Anda di halaman 1dari 7

ANALISA KASUS KECELAKAAN KAPAL VICTORY PRIMA DAN JAYA-

II BERDASARKAN ISM-CODE
Hendika Puji Haditama (20160220011)
Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hang Tuah

ABSTRAK
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas, menjadikan
transportasi laut yaitu kapal sebagai salah satu moda yang sering digunakan untuk kegiatan
ekonomi. Dengan ramainya jalur laut maka kecelakaan kapal pun tidak dapat dihindari.
Berdasarkan hasil dari KNKT jenis kecelakaan yang sering terjadi antara lain kebakaran,
tabrakan, tenggelam, kandas. Hal ini tidak lain disebabkan karena faktor human error, faktor
alam, faktor teknis. Penulisan ini bertujuan untuk analisa berdasarkan kasus kecelakaan yang
terjadi dengan penerapan ISM Code sehingga dapat dilakukan langkah pencegahan agar tidak
terulang dengan kejadian yang sama.

Kata Kunci : Kapal, Kecelakaan, ISM Code

PENDAHULUAN memfasilitasi seluruh pihak yang terkait.


Indonesia sebagai negara kepulauan Perusahaan wajib menyediakan fasilitas
merupakan negara dengan luas wilayah laut tersebut.
lebih luas dari wilayah darat. Dengan ini Terkait dengan aturan keselamatan
membutuhkan sarana penghubung antar transportasi laut mengacu dari International
pulau yang efektif. Safety Mangement (ISM) Code, SOLAS-
Transportasi laut merupakan sarana 1974, Standard for Training Certification
paling efektif dalam muatan ekonomi dalam and Watch Keep-ing for Seafarer’s (STCW),
jumlah banyak, baik berupa kargo, cairan, Marine Polution (MARPOL) yang
bahkan manusia. Hal ini menjadikan diterbitkan oleh IMO, yang memberikan
trasportasi laut yang menjadi perhatian panduan keamanan dan keselamatan bagi
khusus dalam dunia transportasi. awak kapal dalam pengoperasian dan
Dalam pelaksanaanya dibutuhkan pelayaran.
manajemen keselamatan yang dapat
Menurut Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2008 Tentang Pelayaran di Bab I
tentang Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 32
disebutkan Keselamatan dan Keamanan
Pelayaran adalah suatu keadaan
terpenuhinya persyaratan keselamatan dan
keamanan yang menyangkut angkutan di
perairan, kepelabuhanan, dan lingkungan
maritim.
Pada Ayat 33 disebutkan bahwa Gambar 1. Statistik penyebab kecelakaan
Kelaiklautan kapal adalah keadaan kapal kapal 2012-2017 (sumber:
yang memenuhi persyaratan keselamatan https://tirto.id/sejauh-mana-perbaikan-
kapal, pencegahan pencemaran perairan dari infrastruktur-laut-indonesia-cMJG)
kapal, pengawakan, garis muat, pemuatan,
kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan Di Indonesia terdapat KNKT
penumpang, status hukum kapal, manajemen (Komite Nasional Keselamatan
keselamatan dan pencegahan pencemaran Transportasi), lembaga pemerintahan
dari kapal, dan manajemen keamanan kapal nonstruktural Indonesia yang bergerak
untuk berlayar di perairan tertentu. dalam melaksanakan tugas dan fungsi
Namun, meskipun dalam investigasi kecelakaan transportasi.
penerapannya mengacu pada standar
keselamatan. Masih sering terjadi
Jumlah kecelakaan 2015-
kecelakaan kapal yang bisa disebabkan dari
2018
human error, kegagalan teknis, kondisi 8
10
alam. 5 343 23
44
2 32 2 23
4
1 0 11 0
0
2015 2016 2017 2018

Kandas Tubrukan
Terbakar/meledak Tenggelam
Lain-lain

Grafik 1. Jumlah kecelakaan


Seperti pada tahun 2016 terjadi 3. Standards of Training, Certification
tubrukan antara kapal Victory Prima dengan and Watchkeeping for Seafarers
Jaya-II yang terjadi di Perairan Belawan, 1978 (STCW)
Sumatera Utara. Kejadian ini mengakibatkan 4. STCW-F 1995 Convention
kapal Jaya-II mengalami kerusakan di
bagian lambung kiri dan satu korban Koronologi Kejadian
meninggal dunia. Sedangkan tidak ada Pada tanggal 9 November 2016,
korban dari Victory Prima sendiri. pukul 11.30, pembongkaran muatan dari
Kapal Victory Prima yang kapal tangki minyak Victory Prima ke
merupakan Oil Tanker yang bertolak dari PLTU Belawan selesai. Selanjutnya awak
Pelabuhan Belawan pada tanggal 9 kapal mengadakan persiapan untuk kapal
November 2016 pukul 17.42. Sekitar pukul bertolak menuju Pelabuhan Dumai.
19.45, Victory Prima menubruk Jaya-II Selanjutnya pada pukul 17.42
yang merupakan kapal ikan, lokasi Victory Prima mulai bergerak dari dermaga
terjadinya tubrukan sekitar 6,4 mil laut dari pelabuhan PLTU Belawan. Pukul 19.00
posisi kapal full away. Akibat dari tubrukan nahkoda membuat status full away sebagai
itu lambung kiri belakang Jaya-II yang tanda dimulinya pelayaran. Kemudian
terbuat dari kayu pecah sehingga air laut menyerahkan komando kepada Mualim I.
langsung masuk memenuhi seluruh Pada pukul 19.25 mualim satu
kompartemen dan kemudian kapal melihat sebuah objek dengan lampu
tenggelam dengan cepat. berwarna kuning yang diduga merupakan
lampu dari kapal nelayan. Jarak dari kapal
PEMBAHASAN ke objek sekitar 0.2 sampai 0.3 mil laut.
Dalam analisa terkait kecelakaan kapal Karena objek semakin mendekat mualim
mengacu pada peraturan-peraturan satu kemudian mengambil aksi dengan
internasional membunyikan suling kapal satu kali serta
1. COLREG – International memberi sorotan cahaya dengan
Regulations for Preventing menggunakan lampu Aldis.
Collisions at Sea Pada kapal Jaya-II kegiatan
2. Safety of Life at Sea (SOLAS) 1974 berlangsung normal dengan pembagian
Tekong yang bertugas di ruang kemudi,
teknisi di ruang mesin, satu awak pembatu COLREG
di ruang akomodasi dan satu awak pembantu Dalam Section I, Rule 5
di buritan. “Every vessel shall at all times maintain a
Hingga pukul 19.45 terjadi tabrakan, proper look-out by sight and hearing as well
kemudian mualim satu Victory Prima as by all available means appropriate in the
mengaktifkan emergency alarm untuk prevailing circumstances and conditions so
menyiagakan awak kapal lainnya. as to make a full appraisal of the situation
Pada kejadian kapal Jaya-II tidak
and of the risk of collision.”
terdeteksi oleh radar kapal Victroy Prima
Dalam hal ini awak kedua kapal
dikarenakan ukuran kapal nelayan yang
wajib melakukan jaga laut sewaktu kapal
kecil, sehingga tidak menimbulkan gema
berlayar, sehingga dapat mengamati dan
yang kuat. Selain itu, pada kapal Jaya-II
menilai keadaan sekitar dengan baik
juga tidak dilengkapi dengan perlatan
sehingga tidak terjadi kecelakaan.
keselamatan navigasi yang mempunyai
Rule 8, Action to Avoid Collision.
fungsi pencegah tubrukan.
Dalam rule 8 diterangkan “Any action taken
to avoid collision shall be taken in
Analisa
accordance with the Rules of this Part and
Data Kapal Victory Prima :
shall, if the circumstances of the case admit,
LOA : 100.50 m
be positive, made in ample time and with
B : 16 m
due regard to the observance of good
H : 8.20 m
T maks. : 6.758 m seamanship.”

Gross Tonnage : 3570 ton “Action taken to avoid collision with

Net Tonnage : 1983 ton another vessel shall be such as to result in


DWT : 5988 ton passing at a safe distance. The effectiveness
Lambung timbul : 1442 mm of the action shall be carefully checked until
the other vessel is finally past and clear.”
Data Kapal Jaya-II : “If necessary to avoid collision or
LOA : 12.95 m allow more time to assess the situation, a
B : 2.80 m vessel shall slacken her speed or take all
T : 0.90 m
way off by stopping or reversing her means mengambil tindakan yang dianggap perlu
of propulsion.” untuk menghindari tubrukan.
Pada aturan ini setiap kapal yang Dalam rule 22 “The lights prescribed
berpapasan harus bisa memberi ruang yang in these Rules shall have an intensity as
aman dengan melihat tanda lampu specified in Section 8 of Annex I to these
sstarboard/portside kapal lain. Hal ini Regulations so as to be visible at the
dengan cara memberikan waktu yang cukup following minimum ranges;” diterangkan
untuk kapal lain melintas yaitu dengan kapal dengan panjang lebih dari 50 meter
memperlambat kecepatan dan tidak ambigu harus mempunyai masthead light yang
dalam memberikan ruang. Namun, apabila dapat terlihat dari jarak 6 miles laut,
situasi tidak memungkinkan dapat sedangkan untuk kapal dengan panjang
dilakukan dengan memutar balik arah kurang dari 20 meter memiliki masthead
putaran propulsi kapal. light yang dapat terlihat dalam jarak 3 miles
Dalam hal ini berkaitan dengan Rule laut.
15, Crossing Situation. “When two power- Pemberian sinyal peringatan diatur
driven vessels are crossing so as to involve dalam Rule 34, Manouevring and Warning
risk of collision, the vessel which has the Signal. Pemberian sinyal dilakukan ketika
other on her own starboard side shall keep kapal saling terlihat satu sama lain.
out of the way and shall, if the Penggunaan sinyal cahaya lebih optimal
circumstances of the case admit, avoid daripada penggunaan sinyal suara.
crossing ahead of the other vessel.”
Sesuai dengan Rule 15, kapal Victory SOLAS 1974
Prima seharusnya berada dalam posisi Dalam kasus terjadinya korban,
mengalah dan bertanggung jawab penggunaan Life-saving signal sangat
mengambil tindakan untuk menghindar berperan. Hal ini diterangkan dalam
Menurut Rule 17, Action by stand-on Chapter V, Regulation 8 bahwa Life-saving
vessel kapal Jaya-II dianggap merupakan signal digunakan oleh tim SAR (Serach and
kapal yang bertahan, tetapi tanggung jawab Rescue) dalam operasi pencarian.
tetap ada pada Tekong Jaya-II untuk
Dalam Chapter V, Regulation 10 Ship Fisherman and Fishing Vessels dan
Routeing, system ship routeing berperan Voluntary Guidelines for Design,
dalam keselamatan navigasi. Penggunaan Construction and Equipment of Small

Ship routeing direkomendasikan untuk Fishing Vessels.

semua kapal Standar internasional yang berkaitan


dengan keselamatan nelayan adalah
Pada chapter V, Regulation 16
Standards of Training, Certification and
Maintenance of Equipment, bahwa perlatan
Watch keeping for Fishing Vessel Personnel
navigasi harus dipastikan dalam performa
(STCW-F) 1995. Dijelaskan untuk kapal
terawat. Namun, pada kapal Victory Prima
ukuran 12 – 24 meter, untuk master kapal /
radar utama tidak berfungsi sehinnga
Tekong harus memiliki Certificate of
digunakan radar lain yang letaknya jauh dari
Competency as Fishing Skipper Class II
Mualim I.
issued by the DOF (WKO-F unlimited 24m
and above (SCTW-F) Regulation 2 WKO-F
Standards of Training, Certification and limited 24m and above (SCTW-F).
Watchkeeping for Seafarers 1978 Sedangkan untuk teknisi mesin
(STCW) memiliki Certificate of Competency as
Setiap awak kapal wajib mempunyai Engine Driver Class III issued by the DOF
keahlian yang sesuai dengan tugasnya. Hal untuk daya mesin di bawah 750 kW. Daya
ini dijelaskan dalam Standards of Training, mesin di atas 750 kW harus memiliki
Certification and Watchkeeping for Certificate of Competency as Engine Driver
Seafarers. Class II issued by the DOF (Second
Pada Chapter V, Special training engineer officer of more than 750 KW -
requirements for personnel on certain types SCTW-F. Regulation 5).
of ship. Dijelaskan standar training untuk STCW-F 1995 adalah konvensi
awak kapal yang bertugas di kapal tanker. internasional yang mengatur persyaratan
Dalam hal ini terdapat standar yang berbeda kecakapan, keahlian dan dinas jaga laut oleh
jenis tanker yaitu Oil Tanker, Chemical nelayan. Sehingga tujuan dari STCW-F ini
Tanker, Liquefied Gas Tanker. untuk mengurangi tingkat kecelekaan,
Standar keselamatan untuk kapal pencemaran, serta meningkatakan SDM
nelayan diatur dalam Code of Safety for nelayan.
(HFACS). Jurnal Rekayasa Sistem Industri
KESIMPULAN Vol. 3 No. 2
Penerapan ISM-Code sangat Purwangka, F., Wisudo, S., Iskandar, B.,
diperlukan dalam dunia perkapalan utnuk Haluan J. 2013. Kebijakan Internasional

seluruh kapal. Karena dapat meminimalisir Mengenai Keselamatan Nelayan. Buletin

kecelakaan yang terjadi maupun dampaknya. PSP, 21 (1):51-65

Dengan adanya kasus kecelakaan yangng Rahman, H., Satria, A., Iskandar, B., Soeboer,
D. 2017. Penentuan Faktor Dominan
terjadi kemudian dilakukan analisa berdasar
Penyebab Kecelakaan Kapal di
rules dari IMO seperti SOLAS, COLREG
Kesyahbandaran Utama Tanjung Priuk.
dan sebagainya sehingga dapat dilakukan
ALBACORE, 1 (3):277-284
dilakukan tindakan pencegahan di kemudian
Shuhaimi, M. 2013. STCW-f 1995 :
hari. Dengan telah dalukakannya analisa
Training the Fishermen. International
maka dapat dilakukan rekomendasi terhadap
Journal of Sciences: Basic and Applied
masalah-masalah yang timbul untuk
Research (IJSBAR).
dilakukan tindakan di kemudian hari
Wahyuni, A., Rahmawati, M., Fatimah, S.

DAFTAR PUSTAKA 2018. Implementasi ISM Code pada

Dokkum, K. 2012. The Colregs Guide. kapal-kapal di Pelabuhan Tanjung Perak.


Enkhuizen : DOKMAR Jurnal Teknologi Maritim.
IMO. 2005. STCW. London
IMO. 2012. SOLAS.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi.
2018. Laporan Final Investigasi. Jakarta :
KNKT.
Tubrukan antara Victory Prima (IMO
8126082) dengan Jaya-II
(GT.6.No.0335/PHBSU/S.1). Jakarta
Lady, L., Marliana, P., Umyati A. 2014.
Kajian Kecelakaan Kapal di Pelabuhan
Banten Menggunakan Human Factor
Analysis and Classification System

Anda mungkin juga menyukai