Anda di halaman 1dari 26

Kementerian Perhubungan

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut


Direktorat Perkapalan dan Kepelautan

PENGEMBANGAN ARMADA PELAYARAN


RAKYAT DARI PEMENUHAN KELAIKLAUTAN
KAPAL

Makassar, 22 06 2022
LEGAL HUKUM
1. UU no 17 tahun 2008 ttg pelayaran

2. PP no 20 tahun 2010 ttg angkutan di perairan


3. Inpres No.5 tahun 2005 ttg Pemberdayaan Industri
Pelayaran Nasional
4. Perpres 74 Tahun 2021 ttg Pemberdayaan
Angkutan Laut Pelayaran-Rakyat

5. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut


no. PY.66/1/2-02 tentang persyaratan keselamatan
bagi kapal layar motor (KLM) berukuran tonase
kotor sampai dengan GT 500

6. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut


nomor hk. 103/2/8/DJPL-17 tentang petunjuk kapal
tradisional pengangkut penumpang

7. Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut


nomor 9/PK/DK/2019 tentang kapal layar motor
pengangkut wisatawan
PELAYARAN RAKYAT
Angkutan Laut Pelayaran-Rakyat adalah usaha Usaha rakyat adalah usaha yang dilakukan
rakyat yang bersifat tradisional dan mempunyai oleh warga negara Indonesia dan/atau badan
karakteristik tersendiri untuk melaksanakan hukum Indonesia dengan mendorong usaha-
angkutan di perairan dengan menggunakan
usaha yang bersifat kooperatif.
kapal layar, kapal layar bermotor, dan/atau kapal
motor sederhana berbendera Indonesia dengan
ukuran tertentu

KARAKTERISTIK SENDIRI
a. ukuran dan tipe kapal yang tertentu (pinisi, lambo, nade, dan lete);
b. tenaga penggerak angin dengan menggunakan layar atau mesin dengan tenaga kurang
dari 535 TK (HP) atau 535 TK (HP) X 0,736 = 393,76 KW;
c. pengawakan yang mempunyai kualifikasi berbeda dengan kualifikasi yang ditetapkan bagi
kapal;
d. lingkup operasinya dapat menjangkau daerah terpencil yang tidak memiliki fasilitas
pelabuhan dan kedalaman air yang rendah serta negara yang berbatasan; dan
e. Kegiatan bongkar muat dilakukan dengan tenaga manusia (padat karya).
JENIS KAPAL PELAYARAN RAKYAT

1. KAPAL LAYAR (KL) digerakkan sepenuhnya oleh


tenaga angin;

2. KAPAL LAYAR MOTOR (KLM) berukuran sampai


dengan GT 5OO (lima ratus Gross Tonnagel dan
digerakkan oleh tenaga angin sebagai penggerak
utama dan motor sebagai tenaga penggerak bantu;
atau
3. KAPAL MOTOR (KM) berukuran paling kecil GT
7(tujuh Gross Tonnagel serta paling besar GT 174
(seratus tujuh puluh empat Gross Tonnage).
PEMENUHAN KELAIKLAUTAN KAPAL PELRA

PEMENUHAN KESELAMATAN
KAPAL PELRA
1. Keselamatan kapal;
1. material;
2. Garis muat kapal;
2. konstruksi;
3. Pengukuran, pendaftaran dan
3. bangunan;
kebangsaan kapal;
4. permesinan dan perlistrikan;
4. Pencegahan pencemaran; 5. stabilitas;

5. Manajemen keselamatan 6. tata susunan perlengkapan

kapal; dan dan peralatan keselamatan,


dan pemadam kebakaran; dan
6. pengawakan
7. elektronika Kapal.
REZIM PELAYANAN DAN PELAKSANAAN KELAIKLAUTAN KAPAL

RANCANG PEMBANGUNAN PENGOPERASIAN


PENUTUHAN
BANGUN KAPAL KAPAL

▪ SPB
▪ Penilikan ▪ Pengawasan ▪ PEMERIKSAAN, AUDIT ▪ PENGHAPUSAN
Pembangunan DAN SERTIFIKASI ▪ PENUTUHAN
▪ Pengesahan
▪ Pendaftaran BERKALA
Gambar ▪ Pengukuran ▪ PENGAWAKAN
Rancang ▪ Pemeriksaan ▪ PERAWATAN
Bangun KAPAL/DOK BERKALA
/Audit Dokumen/
▪ PEROMBAKAN/MODIF
Sertifikasi IKASI
▪ Pengawakan ▪ GANTI BENDERA
BAGIAN PENGATURAN KELAIKLAUTAN KAPAL PELRA
Pengesahan Rancang Bangun, Pembangunan/Perombakan Dan Pengawasan
Pembangunan
Material/bahan
Konstruksi dan bangunan
Stabilitas
Tata susunan dan akomodasi
Permesinan dan pelistrikan
Lambung timbul dan garis muat kapal
Perlengkapan keselamatan (Perlengkapan penolong/Keselamatan jiwa
Pencegahan dan pemadam kebakaran perlengkapan navigasi perlengkapan
radio komunikasi
Pengukuran, Pendaftaran Dan Kebangsaan Kapal
Pencegahan pencemaran
Manajemen keselamatan/operasi – Perawatan kapal
Pengawakan
Pemeriksaan dan sertifikasi
PENGESAHAN RANCANG BANGUN, PEMBANGUNAN/PEROMBAKAN DAN
PENGAWASAN PEMBANGUNAN

PENGESAHAN GAMBAR
SEBELUM PEMBANGUNAN dilaksanakan di galangan dalam negeri

dapat dilaksanakan di galangan tradisional


PENGAWASAN PEMBANGUNAN oleh tukang/pengrajin kapal.

Pemberitahuan sebelum pembangunan ke


PENGUJIAN DAN SEA TRIAL Syahbandar

dilakukan sesuai dengan tradisi dan kearifan


lokal pada masing masing lokasi pembangunan
SERTIFIKAT BUILDER/TUKANG kapal
MATERIAL / BAHAN PEMBUATAN KAPAL PELRA

Surat Menteri KLHK ttg


ketersdiaan kayu
Bahan utama pembangunan kapal pelayaran
rakyat menggunakan bahan baku dari kayu

dapat dikombinasi dengan bahan lain, sepanjang


tidak mengurangi tampilan sebagai kapal kayu

dapat menggunakan teknologi laminasi

Tidak memiliki cacat kayu, tahan terhadap hama


dan serangga, suhu, udara dan mutu kuat dan
awet I-II

Ktersediaan kayu
KONSTRUKSI KAPAL PELRA

▪ Sekat Kedap Air; sesuai dengan operasi kapal dan


▪ Gading dilindungi untuk mengurangi
bahaya pada pelayar
▪ Lunas;
▪ Wrang;
▪ Papan Pengapit Lunas
▪ Papan Lajur Sisi Atas
Kuat dan awet serta kokoh
▪ Balok Geladak
▪ Papan Kulit dan Papan Geladak
▪ Galar Balok dan Galar Kim
Tidak menimbulkan getaran pada
▪ Papan Dasar Ruang Muat struktur
▪ Lubang Palka Dan Tutup Palka
▪ Linggi Haluan, Linggi Buritan Dan Linggi
Baling – Baling
Petunjuk Profil dan besar dan tebal
▪ Pondasi Mesin
▪ Tiang Layar
STABILITAS KAPAL PELRA

Memenuhi kriteria Perhitungan


stabilitas stabilitas

Uji stabilitas Periode oleng


( > 24 meter) (< 24 meter)

Kriteria stabilitas dan pengesahan


pada Permenhub 44 Tahun 2021
AKOMODASI DAN TATA SUSUNAN

Layak huni untuk kamar awak kapal

ventilasi dan penerangan yang cukup

kedap terhadap hujan, angin dan panas matahari

terlindungi dari panas atau suhu dari ruang permesinan

Kursi penumpang

pintu keluar masuk paling sedikit 2 unit

Kamar mandi / toilet

Kenyamanan kerja
INSTALASI PERMESINAN DAN LISTRIK KAPAL PELRA

Tanki bahan bakar


Mesin Marine use (1) harus memakai bahan baja/logam.
(2) tidak boleh diletakkan dalam ruang muatan, ruang penempatan

Kokoh dengan pondasi hewan, ruang akomodasi penumpang, dan ruang awak kapal.
(3) Apabila tanki bahan bakar ditempatkan di dalam kamar mesin, maka
Terpisah dari ruang muatan, penumpang tanki tidak boleh menjadi panas melebihi batas oleh mesin – mesin
dan ABK atau sumber panas lainnya.
(4) benar – benar kedap minyak.
Bagian panas dibungkus tahan panas
(5) dipasang dengan tetap dan baik pada kedudukannya, serta
diusahakan pada tempat yang serendah mungkin.
Tidak menggunakan bahan bakar bensin
dan sejenisnya (6) harus dilengkapi dengan kran dan penutup pada posisi sedekat
mungkin dengan tanki dan dapat dioperasikan dari luar kamar mesin.
Dilengkapi alat pengukur (7) Apabila terjadi kebocoran minyak yang berasal dari pesawat penggerak bantu
harus dicegah dengan menggunakan wrang – wrang, kecuali jika dengan cara
lain perembesan dan bocoran minyak dapat dicegah dan ditampung dan
dengan mudah dipindahkan ke tempat – tempat penampungan khusus
INSTALASI PERMESINAN DAN LISTRIK KAPAL PELRA

Mesin Marine use Marine use

Daya listrik cukup untuk


Kokoh dengan pondasi
kondisi normal dan Darurat

Terpisah dari ruang muatan, penumpang Perlindungan terhadap arus


dan ABK lebih

Perlindungan Listrik tegangan


Bagian panas dibungkus tahan panas
tinggi

Tidak menggunakan bahan bakar bensin


Kabel di isolasi
dan sejenisnya

Dilengkapi alat pengukur Instalasi baterai


Lambung timbul dan garis muat

Di tetapkan besar lambung timbul dan marka garis


muat

jelas dengan diberi warna terang diatas dasar


warna gelap atau warna gelap diatas dasar warna
terang.

Marka dipasang tetap dan dipahat

Pintu, ambang,bukaan, pipa udara dan ventilator,


jendela, lubang bebas air, pagar

Pemuatan tidak boleh melebihi batas marka garis


muat

Pemenuhan, Bentuk marka garis muat dan formula


penentuan besar lambung. (PM 39 Tahun 2016)
PERLENGKAPAN KESELAMATAN KAPAL PELRA
PERLENGKAPAN KESELAMATAN JIWA / PENOLONG

KAPAL LAYAR MOTOR KAPAL MOTOR


1. DAERAH PELAYARAN PERAIRAN 1. DAERAH PELAYARAN TERBATAS–
INDONESIA – UKURAN SAMPAI DENGAN UKURAN SAMPAI DENGAN GT 174
GT 250 DAN GT 251 SAMPAI DENGAN GT 2. DAERAH PELAYARAN PELABUHAN,
500 SUNGAI DAN DANAU – UKURAN SAMPAI
2. DAERAH PELAYARAN LOKAL – UKURAN DENGAN GT 174
SAMPAI DENGAN GT 250 DAN GT 251
SAMPAI DENGAN GT 500
3. DAERAH PELAYARAN TERBATAS–
UKURAN SAMPAI DENGAN GT 250 DAN
GT 251 SAMPAI DENGAN GT 500
4. DAERAH PELAYARAN PELABUHAN,
SUNGAI DAN DANAU UKURAN SAMPAI
DENGAN GT 250 DAN GT 251 SAMPAI
DENGAN GT 500
PERLENGKAPAN KESELAMATAN KAPAL PELRA
PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN

KAPAL LAYAR MOTOR KAPAL MOTOR


1. Minimal 2 (dua) buah tabung pemadam
kebakaran tipe busa dengan kapasitas 9 liter - 1. Minimal 1 (dua) buah tabung pemadam
dalam kamar mesin; kebakaran tipe busa - dalam kamar mesin;
2. Minimal 4 (dua) buah tabung pemadam 2. Minimal 2 (dua) buah tabung pemadam
kebakaran tipe ABC dengan kapasitas 9 liter - kebakaran tipe ABC dengan kapasitas 9 liter
di luar kamar mesin; - di luar kamar mesin
3. Untuk KLM penumpang/penumpang wisata 3. Untuk kapal motor penumpang/sekurang-
sekurang-kurangnya 6 (dua) buah tabung kurangnya 2 (dua) buah tabung pemadam
pemadam kebakaran dry chemical powder kebakaran dry chemical powder dengan
dengan kapasitas 9 liter - di tiap geladak kapasitas 4,5 Kg - ruang akomodasi.
akomodasi; 4. 1 (satu) Pompa pemadam kebakaran yang
4. 1 (satu) bak berisi sekurang-kurangnya ½ berdiri sendiri dengan kapasitas yang cukup.
(setengah) meter kubik pasir dengan 2 (dua) 5. Pompa Tangan
buah tembilang;
5. 1 (satu) Pompa pemadam kebakaran yang
berdiri sendiri dengan kapasitas yang cukup.
6. Pompa Tangan
PERLENGKAPAN KESELAMATAN KAPAL PELRA
PERLENGKAPAN NAVIGASI
KAPAL LAYAR MOTOR KAPAL MOTOR
1. Lampu Navigasi
2. 2 (dua) pedoman magnit Alat baring; 1. Lampu Navigasi
3. 1 (satu) perum tangan dengan panjang tali sekurang – 2. 1 (satu) pedoman magnit
kurangnya 25 meter; 3. senter dan lentera bercahaya putih
4. Alat Penerima Sistem Satelit Navigasi Global/ (Gps) 4. 1 (satu) suling kapal
5. AIS 5. 1 (satu) unit teropong
6. 1 (satu) suling kapal; 6. perangkat isyarat tanda bahaya (cermin
7. 1 (satu) unit teropong dan senter);
8. Daftar Devias 7. Peta Laut sesuai daerah operasinya
9. Pelorus Atau Alat Baringan Pedoman 8. 2 (dua) buah bola-bola hitam
10. senter dan lentera bercahaya putih 9. pengeras suara jinjing
11. Publikasi Nautika; 10. bendera Republik Indonesia
12. peta laut sesuai dengan daerah pelayarannya;
13. 2 (dua) bola – bola hitam;
14. Pengeras suara
15. Bendera Republik Indonesia;
16. Bendera isyarat International
PERLENGKAPAN KESELAMATAN KAPAL PELRA
PERLENGKAPAN RADIO KOMUNIKASI

KAPAL LAYAR MOTOR KAPAL MOTOR

1 (SATU) UNIT PERANGKAT


RADIO VHF 1 (SATU) UNIT PERANGKAT
RADIO VHF

ANTENA
JAM DINDING

EPIRB

SART

JAM DINDING

RADIO KUMINIKASI 2 ARAH


PENCEGAHAN PENCEMARAN KAPAL PELRA

PENAMPUNGAN MINYAK
KOTOR

penampungan limbah minyak


/Jerigem

Penampungan Sampah

Poster
PENGAWAKAN
• KLM DENGAN UKURAN S/D GT 25
1) Pemimpin kapal yang memiliki Surat Keterangan Kecakapan (SKK)
2) Kepala Kamar Mesin (KKM) yang memiliki Surat Keterangan Kecakapan Mesin (SKK)
• KLM DENGAN UKURAN GT 25 S/D GT 100
1) Pemimpin kapal yang memiliki Ijazah Mualim Pelayaran Rakyat II (MPR II)
2) KKM yang memilik Juru Motor Pelayaran Rakyat (JMPR II)
• KLM DENGAN UKURAN GT 100 S/D GT 200
1)Pemimpin kapal dan Mualim, yang memiliki Ijazah Mualirn Pelararan Rakyat (MPR II)
2) KKM dan Masinis, yang merniliki Juru Motor Pelayaran Rakyat II (JMPR II)
• KLM DENGAN UKURAN DIATAS GT 200 S/D GT 315
1) Pemimpin kapal, yang memiliki ljazah Mualim Pelayaran Rakyat l (MPR I)
2) Mualim, yang memiliki ljazah Mualim PelayaranRakyat II (MPR II)
3) KKM, yang memiliki Juru Motor PelayaranRakyat I (JMPR I)
4) Masinis, yang memiliki Juru Motor Pelayaran Rakyat II (JMPR II)
• KLM DENGAN UKURAN DIATAS GT 315 S/D GT 500
1) Pemimpin kapal yang merniliki ljazah Mualim Pelayaran Rakyat I (MPR I)
2) Mualim, yang memiliki Ijazah Mualim Pelayaran Rakyat I (MPR I)
3) KKM, yang memiliki ljazah Juru Motor Pelayaran Rakyat I (JMPR I)
4) Masinis,yang memiliki Ijazah Juru Motor Pelayaran Rakyat I (JMPR I)
PENGAWAKAN

KAPAL MOTOR KM DENGAN KAPASITAS KAPAL DENGAN KAPASITAS PENUMPANG


PENUMPANG S/D 50 ORANG DIATAS 50 S/D 100 ORANG
1) Pemimpin kapal yang memiliki: 1) Pemimpin kapal yang memiliki:
a. Surat Kecakapan Kapal Tradisional a. Surat Kecakapan Kapal Tradisional
Pengankut Penumpang tipe A bagian dek; Pengankut Penumpang tipe A bagian dek;
dan dan
b. Basic Training Kapal Tradisional b. Basic Training Kapal Tradisional
Pengangkut Penumpang. Pengangkut Penumpang.
2) Kepala Kamar Mesin (KKM) yang memiliki: 2) Kepala Kamar Mesin (KKM) yang memiliki:
a. Surat Kecakapan Kapal Tradisional a. Surat Kecakapan Kapal Tradisional
Pengankut Penumpang tipe A bagian Pengankut Penumpang tipe A bagian
mesin; dan mesin; dan
b. Basic Training Kapal Tradisional b. Basic Training Kapal Tradisional
Pengangkut Penumpang. Pengangkut Penumpang.
3) Anak buah kapal yang memiliki Basic 3) Anak buah kapal yang memiliki Basic
Training Kapal Tradisional Pengangkut Training Kapal Tradisional Pengangkut
Penumpang yang terdiri dari : Penumpang yang terdiri dari :
a. Bagian dek 1 (satu) orang; dan a. Bagian dek 2 (dua) orang; dan
b. Bagian mesin 1 (satu) orang. b. Bagian mesin 1 (satu) orang.
MANAJEMEN OPERASI

• PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGOPERASIAN KAPAL


AWAK KAPAL MAUPUN
PERSONIL PERUSAHAAN

PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN AWAK KAPAL
PERAWATAN BERKALA MAUPUN PERSONIL
PERUSAHAAN

KESIAPAN KEADAAN
DOKUMENTASI
DARURAT

Anda mungkin juga menyukai