Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCY

KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN TA. 2022-2023

Kementrian Negara/lembaga : Kementerian Perhubungan


Unit Eselon I/II : 022.04 Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Program : 022.04.08 Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Transportasi Laut.
Hasil (Outcome) : Terpenuhinya kebutuhan Kapal Patroli KPLP dalam
rangka peningkatan Keselamatan dan Keamanan
Pelayaran
Kantor (Unit Kerja) : Satker Peningkatan Fungsi Kesatuan Penjagaan Laut
dan Pantai (439180)
Kegiatan : Pembangunan Kapal Patroli Kelas III Alumunium
(Multi Years Contract / MYC)
Indikator Kinerja Kegiatan : Persentase (%) pemenuhan Kebutuhan Kapal Patroli
KPLP, rendahnya angka gangguan keamanan dan
kecelakaan pelayaran di wilayah Pelabuhan dan
Perairan di wilayah penempatan.
Satuan Ukur Keluaran : terpenuhinya pemenuhan kebutuhan kapal patroli KPLP
dalam kedua lokasi Penempatan (KSOP Patimban dan
KSOP Banjarmasin) dalam rangka peningkatan fasilitas
Keselamatan dan Keamanan Transportasi Laut dan
peningkatan pengawasan.
Volume Keluaran (Output) : 2 (Dua) Unit Kapal Patroli
Satuan Ukur Keluaran : Kantor Pusat DJPL, Jakarta Pusat, DKI Jakarta
Jangka Waktu : 395 (Tiga Ratus Sembilan Puluh Lima) Hari Kalender

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum Tugas Fungsi Kebijakan

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2008 nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4849);

b. Peraturan Presiden RI Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan


Organisasi Kementerian Negara;

c. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2010 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan;

d. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 65 Tahun 2002 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai,
Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai mempunyai tugas, melaksanakan
kegiatan penjagaan, penyelamatan, pengamanan dan penertiban serta
penagakan peraturan di bidang pelayaran di peraitran dan pantai

e. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 44 Tahun 2011 tentang


Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 62 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara
Pelabuhan;

f. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 34 Tahun 2012 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyanbadaran Utama;

g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 36 Tahun 2012 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyanbadaran dan Otoritas Pelabuhan;

h. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 62 Tahun 2002 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kantor Administrator Pelabuhan; sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM.
17 Tahun 2004;

i. Kementerian Perhubungan, Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai


mempunyai tugas ; melaksanakan perumusan kebijakan, bimbingan teknis
dan evaluasi di bidang pengamanan, patroli, penanggulangan musibah dan
pencemaran, tertib perairan dan pelabuhan, salvage dan pekerjaan bawah
air serta sarana penjagaan laut dan pantai.

2. Gambaran Umum

Transportasi laut memiliki peran strategis bagi Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) yang telah diakui dunia sebagai negera kepulauan melalui

UNCLOS 1982. Sebagaimana diamanatkan dalam penjelasan umum dari UU No.

17 Tahun 2008 tentang Pelayaran bahwa angkutan laut yang mempunyai

karakteristik pengangkutan secara nasional dan menjangkau seluruh wilayah

melalui perairan perlu dikembangkan potensi dan ditingkatkan peranannya

sebagai penghubung antarwilayah, baik nasional maupun internasional termasuk

lintas batas, karena digunakan sebagai sarana untuk menunjang, mendorong, dan

menggerakkan pembangunan nasional dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

rakyat serta menjadi perekat NKRI.


Bidang pelayaran merupakan tugas yang diembankan oleh Presiden kepada

Ditjen Perhubungan Laut melalui Pepres No. 40 Tahun 2015. Sesuai dengan UU

No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, pelayaran atau transportasi laut dinyatakan

sebagai yang merupakan sub sistem dari Sistem Transportasi Nasional. Pelayaran

terdiri dari elemen kegiatan ini dapat dijabarkan berdasarkan 4 (empat) elemen

yaitu: (1) lalu lintas dan angkutan laut, (2) kepelabuhan, (3) keselamatan dan

keamanan pelayaran, (4) perlindungan lingkungan maritim. Seluruh elemen dari

sistem pelayaran tersebut saling berinteraksi dalam mewujudkan penyelenggaraan

transportasi yang handal dan berdaya saing, sebagai tulang punggung sistem

logistik maritim Indonesia dan memberikan nilai tambah dalam mendukung

ketahanan nasional.

Pasal 3 UU No. 17 Tahun 2008 memandatkan tujuan penyelenggaraan pelayaran

adalah: (1) memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang melalui

perairan dengan mengutamakan dan melindungi angkutan di perairan dalam

rangka memperlancar kegiatan perekonomian nasional; (2) membina jiwa

kebaharian; (3) menjunjung kedaulatan negara; (4) menciptakan daya saing

dengan mengembangkan industri angkutan perairan nasional; (5) menunjang,

menggerakkan, dan mendorong pencapaian tujuan pembangunan nasional; (6)

memperkukuh kesatuan dan persatuan bangsa dalam rangka perwujudan

Wawasan Nusantara; dan (7) meningkatkan ketahanan nasional.

RPJPN 2005-2025 memandatkan kepada Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMN) 3 skala prioritas yang berkaitan dengan sektor transportasi

(didalamnya termasuk transportasi laut), yaitu: (1) terpenuhinya ketesediaan

infrastruktur yang didukung oleh mantapnya kerjasama pemerintah dan dunia


usaha; (2) ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang

ditandai oleh berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi.

Dalam mewujudkan RPJPN tersebut, Direktorat KPLP melaksanakan tugas dan

fungsinya sesuai peran dalam membangun Transportasi Laut melalui

pengembangan dengan Sarana Prasarana Memadai bagi Direktorat KPLP dan

melalui Pengawasan Keselamatan dan Keamanan Pelayaran mewujudkan Zero

Accident, tertuang pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 122 Tahun 2018

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan.

Kapal Patroli merupakan Sarana dan Prasarana Utama dalam menjalankan tugas

dan fungsi tersebut. Berikut merupakan rekapitulasi Data Kapal patroli KPLP di

lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut:

Jenis Kapal Jumlah Nonaktif Operasional

Kapal Kelas I 7 0 7

Kapal Kelas II 15 1 14

Kapal kelas III 54 5 49

Kapal kelas IV 65 20 45

Kapal kelas V 246 28 218

JUMLAH 387 54 333

Hingga akhir 2019, Kapal Patroli kelas IV yang dibangun dengan meterial

alumunium oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut khususnya Direktorat

KPLP baru 2 (dua) jenis kapal yaitu pada Kapal Kelas IV dan V. Direktorat KPLP

secara bertahap akan mengurangi pembangungan kapal patroli dengan material


fibreglas sesuai kebutuhan dan karakteristik pelaksanaan tugas dan fungsi

keselamatan pelayaran di laut. Saat ini, data kondisi operasional dan estimasi

kebutuhan Kapal patrol KPLP adalah sebagai berikut

REKAPITULASI KEBUTUHAN DAN KEKURANGAN


Uraian Exist Non Op Oper,

Kapal Kelas I 7 0 7
Kapal Kelas II 15 2 13
Kapal Kelas III 55 6 49
Kapal Kelas IV 55 15 40
Kapal Kelas V 238 25 213
JUMLAH 370 48 322

Dari data tersebut diatas, untuk Kapal Negara Patroli Kelas III masih terdapat

kekurangan sebanyak 37 (Tiga Puluh Tujuh) unit kapal. Kekurangan kapal

tersebut akan dipenuhi sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) tahun 2020 s.d 2024 sampai jumlah kapal terpenuhi.

Berdasarkan tinjauan peta kerawanan wilayah daerah dan kebutuhan pelaksanaan

tugas dan fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran di wilayah

kesyahbandaran dan KSOP / UPP / Pangkalan PLP, Pembangunan Kapal Negara

kelas III Patroli sangat mendesak dan dibutuhkan, disamping juga untuk

menggantikan kapal-kapal yang sudah tua dan boros bahan bakar. Kekurangan

kapal tersebut dipenuhi dengan pembangunan kapal secara bertahap setiap tahun

sesuai dengan anggaran yang tersedia. Untuk itu pengadaan pembangunan Kapal

Negara Patroli Kelas III Alumunium (Multiyears Contract) sebanyak 2 (Dua) unit

yang dianggarkan pada Tahun Anggaran 2022-2023 untuk memenuhi kebutuhan

yang sangat urgent dan diusulkan dengan metode pembiayaan SBSN (Surat

Berharga Syariah Negara).


B. PENERIMA MANFAAT

Penerima manfaat pembangunan kapal patrol kelas III aluminium adalah Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Patimban dan KSOP Kelas I
Banjarmasin

1. KSOP Patimban
Sebagai salah satu Pelabuhan terbesar di Indonesia dan HUB untuk Industri di
Indonesia, patimban membutuhkan Peningkatan Sarpras di Bidang Penjagaan Laut
dan Pantai. Eksisting kapal patroli untuk pendukung saat ini adalah sebagai berikut:

(Tabel data Aset Bidang PLP per 26 Februari 2021)


Sedang dalam proses pembangunan lanjutan, Patimban membutuhkan Kapal Patroli
dengan jangkauan yang tinggi serta Kapasitas tinggi dalam Operasional Patroli untuk
mendukung dari sisi Keselamatan dan Keamanan Transportasi serta kapabilitas SAR
dan Penanggulangan Pencemaran di Sekitar Pelabuhan.

2. KSOP Banjarmasin
Penempatan Kapal Patroli Kelas II di KSOP Banjarmasin untuk menunjang
Keselamatan Pelayaran dan Keamanan Transportasi Laut sebagai bentuk penguatan
di daerah Pelayaran Ibu Kota Negara Baru, berikut data eksisting kapal patroli untuk
pendukung saat ini adalah sebagai berikut:

Uraian Unit Jenis Kapal Nomor Lambung Tahun Pemb Jenis Bahan Status
KSOP Kelas I Kapal Kelas III KN.P 363 2014 Fiber Aktif
Banjarmasin
Kapal Kelas V KN.P 5222 2014 Fiber Aktif
(Tabel data Aset Bidang PLP per 26 Februari 2021)

Sedang dalam penyusunan rancangan undang-undang, rencana pemindahan Ibu Kota


Negara perlu didukung dengan peningkatan sarana dan prasarana pendukung
Keselamatan dan Keamanan Pelayaran dalam pelaksanaan tugas pengawasan di
daerah pelayaran Ibukota Negara baru, supporting untuk dalam rangka penyelamatan
(SAR) dan Penanggulangan Pencemaran di daerah pelabuhan.

C. TUJUAN

1. Meningkatkan pelayanan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terhadap


kelancaran dan keamanan pengguna jasa maritim dan masyarakat pada umumnya.
2. Meningkatkan kesiapan operasional kapal-kapal patroli penjagaan laut dan pantai.
3. Membangun dan menciptakan keselamatan, keamanan, kenyamanan jasa
transportasi yang efektif, efisien untuk mewujudkan ” Zero Accident”.
D. PELAKSANA KEGIATAN

1. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan kontraktual dengan Pelelangan Pengadaan pembangunan


kapal kelas III Alumunium (Multi Years Contract) dan memlilih pemenang lelang
yang terbaik/berkualitas sesuai dengan ketentuan pengadaan barang/jasa.

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


Dalam Pengadaan Pembangunan Kapal lebih memperhatikan pada :

a. Spesifikasi Kapal (terlampir)


b. Tata cara pengadaan
c. Monitoring dan Pengendalian Kemajuan Pekerjaan Pembangunan
d. Waktu penyelesaian pekerjaan.

Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah 15 (Lima Belas) bulan dengan
jangka waktu pelaksanaan selama 13 (Tiga belas) bulan, dan biaya yang
dibutuhkan untuk Pembangunan Kapal Negara Patroli Kelas III Alumunium (Multi
Years Contract) Tahun anggaran 2022-2023 dilaksanakan dengan sumber dana
yang dibebankan pada DIPA Tahun Anggaran 2022-2023.

E. WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Tahun 2022 (Bulan ke-) Tahun 2023 (Bulan ke-)


NO JENIS KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

A PEKERJAAN ADMINISTRASI PELELANGAN

1 Penyusunan HPS

2 Penyusunan Dokumen Pengadaan

3 Pelelangan Pekerjaan

B PELAKSANAAN PEKERJAAN

C Peluncuran

D Inclining Test & Sea Trial

E Familiarisasi
F Survey Klas, Test, dan Sertifikat Klas

G Pengiriman dari Galangan ke Lokasi


F. PELAKSANAAN KEGIATAN

Pembangunan Kapal Patroli Kelas III Aluminium dilaksanakan dengan kontrak tahun
jamak (multi years contract / MYC) dengan alasan sebagai berikut:

1. Kesinambungan pekerjaan yang dilakukan secara bertahap


2. Menghemat waktu dan biaya pelelangan serta kontrak dan ketersedian anggaran

PERSYARATAN/KUALIFIKASI PENYEDIA
1. Persyaratan Administrasi/Legalitas
a. Memiliki Surat Izin Usaha sesuai peraturan perundang-undangan dan bidang
pekerjaan yang diadakan :
 Surat Izin Usaha Perdagangan (Kualifikasi Non Kecil) dengan Kode KBLI
30111 yaitu Industri Kapal dan Perahu/Memiliki NIB dengan Kode KBLI
30111.
 Izin Usaha Industri
 Tanda Daftar Perusahaan
 Domisili Perusahaan
 Sertifikat ISO 9001;2015, ISO 14001;2015, OHSAS 18001;2007 Yang
masih berlaku.
b. Kualifikasi usaha : Non Kecil;
c. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak
terakhir;
d. Memiliki Galangan Pembuatan/Pembangunan Kapal;
e. Mempunyai atau menguasai tempat usaha/kantor dengan alamat yang benar,
tetap dan jelas;
f. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada Kontrak
yang dibuktikan dengan:
1) Akta Pendirian Perusahaan dan/atau perubahannya;
2) Surat Kuasa (apabila dikuasakan);
3) Bukti bahwa yang diberikan kuasa merupakan pegawai tetap (apabila
dikuasakan); dan
4) Kartu Tanda Penduduk.

g. Menyetujui dan menandatangani Pakta Integritas, meliputi:


1) Tidak akan melakukan praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
2) Akan melaporkan kepada PA/KPA/APIP jika mengetahui terjadinya
praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dalam proses pengadaan ini
3) Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
4) Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam huruf a, b, dan c maka
bersedia dikenakan sanksi administratif, dikenakan sanksi Daftar Hitam,
digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
h. Pernyataan Peserta yang berisi :
1) yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
2) yang bersangkutan berikut pengurus badan usaha tidak sedang
dikenakan sanksi daftar hitam
3) yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana
4) pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai pegawai
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah atau pimpinan dan pengurus
badan usaha sebagai pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
yang sedang mengambil cuti diluar tanggungan Negara
5) Pernyataan bahwa data kualifikasi yang diisikan dan dokumen penawaran
yang disampaikan benar, dan jika dikemudian hari ditemukan bahwa
data/dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan maka
direktur utama/pimpinan perusahaan/pimpinan koperasi, atau kepala
cabang, dari seluruh anggota Kemitraan bersedia dikenakan sanksi
administratif, sanksi pencantuman dalam daftar hitam, gugatan secara
perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan
6) Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan.
i. Dalam hal Peserta melakukan Kemitraan harus mempunyai perjanjian
Kemitraan;
j. Surat Keterangan dari Pengadilan bahwa tidak dalam keadaan pailit dan
tidak dalam tuntutan pengadilan;
k. Membuat Surat Pernyataan bermaterai tidak akan menuntut ganti rugi
apabila anggaran kegiatan ini mengalami pengurangan atau penghapusan
karena tender ini bersifat tidak mengikat;
l. Persyaratan lainnya sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan aturan turunannya.

2. Persyaratan Teknis

a. Memiliki pengalaman:
1) Penyediaan barang pada 1) Penyediaan barang pada divisi yang
divisi yang sama paling sama (Divisi 88 : Jasa
kurang Pengolahan/Pembuatan dengan input
1 (satu) pekerjaan dalam dari industry lain) berdasarkan
kurun waktu 1 (satu) tahun pekerjaan yang diadakan mengacu
terakhir baik di lingkungan pada KBKI, Paling kurang 1 (satu)
pemerintah maupun pekerjaan dalam kurun waktu 1 (satu)
swasta, termasuk tahun terakhir baik dilingkungan
pengalaman subkontrak; pemerintah maupun swasta, termasuk
dan pengalaman subkontrak.

2) Penyediaan barang 2) Penyediaan barang pada kelompok


sekurang-kurangnya dalam (grup) yang sama:
kelompok (grup) yang sama - Kelompok Sub Kelas 88821 : Jasa
paling kurang 1 (satu) Pembuatan Kapal.
pekerjaan dalam kurun Mengacu pada KBKI, paling kurang 1
waktu 3 (tiga) tahun terakhir (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 3
baik di lingkungan (tiga) tahun terakhir baik di lingkungan
pemerintah maupun pemerintah maupun swasta, termasuk
swasta, termasuk pengalaman subkontrak, dalam
pengalaman subkontrak. pembangunan kapal berbahan
aluminium.
b. Memiliki kemampuan untuk menyediakan sumber daya manusia dan
peralatan yang dibutuhkan dalam proses penyediaan termasuk layanan
purnajual
1) Memiliki tenaga ahli minimal :
a) Tenaga ahli perkapalan : 1 (satu) orang, dengan kualifikasi:
 Sarjana (S-1) Teknik Perkapalan
 Pengalaman minimal 5 (lima) tahun sebagai Project Manager atau
Quality Control Lambung Kapal
b) Tenaga ahli permesinan kapal : 1 (satu) orang, dengan kualifikasi :
 Sarjana (S-1) Teknik Permesinan Kapal/Sistem Perkapalan
 Pengalaman minimal 3 (tiga) tahun sebagai Quality Control
Permesinan Kapal
c) Tenaga ahli kelistrikan/navigasi kapal : 1 (satu) orang, dengan
kualifikasi :
 Sarjana (S-1) Teknik Elektro;
 Pengalaman minimal 3 (tiga) tahun sebagai Quality Control Sistem
Kelistrikan/Navigasi Kapal

2) Memiliki tenaga teknis/terampil minimal:


a) Tukang las pipa : 4 (empat) orang, dengan kualifikasi :
 Bersertifikat 6G atau 4G
b) Mekanik : 4 (empat) orang
 Melampirkan surat Pernyataan dari Perusahaan bekerja pada
bidang tersebut
c) Tukang listrik : 4 (empat) orang
 Melampirkan surat Pernyataan dari Perusahaan bekerja pada
bidang tersebut
d) Tukang cat : 4 (empat) orang
 Melampirkan surat Pernyataan dari Perusahaan bekerja pada
bidang tersebut
e) Tukang las plat : 10 (sepuluh) orang, dengan kualifikasi :
 Bersertifikat 4G

3) Memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas/ peralatan/


perlengkapan, minimal :
a) Hanggar 1000 m2;
b) Lapangan 5000 m2;
c) Gudang 722 m2;
d) Peluncuran Kapal 40 m x10 m;
e) Crane @ 30 Ton, 2 Unit;
f) Mesin Las Argon 6 Unit;
g) Mesin Potong 6 Unit;
h) Mesin Bending 1 Unit;
i) Mesin Gerinda 2 Unit
4) Memiliki dan menyampaikan Metode Pelaksanaan yang menguraikan
penjelasan dasar dan teori pelaksanaan meliputi rincian detail
pelaksanaan pekerjaan sampai serah terima dan menjelaskan peralatan/
material, personil, waktu dan kontrol pelaksanaan pada tiap tahap

5) Menyampaikan gambar-gambar dan perhitungan :


a) Gambar-gambar :
o Capacity plan untuk seluruh tanki-tanki;
o Docking plan;
o Lines plan dan body plan;
o General arrangement;
o Engine room layout
o Rudder arrangement & rudder stock;
o Shafting arrangement& propeller;
o Stability calculation with 6 condition+ wind movement calculation;
o Tata letak man hole;
o Structural section plan;
o Construction profile;
o Bulkhead;
o Konstuksi bangunan atas (super structure)
o Fore & after peak construction;
o Double bottom construction;
o Perpipaan untuk setiap sistem yang ada
o Cabling untuk setiap peralatan elektrik dan elektronik;
o Lighting diagram;
o Wiring diagram;
o Sistem air conditioner dan ventilasi;
o Midship section dan detailnya;
o Sistem Pemadam Kebakaran;
o Emergency plan;
o Safety plan;
o Life saving appliance;
o Shell expansion;
o Fire Control Plan.

b) Perhitungan :
o Perhitungan dan Kurva Kecepatan.
o Kecepatan jelajah untuk Kapal (free running speed) dengan 2
(dua) mesin utama mencapai kecepatan minimal 24 knot.
o Perhitungan Trim dan Stabilitas (preliminary trim & stability) 7
(tujuh) Kondisi serta resisten dan powering
o Perhitungan Kurva Hidrostatik (Hidrostatic Curve)
o Perhitungan Pemakaian daya listrik.
o Perhitungan scantling
o Perhitungan Bobot Mati (DWT Calculation)

6) Memiliki dan menyampaikan jadwal dan jangka waktu pelaksanaan


pekerjaan sampai dengan serah terima pekerjaan

7) Menyampaikan kesesuaian antara spesifikasi teknis yang ditawarkan


dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
Adapun spesifikasi teknis yang dipersyaratkan untuk peralatan utama
adalah :
a) Mesin induk
o Marine diesel engine
o 4 stroke
o Daya ± 1300 hp @ ± 2100 rpm
b) Diesel Generator
o Marine use
o Capacity : min. 65 kVA – 50 Hz
c) Emergency Genset
o Marine use
o Capacity : min. 30 kW – 50 Hz
d) Pompa Bilga
o Daya : ± 3 kW
o Penggerak motor AC
o Dilengkapi 1 unit pompa tangan
e) Fuel transfer pump dan F. 0 Purifier
o Fuel transfer pump kapasitas ± 1,5 kW, listrik AC, dilengkapi
dengan pompa tangan (darurat)
o F.O purifier dipasang
o pada system bahan bakar mesin.
f) Pompa bilas/sanitasi air laut
o pompa yang digunakan untuk mengalirkan air laut untuk keperluan
pendingin AC (air conditioning), dan pembilas WC.
g) Fresh Water Hydrophore
o pompa air tawar otomatis
o motor listrik AC
o untuk mengalirkan air tawar dari tangki air tawar untuk keperluan
kamar mandi dan dapur.
h) Pompa dinas umum/GS pump
o Kapasitas sesuai perhitungan
o motor listrik AC
i) Pompa sewage
o daya sesuai hasil perhitungan
o motor listrik AC
o dilengkapi 1 (satu) unit pompa arus listrik DC
j) Pompa pemadam kebakaran
o Penggerak sendiri (independent system)
o Dilengkapi water canon
o Jangkauan semprotan min. 2x panjang kapal
k) Pompa celup arus listrik DC (submersible pump)
o kapasitas ± 1500 gph
l) Rubber boat
o Kapasitas 6 (enam) orang
o Outboard motor min. 25 hp
o Dilengkapi deck crane
m) AC central
o Marine use
o Daya ± 10 kW
o Pendingin air laut

8) Memenuhi standar dan ketentuan sebagai berikut :


a) Standar produk yang digunakan yaitu Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)
dan atau Standar Nasional Indonesia (SNI);
b) Barang yang ditawarkan memiliki sertifikat telah memenuhi standar
biro klasifikasi Indonesia (BKI) terutama peralatan utama.
c) Menyampaikan identitas barang yang ditawarkan meliputi Merk, Jenis,
Tipe dengan lengkap dengan jelas.
d) Melampirkan brosur dari setiap barang yang ditawarkan;
e) Mengasuransikan selama masa pembangunan sampai dengan
penyerahan kapal
f) Memiliki Surat Dukungan dari tiap-tiap barang yang ditawarkan
9) Mampu menyediakan layanan purna jual selama masa pemeliharaan
minimal 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari kalender sejak serah terima
pertama (provisional hand over/PHO)

3. Persyaratan Kemampuan Keuangan


a. Melampirkan Neraca Keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik atau
Lembaga Independen lainnya, khusus untuk Peserta Non Kecil;
b. Memiliki Sisa Kemampuan Nyata (SKN) paling kecil 50% (lima puluh persen)
dari nilai HPS

H. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Biaya untuk pembayaran pekerjaan pembangunan kapal patroli kelas III aluminium 2
Unit adalah sebesar Rp 68.000.000.000,- (Enam Puluh Delapan Milyar Rupiah) yang
dan dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) bersumber dana
SBSN tahun anggaran 2022 sampai dengan tahun anggaran 2023, dengan rincian
sebagai berikut:

1. Anggaran Tahap I pada tahun 2022 sebesar Rp.56.440.000.000,- (Lima Puluh


Enam Miliar Empat Ratus Empat Puluh Juta Rupiah) dengan lingkup kegiatan:
a. Pekerjaan Lambung;
b. Perlengkapan Lambung;
c. Tangki-Tangki Lepas;
d. Instalasi Mesin;
e. Motor bantu dan Pompa-Pompa;
f. Instalasi Pipa;
g. Perlengkapan Interior;
h. Ventilasi;
i. AC Central;
j. Perlengkapan Tambat;
k. Instalasi Listrik;
l. Perlengkapan Akomodasi.

2. Anggaran Tahap II pada tahun 2023 sebesar Rp 11.560.000.000,- (Sebelas


Miliar Lima Ratus Enam Puluh Juta rupiah) dengan lingkup kegiatan:
a. Motor bantu dan Pompa-Pompa;
b. Instalasi Pipa;
c. Perlengkapan Interior;
d. Alat Keselamatan SAR;
e. Alat Keselamatan Kapal;
f. Alat Pemadam Kebakaran;
g. Perlengkapan Navigasi dan Komunikasi (GMDSS)
h. Perlengkapan Inventaris;
i. Perlengkapan Dapur;
j. Peluncuran, Inclining Test, Familiarisasi, Survey Klas
k. Pengiriman ke Lokasi.

DIREKTUR KESATUAN PENJAGAAN LAUT DAN PANTAI

Ir. AHMAD, M.MTR


NIP. 19670317 199403 1 001

Anda mungkin juga menyukai