Anda di halaman 1dari 7

Marine Labour Convention ( Lanjutan ).

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-

MLC 2006 pada prinsifnya terdiri dari tiga bagian besar yaitu
a.Pasal ( Article )
b.Regulasi ( Regulation )
c.Code ( Koda )
Pasal dan Regulasi terkait kepada kewajiban dasar dan hak dari setiap negara anggota yang
sudah Meratifikasi. Sedang Code mendeskripsikan bagaimana persyaratan2 tersebut di Imple
mentasikan kepada semua kapal yang sudah termasuk dalam ketentuan itu.
Code terdiri dari dua bagian besar yaitu:
a.Part A adalah bagian yang wajib dilaksanakan,
b.Part B adalah sebagai Guideline yang sifatnya Non Mandatory berisi petunjuk2 untuk
dapat
menentukan atau bahkan merupakan pedoman agar dapat memahami Regulasi dan
Standard yang bersifat wajib seperti yang tercantum pada Part A.
Code dapat di Amandemen melalui prosedur sebagaimana tertulis pada pasal 15 Konvensi.

Untuk menjelaskan lebih jauh tentang hak ( title ) yang merupakan gabungan dari Regulasi dan
Code adalah sebagai berikut,
a.Title 1 pengaturan mengenai
1).Persyaratan usia minimum bagi pelaut untuk dapat bekerja
dikapal,yaitu usia termuda adalah 16 tahun sedangkan pelaut yang akan berdinas malam
hari dan bekerja didaerah berbahaya minimum usia 18 tahun.
2).Kemudian seluruh pelaut disyaratkan harus memenuhi persyaratan kesehatan dan
secara
medis dinyatakan fit untuk melaksanakan tugas dikapal.
Flag State akan menerbitkan Sertipikat Kesehatan bagi para pelaut.
3).Pengadaan tenaga pelaut harus sesuai prosedur dan ketentuan
yang sudah ditetapkan ,dan sudah melalui pelatihan yg baik untuk melaksanakan tugas
mereka dikapal dan sudah mendapatkan dan mengikuti Personal Safety Training.
4).Rekrut awak kapal juga bisa dilakukan melalui Manning Company,yang selain sudah
memenuhi persyaratan seleksi Qualifikasi dan Pelatihan yang benar juga melakukan:
a).Menyimpan data yang up date dari semua penempatan pelaut,
b).Menyimpan data daftar kapal yang melakukan kontrak dengan perusahaan dimana
pelaut ditempatkan.
c).Memberi tahu kpd pelaut terkait semua kewajiban dan hak yang berdasarkan PKL
d).Memberikan salinan PKL kepada pelaut.
e).Memastikan bahwa isi PKL pelaut sesuai dengan perundangan Nasional dan Contract
Liability Agrement ( CLA ) yang berlaku.
f).Melakukan assesmet atas kualifikasi pelaut yang akan diterima.
g).Memastikan bahwa pemilik atau perusahaan yang akan mempekerjakannya aman
secara finansial.
h).Tersedia prosedur keluhan awak kapal yang efektif.
i).Memiliki sistem assuransi untuk memberikan kompensasi kepada pelaut atas
kegagalan dalam memenuhi kewajibannya seperti yang ditulis pada PKL.

b.Title 2 Pengaturan mengenai kondisi kerja dan kontrak kerja pelaut yang akan naik kapal.
1).Perjanjian kerja harus jelas sesuai dengan ketentuan hukum baik yang berdasarkan CLA
ataupun CBA mana saja yang menjadi dasar PKL.
2).Gaji harus dibayarkan pada setiap bulan dan kalau pelaut ingin,dapat ditransfer secara
regular ke keluarga pelaut.
Jumlah gaji tidak boleh kurang dari yang sudah disepakati dalam PKL.
Upah lembur sebagaimana yang sudah diperjanjikan.
3).Jam kerja maksimal,pelaut tidak boleh bekerja lebih dari 14 jam dalam satu periode
1 hari 24 jam dan tidak boleh lebih dari 72 jam dalam periode 7 hari.
Jam istirahat pelaut minimal 10 jam dalam periode 2 hari 24 jam atau tidak kurang dari
77 jam dalam periode 7 hari.
Selain dari itu ada kewajiban dikapal untuk mencatatkan jam istirahat bagi seluruh awak
kapal yang nantinya hal itu menjadi materi pemeriksaan bagi PSCO.
Paling tidak satu kali sebulan awak kapal wajib me review dan menanda tangani catatan
Jam kerja dan jam istirahat tersebut.
4).Hak cuti tahunan dihitung 2,5 hari untuk setiap bulan kalender kerja .
Tidak bekerja karena sakit dan mengikuti kursus yang disetujui tidak termasuk cuti.
Awak kapal mempunyai hak untuk cuti tahunan berlayar dan cuti darat.
5).Pemulangan awak kapal ke negara asal dibiayai oleh perusahaan.
6).Kehilangan kapal karena kapal tenggelam awak kapal berhak atas pembayaran kerugian
yang timbul akibat kapal tenggelam.
7).Setiap kapal harus diawaki yang cukup dan sesuai kompetensi setiap level.
8).Setiap pelaut diberi kesempatan untuk pengembangan karier dan skill serta kesempatan
dalam jenjang kepegawaian.

c.Title 3.Akomodasi,Rekreasi dan Permakanan.


1).Akomodasi dan ruang kerja di kapal harus memenuhi standar kesehatan dan ke
selamatan.
Untuk akomodasi diuraikan pada A3.1 paragraph 4 yang menjadi perhatian a.l
– Penempatan kamar dan ukuran serta kelengkapan pemanas dan ventilasi.
– Kebisingan
– Getaran
– Fasilitas Sanitary
– Penerangan .
.Fasilitas rekreasi yang sesuai dengan Jenis,besaran kapal dan lama pelayarannya.
2).Kualitas dan kuantitas permakanan termasuk air tawar harus diatur dlm aturan
negara
bendera kapal,harus memperhatikan apabila ada perbedaan kultural awak kapal.
Koki kapal harus memenuhi ketentuan seperti usia dan pendidikan memasak/koki.
Usia harus lebih dari 18 tahun dan kualifikasi penuh sebagai koki bisa tidak dipenuhi
apabila jumlah pelayar dikapal kurang dari 10 Orang.
Pemeriksaan harus sering dilakukan oleh Nakhoda atau Perwira terkait yang meliputi
– Perbekalan air minum dan makanan.
– Bumbu dan perlengkapan memasak.
– Kebersihan dapur dan penyiapan makanan.

Title 4.tentang Jaminan Kesehatan,Perawatan medis,Kesejahteraan dan Jaminan Sosial.


1).Perawatan kesehatan di kapal dan didarat.
Awak kàpal wajib diberi akses untuk perawatan kesehatan sementara dikapal sesuai
standar perawatan d idarat tanpa dibebani biaya.
Untuk kapal yang mengangkut 100 pelayar atau lebih dan melakukan Internasional
lebih dari 3 hari, di kapal harus ada dokter.
Jika di kapal tdk ada dokter se kurang2nya ada tenaga pelaut yang bertugas di kapal
yang bertuga melakukan perawatan medik sebagai bagian dari tugas reguler mereka
yang mendapatkan pelatihan sesuai STCW berdasarkan International Medical Guide
for Ship.
Awak kapal kapal harus mendapatkan akses teehadap,
– Rawat jalan untuk sakit dan cidera.
– Rawat inap di RS bila diperlukan.
– Fasilitas perawatan gigi.
2).Tanggung jawab pemilik kapal,awak kapal harus dilindungi dari kehilangan pendapatan
sebagai akibat sakit ,cidera atau meninggal dunia.
Paling tidak diberikan pembayaran gaji 16 minggu terhitung mulai sakit.
Negara Indonesia diatur dalam PP No.7 Tahun 2000 Tentang Kepelautan.
Pemilik kapal / perusahaan tidak menanggung dalam hal,
– Jika mengalami luka saat tidak melakukan tugas di kapal
– Jika terluka atau mengalami sakit sebagai akibat dari perbuatan yang tidak pantas
atau secara disengaja.
– Jika ternyata awak kapal mempunyai niat menyembunyikan fakta bahwa mereka sudah
sakit pada saat mendapatkan pekerjaan.
3).Perlindungan kesehatan dan keselamatan serta pencegahan terjadinya kecelakaan.
Lingkungan kerja dan kebersihan untuk pelaut harus tersedia selama bekerja dan
istirahat
untuk itu harus dilakukan hal2 sbb:
– Harus disediakan lingkungan kerja yang aman dan hygienis kepada pelaut baik saat
bekerja maupun saat mereka istirahat.
– Kapal menyediakan dan membuat procedure,kebijakan,safety meeting dan safety
equip-
ment.
– Kapal harus mempunyai kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan
serta program untuk mencegah kecelakaan,cidera dan penyakit khususnya untuk
pelaut
yang usianya dibawah 18 tahun.
– Komisi keselamatan kapal disyaratkan untuk melibatkan partisipasi dari perwakilan
Pelaut terkait kepada keselamatan.
– Disyaratkan adanya evaluasi di kapal yang terkait dengan Manajemen Keselamatan
dan
Kesehatan.
4). Akses pelaut ke fasilitas kesejahteraan di darat.
Negara pelabuhan harus menyediakan layanan untuk tempat rekreasi yang nyaman
dan
sopan serta memberikan fasilitas informasi serta kemudahan untuk memasuki layanan
tersebut serta terbuka bagi pelaut tanpa membedakan ras,agama,warna kulit,jenis
jenis kelamin dan paham politik.

Pelaut perlu dan harus mendapatkan informasi tentang peraturan dan tradisi negara
yang dia singgahi apabila dilanggar akan dapat membahayakan kebebasannya

Jika pelaut mendapatkan permasalahan dipelabuhan negara lain dia dapat meng-
akses konsulat atau juga dapat menghubungi negara kebangsaannya atau per-
wakilan negara bendera kapal.
5).Cakupan Jaminan Sosial harus juga berlaku kepada pelaut,apabila hal tersebut
juga diberlakukan oleh negara bendera, pelaut bangsa lainnya dikapal juga sepadan.
– Tiap negara anggota harus memastikan bahwa para pelaut memiliki akses terhadap
jaminan sosial
– Pelaut berhak atas manfaat dari,perlindungan jaminan sosial.

Title 5 Tanggung Jawab Negara Bendera.


1).Umum.
Negara Bendera Kapal bertanggung jawab untuk memastikan pemberlakuan aturan ini
pada kapal yg mengibarkan benderanya.
Setelah dilakukan pemeriksaan yang menyeluruh dan dinyatakan kapl memenuhi Per-
syaratan Konpensi ini maka kapal akan memperoleh Maritime Labour Certificate (MLC)
dan Declaration of Marine Labour Compliance ( DMLC ).
Kedua dokumen itu harus ada dikapal dan masih berlaku.
2).Otorisasi Organisasi Yang Diakui.
Untuk melaksanakan pemeriksaan dan sertipikasi yang efektif berkaitan dengan kondisi
perburuhan negara anggota dapat menunjuk institusi publik organisasi lain yang diakui
oleh Flag State itulah yang disebut Organisasi Yang Diakui ( RO ).
Selain dari pemeriksaan RO juga bisa diberi kewenangan sd menerbitkan
Sertipikat2nya.
Konpensi itu adalah Ships Classification Sociaty ( Biro Klasifikasi Kapal ).
3).Marite Labour Convention ( MLC ) 2006 diberlakukan kepada kapal
– IK 500 GT atau lebih yang melakukan pelayaran Internasional.
– IK 500 GT atau lebih yang berlayar dengan menggunakan bendera negara anggota dan
beroperasi dari pelabuhan atau dipelabuhan2 negara lainnya.
– Yang isi kotor kurang dari 500.GT atau kapal yang hanya beroperasi di dalam negrinya
saja,akan diperiksa berdasarkan konpensi tapi tidak perlu disertipikasi dgn konpensi.
– Sertipikat permanen berdurasi masa laku 5 tahun.
– Sertipikasi sementara berlaku 6 bulan diberikan kepada kapal,
Kapal baru selesai dibangun,dan
Kapal yang baru ganti bendera kebangsaan.
4).Pemeriksaan dan Penegakan Aturan.
Berdasarkan ketentuan diatas disyaratkan kepada negara anggota untuk membuat sistem
yang efektif terkait kepada pemeriksaan dan sertipikasi kondisi awak kapal sebagai
jaminan
bahwa kondisi kerja dan tempat tinggal awak kapal dan lain2 yang diatur sesuai dengan
Konvensi.
Jika Inspektur negara bendera atau otorisasi berwenang negara lainnya menemukan
adanya pelanggaran serius terkait dengan penerapan MLC 2006 dia dapat melarang kapal
meninggalkan pelabuhan sd masalah itu diselesaikan.
Jika ada pelaut yang melaporkan sesuatu masalah atau keluhan,Inspektur pemeriksa tidak
boleh memberitahu bahwa pemeriksaan dilakukan berdasarkan adanya laporan pelaut.
5). Prosedure Pengaduan Pelaut di Kapal.
Kapal sesuai dengan MLC 2006 disyaratkan harus mempunyai Prosedur untuk mengadu
tentang ketidak sesuaian yang dialami oleh awak kapal.
Awak kapal mempunyai hak untuk menyampaikan pengaduannya kepada Nakhoda dan
Kalau diperlukan dapat diteruskan kepada Pejabat yang berwenang seperti PSCO.
Pada prosedur dipastikan data diri pengadu dirahasiakan untuk mencegah kemungkinan
si pengadu menjadi korban.
6).Kecelakaan dilut.
Jika terjadi kecelakaan dilaut yang mengakibatkan adanya yang cidera atau meninggal
harus dilakukan penyelidikan resmi.

Tittle 5.2. Port State.


Port State adalah negara pelabuhan yang dikunjungi kapal yang secara hukum
Internasional diberi kewenangan untuk melakukan pengawasan,pemeriksaan dan juga
dapat melakukan penahanan kapal apabila dari hasil pemeriksaan ada ketidak sesuaian
yang membahayakan kapal beserta isinya apabila tetap dilayarkan sebelum temuan tadi
diperbaiki atau kembali dipulihkan kondisinya kapalnya.
Terhadap kapal yang tidak mempunyai sertipikat karena diluar ketentuan Konpensi
pemeriksaan dapat dilakukan dengan lebih teliti dan harus memastikan tidak lagi mem-
berikan kesan adanya kemudahan2 apabila kapal itu tdk memenuhi konpensi tapi me
lakukan pelayarannya sampai diluar wilayah yuridiksi negara bend1era kapal itu.
Pemberlakuan Konpensi ini juga secara tidak langsung diberlakukan kepada kapal2 non
negara anggota karena pelabuhan negara anggota praktis akan memberlakukan terhadap
semua kapal yang tiba sejauh masuk dalam ruang lingkup pemberlakuan.

Title 5.3 Labour/ Seafarer Agency.


Penyedia tenaga kerja pelaut/ Seafarer harus memenuhi persyaratan yang dipenuhi
Oleh setiap Agency antara lain perijinan dan pengaturan yang ditetapkan oleh
masing masing Flag Sate yaitu memenuhi perundangan,konvensi dan tatacara lainnya.

CATATAN.

Declaration of Maritime Labour Compliance ( DMLC ) terdiri dari dua bagian yaitu
1.Part I
Memuat cara bagaimana aturan negara bendera mematuhi Konvensi yang digambarkan oleh
Pejabat yang berwenang tentang:
– Membuat daftar hal apa saja yang diperiksa
– Persyaratan Nasional yang diberlakukan.
– Catatan aturan yang equvalen dengan aturan dan pengecualian yang didapat oleh pejabat
yang berwenang.

Part II.
Dibuat oleh pemilik kapal untuk menunjukkan bagaimana kapalnya mengikuti aturan pada Part
I.
Dokumen Part II harus disyahkan oleh Pejabat Berwenang.

—----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-

Tugas Perorangan/setiap orang.

1.Sebutkan dan Jelaskan susunan dari MLC 2006 dan Organisasi yang menerbitkan serta
secara garis besar hal2 yang diatur pada Konvensi tersebut.

2.Pada MLC 2006 ada pengaturan mengenai usia yang diijinkan bekerja sebagai Pelaut.
Sebutkan usia2 yang diijinkan dan Berikan analisamu kenapa ditetapkan dijenjang itu.

3.Sebutkan jam kerja dan jam istirahat sesuai aturan Konvensi ini.
Pada saat kapal mendapatkan PSC dokumen catatan jam kerja oleh kapal
yang seperti apa yang di approve oleh PSC Officer.

4.Jelaskan apakah Coastal State dapat merobah besaran gaji untuk disesuaikan dengan
standart gaji negara pantai pada kapal yang beroperasi secara tetap di negara tersebut?

5 a.Sebutkan apa kewajiban Flag State untuk memastikan kapal tersebut memenuhi
ketentuan yang disyaratkan oleh Konvensi ini.
b.Jelaskan kapal siapa yang dapat ditunda pelayarannya oleh pemeriksa Flag State apabila
menemukan Major NC.
c.Jelaskan kapal siapa yang dapat di Detaint oleh PSC Officer apabila menemukan Major
NC.
d.MLC 2006 memberi peluang kepada pelaut untuk menyampaikan pengaduan atas ketidak
sesuaian atas kesepakatan yang dibuat antara pelaut.
Sebutkan kedua jalur pengaduan tadi dan jelaskan untung rugi dari masing2 penggunaan
kedua jalur tersebut.

Anda mungkin juga menyukai