Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK TIGA

MEMBUAT RANGKUMAN TENTANG MARPOL


ANNEX-3

Disusun untuk Memenuhi salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah

“Pengantar Maritim Indonesia” dosen Pengampuh Darmawan S.St.Pi.M.T

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3

1. Asil Aswan 19.2.11.050


2. Auriyah Rahmat 19.2.11.051
3. Putra Aulia 19.2.11.075
4. Qori wahyudi 19.2.11.076
5. Riasnyah putra 19.2.11.079
6. Sarif Akmal 19.2.11.084
7. Teddy Maryadi 19.2.11.086

PROGRAM STUDI PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN ACEH

ANGKATAN PERTAMA 2020


A. Pemberlakuan
Annex III: Pencegahan polusi dari zat berbahaya (Hamful Substances) dalam bentuk kemasan.
Berlaku mulai 1 Juli 1992Annex III ini berlaku untuk semua kapal yang mana sedang
mengangkut bahan – bahan berbahaya dalam kemasan ( Reg. 1.(1) ) dan mulai berlaku dengan
resmi 1 July 1992.

1. Harmful substances ( bahan – bahan berbahaya ) adalah semua bahan yang


diidentifikasikan sebagai pollutant ( penyebab polisi ) di laut di dalam IMDG – International
Maritime Dangerous Good
2. Packaged from adalah semua bentuk kemasan selain yang termasuk bagian dari bagian
kapal sebagaimana termaksud dalam IMDG Code
3. Annex III melarang semua bentuk pengangkutan bahan – bahan berbahaya kecuali
dengan mematuhi peraturan dalam IMDG Code Pengemasan, pemberian tanda pemberian
label, dokumentasi, pemadatan, pembatasan jumlah dan pengecualan untuk mencegah atau
mengurangi dampak pencemaran yang mungkin ditimbulkan.
B. Kemasan ( Reg. 2 )
Kemasan yang dipergunakan haruslah sesuai untuk mengurangi bahaya terhadap lingkungan laut
sehubungan dengan sifat bahan yang dikemasnya.

C. Pemberian tanda dan label ( Reg. 3 )


1. Kemasan yang berisi bahan berbahaya haruslah ditandai dengan keras dan tegas dengan
nama teknis yang tepat ( nama merek saja tidak boleh ) dan harus dengan tegas dinyatakan
sebagai polutan laut.
2. Cara – cara pemberian tanda dan nama teknis bahan tersebut secara benar harus masih
dapat diidentifikasi / diibaca dengan jelas hingga kemasan tersebut berada di dalam air /
tenggelam dalam waktu tiga bulan. Untuk hal tersebut harus diingat ketahanan bahan
pembuat label dan permukaan kemasan tempat ditempelkannya label tersebut.
3. Kemasan yang berisi sedikit saja bahan polutan boleh dikecualikan dari peraturan
tersebut ( lihat IMDG Code )
D. Dokumentasi ( Reg. 4 )
1. Dalam semua dokumen yang berhubungan dengan pengangkutan bahan berbahaya
haruslah ditulis dengan jelas dan tegas dengan nama teknis yang tepat ( nama merek saja
tidak boleh ) dan harus dengan tegas dinyatakan sebagai polutan laut.
2. Dokumen pengapalan / pengangkutan yang diberikan oleh pengirim harus termasuk atau
dilengkapi dengan keterangan bahwa pengangkutan yang ditawarkan telah dikemas, diberi
tanda dan label dengan benar dan sesuai dengan peraturan untuk meminimalkan bahaya
terhadap lingkungan laut.
3. Kapal – kapal yang mengangkut bahan berbahaya harus memiliki daftar khusus yang
meliputi pengaturan dan pemadatan bahan berbahaya di atas kapal, copy dokumen yang
sama harus disimpan oleh pemilik kapal di darat hingga muatan tersebut dibongkar.
E. Pemadatan ( Reg. 5 )
Pemadatan yang dilakukan haruslah sesuai untuk mengurangi bahaya terhadap lingkungan laut
tanpa mengecualikan keselamatan kapal dan awak kapal.
F. Pembatasan Jumlah ( Reg. 6 )
Beberapa bahan berbahaya tertentu untuk alasan teknis dan ilmiah tidak boleh diangkut atau
dibatasi jumlah yang boleh diangkut oleh satu kapal, dalam pembatasannya harus
mempertimbangkan ukuran, kontruksi dan peralatan suatu kapal pengangkut, sebagaimana
pengemasan dan sifat – sifat bahan berbahaya tersebut.

G. Pengecualian ( Reg. 7 )
1. Pembuangan ke laut ( jettisoning ) bahan berbahaya dalam kemasan adalah dilarang,
kecuali jika betul – betul diperlukan dalam rangka mengamankan keselamatan kapal dan
jiwa di laut.
2. Berdasarkan pada aturan konvensi ini, ukuran yang tepat tentang keadaan fisik, kimiawi
dan biologis dari bahan – bahan berbahaya tersebut harus di pertimbangkan untuk mengatur
pembersihan atas kebocoran di kapal, dan menyakinkan bahwa dengan pertimbangan –
pertimbangan tersebut tidak akan mempengaruhi keselamatan kapal dan jiwa di laut.
H. Tugas wewenang Port State Control ( Reg. 8 )
1. Kapal pada saat sandar di pelabuhan adalah merupakan subyek untuk pemeriksaan oleh
petugas yang di berikan otoritas kepadanya oleh Administrator, dalam rangka pelaksanaan
aturan – aturan Annex ini, dan menyakinkan bahwa nahkoda dan awak kapal benar – benar
familiar dengan prosedur yang ada di kapal sehubungan dengan pencegahan polusi di laut
oleh bahan berbahaya.
2. Pihak yang diberi otoritas tersebut, haruslah mengambil keputusan tegas untuk tidak
memberikan ijin berlayar apabila di dapati bahwa kapal tersebut tidak memenuhi
persyaratan – persyaratan yang ditentukan pada Annex ini.

Anda mungkin juga menyukai