3
Samb..
1930 : Terbit Edisi baru yang telah dilengkapi
dan
1932 : diterapkan berdasarkan konferensi
Internasional
Radio Telegraph yang diadakan di
Madrid.
Kode baru tersebut disusun dalam 2
jilid, jilid I
untuk isyarat visual dan jilid II
untuk radio
telegraph yang dilengkapi dengan
seksi
kesehatan.
1947 : Konfrensi tatlaksana dari ITU
menyatakan bahwa
Kode Isyarat Internasional harus 4
Selain itu ditetapkan juga kode Radio Telephone
dan kode yang terkait dengan kode Isyarat
internasional.
Sub Komite terdiri dari negara-negara yang
hadir saat itu al : Argentina, German,
Perancis, yunani, Itali, Jepang, Norwegia,
Rusia, Inggris dan Amerika serta badan nonb
pemerintah lainnya.
1964 : Direvisi lagi berdasarkan rekomendasi
nomor 42
Konvensi Keselamatan Jiwa di Laut
1960 dan
rekomendasi no. 22 Konferensi Radio
Genewa
1959
1969 : 1 April 1969 Kode Isyarat internasional 5
1988 : Sesuai dengan ketentuan SOLAS 1974, sistem
8
3. Kode mengikuti prinsip dasar
bahwa setiap isyarat harus
mempunyai satu pengertian yang
lengkap. Prinsip ini harus
diikuti dalam seluruh kode;
dalam hal-hal terentu bilamana
perlu digunakan bilangan-
bilangan (tambahan)untuk
melengkapi kelompok yang ada.
9
4. Bilangan-bilangan
menyatakan :
a. Variasi dalam pengertian isyarat pokok :
contoh :
“CP” : I am (or vessel indicated is ) proceeding to your
assistance.
“CP1” : SAR aircraft is coming to your assistance.
b. Pertanyaan sehubungan dengan subjek dasar atau pokok
isyarat :
Contoh :
“DY” : vessel (name or identity signal) has sunk in lat…
long…..
“DY4” : what is the depth of water where vessel sunk ?
10
c. Jawaban atas suatu pertanyaan atau
permintaan yang dimaksud oleh
isyarat pokok
Contoh :
“HX” : have you received any damage in collision?
“HX1” : I have received serious damage above the
water line.
d. Pelengkap khusus atau keterangan terperinci.
Contoh :
“IN” : I require a diver
“IN1” : I require a diver to clear propeller.
11
5. Bilangan yang terdapat dalam teks berita lebih
dari satu
kali telah dikelompokan dalam tiga buah
daftar. Daftar ini
hanya dipakai sesuai dan bilamana diperinci
dalam teks
isyarat.
13
7. Isyarat prosedur (procedure signal) adalah
isyarat yang dibuat untuk mempermudah
pelaksanaan pengisyaratan.
8. Stasion Penerima (receiving station) adalah
stasion dimana sebuah isyarat benar-benar
dibaca.
9. Pengisyaratan bunyi ( sound signaling)
adalah setiap cara pengisyaratan morse
dengan mempergunakan sirene, suling,
selompret kabut, bel atau alat isyarat
bunyi lainnya.
14
10. Stasion : berarti kapal, pesawat terbang atau
kapal
penolong, atau setiap tempat dimana
komunikasi dapat
dilaksanakan dengan alat apapun juga.
11. Stasion Tujuan (station of destination)
adalah stasion
dimana isyarat pada akhirnya diterima oleh
sitertuju.
12. Stasion origin (station of origin) adalah
stasion dimana
originator menyerahkan suatu isyarat untuk
dipancarkan
tanpa mengindahkan cara komunikasi yang
dilakukan.
13. Tali pemisah ( tack line) adalah tali bendera
yang
15
Cara berisyarat :
Cara berisyarat dapat digunakan adalah :
1. Pengisyaraan bendera, menggunakan bendera
isyarat.
2. Pengisyaratan cahaya, menggunakan simbol
morse
3. Pengisyaratan bunyi, menggunakan simbol morse
4. Suara melalui pengeras suara (loud hailer)
5. Radio Telegraph
6. Radio telephone
7. Pengisyaratan dengan bendera lengan2/tangan
16
PETUNJUK UMUM
1. Originator dan si tertuju berita.
Kecuali dinyatakan lain, semua isyarat di kapal dibuat
oleh nakhoda dari kapal pengirim kepada nakhoda
kapal penerima.
2. Identitas dari kapal dan pesawat terbang. Tanda
panggilan disusun berdasarkanketentuan konvensi
Telekomunikasi Internasional dari Badan
Telekomunikasi Internasional (ITU) di Genewa. Oleh
karena itu isyarat identitas dapat menunjukan
kebangsaan dari kapal atau pesawat terbang.
Identitas kapal terdiri dari 4 huruf sedangkan identitas
pesawat terbang 5 huruf, yaitu dua angka didepan
menyatakan kebangsaan dan lainnya kode nama kapal.
17
3. Penggunaan tanda panggilan
Isyarat tanda panggilan dapat dipakai
untuk dua
maksud :
a. untuk berbicara atau memanggil sebuah
stasion
b. untuk membicarakan atau menunjukkan
sebuah stasion.
Contoh :
“YP LABC” : saya ingin berkomunikasi
dengan kapal
LABC dengan ……. (daftar
pelengkap I)
“HY 1 LABC”: Kapal LABC yang bertabrakan
dengan 18
4. Isyarat menunjukan nama tempat dan nama
kapal.
Nama kapal atau tempat harus dieja.
Contoh :
RV JAKARTA : Anda boleh melanjutkan ke
Jakarta.
5. Cara mengisyaratkan bilangan.
5.1. Bilangan diisyaratkan sbb :
a. Pengisyaratan dengan bendera,
menggunakan
bendera angka.
b. Pengisyaratan dengan cahaya atau bunyi,
biasanya
menggunakan bilangan dalam kode morse
dan dapat
juga dieja.
C. Radio telepon atau loud hailer, dengan
19
5.2. Bilangan yang merupakan bagian dari maksud
isyarat
pokok, harus diisyaratkan bersama-sama
dengan isyarat
pokok.
Contoh :
“DI 20” Saya memerlukan skoci untuk 20 orang.
“FJ 2” Posisi kecelakaan (atau kapal penolong)
ditandai
dengan sea marker.
5.3. Tanda desimal diantara bilangan,
diisyaratkan sbb:
a. Dengan bendera isyarat :dengan
menyisipkan ular-
ular penjawab/pembeda yang diperlukan
untuk
menyatakan tanda desimal tersebut.
20
5.4. Bilamana teks berita mengenai angka
yang
menunjukkan kedalaman dan lainnya
yang
diisyaratkan dalam kaki atau dalam
meter,
angka harus diikuti dengan “F”
untuk
menunjukan kaki atau dengan “M”
untuk
menyatakan meter.
6. Azimuth atau baringan
Dinyatakan dalam 3 angka yang
menunjukkan 21
Contoh :
“LW 005” : I receive your transmission on
bearing 0050
“
LT A120 T1540” : Your bearing from me is
120 0 at (local time) 1540
7. Haluan (Course)
Haluan dinyatakan dalam 3 angka, yang
30
Komunikasi dengan kode
isyarat lokal.
Jika sebuah kapal atau stasion pantai ingin
melakukan dalam kode isyarat lokal, maka
kode YV1 diisyaratkan.
YV1 : kelompok berikut ini adalah berasal
dari isyarat lokal.
Jika diperlukan harus mendahului isyarat lokal
untuk menghindari kekeliruan.
31