Anda di halaman 1dari 93

ASURANSI MARITIM

KEGIATAN ANGKUTAN
LAUT
1. Pengiriman atau pengapalan barang
a. Pengirim barang (SHIPPER)
b. Pengangkut (CARRIER)
2. Pihak-pihak lain yang tidak saling mempunyai
hubungan hukum seperti
a. EKSPEDITUR (Perusahaan EMKL = Ekspedisi
Muatan Kapal Laut = FORWARDING)
b. WAREHOUSING (Usaha Pergudangan)
c. STEVEDORING, yaitu usaha pemuatan dan
pembongkaran barang muatan kapal laut
d. LIGHTERAGE
PENGERTIAN DASAR
ASURANSI
1. Istilah asuransi
a. Bahasa Belanda
(VERZEKERING ASSURANTIE = pertanggungan)
VEREZEKERAAR = penanggung
VERZEKERDE = tertanggung
b. Bahasa Inggris
(INSURANCE)
THE INSURER = penanggung
THE ASSURED = tertanggung
c. Dalam praktek (Asuransi = ASSURANTIE)
ASSURADEUR/ASSURADOR – penanggung
GEASSUREERDE = tertanggung
PENGERTIAN DASAR
ASURANSI
2. Definisi
a. Menurut Pasal 246 KUHD (Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang) Asuransi atau pertanggungan,
adalah suatu perjanjian dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang
tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan atas kehilangan keuntungan
yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya
karena suatu peristiwa yang tak tentu.
Catatan : Dapat dilihat disini bahwa pasal 246 KUHD
tidak memuat mengenai Asuransi Jiwa.
PENGERTIAN DASAR
ASURANSI
Lanjutan....

b. Menurut pasal 1 Undang-Undang RI No. 2 Tahun


1992 Asuransi atau pertanggungan adalah suatu
perjanjian antara 2 pihak atau lebih dengan mana
pihak penanggung menggikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk
memberikan pergantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan yang mungkin
akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan
suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seorang yang dipertanggungkan.
PENGERTIAN DASAR
ASURANSI
Lanjutan....

c. Menurut MARINE INSURANCE ACT (M.I.A.) 1906


A CONTRACT OF MARINE INSURANCE IS A CONTRACT WHEREBY THE
INSURER UNDERTAKES TO INDEMNIFY THE ASSURED, IN MANNER AND
TO THE EXTEND THEREBY AGREED, AGAINST MARINE LOSSES, THAT IS
TO SAY, THE LOSSES INCIDENT TO MARINE ADVENTURE.
Catatan : Beda antara asuransi yang berdasarkan Undang-Undang dan yang
berdasarkan perjanjian
a. Asuransi yang berdasarkan Undang-Undang
 Sifatnya public, untuk kepentingan masyarakat
 Wajib
 Tidak berdasarkan perjanjian
b. Asuransi yang berdasarkan perjanjian
 Sifatnya privat
 Sukarela
 Berdasarkan perjanjian
LANDASAN HUKUM, JENIS DAN
PRINSIP ASURANSI
1. DASAR HUKUM
a. Sumber Hukum
1) Materi Hukum
 K.U.H. Dagang (WET BOEK VAN
KOOPHANDEL)
 K.U.H. Perdata
 POLIS-POLIS
 Perjanjian-perjanjian
 Kebiasaan yang berlaku di dunia asuransi
LANDASAN HUKUM, JENIS DAN Lanjutan....

PRINSIP ASURANSI
2) Usaha perasuransian
 UU No. 2 Tahun 1992
 Peraturan Pemerintah
 Peraturan Menteri

b. Perikatan asuransi dapat timbul dari


1) Perjanjian (Sukarela)
Contoh : Asuransi Jiwa, asuransi kerugian
2) Undang-Undang (Wajib)
Contoh : Asuransi kesehatan
LANDASAN HUKUM, JENIS DAN Lanjutan....

PRINSIP ASURANSI
c. Asuransi ditinjau dari aspek juridis dan ekonomis
1) Aspek juridis
Asuransi adalah suatu perjanjian, diatur dalam pasal 246 KUHD dan
pasal 1 UU No. 2/1992
Catatan :
 Dengan adanya UU No. 2/1992 tidak menghapus ketentuan yang
terdapat dalam KUHD
 Ketentuan yang terdapat dalam KUHD adalah mengenai teori-teori
asuransi, sedangkan UU No. 2/1992 adalah mengenai cara
seseorang/badan hukum untuk mendirikan perusahaan asuransi.
2) Aspek ekonomis
Asuransi merupakan suatu pengalihan resiko/penyebaran resiko, resiko
ini selalu dikaitkan pada hal-hal yang bersifat negatif.
JENIS DAN PRINSIP
ASURANSI
a. Jenis asuransi
Di dalam KUHD dikenal 2 (dua) penggolongan besar tentang asuransi
1) Asuransi jumlah = asuransi jiwa
Asuransi jumlah tidak dikaitkan dengan kerugian yang diderita, tetapi didaasarkan
jumlah pembayaran yang sudah ditentukan
2) Asuransi kerugian = asuransi benda
Dalam asuransi kerugian ganti rugi harus sesuai dengan kerugian yang diderita

Dalam perkembangan asuransi dewasa ini timbul asuransi baru yaitu asuransi
campuran. Asuransi campuran dapat dikaitkan dengan asuransi kecelakaan, dimana
asuransi campuran diperjanjikan sejumlah perjanjian-perjanjian tertentu, akan tetapi
dibayarkan sebagai ganti rugi.
JENIS DAN PRINSIP
ASURANSI
Lanjutan....

b. Peran asuransi
1) Segi sosial
Asuransi memberikan rasa aman, karena memberikan
perlindungan terhadap resiko
2) Segi ekonomis
Asuransi merupakan mitra usaha dalam berbagai
bidang usaha bisnis,
Contoh : pengangkutan udara dan asuransi juga
sebagai penghimpun data.
JENIS DAN PRINSIP
ASURANSI
Lanjutan....

Resiko dalam asuransi dapat dikalkulasikan/dapat


dihitung dengan cara :
 LAW OF AVERAGE (Hukum rata-rata)
Contoh : asuransi jiwa
 LAW OF LARGE NUMBER
 TORI PROBABILITAS (TEORI KEMUNGKINAN)
PRINSIP-PRINSIP
ASURANSI
 Kepentingan yang diasuransikan (INSURABLE INTEREST – Pasal 250 & 268 KUHD)
 Indemnitas (PRINCIPLE OD IDENMNITY/ganti rugi – Pasal 252 & 253 KUHD)
Ganti rugi yang diberikan harus seimbang dengan kerugian yang diderita.
 Itikad baik (UTMOST GOOD FAITH – Pasal 251 KUHD)
kepercayaan dan itikad baik mendapat tempat yang lebih tinggi dari prinsip uyama yang lain.
 SUBROGASI (SUBROGATION – Pasal 284 KUHD)
hak penggantian dari si tertanggung ke penanggung yang mana harus ada pihak ketiga.
 sebab langsung (PROXIMA CLAUSE – Pasal 276 & 249 KUHD)
yang akan diganti oleh perusahaan asuransi adalah yang menjadi sebab langsung dari
suatu kerugian.
RESIKO ANGKUTAN LAUT
Kerugian
1. Kerugian atas kerusakan kapal
2. Kerugian atas muatan
3. Kecelakaan crew kapal
4. pencemaran
KAPAL DAN MUATANNYA
Tanggung jawab kapal
 Undang-undang No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran Pasal 1 butir
(10)
Kelaiklautan kapal
 Pasal 86 ayat (1)
Perusahaan angkutan di perairan bertanggung jawab atas akibat
yang ditimbulkan oleh pengoperasian kapalnya.
 Pasal 86 ayat (2)
Jika perusahaan angkutan dapat membuktikan bahwa kerugian
bukan disebabkan oleh kesalahannya
 Pasal 86 ayat (4)
Perusahaan angkutan wajib mengasuransikan tanggung jawabnya
KAPAL DAN MUATANNYA
Lanjutan....

Tanggung jawab muatan


1. WHO IS RESPONSIBLE ?
 THE SHIPPER (Pengirim barang)
 THE CARRIER (Shipowner = pengangkut)
 THE UNDERWRITER (Asuransi)
 THE CONSIGNEE (Penerima barang)
2. THE FUNDAMENTAL OBJECTIVES WHEN CARGO IS STOWED IN THE SHIP
3. THE CONTRACT OF CARRIAGE
 THE HARTER ACT OF 1893 (USA)
 THE HAGUE RULES OF 1924
 IN 1968 THE HAGUE RULES UPDATED BY THE VISBY PROTOCOL
 THE HAMBURG CONVENTION OF 1978 AND COME INTO FORCE IN 1992
 CARRIAGE OF GOODS BY SEA ACT (COGSA) 1992
RESIKO ATAS KERUGIAN DALAM
ANGKUTAN LAUT
PERILS OF THE SEA
Bahaya di laut yang berhubungan dengan peristiwa
yang terjadi (INCIDENTAL CLAUSE) atau peristiwa
yang tidak tentu di laut, yang tidak mengandung
pengertian kejadian biasa (normal)
PERILS ON THE SEA
Bahaya di laut yang bukan diakibatkan oleh
keganasan gelombang atau topan.
KERUGIAN KAPAL, BARANG
DAN KEBAKARAN
Kapal laut
Pemilik mengasuransikan resikonya kepada perusahaan asuransi atau pada P & I Club
(PROTECTION AND IDEMNITY CLUB) atau kedua-duanya.
a. Pada umumnya resiko-resiko yang berkaitan dengan kapal laut adalah :
2. Resiko kerugian terhadap kerusakan atau tenggelamnya kapal milik sendiri atau milik orang
lain.
3. Kerusakan atau hilangnya barang yang diangkut
4. Kecelakaan, kematian awak kapal atau penumpang
5. Pencemaran laut
6. Biaya lain yang timbul, dapat berupa :
7. SEARCHING/POSITION kapal tenggelam
8. REMOVAL OF WRECK (Pemindahan kerangka kapal)
KERUGIAN KAPAL, BARANG
DAN KEBAKARAN Lanjutan....

b. Resiko-resiko yang diasuransikan pada


perusahaan asuransi meliputi :
1. Kerangka kapal, mesin-mesin kapal atau seluruh
peralatan dan perlengkapan kapal terhadap bahaya
laut.
2. Musnahnya atau tenggelamnya kapal
3. Kerugian yang timbul karena pihak ke-3
KERUGIAN KAPAL, BARANG
DAN KEBAKARAN Lanjutan....

c. Resiko-resiko yang diasuransikan/ditanggung oleh


P & I Club, meliputi :
1. Kerusakan atau kehilangan barang yang diangkut
2. Kecelakaan, kematian awak kapal atau penumpang
3. Biaya untuk membersihkan laut karena pencemaran
4. SEARCHING/POSITIONING kapal tenggelam
5. REMOVAL OF WRECK (pemindahan kerangka
kapal)
6. Kerusakan barang/benda lain yang bukan kapal,
misalnya dermaga
ASURANSI BARANG
Resiko-resiko yang ditanggung adalah :
Kebakaran dan ledakan kapal
Kapalnya kandas, terbalik atau tenggelam
Pengangkutan di darat
Pembongkaran atau pencurian di pelabuhan
Kerugian laut
Tercemarnya air laut, bahan bakar dan lain-lain
ASURANSI BARANG
a. Resiko-resiko yang ditanggung adalah :
1) Kebakaran dan ledakan kapal
2) Kapalnya kandas, terbalik atau tenggelam
3) Pengangkutan di darat
4) Pembongkaran atau pencurian di pelabuhan
5) Kerugian laut
6) Tercemarnya air laut, bahan bakar dan lain-lain
ASURANSI BARANG
Lanjutan....

b. Pengecualiannya
1) Perbuatan yang disengaja
2) Ausnya obyek pertanggungan (sifat barang itu
mudah rusak)
3) Pengepakan yang tidak baik
4) Sifat alamiah barang yang mudah rusak
5) Akibat perang
6) Keterlambatan tiba di tujuan
7) Kapal yang mengangkut tidak laik laut
8) Penahan atau penyitaan oleh pemerintah
ASURANSI KEBAKARAN
a. Diatur dalam Pasal 287 s/d 298 KUHD, polis diatur
dalam pasal 256 KUHD (Peraturan Umum) dan pasal
287 KUHD (Peraturan Khusus) dan Indonesia sekarang
ini sudah memakai Polis Standar
1) Polis standar dikeluarkan oleh Dewan Asuransi Indonesia
2) Polis standar ini mencakup semua resiko-resiko yang
diasuransikan dalam kebakaran
b. Resiko-resiko yang diasuransikan dalam asuransi
kebakaran itu adalah :
1) Kebakaran itu sendiri
2) Akibat kebakaran
3) Sebab-sebab lain yang disamakan dengan kebakaran
BILAMANA ASURANSI BERAKHIR
Resiko sudah terealisasi, termasuk pembayaran
ganti rugi
Pembatalan, artinya dibatalkan oleh penanggung
(Perusahaan Asuransi) atau tertanggung
Batal dengan sendirinya kalau persyaratan untuk
asuransi tersebut tidak dipenuhi lagi.
FAKTA DAN DATA
Tipe Claim (Sumber : P&I Club)

TYPES OF MAJOR PERCENTAGES


CLAIMS
CARGO 39 %
POLLUTION 6 %
COLLISION 8 %
CREW INJURY 23 %
PROPERTY 10 %
SHORE PERSON INJURY 8 %
OTHER 6 %
TOTAL 100 %
HIGH SPEED LIGHT CRAFT CASUALITIES
(Sumber : ASEAN INLAND WATERWAY TRAINING
– 2005)
SAFETY ASPECT PERCENTAGES
COLLISION 36 %
CONTACT 14 %
GROUNDING 25 %
FIRE 7 %
MACHINERY FAILURE 7 %
FLOODING 3 %
OTHER 8 %
TOTAL 100 %
POLIS PERTANGGUNGAN
 Perjanjian pertanggungan dibuat di dalam suatu polis pertanggungan (INSURANCE POLICY) dan
hanya penanggung yang menandatangani polis tersebut (Perjanjian Unilateral), tetapi mengikat kedua
belah pihak.
 Nota penutupan pertanggungan (Cover Note)
Formulir nota penutupan disediakan oleh penanggung, isinya antara lain meliputi :
1. Pernyataan kesediaan penanggung untuk menanggung kepentingan misalnya barang yang diajukan
oleh tertanggung.
2. Nama dan alamat tertanggung.
3. Kepentingan(barang) yang ditanggung (diuraikan secara ringkas)
4. Jumlah (harga) pertanggungan dan periode (lamanya) pertanggungan.
5. Kondisi pertanggungan dan janji tertanggung (warranty)
6. Besarnya(%) premi pertanggungan
POLIS PERTANGGUNGAN
Lanjutan....

Polis merupakan bukti tertulis perjanjian


pertanggungan antara penanggung dan tertanggung,
formulirnya disediakan oleh penanggung atau
perkumpulan penanggung (terdiri dari perorangan
atau perusahaan)
Di London (Inggris), para penanggung terdiri dari
perorangan tetapi mereka bersatu dan bergabung
dalam suatu perkumpulan, yaitu INSTITUTE MARINE
UNDERWRITERS. Formulir-formulir di berbagai
kondisi pertanggungan yang mereka keluarkan diawali
(diberi judul) dengan perkataan INSTITUTE, seperti
INSTITUTE TIMES CLAUSE, INSTITUTE CARGO
POLIS PERTANGGUNGAN
Lanjutan....

Polis yang digunakan dalam perjanjian pertanggungan


pengangkutan muatan laut adalah polis-polis bursa, antara lain :
1) POLIS LLYOD dikeluarkan oleh perkumpulan penanggung di
LONDON (Inggris)
2) POLIS bursa AMSTERDAM (AMSTERDAMSCHE
BEURSPOLIS)
3) POLIS bursa ROTTERDAM untuk pertanggungan barang-barang
(ROTTERDAMSCHE BUERSGOEDERENPOLIS)
4) Di Amerika Serikat, polis yang banyak digunakan adalah polis
yang dikeluarkan oleh AMERICAN INSTITUTE OF MARINE
UNDERWRITERS dan AMERICAN MARINE HULL INSURANCE
SYNDICATE
POLIS SEBAGAI
PERJANJIAN
Polis merupakan suatu piagam perjanjian
pertanggungan tertulis antara pihak penanggung
dengan pihak tertanggung tetapi hanya
ditandatangani oleh pihak penanggung
Polis barang dan polis kapal
Sesuai dengan kepentingan yang dapat
dipertanggungkan (INSURABLE INTEREST) maka
polis asuransi angkutan laut terdiri dari polis barang
(CARGO POLICY) yaitu polis untuk barang yang
diangkut oleh kapal dan polis kapal (HULL POLICY)
yaitu polis untuk kapal sebagai pengangkut barang.
POLIS SEBAGAI
PERJANJIAN
Lanjutan....

VALUED POLICY untuk barang


VALUED POLICY untuk kapal
UNVALUED POLICY untuk barang
UNVALUED POLICY untuk kapal
BERBAGAI BENTUK POLIS
Voyage Policy Honor Policy
Time Policy Interest Policy
Opeb Cover Policy Polis Penurunan
Declaration Policy Polis Peredaran
Floating Policy Polis Kontrak Panen
Blanket Policy War Risk Policy
Mixed Policy Polis Pos
Port Policy
PERJANJIAN ASURANSI
LAUT
Kepentingan yang ditanggung
Dalam pertanggungan angkutan laut, kepentingan yang
ditanggung (INSURABLE INTEREST) terdiri dari
kapal dan muatannya (barang). Badan dan lunas
kapal, kosong atau dengan muatan, segala
perlengkapan kapal, segala bahan keperluan hidup
agar kapal-kapal dapat berlayar, semua barang
muatan kapal, segala upah pengangkutan yang akan
diperolehnya, dan segala bahaya perbudakan.
PERJANJIAN ASURANSI
LAUT
Lanjutan....

Kepentingan barang yang ditanggung


Kepentingan atas barang yang dapat dipertanggungkan
oleh pemilik barang adalah sebagai berikut :
a. Harga pembelian barang, uang tambang, biaya
memuat ke dalam kapal di pelabuhan pemuatan,
biaya membongkar dari kapal di pelabuhan
pembongkaran, keuntungan yang diharapkan, premi
pertanggungan dan biaya-biaya lain seperti biaya
pengiriman barang dari tempat penjual ke tempat
pembeli (termasuk bea masuk untuk impor)
b. Tanggung jawab pemilik barang terhadap pihak
ketiga
PERJANJIAN ASURANSI
LAUT
Lanjutan....

Kepentingan kapal yang ditanggung


Kepentingan atas kapal yang dapat ditutup
pertanggungannya oleh pemilik kapal, meliputi :
a. Kapal itu sendiri, kenaikan nilai, uang tambang yang
akan diterima di pelabuhan tujuan dan premi
pertanggungan
b. Tanggung jawab terhadap pihak ketiga yang terjadi
selama mengoperasikan kapal.
RECOVERY atas TOTAL
LOSS
Jika INSURED VALUED, maka jika terjadi total loss,
penanggung berhak mengambil alih sisa barang
sampai batas maksimum yang ia bayarkan dan jika
lebih harus dikembalikan kepada tertanggung
Jika AGREED VALUED, maka jika terjadi total loss
tertanggung akan menerima ganti rugi sebesar
harga pertanggungan yang tercatat dalam polis,
tidak perduli harga sebenarnya lebih besar atau
kecil.
KONDISI PERTANGGUNGAN DAN
WARRANTY
Kondisi pertanggungan
a. IMPLIED CONDITIONS
Kondisi pertanggungan yang tidak tercantum dalam
polis, tetapi wajib dipenuhi. Jika tidak dipenuhi maka
perjanjian pertanggungan tidak sah, karena
bertentangan dengan Undang-Undang yang sah.
(Pasal 250 KUHD, Padsal 6 dan Pasal 17 MIA 1906)
b. EXPRESS CONDITIONS
Setelah IMPLIED CONDITIONS dipenuhi, baru berlaku
EXPRESS CONDITIONS yang dicantumkan dalam
polis antara lain: ALL RISKS, TOTAL LOSS ONLY,
WITH PARTICULAR AVERAGE FREE FROM
JANJI YANG WAJIB DIPENUHI
(WARRANTY)
Dalam asuransi laut, tertanggung wajib memenuhi
janji-janji tertentu yang disebut WARRANTY agar
perjanjian pertanggungan berlaku (tidak batal atau
dibatalkan)
WARRANTED SEAWORTHINESS
WARRANTED PROFESISIONALLY PACKED
sesuai pasal 34 MIA 1906 disebutkan beberapa
sebab, dimana tertanggung dapat menyimpang dari
warranty.
IMPLIED WARRANTY
Janji yang tidak tercantum dalam polis, tetapi wajib
dipenuhi oleh tertanggung.
Untuk pertanggungan kapal, implied warranty yang
harus dipenuhi pemilik kapal adalah:
1. Kapal harus layak laut pada setiap permulaan
pelayaran
2. Perdagangan harus legal, pelayaran kapal harus
legal dan barang yang diangkut juga legal (bukan
barang terlarang/selundupan)
3. Pelayaran harus dilakukan selama waktu yang layak
EXPRESS WARRANTY
Janji yang tercantum dalam polis asuransi, yang
wajib dipenuhi oleh tertanggung
Suatu ketentuan yang harus dimasukkan atau ditulis
pada polis pertanggungan, atau dibuat pada
dokumen lain yang merupakan bagian dari polis
dengan cara pada polis tersebut
KERUGIAN
Kerugian atas barang
Kerugian atas kapal
Sebab yang paling dekat dan dominan
VOYAGE (PERJALANAN) DAN
DEVIASI
Voyage
Pengertian perjalanan kapal sehubungan dengan
lamanya dan rute pelayaran yang ditempuh
Perubahan pelayaran dan deviasi
Perubahan pelayaran dan deviasi rute pelayaran penting
dalam asuransi laut, karena perubahan pelayaran dan
deviasi akan mempengaruhi perjanjian pertanggungan.
Ketentuan-ketentuan mengenai deviasi yang tercvantum
dalam THE HAGUE RULES, misalnya untuk menolong
jiwa manusia dan harta benda di lautan atau tujuan-tujuan
lain yang pantas diperkenankan penyimpangan dari rute
pelayaran.
OBYEK ASURANSI LAUT
Dalam pelayaran sebuah kapal di laut dapat
mengalami berbagai macam bahaya (bencana atau
resiko) terhadap kapal dan muatannya.
Bahaya laut dapat dibagi menjadi 2 (dua) golongan,
yaitu :
1. PERILS OF THE SEA (bahaya laut yang
sebenarnya)
2. Bahaya laut yang terjadi karena tindakan manusia
SUBJECT MATTER OF
INSURANCE
Kepentingan-kepentingan yang dapat diasuransikan
baik sendiri-sendiri atau secara bersama-sama,
adalah :
Tubuh kapal (HULL, CASCO), yaitu kapal lengkap
dengan segala peralatan dan keperluan berlayarnya
Uang tambang (FREIGHT)
Bahaya perbudakan di laut
Muatan kapal (CARGO)
Keuntungan yang diharapkan (IMAGINARY PROFIT
atau CALCULATED PROFIT)
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
1. WATERBORNE CLAUSE
Selama berada diatas kapal, di pelabuhan maupun di lautan
1. DURATION CLAUSE
Jangka waktu pertanggungan untuk kapal biasanya 1 (satu) tahun
1. CONTINUATION CLAUSE
Untuk memperpanjang waktu berlakunya pertanggungan diperkenankan dengan
“ENDORSMEN CONTINUATION CLAUSE” pada polis dengan membayar
tambahan premi.
Untuk kapal, CONTINUATION CLAUSE berbunyi :
(jika kapal sedang di lautan pada waktu berakhirnya polis ini, asalkan diberitahukan
lebih dulu kepada penanggung, kapal tetap ditanggung dengan “membayar premi
tertentu dan selama satu periode tidak lebih dari 30 hari” yang disetujui para pihak)
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

4. FROM WAREHOUSE TO WAREHOUSE CLAUSE


Periode pertanggungan berlangsung sejak barang-barang dikeluarkan dari
gudang di pelabuhan muat sampai dimasukkan ke dalam gudang di
pelabuhan tujuan.
4. LOCATION CLAUSE
a. Jika penyerahan dan penerimaan (delivery and redelivery) barang-
barang dilakukan melalui gudang pengangkut(agen) atau gudang yang
ditunjuknya, maka pengangkut yang bertanggung jawab dan memikul
resiko atas kerugian/kerusakan barang selama berada di gudang.
b. Jika penyerahan dan penerimaan barang dialukan di samping kapal
(ALONGSIDE SHIP), maka pemilik barang (SHIPPER &CONSIGNEE)
yang bertanggung jawab dan memikul resiko atas kerugian/kerusakan
barang selama berada di dalam gudang.
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

6. RETURN CLAUSE
Syarat ini menentukan bahwa kapal yang berada (tertahan) di
pelabuhan lebih dari 30 hari dapat memperoleh kembali sebagian
dari premi yang telah dibayar.
7. INCHMAREE CLAUSE
Akibat dari peridtiwa yang dialami oleh S.S> INCHMAREE (yang
digunakan sebagai nama dari syarat ini), para penanggung sepakat
untuk menanggung kerugian/kerusakan pada H&M yang diakibatkan
oleh :
a. Kelalaian Nakhoda, Perwira kapal, Masinis, ABK dan Pandu
b. Peledakan, pecahnya ketel, pecah/retaknya as (SHAFT) atau “LATENT
DEFECT” pada H&M.
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

8. NEGLIGENCE CLAUSE
Dalam perjanjian pengangkutan (CONTRACT OF
AFFREIGHMENT) terdapat syarat bahwa pengangkut dan kapal
tidak bertanggung jawab atas kerugian/kerusakan yang diakibatkan
oleh kelalaian atau kesalahan Nakhoda, ABK, Pandu dan orang-
orang lain yang bekerja untuk pengangkut mengenai navigasi dan
manajemen kapal. Syarat tersebut dicantumkan dalam THE
HAGUE RULES sbb :
(pengangkut maupun kapal tidak bertanggung jawab atas kerugian
atau kerusakan yang timbul akibat dari perbuatan, kelalaian atau
kesalahan Nakhoda, pegawai kapal, pandu atau pegawai-pegawai
pengangkut dalam navigasi atau manajemen kapal)
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

9. FRANCHISE CLAUSE
Syarat franchise menentukan bahwa sebagaian
tertentu dari kerugian menjadi beban tertanggung
tidak mendapat ganti rugi dari penanggung.
10. DEDUCTABLE CLAUSE
Penanggung hanya mengganti rugi bila kerugian itu
jumlahnya di atas jumlah potongan (DEDUCTION)
sebesar 3%.
Jika kerugian Rp. 40.000,00 atau 2% dari Rp. 2
juta, tidak ada ganti rugi karena jumlah kerugian di
bawah jumlah potongan (DEDUCTION).
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

11. RUNNING DOWN CLAUSE (RDC)


Syarat ini berhubungan dengan tabrakan kapal yang mengatur ganti rugi kepada yang ditanggung oleh penanggung atas kerugian
yang dialami oleh pemilik kapal akibat kapalnya bertubrukan.
a. Menurut LLOYDS POLICY (Inggris), ganti rugi yang menjadi tanggungan penanggung adalah sebesar ¾ dari kerugian
(RDC ¾ ).
b. Menurut peraturan Amerika Serikat, diganti penuh (RDC 4/4)
c. Menurut peraturan di Nederland (STANDARD DUTCH HULL FORM), diganti sepenuhnya (RDC 4/4).
d. Menurut peraturan Indonesia, diatur dalam pasal 535, 536 dan 537 KUHD untuk tubrukan, dalam pasal 619 untuk harga
pertanggungan dan dalam pasal 713 sampai 718 untuk penggantian kerugian.
e. Para penanggung di Indonesia telah menetapkan syarat-syarat baku untuk pertanggungan H&M yang disebut
‘STANDARD INDONESIAN HULL FORM”. Syarat-syarat (Clauses) disusun berpedoman pada syarat-syarat yang berlaku
di Inggris (INSTITUTE TIME CLAUSE HILL)
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

12. BOTH TO BLAME COLLISION CLAUSE


Syarat ini menyangkut tubrukan kapal dengan
kapal dan mengatur siapa yang memikul kerugian
yang timbul dari tubrukan tersebut.
a. Menurut peraturan di USA, keduanya memikul
kerugian yang sama
b. Menurut peraturan Inggris, harus ditentukan tingkat
kesalahannya masing-masing
c. Menurut peraturan Indonesia, ditentukan tingkat
kesalahan masing-masing
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

13. COLLISION CLAUSE


Syarat ini mengatur ganti rugi atas kerugian yang
dialami oleh kapal karena menubruk kapal lain
a. Menurut peraturan di USA, kerugian yang dialami
kapal A maupun kapal B diganti oleh penanggung.
b. Menurut peraturan di Inggris, kapal B tidak
memperoleh ganti rugi dari penanggung karena
kapal A (yang menubruk) yang wajib mengganti
kerugian kapal B.
Agar kerugian yang demikian diganti oleh
penanggung, maka dicantumkan COLLISION
CLAUSE pada polis tambahan premi.
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

14. SISTER SHIP CLAUSE


Syarat ini mengatur hal-hal sebagai berikut :
a. Kapal A bertubrukan dengan kapal B, kedua kapal
milik dari satu perusahaan pelayaran.
b. Kapal B menolong kapal C yang sedang dalam
bahaya, kedua kapal milik satu perusahaan
pelayaran.
15. FRUSTRATION CLAUSE
Syarat ini mencegah tertanggung menuntut ganti
rugi atas dasar kerugian total (total loss) yang
diakibatkan oleh karena kapal dicegah
menyelesaikan perjalanannya ke pelabuhan tujuan
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

16. SUE AND LABOUR CLAUSE


Terhadap suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian/kerusakan atas kapal
dan muatannya, Nakhoda dan ABKnya wajib melakukan tindakan yang sepantasnya
(DUE DILIGENCE) untuk mencegah atau mengurangi akibat lain dari peristiwa
tersebut.
Biaya-biaya untuk melakukan tindakan pencegahan tersebut dapat ditutup di bawah
“sue and labour clause”.
Biaya-biaya penvegahan kerugian/kerusakan yang dilakukan oleh Nakhoda dan
ABKnya akan mendapat penggantian dari penanggung.
Ganti rugi atas dasar “sue and labour clause” hanya dapat diperoleh jika biaya-biaya
yang digunakan adalah untuk mencegah/mengurangi akibat dari resiko yang ditutup
pertanggungan untuknya.
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

1. Jika kapal ditanggung atas dasar “total loss” dan


jika kapal kandas, maka biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk menyelamatkan kapal dari
kekandasannya dapat duperoleh gantinya dari
penanggung atas dasar “sue and labour clause”
2. Jika kapal hanya ditanggung terhadapa peristiwa
“tubrukan” tetapi tidak ditanggung jika kapal
kandas, maka biaya-biaya yang digunakan untuk
menyelamatkan kapal dari kekandasannya dan
atau mengurangi kerugian/kerusakan atas kapal,
tidak dapat diperoleh gantinya dari “penanggung”
atas dasar “sue and labour clause”
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

17. FREE OF CAPTURE AND SEIZURE CLAUSES (FC& S


Clause)
Syarat ini menentukan bahwa jika untuk suatu
kepentingan (interest) ditutup atas dasar bebas dari
“MOLEST” atau bebas dari resiko perang, maka jika
terjadi kerugian/kerusakan yang diakibatkan oleh
MOLEST, tidak ada ganti rugi.
18. INSURANCE CLAUSE
Suatu syarat dalam pertanggungan pengangkutan
muatan laut menentukan bahwa penanggung tidak
menanggung kerugian / kerusakan barang-barang jika
“asuransi sendiri” dari pemilik barang cukup untuk
menutupi kerugian tersebut.
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

19. WAIVER CLAUSE


Suatu syarat dalam pertanggungan yang memuat
ketentuan sebagai berikut:
a. Penanggung dapat berbuat sesuatu untuk
menyelamatkan harta benda (kapal atau barang)
yang ditanggungnya, tanpa dapat dianggap bahwa
perbuatannya itu sebagai persetujuan atas
“abandonment”
b. Jika tertanggung melakukan sesuatu untuk
menyelamatkan harta benda yang ditanggung
misalnya kapal terdampar dan pemilik kapal
menutup kontraknya dengan pihak ketiga.
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

20. POLICY PROFF OF INTEREST (PPI) CLAUSE


Merupakan ungkapan dalam pertanggungan
amgkutan laut, yang berarti “polis membuktikan
atas adanya kepentingan (interest) yang
ditanggung”
Jika tertanggung mengajukan tuntutan ganti rugi
atas kerugian yang dideritanya, penanggung tidak
akan meminta kepada tertanggung untuk
membuktikan adanya kepentingan yang dapat
dipertanggungkan (INSURABLE INTEREST) dari
kepentingan yang ditanggung, karena polis telah
cukup membuktikannya PPI disebut juga “HONOR
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

21. FULL INTEREST ADMITTED (F.I.A.) CLAUSE


Polis untuk FIA Clause dikeluarkan pertanggungan suatu kepentingan yang
sangat sulit dapat ditunjukkan adanya kepentingan yang dapat
dipertanggungkan, misalnya biaya-biaya yang digunakan untuk berlayar,
kenaikan disbursement dan lain sejenisnya.
22. DISBURSMENT CLAUSE
Biasanya harga pertanggungan PPI dan FIA dinyatakan dengan % dari harga
pertanggungan untuk H & M.
23. BARRATRY CLAUSE
Barratry adalah perbuatan salah dari Nakhoda dan ABK yang melanggar hak
pemilik kapal, dan atas barratry tersebut pemilik kapal tidak bertanggung
jawab.
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

24. LIBERTIES & ADVENTURE CLAUSE


Merupakan dua syarat yang saling berhubungan atas suatu kejadian (adventure),
liberty clause berhubungan dengan “CONTRACT OF AFFREIGTHMENT” dan
adventure clause berhubungan dengan “CONTRACT OF INDEMNITY”
25. LIBERTIES CLAUSE
Suatu syarat yang mengatur kejadian sebagai berikut :
Jika Nakhoda yakin bahwa kapal berbahaya memasuki pelabuhan karena Imisalnya)
peperangan sedang berkecamuk atau segera akan pecah perang, kekacauan, air
laut sedang berkecamuk atau akan segera pecah perang, maka Nakhoda bebas
(liberty) menentukan untuk tidak memasuki pelabuha tersebut.
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

26. ADVENTURE CLAUSE


Pertanggungan barang-barang yang dibongkar di
pelabuhan terdekat (pelabuhan substitusi) hingga
akhirnya diangkut ke pelabuhan tujuan yang
tercanyum dalam polis atau pemilik barang
memutuskan menjual barang tersebut di pelabuhan
substitusi.
27. SEAWORTHINESS ADMITTED CLAUSE
Syarat ini mebebaskan pemilik barang
(tertanggung) dari masalah kapal harus layak
dalam hubungannya dengan pertanggungan.
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

28. BAILEE CLAUSE


Menurut perjanjian pengangkutan, pemilik kapal (pengangkut)
mempunyai kedudukan sebagai “BAILEE” atas barang-barang
yang diangkutnya selama berada di bawah perwalian.
Dalam hal ini pengangkut memikul kewajiban dan tanggung
jawab atas keselamatan batang-barang yang berada di bawah
perwaliannya, meskipun dia punya hak-hak dan kekebalan-
kekebalan tertentu.
29. TIME PENALTY CLAUSE
Syarat ini menentukan bahwa penanggung tidak bertanggung
jawan atas kerugian yang menimpa kapal atau barang yang
diakibatkan oleh penundaan (DELAY) sekalipun diakibatkan
oleh suatu bahaya.
SYARAT-SYARAT
ASURANSI LAUT
Lanjutan....

30. RISK OF BOAT CLAUSE


Syarat ini mengatur resiko atas barang-barang yang diangkut
dengan tongkang atau perahu dari atau ke kapal.
31. STANDARD CLAUSE
Merupakan syarat-syarat dalam pertanggungan angkutan laut
yang telah dibaku-kan, syarat-syarat baku pada polis LLOYDS
yang dikeluarkan oleh INSTITUTE MARINE UNDERWRITERS
di London, terdiri dari 2 (dua) golongan :
a. INSTITUTE CARGO CLAUSES untuk pertanggungan barang
b. INSTITUTE TIME CLAUSES untuk pertanggungan kapal
KERUGIAN TOTAL DAN
PARTIAL
Beberapa contoh kerugian total dan kerugian
sebagian
a. Kapal tenggelam hingga hilang sama sekali
b. Karena kebakaran besar di kapal sehingga yang
tersisa hanya kerangka kapal
c. Kapal terdampar atau kandas
d. Kapal bertabrakan dengan kapal lain atau dengan
gunung es yang terapung di laut atau kapal
menubruk kerangka kapal di laut
e. Kapal menubruk dermaga atau benda permanen
lainnya di pelabuhan
TOTAL LOSS
ACTUAL TOTAL LOSS
1. Jika kapal tenggelam dan tidak dapat lagi
diselamatkan
2. Jika ACTUAL TOTAL LOSS diakibatkan oleh bahaya
atau resiko yang ditanggung oleh polis, maka
penanggung harus membayar ganti rugi kepada
pemilik kapal sebesar harga pertanggungan yang
tercantum dalam polis.
3. ACTUAL TOTAL LOSS dapat juga dialami oleh
barang yang diangkut oleh kapal.
TOTAL LOSS
Lanjutan....

CONSTRUCTIVE TOTAL LOSS


Jika biaya menyelamatkan atau menemukan kapal
(SALVAGING OR RECOVERING) dan biaya
memperbaikinya lebih besar dari harga kapal setelah
diperbaikai (REPAIRED VALUE), kerugian yang
demikian disebut “CONSTRUCTIVE TOTAL LOSS”
PRESUMED TOTAL LOSS
Jika kapal hilang di laut dan setelah suatu jangka
waktu tertentu tidak ada berita atau tidak diketahui
dimana kapal berada, maka keadaan dimikian
dianggap (PRESUMED) kapal tersebut hilang sama
sekali atau mengalami kerugian total (total loss)
PARTIAL LOSS
Kerugian sebagian (partial loss) adalah kerugian
yang lebih kecil dari total loss dan todak termasuk
sebagai ACTUAL total loss/Contructive total
loss/Presumed total loss serta juga tidak termasuk
kerugian laut umum (General AVERAGE). Kerugia
sebagian (partial loss) disebut juga sebagai kerugian
laut khusus (PARTICULAR AVERAGE).
(suatu kerugian yang menimpa barang atau kapal.
Pada umumnya kerugian laut khusus timbul dari
suatu peristiwa yang tidak dapat dihindarkan seperti
kebakaran, kandas, tabrakan atau kerusakan barang
yang ditimbulkan oleh angin ribut.
BAHAYA LAUT
Bahaya laut (MERINE PERILS) merupakan bahaya
yang berasal dari laut (OF THE SEA) dan yang
terjadi di laut (ON THE SEA). Bahaya tersebut
merupakan tantangan dalam pengangkutan melalui
laut, khususnya dalam pelayaran niaga , yang mau
tidak mau harus dihadapi.
1. Kerugian laut
Kerugian laut merupakan kerugian yang dialami
oleh kapal dan muatannya atau biaya yang
dikeluarkan untuk kepentingan kapal dan
muatannya, baik untuk kepentingan bersama
(General) maupun untuk kepentingan sendiri-sendiri
BAHAYA LAUT
Lanjutan....

2. PARTICULAR AVERAGE
Kerugian laut khusus (Particular Average) adalah kerugian yang menimpa sendiri-sendiri,
kerugian tersebut menjadi beban masing-masing kepentingan (Interest).
3. PARTICULAR CHARGE
a. Jika kepentingan (Interest) yang dipertanggungjawabkan ditimpa bahaya, pemiliknya harus
berusaha sewajarnya menyelamatkan dan mengamankannya atau setidak-tidaknya berusaha
untuk menghindarkan timbulnya kerugian agar tidak bertambah besar.
b. Biaya yang dikeluarkan oleh tertanggung untuk menyelamatkan kepentingan disebut biaya
khusus (Particular Charges), sepanjang biaya tersebut tidak termasuk biaya kerugian laut
umum (General Average Charges) atau biaya Salvage (Salvage Charges). Kedalam biaya
khusus dapat dimasukkan “SUE AND LABOUR CHARGES”
BAHAYA LAUT
Lanjutan....

4. Kerugian Laut Umum (General Average)


Jika kapal dilanda angin topan selama dalam pelayaran sehungga membahayakan kapal dan
muatannya, misalnya kapal terkandas dan untuk mengapungkan kapal kembali sebagian barang
harus dibuang ke laut, siapakah yang memikul kerugian atas barang-barang yang dibuang ke laut
tersebut, apakah pemilik barang itu sendiri?
Tentu tidak pada tempatnya barang-barangnya dikorbankan untuk pertimbangan tersebut maka
disetujui bersama bahwa kerugian yang disengaja untuk kepentingan bersama harus dipikul
bersama, yaitu kapal, uang tambang dan barang (dikenal dengan RHODESIANS LAW).
Penyelesaian General Averages = GA, yaitu perhitungan kerugian yang menjadi beban masing-
masing kepentingan (Interest) yaitu kapal, uang tambang dan barang dilakukan di temoat tujuan
atau di suatu tempat dimana pelayaran berakhir
BAHAYA LAUT
Lanjutan....

5. BAHAYA PERANG atau MOLEST


Bahaya perang mengakibatkan timbulnya resiko
perang. Resiko perang timbul pada waktu
peperangan sedang berkecamuk atau pada waktu
ada ancaman perang atau pada waktu damai kapal
dianggap menghadapi bahaya perang jika
berlayaar di daerah lautan yang banyak dipasang
ranjau laut (MINE INFESTED WATERS)
BAHAYA LAUT
Lanjutan....

Bahaya perang menurut Belanda


Dalam istilah asuransi yang berhubungan dengan
bencana perang, pemogokan, perampasan dan lain-
lain yang senada digunakan istilah “MOLEST” atau
“MOLESTATION” berarti kesusahan, kerusakan,
tidak menyenagkan.
Bahaya perang menurut paham Indonesia
Diatur dalam Pasal 647 dan 648 KUHD, yang
sebenarnya bukan merupakan paham Indonesia,
karena KUHD adalah terjemahan dari WETBOEK
VAN KOOPHANDEL yang disusun oleh pemerintah
Hindia Belanda pada waktu itu.
PENUTUPAN PERTANGGUNGAN
KAPAL LAUT
Pertanggungan untuk “HULL and MACHINERY”
merupakan segi pertanggungan utama dalam
pertanggungan kapal karena berhubungan dengan
fisik kapal. Pada umumnya yang ditanggung adalah
resiko dari suatu peristiwa yang mengakibatkan
kerugian, yaitu :
a. TOTAL LOSS dan PARTIAL LOSS
b. Kontribusi GENERAL AVERAGE dan SALVAGE
c. Kewajiban terhadap pihak ketiga (tabrakan dan
sebagainya)
SYARAT PENUTUPAN “TOTAL LOSS
ONLY”
Syarat baku (standar) penutupan yang biasa
digunakan dewasa ini adalah INSTITUTE
STANDARD TLO CLAUSE (HULL), yang disusun
dan dikeluarkan oleh INSTITUTE MARINE
UNDERWRITERS di London, Inggris. Syarat
penutupan ini menanggung total loss yang dialami
oleh kapal.
SYARAT PENUTUPAN FREE
FROM PARTICULAR AVERAGE
(FPA)
Syarat penutuoan FPA tidak menanggung kerugian
berupa “Particular Average” atau “partial loss”,
kecuali dalam “beberapa peristiwa tertentu”.
Di dalam praktek akan dijumpai lebih banyak
peristiwa yang menimbulkan “partial loss” bila
dibandingkan dengan peristiwa yang menimbulkan
“total loss”.
Pada dasarnya syarat penutupan FPA menanggung
kerugian berupa :
a. TOTAL LOSS
b. Tubrukan, kandas, kebakaran
SYARAT PENUTUPAN ALL
RISK
 Resiko-resiko yang ditanggung menurut syarat penutupan STANDARD
INDONESIA HULL FORM adalah sebagai berikut:
a. Kerugian akibat tabrakan dengan kapal lain atau dengan benda bergerak
atau benda tidak bergerak.
b. Kerugian atau kerusakan kapal yang diakibatkan langsung oleh :
1. Kecelakaan dalam pemuatan
2. Peledakan pada lambung kapal
3. Kehancuran atau kecelakaan pada instalasi nuklir
4. Pecahnya ketel
5. Kelalaian Nakhoda
6. Kelalaian montir kapal
7. Kelalalian pencharter kapal
8. Kontak dengan pesawat terbang
SYARAT PENUTUPAN PORT
RISKS
Syarat baku penutupan yang biasanya digunakan oleh
INSTITUTE TIME CLAUSE HULL PORT RISKS, dimana
syarat ini menanggung resiko sebagai berikut :
Kerusakana kapal karena tabrakan
Kerugian atau kerusakan yang diakibatkan langsung oleh
:
Kecelakaan dalam pemuatan
Peledakan pada lambung kapal
Kehancuran atau kecelakaan pada instalasi nuklir
Pecahnya ketel
Kontak dengan pesawat terbang
Kelalaian Nakhoda, para perwira, ABK, dan Pandu
KLASIFIKASI KAPAL
Dalam rangka menentukan besarnya(5) premi
asuransi “Hull and machinery”, para penanggung
bukan hanya meninjau dari segi harga kapal, tetapi
juga dari segi klasifikasi kapal.
Untuk tujuaj teknis itu, para penanggung
menentukan syarat klasifikasi (CLASSIFICATION
CLAUSE) yang menunjukkan berbagai klasifikasi
baku menurut daftar Biro Klasifikasi yang terbaik.
INTERNATIONAL ASSOCIATION OF CLASSIFICATION
SOCIETIES (IACS)
Presently members of IACS are :
a. AMERICAN BUREAU OF SHIPPING
b. BUREAU VERITAS
c. DET NORTSKE VERITAS
d. LLOYD’S REGISTER OF SHIPPING
e. NIPPON KAIJI KYOKAI
f. POLSKI REJESTR STATKOW
g. REGISTRO ITALIANO NAVALE
h. RUSSIAN REGISTER OF SHIPPING
i. KOREAN REGISTER OF SHIPPING
PROTECTION AND INDEMNITY
CLUB
Dalam pertanggungan angkutan laut, pemilik barang menutup
pertanggungan barang-barangnya kepada penanggung,
demikian pula pemilik kapal (pengangkut) menutup
pertanggungan kapalnya.
Oleh karena itu ada resiko yang tidak ditanggung oleh
penanggung maka para pemilik kapal membentuk suatu
perkumpulan antara sesama mereka, yang berfungsi
menanggung kerugian yang diderita oleh para anggotanya;
sepanjang kerugian tersebut tidak mendapat ganti rugi atau
kurang mendapat ganti rugi dari penanggung
(UNDERWRITERS).
Perkumpulan tersebut diberi nama Perkumpulan Perlindungan
dan Jaminan (PROTECTION & INDEMNITY CLUB) disingkat
P & I Club.
PROTECTION AND INDEMNITY Lanjutan....

CLUB
P & I memberi tanggungan kepada para anggotanya dari
dua segi yaitu : segi perlindungan (PROTECTION) dan
segi jaminan (IDEMNITY).
Setiap pemiliki kapal, khususnya kapal-kapal yang
beroperasi keluar negeri dapat menjadi anggota P & I
Club, dengan membayar uang iuran setiap tahun.
Besarnya uang iuran ditentukan berdasarkan tonase
kapal yang dimiliki oleh anggota.
Perlindungan (Protection) berhubungan dengan kewajiban
(Liability) dalam mengoperasikan kapal sebagai kapal (as
a ship), yaitu melindungi kapal dari resiko yang
dialaminya, yaitu resiko yang tidak mendapat ganti rugi
dari penanggung (Underwriters)
PROTECTION AND
INDEMNITY
Lanjutan....

 Oleh karena tanggungan yang diberikan oleh P & I Club kepada anggotanya adalah
untuk melindungi mereka atas kerugian yang dialami dalam mengoperasikan kapal-
kapalnya, maka ganti rugi yang tercantum dalam polis mengandung unsur
kewajiban (LIABILITY CLAIM), yang meliputi kerugian-kerugian sebagai berikut :
 Untuk perlindungan (Protection)
 Kerugian karena kapal bertabrakan
 Ganti rugi untuk kehilagan jiwa dan kecelakaan orang
 Biaya ABK yang sakit dan/atau yang direpatriasi
 Biaya dokter atau pengobata untuk ABK dan penumpang
 Biaya mengangkat kapal yang tenggelam
 Ganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan oleh kapal terhadap dermaga
PROTECTION AND
IDEMNITY
Lanjutan....

Biaya karantina
Ganti rugi atas kerugian barang-barang yang
diangkut
Ganti rugi kepada kapal lain yang mengalami
kerusakan yang ditimbulkan oleh kapal sendiri
Dalam kerugian laut umum
Kerugian-kerugian lain yang tidak mendapat ganti
rugi dari penanggung (Underwriters)
PROTECTION AND
INDEMNITY
Lanjutan....

Untuk jaminan (Indemnity)


1. Ganti rugi atas kerusakan barang-barang yang
diakibatkan oleh kesalahan penyerahan barang
2. Hukuman (denda) sebagai akibat dari pelanggaran
(kesalahan) atau peraturan pabean, peraturan
imigrasi, ketentuan kesehatan umum, peraturan
perburuhan di pelabuhan
3. Dalam kerugian laut umum, kontribusi barang-
barang yang tidak dapat diperoleh dari pemilik
barang karena kapal tidak layak laut
4. Kerugian-kerugian lain yang tidak mendapat ganti
rugi dari penanggung (Underwriters)
PROTECTION AND
INDEMNITY
Lanjutan....

Setiap tahun P & I Club mengeluarkan buku yang


disebut P & I Rules, yang berisi tanggung jawab
perkumpulan terhadap kewajiban para anggotanya
(pemilik kapal) dan ganti rugi yang bagaimana
nantinya akan diganti oleh perkumpulan.
Di dalam buku itu terdapat daftar perwakilan-
perwakilan P & I yang tersebar di berbagai kota.
TABRAKAN KAPAL
Jika terjadi tabrakan kapal antar kapal dengan kapal,
maka kemungkinan yang bersalah adalah sbb :
a. Salah satu kapal yang bersalah, dalam keadaan
yang demikian pemilik kapal yang bersalah harus
mengganti kerugian yang dialami oleh kapal yang
tidak bersalah (Pasal 536 KUHD)
b. Kedua kapal bersalah, dalam keadaan ini pemilik
kapal memikul kerugian menurut tingkat kesalahan
masing-masing kapal (Pasal 537 KUHD)
TABRAKAN KAPAL
Lanjutan....

 Jika kapal mengalami tabrakan, maka kerugian yang mungkin diderita kapal
tersebut adalah :
a. Kerugian fisik kapal, yaitu biaya memperbaiki kerusakan kapal. Ganti rugi atas
kerugian fisik kapal ditanggung oleh penanggung berdasarkan pertanggungan
H & M adalah sebagai berikut :
 Menurut peraturan Inggris penanggung hanya mengganti sebesar ¾ dari kerugian.
Kerugian yang ¼ lagi dapat diperoleh gantinya dari P&I Club.
 Menurut peraturan USA, penanggung membayar kerugian sepenuhnya.
 Menurut peraturan Belanda, kerugian diganti sepenuhnya, tetapi maksimal
sebebsar harga pertanggungan
 Menurut peraturan Indonesia, pasal 713 s/d 718 KUHD, menurut STANDARD
INDONESIA HULL FORM diganti sepenuhnya
TABRAKAN KAPAL
Lanjutan....

b. Kerusakan barang-barang yang ada di kapal


Ganti rugi atas kerusakan barang ditanggung oleh
penanggung, jika pemilik barang tidak berhasil
memperoleh ganti rugi dari pemilik kapal
(pengangkut), asalkan ditutup pertanggungan
untuk resiko tubrukan.
c. Kehilangan uang tambang atas barang-barang
yang rusak (jika tidak dapat lagi diperoleh dari
pemilik barang).
Ganti rugi atas kehilangan uang tambang
ditanggung oleh penanggung berdasarkan
“FREIGHT INSURANCE”
TABRAKAN KAPAL
Lanjutan....

d. Kerugian berupa “DEMURRAGE” selama


perbaikan kerusakan fisik kapal
Tidak ada ganti rugi, kecuali kalau dicantumkan
pada polis dengan membayar tambahan premi
TABRAKAN KAPAL
Lanjutan....

 Salah satu kapal bersalah


Misalnya kapal A bertabrakan dengan kapal B dan ternayata kapal A
dinyatakan bersalah. Dalam kejadian yang demikian, kapal A menderita
2x kerugian, yaitu yang dialami oleh kapal A sendiri dan mengganti
kerugian yang dialami kapal B.
a. Menurut peraturan Inggris, penanggung tidak membayar ganti rugi
kepada pemilik kapal A yang bersalah. Jika pemilik kapal A ingin
kejadian speperti itu juga ditanggung, maka harus mencantumkan
“COLLISION CLAUSE” pada polis atas dasar RDC ¾ dengan membayar
premi
b. Menurut peraturan USA, diganti sepeneuhnya oleh penanggung (RDC
4/4), tapi maksimum sebesar harga pertanggungan kapal A. Atas
demurrage tidak ada ganti rugi (diganti oleh P&I Club)
TABRAKAN KAPAL
Lanjutan....

Kedua kapal yang bertabarakan bersalah


Jika kapal A bertabrakan dengan kapal B dan kedua-
keduanya bersalah dengan tingkatan kesalahan
yang sama, maka kedua kapal itu memikul kerugian
yang sama atas kerigian yang dialami oleh kapal A
dan kapal B biasanya digunakan sistem “tanggung
jawab tunggal (SINGLE LIABILITY)” atau sistem
“tanggung jawab silang (CROSS LIABILITY)”
TABRAKAN KAPAL
Lanjutan....

a. Tanggung jawab tunggal (SINGLE LIABILITY)


Kapal yang mengalami kerugian terkecil harus ikut
memikul kerugian yang dialami oleh kapal lain
sedemikian rupa sehingga kedua kapal yang
bertabrakan itu memikul kerugian yang sama
besarnya
b. Tanggung jawab silang (CROSS LIABILITY)
Akibat dari peristiwa tabrakan, kapal mengalami
kerusakan fisik dan selain kerugian untuk
memperbaiki kerusakan fisik tersebut, kapal juga
mengalami kerugian demurrage selama perbaikan
kapal (reparasi atau naik dock)

Anda mungkin juga menyukai