1. Pendahuluan
Untuk mendukung operasi bongkar muat barang pada kapal barang maka
perlu dilengkapi peralatan bongkar muat (cargo handling). Instalasi cargo
handling terdiri dari beberapa peralatan yang saling mendukung. Pada kapal
barang, sangat penting untuk menyediakan peralatan bongkar muat karena
akan mempercepat proses bongkar muat barang dan akan mengurangi biaya
tambat di pelabuhan. Alat angkat yang akan digunakan di kapal
direncanakan berdasarkan beban yang akan diangkat guna menentukan SWL
alat angkat yang akan direncanakan.
Setiap kapal barang memiliki ruang muat (cargo hold) yang dilengkapi
dengan tutup palka. Konstruksi tutup palka ini harus dibuat kedap air untuk
melindungi muatan yang ada di ruang muat. Sedangkan bentuk konstruksi
tutup palka harus direncanakan dengan tidak membebani geladak dan tidak
mengganggu operasi bongkar muat barang.
Material batang muat (boom) terbuat dari pipa baja dan panjang boom harus
sependek mungkin dengan mempertimbangkan kondisi dibawah ini :
a) Perbandingan antara jarak goose neck bracket ke topping bracket
dengan panjang boom adalah 0,6 - 0,8.
b) Sudut elevasi pada kondisi tersebut sekitar 250 - 300
c) Pencapaian ujung boom yang keluar dari sisi lambung kapal pada kondisi
sudut elevasi diatas berjarak 3 5 meter dari tepi lambung kapal agar
muatan yang diangkat atau diturunkan tidak bergesek dengan lambung.
Untuk kapal-kapal kecil jarak ini diambil 2,5 meter.
d) Posisi ekstrim dari ujung boom pada kondisi kerja harus tidak boleh
kurang dari 1/3 panjang lubang palka.
e)
Jarak goose neck bracket ke geladak utama sekitar 2,6 2,8 meter atau
sekitar 0,4 - 0,6 meter dari plateform winch.
2. Deck crane merupakan instalasi bongkar muat dimana peralatan ini
dapat melayani dua lubang palka. Peralatan ini mempunyai perbedaan
dengan drrick boom yaitu tidak membutuhkan persiapan pemasangan
perlengkapan bongkar muat karena perlengkapannya sudah menjadi satu
kesatuan. Pengoperasiannya cukup dilakukan oleh seorang operator dan
dapat beputar 3600.
4. Pompa yang dapat melayani muatan curah kering dan cair misalnya
semen curah dan muatan minyak.
5. Pintu ramp merupakan fasilitas bongkar muat untuk muatan kendaraan
yang mengangkut penumpang atau kendaraan yang mengangkut peti kemas
Pengujian Tegangan Yang Diizinkan Pada Derek
Vektor komponen gaya PB telah diperlihatkan pada table penguraian gayagaya bahwa besarnya dapat ditentukan sesuai sudut aB yang telah
direncanakan dan nilai L - a/LB yang tetap. Vektor komponen gaya PB ini
merupakan resultan komponen gaya Lb dan H.
Karena adanya head.fitting pada ujung atas Derek, maka vektor gaya PB
dapat didefinisikan sebagai hasil resultan komponen gaya H dan Lb
terhadap batang Derek.
Berdasarkan buku "Studi Perencanaan Derek Muat Sebuah Kapal Barang"
oleh Ir. A. Mappangara hal. 56 - 58 diberikan :
PB
PBH +
PBL
(1)
Dimana :
PBH
= Proyeksi H terhadap batang Derek dan pada bentuk konstruksi
Derek. Gaya PBH ini bekerja pada Blockauge sebelah atas.
= P (LB/ (L - a)
- sin aB
PBL
= Proyeksi Lb terhadap batang Derek dan pada bentuk konstruksi
Derek. Gaya PBL ini bekerja pada Blockauge sebelah bawah.
= P (Sin aB + Z)
D - (2.s)
(2)
Wtiang =
2.I / D
cm3
(3)
cm2
(4)
kg/cm
(5)
kg/cm3
kg/cm2
(6)
ex = Mex/(2 .W)
kg/cm2
(7)
= q.LB2/(8 . W)
kg/cm2
(8)
kg/cm
(9)
Untuk sementara penentuan ukuran konstruksi batang derek ini belum dapat
ditentukan karena terlebih dahulu harus ditentukan tinggi tiang dimana
dasar dari penentuan tinggi tiang ini harus ditentukan nilai L-a/LB yang ideal
dengan sudut aB yang mengijinkan untuk menahan beban yang akan
diangkat oleh konstruksi batang derek. Selanjutnya dapat ditentukan
panjang jangkauan dari batang Derek yang akan digunakan.