Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
karunia dan rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan
sebaik-baiknya. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas
mata kuliah Peraturan Statutori ( Statutory Regulations ) di
jurusan Teknik Perkapalan FTK ITS.
Makalah ini berjudul Perjanjian Internasional yang telah
Diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia di Bidang Maritim yang
berisi tentang peraturan- peraturan statutori pada konvensi
internasional yang diratifikasi oleh pemerintah Indonesia ke
dalam bentuk keputusan presiden, keputusan menteri, UU, dll
yang
selanjutnya
difungsikan
untuk
mengatur
negara
ini
Surabaya,
16
September 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
DAFTAR TABEL....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
BAB II Perjanjian Internasional yang telah Diratifikasi oleh
Pemerintah Indonesia di Bidang Maritim............................................
2.1
Ratifikasi..................................................................................
2.2
Proses Ratifikasi......................................................................
DAFTAR TABEL
BAB I Pendahuluan
menyedihkan,
menyebabkan
berawal
kerugian
dari
besar,
kecelakaan
banyaknya
tanker
korban
yang
yang
dan
Standards
of
Training,
Certification
and
Dan
selanjutnya
perjanjian
tersebut
dipakai
diratifikasi oleh
pemerintah Indonesia.
2.1 Ratifikasi
Secara teori, ratifikasi merupakan persetujuan kepala
negara
atau
pemerintah
atas
penandatanganan
perjanjian
lalu
mengesahkannya.
Pada
suatu
perjanjian
tegas;
Kecuali apabila ditentukan sebaliknya, negara yang
(UU)
dan
keputusan
presiden
(KEPPRES).
Dalam
berdasarkan
bentuk
dan
(nonmenclature)
batas
wilayah
Negara
Republik
Indonesia
kedaulatan atau hak berdaulat Negara; hak asasi manusia dan lin
gkungan hidup; pembentukan kaidah hukum baru; dan pinjaman
dan atau hibah luar negeri. Sedangkan Pengesahan perjanjian
melalui keputusan presiden dilakukan bagi perjanjian yang
memasyarakatkan
adanya
pengesahan
sebelum
mulai
Ratifikasi
Pengesahan
dengan
Keputusan
Presiden
(KEPPRES)
Proses ratifikasi
sebagai
berikut
luar
negeri
mengajukan
memberitahukan
bahwa
Pemerintah
Indonesia
telah
diketahui
oleh
DPR
.Terhadap
RKP
yang
telah
berikut
Departemen
luar
negeri
karena
biasanya
pada
mengajukan
rapat-
rapat
interdep
Negara
melalui
(sekneg)
hierarki
kemudian
yang
sama
diteruskan
dengan
kepada
pembuatan
instansi
teknis
terkait
dan
juga
setneg,
kembali
biasanya
permohonan
dan
telah
dipersiapkan
tentang
pelaksanaan
sebelum
perjanjian
pengajuan
tersebut.
2.3
Nama konvensi
Ringkasan isi/tentang
Legalitas
tentang Indonesia
organisasi meratifikasi
international
maritime
bidang
consultative
tugas
organization,
mengenai
1984(IMO
convention 48)
maritime
pokok
Amendements
1991
of
the
convention
dari kapal.
of Amandemen
terhadap Keputusan
amandements 91)
A.724
(17)
ditetapkan
dalam
assembly
ke-17
yang (KEPPRES)No.16/
siding 1997
pada
Amandements
of
the
facilitation committee.
of Amandemen
terhadap Keputusan
1993
of
the
convention
amandements 93)
A.735(18)
ditetapkan
dalam
yang (KEPPRES)
Sidang No.6/1997
dengan kategori C.
Konvensi
ini
merupakan Keputusan
International
of
Life
at bidang
keselamatan
kapal (KEPPRES)
Sea, 1974 (SOLAS dengan isi antara lain a turan No. 47/1980
74)
mengenai
survey,
kapal,
pemadam
peralatan
kebakaran,
komunikasi,
nevigasi
peralatan
di
keselamatan
muatan
kapal,
kapal,
versi
pertama
pada
diterbitkan
Konvensi
SOLAS
yakni
mengenai
ketentuan
penerapan
amandemen
terhadap
tanpa
Konvensi
para
melalui
penerimaan
dengan
peserta
secara
resmi
bahwa
besar
negara
telah
menerapkan
ketentuan
Intermational
prosedur
ketentuan
sebagian
pesertanya
amandemen
dimaksud.
Code Merupakan Kodesifikasi yang Keputusan
Craft
Code)
International
dari
Convention
aturan
International
SOLAS
yang
untuk
keamanan
7
memuat Perhubungan
menjaga tahun 2003
maritime
yang
aman
33
dan
pelabuhan.
Aturan mengenai batas garis Keputusan
29
tahun 1999
and Merupakan amandemen Bab Keputusan
Perhubungan
Convention pencegahan
kelebihan
bagi Presiden
kapal, (KEPPRES)
terhadap 7/1976
muatan
No.
mengenai
platform
dan
International
Convention
on mengenai
Tonnage
komersial
Measurement
Ships,
tonase
yang
of dengan
kapal Presiden
dikaitkan (KEPPRES) No. 5
1969 pelayaran
dan
perhitungan
(TONNAGE
perpajakan,
tarif
Convention 69)
kepelabuhanan,
tarif
pungutan lainnya.
Convention on the Aturan
mengenai Keputusan
International
pelayaran Presiden
keselamatan
Regulations
for terutama
dalam
Sea,
1972 dengan
menetapkan
(COLREG
Convention
72)
kawasan
rawan
yang
diperkirakan
kecelakaan
karena
lalulintas pelayaran.
Aturan
mengenai Keputusan
aturan
Convention kapal.
72)
pengangkutannya
Selain
itu,
di (KEPPRES) No. 33
ditetapkan
pengujian
peti
pula
terhadap
kemas
dan
serta
pengawasan
terhadap peredarannya.
Konvensi ini berisi aturan- Keputusan
10
Convention
on aturan
Standards
Training,
yang Presiden
Certification
Watchkeeping
Seafarers,
(STCW
internasional
Convention pelayaran
78)
internasional.
ketentuan
jaga di kapal.
Trade Konvensi
ini
12 Special
Passenger
Ships tentang
dinas
mengatur Keputusan
keselamatan
kapal Presiden
Agreement,
yang melakukan
(KEPPRES) No. 72
1971(STP
angkutan
Convention 71)
Hindia
of
relating
Samudera
to
the kesalamatan
Special
Trade melakukan
Passenger
Ships penumpang.
kapal
yang Presiden
Agreement,
1971(STP Prot. 73)
14 Convention on the Konvensi
International
Maritime
mengenai
ini
mengatur Keputusan
penggunaan Presiden
Organization,1976
(INMARSAT
Convention 76)
sudah
semakin
11
15 Operating
Agreement
negara Keputusan
to the INMARSAT
Convention
76 semula
(INMARSAT OA 76)
16 Operating
Agreement
antar
dikhususkan
komunikasi maritim.
Konvensi
ini
mengatur Keputusan
relating mengenai
to the INMARSAT
dan
standar
prosedur Presiden
penggunaan
Amendments
89 secara
(INMARSAT
OA hubungannya
Amendments 89)
internasional
kegiatan
kemaritiman.
pengurusannya
seragam,
maka
yang
lalulintas
17 International
Protocol
relating
dan Presiden
Pollution
Ships,
pencegahan
and menggantikan
1986
"International (Ratifikasi
(MARPOL 73/78)
mengatur
pencegahan
September
mengenai 1986
pencemaran
karena
kecelakaan
tanker
dan
kapal
kapal-kapal
12
berlaku
adalah
ketentuan
Annex
mengenai
curah.
Konvensi
ini
mengatur Keputusan
sistem
memungkinkan
Damage, pencemaran
1969
yang Presiden
Convention 69)
(pengangkut)
yang
secara
langsung
harus
bertanggungjawab
19 Protocol
of
terhadap
penambahan Presiden
akibat
pencemaran
No.
juta Dollar.
Konvensi
ini
mengatur Keputusan
tambahan Presiden
Establishment of an kompensasi
International
Fund diterima
for
Compensation dirugikan
for
Oil
Damage,
(FUND
71)
oleh
pihak
akibat
Pollution pencemaran
1971 Tambahan
yang
oleh
terjadinya
minyak.
kompensasi
ini
menerima
kontribusi
13
yang
menjadi
anggota
Konvensi Fund.
21 Basel Convention on Konvensi
ini
the
Control
of mengenai
Transboundary
Presiden
Movements
Wastes
of pembuangan
and
mengatur Keputusan
their negara
Disposal, 1991
limbah
serta
antar Tahun
1993
pengaturan tanggal
21
Juli
ke Negara lain.
Nations Konvensi
ini
22 United
memuat Undang-undang
of
the
1982
1985
1982)
serta
dasar
hukum
menentukan
batas
Desember
untuk 1985
wilayah
laut
bebas
dan
kewajibannya
melindungi
untuk
lingkungan
laut
dan
daya
Convention
on
a mengenai
baik
hayati
maupun non-hayati.
Nations Konvensi ini memuat aturan Keputusan
23 United
Liner
eksploitasi
Conferences, secara
terutama
pengoperasian Presiden
angkutan
rangka
14
kapal
dengan
24 International
Convention
on pengembangan
dari
kedua Presiden
(environmental
didahulukan.
apabila
Namun
terbukti
bahwa
ketentuan
internasional
konvensi
lainnya,
maka
Convention Kontinen,
Fishing
Perikanan
dan 6
September
15
kecelaka- (KEPPRES)
107/1968
No.
tahun
1968
Konvensi ini memuat aturan Keputusan
(KEPPRES)
1974
65/1980
No.
9 Desember 1980
28 Protocol
of
Relating
to
International
Protokol
Mengenai Presiden
Keselamatan di Laut.
(KEPPRES)
21/1988
29 Juni 1988
No.
1974
29 Agreement on the Konvensi ini memuat aturan Keputusan
Organization
kelautan
di (KEPPRES)
No.
86/1993
(IOMAC) 1990
16
September
1993
To Konvensi ini memuat bahwa Keputusan
30 Amandemente
telah
Intergovernmental
perubahan-perubahan
Maritime
(Amendments)
Consultative
Konvensi
Organization
Amandemente
turut
menerima
usul (KEPPRES)
26/1983
1975, "Amendmental
to
the
To Convention
the
Inter-
on
Maritime
16
No.
The
Consultative
Intergovernmental
1975,
Maritime
Convention
Consultative
Governmental
Organization
Organization
Amendments
on
to
the
Inter-
Maritime
1977, Organization
Amandemente
the
1977,
To Amendments
to
on
The
Governmental
Intergovernmental
Consultative
Maritime
1979";
the
the
Inter-
Maritime
Organization
Consultative
Organization 1979
31 Protocol
on
The Memberikan hak-hak istimewa Keputusan
Privileges
and dan
Immunities
of
International
Maritime
kekebalan
the pejabat-pejabat
dalam
kepada Presiden
INMARSAT (KEPPRES)
rangka
untuk 37/1989
Satellite memperlancar
Organization
operasional
telekomunikasi
(INMARSAT)
pelayaran
di
wilayah
Indonesia.
32 Amendments to the Bahwa
sistem
Convention on the satelit
International
Maritime
maritim
INMARSAT
komunikasi Keputusan
internasional Presiden
telah
Satellite sehingga
diperluas (KEPPRES)
terbuka
Organization
pelayanan
(INMARSAT)
penerbangan
No.
jasa
communications)
untuk 42/1990
17
No.
amandemen Presiden
International
terhadap
Maritime
Organisasi
Organization
Internasional.
(Institutionalization
dari :
of
The
Konvensi
tentang (KEPPRES)
Maritim 14/1996
Yang
terdiri
Committee), to The
Convention on The
57;
International
Maritime
Organization,
(Amandemen
Pasal-pasal 47 sampai
51
baru;
penomoran
Maritim
International, 1993)
XX;
d. perubahan
penomoran
yang
18
No.
34 Convention
Facilitation
International
Maritime
Internasional
(KEPPRES)
Traffic,
1965
35 International
51/2002
Konvensi International yang Peraturan
Convention
Memuat
tentang
Pencarian Presiden
(PERPRES)
Rescue,
30/2012
1979
with
and
Annex
1998
Amendments to The
International
Convention
on
1979
(Resolution
Maritime
No.
Safety
Committee 70 (69))
19
No.
36 International
Konvensi
Convention
on tentang
Internasional Keputusan
S.A.R
Maritim
thn Menteri
(KM)
Menteri
Rescue 1979
Perhubungan
No.70
RI
tentang
Pengawakan
Kapal Niaga
of mengatur tentang Surat Ukur. Pasal
347-352
37 Certificate
Tonnage
Measurement
38 Amandemen
Kapal. 1992
penyempurnaan
International
1978,
Convention
yang
on Pengawakan
dari
berisi
Kapal
STCW Keputusan
tentang Menteri (KEPMEN)
Niaga. Menteri
Standard of Training
Perhubungan
Certification
No.70 Th.1998
and
Watchkeeping
Seafarers
for
(STCW)
tanggal,
Oktober 1998
1995
20
21
2.4 Implementasi
Ratifikasi
dari
Perjanjian
Internasional
Hingga saat ini, cukup banyak perjanjian internasional di
bidang maritim yang telah berhasil disepakati dan kemudian
diratifikasi oleh pemerintah Indonesia. Perkembangan perjanjian
internasional yang lahir di abad 20 ini, nampaknya berkaitan erat
dengan meningkatnya pemanfaatan teknologi tinggi dan bahan
berbahaya yang menimbulkan dampak yang luas bagi masalah
sumberdaya di laut.
Melalui suatu peraturan hukum nasional dengan ketentuan
yang bersifat lebih lanjut, secara sederhana implementasi dapat
dikatakan
sebagai
upaya
penerapan
suatu
perjanjian
tersebut.
Implementasi
suatu
perjanjian
perjanjian
internasional
yang
telah
diratifikasi
hubungan
lebih
besar
internasional,
lagi
dengan
Indonesia
akan
dapat
keterlibatannya
dalam
21
amandement.
Dengan
adanya
tindakan
meratifikasi
suatu
yang
ilmiah
mencakup
dapat
pendanaan,
meningkat
dan
teknologi,
dapat
serta
memberikan
suatu
perjanjian
internasional
harus
ketentuan
perundang-undangan
nasional
yang
Menteri
Perhubungan
No.
KM
Internasional
Minyak
dan
Pencegahan
Sertifikat
Pencemaran
Internasional
oleh
Pencegahan
ini
juga
merupakan
upaya
melindungi
thereto.
Hal
ini
dinyatakan
dalam
bagian
22
18
Maret
Nomor
1974
17
Tahun
tentang
1974
Pengawasan
Konvensi
Mengenai
Landas
Kontinen
dan
Konvensi
berupa
undang-undang.
Dalam
peraturan
Mengenai
Hukum
Laut
(Lembaran
Negara
Undang-undang
ini
merupakan
pengganti
yang
mengatur
hal-hal
mengenai
wilayah
dan
pelestarian
23
Mengenai
Hukum
Laut
(Lembaran
Negara
24
Semua
maupun
produk-produk
international
hukum,
yang
baik
diprakarsai
secara
oleh
nasional,
International
Indonesia
pada
turut
konvensi
menandatangani
internasional,
peraturan
Indonesia
harus
sesuai
dengan
pasal-pasal
perjanjian
internasional
25
DAFTAR PUSTAKA
2009.
Perjanjian
Internasional.
Bram.
Proses
Pengesahan
Perjanjian
Internasional.
Adonis.
2010.
Ratifikasi
Perjanjian
Internasional.
http://www.indonesianship.com/beritaisi.php?ID=1299.
(diakses : 15 September 2014).
Rizky,
Arifatur.
2012.
Perjanjian
Internasional.
http://arifaturrizky.blogspot.com/2012_01_01_archive.html
. (diakses : 14 September 2014).
Rusmana,
Muliadi.
2012.
Hukum
Pencemaran
Lingkungan.
http://muliadirusmana.blogspot.com/2012_12_01_archive.
html. (diakses : 13 September 2014).
26
yang
telah
Diratifikasi Indonesia.http://saepudinonline.wordpress.com
/2011/03/20/perjanjian-internasional-di-bidanglingkungan-laut-yang-telah-diratifikasi-indonesia-2/.
(diakses : 14 September 2014).
Tim
Badan
Pembinaan
Hukum
Nasional.
http://bphn.go.id/?
page=peraturan§ion=produk_bphn&act=search.
(diakses : 15 September 2014).
27