Anda di halaman 1dari 12

Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-22

Universitas Halu Oleo, Kendari, 01 – 03 November 2019

RENCANA PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN


PENYEBERANGAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA
Melkisedek Imanuel Toto
Program Studi Diploma IV Sekolah Tinggi Transportasi Darat
Email: noeeldel@gmail.com

ABSTRAKSI
Pelabuhan Rasau Jaya di Kabupaten Kubu Raya Jaya sangat aktif melayani mobilisasi barang dan penumpang
dari Kabupaten Kayong Utara menuju Kota Pontianak. Jarak dan waktu tempuh moda perairan yang lebih
pendek dan efisien menjadi faktor utama pemilihan moda ini. Permasalahan yang terjadi di pelabuhan ini berupa
fasilitas pelabuhan sisi darat, manajemen operasional pelabuhan penyeberangan belum sesuai standar dan
jumlah kapal tidak dapat mengakomodir semua demand yang ada (overload dan tidak terangkut).
Data produksi pelabuhan selama 11 tahun digunakan untuk menganalisa faktor – faktor pengembangan
pelabuhan dengan analisis trendline, analisis dimensi ideal fasilitas darat, penataan zonasi, manajemen arus lalu
lintas di area pelabuhan, menganalisa pola operasi kapal (sail time, ship turn around time, round trip time, load
factor, frekuensi keberangkatan, kemampuan trip dan kebutuhan kapal). Analisis kinerja dermaga dengan
metode Berth Occupancy Ratio tambatan tunggal.
Dari hasil perhitungan untuk rencana pengembangan pelabuhan tahun 2019 dan tahun 2029 diperoleh dimensi
ideal gedung terminal tahun rencana : 219 m2 dan 952 m2. Dimensi total area parkir tahun rencana : 1831 m2
dan 5376 m2. Kebutuhan kapal ideal tahun 2019 : 3 kapal (GRT 296). Nilai BOR tahun 2019 sebesar 58,28 %
. Dengan scenario 2 analisa pola operasi kapal menggunakan kapal (GRT 500) serta simulasi mengoptimalkan
waktu operasi pelabuhan diperoleh kebutuhan kapal ideal tahun 2029 sebesar 1 kapal 2 trip perhari dan
diperoleh nilai BOR : 34,29 % . Penelitian ini memberi pilihan rencana pengembangan fasilitas pelabuhan ideal
dalam mengakomodir demand yang ada serta menyesuaikan finansial operator kapal dan pengelola Pelabuhan
Rasau Jaya.

Kata Kunci : Pelabuhan penyeberangan, Load factor, Trendline, Berth Occupancy Ratio

ABSTRACT
Ferry port Rasau Jaya located in Kubu Raya Regency very active service mobilization goods and passengers
from the North Kayong Regency towards Pontianak City. The distance and travel time is shorter with ferry
transport and efficiently, become a major factor of this modal transpor choice. The problems that occurred in
the form of port landside port facilities, ferry ports operational management has not been standardized and the
number of vessels can not accommodate all the demand that exists (overload and not transported).The
production data port for 11 years was used to analyze the factors - factors port development with analysis of
trendline, dimensional analysis ideal ground facilities, arrangement of zoning, traffic flow management in the
port area, analyze the pattern of operation of the ship (sail time, ship turnaround time, round trip time, load
factor, frequency departure, trip capabilities and needs of the ship). Analysis of the performance of the pier by
the method of single mooring Berth Occupancy Ratio.From the results of calculations for the port development
plan in 2019 and 2029 obtained ideal dimensions in the plan of the terminal building: 219 m2 and 952 m2. The
total dimensions of parking areas in the plan: 1831 m2 and 5376 m2. Ideal vessel needs in 2019: 3 vessels (GRT
296). BOR value in 2019 amounted to 58.28%. With the second scenario vessel operation pattern analysis using
vessel (GRT 500) , as well as the simulation time to optimize port operations, acquired ideal vessel needs 2029
amounted to 1 ship 2 trips per day and obtained values BOR: 34.29%. This study plan options ideal in the
development of port facilities to accommodate existing demand as well as financial adjusts ship operators and
managers of the Port Rasau Jaya.

Keywords: Ferry Port, load factor, Trendline, Berth Occupancy Ratio

1
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-22
Universitas Halu Oleo, Kendari, 01 – 03 November 2019

PENDAHULUAN
Kabupaten Kubu Raya yang dialiri jaringan Sungai Kapuas (1.086 Km) dan sungai kecil
lainnya yang dapat dilayari menjadi urat nadi jaringan transportasi daerah pedalaman yang
belum terkoneksi jaringan jalan. Pelabuhan Penyeberangan Rasau Jaya terletak di Kabupaten
Kubu Raya merupakan infrastruktur transportasi yang sangat massif melayani mobilisasi
barang dan penumpang. Pelabuhan ini sebagai akses primadona pemilihan moda dari
Kabupaten Kayong Utara menuju Kota Pontianak, waktu tempuh moda jalan raya (500 km)
dan moda kapal ferry sama sebesar 12 jam, moda kapal ferry lebih efisien khususnya untuk
kegiatan logistik. Kultur budaya masyarakat yang telah lama menggunakan sungai sebagai
alat transportasinya serta tingginya biaya pembangunan infrastruktur jalan raya sehingga
moda kapal penyeberangan sebagai alternatif pengembangan sitem transportasi yang handal.
Kondisi eksisting Pelabuhan Penyeberangan Rasau Jaya melayani dua (2) trayek yakni :
Trayek Rasau Jaya – Teluk Batang alur pelayaran sepanjang 133,34 Km (72 Nautical Mile)
waktu tempuh 12 jam frekuensi keberangkatan 2 kapal per hari. Trayek Rasau Jaya – Pinang
Luar alur pelayaran 0,8 km waktu tempuh ± 15 menit dengan frekuensi keberangkatan 10
trip per hari. Kondisi eksisting dilapangan pelayanan jasa tidak reliabel, demand dan supply
tidak seimbang, beberapa permasalahan dalam operasional pelayan jasa pelabuhan seperti :
1. dimensi gedung terminal dan area parkir terbatas; fasilitas gangway dan jembatan
timbang kendaraan atau portal pembatas tinggi kendaraan tidak tersedia; zonasi
pelabuhan dan manajemen pola arus lalu – lintas pelabuhan tidak tersedia,
2. Kebutuhan kapal tidak dapat mengakomodir semua demand (over loading).
Untuk mengantisipasi besarnya demand transportasi yang ada saat ini dan masa mendatang
perlu dilakukan pengembangan fasilitas dan sarana di Pelabuhan Rasau Jaya untuk memberi
pelayanan jasa transportasi yang handal kepada masyarakat dengan pengembangan fasilitas,
pola operasi kapal dan manajemen pelabuhan yang sesuai standar baku.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada dapat dirumuskan masalah pokok sebagai berikut :
1. Bagaimana kebutuhan fasilitas darat dan kapal pada tahun 2019 ?
2. Bagaimana kinerja dermaga Pelabuhan Rasau Jaya tahun 2019 ?
3. Berapa kebutuhan fasilitas dan kapal mengakomodir demand pada pada tahun 2029?
4. Bagaimana kinerja dermaga Pelabuhan Rasau Jaya pada tahun 2029 ?
5. Bagaimana cara pengembangan fasilitas darat pada tahun 2019 dan 2029?
Pembatasan Masalah
1. Penelitian tidak membahas mengenai analisis ekonomi: kelayakan investasi operator,
biaya operasional kapal, stabilitas pemuatan kapal, kedalaman alur pelayaran dan
keselamatan kapal secara detail ;
2. Penulis tidak membahas kebutuhan fasilitas sisi perairan secara mendetail seperti
pasang surut, dimensi kolam pelabuhan, spek teknis konstruksi dan tipe dermaga.

2
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-22
Universitas Halu Oleo, Kendari, 01 – 03 November 2019

Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kebutuhan fasilitas darat dan kapal ideal di Pelabuhan Penyeberangan Rasau
Jaya pada tahun 2019 ;
2. Mengetahui tingkat pemakaian dermaga tahun 2019 ;
3. Mengetahui kebutuhan fasilitas darat dan kapal ideal di Pelabuhan Penyeberangan Rasau
Jaya pada tahun 2029 ;
4. Mengetahui tingkat pemakaian dermaga tahun 2029 ;
5. Merencanakan kebutuhan fasilitas darat di Pelabuhan Penyeberangan Rasau Jaya pada
tahun rencana.

LANDASAN TEORI
Pelabuhan
Menurut Kramadibrata, S. (2002) dalam buku Perencanaan Pelabuhan. Pelabuhan adalah
sebagai tempat yang terlindung dari gerakan gelombang laut, sehingga bongkar muat dapat
dilaksanakan demi menjamin keamanan barang".
Perencanaan Pelabuhan
Menurut Triatmojo (2010), Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap
gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal
dapat bertambat untuk bongkar muat barang , gudang laut (transito) dan tempat-tempat
penyimpanan dimana barang-barang dapat disimpan dalam waktu lebih lama selama
menunggu pengiriman ke daerah tujuan.
Berth Occupancy Ratio (BOR)
Menurut Triatmojo (2009). Tingkat penggunaan dermaga (Berth Occupancy Ratio)
merupakan perbandingan antara jumlah waktu pemakaian dermaga yang tersedia dengan
jumlah waktu yang tersedia selama satu periode yang dinyatakan dalam persentase.
Ʃ Waktu Tambat
BOR = X 100%
Waktu Efektif

Analisis Deret Waktu


M. Nasution (2015) analisis deret waktu adalah suatu teknik dengan menggunakan analisisis
hubungan antara variabel yang dicari atau diramalkan dengan variabel bebas yang
mempengaruhinya, yaitu variabel waktu.
Klasifikasi Angkutan Penyeberangan
Menurut M. Nasution (2015) Angkutan Penyeberangan dikategorikan berdasarkan besarnya
demand angkutan penyeberangan :High demand route - rute dengan 6 trip/hari kapasitas
kapal 300- 500 GRT Medium demand route dengan 2 – 6 trip/hari kapasitas kapai 300 – 500
GRT dan Low demand route rute lebih kecil dari 2 trip/hari. Berdasarkan Jarak Pelayaran
dikategorikan jarak sangat pendek (kurang dari 10 mil), jarak pendek ( 11 – 50 mil), jarak
jauh (51 – 100 mil) dan jarak sangat jauh (lebih dari 100 mil).

3
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-22
Universitas Halu Oleo, Kendari, 01 – 03 November 2019

Waktu Perjalanan
Menurut Manajemen Angkutan Sungai dan Penyeberangan waktu perjalanan adalah waktu
yang dibutuhkan untuk berlayar antara pelabuhan tergantung kepada jarak antara pelabuhan
dan kecepatan perjalanan kapal:
s
T =
v
Keterangan :
T = Waktu perjalanan dari pelabuhan awal sampai pelabuhan akhir
S = Jarak antara pelabuhan awal ke pelabuhan akhir
V = Kecepatan jelajah kapal (knot)

Ship Turn Around Time


Kinerja Pelayanan terhadap kapal (Ship Turn Around Time) diartikan sebagai jumlah
keseluruhan waktu yang diperlukan oleh kapal selama berada di pelabuhan yaitu sejak
memasuki memasuki kolam pelabuhan hingga meninggalkan areal perairan pelabuhan
tersebut.
RTT (Round Trip Time)
Round Trip Time adalah waktu yang dibutukan oleh kapal untuk membuat satu kali
perjalanan pulang pergi termasuk waktu yang dibutuhkan kapal untuk sandar di dermaga.
RTT = (T + W) x 2
Dimana:
RTT = waktu putar
T = Waktu perjalanan satu trip
W = waktu sandar
Faktor Muat (Load Factor)
Menurut Iskandar Abubakar (2010) Faktor Muat Kapal adalah jumlah penumpang dan
kendaraan yang diangkut oleh kapal dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia.
KP
LF = x 100 %
KT
Dimana :
KT = Kapasitas tersedia (Satuan unit produksi)
LF = Faktor muat
KP = Kapasitas terpakai (Satuan unit produksi)

Pola Operasi
Menurut M. Nasution (2015) pola operasi adalah penetapan jumlah kapal dan jumlah
frekuensi pelayanan yang diperlukan pada setiap lintasan sesuai dengan jenis kapal dan jarak
lintasan. Frekuensi pelayanan ditentukan berdasarkan demand penumpang dan barang, untuk
kepentingan perencanaan digunakan frekuensi pelayanan terbesar antara dua metode
tersebut.
P
NP =
365 x N x O x M

4
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-22
Universitas Halu Oleo, Kendari, 01 – 03 November 2019

Dimana :
NP = Frekuensi keberangkatan / hari
N = Koefisien waktu operasi kapal pertahun (0,9)
O = Factor okupansi / faktor muat tahunan
M = Kapasitas muat kapal terbesar
P = Jumlah penumpang / kendaraan pertahun

Kemampuan Trip Kapal


Kemampuan perjalanan (trip) kapal adalah jumlah perjalanan (trip) yang dijalankan kapal
dalam satuan waktu tertentu.
Port Time
KT =
RTT
Dimana :
KT = Jumlah trip kapal
Port Time = Jumlah jam operasional pelabuhan
RTT = Round trip time
Jumlah Kebutuhan Kapal
Perhitungan jumlah kebutuhan kapal untuk melayani angkutan penumpang di Pelabuhan
Rasau Jaya adalah sebagai berikut :
FP
N = x Jumlah Dermaga
KT
Dimana :
N = Jumlah kapal yang dibutuhkan
FP = Jumlah frekuensi keberangkatan kapal
KT = Kemampuan trip kapal
JD = Jumlah dermaga

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini disusun dengan didukung oleh data atau informasi yang didapat berdasarkan:
1. Studi literatur ;
2. Data sekunder : data yang diperoleh dari kantor Dinas Perhubungan Provinsi
Kalimantan Barat dan Pelabuhan ASDP Indonesia Ferry cabang Pontianak. Data
Sekunder meliputi Dimensi fasilitas pelabuhan, data produktifitas pelabuhan selama
11 tahun (2008 – 2018), data waktu pelayanan kapal, data spesifikasi kapal dan
dokumentasi
3. Data Primer berupa data survey harian produktifitas pelabuhan selama 15 hari, survey
waktu pola operasi kapal
Tahapan penelitian dapat dilihat dari gambar di bawah ini :

5
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-22
Universitas Halu Oleo, Kendari, 01 – 03 November 2019

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

Analisis Data dan Pembahasan


Selanjutnya dengan data produksi pelabuhan tahun 2019 dilakukan perhitungan untuk
rencana pengembangan pelabuhan kondisi eksisting 2019. Kemudian hasil peramalan
pertumbuhan demand tahun 2029 dengan metode Trendline digunakan untuk menghitung
rencana pengembangan pelabuhan di tahun 2029. Analisa yang dilakukan dalam penelitian
ini sebagai berikut :
1. Analisa dimensi ideal fasilitas darat menggunakan Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor 52 tahun 2004 tentang penyelenggaraan pelabuhan penyeberangan.
2. Analisa pola operasi kapal : sail time, ship turn around time, round trip time, load factor,
frekuensi keberangkatan, kemampuan trip dan kebutuhan kapal.
3. Kinerja dermaga dihitung dengan metode Berth Occupancy Ratio tambatan tunggal.
4. Rencana pengembangan pelabuhan : Penataan zonasi sesuai PM. 29 Tahun 2016 tentang
sterilisasi pelabuhan penyeberangan; Manajemen arus lalu lintas di area pelabuhan
sesuai SK. Dirjen Perhubungan Darat: SK.242/HK.104/DRJD/2010 tentang pedoman
teknis manajemen lalu lintas penyeberangan; Dimensi fasilitas gangway sesuai
Keputusan Dirjen Bina Marga NO.76/KPTS/BNKT/1990 tentang pedoman teknis
perencanaan trotoar; Jumlah kebutuhan kapal; Dimensi ideal gedung terminal dan area
parkir.

6
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-22
Universitas Halu Oleo, Kendari, 01 – 03 November 2019

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KONDISI EKSISTING
1. Analisa Demand Produktifitas Pelabuhan Eksisting
PENUMPANG KENDARAAN
70,000
65,000 63,641 24000
60,000 59,986 60,035 60,196
57,679 22000
55,000
50,000 20875

Jumlah Kendaraan
45,000
20000
1963219921
40,000
42,720 189321905419380
18143
Jumlah

18000
35,000 17542
30,000
1681817101
16000
25,000 15034
20,000 14000
15,000 16,165
12,314 11,891 14,031 13,361 12000
10,000
5,000 10000
- 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun
Tahun

Gambar 2. Produktifitas Tahunan Penumpang dan Kendaraan

Produktifitas Harian Survey 15 Hari


200 Penumpang Kendaraan
174 168 167 164 161 164 160
152
Jumlah Demand

150 150 150 148 146 145 151 148

100 94 101
82 75 74
65 61 66 68 60
50 50 47 52 46 53

0
17-Apr 18-Apr 19-Apr 20-Apr 21-Apr 22-Apr 23-Apr 24-Apr 25-Apr 26-Apr 27-Apr 28-Apr 29-Apr 30-Apr 1-May

Tanggal Survey

Gambar 3. Produktifitas Harian Penumpang dan Kendaraan

2. Analisa Fasilitas Pelabuhan Tahun 2019


Tabel 1. Perbandingan Dimensi Fasilitas Kondisi Eksisting dan Ideal Tahun 2019
No Fasilitas Pelabuhan Eksisting 2019 Kondisi ideal 2019
1 Luas Area Ruang Tunggu - 122 m²
2 Luas Area Ruang Kantin 66 m² 18 m²
3 Luas Ruang Administrasi 63 m² 18 m²
4 Luas Area Ruang Utilitas 27 m² 40 m²
5 Luas Area Ruang Publik - 20 m²
Total Luas Gedung Terminal 156 m² 219 m²
1 Areal Parkir Antar/Jemput 3522 m² 319 m²
2 Areal Parkir Siap Muat - 1513 m²
Total Luas Parkir 3522 m² 1831 m²

7
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-22
Universitas Halu Oleo, Kendari, 01 – 03 November 2019

3. Analisa Pola Operasi Kapal Kondisi Eksisting


Tabel 2. Pola Operasi Kapal Tahun 2019
NO POLA OPERASI KAPAL EKSISTING IDEAL 2019
1 Sail Time 12 Jam 12 Jam
2 STAT 1 Jam 1 Jam
3 RTT 26 Jam 26 Jam
4 Load factor Penumpang/ kapal 102 % 93 %
Load factor Kendaraan/ kapal 99,1 % 71 %
5 Frekuensi keberangkatan 2 Trip/hari 3 Trip/hari
6 Kemampuan Trip 1 Trip 1 Trip
7 Kebutuhan Kapal 2 Kapal 3 Kapal

4. Analisa Kinerja Dermaga Eksisting


Waktu tambat Rasau Jaya – Teluk Batang / hari =240 menit = 4 jam
Waktu tambat Rasau Jaya – Pinang Luar / hari = 300 menit = 5 jam
Waktu Efektif Pelabuhan = 17 jam
Total Waktu Tambat = 9 Jam
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui tingkat penggunaan dermaga adalah:

9 jam
BOR = X 100%
17 jam
= 58,82 %

B. KONDISI TAHUN 2029


1. Analisa Peramalan Pertumbuhan Penumpang dan Kendaraan
Pada analisis ini data yang digunakan adalah produktifitas pelabuhan selama 11 (sebelas)
tahun terakhir. Analisis yang digunakan adalah analisis Trendline menggunakan nilai R2
terbesar yakni pada jenis trend linear.
Tabel 3. Persamaan Jenis Trendline Roda Dua
No Uraian Persamaan R2
1 Penumpang y = 6108,9x + 802,87 R² = 0,743
2 Kendaraan Roda Empat y = 311,92x + 4771,3 R² = 0,977
3 Kendaraan Roda Dua y = 177,15x + 10690 R² = 0,930

Tabel 4. Peramalan Produktifitas Pelabuhan Tahun 2019 – 2029


No Tahun Roda dua Roda empat Penumpang
1 2019 12.816 8.514 74.110
2 2029 14.587 11.634 135.199
Harian tahun 2029 40 32 370

8
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-22
Universitas Halu Oleo, Kendari, 01 – 03 November 2019

2. Analisa Pola Operasi Kapal Tahun 2029


Pada tahap ini dilakukan 2 skenario pola operasi kapal sebagai berikut :
a. Skenario Do Nothing (Mengunakan Kapal Kondisi Eksisting)
Dasar pemilihan skenario ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola operasi pada
tahun rencana apabila masih menggunakan pola operasi yang ada pada kondisi eksisting
tahun 2019 di Pelabuhan Penyeberangan Rasau Jaya. Kondisi eksisting ada 2 kapal yang
beroperasi melayani rute Rasau Jaya – Teluk Batang.
b. Skenario Do Something
Dasar pemilihan skenario ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola operasi tahun
2029 apabila menggunakan kapal dengan kapasitas muat besar, kecepatan kapal dan
durasi waktu tambat dipercepat. Tipe kapal rencana tahun 2029 yang dipilih adalah
berdasarkan standar JICA pada Tabel II.1 yaitu kapal tipe B dengan rincian : kecepatan
operasi 12 knot, kapasitas muat 500 orang dan 47 kendaraan campuran. Waktu
pelayanan bongkar muat dioptimalkan sebesar 25 menit.

Tabel 5. Perbandingan Skenario Pola Operasi Tahun 2029


Skenario
NO Keterangan
Do Nothing Do Something
1 Waktu Perjalanan 12 jam 6 jam
2 STAT 25 menit 25 menit
3 RTT 25 jam 13 jam
Load factor Penumpang / kapal 435 % 74 %
4
Load factor Kendaraan / kapal 107 % 68 %
5 Frekuensi keberangkatan 6 trip 2 trip
6 Kemampuan Trip 1 trip 2 trip
7 Kebutuhan Kapal 6 kapal 1 kapal

3. Analisa Kinerja Dermaga Tahun Rencana 2029


Berdasarkan data hasil analisa terpilih scenario 2 diperoleh data waktu operasi kapal rute
Rasau Jaya – Teluk Batang adalah 2 (dua) trip/hari dengan waktu pelayanan di dermaga
sebesar 25 menit per tambat. Berikut rincian waktu tambat per kapal dengan rincian :
Waktu tambat Rasau Jaya – Teluk Batang = 0,83 jam
Waktu tambat Rasau Jaya – Pinang Luar = 5 Jam
Waktu Efektif pelabuhan / hari = 17 jam
Total Waktu Tambat = 5,83 Jam
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui tingkat penggunaan dermaga adalah:
5,83 jam
BOR = x 100%
17 jam
= 34,29 %

9
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-22
Universitas Halu Oleo, Kendari, 01 – 03 November 2019

5. Analisa Fasilitas Pelabuhan Tahun 2029


Tabel 6. Perbandingan Dimensi Fasilitas Kondisi Ideal Tahun 2019 dan 2029

No Fasilitas Pelabuhan Kondisi Ideal 2019 Tahun 2029


1 Luas Gedung Terminal
Luas Area Ruang Tunggu 122 m² 533 m²
Luas Area Ruang Kantin 18 m² 80 m²
Luas Area Ruang Administrasi 18 m² 80 m²
Luas Area Ruang Utilitas 40 m² 173 m²
Luas Area Ruang Publik 20 m² 87 m²
Total Luas Gedung Terminal 219 m² 952 m²
2 Luas Lapangan Parkir Siap Muat 1531 m² 4220 m²
3 Area Parkir Pengantar/Penjemput 319 m² 1156 m²
Total Luas Area Parkir 1831 m² 5376 m²

C. RENCANA PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN

1. Rencana Tahun 2019 :


Pada tahun 2019 tidak diperlukan pengembangan gedung terminal, dimensi gedung
terminal eksisting sebesar 156 m2 dapat dioptimalkan dengan memindahkan lokasi kantin
diluar gedung terminal agar area ruang tunggu dapat difungsikan kembali melayani
pengguna jasa. Pengembangan yang dilakukan pada tahun 2019 berupa :
a. Fasilitas Gangway
Menghitung lebar gangway mengacu pada peraturan Keputusan Dirjen Bina Marga
NO.76/KPTS/BNKT/1990 tentang pedoman perencanaan trotoar sebagai berikut:
P
W = + 1,5
35
Dimana:
W = Lebar jalur pejalan kaki (meter)
P = Volume pejalan kaki (orang/menit/meter)

2
W = + 1,5
35
= 1,56 m

b. Rencana Jembatan Timbang dan Portal


c. Rencana Penempatan Loket Penumpang dan Toll Gate Kendaraan
d. Pembagian Lapangan Parkir Siap Muat dan Antar Jemput
e. Manajemen Pola Arus Lalu Lintas Pelabuhan
f. Penetapan Zonasi Pelabuhan
g. Penempatan Peralatan Pendukung Sistem Zonasi
h. Kebutuhan Kapal : rekomendasi mengganti kapal dengan kapasitas yang lebih besar.

10
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-22
Universitas Halu Oleo, Kendari, 01 – 03 November 2019

2. Rencana Tahun 2029


a. Pengembangan Fasilitas Gedung Terminal dan Fasilitas Parkir
Dimensi fasilitas pelabuhan disesuaikan hasil analisa tahun 2019
b. Kebutuhan Kapal : rekomendasi mengganti kapal dengan kapasitas yang lebih besar.
c. Fasilitas Halte.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa yang didapatkan dari penulisan skripsi ini, dapat diambil
kesimpulan antara lain:
1. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan fasiltas tahun 2019 gedung terminal sebesar 219
m2. Dimensi total lapangan parkir 1831 m2. Dimensi eksisiting lapangan parkir sudah
terpenuhi hanya dibutuhkan pemisahan parkir siap muat dan parkir antar jemput dalam
operasionalnya. Untuk memenuhi kebutuhan penumpang dan kendaraan pada tahun
2019 idealnya diperlukan 3 kapal dengan frekuensi keberangkatan Rasau Jaya – Teluk
Batang sebesar 3 trip perhari dengan faktor muat 93% dan 71%. Kondisi eksisting
hanya tersedia 2 kapal dengan frekuensi keberangkatan 2 trip perhari dipaksakan
melayani demand dengan load faktor harian penumpang diatas 102 % (overload) dan
kendaraan 99 %.
2. BOR dermaga pada kondisi eksisting berdasarkan hasil analisa sebesar 58,82%
diperlukan percepatan dalam waktu bongkar muat dan manajemen waktu operasi
pelabuhan seoptimal mungkin dengan melakukan skenario waktu tercepat untuk
pelayanan kapal tambat di dermaga dan waktu pola arus lalu lintas kendaraan /
penumpang saat debarkasi atau embarkasi di pelabuhan.
3. Untuk memenuhi kebutuhan penumpang dan kendaraan pada tahun 2029 dengan pola
operasi kapal skenario 2 (menggunakan kapal dengan kapasitas muat lebih besar 500
orang dan 47 unit kendaraan roda empat campuran) diperlukan 1 kapal dengan
frekuensi keberangkatan 2 trip perhari dengan faktor muat 74 % dan 68 %. Berdasarkan
hasil analisis kebutuhan fasiltas tahun 2019 gedung terminal sebesar 952 m2, lapangan
parkir siap muat 4220 m2 dan lapangan parkir antar jemput 1156 m2.
4. Berdasarkan hasil analisa BOR tahun 2029 sebesar 34,29 % dengan kondisi tersebut
pelabuhan ini masih dapat dimanfaatkan untuk pengembangan angkutan
penyeberangan dalam melayani demand yang ada dengan menggunakan waktu pola
operasi pelabuhan yang optimal. Pengembangan angkutan penyeberangan dapat berupa
penambahan trip, kapal dan rencana rute baru, dalam melakukan pengembangan perlu
ditekankan menggunakan simulasi waktu operasi pelabuhan dan waktu tambat yang
optimal agar menjaga nilai BOR pada standar optimal 40% yang dianjurkan UNCTAD.
5. Rencana pengembangan yang dilakukan pada tahun 2019 yaitu : rencana kebutuhan
gangway lebar 1,56 m , penataan zonasi, pola arus lalu lintas dan pengembangan
gedung terminal, dan rencana penempatan portal atau jembatan timbang (portable).
Rencana pengembangan yang dilakukan pada tahun 2029 yaitu : Pengembangan
dimensi gedung terminal, lapangan parkir dan fasilitas halte BRT.

11
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-22
Universitas Halu Oleo, Kendari, 01 – 03 November 2019

SARAN
1. Operator kapal harus fokus mempertimbangkan keselamatan pelayaran dalam melayani
demand yang ada tidak boleh over load faktor muat ideal per tahun 70 % agar dapat
memberi pelayanan optimal.
2. Operator pelabuhan harus dapat melaksanakan tupoksinya dalam menyediakan fasilitas
pelabuhan yang handal dan nyaman.
3. Rencana pengembangan pelabuhan dapat dikombinasikan dengan metode Transit
Oriented Development agar dapat menambah pendapatan jasa pelabuhan bagi operator
kapal dan pelabuhan.
4. Pengawasan keselamatan pelayaran perlu ditingkatkan agar bisnis jasa transportasi ini
berjalan baik dan memeberi profit bagi operator.
5. Pihak operator kapal harus dapat memberi akses atau suasana bisnis jasa transportasi
yang terbuka dan kompetitif bagi investor lain yang ingin bergabung dalam bisnis ini,
menghindari monopoli pasar dalam hal penyediaan supply kapal penyeberangan.
6. Kapal penyeberangan yang beroperasi wajib Type Ro - Ro dengan fasilitas yang
menunjang kebutuhan penumpang dan kendaraan seperti pelayanan kelas ekonomi dan
VVIP.
7. Perlunya penerapan sistem zonasi dan sterilisasi pelabuhan dan manajemen pola arus
lalu lintas di pelabuhan.
8. Penyedian SDM operator kapal dan opertor pelabuhan yang kompeten secara keahlian
dan pengalaman kerja.

DAFTAR PUSTAKA

, 2008. Undang-Undang Nomor 17 Tentang Pelayaran.


, 2009. Peraturan Pemerintah Nomor 61 tentang Kepelabuhanan.
, 2017. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 104 tentang Penyelenggaraan
Angkutan Penyeberangan.
, 2006. Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
SK.2681/ap.005/DRJD/2006 tentang pengoperasian pelabuhan penyeberangan.
, 2010. Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
SK.242/HK.104/DRJD/2010 Pedoman Manajemen Lalu Lintas Penyeberangan.
, 2008, Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tentang Angkutan di Perairan, Kementerian
Perhubungan, Jakarta.
Bambang Triadmodjo, 2010, Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta.
Iskandar Abubakar, “Transportasi Penyebrangan 2010 suatu Pengantar” Jakarta, 2010.
Kramadibrata S, “ Perencanaan Pelabuhan “, Edisi kedua, Penerbit ITB, Bandung, 2002.
Nasution M.N, (2015), “ Manajemen Transportasi” , Edisi Keempat, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Ofyar Z. Tamin, “ Perencanaan dan Pemodelan Transpotasi “, Edisi kedua,
Penerbit ITB, Bandung, 2000.
Atika Y, 2015, Analisis kebutuhan fasilitas pelabuhan pangkalbalam [skripsi]. Bekasi (ID) :
Sekolah Tinggi Transportasi Darat
Oktaparizki,rio dan Eldina Fatimah dan Azmeri. Faktor pengembangan sarana dan prasarana
Pelabuhan penyeberangan ulee lheue.Jurnal. : 1 – 8.

12

Anda mungkin juga menyukai