Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SOSIALISASI

PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA


RUMPUT LAUT
PROGRAM IBM 2013 DI NYAFAR LENDE DESA ADAUT KABUPATEN MTB
23 SEPTEMBER 2013

A. PENDAHULUAN
Budidaya konvensional untuk jenis rumput laut Eucheuma Cottonni yang
dilakukan di seluruh wilayah nusantara umumnya adalah sistem tali panjang
(long line). Tidak terkecuali di pusat-pusat budidaya rumput laut desa Adaut
kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) seperti di nyafar (kebun) Bunga
Tanjung, nyafar Lende, nyafar sarang setan dll.
Di nyafar Lende dan nyafar-nyafar yang lain, sistem ini berupa penanaman
bibit dilakukan dalam arah memanjang tali. Tali panjang (long line) tempat
memasang bibit berukuran panjang 50m dan berdiameter (3 s/d 4)mm.
Jarak antara bibit 21cm. Sistem tali panjang ini umumnya menghasilkan
2 Ton rumput laut kering per 1 Ha lahan budidaya setiap 45 hari.
Selain sistem tali panjang yg saat ini dikembangkan secara luas, pada tahun
2010 di nyafar (kebun) Bunga Tanjung pernah dilakukan uji coba 1 rakit sistem
vertical berukuran (7 x 7)m. Hasilnya menunjukan tingkat pertumbuhan yang
seragam dan menyeluruh dari bibit pertama di permukaan air sampai bibit ke
empat yang berjarak 2m dari permukaan air. Kenyataan lain ditemukan
bahwa rumput laut yang jatuh ke dasar perairan sedalam 5m saja masih
tetap tumbuh subur seperti yang diceritakan oleh anggota kelompok mitra
(kelompok Lende).
Pertumbuhan rumput laut pada sistem vertical ini tidak terlepas dari
dukungan lingkungan perairan disekitar nyafar seperti; kecepatan arus,
salinitas, kecerahan, dan ketersediaan nutrisi yang sangat diperlukan oleh
rumput laut. Dari pengamatan lapangan menunjukan bahwa di antara lokasi
budidaya terdapat banyak sekali tanaman lamun sebagai sumber phosphor
dan oksigen. Pada siang hari, dasar perairan sedalam (4 s/d 5)m masih dapat
terlihat dengan jelas dari atas perahu tanpa menggunakan peralatan
tambahan, mengindikasi kecerahan yang sangat baik sehingga penetrasi
cahaya matahari dapat sampai di dasar perairan. Arus pada perairan cukup
kuat terbukti saat kunci inggris 12- 300mm merek Diamond, ketika
ditemukan kunci inggris tersebut telah berada 5 meter dari posis jatuhnya
IbM Unpatti, 23 September 2013 | Materi Sosialisasi Rakit Modifikasi Nyafar Lende Desa Adaut-MTB

mengindikasi bahwa arus air sangat baik untuk menyuply nutrisi sekalipun
menerapkan sistem budidaya vertical.
Penerapan sistem budidaya vertical berpotensi meningkatkan produksi
rumput laut 4 s/d 5 kali lipat pada pusat-pusat budidaya Desa Adaut Kab.
MTB. Tuhan YME telah mengaruniakan alam yang sangat mendukung bagi
penerapan sistem budidaya vertical. Mengapa kita tidak meresponi berkat
Tuhan yang sangat besar nan indah ini untuk meningkatkan taraf hidup kita
sendiri?
B. PERMASALAHAN
1. Bagaimana konstruksi pengapung utama rakit budidaya vertical
2. Bagaimana sistem budidaya vertical
3. Bagaimana sistem tambat rakit budidaya vertikal

C. TUJUAN
1. Menjelaskan konstruksi utama rakit budidaya vertical
2. Menjelaskan sistem vertical dan sistem koneksi antara tali vertical
dengan tali bibit
3. Menjelaskan konstruksi jangkar dan perletakannya di dasar perairan
serta tali tambatnya.

D. MANFAAT
1. Kepada kelompok mitra, Lende, sebagai agen perubahan peningkatan
produktivitas.
2. Kepada para petani rumput laut di sekitar nyafar Lende, bahkan di MTB
dan Maluku umumnya yang mempunyai karakteristik perairan sesuai
untuk mengembangkan sistem budidaya vertical.
3. Para peneliti Univ. Pattimura untuk melanjutkan penelitian yang
bermanfaat bagi memperkuat kapasitas masyarakat khususnya petani
rumput laut.
4. Bagi Pemkab MTB dan Pemda Maluku dalam hal ini dinas Perindustrian
dan Perdagangan maupun Dinas Perikanan dan Kelautan untuk
memanfaatkan sistem budidaya ini untuk meningkatkan produktivitas
rumput laut dari warga masyarakatnya.

E. KONSTRUKSI RAKIT MODIFIKASI


IbM Unpatti, 23 September 2013 | Materi Sosialisasi Rakit Modifikasi Nyafar Lende Desa Adaut-MTB

1. Pengapung Utama
Pengapung utama berfungsi memberikan daya apung maksimum bagi
semua beban berat yang dipikulnya antara lain : beban konstruksi dan
beban lingkungan (arus dan gelombang) Bahan yang digunakan dalam
pembuatan pengapung utama adalah bambu berdiameter pangkal
minimum 15cm dan diameter ujung minimum 7cm, panjang 7.5m.
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat pengapung utama
antara lain :
Alat :
Parang
Linggis/pengungkit
kayu tarik
Bahan :
Bambu panjang 7.5m, pangkal 0.15 m, ujung 0.01m = 32
ptg.
Tali nylon 6 mm panjang 7.5m = 224 ptg.
Pembuatan :
a. Bambu diletakan pada posisi baris dan kolom berjarak 0.5 m
satu dengan lainnya.
b. Bambu kolom pertama berjarak 0.5 dari ujung bambu baris
dan sebaliknya bambu baris pertama berjarak 0.5 dari ujung
bambu kolom
c. Bambu pada kolom maupun baris pertama dan terakhir
berjumlah 2 batang.
d. Dilakukan pengikatan pada setiap pertemuan kolom dan baris
bambu
e. Pengikatan dilakukan bersamaan dengan tali cincin utuk
menggantung tali vertikal.
2. Sistem Budidaya
Sistem budidaya berfungsi memberikan kemudahan dan kecepatan
proses penanaman bibit maupun panen serta jaminan agar rumput laut
yang diikat pada pengapung utama dan digantung vertikal ke bawah
tidak akan menyilang satu dengan lainnya ketika terkena arus air.
Sistem tali budidaya terdiri dari tali vertical, tali cincin vertical, konektor
bibit serta pemberat (bandul) yang diikat di ujung bawah tali vertical.
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat sistem tali budidaya
antara lain :
Alat :
Parang/pisau/cutter
Lilin/lampu pelita
Mistar
IbM Unpatti, 23 September 2013 | Materi Sosialisasi Rakit Modifikasi Nyafar Lende Desa Adaut-MTB

Gergaji besi
Bor listrik/manual + mata bor 3mm
Kertas amplas no 100
Cetakan bandul/pemberat
Sekop
trofol
Bahan :
Pipa PVC 4, panjang 1.0m
Pipa PVC 2.5, panjang 11cm = 6 ptg.
Tali nylon 2mm panjang 20 cm = 1792 ptg.
Tali nylon 4mm panjang 2.5m = 224 ptg.
Tali nylon 4mm panjang 25cm = 224 ptg.
Tali nylon 6 mm panjang 7.5m = 224 ptg.
Tali nylon 6 mm berbentuk lingkaran 0.3m = 256 ptg.
Pembuatan konektor :
a. Memotong pipa PVC ukuran (2x1.5)cm
b. Membuat lubang 3mm berjarak 6mm diukur dari sisi lebar
atas dan bawah
c. Memotong jalur tali dari setengah sisi lebar kearah lingkaran
lubang 3mm
d. Membuat radius di sudut konektor dan menghaluskan hasil
potongan menggunakan kertas amplas.
e. Memasukan tali 2mm panjang 15cm ke dalam lobang yang
tidak terpotong, menyambungkan ujung tali dengan cara
membakar dan menempel.
f. Membuat simpul konektor di tepi sisi lebar terdekat. Dibuat
toleransi jarak 3 mm dari sisi lebar untuk menjamin
kebebasan gerak tali terhadap pelat konektor.
Pembuatan pemberat/bandul :
a. Membuat adonan semen-pasir dengan perbandingan 1:2
b. Memasukan adonan semen-pasir ke dalam cetakan sebanyak
setengah tinggi cetakan sambil digetarkan/diketok-ketok
untuk memadatkan adonan di dalam cetakan.
c. memasukan tali cincin pemberat hingga setengah diameter ke
dalam cetakan
d. Memasukan adonan semen-pasir untuk menutupi sisa
setengah cetakan hingga setengah tali terbenam secara baik
pada adonan semen-pasir dalam cetakan.
e. Cetakan dilepaskan secara vertical dari hasil cetakan saat
basah
f. Hasil cetakan dijemur hingga kering berwarna putih.
Pembuatan tali vertikal :

IbM Unpatti, 23 September 2013 | Materi Sosialisasi Rakit Modifikasi Nyafar Lende Desa Adaut-MTB

a. Memasukan tali-tali cincin (cincin bibit) untuk menggantung


konektor bibit diantara 3 jalinan tali vertical, dan dianyam ke
arah jalinan yang berjumlah 2.
b. Jarak tali cincin bibit pertama adalah 0.5m dari ujung dan
selanjutnya 0.5m dari tali cincin pertama.
c. Cara ini diulang sampai empat tali cincin bibit teranyam pada
tali vertical.
d. Mengikat ujung tali sebelah bawah ke tali cincin pemberat
e. Tali budidaya vertical bersama pemberat/bandul siap diikat
pada pengapung utama (rakit bambu)
3. Sistem Tambat
Sistem tambat dibuat untuk menahan keseluruhan rakit inovasi agar
tidak bergeser dari posisinya. Sistem ini harus bisa menahan gaya arus
dan ombak yang mendominasi gaya-gaya luar yang bekerja pada rakit
tersebut. Sistem tambat terdiri dari : jangkar dan tali jangkar. Alat dan
bahan yang digunakan untuk membuat sistem tambat antara lain :
Alat :
Peralatan las
Alat bor vertical + mata bor 12mm
Gerinda listrik portable 6
Kunci pas 12mm
Mistar
Gergaji besi
Sekop
Ember
Bahan :
Pelat besi segi tiga (a = 32cm, T = 40cm, t = 0.6cm) = 32
ptg.
Pelat besi segi empat (p = 16cm, l = 7cm, t = 0.6cm) = 32
ptg.
Rantai kapal 20mm, 3 mata = 4 unit
Baut-mur SS 14 x 5 = 48 unit
Cat besi 1 kg = 5 kaleng
Thuner A 1 kg = 5 kaleng
Tali nylon 12 mm panjang 15m = 4 ptg.
Kawat las RB 3.5mm = 3 dos.
Dempul besi 1kg = 4 klg.
Besi beton standard 8mm = 3 stap
Papan ukuran (1 x 0.25 x 0.02)m = 16 ptg.
Semen 50 kg = 2 zak
Pasir = 4 zak semen

IbM Unpatti, 23 September 2013 | Materi Sosialisasi Rakit Modifikasi Nyafar Lende Desa Adaut-MTB

Pembuatan sistem tambat :


a. Besi as 1 dilas memanjang pada pelat segi tiga tepat pada
setengah sisi alas sampai ke puncak segitiga.
b. Proses ini dilakukan untuk membuat sayap (wing) jangkar.
c. Pada sisi atas pelat segitiga hingga sepanjang sisi atas as 1
dilas pelat penguat (bracket) yang berupa pelat segi tiga juga.
Pelat bracket dilas pada sisi miring tegak lurus dengan pelat
wing jangkar.
d. Tek las pelat konektor segi empat mengapit pelat bracket
pada sisi alas pelat bracket.
e. Membuat 3 lobang 14mm menembus pelat konektor kanan,
pelat bracket, dan pelat konektor kiri sekaligus. Dua lubang
pada koordinat sisi dalam dan satu lubang dekat sisi luar pelat
bracket. Dilakukan untuk 4 wing jangkar.
f. 4 wing jangkar di atas bersama pelat konektor dilas pada
ujung bawah batang jangkar 1.5.
g. Dengan gerinda, konstruksi wing jangkar dilepaskan dari pelat
konektor yang telah dilas ke batang jangkar 1.5.
h. Pengelasan besi rangka (behel) untuk pengecoran concrete
sepanjang 1 m tepat pada tengah batang jangkar 1.5.
i. Pengelasan mata rantai kapal pada ujung atas batang jangkar.
j. Pembersihan
sisa-sisa
pengelasan
dan
korosi
pelat
menggunakan gerinda tangan kemudian didempul dan dicat.
k. Setelah berada di lokasi budidaya, dilakukan pengecoran
concrete pada keempat batang jangkar.
l. Memasang semua sayap jangkar pada batang jangkar, dan
diikat menggunakan baut SS 14 x 5
G. KELEMAHAN
Dibandingkan dengan budidaya rumput laut menggunakan sistem tali
panjang, maka ada beberapa kelemahan rakit inovasi menggunakan sistem
vertical antara lain :
1. Total biaya pembuatan rakit inovasi = Rp. 11.000.000, sedangkan rakit
konvensional untuk ukuran yang sama menghabiskan biaya kurang dari
Rp. 2.000.000.
2. Membutuhkan keahlian pengelasan logam dan peralatan las untuk
membuat jangkar
3. Membutuhkan keahlian, kesabaran dan peralatan mengerjakan konektor
bibit.
4. Untuk menempatkan rakit inovasi maupun menempatkan jangkar
diperlukan sekurang-kurangnya 3 perahu (long boat) bermesin.
IbM Unpatti, 23 September 2013 | Materi Sosialisasi Rakit Modifikasi Nyafar Lende Desa Adaut-MTB

5. Konstruksi jangkar yang besar dan mahal dari segi material pembuat
maupun biaya transportasi.

H. KEUNGGULAN
Dibandingkan dengan budidaya rumput laut menggunakan sistem tali
panjang, maka ada beberapa keunggulan rakit inovasi menggunakan sistem
vertical antara lain :
1. Memproduksi rumput laut 4 kali lebih banyak pada luas laut yang sama
2. Umur pakai yang lebih lama dibandingkan material bambu
3. Sistem jangkar yang sangat menjamin rakit tidak bergesar dari posisi
semula
4. Kecepatan pekerjaan pengikatan bibit, penanaman bibit di rakit, dan
waktu panen yang sangat cepat.
5. Menghindarkan bibit dari kemungkinan kerusakan atau stress
6. Mempercepat waktu recovery pasca penanaman
7. Mempermudah dan mempercepat waktu pembersihan/pemeliharaan
bibit
I. MANAGEMENT RESIKO
Resiko umum dari konstruksi rakit inovasi ini adalah biaya investasi yang
cukup besar dibandingkan rakit konvensional. Setelah dibuat kajian ekonomi
terhadap biaya pembuatan rakit, ternyata semua biaya tinggi adalah akibat
dari penggunaan bambu sebagai pengapung utama. Jika material bambu
diganti dengan pipa PVC dari jenis AW yang dindingnya relative lebih tebal
dari jenis C mupun D. pada gilirannya akan terjadi :
1. Umur pakai pengapung utama/rakit akan sangat panjang sehingga
biaya pemeliharaan dapat ditekan
2. Rakit akan sangat ringan sehingga mudah dikerjakan dan ditambat pada
lokasi budidaya
3. Tidak memerlukan banyak perahu (long boat) dalam proses
penambatan
4. Tidak memerlukan konstruksi jangkar yang sangat besar dan berat
5. Mudah dikerjakan dan ditransportasikan
6. Daya apung yang lebih besar sehingga akan mengurangi jumlah
pengapung utama
Ini semua akan berdampak langsung maupun tidak langsung pada biaya
investasi maupun biaya pemeliharaan rakit inovasi.

IbM Unpatti, 23 September 2013 | Materi Sosialisasi Rakit Modifikasi Nyafar Lende Desa Adaut-MTB

J. PENUTUP
Kesimpulan :
1. Konstruksi utama rakit modifikasi ini adalah terdiri dari 30 buah batang
bambu ukuran bagian pangkal 10cm dan diameter ujung minimum
7cm, panjang 7.5m. Mampu memberikan daya apung yang cukup untuk
7 s/d 10 orang petani bekerja di atasnya. Umur pakai konstruksi rakit
antara 6 bulan s/d 1tahun. Bahan dan alat yang diperlukan cukup
tersedia.
2. Sistem vertikal dan sistem koneksi antara tali vertical dengan tali bibit
memungkinkan produksi ditingkatkan hingga empat kali lipat dari rakit
konvensional, long line. Waktu pengerjaan proses pembibitan yang
relatif lebih cepat, juga menghindari bibit dari stress dan kerusakan. Ini
menyebabkan masa pemulihan (recovery) lebih cepat yang pada
gilirannya akan meningkatkan kualitas rumput laut. Material dan alat
yang diperlukan dalam pengerjaan sistem ini cukup tersedia.
3. Konstruksi jangkar dan perletakannya di dasar perairan serta tali
tambatnya dalam program ini lebih kokoh dan mampu menahan
gerakan arus/gelombang yang besar. Di sisi lain harga pembuatan
jangkar cukup besar, dan memerlukan keahlian pengelasan logam
dalam pengerjaannya. Material dan proses pembuatan jangkar agak
sulit dibandingkan dengan jangkar konvensional yang terbuat dari batu
alam. Hal ini dapat diatasi sehingga ukuran dan harga pembuatan
jangkar dapat diperkecil jika material pengapung utama dirubah ke pipa
PVC jenis AW yang lebih kuat dan ringan.
Saran :
1. Kelompok mitra, Lende, dalam kerjasama berkelanjutan dengan peneliti
Univ. Pattimura sangat mampu untuk memproduksi rakit modifikasi ini
untuk meningkatkan produktivitas budidaya rumput laut mereka.
2. Pengetahuan tentang rakit modifikasi yang ternyata memiliki
keunggulan komparatif disbanding dengan rakit konvensional, long line,
ini akan sangat mudah ditransver kepada para petani rumput laut di
Nyafar Lende, desa Adaut bahkan kepada desa-desa se-MTB, dan
Maluku umumnya.
3. Dinas Perindustrian dan Perdagangan maupun Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten MTB dan Propinsi Maluku. Dapat bekerjasama
dengan Univ, Pattimura untuk memproduksi rakit modifikasi dan
meningkatkan produktifitas rumput laut warga masyarakatnya,
IbM Unpatti, 23 September 2013 | Materi Sosialisasi Rakit Modifikasi Nyafar Lende Desa Adaut-MTB

Ambon, 7
Nopember 2013
Mengetahui,
Ketua LPM Universitas Pattimura

Ketua Tim Pengusul

Drs Rachman Talaohu, M.Si


NIP. 19520615 198103 1 001

Stevianus Titaley, ST,


M.Si.
NIP. 19740906 200501 1
003

IbM Unpatti, 23 September 2013 | Materi Sosialisasi Rakit Modifikasi Nyafar Lende Desa Adaut-MTB

Anda mungkin juga menyukai