Anda di halaman 1dari 54

LEMBAGA PENERBANGAN DAN

ANTARIKSA NASIONAL

PEMODELAN BATIMETRI BERBASIS


DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH

Kuncoro Teguh Setiawan, S.Si.,M.Si.


Tim Batimetri Pusfatja

BINDER SERI #12 - PUSFATJA LAPAN 2020


Materi Presentasi

Batimetri

Data Satelit Penginderaan jauh


Pemodelan Batimetri
BATIMETRI
Apakah BATIMETRI itu ?
Batimetri adalah studi dan pemetaan
dasar laut, yang melibatkan perolehan
pengukuran kedalaman laut dan setara
dengan pemetaan topografi bumi.
Batimetri mengukur kedalaman air di
Sumber: Global Bathymetri Gebco
Lautan, Sungai atau Danau.
(Oceanservice.noaa.gov)

Sumber : DEMNAS

Sumber foto: thpanorama Sumber : Pusfatja


Sumber Informasi BATIMETRI

Echosounder
(MBES –SBES) Satelit Inderaja
Light Detection and Ranging
(LIDAR)
Pemanfaatan Informasi BATIMETRI
Mendukung agenda pembangunan nasional dalam memperkuat ketahanan
ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan melalui
keterpaduan kebijakan lintas sektor. (kemaritiman, kelautan dan perikanan,
pengelolaan sumber daya alam, pariwisata)
DATA SATELIT
PENGINDERAAN JAUH
Apakah PENGINDERAAN JAUH itu ?
a. Sistem pasif: sistem yang
menggunakan sinar
matahari.
Penginderaan Jauh adalah ilmu
dan seni untuk memperoleh
informasi tentang obyek, daerah,
atau fenomena dengan jalan
menganalisis data yang b. Sistem aktif: sistem yang
diperoleh dengan menggunakan menggunakan tenaga
alat tanpa kontak langsung buatan seperti gelombang
terhadap obyek, daerah, atau mikro.
fenomena yang dikaji.
Lillesand dan Kiefer (1979)
DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH
RESOLUSI SPASIAL

Ukuran
terkecil
objek

RESOLUSI
SPEKTRAL
Kerincian
panjang
gelombang
yang digunakan
dalam
Sumber: http://gsp.humboldt.edu/OLM/Courses/GSP_216_Online/lesson3-
perekaman 1/resolution.html
DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH
RESOLUSI
RADIOMETRIK
Kepekaan sensor
terhadap
perbedaan terkecil
dari kekuatan sinyal
216 = 65,536
levels
RESOLUSI TEMPORAL
Waktu antara dua
data yang diakuisisi
secara berurutan
pada area yang Sumber: Data Landsat
PEMODELAN
BATIMETRI
DASAR PEMODELAN
BATIMETRI BERBASIS SATELIT (BBS)
Intensitas panjang gelombang cahaya yang memasuki
suatu medium akan mengalami pelemahan secara
eksponensial sesuai dengan panjang lintasan yang
dilaluinya (Hukum Beer)
Id = I0 . e -kp Id adalah Intensitas cahaya
yang tersisa setelah melalui
I0 Id panjang lintasan p
I0 adalah intensitas
cahaya datang
K adalah koefisien pelemahan
p
PEMODELAN BBS
Pendekatan Citra Satelit
 Gelombang yang digunakan adalah Gelombang Elektromagnetik
 Medium yang dikaji adalah kolom air
 Intensitas gelombang adalah Nilai Radian/Reflektansi dari Citra
Satelit
 K adalah koefisien atenuasi
 Panjang Lintasan P adalah kedalaman perairan
 Dilakukan Pendekatan 2 buah Pemodelan untuk mendapatkan
Informasi Batimetri Berbasis Satelit yaitu MODEL EMPIRIK dan
MODEL SEMI ANALITIK
Skema Pemodelan BBS

Citra:
1. WorldView-2
2. SPOT 6
3. SPOT 7 Bentanglahan/
PEMODELAN: Landscape:
4. Landsat 8
1. Empirik 1.Vulkanik
2. Semi Analitik 2. Tektonik
3. Terumbu

Batimetri
Berbasis
Satelit
PENDEKATAN PEMODELAN BBS
di Indonesia
Sumber: Pusat Survei Geologi. 2006. Klasifikasi
Bentanglahan

Penting bagi Indonesia:


17.504 pulau
Garis Pantai 108.000 km
Perairan 6.400.000km2 (77%)
Sumber: Kemekomarves, 2018 Asriningrum W, 2009
LOKASI PENELITIAN

Karimunjawa, Tektonik

Setokok (WV-2)

Mansuar (WV-2)
Karimunjawa
(SPOT 6) Bawean (WV-2)
Dasar Model EMPIRIK

Sumber : Kanno, 2011)


BEBERAPA MODEL EMPIRIK
 Metode Multi Linier Regresi (MLR)
h = β0 + βblue.Xblue + βgreen.Xgreen + βred.Xred
 Model Semiparametrik menggunakan Koordinat Spasial
(Kanno - STR)
h = β0 + βblue.Xblue + βgreen.Xgreen + βred.Xred + t(z) + X
 Random Forests (RF)
𝒎 𝒎 𝒎
𝟏 𝟏 𝟏
𝐡 = ෍ 𝑾𝒋 𝑿𝒃𝒍𝒖𝒆 , 𝑿𝒃𝒍𝒖𝒆 ′ + ෍ 𝑾𝒋 𝑿𝒈𝒓𝒆𝒆𝒏 , 𝑿𝒈𝒓𝒆𝒆𝒏 ′ + ෍ 𝑾𝒋 𝑿𝒓𝒆𝒅 , 𝑿𝒓𝒆𝒅 ′ + 𝜺
𝒎 𝒎 𝒎
𝒋=𝟏 𝒋=𝟏 𝒋=𝟏

 Metode rasio band memanfaatkan kanal biru dan hijau


Citra Satelit

Diagram Alir
Model Empirik
Kedalaman Insitu

Model Empirik

Regresi
(m)

Indeks Kedalaman
Batimetri Bawean (WV-2 - 11 Juli 2016)
Metode RF Metode SMP Metode STR

Tipe Bentanglahan
WorldView-2
RGB 532 Vulkanik
Scatter Plot Batimetri WV-2 Bawean

8948 Data 100 Data 100 Data

R2 0,9468 R2 0,9369 R2 0,9457


Metode RF Kanno SMP Kanno STR

RMSE 2,3693 m RMSE 2,5334 m RMSE 2,3795 m


Analisa Akurasi
Bawean, Gresik

(Hartuti et al, 2017 - 2019)


(Pusfatja-Pushidrosal)
Batimetri
di Malaysia
(Said et al,
Batimetri Bawean dengan Metode RF
LANDSAT -8

SPOT-6

LANDSAT -8

0 Kedalaman (m) 20
Batimetri Setokok (WV-2 / 28 April 2014)

Metode RF Kanno SMP Kanno STR

Tipe Bentanglahan
Tektonik
Kanno SMP

Scatter Plot & Akurasi R2 0,3318 R2 0,2772


Setokok
100 200
Metode RF
RMSE 7,2060 m RMSE 4,8723 m
R2 0,6865 R2 0,6241

Kanno STR
13207 10246
R2 0,6272 R2 0,6888
RMSE 4,7087 m RMSE 3,6496 m
100 200

RMSE 5,2854 m RMSE 3,1818 m


Analisa Akurasi
Setokok, Batam

(Hartuti et al, 2017 - 2019)


(Pusfatja-Pushidrosal)
Batimetri
di Malaysia
(Said et al,
Batimetri Mansuar dari WV-2 (30 Mei 2015)

Kanno SMP Kanno STR


Manessa RF
R2 0,9426 R2 0,9757
R2 0,966
1000 Data 1000 Data
9639 Data RMSE 2,4379 m RMSE 1,5857 m
RMSE 1,9061 m Tipe Bentanglahan Terumbu
Scatterplot batimetri SPOT-6 Mansuar
RF SM
P

6971 Data

ST TN
R P

500 Data
Scatterplot Batimetri SPOT-6 Mansuar

RF SM
P

ST TN
R P

Sampel: 2000 data


Kedalaman <= 20
m
Analisa Akurasi
Mansuar, Raja
Ampat

(Hartuti et al, 2017 - 2019)


(Pusfatja-Pushidrosal)
Batimetri
di Malaysia
(Said et al,
Penerapan MODEL EMPIRIK Metode RASIO BAND
Proses Pengolahan Informasi Batimetri

Selat Lembeh, Pulau Bitung


Penerapan MODEL EMPIRIK Metode RASIO BAND
Proses Pengolahan Informasi Batimetri

Gili Matra, Lombok


LANDSAT 8, 10 Juni 2018 Karimunjawa, Jepara
LANDSAT 8, 13 Sept 2019
Penerapan MODEL EMPIRIK Metode RASIO BAND
Proses Pengolahan Informasi Batimetri

Teluk Saleh, NTB Labuan Bajo, NTT


LANDSAT 8, 2020 LANDSAT 8, 2020
DASAR Model Semi Analitik
Metode BENNY DAWSON (BD)
-kp Untuk air dengan kedalaman d,
Id = I 0 . e panjang jalur P = d + d.cosec(E’)
Dapat di tulis menjadi = d(1 + cosec(E’)).

Dengan asumsi bahwa energi gelombang


yang dikembalikan ke sensor oleh pantulan
objek (R) dari atmosfer adalah sama di
perairan dalam serta diperairan dangkal
Total energi gelombang (L) yang direkam
oleh sensor adalah

Dimana Ld = Pantulan dari atmosfer


Model Semi Analitik
Metode BD

Rasio cahaya dari dua kedalaman yang berbeda, x dan y :

Dengan asumsi tipe dasar yang sama dan refleksinya sama,


Jika kita berikan y = 0 (pada kedalaman air yang sangat dangkal), maka Ly
menjadi L0,untuk kedalaman X dengan mengambil logaritma natural didapat:
Dihasilkan
Model Semi Analitik
Metode BD

Dimana :
Lx = sinyal yang direkam oleh sensor dari air kedalaman
x,
Ld = sinyal yang direkam oleh sensor dari air dalam (> 30
m),
L0 = sinyal yang direkam oleh sensor dari air dangkal,
k = koefisien atenuasi,
E‘ = sudut pembiasan pada permukaan air laut
Pengolahan Data Model Semi
Analitik
Data SPOT 6
Metode BD
Data Kedalaman
RGB 321
Insitu
6 Juni 2019 Sept 2019

Data Pasang Surut


Data Pengukuran Spektral
Diagram Alir
Semi Analitik
Hasil Metode Benny Dawson
SPOT 6 (06 Juni 2019)

Koefisien Atenuasi Kd

STA Biru Hijau Merah


1 0.169 0.189 0.401 Nilai Biru Hijau Merah
2 0.02 0.03 0.392 Spektral
3 0.066 0.074 0.438 Lo 0.10975 0.13625 0.12825
4 0.066 0.077 0.352 Ld 0.0092 0.0058 0.0046
Rata2 0.08025 0.0925 0.39575 Cosec E’ 1.8439
Hasil Metode Benny Dawson
SPOT 6 (06 Juni 2019)

Band Biru Band Hijau Band Merah


Hasil Metode Benny Dawson
SPOT 6 (06 Juni 2019)

Kedalaman Insitu
(m)
Kedalaman Absolut
(m)
Band Biru
Hasil Metode Benny Dawson
SPOT 6 (06 Juni 2019)

Kedalaman Insitu
(m)
Kedalaman Absolut
(m)
Band Hijau
Hasil Metode Benny Dawson
SPOT 6 (06 Juni 2019)

Kedalaman Insitu
(m)
Kedalaman Absolut
(m)
Band Merah
Hasil Metode Benny Dawson
SPOT 6 (06 Juni 2019)

1 1 1

2 2 2

3 3 3

Band Biru Band Hijau Band Merah


Setiawan et al, 2020 - Tim Batimetri Pusfatja
Hasil Metode Benny Dawson
SPOT 7 (18 Mei 2017)

Pemakaian Nilai K
dari Rasio Band
Biru
dan Hijau

Band Biru Band Hijau Band Merah

0 – 11,45 m 0 – 10,49 m 0 – 9,72m


Akurasi Model BD SPOT 7 (18 Mei 2017)

Setiawan et al, 2019 - Tim Batimetri


Akurasi Model BD SPOT 7 (18 Mei 2017)

Setiawan et al, 2019 - Tim Batimetri Pusfatja


Hasil Metode Benny Dawson
SPOT 6 (06 Juni 2019)

Pemakaian Nilai K
dari Rasio Band
Biru
dan Hijau

Band Biru Band Hijau Band Merah

0 – 12,34 m 0 – 13,43 m 0 – 13,21m


Akurasi Model BD SPOT 7 (06 Juni 2019)

Setiawan et al, 2019 - Tim Batimetri


Akurasi Model BD SPOT 7 (06 Juni 2019)

Setiawan et al, 2019 - Tim Batimetri Pusfatja


Kesimpulan
 Kajian BBS dengan model empirik mampu menghasilkan
informasi batimetri dengan menggunakan beberapa data
citra satelit dengan korelasi lebih dari 0,9.
 Penggunaan Data Kedalaman Insitu sangat mempengaruhi
hasi BBS dengan model empirik
 Kajian BBS dengan model analitik (Benny Dawson) mampu
menghasilkan informasi batimetri dengan menggunakan
citra satelit SPOT 6 dan SPOT 7 dengan korelasi lebih dari
0,7
 Penentuan nilai koefisien atenuasi sangat berpengaruh
dalam penetuan hasil informasi BBS
Saran
 Perlu dilakukan pengembangan model empirik lanjutan
(terkait perubahan lokasi yang mengacu konsep bentang
lahan dan penyempurnaan metode) untuk penetuan model
yang terbaik untuk diseluruh perairan laut di Indonesia
 Kajian Produksi Informasi batimetri berbasis satelit sudah
mulai dilakukan
 Perlu dilakukan Kajian Pemodelan Koefisien atenuasi yang
memadukan AOP dan IOP untuk bias diterapkan di perairan
Laut Dangkal di Indonesia
SAATNYA BERBAGI
HADIAH…..
Quis 1: Sebutkan 2 Jenis Pemodelan
Batimetri Berbasis Satelit (BBS) yang sedang
dilakukan Tim Batimetri Pusfatja?

Anda mungkin juga menyukai