terhadap sisi kapal 600.
Jarak goose neck bracket ke geladak utama sekitar 2,6 – 2,8 meter atau sekitar 0,4 - 0,6 meter
dari plateform winch.
2. Deck crane merupakan instalasi bongkar muat dimana peralatan ini dapat melayani dua lubang
palka. Peralatan ini mempunyai perbedaan dengan drrick boom yaitu tidak membutuhkan
persiapan pemasangan perlengkapan bongkar muat karena perlengkapannya sudah menjadi satu
kesatuan. Pengoperasiannya cukup dilakukan oleh seorang operator dan dapat beputar 3600.
3. Conveyor merupakan peralatan bongkar muat yang banyak dijumpai dipelabuhan sebagai fasilitas
bongkar muat jenis muatan curah.
4. Pompa yang dapat melayani muatan curah kering dan cair misalnya semen curah dan muatan
minyak.
5. Pintu ramp merupakan fasilitas bongkar muat untuk muatan kendaraan yang mengangkut
penumpang atau kendaraan yang mengangkut peti kemas
Pengujian Tegangan Yang Diizinkan Pada Derek
Vektor komponen gaya PB telah diperlihatkan pada table penguraian gaya-gaya bahwa
besarnya dapat ditentukan sesuai sudut aB yang telah direncanakan dan nilai L - a/LB yang tetap.
Vektor komponen gaya PB ini merupakan resultan komponen gaya Lb dan H.
Karena adanya head.fitting pada ujung atas Derek, maka vektor gaya PB dapat didefinisikan
sebagai hasil resultan komponen gaya H dan Lb terhadap batang Derek.
Berdasarkan buku "Studi Perencanaan Derek Muat Sebuah Kapal Barang" oleh Ir. A.
Mappangara hal. 56 - 58 diberikan :
PB = PBH + PBL (1)
Dimana :
= Proyeksi H terhadap batang Derek dan pada bentuk konstruksi Derek. Gaya P BH ini bekerja pada
Blockauge sebelah atas.

= P (LB/ (L - a) - sin aB

= Proyeksi Lb terhadap batang Derek dan pada bentuk konstruksi Derek. Gaya P BL ini bekerja pada
Blockauge sebelah bawah.
= P (Sin aB + Z)

Maka dalam perhitungan tegangan yang terjadi pada konstruksi batang Derek besar sudut aB
mempengaruhi besar. Momen eksentris adalah momen yang bekerja akibat tidak simetrisnya
titik-titik tangkap gaya PBH dan PBL.
Momen Inersia batang Derek :
Itiang = (22/7)/64 [ D4 - d4] cm4 (2)
dimana :
d = diameter dalam tiang
= D - (2.s)
Modulus Batang Derek :
Wtiang = 2.I / D cm3 (3)
Luas Penampang Batang :
F = (22/7)l/4 [ D2 - d2 ] cm2 (4)

Gaya Beban Tiap Cm :


q = y.F kg/cm (5)
dimana : y = berat jenis baja kg/cm3
Besar tegangan yang terjadi pada konstruksi batang Derek adalah :
PB = (w . PB)/F kg/cm2 (6)
ex = Mex/(2 .W) kg/cm2 (7)
g = q.LB2/(8 . W) kg/cm2 (8)
Sehingga tegangan total :
total = PB + ex + g kg/cm (9)

3. Gaya-gaya Yang Bekerja Pada Konstruksi Alat Angkat


Untuk menentukan besarnya dimensi tiap-tiap bagian konstruksi alat angkat ini, maka
terlebih dahulu harus diketahui besar gaya-gaya yang bekerja pada tiap-tiap bagian konstruksi,
agar dapat diketahui besarnya tegangan maksimum yang akan terjadi pada bagian-bagian
konstruksi alat angkat ini.
Beban kerja maksimum yang direncanakan (P) merupakan dasar untuk menentukan besarnya
gaya-gaya yang bekerja pada tiap-tiap bagian konstruksi. Gaya-gaya tersebut merupakan hasil
distribusi dari beban kerja maksimum yang bekeria. Gaya yang bekerja ada tiap-tiap baqian
konstruksi alat tersebut dapat ditentukan dengan melihat tabel-tabel pada buku "Germanlscher
Lloyd : Regulation f'or The Constructions and. Examinations Of Cargo Handling Applliances”

Perencanaan Panjang Derek


Derek merupakan lengan pengangkat yang dapat berputar ke sisi kiri dan kanan lambung
kapal. Perhitungan atau penentuan ukuran - ukuran Derek didasarkan pada tegangan akibat dari
momen yang ditimbulkan oleh gaya-gaya pada tiang dan momen gaya berat dari derek itu sendiri.
Untuk sementara penentuan ukuran konstruksi batang derek ini belum dapat ditentukan karena
terlebih dahulu harus ditentukan tinggi tiang dimana dasar dari penentuan tinggi tiang ini harus
ditentukan nilai L-a/LB yang ideal dengan sudut aB yang mengijinkan untuk menahan beban yang
akan diangkat oleh konstruksi batang derek. Selanjutnya dapat ditentukan panjang jangkauan
dari batang Derek yang akan digunakan.
4. Sistem Tutup Palka
Tutup ambang palka harus direncanakan dengan konstruksi yang kuat, kedap air dan
melindungi bagian kapal dari hempasan air. Disamping itu system pembukaan dan penutupan
palka harus dibuat sedemikian rupa hingga mempunyai kecepatan pembukaan dan penutupan
yang tepat karena akan memperpendek waktu tambat kapal di pelabuhan sehingga akan
mengurangi biaya pengangkutan barang. Tutup palka harus direncanakan dengan tidak
membebani geladak dan tidak mengganggu operasi bongkar muat barang.
Pada garis besamya sistem pembukaan/penutupan palka ditinjau dari cara kerjanya sistem terbagi
menjadi 4 sistem:

A. Sistem pembukaan dan penutupan palka yang diangkat.


B. Sistem pembukaan dan penutupan palka yang didorong dan diatur.
C. Sistem pembukaan dan penutupan palka yang dilipat dan sandarkan.
D. Sistem pembukaan dan penutupan palka yang digulung.

Disamping itu setiap sistem dibagi atas :


a) Cara membukanya yang dibedakan atas membuka secara menyeluruh atau satu persatu dari
bagian ambang palka.
b) Material dari ambang palka
c) Tingkat mekanisme pelaksanaan operasi tutup palka dengan manual atau mekanis.

a. Sistem Pembukaan dan penutupan palka yang diangkat


Sistem ini terdiri dari balok palka (hatch beam), tutup lubang palka dan tutup kain terpal. Ukuran
dari balok palka tergantung dari panjang tumpuan (lebar ambang palka), jarak antara balok palka
serta jaraknya dengan ambang palka secara melintang.
Bentuk konstruksi balok palka merupakan suatu balok dengan dua bilah hadap. Pada ambang
palka memanjang, balok palka diletakkan sedemikian rupa pada tumpuan balok palka serta dikunci
dengan per pengunci yang bentuknya bermacam-macam. Diatas balok palka diletakkan tutup
palka yang terbuat dari kayu atau metal. Adapun berat sebuah tutup palka maksimum 50 kg.
Panjang tutup lubang palka dari kayu ditentukan oleh jarak antara balok-balok palka atau jarak
antara balok palka dengan ambang palka melintang. Tutup lubang palka kayu diangkat dan
dipasang pada tempat yang telah ditentukan sehingga perlu untuk memberi tanda atau nomor
pada setiap tutup lubang palka supaya tidak terjadi kekeliruan.

Tutup kain terpal


Menurut peraturan klasifikasi pada semua ambang palka pada geladak cuaca dan geladak
bangunan atas harus ditutup dengan dua lapis terpal yang diikatkan denmgan ambang palka
dengan menggunakan pelat jepit dan pasak palka dari kayu.
b. Sistem Pembukaan dan penutupan palka yang didorong dan diatur
Sistem pembukaan/penutupan palka ini dilakukan dengan cara mendorong atau menarik tiap seksi
tutup lubang palka tersebut serta mengaturnya pada suatu tempat khusus.
Cara mengatur seksi-seksi tutup lubang palka ini dapat kearah lubang palka melintang (arah
memanjang kapal) atau kearah ambang palka memanjang (arah melintang kapal). Tiap seksi
tersebut berputar 900 apabila seksi tertutup lubang palka itu diatur dan tidak digunakan. Salah
satu tipe dari sistem ini adalah tutup lubang palka Mac-Gregor jenis Single Pull hatch Cover yang
terdiri dari lima buah seksi tutup lubang palka yang dihubungkan satu sama lain dengan rantai
atau tali baja ukuran kecil pendek.
Tutup lubang palka dibuka dengan pertolongan motor Derek muat, tali baja yang melalui roll yang
ditempatkan di tiang utama serta tali baja tersebut berakhir dihubungkan dengan seksi tutup palka
yang terakhir. Setelah tali baja ditarik tiap seksi tutup palka akan mendorong satu sama lain dan
mulai menggelincir pada roda dan rel khusus. Pada sisi tiap seksi dipasang tiga buah roda dan
roda yang diujung menggelincir pada rel sebelah dalam sedangkan rel yang sebelah luar yang
mempunyai kelanjutan dari batas lubang palka.

c. Sistem Pembukaan dan penutupan palka dilipat dan disandarkan


Pada sistem ini setiap seksi tutup palka dihubungkan satu sama lain dengan engsel serta seksi
tutup palka yang tepi dihubungkan dengan ambang palka atau geladak dengan engsel.
Pada saat membukanya dilipat dan kemudian disandarkan kearah ambang palka melintang (arah
memanjang kapal) atau kearah ambang palka memanjang (arah lambung kapal).
Ditinjau dari mekanisme kerja sistem ini dibagi atas :
a) Sistem dengan menggunakan motor Derek
b) Sistem hidrolik
d. Sistem Pembukaan dan penutupan palka yang digulung
Sistem ini membukanya secara menggulung pada tiap-tiap seksi dari tutup palka pada tempat
gulungan yang khusus dengan menggunakan motor listrik. Konstruksinya ringan dan sederhana
serta tidak memerlukan tempat yang besar apabila tidak terpakai (digulung). Tutup ambang palka
ini diperkenalkan pertama kali di Perancis tahun 1955. Sistem ini terdiri dari seksi tutup lubang
palka yang berpenampang segi empat dari plat baja.

Anda mungkin juga menyukai