Pemanfaatan Satellite Derived Bathymetry

(SDB) untuk Pemenuhan Kebutuhan Informasi Batimetri dan

Spesifikasinya serta Keberterimaannya oleh IHO

Oleh:
Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL

Jakarta, 04 September 2020

 Outline:

- Latar Belakang
- Regulasi Internasional
- Lesson Learn
- Data Assessment
- Implementasi SDB dlm Peta laut
 LATAR BELAKANG
PUSHIDROSAL’s
Products :
Paper Chart 581 numbers,
ENC 543 cell
and Nautical Publication (21)
– SEPTEMBER 2020

Paper Electronic
Nautical Publication

 Total Wilayah Indonesia : 8,3 juta km²

 Luas Perairan Indonesia : 6,4 juta km².
 Luas Daratan : 1,9 juta km².
 Jumlah Pulau : 17.504 Pulau.
Perkembangan Kepadatan Lalulintas Pelayaran
di Perairan Indonesia

TH. 2013 TH. 2014

TH. 2015 TH. 2016

PERDAGANGAN LAUT (TUNTUTAN IMO)
Timeline Pemberlakuan Kewajiban Kapal Berlayar Dengan ECDIS/ENC

ECDIS carriage timetable

2009 - largest containership 15,500 TEU

2009 - largest cruise ship 3959 passengers

2015 - largest containership 19,224 TEU (24% increase)

2015 - largest cruise ship 6360 passengers (60% increase)
 RESIKO BILA TIDAK DILAKSANAKAN FUNGSI HIDROGRAFI
 UNCLOS 1982, Pasal 5, 16, 22, 24, 41, 47, 75, 84, 94, 135 mengharuskan adanya layanan Hidrografi
 RESOLUSI PBB, Pasal 21 dari resolusi unit A/RES/53/32 (sesi ke-53 Sidang Umum PBB November 1998)
 MANDATORY IMO AUDIT SHEME
(sanksi bagi kelalaian Indonesia dalam menyiapkan layanan keselamatan maritim (Maritime Safety Information)
 Konvensi Solas 1974, chapter v (safety of navigation), regulation 9, bahwa setiap negara pantai yg telah
meratifikasi ketentuan ini wajib memiliki lembaga hidrografi

 no ship sails safely

 no port is built Kawasan Perairan Indonesia The Need For
 no coastal infrastructure is developed
dapat menhaden “dark National
 no marine environmental plan is implemented Hydrographic
 no coast or island is defended
area” yang dapat Services, M-2
 no marine rescue is attempted
mengakibatkan biaya IHO
asuransi tinggi untuk
 no inundation model is developed
perdagangan internasional.
 no maritime boundary is delimited or enforced
 TUNTUTAN TUGAS LEMBAGA HIDROGRAFI NASIONAL
Fungsi Hidrografi Publik
• Fungsi Pelayanan Umum : memberikan jaminan
keselamatan navigasi pelayaran di seluruh wilayah
perairan yurisdiksi nasional
• Fungsi Penerapan Lingkungan Laut
• Fungsi Diplomasi

Bertanggung jawab atas :

• Membuat Peta Laut, Peta Tematik dan Dokumen
serta Publikasi Lainnya
• Mengumpulkan Data Georeferensi
• Memutakhiran Database
• Produksi, Distribusi dan Updating Peta Laut serta
Publikasi Lainnya
• Penyebaran Informasi Keamanan Maritim
 ZOC
 ZOCs adalah sebuah “charting standard” dan
bukan hanya “hydrographic survey standard”

 Tidak digunakan utk menentukan standar

survey atau manajemen kualitas data.

 Mengacu pd errors akhir dr kedalaman dan

memasukkan nilai-nilai error dr survey serta
error lain yg terjadi saat proses pembuatan
peta.
 ZOC (ZONE OF CONFIDENCE)

 Dikembangkan oleh IHO untuk menyediakan

sebuah nilai tengah dari klasifikasi data batimetri
Beberapa contoh kasus kualitas data

• Peta No 509
• Peta No 123
• Peta No 173
• Peta No 139
Analisa Imprecise Shoal Area dan SDB menggunakan citra Sentinel-2 pada area kapal kandas
yang dilaporkan UKHO

Peta No. 509

MV. EDELWEISS

Double badge 2892

Sentinel 2
 KAPAL KANDAS PADA POSISI 21/08:36LTAT
POSITION LAT=04 48.576S,LONG=119 11.417E

Bulk Carrier Amber L (Liberia)

Kami telah menerima pertanyaan singkat
terkait dengan kandasnya kapal Bulk Carrier
Amber L di posisi 4-48.576S 119-11.417E pada
akhir pekan. ID300139 mengkover area ini.
Meski banyak kedangkalan ditampilkan di
sekitar area tersebut, posisi kandasnya kapal
pada kedalaman 30-50 m (sesuai tercantum
di peta).
PERAIRAN SULAWESI SELATAN

Position MV Amber L
Grounding

Koordinat

Sentinel 2
 HASIL PENAMPALAN CITRA
SATELIT DENGAN PLI NO. 173
 INTERNATIONAL REGULATION

Pada standardisasi S–4 IHO tidak disebutkan

standarisasi data untuk SDB dan menjelaskan
ketentuan penggunaan data SDB pada peta laut.

Tapi, ketentuan metode data SDB mengacu pada:

The IHO-IOC GEBCO Cook Book

IHO Publication B-11
IOC Manuals and Guides,63 December 2015
Mengacu pada IHO-IOC GEBCO Cook
Book:
Buku ini menjelaskan langkah-langkah,
metode-metode (teknik-teknik), dan
perangkat lunak yang digunakan untuk
menghasilkan data SDB yang baik.

IHO-IOC GEBCO Cook Book Chapter

11.0 Page 245.
Bab ini menjelaskan prosedur langkah
demi langkah penggunaan citra satelit
Landsat 8. Prosedurnya dijelaskan
dalam sebuah ESRI ArcMap
environment berikut langkah – langkah Where, we use Landsat 8 and Sentinel 2 data
penting penggunaanya.
 B-424.7 Imprecise Shoal Areas. Penting untuk menggambarkan area
kedangkalan yang telah diketahui atau yang diduga, sehingga pelaut
dapat menghindarinya, bahkan saat kedalaman sebenarnya tidak dapat
Regulated in S-4 IHO ditampilkan karena keterbatasan sumber data. Di daerah di mana data
Section B-424.7 survei hidrografi yang andal sangat terbatas atau tidak ada,
Imprecise Shoal Area dimungkinkan untuk mengidentifikasi daerah dangkal dengan mengacu
pada sumber lain, misalnya: citra satelit; altimetri; data gravimetri. Area –
area seperti itu bisa berbahaya untuk bernavigasi di permukaan atau
hanya untuk operasi di bawah permukaan laut.
Jika tingkat kepercayaan pada data rendah, area tersebut harus
digambarkan (di peta) dengan warna biru air dangkal, tanpa membatasi
garis, garis bahaya, atau kontur. Hal ini untuk menghindari pemahaman
bahwa seluruh wilayah atau kedalaman kedangkalan telah ditetapkan
dan juga menghindari pertentangan jenis garis dengan kedangkalan
apapun dari sumber lain yang dipetakan yang mungkin terletak di dekat
atau di dalam area.
Sebuah catatan penjelasan harus
disertakan pada peta laut, contohnya:
Gambaran Imprecise Shoal Area
pada ENC dan Peta Laut Kertas
 11th CSPWG MEETING
SATELLITE DERIVED BATHYMETRY 28 April, 2015
...KEDALAMAN YANG DIPROSES DARI CITRA OPTIK SATELIT…

 Digunakan saat dimana ketidak tersediaan data survei

modern
 Telah dikembangkan sejak tahun 1970 akhir
 Teknologi maju terkini (Resolusi yang telah berkembang dan
Multi-Spectral Band)
 Sumber data dengan biaya rendah
TINGKAT KUALITAS SDB
 CAKUPAN YANG BAGUS
Meski tidak sebagus Multibeam Echosounder, namun lebih bagus
dari Singlebeam Echosounder dan Leadline Survey

 OBYEK LEBIH BAGUS DARIPADA LEADLINE

Tidak lebih bagus dari Singlebeam dengan SSS atau Multibeam

 AKURASI POSISI YANG BAGUS

Sama dengan MBES dan SBES.

 AKURASI KEDALAMAN
Tidak lebih bagus dari MBES, SBES, dan lead line
PELAJARAN YANG BISA DIAMBIL
Kerja Sama Pushidrosal TNI-AL dengan Pusat Pemanfaatan
Penginderaan Jauh LAPAN

 Membentuk forum Kerjasama

tentang SDB di perairan
Indonesia

 Tutorial pemprosesan data

menggunakan citra
beresolusi tinggi

 Penilaian kompetensi untuk

ahli SDB

DELTA METER DELTA METER

AVERAGE 0.30700 AVERAGE 0.07988
MINIMUM 0.00106 MINIMUM 0.00029
MAXIMUM 3.06566 MAXIMUM 1.42787
CATEGORY % CATEGORY %
ORDO KHUSUS 52.76596 ORDO SPECIAL 93.52831
ORDO 1A/1B 27.37589 ORDO 1A/1B 4.542626
ORDO 2 13.61702 ORDO 2 1.555694
EXCLUDE 6.241135 EXCLUDE 0.186683
 PENELITIAN UKHO
 MENGGUNAKAN DATA MBES SEBAGAI BENCHMARK
(STANDARD ACUAN)
 CONTOH PERAIRAN YANG JERNIH, KEDALAMAN
BERVARIASI, DENGAN SEBUAH CAMPURAN PASIR
SEDERHANA DAN KORAL YANG KOMPLEKS
 DATA MBES BERDASARKAN PADA ORDO KHUSUS 1A
DAN CATZOC A1 (S44-IHO)
 FOTO – FOTO SATELIT SELAMA SURVEY DAN
MENGGUNAKAN THE WORLD VIEW-2 DENGAN
RESOLUSI 2 METER
 KOREKSI PASUT MENGGUNAKAN PENGAMATAN
MANUAL
 DATA DIOLAH DENGAN PERUSAHAAN JASA
 KAJIAN AKURASI SDB DIBANDINGKAN DENGAN MBES
DAN KEMAMPUAN SDB UNTUK IDENTIFIKASI
PEMERUMAN (PADA AREA) KRITIS
MBES
PERBEDAAN
DENGAN HASIL
PEMERUMAN KRITIS ≤
0.7 Meter

PERBEDAAN
DENGAN HASIL
PEMERUMAN LAIN ≤

SDB 2 Meter
 AKURASI MODEL PERMUKAAN DENGAN WARNA LAIN

HASIL DARI PERBEDAAN –

PERBEDAAN INI ADALAH
DISESUAIKAN BERDASARKAN
CATZOC :

 97% CATZOC C DENGAN

GROUND TRUTH
 79% CATZOC C TANPA GROUND
TRUTH
 UNTUK AKURASI HORISONTAL 5
Meters SANGAT TEPAT MASUK
CATZOC C BEDA ≤ 2 Meters WARNA HIJAU
WARNA KUNING LEBIH DALAM DAN WARNA MERAH LEBIH DANGKAL
Implementasi SDB Pada Peta Laut Indonesia
Current SDB Implementation in Pushidrosal
SDB Coverage Area
for Indonesian
Bathymetry Chart
Verification

• Targeted 300 areas in

2020 with total 200
km² coverage area,
approximately 60.000
km² area can be
covered in 1 year.
PULAU LIRANG, BATAS NKRI - RDTL

Referensi :
Peta Laut Indonesia no. 117 sekala 1: 500.000
Citra Satelit Sentinel2 19 Agustus 2019
 HASIL PENGOLAHAN TD-112- P LIRANG

-0.5

19
Citra Satelit Sentinel 2, 19 Agust 2019 Hasil Pemodelan SDB Koordinat TD.112 pada LLT Survei th 2005 pd
Resolusi spasial 10 meter koordinat 125°44'6.206"E 8°3'43.937"S, hsl SDB
Menunjukkan koordinat berada kontur kedalaman 0
AREA KONSERVASI, TAMAN WISATA WAKATOBI

Referensi :
Peta Laut Indonesia nomor 317 sekala 1: 200.000
Citra Satelit Sentinel 20 November 2019
 Implementasi SDB Pada Peta Laut
Data SDB pada peta 318
(TELUK MEKONGGA TO SELAT
TIORO AND PULAU KABAENA)

Regulated in S-4 IHO

Section B-424.7
Imprecise Shoal Area
 COLLECTING DATA – DELINEATION IMPRECISE SHOAL AREA

Karang Lamulu
Area – area ini (Imprecise
Shoal Area) harus dipetakan
sebagai sebuah area
dengan warna biru air
dangkal, tanpa batas garis,
garis bahaya atau kontur Karang Boisebola

Karang Basa
Collecting Data – Delineation Imprecise Shoal Area
Collecting Data – Delineation Imprecise Shoal Area
 Peta Laut No. 318
ALASAN
TELUK MEKONGGA HINGA SELAT TIORO DAN PULAU KABAENA
1. Kedangkalan teridentifikasi di
area ini,
SEBELUM SESUDAH
2. Area dangkal yang didapat dari
satelit tampak lebih luas, dan
3. Masukan data SDB
(pemeruman) untuk
menyediakan dan mendukung
pada area yang dangkal.
LIHAT CATATAN PADA PETA
Data SDB pada PLI no 318 (TELUK MEKONGGA KE SELAT TIORO
DAN PULAU KABAENA)

PLI no 318 mengandung data SDB dan

imprecise shoal area.

1. Area SDB dijelaskan dengan garis putus-

putus berwarna magenta
2. PLI no 318 mengandung data SDB yang
diletakkan pada area dangkal yang tidak
terjangkau tim survei lapangan.
3. Data SDB ditulis dengan tulisan biasa
Data SDB pada PLI no 318 (TELUK
MEKONGGA KE SELAT TIORO DAN
PULAU KABAENA)
 Peta Laut No.373 R3
PULAU-PULAU TAKABONARATE; PULAU-PULAU PASITELU
“Peta Laut pertama yang memuat data SDB”
SEBELUM SESUDAH Penjelasan dengan “lihat catatan pada Peta Laut”

ALASAN
1. Pada area tersebut, belum
pernah disurvei; dan
2. Kedangkalan teridentifikasi
pada area ini.
LIHAT CATATAN PADA PETA LAUT
PETA LAUT No. 185
PAPUA-PANTAI BARAT; SELAT SELE BAGIAN UTARA

SEBELUM SETELAH ALASAN

1. Kedangkalan teridentifikasi di
area ini,
2. Area dangkal yang didapat dari
satelit tampak lebih luas, dan
3. Masukan data SDB
(pemeruman) untuk
menyediakan dan mendukung
pada area yang dangkal.

LIHAT CATATAN PADA PETA

Peta Laut No. 171 R2 ALASAN
1. Kedangkalan teridentifikasi di
TELUK SANGKULIRANG area ini,
2. Area dangkal yang didapat dari
SEBELUM satelit tampak lebih luas.

LIHAT CATATAN PADA PETA

SETELAH
 Kesimpulan
 DATA SDB SANGAT MEMBANTU UNTUK MENGIDENTIFIKASI DATA AREA YANG DANGKAL,
BAHAYA - BAHAYA NAVIGASI PELAYARAN, HALANGAN / RINTANGAN, DATA PEMBANDING
UNTUK SURVEI SEBELUMNYA;
 PADA PENGOLAHAN DATA SDB, DIBUTUHKAN SUMBER DATA LAIN SEBAGAI DATA
(PEMERUMAN) PEMBANDING
 GALAT (KETIDAKPASTIAN) SEMAKIN BESAR SEIRING DENGAN BERTAMBAHNYA
KEDALAMAN
 PADA KAJIAN UKHO, HANYA KEDALAMAN DIBAWAH 15 METER DIANGGAP BAGUS,
NAMUN HASIL TERSEBUT BISA BERBEDA SESUAI AREA DAN CITRA SATELIT DAN
TERGANTUNG PADA DATA GROUND TRUTH
 MESKI SDB TIDAK MEMENUHI STANDARD S-44, TAPI KEBANYAKAN HASILNYA MASUK
DALAM KATEGORI CATZOC C DAN LEBIH BAGUS DARI LEADLINE SURVEY
 AKURASI SDB SEKITAR 2-3 METER
 CAUTIONARY AREA NOTES
 SDB TIDAK BISA MENGHAPUS KEDANGKALAN EXISTING
 PENAMBAHAN INFORMASI DIAGRAM SUMBER DATA SDB

Presiden IHO : ….” Lebih baik daripada tidak ada (data) sama sekali ”…
TERIMA KASIH

“Hydrography is much more than just nautical chart.

Hydrography is the key of economic gate and
the spearhead on national maritime defence.”