MODUL
PENGEMBANGAN KARIR
Paket Keahlian
Nautika Kapal Penangkap Ikan
Kelompok Kompetensi D
i
HALAMAN F
Penulis:
Penelaah:
Ilustrator :
Copyright ©2017
ii
KATA SAMBUTAN
iii
KATA PENGANTAR
iv
NIP. 19650430 199103 1 004
v
DAFTAR ISI
vi
E. Latihan Soal ……………………………………………………….. 106
F. Rangkuman ……………………………………………………….. 107
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ………………………………… 109
H. Kunci Jawaban Latihan Soal ……………………………………. 109
EVALUASI ………………………………………………………………… 113
PENUTUP ………………………………………………………………… 117
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 118
GLOSARIUM …………………………………………………………….. 120
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Dalam upaya mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran pada pendidikan jenjang menengah yaitu dilakukan oleh
pendidik atau biasa dikenal dengan sebutan Guru.
Guru sebagai tenaga profesional wajib memenuhi standar kualifikasi
akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Standar
kompetensi guru tersebut dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi
utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional.
Standar kompetensi guru (SKG) mengacu pada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru mencakup kompetensi inti guru yang
dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI,
dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.
Dalam rangka pemanfaatan sumberdaya ikan di laut, para nelayan
menggunakan berbagai jenis kapal penangkap ikan yang berbeda. Jenis
kapal dapat ditinjau dari ukuran maupun bahan baku pembuatan kapal serta
kondisi tiap kapal juga sangat beragam, dari yang bersifat tradisional sampai
dengan yang memanfaatkan teknologi modern. Keragaman jenis dan bentuk
ini merupakan kekayaan ragam kapal perikanan di Indonesia. Meskipun
demikian semuanya memiliki kesamaan fungsi yakni melakukan operasi
penangkapan atau menunjang operasi penangkapan ikan.
1
Kapal perikanan sangat diperlukan sebagai sarana apung
penangkapan dalam upaya pemanfaatan sumberdaya perikanan yang
beraneka ragam. Penggunaan berbagai jenis alat penangkap ikan
berpengaruh terhadap bentuk dan konstruksi kapal perikanan yang beraneka
ragam pula. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan dalam
pengawasan terhadap keamanan kapal, sehingga dapat menjamin
keselamatan para awak kapal, kapal itu sendiri maupun juga alat tangkap
yang digunakan termasuk semua alat kelengkapan yang ada diatas kapal.
Sebagai sarana pendukung operasi penangkapan ikan, kapal
perikanan sangat menentukan keberhasilan suatu alat penangkap ikan.
Setiap kapal perikanan harus mempunyai bentuk, konstruksi, olah gerak dan
kestabilan kapal yang baik sesuai dengan sasaran/tujuan penangkapan
(terutama pada saat pengoperasian alat tangkap). Hal ini sangat menuntut
keadaan kapal yang baik dan stabil bukan hanya pada saat operasi
penangkapan dilakukan, namun juga pada saat melakukan kegiatan muat
bongkar baik di pelabuhan maupun di tengah laut.
Berdasarkan ulasan di atas, modul dengan judul (Modul Diklat
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Nautika Kapal Penangkap
Ikan Grade 4) disusun dengan deskripsi modul :
1. Menampilkan prinsip-prinsip dasar bangunan kapal perikanan
2. Menyimpulkan prinsip-prinsip dasar bangunan kapal perikanan
3. Menunjukkan prinsip-prinsip dasar bangunan kapal perikanan
4. Mengembangkan prinsip-prinsip dasar bangunan kapal perikanan
5. Menampilkan prinsip-prinsip stabilitas kapal perikanan
6. Menyimpulkan prinsip-prinsip stabilitas kapal perikanan
7. Menunjukkan prinsip-prinsip stabilitas kapal perikanan
8. Mengembangkan prinsip-prinsip stabilitas kapal perikanan
2
yang mempengaruhi stabilitas, kurva stabilitas dan parameter hidrostatis
kapal. Kegiatan Pembelajaran 3 meliputi displacement kapal, freeboard
kapal, dan plimsol mark.
B. Tujuan
Tujuan dari modul ini adalah agar peserta diklat mampu memahami,
menyimpulkan, mengintegrasikan, serta mengembangkan bangunan dan
stabilitas kapal perikanan sesuai dengan standar kompetensi guru
C. Peta Kompetensi
3
Stabilitas Kapal 8. Free surface
Penangkap Ikan 9. Percobaan stabilitas
Mengembangkan
Prinsip-prinsip Dasar
Stabilitas Kapal
Penangkap Ikan
D. Ruang Lingkup
4
5
PRINSIP – PRINSIP DASAR
BANGUNAN KAPAL PERIKANAN
A. Tujuan
C. Uraian Materi
6
Pada hakekatnya fungsi sebuah kapal ialah sebagai alat
pengangkut di air dari suatu tempat ketempat lain, baik pengangkutan
barang, penumpang maupun hewan. Selain sebagai alat angkut, kapal
digunakan untuk rekreasi, sebagai alat pertahanan dan keamanan, Alat-
alat survei atau laboratorium maupun sebagai kapal kerja. Sehubungan
dengan itu tipe-tipe kapal dapat dibedakan atas :
7
Kapal baling-baling (propeller)
Kapal motor layar
b) Kapal curah
Kapal curah kering, grain, ore dan lain-lain
Kapal curah cair, oil, gas dan kimia
Kombinasi keduanya
c) Kapal penumpang
Kapal khusus penumpang
Kapal barang dan penumpang
d) Kapal Perikanan
Kapal pengangkut
8
Kapal penangkap ikan
Kapal penelitian
Kapal induk
2. Kapal Perikanan
9
3. Kapal pengolah ikan adalah kapal yang secara khusus dipergunakan
untuk mengolah ikan termasuk memuat, menampung, menyimpan,
mendinginkan, atau mengawetkan
4. Kapal latih perikanan adalah kapal yang secara khusus dipergunakan
untuk praktek kelautan, yang meliputi navigasi, penangkapan ikan,
penanganan hasil tangkapan, dan lain-lainnya.
5. Kapal penelitian/ekplorasi perikanan adalah kapal yang secara khusus
digunakan untuk kegiatan penelitian, termasuk pendugaan
sumberdaya ikan, oseanografi dan lain sebagainya
6. Kapal pendukung operasi penangkapan ikan dan/atau
pembudidayaan ikan.
10
Jenis kapal penangkap ikan terbagi atas 11 (sebelas) tipe kapal
dan kapal perikanan lainya terbagi atas 7 (tujuh) tipe kapal. Klasifikasi
kapal dengan menggunakan ”singkatan standar” sesuai dengan Standar
International Klasifikasi Statistik Kapal Perikanan dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
a. Kapal induk HO
b. Kapal pengangkut FO
c. Kapal rumah sakit KO
d. Kapal survei dan perbandingan BO
e. Kapal riset perikanan ZO
f. Kapal latih perikanan CO
g. Kapal perikanan lainnya VOY
11
a) Perahu papan
Kecil (< 7 m)
Sedang (7 – 10 m)
Besar (> 10 m)
b) Perahu kayu
12
Kapal pukat tarik payang
Kapal pukat tarik lampara
4. Satuan Perkapalan
Satuan-satuan dalam perkapalan diantaranya adalah :
1) Isi karene adalah bentuk badan kapal yang berada di bawah
permukaan air.
13
2) Displacement adalah berat dari karene.
3) Tonnase kapal adalah volume kapal yang dinyatakan dalam tonnase
kotor (GT) dan tonnase bersih (NT)
6) Bobot mati atau dead weight (DWT) adalah daya angkut dari sebuah
kapal dimana didalamnya termasuk berat muatan, berat bahan bakar,
berat minyak lunas, berat air minum, berat bahan makanan, berat
crew kapal, dan penumpang serta barang-barang yang dibawanya.
Dalam DWT, umumnya persentase berat yang terbesar adalah berat
muatan yaitu sekitar 75%-85%.
a) Berat baja badan kapal (berat karpus) : yaitu berat badan kapal,
bangunan atas (superstructure), dan perumahan geladak (deck
house).
14
Derrick boom
Tiang kapal (mast)
Ventilasi
Alat-alat navigasi
Fasilitas keselamatan
Perlengkapan dan peralatan dalam kamar, dan lain-lain
15
b) Panjang antara garis tegak (Length Between Perpendiculars/LBP).
Panjang antara garis tegak ialah panjang kapal dihitung dari garis
tegak depan sampai ke garis tegak belakang.
c) Garis tegak depan (Forward perpendicular) ialah sebuah garis
khayalan yang memotong tegak lurus garis muat perancang kapal
dengan linggi depan.
d) Garis tegak belakang (after perpendicular) ialah sebuah garis
khayalan yang biasanya terletak pada tengah-tengah cagak
kemudi atau bagian belakang dari poros kemudi.
e) Panjang sepanjang garis air/muat (Length of Load Water Line/
LWL). Panjang sepanjang garis air/muat ialah panjang kapal yang
diukur dari perpotongan garis air dengan linggi haluan sampai ke
titik potong garis air dengan linggi belakang diukur sejajar lunas.
f) Panjang terdaftar (Registered length) ialah panjang seperti yang
tertera di dalam sertifikat kapal itu, yaitu dihitung dari ujung
terdepan geladak jalan terus teratas sampai garis tegak belakang
diukur sejajar lunas.
2) Ukuran melintang/melebar
a) Lebar terbesar atau lebar maksimum (Maximum breadth/Bmax) ialah
jarak melintang dari suatu titik terjauh di sebelah kiri sampai ke titik
terjauh disebelah kanan badan kapal diukur pada lebar terlebar ( tepi
pelat kulit sebelah luar badan kapal ).
b) Lebar dalam (moulded breadth /Bmld) ialah lebar / jarak melintang kapal
dihitung dari tepi dalam pelat kulit kanan sampai tepi dalam pelat kulit kiri,
diukur pada bagian kapal yang terlebar.
c) Lebar terdaftar (Registered breadth) ialah lebar seperti yang tertera di
dalam sertifikat kapal itu. Panjangnya sama dengan lebar dalam
(Moulded breadth).
d) Lebar garis air (breadth of waterline/Bwl) adalah Ukuran tegak (vertikal)
16
a) Sarat kapal ialah jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal /
Lunas kapal sampai garis air.
b) Lambung bebas (Free Board) ialah jarak tegak dari garis air sampai
geladak lambung bebas arau garis dek (free board deck atau deck line).
c) Dalam (depth) ialah jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan
kapal / lunas kapal sampai ke titik di geladak lambung bebas tersebut.
Jadi dalam (depth) itu jumlah sarat kapal dan lambung bebas.
1. Lambung (shell)
a. Alas (bottom)
Alas tunggal (single bottom)
17
Alas dalam (inner bottom)
Alas ganda, dasar ganda (double bottom)
Mempertinggi keselamatan kapal di dalam pelayaran bila
terjadi kerusakan pada dasar kapal.
Sebagai tempat “air ballast” bila kapal berlayar tanpa muatan.
Sebagai tempat penyimpanan bahan bakar, minyak pelumas
dan air tawar.
Dengan diisinya ruang dasar berganda dengan muatan cair
dapat memperbaiki stabilitas.
d. Sisi (side)
Markah kambangan (plimsol mark) adalah sebuah tanda pada
kedua lambung kapal untuk membatasi sarat maksimum
sebuah kapal demi keamanan dan keselamatan, dengan
demikian menjamin agar kapal tersebut masih mempunyai
daya apung cadangan yang cukup sehingga menjamin pula
keamanan selama pelayarannya. Tanda merkah kambangan
ini biasanya dicat putih atau kuning dengan dasar gelap atau
dicat hitam dengan latar belakang dengan warna muda.
Semua garis-garisnya mempunyai tebal 1” atau 25 mm. Tanda
ini dibuat dengan maksud agar setiap kapal membatasi jumlah
berat muatan yang diangkutnya sesuai dengan jenis kapal
dan musim yang berlaku di tempat dimana kapal tersebut
berlayar
Gambar dan ukuran markah kambangan letaknya tepat tegak
lurus di bawah garis dek. Jarak antara bagian atas garis dek
sampai ke pusat lingkaran disebut lambung bebas minimum
18
(minimum free board). Setelah lambung bebasnya ditentukan,
buatlah lingkaran merkah kambangan dengan jari-jari ½
panjang garis dek (6”). Setelah lingkaran ketemu buatlah garis
yang // garis dek sepanjang 18” atau 450 mm melalui pusat
lingkaran. Kemudian buatlah garis lain setebal 1” atau 25 mm
dari garis yang melalui pusat lingkaran tadi sama panjang dan
// dengan garis dek. Buatlah garis tegak samping yang
jaraknya 21” atau 540 mm ke arah depan lingkaran.
Perpotongan garis yang melalui titik pusat lingkaran dengan
garis tegak samping disebut S. Titik S inilah merupakan tanda
sarat untuk musim panas (Summer draft). T dan W (Tropish
dan Winter) ditarik // garis melalui S pada jarak masing-
masing 1/48 x sarat musim panas dihitung dari S atau ¼ “ tiap
1 (satu) kaki sarat musim panas. WNA atau Winter North
Atlantic Utara = musim dingin Atlantik Utara berlaku untuk
kapal-kapal yang melayani Atlantik Utara pada lintang 360 ke
atas. Jarak WNA dari W =2” atau 51 mm, kecuali untuk kapal
tangki. WNA diharuskan bagi kapal-kapal yang berlayar pada
lintang 360 ke atas di Atlantik Utara, yang panjangnya > 100
meter. Kalau panjangnya > 300’ tidak diharuskan memasang
WNA, tetapi boleh memakai dengan jarak 2” atau 51 mm dari
W. WNA untuk kapal tangki dihitung 1” untuk setiap 100 kaki
panjang kapal.
W
Jarak S ke F (Fresh water = air tawar) = ----------
40 PI
19
Gambar 2. Plimsol Mark (Mulyanto et al. 2010)
20
Mencegah atau membatasi menjalarnya api jika terjadi kebakaran
atau air jika terjadi kebocoran pada salah satu ruangan
21
Ruang palka harus tidak mudah terpengaruh panas dari luar
sehingga es yang di dalam palka tidak mudah mencair atau suhu
yang rendah di dalam palka tidak mudah berubah naik.
22
Kimbul adalah bangunan yang berdinding tipis selebar kapal di atas
geladak utama yang berada di bagian buritan, di bagian tengah
adalah Anjungan dan di depan adalah Akil. Pada geladak utama
dibuat lubang palka untuk lewat barang muatan kapal ke dan dari
dalam palka.
23
c. Perangkat kemudi bantu harus mempunyai kekuatan yang
layak dan cukup untuk mengemudikan kapal dan dapat
dipakai segera dalam keadaan darurat,
d. Kedudukan kemudi yang tepat pada kapal tenaga haru
terlihat di stasiun pengemudi utama (kamar kemudi
anjungan).
4) Jenis kemudi
a. Kemudi biasa yang terdiri dari pelat tunggal atau pelat ganda
b. Kemudi biasa ialah kemudi yang seleruh daun kemudinya
berada di belakang poros putar. Umumnya dipakai pada
kapal-kapal kuno, kapal kecil yang berbaling-baling tunggal
atau kapal-kapal yang terbuat dari kayu
c. Konstruksi kemudi biasa pelat tunggal terdiri dari lembaran
pelat tunggal saja, sedangkan kemudi biasa pelat ganda
terdiri dari lembaran berganda dimana kedua ujungnya
24
dihubungkan satu sama lain sedemikian rupa didalamnya
terbentuk rongga.
25
7. Konstruksi Umum Kapal Perikanan
Kontruksi kapal merupakan rangkaian antara bagian-bagian
konstruksi satu dengan lainnya. Bagian-bagian konstruksi kapal tersebut
dapat digolongkan menjadi dua kekuatan konstruksi yaitu bagian
konstruksi yang merupakan kekuatan memanjang dan bagian konstruksi
yang merupakan kekuatan melintang.
26
Kapal penangkap ikan diklasifikasikan berdasarkan jenis alat tangkap
yang dioperasikan yaitu :
1) Kapal Jaring Insang
Kapal penangkap ikan yang mengoperasikan alat tangkap jaring
insang yang kadangkala dilengkapi dengan alat bantu penangkapan
ikan berupa pangsi penggulung jaring (drum net atau net hauler).
Kapal jaring insang atau gillnet secara umum memiliki kriteria-kriteria
antara lain :
27
di bagian buritan kapal. Jika menggunakan, drum net atau net
hauler biasanya diletakkan di buritan.
28
Tujuan utama penangkapannya adalah rajungan, lobster, ikan
karang, gurita dan lain-lain.
Kapal/perahu yang sederhana ini juga dapat dengan mudah
mengganti alat tangkap yang digunakan.
29
Kapal pukat cincin biasanya lebih besar dari pada kapal pukat
tradisional. Kapalnya terbuat dari kayu atau baja.
Kapal pukat cincin di Indonesia secara umum :
a) Terbuat dari kayu.
b) Anjungan umumnya berada di belakang/buritan dengan ruang
hauling di deck tengah.
c) Alat bantunya berupa lampu (untuk penangkapan pada malam
hari), rumpon, dan gardan (untuk menarik tali kolor).
d) Penarikan badan jaring masih menggunakan tenaga manual
oleh karena itu membutuhkan banyak kru kapal.
e) Tujuan utama penangkapannya adalah ikan tongkol,
cakalang, kembung dan tuna.
f) Power block, corkline dan drum net biasanya diletakan di
buritan kapal sementara anjungan (bridge) kapal berada di
haluan sehingga tempat kerja berada di buritan.
6) Kapal pancing
Kapal pancing adalah kapal penangkap ikan yang dipergunakan
untuk mengoperasikan pancing yang dilengkapi dengan salah satu
atau beberapa perlengkapan penangkapan ikan berupa
penarik/penggulung tali (line hauler), pengatur tali, pelempar tali,
30
bangku umpan, ban berjalan, bak umpan hidup atau mati dan alat
penyemprot air. Kapal pancing antara lain :
Kapal trolling
Kapal trolling terbuat dari kayu, fibreglass atau besi. Umumnya
memiliki kecepatan yang cukup besar karena tujuan
penangkapannya adalah ikan-ikan perenang cepat dan teknik
penangkapannya adalah mengelabui ikan dengan membuat
umpan yang ditarik mirip ikan yang sedang berenang. Ciri khas
dari kapal trolling adalah 2 buah tiang troll yang digunakan untuk
mengikat tali pancing. Tujuan utama penangkapannya adalah
ikan-ikan pelagis besar sepeti ikan tuna, lemadang, tongkol,
salmon, cakalang, marlin, dan layaran.
Kapal pancing cumi umumnya menggunakan alat bantu cahaya
untuk mengumpulkan cumi-cumi. Konstruksi kapal dibuat dengan
menempatkan lampu-lampu dan joran pada kedua sisi kapal
Kapal pole and line memiliki konstruksi khusus yaitu dilengkapi
dengan palka ikan hidup. Bentuk anjungan cenderung lebih tinggi
sebagai tempat memancing
Kapal rawai/longline memiliki konstruksi khusus dimana pada sisi
kapal terdapat alat bantu berupa line hauler sebagai alay bantu
penangkapan. Selain kapal long line umumnya melakukan
pelayaran yang lama sehingga untuk palkanya dilengkapi dengan
freezer.
31
antara lain lampu, rumpon, line hauler. Tujuan utama
penangkapannya adalah ikan-ikan pelagis seperti ikan teri, layur,
cumi-cumi, selar, dan kembung.
32
Gambar 5. Haluan Tegak (plumb bow)
33
Gambar 7. Haluan gunting (clipper bow)
34
Gambar 9. Haluan maier
2. Konstruksi Haluan
Haluan sebuah kapal merupakan bagian yang paling besar
mendapat tekanan dan tegangan-tegangan, sebagai akibat terjangan
kapal terhadap air dan pukulan-pukulan ombak. Untuk mengatasi
tegangan-tegangan tersebut, konstruksi haluan sebuah kapal harus
dibangun cukup kuat dengan jalan :
Di depan sekat pelanggaran bagian bawah, dipasang wrang-
wrang terbuka yang cukup tinggi yang diperkuat dengan
perkuatan-perkuatan melintang dan balok-balok geladak
35
Wrang-wrang dipasang membentang dari sisi yang satu ke sisi
lainnya, dimana bagian atasnya diperkuat lagi dengan sebuah
flens. Pada bagian tengah-tengah wrang secara membujur
dipasang penguat tengah (center girder) yang berhenti pada
jarak beberapa gading linggi depan.
Pada bagian di depannya, kulit kapal menjadi sedemikian
sempitnya hingga tidak perlu dipasang penguat tengah lagi.
Gading-gading pada haluan, biasanya jaraknya lebih rapat satu
sama lain. Pada jarak lebih 15 % panjang kapal terhitung dari
linggi depan, gading-gading pada bagian bawah (deep framing)
diperkuat, (20% lebih kuat) kelingannya lebih rapat, jugat pelat
lutut antara gading-gading dengan kulit kapal dipertebal. Lajur-
lajur di dekat lunas, pelatnya dipertebal.
3. Bentuk Buritan
Ujung buritan semua kapal sedikit menanjak Bagian buritan ini di-
sebut kimbul (poop). Kimbul yang sedikit menanjak itu memberikan
daya apung cadangan yang diperlukan bagian ini. Perangkat kemudi
dan kemudi akan lebih terlindung dari benturan dermaga atau kapal
lain.
36
Bentuk-bentuk buritan kapal adalah sebagai berikut :
1) Buritan bulat telur (Counter stern). Kapal yg dibangun dengan buritan
ini dalam keadaan saratpun kimbulnya masih bebas diatas air,
bahkan dalam keadaan kosong kemudi dan baling-balingnya muncul
dipermukaan air, sehingga kernya kemudi tidak efektif
37
Gambar 13. Buritan jelajah penuh
Sebagai modifikasi dari bentuk-bentuk buritan yang ada maka terdapat 2
(dua) bentuk buritan lain masing-masing :
Buritan eliptika (eleptical stern)
Buritan rata (flat stern)
4. Konstruksi Buritan
Bingkai baling-baling kapal modern umumnya terbuat dari baja tuang
yang dibentuk streamline atau kadang-kadang terbuat dari pelat baja
berat yang dialas secara terpadu. Bentuk dan tipenya sangat
bergantung sebagian besar dari jenis kemudi yang dipasang. Bagian
buritan sebuah kapal konstruksinya hampir sama dengan dengan
konstruksi di bagian haluan, dengan perbedaan bahwa tinggi susunan
balok-balok geladak tambahan 2,5 meter, pelat-pelat yang
menghubungkan ujung-ujung senta disebut “crutches“. Bagian buritan
diatas linggi kemudi, makin membesar untuk mana perlu diberi
perkuatan khusus berupa sebuah tatanan yang disebut “ transom “ yang
terdiri dari wrang yang kuat dan berat (wrang penuh) yang mengikat
secara kuat linggi kemudi, dan gading-gading melintang serta blok-blok
geladak yang saling dihubungkan satu sama lain secara terpadu. Wrang
ini disebut transom floor, gading-gading yang memperkuat daerah ini
disebut transom frame dan balok-balok geladaknya disebut transom
beam.
38
9. Material Kapal Perikanan
Secara umum material yang digunakan sebagai bahan pembuatan kapal
antara lain :
1) Material kayu
Material kayu merupakan material yang umum digunakan oleh kapal-
kapal perikanan di Indonesia. Ada beberapa keuntungan dan
kelebihan dari material kayu, yaitu :
a) Kelebihan material kayu :
Biaya pengerjaan murah karena tidak membutuhkan banyak
peralatan dalam pengerjaanya
Bahan baku mudah diperoleh karena dapat tersedia dimana
saja, baik galangan tradisional maupun galangan modern
Mudah dalam pengerjaannya dikarenakan sifat kayu yang
yang mudah dibentuk sesuai bentuk kapal
Ada beberapa ketentuan atau syarat kayu yang dapat dipilih sebagai
material kapal yaitu :
a) Tidak mudah pecah, sehingga mampu bertahan terhadap
gelombang pada saat beroperasi
b) Tahan terhadap hewan laut, agar dapat meminimumkan biaya
perawatan untuk pembersihan kapal dari hewan-hewan laut
39
c) Tidak mudah lapuk, liat dan kuat, agar dapat menambah umur
teknis kapal
Material kayu memiliki beberapa sifat yang harus diperhatikan baik
yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif :
a) Data kuantitatif yang meliputi :
Berat jenis yaitu perbandingan berat kayu dan volume dalam
keadaan kering di udara dengan kadar air + 15%
Kelas awet yaitu perkiraan lama penggunaan kayu dalam
berbagai keadaan
Kelas kuat yaitu pertimbangan berat jenis, keteguhan
lengkungan, dan keteguhan tekan mutlak
b) Data kualitatif yang meliputi warna kayu kering di udara, sifat
pengerjaan (mudah – sukar), sifat kembang susut (besar – kecil),
daya retak (rendah – tinggi), kekerasan (lunak – keras), tekstur
(halus – kasar), serat (lurus, bergelombang, berpadu, tidak
teratur, dan sebagainya), penyebaran (daerah) dan kegunaan
(pada masing-masing bagian kapal)
40
c) Tingkat ketersediaan kayu sebagai bahan baku pembuatan
kapal yang meliputi kuantitas (jumlah ketersediaan), kualitas
(mutu kayu), ukuran dan bentuk (variasi ukuran dan bentuk kayu
sesuai dengan ukuran kapal), dan jenis (variasi jenis kayu untuk
bagian-bagian kapal tertentu)
Hanya dipengaruhi
cuaca tetapi dijaga
supaya tidak
2. terendam air dan Beberapa Beberapa
20 tahun 15 tahun 10 tahun
tidak kekurangan tahun tahun
udara
41
dengan teratur
Serangan rayap Sangat Sangat
5. Tidak Jarang Cepat
tanah cepat cepat
Serangan butuk kayu Hampir Tidak Sangat
6. Tidak Tidak
kering tidak berarti cepat
Tabel 5. Jenis, sifat, kegunaan dan daerah penyebaran beberapa jenis kayu
untuk industri perkapalan di Indonesia
2) Material fiberglass
Fiberglass Rainforced Plastics (RFP) terdiri dari fillament serat kaca
dan ditambah dengan resin, dimana resin (F) berfungsi mengeraskan
dan mengkakukan serat kaca dan juga sebagai penahan air. Material
fiberglass memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu :
42
a) Kelebihan material fiberglass
Lebih ringan, sehingga dapat menambah laju kapal karena
bobot kapal berkurang dan menghemat BBM karena power
mesin yang digunakan tidak terlalu besar
Lebih kuat, dikarenakan dalam konstruksi kapal fiberglass
tidak menggunakan sambungan. Konstruksi badan kapal
dibuat secara utuh dengan menggunakan cetakan.
Tidak lapuk atau berkarat, dikarenakan sifat material yang
tidak menyerap air sehingga tidak mudah lapuk. Selain itu
material yang tidak mengandung logam menjadikan kapal
tidak mudah berkarat pada saat beroperasi di laut
43
c) Ketahanan terhadap cuaca, material fiberglass cenderung lebih
tahan terhadap air namun tidak begitu tahan terhadap panas
seperti panas matahari. Kapal dengan material fiberglass sangat
rentan mengalami retak atau perubahan bentuk jika menghadapi
perubahan cuaca yang cenderung berubah-ubah. Untuk
meminimalisir efek perubahan cuaca terhadap material maka
pada saat pembuatannya diberi lapisan gellcoat
3) Material ferrocement
Kekurangan dan kelebihan dari material ferrocement yaitu :
a) Kelebihan material ferrocement
Memiliki konstruksi yang sangat kuat karena terbuat dari
semen
Tidak mudah terbakar yang disebabkan material semen tidak
mudah dilahap api
Mudah dalam pemeliharaanya, karena perawatannya cukup
sederhana
44
b) Kekurangan material ferrocement
Harga mahal karena proses pembuatan yang sulit dan
bahan pembuatan yang mahal
Tidak tahan terhadap getaran mesin yang kontinyu, dimana
getaran yang kuat dapat menyebabkan keretakan pada
kapal
Sangat berat sehingga mempengaruhi kecepatan dan
penggunaan BBM akibat power engine yang besar
45
Campuran besi tuang yang mengandung karbon (iron carbon
aloy)
Sifat baja tergantung jumlah / persentase karbon
Khusus kapal-kapal yang berukuran besar atau kapal perang
menggunakan metal ringan (light metal)
5) Material aluminium
Pembuatan kapal dengan material aluminium sangat cocok
digunakan pada jenis kapal dengan kecepatan tinggi. Bahan
penyusun material aluminium untuk pembuatan kapal yaitu 95%
46
aluminium murni serat campuran silikon dan besi. Penambahan
campuran magnesium pada bahan pembuatan dapat meningkatkan
kekuatan bahan maksimal 5,5%. Adapun kelebihan dan kekurangan
dari material aluminium sebagai bahan pembuatan kapal yaitu :
47
Biaya-biaya yang harus dikeluarkan seperti biaya investasi, biaya
pemeliharaan, biaya operasi, biaya penyusutan, serta kemampuan
produksi
48
Germanisher Lloyd GL Berlin
Registro Italiano Navale RI Genoa
Det Norske Veritas DNV Oslo
Nippon Taikako Kaiji Kyokai NK Tokyo
Register of Shipping of USSR PC Moskwa
Hellenic Register of Shipping HS Athena
American Berau of Shipping ABS AS
D. Aktivitas Pembelajaran
Lembar Kerja 1
a. Topik
Jenis-jenis bangunan
Bagian-bagian kapal
b. Aktifitas pembelajaran
Lakukanlah aktifitas pembelajaran berikut ini dengan bekerja sama dalam
anggota kelompok dan penuh tanggung jawab
1) Buatlah kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5
orang dan dipimpin oleh satu orang ketua kelompok sebagai
penanggung jawab kelompok.
2) Setiap kelompok melakukan aktifitas sebagai berikut :
49
a) Mencari satu unit kapal penangkap ikan kemudian
mengidentifikasi jenis-jenis bangunan kapal dan bagian-bagian
kapal.
b) Hasil identifikasi kemudian di dokumentasikan
c) Selanjutnya diskusikan secara berkelompok mengenai
kesesuaian bangunan-bangunan dan bagian-bagian kapal
tersebut dengan jenis alat tangkap yang dioperasikan serta
peraturan-peraturan internasional (SOLAS) dan Biro Klasifikasi
Indonesia (BKI)
3) Buatlah rekomendasi/laporan hasil diskusi dengan kelompok anda
Lembar kerja 2
a. Topik
Dimensi utama kapal
Teknik pengukuran dimensi utama kapal
Bentuk haluan dan buritan kapal
b. Aktifitas pembelajaran
Lakukanlah aktifitas pembelajaran berikut ini dengan bekerja sama dalam
anggota kelompok dan penuh tanggung jawab :
1) Menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan pengukuran dimensi
utama kapal yaitu : roll meter, kayu kaso, tali, timbangan air dan satu
unit kapal
2) Melakukan pengukuran dimensi utama kapal yang secara tekun dan
teliti yang meliputi :
a) Lunas kapal ditempatkan pada posisi horisontal dengan
menggunakan waterpass. Garis lunas dianggap sebagai base
line dengan posisi badan kapal tegak dan horisontal
b) Melakukan pengukuran panjang kapal yang meliputi :
Panjang keseluruhan kapal (LOA)
Panjang antara garis tegak depan dengan garis tegak
belakang (LBP) pada garis air
Panjang garis air (LWL)
c) Melakukan pengukuran lebar kapal yang meliputi :
Lebar masimum kapal (Bmax)
Lebar dalam kapal (B moulded)
d) Melakukan pengukuran tinggi kapal yang meliputi :
Dalam kapal (depth)
Tinggi garis air (draft)
Tinggi freeboard
e) Melakukan pengukuran panjang lunas
f) Membuat sketsa bentuk haluan dan buritan kapal
50
3) Setelah melakukan pengukuran, buatlah sketsa gambar kapal
tersebut secara kreatif dengan menggunakan skala perbandingan
tertentu
Lembar kerja 3
a. Topik
Jenis material kapal
Pemilihan material kapal
b. Aktifitas pembelajaran
Lakukanlah aktifitas pembelajaran berikut ini dengan bekerja sama dalam
anggota kelompok dan penuh tanggung jawab :
1) Buatlah kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5
orang dan dipimpin oleh satu orang ketua kelompok sebagai
penanggung jawab kelompok.
2) Setiap kelompok melakukan aktifitas sebagai berikut :
a) Mencari satu unit kapal penangkap ikan dengan material kayu
b) Mengidentifikasi jenis-jenis kayu pada masing-masing bagian
kapal dan bangunan kapal
c) Selanjutnya diskusikan secara berkelompok mengenai
kesesuaian dan efektifitas penggunaan jenis kayu pada masing-
masing bagian dan bangunan kapal
3) Buatlah rekomendasi/laporan hasil diskusi dengan kelompok anda
E. Latihan Soal
51
F. Rangkuman
52
Kemampuan mendapatkan bahan yang meliputi ketersediaan bahan
terkait dengan kuantitas dan kualitas bahan, dan kemudahan
mendapatkan bahan terkait dengan aksesbilitas, sarana dan
prasarana serta regulasi terkait penggunaan bahan
Untung dan rugi secara teknis yang meliputi karakteristik bahan
terkait dengan kelebihan dan kekurangannya, jenis kapal yang akan
dibuat terkait dengan bentuk dan ukuran kapal, dan tujuan serta
fungsi kapal yang terkait dengan metode dan daerah
pengoperasiannya
Biaya-biaya yang harus dikeluarkan seperti biaya investasi, biaya
pemeliharaan, biaya operasi, biaya penyusutan, serta kemampuan
produksi
f. Clasification Bureau (Biro Klasifikasi) adalah suatu badan atau lembaga
yang berfungsi dan berwenang untuk memberikan kelas kepada kapal-
kapal dalam rangka pengawasan dan jaminan kekuatan konstruksi kapal,
serta mesin dan perlengkapan kapal lainnya.
53
a. Panjang kapal
LOA adalah panjang keseluruhan kapal yang diukur dari ujung
haluan sampai pada ujung buritan kapal
LBB adalah panjang kapal yang diukur dari perpotongan garis
tegak haluan sampai perpotongan garis tegak buritan yang
diukur sepanjang garis air
LWL adalah panjang kapal yang dihitung pada garis air kapal
b. Lebar kapal
B maksimum adalah lebar keseluruhan kapal pada bagian
midship (lebar terlebar kapal) yang diukur dari kulit terluar kapal
B moulded adalah adalah lebar keseluruhan kapal pada bagian
midship (lebar terlebar kapal) yang diukur dari kulit dalam kapal
BWL adalah lebar kapal pada bagian midship (lebar terlebar
kapal) yang diukur pada garis air kapal
c. Tinggi kapal
Depth adalah tinggi kapal yang diukur pada bagian midship
mulai dari geladak sampai pada base line (di atas lunas)
Draft adalah tinggi kapal yang diukur dari batas garis air kapal
sampai pada base line (di atas lunas)
Freeboard adalah jarak antara garis air dengan geladak kapal
54
b. Menambah kekuatan melintang kapal
c. Mencegah atau membatasi menjalarnya api apabila terjadi kebakaran
dan air apabila terjadi kebocoran pada salah satu ruangan
55
56
57
PRINSIP-PRINSIP DASAR
STABILITAS KAPAL
A. Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran peserta diharapkan mampu
menganalisis stabilitas kapal, mengetahui parameter hidrostatis kapal,
mengidentifikasi titik stabilitas kapal, mengidentifikasi jenis-jenis stabilitas
kapal, menyimpulkan kualitas stabilitas kapal, menunjukan plimsol mark,
menghitung efek permukaan bebas kapal sesuai dengan kriteria prinsip
dasar stabilitas kapal.
C. Uraian Materi
1. Pengertian Stabilitas
Stabilitas atau keseimbangan adalah sifat/kecendrungan dari
sebuah kapal untuk kembali kekedudukan semula setelah mendapat
senget (kemiringan) karena gaya-gaya dari luar (Rubianto, 2004).
Menurut Palumian (2001) stabilitas adalah sifat dari kapal untuk kembali
pada kedudukan semula jika gaya yang membuat kapal miring telah
hilang. Adapun gaya-gaya dari luar yang dapat menimbulkan kapal
senget seperti angin, keadaan laut atau gelombang, kebocoran yang
disebabkan oleh tubrukan atau kekandasan. Sedangkan menurut
Thamrin (2002) stabilitas adalah kembalinya kapal dalam kondisi semula
atau keposisi semula sebuah kapal telah mengalami gangguan oleh gaya
dari luar seperti arus, gelombang, ombak, dan angin, serta gaya-gaya dari
58
dalam seperti tata letak barang/cargo maupun gerakan daripada muatan
yang diangkut oleh kapal tersebut.
59
2. Parameter Hidrostatis
1) Berat Benaman (Displacement) adalah jumlah ton air yang
dipindahkan oleh bagian kapal yang terbenam dalam air.
2) Displacement (Δ) = Light Displacement (LD)+ Operating Load (OL)
+ Cargo/Hasil tangkapan.
3) Light Displacement / berat kapal kosong adalah Berat kapal kosong
termasuk mesin dan alat-alat yang melekat di dalam kapal
4) Operating Load adalah alat-alat/sarana untuk mengoperasikan
kapal, dimana tanpa sarana ini kapal tidak dapat berlayar.
5) Dead weight ton (DWT) adalah jumlah muatan maksimum yang
dapat dimuat di kapal.
DWT = OL + Cargo
60
Awp
Cwl = -----------
Lwl . B
Dimana :
Awp = Luas bidang garis air.
Lwl = Panjang garis air.
B = Lebar kapal (Lebar Garis Air)
Pada umumnya nilai Koefisien garis air kapal (Cwl) terletak antara
0,70 ~ 0,90. Adapun table konversi antara Cwl dengan nilai
konstanta adalah (Fyson, 1985) :
Cwl k
0,70 0,042
0,75 0,048
0,80 0,055
0,85 0,062
Am
Cm = ---------
BT
61
pedalaman. Harga koefisien midship terletak antara 0,50 ~ 0,995
dimana harga yang pertama didapatkan pada kapal tunda
sedangkan yang terakhir didapatkan pada kapal–kapal pedalaman.
Bentuk penampang melintang yang sama pada bagian tengah dari
panjang kapal dinamakan dengan Paralel Midle Body.
V
Cb = -----------
Lwl. B.T
Dimana;
V = Isi karene (volume balok)
Lwl = Panjang garis air.
B = Lebar karene atau lebar kapal.
T = Sarat kapal.
62
= Cb x L x B x d x Bj
V
Cp = -------------
Am. Lwl
Dimana ;
V = Isi Karene.
Am = Luas penampang gading besar ( luas midship ).
Lwl = Panjang garis air.
Cp = V/Am.Lwl.....................(1)
Cb = V/Lwl.B.T
V = Lwl. B.T.Cb .................(2)
Cm = Am/B.T
Am = B.T.Cm .......................(3)
Cp = (Lwl.B.T.Cb) / (Lwl.BT.Cm)
63
Cp = Cb/Cm
Dimana ;
V = Isi Karene.
Awl = Luas Penampang garis air.
T = Sarat air.
7) BM (Radius Metacentric)
Nilai BM dinamakan jari-jari metasentris atau metacentris radius, hal
ini dikarenakan apabila kapal mengoleng dengan sudut-sudut yang
kecil, maka lintasan pergerakan titik B merupakan sebagian busur
lingkaran di mana M merupakan titik pusatnya dan BM sebagai jari-
jarinya. Titik M masih bisa dianggap tetap karena sudut olengnya
kecil (10o – 15o)
Formula untuk mencari jari-jari metasentris kapal (BM) tergantung
pada lebar kapal dan berat benamannya. Selanjutnya untuk bentuk
bagian bawah kapal yang berbeda akan berbeda dalam
perhitungannya.
64
Untuk kapal bentuk bagian bawah adalah kasko, maka formula jari-
jari metasentrisnya adalah sebagai berikut :
L x B3
BM = ------------
12 V
atau
B2
BM = --------
12d
Dimana ;
b = lebar kapal (m)
d = draft kapal (m)
l = panjang kapal
v = displasemen
k . l . B3
BM = ------------
V
Dimana ;
k = konstanta
l = panjang kapal
B = lebar kapal
8) TPI / TPC
65
TPI singkatan dari Ton Per Inchi immersion yaitu jumlah ton yang
harus dimuat atau dibongkar untuk mengubah sarat rata-rata kapal
sebesar satu inchi.
TPC singkatan dari Ton Per Centimetre immersion yaitu jumlah ton
yang harus dimuat atau dibongkar untuk mengubah sarat rata-rata
kapal sebesar satu centimeter.
Apabila dimuat bobot seberat W dan sarat rata-rata kapal bertambah
1 inchi, maka W = TPI dan WW1 = LL1 = 1 inchi
Volume (warna kuning) sama dengan AWp dibagi dengan 12.
Sehingga beratnya menjadi AWp dibagi dengan 420 (12 dikalikan 35
feet kubik berat 1 ton air laut). Formula akhir dari TPI adalah :
AWp
TPI = ----------
420
3. Titik Stabilitas
a) Titik Berat (G)
Titik berat sebuah kapal adalah pusat dari segala gaya berat yang
bekerja vertikal ke arah bawah (pusat dari gaya berat kapal dan
muatannya). Letak titik tangkap (G) tidak berubah jika tidak ada
perubahan atau penggeseran muatan. Pada sebuah kapal yang berada
pada keadaan tegak, maka letaknya titik G ini berada pada sebuah
penampang bidang yang dibentuk oleh bidang ini. Oleh karena itu
bidang ini disebut bidang simetris.
66
dari letak / kedudukan titik berat kapal akan tetap bila tidak terdapat
penambahan, pengurangan, atau penggeseran bobot di atas kapal dan
akan berpindah tempatnya bila terdapat penambahan, pengurangan
atau penggeseran bobot di kapal itu dengan ketentuan sebagai berikut :
Bila ada penambahan bobot, maka titik berat kapal akan berpindah
ke arah / searah dan sejajar dengan titik berat bobot yang dimuat.
Bila ada pengurangan bobot, maka titik berat kapal akan berpindah
ke arah yang berlawanan dan titik berat bobot yang dibongkar.
Bila ada penggeseran bobot, maka titik berat sebuah kapal akan
berpindah searah dan sejajar dengan titik berat dari bobot yang
digeserkan.
67
(bagian-bagian) air yang menekan tubuh kapal yang terendam
didalam air.
Saat kapal bergerak dengan posisi tegak (tidak ada pengaruh gaya
luar) maka titik tekan kapal (B) dan titik berat kapal (G) berada pada
satu garis vertikal. Sedangkan jika kapal mendapat pengaruh gaya luar,
maka titik tekan akan berpindah dari B ke B’ yang mengakibatkan gaya
berat dan gaya apung akan membentuk kopel sebesar sudut Ө. kopel
inilah yang akan menghasilkan momen oleng (helling moment) dan
momen bending (righting moment). Helling moment adalah momen yang
bekerja untuk memiringkan kapal, sedangkan righting momen adalah
momen yang mengembalikan kapal ke posisi atau kedudukan semula.
68
Titik Metasentrum sebuah kapal adalah sebuah titik di kapal yang
merupakan titik putus yang busur ayunannya adalah lintasan yang dilalui
oleh titik tekan kapal. Titik Metasentrum sebuah kapal dengan sudut-
sudut senget kecil terletak pada perpotomgam garis sumbu dan arah
garis gaya tekan ke atas sewaktu kapal menyenget. Sifat dari letak/
kedudukan titik metasentrum untuk sudut-sudut senget kecil kedudukan
metasentrum dianggap tetap, sekalipun sebenarnya kedudukan titik itu
berubah-ubah sesuai dengan arah dan besarnya sudut senget. Oleh
karena itu, perubahan letak yang sangat kecil, maka dianggap tetap.
Dengan berpindahnya kedudukan titik tekan sebuah kapal sebagai
akibat menyengetnya kapal tersebut akan membawa akibat berubah-
ubahnya kemampuan kapal untuk menegak kembali. Besar kecilnya
kemampuan sesuatu kapal untuk menegak kembali merupakan ukuran
besar kecilnya stabilitas kapal itu. Jadi dengan berpindah-pindahnya
kedudukan titik tekan sebuah kapal sebagai akibat dari menyengetnya
kapal tersebut akan membawa akibat pada stabilitas kapal tersebut
berubah-ubah dalam setiap waktu.
69
Gambar 14. Titik Penting dalam Stabilitas
70
KB = 0,67 d
Untuk kapal yang dasarnya tidak kedua-duanya
KB = 0,53 d
KM = KB + BM
Keterangan :
b : lebar kapal
d : Draft kapal saat itu
KG
Moment
Berat
e) Tinggi Metacentris (GM)
Tinggi metacentris adalah jarak tegak antara titik G dan titik M
71
GM = KM – KG Nilai GM dapat diperoleh dengan rumus ;
GM = KM – KG
GM = KM – KG
GM = (KB + BM) – KG
Momen Penegak = W x GZ
GZ = GM sin
Keterangan :
W = Displacement Kapal saat itu
Sin θ = sudut kemiringan kapal
GZ = jarak dari titik G ke Z
0,75 B
T
GM
Keterangan :
T = Periode Oleng dalam detik
72
B = Lebar kapal dalam meter
GM = Jarak titik G ke M
4. Jenis-jenis Stabilitas
a) Stabilitas positif (stabil)
Stabilitas positif terjadi apabila letak titik berat (G) kapal
berada dibawah titik metacenter dimana akan membuat kapal
menjadi canggung = stiff = kaku. Pada stabilitas ini dapat terjadi dua
kemungkinan yaitu kapal akan menjadi langsar (tender) dan kapal
akan menjadi kaku (stiff). Kapal disebut oleng bila tinggi Metacentrik
(GM) adalah kecil. Dalam hal ini moment stabilitas adalah kecil, jadi
dengan gaya yang sedikit dapat membuat kapal senget (=sudut
miring). Kapal yang oleng (langsar) berbahaya mudah terbalik.
73
b) Stabilitas negatif (unstable equilibrium)
Sebuah kapal dikatakan mempunyai stabilitas negatif jika
titik M terletak dibawah titik G. Dalam keseimbangan yang labil,
kapal tidak berada dalam posisi yang tegak, tapi oleng ke kanan
maupun ke kiri. Besarnya lengan tergantung dari jauhnya G diatas
M. Jika G semakin jauh diatas M, maka olengan tesebut semakin
besar. Dalam hal ini, antara gaya B dengan gaya G terjadi
lengan/tuas GZ.
74
dalam keadaan yang demikian diperoleh keseimbangan yang netral.
Oleh karena G bertindihan dengan M, maka garis BM bertindihan
dengan garis GB, berarti arah gaya G dan gaya B bertindihan, tapi
dengan arah bekerja yang bertentangan. Karena G jatuh pada M,
tidak ada GZ sehingga tidak ada righting moment. Karena tidak ada
righting moment, maka kapal akan berada dalam posisi olengan
yang demikian dan tidak akan kembali tegak, kecuali ada tenaga
luar yang mendorongnya untuk kembali pada posisi tegak, misalnya
dorongan dari tenaga angin atau gelombang.
e) Kapal langsar
Pada keadaan ini jarak antara GM terlalu kecil sehingga
dengan gaya yang sedikit dapat membuat kapal senget. Untuk
mengatasi ini muatan yang berat harus diturunkan kebawah dan
juga mengisi penuh tangki-tangki dasar berganda.
75
itu dikarenakan misalnya oleh adanya pengaruh luar yang bekerja
pada kapal, sehingga kapal itu akan menyenget lebih besar
lagi. Apabila proses semacam itu terjadi secara terus menerus,
maka pada suatu saat tertentu kapal sudah tidak memiliki
kemampuan lagi untuk menegak kembali. Jelaslah kiranya bahwa
apabila hal itu terjadi, maka sudah dapat dipastikan bahwa kapal
akan terbalik.
f) Kapal kaku
Kapal dikatakan canggung bilamana tinggi M besar dalam
keadaan positif. Dalam hal ini moment stabilitas adalah besar, jadi
bila terjadi senget dibutuhkan gaya yang besar. Kapal yang
canggung bila miring dengan segera kembali tegak secara
76
menyentak. Untuk menjaga ini maka perlu titik G ditinggikan dengan
membawa benda-benda berat lebih tinggi.
77
Terlalu banyak konsentrasi muatan berat di bagian
2. Penyebab
bawah kapal
1. Tidak menyenangkan atau tidak nyaman bagi
orang-orang yang berada di kapal
3. Kerugian
2. Dapat merusak kontruksi kapal terutama pada
bagian-bagian sambungan
a. Mengosongkan tangki-tangki dasar berganda
(double bottom).
b. Memindahkan muatan atau bobot dari bawah
Cara
4. kapal ke bagian atas kapal.
mengatasi
c. Kedua penanganan di atas bertujuan untuk
menaikan letak titik G agar tinggi metasentris
(GM) kapal menjadi lebih kecil
5. Kurva Stabilitas
a) Segitiga Stabilitas
Apabila suatu kapal senget, maka titik apung akan bergerak
sedangkan titik berat (gravitasi) tidak berubah. Karena gaya apung
dan gravitasi sama besar dan searah, tetapi kalau kapal miring akan
membentuk dua gaya yang paralel dengan arah yang berlawanan,
mengakibatkan terjadi rotasi. Rotasi ini mengakibatkan kapal
kembali ke posisi semula karena gaya apung dan gravitasi sama
besar berlawanan arah akan saling menutup. Hal ini dikatakan
sebagai pasangan (coupled) karena kedua gaya yang bekerja
menghasilkan rotasi. Rotasi ini yang menyebabkan terjadi
keseimbangan kapal.
78
Lengan Penegak kapal < GZ proporsional terhadap ukuran tinggi
metacenter, GM. Sehingga GM adalah ukuran awal stabilitas kapal
79
diperoleh kurva statistik stabilitas. Kurva ini adalah gambaran stabilitas
kapal pada muatan tertentu. Berbagai informasi bisa diperoleh dari
kurva ini, antara lain ;
80
tidak boleh kurang dari 0.09 m-rad.
C : Luas area di bawah kurva stabilitas statis antara sudut oleng 30 0 -
400 tidak boleh kurang dari 0.03 m-rad.
D : Nilai maksimum righting lever (GZ) sebaiknya dicapai pada
sudut tidak kurang dari 300 serta bernilai minimum 0.20 meter.
E : Sudut maksimum stabilitas sebaiknya lebih dari 250.
F : Nilai initial GM tidak boleh kurang dari 0.35 meter
81
(Mp = W x GZ), maka satu-satunya alasan yang menyebabkan momen
kedua kapal itu tidak sama adalah faktor GZ = lengan penegak.
Besarnya lengan penegak kedua kapal itu tidak sama besar disebabkan
oleh karena kedudukan titik berat kedua kapal itu tidak sama tinggi.
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari rumus momen penengak
(Mp) = W x GZ adalah :
Jarak antara gaya berat kapal (berat benaman kapal) dan gaya
tekanan ke atas itu disebut : Lengan koppel. Apabila momen yang
terjadi akan menegakan kembali kapal yang sedang menyenget, maka
jarak antara berat benaman kapal dan gaya tekan keatas itu sering
disebut Lengan penegak, sedangkan apabila momen yang terjadi
akan mengakibatkan bertambah besarnya senget kapal, maka
jarak antara berat benaman dan gaya tekan ke atas itu seringkali juga
disebut Lengan penyenget.
82
lurus di bawah titik G, maka pada saat itu kapal tidak memiliki
kemampuan untuk menegak kembali. Hal ini disebabkan karena momen
penegaknya pada saat itu sama dengan nol, sebab besarnya lengan
penegak pada saat sama dengan nol. Gaya berat kapal berimpit dengan
gaya tekan keatas, sehingga jarak antara kedua gaya tersebut adalah
sama dengan nol.
83
Sehingga letak titik G kapal akan bergerak ke G1 menjauhi titik
berat bobot yang dibongkar. Jarak pergeseran G ke G1 dapat
dirumuskan (Fyson, 1985) :
84
wxd
GG1 = -----------
∆
Dimana ;
w = bobot (ton)
d = jarak titik berat
6) Trim
Trim adalah perbedaan antara draft depan pada haluan
dan draft belakang pada buritan. Trim merupakan sudut
kemiringan kapal secara membujur. Trim adalah perbedaan sarat
depan dan belakang. Bila muatan lebih berat di bagian depan
disebut trim depan (trim by the head), kemudian bila lebih berat di
belakang disebut trim belakang (tim by the stern). Apabila muatan
terkonsentrasi di bagian tengah-tengah kapal disebut Sagging
tetapi bila terkonsentrasi di bagian ujung-ujung disebut Hogging .
Kapal yang dalam kondisi sagging atau hogging dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada sambungan kapal
khususnya pada bagian dek maupun pada plat lambung. Kapal
trim even keel yaitu draft depan sama dengan draft belakang
(a=c). Kemudian nilai b=(a+c)/2, hanya terjadi bilamana kapal
tidak hogging atau sagging.
Kapal trim by stern yaitu draft belakang lebih kecil dari draft
depan (a > c). Kapal trim by Head yaitu draft balakang lebih besar
dari draft depan (a<c). Dampaknya dapat mengakibatkan kapal
akan mempunyai trim by stern yang disebabkan adanya moment
yang bekerja berlawanan arah jarum jam
LF
Perubahan draft depan = x Trim
LBP
LA
Perubahan draft belakang = x Trim
LBP
85
Perubahan draft depan = Trim – Perubahan draft belakang
W
Perubahan draft (∆ draft ) = TPC
GZ
—– = Sin Q, jadi GZ = GM Sin Ө
GM
Penjelasan :
Untuk sudut senget Ө tertentu, maka nilai GZ tergantung dari nilai GM
(jarak antara titik G dan titik M). Besarnya nilai GM sesuatu kapal dapat
dipergunakan sebagai ukuran untuk menilai besarnya stabilitas kapal
tersebut, sebab menurut persamaan (Fyson, 1985) :
86
Mp = W x GZ …………………………………………….. ( 1 )
GZ = GM Sin Ө …………………………………………. ( 2 )
87
2) Mengurangi KM dengan KG akan diperoleh dengan mempergunakan
apa yang disebut aturan/dalil momen (Fyson, 1985) :
∑M
KG = --------
∑W
Dimana;
∑M = Jumlah momen (ton)
∑W = jumlah perkalian titik berat dengan bobot benda (m ton)
KM = adalah tinggi / jarak metacenter dari lunas.
GM = KM – KG dan KM = KB + BM
1 5 V
KB = —– —-D – —-
3 2 A
88
Sebelum perhitungan-perhitungan stabilitas sebuah kapal
mulai dikerjakan, kedudukan titik berat (G) kapal dalam keadaan
kosong atau kedudukan titik berat pada saat itu, tergantung pada
keadaan sebelum perhitungan-perhitungan itu dilakukan. Apabila
kedudukan titik berat kapal dalam keadaan kosong (KG kapal
kosong) tidak dapat diperoleh di kapal, maka harus
menghubungi kantor pusat (perwakilannya) perusahaan/pemilik kapal
dengan maksud untuk mengusahakannya. Kedudukan titik berat
setiap muatan yang dibongkar atau yang muat di kapal harus
diketahui secara tepat (disamping harus diketahui juga bobot setiap
muatan yang dimuat atau yang dibongkar itu, sebab setiap adanya
perubahan bobot di kapal akan mengakibatkan berubahnya
kedudukan titik berat kapal semula (sebelum dilakukan kegiatan
bongkar-muat).
7. Plimsol Mark
a) Berat Benaman (Displacement = Δ)
89
jenisnya kebih kecil keperairan yang berat jenisnya lebih besar,
maka saratnya akan berkurang, dan sebaliknya jika kapal berlayar
diperairan yang berat jenisnya besar keperairan yang berat jenisnya
kecil, maka saratnya akan bertambah. Kapal mempunyai berat,
demikian juga muatan yang diangkutnya sehingga kapal dan
muatan mempunyai gaya berat dan arahnya masing-masing vertikal
kebawah atau ke arah pusat bumi. Bila berat jenis air dimana kapal
berada mengalami perubahan maka akan terjadi dua kemungkinan
yaitu :
1. Bila berat benaman tetap, maka sarat kapal yang berubah
2. Bila saratnya tetap, maka berat benaman kapal yang berubah.
b) Merkah Sarat
Sarat adalah jarak tegak pada lambung kapal dihitung dari titik
terendah (lunas kapal) sampai garis air.
90
Gambar 19. Markah sarat Kapal
91
akhirnya diundangkan pada tahun 1890 untuk penyeragaman.
Untuk mengabadikan pencetusnya maka disebut Plimsoll Mark.
Plimsoll mark kemudian diikuti oleh negara-negara maritim lainnya.
Plimsoll mark juga disebut Garis Muatan atau Load Line.
92
Garis ini berada dua inci dibawah garis W, dan hanya berlaku bagi
kapal-kapal yang panjangnya < 330 kaki dan beroperasi atau
berlayar dilintang lebih tinggi dari 36° U
Garis benaman musim Tropic (Tropic = T)
Letak garis ini dari S, sama dengan letak W dari S
Khusus untuk air tawar dimusim panas (Summer Fresh = SF atau F
dan musim Tropic (Tripic Fresh), diberi juga garis benamannya.
93
Tanda Plimsoll merupakan garis horisontal yang menembus
lingkaran. Tanda ini dicantumkan tegak lurus di bawah tengah-tengah
garis geladak sedemikian rupa sehingga jarak antara dari sisi atas kedua
garis sama dengan Lambung Timbul Musim Panas (Freeboard Summer).
Adapun ketebalan garis-garis pada tanda Plimsoll tersebut adalah setebal
25 mm. Disamping dari tanda Plimsoll terdapat beberapa garis lambung
timbul yang menunjukkan tinggi maksimum garis muat bagi keadaan
tertentu sesuai dengan daerah pelayaran dimana kapal tersebut berada
dan dengan sendirinya dapat diketahui batasan maksimum daya angkut
kapal itu demi untuk menjaga keamanan kapal, muatan dan keselamatan
Jiwa manusia di laut.
8. Free Surface
Permukaan bebas terjadi di dalam kapal bila terdapat suatu
permukaan cairan yang bergerak dengan bebas, bila kapal mengoleng
di laut dan cairan di dalam tanki bergerak-gerak akibatnya titik berat
cairan tadi tidak lagi berada di tempatnya semula (Gambar 108). Titik G
dari cairan tadi kini berada di atas cairan tadi, gejala ini disebut dengan
kenaikan semu titik berat, dengan demikian perlu adanya koreksi
terhadap nilai GM yang kita perhitungkan dari kenaikan semu titik berat
cairan tadi pada saat kapal mengoleng sehingga diperoleh nilai GM
yang efektif. Perhitungan untuk koreksi permukaan bebas dapat
mempergunakan rumus (Rubianto, 1996) :
Dimana :
gg1 = pergeseran tegak titik G ke G1
r = berat jenis di dalam tanki dibagi berat jenis cairan di luar kapal
l = panjang tanki
94
b = lebar tanki
W = displasemen kapal,
Oleh karena itu, maka berat cairan ini terasa seolah-olah berada di titik m.
dengan demikian, maka formulanya adalah (Fyson, 1985) :
i
GM = ---------
V
Dimana :
I = momen kelembaman dari cairan
95
V = volume cairan dalam tanki
Wxd
GG1 = ---------
∆
Dimana :
W = berat cairan dalam tangki, jika cairan tadi adalah air laut maka :
w = V/35
d = jarak kenaikan semu titik berat cairan yaitu sama dengan
GM = 1/v
∆ = berat benaman kapal, jika kapal terapung di air laut maka
∆ = v/35
v/35 x 1/v i
GG1 = ------------- = --------
v/35 V
L x B3
i = ------------
12V
Dimana :
L = panjang tangki
B = lebar tangki
96
L x B3
GG1 = ------------
12V
Bila cairan yang bergerak bebas di dalam tanki bukan air laut dan jika
kapal tidak terapung di air lautyang berat jenisnya 1,025, maka rumusnya
menjadi :
L x B3
GG1 = r ------------
12V
Dimana :
Berat jenis cairan dalam tanki
r = -----------------------------------
Berat jenis cairan di luar kapal
97
60 Neg 0,01 0,05 0,11 0,22 0,39 0,62
70 Neg 0,02 0,06 0,13 0,26 0,45 0,73
PANJANG TANGKI (DALAM
Pada daftar di atas dibuat untuk berat benaman = 10.000 ton dimana
kapal terapung di air laut dan isi tangki adalah air laut pula.
Permasalahannya adalah apabila cairan di dalam tanki bukan air laut,
maka pembacaan daftar masih harus dikalikan dengan r. apabila berat
benaman kapal bukan 10,000 ton, maka pembacaan daftar harus
dikalikan dengan faktor pengali seperti yang tertera pada Tabel
9. Percobaan Stabilitas
Percobaan stabilitas dilakukan pada saat kapal kosong dengan
tujuan untuk mengetahui KG kapal kosong. KG kapal kosong ini sangat
penting karena sebagai dasar perhitungan saat kapal muat bongkar.
Oleh karena itu, percobaan harus dilakukan seteliti mungkin agar
didapat hasil yang maksimal
Setelah bobot digeserkan dan kapal sudah miring, maka bilah
papan dimana tali bandul menyilangnya diberi tanda “C” dimana AC
98
dinamakan penyimpangan tali bandul (defiection). Berdasarkan Gambar
103, maka diperoleh formula sebagai berikut (Fyson, 1985) :
AC
Tg Ө = ---------
AB
wxd
GM = -------------
∆ x tg Ө
Pelaksanaan :
1) Bobot yang sudah diketahui beratnya W ton harus sudah diposisi
dan saat itu kapal harus betul - betul tegak
2) Geserkan bobot sejauh d meter sehingga kapal miring dan tunggu
beberapa saat
99
3) Baca pada papan ukur berapa meter tali unting - unting
menyimpang
4) Ukur tali unting - unting secara tegak
Periode Oleng
Satu periode oleng lengkap adalah jangka waktu yang dibutuhkan
mulai dari saat kapal tegak, miring ke kiri, kemudian tegak lagi, terus
miring ke kanan, sampai kapal kembali tegak lagi
Waktu olengan kapal dapat diodeskripsikan sebagai berikut :
Seandainya pada keadaan (1) : kapal masih dalam keadaan tegak /
belum mengalami senget
Pada keadaan (2) : kapal sudah menyenget ke kambung kanan
kapal pada sudut senget yang paling besar.
Pada keadaan (3) : kapal dalam keadaan tegak kembali
Pada keadaan (4) : kapal kembali menyenget ke kiri lambung kapal
pada sudut senget yang paling besar pula,
Pada keadaan (5) : Kapal kembali tegak seperti semula.
Maka waktu olengan kapal adalah : banyaknya waktu yang
diperlukan oleh kapal itu untuk mengoleng dari kedudukan berturut-
turut : mulai dari kedudukan (1), kedudukan (2), kedudukan
(3), kedudukan (4) dan kembali kedudukan (5).
Waktu olengan kapal dicatat sebanyak mungkin dan pada
dasarnya semakin banyak jumlah waktu olengan yang di catat maka
akan semakin baik hasilnya.
100
yang lebih jelas tentang keadaan tersebut, harap perhatikan bagan
pencatatan berikut ini. Dengan menggunakan waktu olengan kapal,
dapat diketahui bertambah atau berkurangnya stabilitas kapal.
Catatan penting :
1) Apabila nilai tinggi metasentrum kapal kecil (GM kecil), maka
suku kedua dari persamaan itu besar, sehingga suku
pertamanya pun dengan sendirinya besar (T besar). Jika nilai T
besar, hal ini berarti bahwa waktu olengannya besar. Artinya
bahwa waktu yang diperlukan oleh kapal itu untuk mengoleng
satu kali olengan adalah besar. Hal ini sesuai benar dengan
rumus bagi momen penegak untuk sudut-sudut senget kecil
(pada stabilitas awal) : Mp = W x GM Sin Q yang di dalam
rumus itu ternyata bahwa apabila GM nya kecil, maka momen
penegaknya kecil, artinya bahwa kemampuannya untuk
menegak kembali kecil, artinya bahwa waktu olengan
besar, sebab kapal mengoleng secara lamban.
2) Apabila nilai GM besar, maka suku kedus persamaan itu
kecil, maka suku pertama persamaan itupun kecil pula. Hal ini
berarti bahwa waktu olengannya kecil, artinya kapal akan
mengoleng secara cepat.
3) Apabila nilai GM itu terlalu kecil, maka suku kedua
persamaan itupun akan jadi terlalu besar, sehingga suku
pertama persamaan itupun terlalu besar, sehingga waktu yang
diperlukan untuk menegak kembali terlalu besar (terlalu lama),
artinya bahwa waktu olengannya terlalu lama. Sebuah kapal
yang waktu olengannya terlalu lama maka kapal demikian
disebut kapal langsar
4) Apabila nilai GM terlalu besar, maka suku kedua persamaan
itu terlalu kecil, sehingga suku pertama persamaan itupun
menjadi terlalu kecil pula, artinya bahwa waktu olengannya
terlalu kecil. Jika sebuah kapal dalam keadaan demikian itu,
101
kapal demikian disebut kapal Kaku. Hal ini sesuai pula dengan
rumus yang berlaku bagi stabilitas untuk sudut-sudut senget
kecil (stabilitas awal). Mp = W x GM Sin Q, Jika GM di dalam
rumus itu bernilai terlalu besar, maka momen penegaknyapun
terlalu besar. Artinya bahwa kemampuan untuk menegak
kembaliterlalu besar, artinya bahwa waktu olengannya terlalu
kecil. Kapal yang dalam keadaan demikian, maka
disebut sebuah kapal kaku.
5) Apabila nilai GM = 0, maka suku kedua persamaan tersebut =
0, demikian pula suku pertamanyapun = 0. Artinya bahwa
waktu olengnya = 0. Hal inipun sesuai dengan rumus momen
penegak untuk stabilitas awal : Mp = W x GM Sin Q
102
perhitungan adalah natural rolling period. Adapun cara mencari natural
rolling period adalah sebagai berikut :
1) Pada pagi hari diambil 20 kali periode olengan.
2) Kemudian diambil nilai rata-rata periode olengnya.
3) Selanjutnya kegiatan tersebut diulang pada siang hari dan sore hari.
D. Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran 1 :
a. Topik : Stabilitas kapal pada saat bongkar muat
b. Aktifitas pembelajaran
Lakukanlah aktifitas pembelajaran berikut ini dengan bekerja sama dalam
anggota kelompok dan penuh tanggung jawab
1) Buatlah kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5
orang dan dipimpin oleh satu orang ketua kelompok sebagai
penanggung jawab kelompok.
2) Setiap kelompok melakukan aktifitas sebagai berikut :
a) Melakukan pengamatan dengan tekun dan teliti terhadap
stabilitas kapal pada saat bongkar muat
b) Hasil pengamatan kemudian didokumentasikan dalam bentuk
video
c) Selanjutnya diskusikan secara berkelompok mengenai stabilitas
kapal yang anda amati pada saat melakukan bongkar muat
103
3) Buatlah rekomendasi/laporan dari hasil diskusi anda
Pembelajaran 2 :
a. Topik : Percobaan stabilitas kapal
b. Aktifitas pembelajaran
Lakukanlah aktifitas pembelajaran berikut ini dengan bekerja sama
dalam anggota kelompok dan penuh tanggung jawab
1) Buatlah kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5
orang dan dipimpin oleh satu orang ketua kelompok sebagai
penanggung jawab kelompok.
2) Setiap kelompok melakukan aktifitas sebagai berikut :
a) Melakukan percobaan stabilitas secara mandiri dan kreatif pada
kapal dengan menempatkan muatan pada beberapa posisi yang
berbeda
b) Selanjutnya mencatat periode oleng kapal pada masing-masing
kondisi muatan kapal
c) Hasil percobaan kemudian didokumentasikan dalam bentuk
video
d) Selanjutnya diskusikan secara berkelompok mengenai
percobaan stabilitas kapal yang anda lakukan dan amati pada
masing-masing kondisi muatan
3) Buatlah rekomendasi/laporan dari hasil diskusi anda
Pembelajaran 3 :
a. Topik : Plimsol mark
b. Aktifitas pembelajaran
Lakukanlah aktifitas pembelajaran berikut ini dengan bekerja sama dalam
anggota kelompok dan penuh tanggung jawab
1) Buatlah kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5
orang dan dipimpin oleh satu orang ketua kelompok sebagai
penanggung jawab kelompok.
2) Setiap kelompok melakukan aktifitas sebagai berikut :
a) Melakukan pengamatan secara tekun dan teliti terhadap
perubahan tinggi garis air kapal pada saat berangkat fishing
ground dan pada saat kembali ke fishing base
104
b) Melakukan pengamatan terhadap kelengkapan markah sarat
dan plimsol mark kapal
c) Pengamatan dilakukan pada tiga buah kapal yang berbeda
jenis dan berbeda ukuran
d) Hasil percobaan kemudian didokumentasikan
e) Selanjutnya diskusikan secara berkelompok mengenai hasil
pengamatan kelompok anda
3) Buatlah rekomendasi/laporan dari hasil diskusi kelompok anda
E. Latihan Soal
F. Rangkuman
Titik berat sebuah kapal adalah pusat dari segala gaya berat yang
bekerja vertikal ke arah bawah (pusat dari gaya berat kapal dan
muatannya). Letak titik tangkap (G) tidak berubah jika tidak ada
perubahan atau penggeseran muatan. Pada sebuah kapal yang
105
berada pada keadaan tegak, maka letaknya titik G ini berada pada
sebuah penampang bidang yang dibentuk oleh bidang ini. Oleh
karena itu bidang ini disebut bidang simetris
Titik Apung sebuah kapal adalah sebuah titik di kapal yang
merupakan titik tangkap resultan semua gaya apung/tekan ke atas air
yang bekerja pada bagian kapal yang terbenam di dalam air sehingga
kapal mengapung. Kedudukan titik apung ini berhimpit dengan titik
berat bagian kapal yang terbenam dalam air
Titik Metacentrum kapal adalah titik potong antara garis yang tegak
lurus yang ditarik dari titik apung (B) terletak vertikal diatas B dari
sebuah kapal yang miring/menyenget paling banyak 150 dengan
bidang tengah kapal
106
7. Sebelum merkah benaman terdapat garis-garis benaman yang dibagi
menurut musim. Garis-garis ini merupakan petunjuk di dalam pemuatan,
sesuai dengan daerah pelayarannya yaitu :
Garis benaman musim panas (Summer = S)
Garis benaman musim dingin (Winter = W)
Garis benaman musim dingin Atalantik Utara (Winter North Atlantik =
WNA).
Garis benaman musim Tropic (Tropic = T)
Khusus untuk air tawar dimusim panas (Summer Fresh = SF atau F
dan musim Tropic (Tripic Fresh),
8. Permukaan bebas terjadi di dalam kapal bila terdapat suatu permukaan
cairan yang bergerak dengan bebas, bila kapal mengoleng di laut dan
cairan di dalam tanki bergerak-gerak akibatnya titik berat cairan tadi tidak
lagi berada di tempatnya semula
9. Adapun prinisp-prinsip permukaan bebas adalah :
a) Pengaruh permukaan bebas tergantung pada ukuran permukaan
cairan yang bergerak bebas dan isi benaman kapal.
b) Pengaruh hubungan antara berat jenis cairan di dalam tanki dan
berat jenis air di mana kapal terapung terhadap pengaruh permukaan
bebas tidak terlalu besar.
c) Pengaruh permukaan bebas tidak tergantung dari jumlah atau berat
cairan dalam tanki.
d) Berat dan letak titik berat cairan mempunyai pengaruh terhadap
stabilitas melintang kapal, tetapi tidak ada hubungannya dengan
pengaruh permukaan bebas.
e) Lebar permukaan cairan mempunyai peranan yang paling besar
dalam pengaruh permukaan bebas ini.
f) Pengaruh permukaan bebas
10. Apabila kapal mengoleng di laut dan cairan dalam tanki bergerak-gerak
dari kiri ke kanan dan sebaliknya akibatnya titik berat cairan tadi tidak lagi
berada pada tempatnya semula. Ternyata titik itu berada di atas cairan
tersebut. keadaan ini mirip dengan pembahasan jari-jari metasentris (BM)
107
kapal dimana cairan ini mengoleng dengan sudut-sudut yang kecil, maka
lintasan gerakan titik g merupakan busur sebuah lingkaran dimana m
menjadi titik pusatnya dan GM sebagai jari-jarinya.
108
Sebuah kapal dikatakan mempunyai stabilitas negatif jika titik M
terletak dibawah titik G. Dalam keseimbangan yang labil, kapal tidak
berada dalam posisi yang tegak, tapi oleng ke kanan maupun ke kiri.
Besarnya lengan tergantung dari jauhnya G diatas M. Jika G semakin
jauh diatas M, maka olengan tesebut semakin besar. Dalam hal ini,
antara gaya B dengan gaya G terjadi lengan/tuas GZ.
Stabilitas Netral (Netral Equilibrum)
Sebuah kapal dikatakan mempunyai stabilitas netral, bilamana M
jatuh sama dengan G, dalam hal ini momen stabilitas (Momen
penegak) = 0. Jika kapal miring karena gaya dari luar maka kapal
tidak dapat dikatakan kembali, karena momen penegak nilainya nol.
Sebabnya ialah karena titik G terlalu tinggi yang berarti muatan-
muatan yang berat ditempatkan ditempat yang terlalu tinggi. Untuk
mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menurunkan titik
G sehingga timbul momen penegak. Jika kapal mulai oleng/miring,
maka B berpindah ke arah olengan meninggalkan garis tengah kapal
(centerline) sebagai akibat dari tekanan bagian-bagian air yang
semakin besar pada tubuh kapal (yang berada dalam air) di bagian
olengan
2. Macam-macam olengan kapal yaitu :
Natural Rolling adalah oleng kapal di laut tenang. Pada kondisi ini
bisa dianalisa bahwa jenis stabilitas kapalnya yaitu langsar atau kaku.
Forced Rolling adalah olengan kapal di laut atau di air yang bergerak
atau berombak atau bergelombang.
Cynchronous Rolling adalah suatu keadaan dimana periode olengan
kapal sama dengan periode gelombang yang dapat mengakibatkan
kapal terbalik. Cara mengatasinya yaitu dengan mengurangi
kecepatan kapal dan merubah haluan sedemikian rupa sehingga
kapal tidak mendapatkan ombak langsung
109
termuati ketika musim dingin, T= Tropics yakni maksimum kapal dapat
termuati ketika musim tropis, WNA= Winter North Atlantics yakni maksimum
kapal dapat termuati ketika musim dingin di atlantik utara, TF = Tropical Fresh
Water yakni maksimum kapal dapat termuati ketika air tawar musim tropis, F=
Fresh Water yakni maksimum kapal dapat termuati ketika air tawar. L=
Lumber yakni maksimum kapal dapat termuati ketika musim tersebut untuk
kapal yang membawa kayu
4. Jawaban :
W x KG = ∑M
270 x 17,6 = 4752
103 x 9,6 = 988,8
-87 x 8,7 = -756,9
286 x KG akhir = 4983,9
KG akhir = 4983,9
286
KG akhir = 17,43
Jadi ; GM = KM – KG
GM = 19,10 – 17,43
GM = 1,67 meter
5. Jawaban :
a. Diketahui :
L = 60 kaki
B = 20 kaki
Bj dlm tangki = 0,74
∆ = 5.000
Cara perhitungan adalah :
L x B3
GG1 = r ------------
12V
60 x (20)3
GG1 = 0,74 ---------------------
12 x 35 x 5.000
355.200
GG1 = ---------------
2.100.000
110
GG1 = 0,169142857’ ------------- GG1 = 0,2 kaki
Jadi pengurangan tinggi metasentris (GM) adalah 0,2 kaki
Dengan menggunakan daftar :
Lihat daftar 3.1 dan 3.2 di atas.
Nilai daftar 3.1 = 0,11 (L = 60 ft dam B = 20 ft)
Nilai daftar 3.2 = 2,00 (lihat berat benaman 5.000)
r = 0,74 / 1,025
GG1 = (0,74 / 1,025) x 0,11 x 2,00
GG1 = 0,1628 / 1,025
GG1 = 0,158829268’
GG1 = 0,2 kaki
Jadi pengurangan tinggi metasentris (GM) adalah 0,2 kaki
EVALUASI
111
d. Kemampuan sebuah kapal untuk menegak kembali sewaktu kapal
menyenget
2. Kapal yang digunakan khusus untuk membawa muatan seperti pasir,
batubara, kayu, dan lain-lain adalah :
a. Kapal Suar c. Kapal Tongkang
b. Kapal Layar d. Kapal Baling-Baling
3. Jarak membujur sebuah kapal dari titik terdepan linggi haluan kapal
sampai ke titik terbelakang buritan kapal, diukur sejajar lunas disebut :
a. Panjang seluruhnya (Length Over All/LOA)
b. Panjang antara garis tegak (Length Between Perpendiculars/LBP)
c. Panjang sepanjang garis air/muat (Length of Load Water Line/LWL)
d. Panjang terdaftar ( Registered length )
4. Sebuah garis khayalan yang biasanya terletak pada tengah-tengah cagak
kemudi atau bagian belakang dari poros kemudi disebut :
a. Panjang sepanjang garis air/muat (Length of Load Water Line/LWL)
b. Panjang terdaftar ( Registered length )
c. Garis tegak belakang (after perpendicular)
d. Garis tegak depan (Forward perpendicular)
5. Lebar / jarak melintang kapal dihitung dari tepi dalam pelat kulit kanan
sampai tepi dalam pelat kulit kiri, diukur pada bagian kapal yang terlebar
disebut :
a. Lebar terbesar atau lebar maksimum ( Maximum breadth/Bmax )
b. Lebar terdaftar (Registered breadth)
c. Lebar dalam (moulded breadth /Bmld)
d. Lebar garis air (breadth of waterline/Bwl)
6. Sarat kapal ialah ………….
a. jarak tegak dari garis air sampai geladak lambung bebas arau garis dek
b. jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal / Lunas kapal
sampai garis air
c. jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal / lunas kapal
sampai ke titik di geladak lambung bebas tersebut
d. jarak melintang dari suatu titik terjauh di sebelah kiri sampai ke titik
terjauh disebelah kanan badan kapal diukur pada lebar terlebar
7. Ruangan yang terdapat pada dasar berganda untuk memisahkan tangki-
tangki yang diisi dengan cairan yang berbeda jenis disebut :
a. Cofferdam c. Double Bottom
b. Single Bottom d. Lunas
8. Bangunan yang berdinding tipis selebar kapal di atas geladak utama yang
berada di bagian disebut :
a. Kimbul c. Geladak
b. Anjungan d. Akil
9. Berikut ini macam-macam bentuk haluan kapal, kecuali :
112
a. Haluan Sendok c. Haluan Maier
b. Haluan Gunting d. Haluan Seimbang
10. Suatu badan atau lembaga yang berfungsi dan berwenang untuk
memberikan kelas kepada kapal-kapal dalam rangka pengawasan dan
jaminan kekuatan konstruksi kapal, serta mesin dan perlengkapan kapal
lainnya adalah ……………….
a. Syahbandar c. Biro Klasifikaasi
b. Kementerian Perhubungan d. Kementerian Kelautan
11. Sebuah titik di kapal yang merupakan titik tangkap dari resultante semua
gaya berat yang bekerja di kapal itu dan dipengaruhi oleh konstruksi kapal
disebut ……………
a. Titik Metacentris c. Titik Apung
b. Titik Berat d. Titik Tekan
12. Titik potong antara garis yang tegak lurus yang ditarik dari titik apung (B)
terletak vertikal diatas B dari sebuah kapal yang miring/menyenget paling
banyak 150 dengan bidang tengah kapal disebut .............
a. Titik Metacentris c. Titik Apung
b. Titik Berat d. Titik Tekan
13. Stabilitas kapal dapat dibagi atas beberapa macam, kecuali .........
a. Stabilitas positif c. Stabilitas negatif
b. Stabilitas netral d. Stabilitas pertengahan
14. Apabila letak titik berat (G) kapal berada dibawah titik metacenter dimana
akan membuat kapal menjadi canggung = stiff = kaku, maka stabilitas kapal
menjadi ...............
a. Stabilitas positif c. Stabilitas negatif
b. Stabilitas netral d. Stabilitas pertengahan
15. Sebuah kapal dikatakan mempunyai stabilitas netral, bilamana M jatuh
sama dengan G, dalam hal ini momen stabilitas (Momen penegak) sama
dengan ..
a. 0 c. -1
b. 1 d. 2
16. Penyebab kapal menjadi langsar adalah ……………….
a. Pengaruh ombak
b. Terlalu banyak konsentrasi muatan berat di bagian atas kapal
c. Terlalu banyak konsentrasi muatan berat di bagian bawah kapal
d. Longsornya muatan yang dipadatkan
17. Cara mengatasi kapal yang mengalami keadaan langsar adalah……….
a. Mengosongkan tangki-tangki dasar berganda (double bottom).
b. Memindahkan muatan atau bobot dari bawah kapal ke bagian atas kapal
c. Memindahkan muatan atau bobot dari atas kapal ke bagian bawah kapal
113
d. Menaikan letak titik G agar tinggi metasentris (GM) kapal menjadi lebih
kecil
18. Cara mengatasi kapal yang mengalami keadaan kaku adalah ……….
a. Mengisi penuh tangki-tangki dasar berganda (double bottom).
b. Memindahkan muatan atau bobot dari atas kapal ke bagian bawah kapal.
c. Menurunkan letak titik G agar tinggi metasentris (GM) kapal menjadi lebih
besar
d. Menaikan letak titik G agar tinggi metasentris (GM) kapal menjadi lebih
kecil
19. Tinggi titik berat ke lunas/jarak/letak titik berat terhadap lunas kapal
yaitu…………….
a. KG c. KM
b. KB d. GM
20. Jangka waktu yang dibutuhkan mulai dari saat kapal tegak, miring ke kiri,
kemudian tegak lagi, terus miring ke kanan, sampai kapal kembali tegak lagi
disebut ………..
a. Periode Olengan c. Waktu Oleng
b. Satu periode oleng lengkap d. Bobot Olengan
114
PENUTUP
115
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Fishing Boat Design. Diunduh pada tanggal 1 Pebruari 1994 dari
http://www.macduffshipdesign.com/fishing.htm
Hind JA. 1982. Stability and Trim of Fishing Vessels. Ed ke-2. Farnham-Surrey
(GB) : Fishing News Book Ltd
Sofi’i. Moch dan kawan-kawan. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Baja, Jilid 2 Untuk
SMK. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta.
116
Thamrin, F. 2002. Stabilitas dan Bangunan Kapal. Pustaka Beta. Jakarta.
Hal 1 – 63.
117
GLOSARIUM
118
( tepi pelat kulit sebelah luar badan kapal ).
Moulded breadth lebar / jarak melintang kapal dihitung dari tepi
dalam pelat kulit kanan sampai tepi dalam
pelat kulit kiri, diukur pada bagian kapal yang
terlebar.
Lebar terdaftar (Registered lebar seperti yang tertera di dalam sertifikat
breadth) kapal itu. Panjangnya sama dengan lebar
dalam (Moulded breadth),
Free board jarak tegak dari garis air sampai geladak
lambung bebas arau garis deck (free board
deck or deck line).
119