Anda di halaman 1dari 51

 

 
 
JAKARTA MERCHANT MARINE INSTITUTE
 

NAVIGATION AT THE MANAGEMENT LEVEL


ESTABLISH WATCHKEEPING ARRANGEMENTS
AND PROCEDURE

E-LEARNING
DECK OFFICER CLASS - II
FIFTH MEETING
Presented by:
Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar
Instructor (N.23)
 

BALAI BESAR PENDIDIKAN PENYEGARAN DAN PENINGKATAN ILMU PELAYARAN


(BP3IP) JAKARTA

PENGEMBANGAN PROSEDUR DAN


PENATAAN DINAS JAGA

PEMBELAJARAN JARAK JAUH


PERTEMUAN KELIMA
AHLI NAUTIKA TINGKAT-II
  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   2
  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

1. states that the officer in charge of the


navigational watch should give watchkeeping
personnel all appropriate instructions and
information which will ensure the keeping of a
safe watch, including a proper lookout; menyatakan bahwa
perwira yang bertanggung jawab atas dinas jaga navigasi harus memberikan kepada personil jaga semua instruksi dan
informasi yang tepat yang akan menjamin pemeliharaan jaga yang aman, termasuk pengawasan yang layak;

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   3


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

Seksi A-VIII/2 dari Kode STCW Section A-VIII/2 of the STCW Code
Pengaturan dinas jaga dan prinsip-prinsip Watchkeeping arrangements and principles
yang harus diamati to be observed

Bagian 4-1 Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam Part 4-1 Principles to be observed in keeping a
pelaksanaan dinas jaga navigasi navigational watch

13 Petugas yang bertanggung jawab atas dinas jaga navigasi 13 The officer in charge of the navigational watch is the
adalah perwakilan nakhoda untuk navigasi kapal yang master’s representative and is primarily responsible at
aman dan untuk mematuhi Peraturan Internasional all times for the safe navigation of the ship and for
Pencegahan Tubrukan di Laut, 1972, sebagaimana telah complying with the International Regulations for
diubah. Preventing Collisions at Sea, 1972, as amended.

16 Tugas pengamatan keliling harus terpisah dengan tugas 16 The duties of the lookout and helmsperson are separate
mengemudikan kapal, kecuali di kapal-kapal kecil di mana and the helmsperson shall not be considered to be the
juru mudi mampu melihat sekeliling kapal tanpa ada lookout while steering, except in small ships where an
bangunan kapal yang menghalanginya walaupun pada unobstructed all-round view is provided at the steering
malam hari tetap dapat melakukan pengamatan yang baik position and there is no impairment of night vision or
dan benar. Petugas yang bertanggung jawab atas dinas other impediment to the keeping of a proper lookout.
jaga navigasi dapat menjadi satu-satunya personil yang The officer in charge of the navigational watch may be
melakukan pengamatan keliling di siang hari asalkan pada the sole lookout in daylight provided that on each such
setiap kesempatan tersebut: occasion:

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   4


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

.1 situasi tersebut telah dinilai dengan cermat dan telah .1 the situation has been carefully assessed and it
ditetapkan tanpa keraguan bahwa aman untuk has been established without doubt that it is safe to
dilakukan; do so;

.2 Perhitungan penuh telah diambil dari semua faktor .2 full account has been taken of all relevant factors
yang relevan termasuk tetapi tidak terbatas pada: including but not limited to:

- keadaan cuaca; - state of weather;

- jarak tampak; - visibility;

- kepadatan lalu lintas, - traffic density;

- kedekatan bahaya dengan navigasi; dan - proximity of dangers to navigation; and

- perlu perhatian penuh saat bernavigasi di bagan - the attention necessary when navigating in or
pemisah lalu-lintas (TSS) near traffic separation schemes; and

.3 Bantuan harus dapat diberikan sesegera mungkin jika .3 assistance is immediately available to be
dikehendaki untuk ke anjungan jika terjadi perubahan summoned to the bridge when any change in the
yang mendadak. situation so requires.

Seksi B-VIII / 2 Kode STCW Section B-VIII/2 of the STCW Code


Panduan tentang pengaturan dan prinsip Guidance regarding watchkeeping arrangements and
yang harus di amati saat dinas jaga principles to be observed

Seksi 3 - Navigasi dan jaga radio Section 3 - The navigation and radio watch

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   5


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

Marine Order 28 (Standar dan prosedur operasi) 2012 Marine Order 28 (Operating standards and procedures) 2012
mewajibkan para nakhoda dan semua orang yang terlibat dalam requires masters and all persons engaged on watchkeeping
tugas-tugas jaga untuk mematuhi standar dan pedoman duties to observe the standards and guidance regarding
mengenai dinas jaga yang diatur dalam Bagian A-VIII/2 dan B- watchkeeping set out in Sections A-VIII/2 and B-VIII/2 of the
VIII/2 dari Kode STCW. Yang pertama diatur secara lengkap di STCW Code. The former is set out in full in Section 1 and the
Bagian 1 dan yang terakhir di Bagian 2. Tujuannya adalah untuk latter in Section 2. The objective is to ensure that a safe
memastikan bahwa dinas jaga atau penjagaan yang aman dan continuous watch or watches appropriate to the prevailing
sesuai dengan keadaan dan kondisi yang berlaku dipertahankan circumstances and conditions are maintained in all seagoing
di semua kapal yang bernavigasi di laut setiap saat. ships at all times.

3.2 Perlindungan lingkungan maritim 3.2 Protection of marine environment

Nakhoda, perwira dan pelaut terampil harus menyadari The master, officers and ratings must be aware of the
akibat dari pencemaran operasional atau tidak disengaja serious effects of operational or accidental pollution of
dari lingkungan laut dan harus mengambil semua the marine environment and must take all possible
tindakan pencegahan yang mungkin untuk pencegahan precautions to prevent such pollution, particularly
pencemaran tersebut, terutama dalam kerangka within the framework of relevant international and port
peraturan pelabuhan internasional yang relevan. regulations.

3.3 Pengamatan keliling 3.3 Look-out

3.3.1 Pengamatan yang tepat harus terjaga setiap saat sesuai 3.3.1 A proper lookout must be maintained at all times in
dengan aturan 5 dari Peraturan Internasional compliance with rule 5 of the International
Pencegahan Tubrukan di Laut, 1972, sebagaimana Regulations for Preventing Collisions at Sea, 1972,as
telah diubah dan untuk melayani tujuan: amended and is to serve the purpose of:

(a) Mempertahankan status kewaspadaan yang (a) maintaining a continuous state of vigilance by
berkelanjutan, dengan penglihatan dan sight and hearing as well as by all other
  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   6
  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

pendengaran serta dengan semua sarana yang available means, with regard to any significant
ada, terkait dengan setiap perubahan yang change in the operating environment;
signifikan dalam lingkungan pengoperasian;

(b) sepenuhnya menilai situasi dan risiko tubrukan, (b) fully appraising the situation and the risk of
terdampar, dan bahaya lain untuk navigasi; dan collision, stranding and other dangers to
navigation; and

(c) mendeteksi kapal atau pesawat dalam bahaya, (c) detecting ships or aircraft in distress,
orang yang karam, kerangka kapal, puing-puing shipwrecked persons, wrecks, debris and other
dan bahaya lain untuk navigasi yang aman. hazards to safe navigation.

3.3.2 Pengamat harus dapat memberikan perhatian penuh 3.3.2 The lookout must be able to give full attention to the
untuk menjaga pengamatan yang tepat dan tidak ada keeping of a proper lookout and no other duties may
tugas lain yang dapat dilakukan atau ditugaskan yang be undertaken or assigned which could interfere with
dapat mengganggu tugas tersebut. that task.

3.3.3 Tugas pengamatan keliling harus terpisah dengan tugas 3.3.3 The duties of the lookout and helmsperson are
mengemudikan kapal, kecuali di kapal-kapal kecil di separate and the helmsperson must not be
mana juru mudi mampu melihat sekeliling kapal tanpa considered to be the lookout while steering, except in
ada bangunan kapal yang menghalanginya walaupun small ships where an unobstructed all-round view is
pada malam hari tetap dapat melakukan pengamatan provided at the steering position and there is no
yang baik dan benar. Petugas yang bertanggung jawab impairment of night vision or other impediment to the
atas dinas jaga navigasi dapat menjadi satu-satunya keeping of a proper lookout. The officer in charge of
personil yang melakukan pengamatan keliling di siang the navigational watch may be the sole lookout in
hari asalkan pada setiap kesempatan tersebut: daylight provided that on each such occasion:

(a) situasi tersebut telah dinilai dengan cermat dan (a) the situation has been carefully assessed and it
  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   7
  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

telah ditetapkan tanpa keraguan bahwa aman has been established without doubt that it is
untuk dilakukan; safe to do so;

(b) Perhitungan penuh telah diambil dari semua faktor (b) full account has been taken of all relevant
yang relevan termasuk tetapi tidak terbatas pada: factors including, but not limited to:

- keadaan cuaca; - state of weather,

- jarak tampak; - visibility,

- kepadatan lalu lintas, - traffic density,

- kedekatan bahaya dengan navigasi; dan - proximity of dangers to navigation; and

- perlu perhatian penuh saat bernavigasi di - the attention necessary when navigating in
bagan pemisah lalu-lintas (TSS) or near traffic separation schemes; and

c. Bantuan harus dapat diberikan sesegera mungkin c. assistance is immediately available to be


jika dikehendaki untuk ke anjungan jika terjadi summoned to the bridge when any change in
perubahan yang mendadak. the situation so requires.

3.3.4 Dalam menentukan bahwa komposisi dinas jaga 3.3.4 In determining that the composition of the
navigasi memadai untuk memastikan bahwa navigational watch is adequate to ensure that a
pengamatan yang tepat dapat terus dipertahankan, proper lookout can continuously be maintained, the
Nakhoda harus mempertimbangkan semua faktor yang master shall take into account all relevant factors,
relevan, termasuk yang dijelaskan dalam bagian Kode including those described in this section of the Code,
ini, serta faktor-faktor berikut: as well as the following factors:

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   8


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

a. jarak tampak, keadaan cuaca dan laut; a. visibility, state of weather and sea;

b. kepadatan lalu lintas, dan aktivitas lain yang terjadi b. traffic density, and other activities occurring in
di wilayah di mana kapal tersebut melakukan the area in which the vessel is navigating;
navigasi;

c. perhatian yang diperlukan saat bernavigasi di c. the attention necessary when navigating in or
dalam atau di dekat skema pemisah lalu lintas atau near traffic separation schemes or other
tindakan perutean lainnya; routeing measures;

d. beban kerja tambahan yang disebabkan oleh sifat d. the additional workload caused by the nature of
fungsi kapal, persyaratan pengoperasian langsung the ship’s functions, immediate operating
dan manuver yang diantisipasi; requirements and anticipated manoeuvres;

e. kelayakan dalam bertugas setiap anggota yang e. the fitness for duty of any crew members on call
ditugaskan sebagai anggota dinas jaga; who are assigned as members of the watch;

f. pengetahuan, dan keyakinan pada, kompetensi f. knowledge of, and confidence in, the
profesional perwira dan awak kapal; professional competence of the ship’s officers
and crew;

g. pengalaman setiap petugas dinas jaga navigasi, g. the experience of each officer of the navigational
dan petugas tersebut memahami dengan baik watch, and the familiarity of that officer with the
peralatan, prosedur, dan kemampuan manuver ship’s equipment, procedures, and manoeuvring
kapal; capability;

h. kegiatan yang terjadi di atas kapal pada waktu g. activities taking place on board the ship at any
tertentu, termasuk kegiatan komunikasi radio dan particular time, including radiocommunication
  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   9
  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

ketersediaan bantuan untuk dipanggil segera ke activities and the availability of assistance to be
anjungan bila diperlukan; summoned immediately to the bridge when
necessary;

i. status operasional instrumentasi dan kontrol i. the operational status of bridge instrumentation
anjungan, termasuk sistem alarm; and controls, including alarm systems;

j. kendali kemudi dan baling-baling serta karakteristik j. rudder and propeller control and ship
manuver kapal; manoeuvring characteristics;

k. ukuran kapal dan bidang pandang yang tersedia k. the size of the ship and the field of vision
dari posisi komando; available from the conning position;

l. konfigurasi anjungan, sejauh konfigurasi tersebut l. the configuration of the bridge, to the extent
dapat menghalangi anggota dinas jaga untuk such configuration might inhibit a member of the
mendeteksi perkembangan eksternal dengan watch from detecting by sight or hearing any
penglihatan atau pendengaran; dan external development; and

m. standar, prosedur atau pedoman lain yang relevan m. any other relevant standard, procedure or
terkait dengan pengaturan pengamatan dan guidance relating to watchkeeping
kesesuaian tugas yang telah diadopsi oleh arrangements and fitness for duty which has
Organisasi. been adopted by the Organization.
 
 
 
 
 
 
  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   10
  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

 
 

2. states that in clear weather the officer in charge


of the navigational watch should take frequent
and accurate compass bearings of approaching
ships as a means of early detection of risk of
collision and should bear in mind that such risk
may sometimes exist even when an appreciable
bearing change is evident, particularly when
approaching a very large ship or a tow or when
approaching a ship at close range; menyatakan bahwa dalam
  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   11
  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

cuaca cerah, perwira yang bertanggung jawab atas dinas jaga navigasi harus menggunakan kompas yang sering dan
akurat untuk kapal-kapal yang mendekat sebagai sarana deteksi dini risiko tubrukan dan harus mengingat bahwa risiko
tersebut kadang-kadang mungkin ada bahkan ketika perubahan arah yang cukup besar dan terbukti, terutama ketika
mendekati kapal yang sangat besar atau tundaan atau ketika mendekati kapal dari jarak dekat;

Seksi B-VIII / 2 dari Kode STCW Section B-VIII/2 of the STCW Code
Panduan tentang pengaturan dan prinsip Guidance regarding watchkeeping arrangements and
yang harus di amati saat dinas jaga principles to be observed

3.7 Dinas jaga navigasi dalam kondisi berbeda dan 3.7 Watchkeeping under different conditions and in
masuk daerah yang berbeda different areas

Cuaca cerah Clear weather


3.7.1.1 Petugas yang bertanggung jawab atas dinas jaga 3.7.1.1 The officer in charge of the navigational watch must
navigasi harus sering mengambil baringan kompas take frequent and accurate compass bearings of
dan akurat saat mendekati kapal lain sebagai cara approaching ships as a means of early detection of
untuk mendeteksi risiko dini tubrukan dan harus risk of collision and shall bear in mind that such risk
mengingat bahwa risiko tersebut kadang-kadang dapat may sometimes exist even when an appreciable
muncul bahkan ketika terbukti terjadi perubahan arah bearing change is evident, particularly when
yang cukup besar, terutama saat mendekati kapal approaching a very large ship or a tow or when
yang sangat besar atau kapal tunda atau saat approaching a ship at close range. The officer in
mendekati kapal dari jarak dekat. Petugas dinas jaga charge of the navigational watch must also take early
navigasi juga harus mengambil tindakan awal dan and positive action in compliance with the applicable
positif sesuai dengan Peraturan Internasional International Regulations for Preventing Collisions at
Pencegahan Tubrukan di Laut, 1972, sebagaimana Sea, 1972, as amended and subsequently check that
telah diubah dan kemudian memeriksa bahwa tindakan such action is having the desired effect.
tersebut memiliki pengaruh yang diinginkan.

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   12


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

3.7.1.2 Dalam cuaca cerah, jika memungkinkan, petugas yang 3.7.1.2 In clear weather, whenever possible, the officer in
bertanggung jawab atas dinas jaga navigasi harus charge of the navigational watch must carry out radar
menggunakan radar. practice.

ATURAN 13, 14, 15 RULE 13, 14, 15


KAPAL DALAM KONDISI SALING MELIHAT CONDUCT OF VESSELS IN SIGHT OF ONE ANOTHER
DAN RESIKO TUBRUKAN AND RISK OF COLLISION
( ULASAN ) ( REVIEW )

HEAD ON OVERTAKING CROSSING

Description Meeting on reciprocal courses, Overtaking another vessel more Two vessels crossing, risk of collision
masthead lights in line, both than 22.50 abaft the beam, at exists.
sidelights visible. night only the stern light visible.
Deskripsi Kapal saling berhadapan maka Kapal depan terlihat dari arah Bila dua buah kapal saling bersilangan,
tiang utama menjadi satu dan buritan dengan busur 22.50 maka resiko tubrukan ada.
kedua lampu lambung terlihat. hanya terlihat lampu putih pada
malam hari.

Action Both vessels turn to starboard Overtaking vessel keeps out of The vessel which holds the other on her
to pass port-to-port. the way on the overtaken vessel. starboard must keep out of the way of the
stand-on vessel.
Tindakan Kedua kapal masing-masing Bila mendahului kapal lain dari Kapal yang melihat disebelah kanannya
merubah haluan kekanan. belakang agar menjauhi kapal ada kapal, kapal tersebut yang
yang didahului. menghindar.

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   13


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

Aturan 16 Rule 16
Tindakan Kapal Yang Menghindar Action by give-way vessel

Setiap kapal yang diwajibkan menghindari kapal lain, sedapat Every vessel which is directed to keep out of the way of
mungkin melakukan tindakan secara dini tegas untuk tetap another vessel shall, so far as possible, take early and
bebas sama sekali. substantial action to keep well clear.

a. Who Give way vessel


b. When Complying with the rules
c. What Take early and subtantial action
d. How Not mentioned specifically in this rule but rule relates to Rule 15 or 18
 
Cross reference

Rule 5 Look-out Rule 10 Traffic separation scheme


Rule 6 Safe speed Rule 15 Crossing situation
Rule 7 Risk of collision Rule 17 Action by stand on vessel
Rule 8 Action to avoid collision Rule 34 Manoeuvring & warning signals
Rule 9 Narrow channel Rule 35 Sound signals in restricted visibility

Aturan 18 Rule 18
Tanggung Jawab Antar Kapal Responsibilities between vessels
Kecuali Aturan 9 , 10 dan 13 menyatakan lain : Except where Rules 9, 10 and 13 otherwise require:
(a) Kapal tenaga yang sedang berlayar harus menghindari (a) A power-driven vessel underway shall keep out of the
: way of:

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   14


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

(i) Kapal yang tidak terkendali (i) a vessel not under command;
(ii) Kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas (ii) a vessel restricted in her ability to manoeuvre;
(iii) Kapal yang sedang menangkap ikan (iii) a vessel engaged in fishing;
(iv) Kapal layar (iv) a sailing vessel.

 
(b) Kapal layar yang sedang berlayar harus menghindari : (b) A sailing vessel underway shall keep out of the way of:
(i) Kapal yang tidak terkendali; (i) A vessel not under command;
(ii) Kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas; (ii) A vessel restricted in her ability to manoeuvre;
(iii) Kapal yang sedang menangkap ikan. (iii) A vessel engaged in fishing.
 
(c) Kapal yang sedang menangkap ikan sedapat mungkin (c) A vessel engaged in fishing when underway shall, so
menghindari : far as possible, keep out of the way of:
(i) Kapal yang tidak terkendali (i) A vessel not under command;
(ii) Kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas (ii) A vessel restricted in her ability to manoeuvre.
 
(d) (i) Setiap kapal, selain dari pada kapal yang tidak (d) (i) Any vessel other than a vessel not under
terkendali, atau kapal yang kemampuan olah command or a vessel restricted in her ability to
geraknya terbatas, jika keadaan mengizinkan , maneuvre shall, if the circumstances of the case
harus menghindarkan dirinya merintangi jalan admit, avoid impeding the safe passage of a
aman sebuah kapal yang terkendala oleh vessel constrained by her draught, exhibiting the
saratnya yang sedang memperlihatkan isyarat- signals in Rule 28.
isyarat dalam aturan 28.
(ii) Kapal yang terkendala oleh saratnya harus (ii) A vessel constrained by her draught shall
berlayar dengan kewaspadaan khusus dengan navigate with particular caution having full regard

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   15


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

benar-benar memperhatikan keadaannya yang to her special condition.


khusus itu.

(e) Pesawat terbang laut yang sedang berada di air , pada (e) A seaplane on the water shall, in general, keep
umumnya, tidak boleh merintangi semua kapal dan well clear of all vessels and avoid impeding their
tidak mengganggu navigasi kapal-kapal lain itu, dalam navigation. In circumstances, however, where
suatu keadaan dimana resiko tubrukan timbul maka ia risk of collision exists, she shall comply with the
wajib memenuhi aturan-aturan dalam bagian ini. Rules of this Part.

(f) (i) Pesawat WIG pada saat akan lepas landas, (f) (i) A WIG craft shall, when taking off, landing and in
mendarat dan terbang didekat permukaan harus flight near the surface, keep well clear of all other
bebas dari setiap kapal lainnya dan tidak vessels and avoid impeding their navigation;
merintangi navigasi kapal-kapal lainnya itu.
(ii) Pesawat WIG yang sedang beroperasi di (ii) A WIG craft operating on the water surface shall
permukaan air harus memenuhi aturan-aturan comply with the Rules of this Part as a power-
dari bagian ini sebagai kapal tenaga. driven vessel.

Rule 18 Aturan 18
Responsibilities between vessels Tanggung Jawab Antar Kapal
Except where Rules 9, 10 and 13 otherwise require: Kecuali Aturan 9 , 10 dan 13 menyatakan lain :
a. Who : Every vessel a. Siapa : Setiap kapal
b. When : At all time b. Kapan : Kapan saja

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   16


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

c. What : Determine risk of collision c. Apa : Tentukan risiko tubrukan

d. How : Use all available means d. Bagaimana : Gunakan semua sarana yang tersedia

n Talk about use if radar, how to use n Bicara tentang penggunaan radar, cara menggunakan
n Radar plotting n Radar plotting
n Caution when close to other vessel n Peringatan saat dekat dengan kapal lain

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   17


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

 
 
 

3. states that the officer in charge of the


navigational watch should also take early and
positive action in compliance with the
applicable International Regulations for
Preventing Collisions at Sea, 1972, as amended
and subsequently check that such action is
having the desired effect;
 
 

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   18


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

Seksi B-VIII / 2 dari Kode STCW Section B-VIII/2 of the STCW Code
Panduan tentang pengaturan dan prinsip Guidance regarding watchkeeping arrangements and
yang harus di amati saat dinas jaga principles to be observed

3.7 Dinas jaga navigasi dalam kondisi berbeda dan 3.7 Watchkeeping under different conditions and in
masuk daerah yang berbeda different areas

Cuaca cerah Clear weather


3.7.1.1 Petugas yang bertanggung jawab atas dinas jaga 3.7.1.1 The officer in charge of the navigational watch must
navigasi harus sering mengambil baringan kompas take frequent and accurate compass bearings of
dan akurat saat mendekati kapal lain sebagai cara approaching ships as a means of early detection of
untuk mendeteksi risiko dini tubrukan dan harus diingat risk of collision and shall bear in mind that such risk
bahwa risiko tersebut kadang dapat muncul bahkan may sometimes exist even when an appreciable
ketika terbukti terjadi perubahan arah yang cukup bearing change is evident, particularly when
besar, terutama saat mendekati kapal yang sangat approaching a very large ship or a tow or when
besar atau kapal tunda atau saat mendekati kapal dari approaching a ship at close range. The officer in
jarak dekat. Petugas dinas jaga juga harus mengambil charge of the navigational watch must also take early
tindakan awal dan positif sesuai dengan Peraturan and positive action in compliance with the applicable
Internasional Pencegahan Tubrukan di Laut, 1972, International Regulations for Preventing Collisions at
sebagaimana telah diubah dan kemudian memeriksa Sea, 1972, as amended and subsequently check that
bahwa tindakan tersebut memiliki pengaruh yang such action is having the desired effect.
diinginkan.
 
3.7.1.2 Dalam cuaca cerah, jika memungkinkan, petugas yang 3.7.1.2 In clear weather, whenever possible, the officer in
bertanggung jawab atas dinas jaga navigasi harus charge of the navigational watch must carry out radar
menggunakan radar. practice.
 

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   19


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

Aturan 7 Rule 7
Bahaya Tubrukan Risk of Collision

(a) Semua kapal harus menggunakan semua sarana yang (a) Every vessel shall use all available means appropriate
tersedia sesuai dengan keadaan dan suasana yang ada to the prevailing circumstances and conditions to
untuk menentukan ada tidak adanya bahaya tubrukan, determine if risk of collision exists. If there is any
jika timbul keragu-raguan maka bahaya demikian itu doubt such risk shall be deemed to exist.
harus dianggap ada.

(b) Penggunaan pesawat radar harus dilakukan dengan (b) Proper use shall be made of radar equipment if fitted
tepat jika dipasang dikapal dan bekerja dengan baik and operational, including long-range scanning to
termasuk penyimakan jarak jauh untuk memperoleh obtain early warning of risk of collision and radar
peringatan dini akan adanya bahaya tubrukan dan plotting or equivalent systematic observation of
pelacakan posisi radar atau pengamatan sistematis yang detected objects.
sepadan atas benda-benda yang terdeteksi.

(c) Praduga-praduga tidak boleh dibuat berdasarkan oleh (c) Assumptions shall not be made on the basis of scanty
keterangan yang sangat kurang khususnya keterangan information, especially scanty radar information.
radar.

(d) Dalam menentukan ada tidak adanya bahaya tubrukan (d) In determining if risk of collision exists the following
hal-hal berikut ini termasuk pertimbangan-pertimbangan considerations shall be among those taken into
yang harus diperhitungkan ; account:

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   20


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

(i) Bahaya demikian harus dianggap ada jika baringan (i) Such risk shall be deemed to exist if the compass
pedoman kapal yang sedang mendekat tidak bearing of an approaching vessel does not
menunjukkan perubahan yang berarti. appreciably change;

(ii) Bahaya demikian kadang-kadang mungkin (ii) Such risk may sometimes exist even when an
ada,walaupun perubahan sebuah baringan yang appreciable bearing change is evident,
berarti itu nyata sekali ,terutama bilamana sedang particularly when approaching a very large vessel
menghampiri kapal dengan jarak yang dekat sekali. or a tow or when approaching a vessel at close
range.
 
Perhatian:
1. Gunakan semua sarana yang tersedia terutama penggunaan radar sehingga bahaya-bahaya tubrukan dapat ditentukan
dan jangan ada timbul keragu-raguan.
2. Selain menggunakan radar dalam mendeteksi ada atau tidaknya bahaya tubrukan, maka penggunaan baringan dalam
mendeteksi bahaya tubrukan tersebut juga dapat dilakukan.
 
Rule 7 Aturan 7
Safe speed Kecepatan aman
a. Who Every vessel a. Siapa Setiap kapal

b. When At all time b. kapan Kapan saja

c. What Determine risk of collision c. apa Tentukan resiko tubrukan

d. How Use all available means : Talk about use of d. Bagaimana Gunakan semua cara yang tersedia:
Radar how to use, Radar plotting and Caution Bicara tentang Radar, dan bagaimana

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   21


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

when close to other vessel. cara menggunakannya dan peringatan


ketika dekat dengan kapal lain.
 
Aturan 8 Rule 8
Tindakan untuk menghindari tubrukan Action to avoid collision

(a) Setiap tindakan yang dilakukan untuk menghindari (a) Any action to avoid collision shall be taken in
tubrukan jika keadaan mengizinkan harus tegas, accordance with the Rules of this Part and shall, if the
dilakukan dalam waktu yang cukup lapang dan benar- circumstances of the case admit, be positive, made in
benar memperhatikan syarat-syarat kepelautan yang ample time and with due regard to the observance of
baik. good seamanship.

(b) Setiap perubahan haluan dan atau kecepatan untuk (b) Any alteration of course and/or speed to avoid
menghindari tubrukan jika keadaan mengizinkan harus collision shall, if the circumstances of the case admit,
cukup besar sehingga segera menjadi jelas bagi kapal be large enough to be readily apparent to another
lain yang sedang mengamati dengan penglihatan atau vessel observing visually or by radar; a succession of
dengan radar, serangkaian perubahan kecil dari haluan small alterations of course and/or speed should be
dan atau kecepatan hendaknya dihindari. avoided.

(c) Jika ada ruang gerak yang cukup perubahan haluan saja (c) If there is sufficient sea room, alteration of course
mungkin merupakan tindakan yang paling berhasil guna alone may be the most effective action to avoid a
untuk menghindari situasi saling mendekat terlalu rapat, close quarters situation provided that it is made in
dengan ketentuan bahwa perubahan itu dilakukan dalam good time, is substantial and does not result in
waktu cukup dini, bersungguh-sungguh dan tidak another close-quarters situation.
mengakibatkan terjadinya situasi saling mendekat terlalu
rapat.
 

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   22


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

(d) Tindakan yang dilakukan untuk menghindari tubrukan (d) Action taken to avoid collision with another vessel
dengan kapal lain harus sedemikian rupa sehingga shall be such as to result in passing at a safe
menghasilkan pelewatan dengan jarak aman. Hasil guna distance. The effectiveness of the action shall be
tindakan itu harus dikaji secara seksama sampai kapal carefully checked until the other vessel is finally past
yang lain itu pada akhirnya terlewati dan bebas sama and clear.
sekali.

(e) Jika diperlukan untuk menghindari tubrukan atau untuk (e) If necessary to avoid collision or allow more time to
memberikan waktu yang lebih banyak untuk menilai assess the situation, a vessel shall slacken her speed
keadaan ,kapal harus mengurangi kecepatannya atau or take all way off by stopping or reversing her means
menghilangkan kecepatannya sama sekali dengan of propulsion.
memberhentikan atau menjalankan mundur sarana
penggeraknya.

(f) (i) Kapal yang oleh aturan ini diwajibkan tidak boleh (f) (i) A vessel which, by any of these Rules, is
merintangi jalan atau jalan aman kapal required not to impede the passage or safe
lainnya,bilamana diwajibkan oleh suatu keadaan passage of another vessel shall, when required
harus mengambil tindakan sedini mungkin untuk by the circumstances of the case, take early
memberikan ruang gerak yang cukup bagi jalan action to allow sufficient sea room for the safe
kapal orang lainnya ; passage of the other vessel.

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   23


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

(ii) Kapal yang diwajibkan untuk tidak merintangi (ii) A vessel required not to impede the passage or
jalannya atau jalan aman kapal lain tidak dibebaskan safe passage of another vessel is not relieved of
dari kewajiban ini jika mendekati kapal lain this obligation if approaching the other vessel so
mengakibatkan bahaya tubrukan, dan bilamana akan as to involve risk of collision and shall, when
mengambil tindakan harus memperhatikan tindakan taking action, have full regard to the action which
yang diwajibkan oleh aturan-aturan dalam bagian ini; may be required by the Rules of this part.

(iii) Kapal yang jalannya tidak boleh dirintangi tetap wajib (iii) A vessel the passage of which is not to be
sepenuhnya untuk melaksanakan aturan-aturan impeded remains fully obliged to comply with the
dibagian ini bilamana kedua kapal itu sedang Rules of this part when the two vessels are
berdekatan satu dengan lainnya yang approaching one another so as to involve risk of
mengakibatkan bahaya tubrukan; collision.

 
Aturan 8 Rule 8
Tindakan untuk menghindari tubrukan Action to avoid collision

a. Action to be due with regard - rules of this section, ample a. Tindakan harus dilakukan sehubungan - aturan bagian
time and positive; ini, waktu yang cukup dan positif;

b. Action to be large enough to be clearly apparent visual or Tindakan harus cukup besar agar terlihat jelas secara
radar; visual atau radar;

c. Action should result in safe passing - observe while in Tindakan harus menghasilkan yang aman saat saling
progress; melewati - amati saat dalam proses;

d. In necessary, slow down or stop - use means of propulsion. Jika perlu, perlambat atau berhenti - gunakan mesin
induk sebagai penggerak.
  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   24
  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

CROSS REFERENCE REFERENSI SILANG


Rule 5 Look out Aturan 5 Pengamatan keliling
Rule 6 Safe speed Aturan 6 Kecepatan aman
Rule 7 Risk of collision Aturan 7 Resiko tubrukan
Rule 18 Responsibilities between vessels Aturan 18 Tanggungjawab antar kapal
Rule 34 Manoeuvring & warning signals Aturan 34 Isyarat olah gerak dan isyarat peringatan
\

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   25


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

4. states that when restricted visibility is


encountered or expected, the first responsibility
of the officer in charge of the navigational
watch is to comply with the relevant rules of the
International Regulations for Preventing
Collisions at Sea, 1972, as amended with
particular regard to the sounding of fog signals,
proceeding at a safe speed and having the
engines ready for immediate manoeuvre; menyatakan
  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   26
  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

bahwa ketika jarak pandang terbatas ditemui atau seperti yang diperkirakan, tanggung jawab pertama perwira yang
bertanggung jawab atas dinas jaga navigasi adalah untuk mematuhi peraturan yang relevan dari Peraturan Internasional
Pencegahan Tubrukan di Laut, 1972, sebagaimana diamandemen secara khusus untuk memperdengarkan sinyal suara
untuk kabut, melaju dengan kecepatan aman dan mesin siap untuk segera bermanuver;

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   27


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

 
 
Seksi A-VIII/2 dari Kode STCW Section A-VIII/2 of the STCW Code
Pengaturan dinas jaga dan prinsip-prinsip Watchkeeping arrangements and principles
yang harus diamati to be observed

Tampilan dinas jaga navigasi Performing the navigational watch

Restricted visibility Tampak terbatas


45 When restricted visibility is encountered or expected, the 45 Bila memasuki atau diperkirakan akan memasuki wilayah
first responsibility of the officer in charge of the tampak terbatas, tanggung jawab pertama petugas dinas
navigational watch is to comply with the relevant rules of jaga adalah menerapkan P2TL 1972 secara utuh.
the International Regulations for Preventing Collisions at Khususnya membunyikan isyarat bunyi, bernavigasi
Sea, 1972 with particular regard to the sounding of fog dengan kecepatan aman dan mempersiapkan mesin
signals, proceeding at a safe speed and having the induk untuk berolah gerak dengan sesegera mungkin,
engines ready for immediate manoeuvre. In addition, the dan sebagai tambahan petugas dinas jaga navigasi
officer in charge of the navigational watch shall: harus:

1. inform the master; 1. memberitahukan nakhoda;


2. post a proper look-out; 2. melakukan pengamatan keliling dengan seksama;
3. exhibit navigation lights; and 3. mengaktifkan penerangan navigasi; dan
4. operate and use the radar. 4. mengoperasikan dan menggunakan radar.
 
 
  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   28
  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

Aturan 6 Rule 6
Kecepatan Aman Safe speed
Setiap kapal harus senantiasa bergerak dengan kecepatan Every vessel shall at all times proceed at a safe speed so
aman sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat dan that she can take proper and effective action to avoid
berhasil untuk menghindari tubrukan dan dapat dihentikan collision and be stopped within a distance appropriate to the
dalam jarak yang sesuai dengan keadaan dan suasana yang prevailing circumstances and conditions. In determining a
ada dalam menentukan kecepatan aman, faktor-faktor berikut safe speed the following factors shall be among those taken
termasuk yang harus diperhitungkan: into account:
(a) Oleh semua kapal : (a) By all vessels :
(i) Tingkat penglihatan. (i) The state of visibility;

(ii) Kepadatan lalu-lintas termasuk pemusatan kapal- (ii) The traffic density including concentrations of
kapal ikan atau kapal lain. fishing vessels or any other vessels;

(iii) Kemampuan olah gerak kapal khususnya yang (iii) The manoeuvrability of the vessel with special
berhubungan jarak henti dan kemampuan reference to stopping distance and turning
berputar. ability in the prevailing conditions;
 
(iv) Pada malam hari, terdapatnya cahaya latar (iv) At night the presence of background light such
belakang misalnya lampu-lampu dari daratan atau as from shore lights or from back scatter of her
pantulan lampu-lampu sendiri. own lights;

(v) Keadaan factor, laut dan arus dan bahaya-bahaya (v) The state of wind, sea and current, and the
navigasi yang ada disekitarnya. proximity of navigational hazards;

(vi) Sarat sehubungan dengan keadaan air yang ada. (vi) The draught in relation to the available depth of
  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   29
  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

water.
(b) Tambahan bagi kapal-kapal yang menggunakan radar; (b) Additionally by vessels with operational radar:

(i) Ciri-ciri khusus daya guna dan keterbatasan (i) The characteristics, efficiency and limitations of
pesawat radar; the radar equipment;

(ii) Setiap kendala yang timbul oleh skala jarak radar (ii) Any constraints imposed by the radar range
yang dipakai; scale in use;

(iii) Pengaruh keadaan laut, cuaca dan sumber- (iii) The effect on radar detection of the sea state,
sumber gangguan lain pada penggunaan radar. weather and other sources of interference;
 
(iv) Kemungkinan bahwa kapal-kapal kecil, gunung es (iv) The possibility that small vessels, ice and other
dan benda-benda terapung lainnya tidak dapat floating objects may not be detected by radar at
ditangkap oleh radar pada jarak yang cukup. an adequate range;

(v) Jumlah, posisi dan gerakan kapal-kapal yang (v) The number, location and movement of vessels
ditangkap oleh radar. detected by radar;

(vi) Berbagai macam penilaian penglihatan yang lebih (vi) The more exact assessment of the visibility that
tepat dan mungkin dapat bila radar digunakan may be possible when radar is used to
untuk menentukan jarak kapal-kapal atau benda determine the range of vessels or other objects
lain disekitarnya. in the vicinity.

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   30


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

Rule 6 Aturan 6
Safe speed Kecepatan aman
a. Who Every vessel a. Siapa Setiap kapal

b. When At all time b. kapan Kapan saja

c. What Proceed at safe speed c. apa Bergerak dengan kecepatan aman

d. How Take all factors into account and additional for d. Bagaimana Pertimbangkan semua faktor dan
vessel with operating radar tambahan untuk kapal dengan
mengoperasikan radar
 
Intention: Proper and effective action to avoid collision and be Perhatian: Tindakan yang tepat dan efektif untuk
stopped at an appropriate distance menghindari tubrukan dan dihentikan pada jarak yang sesuai
 
Aturan 35 Rule 35
Isyarat Bunyi dalam Penglihatan Terbatas Sound signals in restricted visibility

Di dalam atau di dekat daerah yang penglihatan terbatas baik In or near an area of restricted visibility, whether by day or
pada siang hari atau malam hari, isyarat-isyarat yang ditentukan night, the signals prescribed in this Rule shall be used as
di dalam aturan ini harus digunakan sebagai berikut : follows:
(a) Kapal tenaga yang mempunyai laju di air (a) A power-driven vessel making way through the water
memperdengarkan satu tiup panjang dengan selang waktu shall sound at intervals of not more than 2 minutes one
tidak lebih dari 2 menit. prolonged blast.
(b) Kapal tenaga yang sedang berlayar tetapi berhenti dan (b) A power-driven vessel underway but stopped and
tidak mempunyai laju di air harus memperdengarkan dua making no way through the water shall sound at
tiup panjang beruntun dengan selang waktu tiup-tiup intervals of not more than 2 minutes two prolonged
  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   31
  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

panjang itu kira-kira 2 detik. blasts in succession with an interval of about 2 seconds
between them.
(c) Kapal yang tidak terkendali, kapal yang kemampuan olah (c) A vessel not under command, a vessel restricted in her
geraknya terbatas, kapal yang terkendala oleh saratnya, ability to manoeuvre, a vessel constrained by her
kapal layar, kapal yang sedang menangkap ikan, dan draught, a sailing vessel, a vessel engaged in fishing
kapal yang sedang menunda atau mendorong kapal lain, and a vessel engaged in towing or pushing another
sebagai pengganti isyarat-isyarat yang ditentukan didalam vessel shall, instead of the signals prescribed in
paragraf (a) atau (b) aturan ini harus memperdengarkan paragraphs (a) or (b) of this Rule, sound at intervals of
tiga tiup beruntun , yakni satu tiup panjang di ikuti oleh dua not more than 2 minutes three blasts in succession,
tiup pendek dengan selang waktu tidak lebih dari 2 menit. namely one prolonged followed by two short blasts.

(d) Kapal yang sedang menangkap ikan bilamana berlabuh (d) A vessel engaged in fishing, when at anchor, and a
jangkar dan kapal yang kemampuan olah geraknya vessel restricted in her ability to manoeuvre when
terbatas bilamana sedang menjalankan pekerjaannya carrying out her work at anchor, shall instead of the
dalam keadaan berlabuh jangkar sebagai pengganti signals prescribed in paragraph (g) of this Rule sound
isyarat-isyarat yang di tentukan di dalam paragraf (g) the signal prescribed in paragraph (c) of this Rule.
aturan ini, harus memperdengarkan isyarat yang
ditentukan didalam paragraf (c) aturan ini.

(e) Kapal yang ditunda atau jika kapal ditunda itu lebih dari (e) A vessel towed or if more than one vessel is towed the
satu, maka kapal yang paling belakang dari tundaan itu last vessel of the tow, if manned, shall at intervals of not
jika diawaki harus memperdengarkan 4 tiup beruntun , more than 2 minutes sound four blasts in succession,
yakni satu tiup panjang di ikuti tiga tiup pendek , dengan namely one prolonged followed by three short blasts.
selang waktu tidak lebih dari 2 menit. Bilamana mungkin When practicable, this signal shall be made
isyarat ini harus diperdengarkan segera setelah isyarat immediately after the signal made by the towing vessel.

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   32


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

yang di perdengarkan oleh kapal yang menunda.


(f) Bilamana kapal yang sedang mendorong dan kapal yang (f) When a pushing vessel and a vessel being pushed
sedang didorong maju di ikuti etar-erat dalam kesatuan ahead are rigidly connected in a composite unit they
gabungan , kapal-kapal itu harus memperdengarkan shall be regarded as a power-driven vessel and shall
isyarat-isyarat yang ditentukan didalam paragraf (a) atau give the signals prescribed in paragraphs (a) and (b) of
(b) aturan ini. this Rule.
(g) Kapal yang sedang berlabuh jangkar harus membunyikan (g) A vessel at anchor shall at intervals of not more than
genta dengan cepat selama kira-kira 5 detik dengan one minute ring the bell rapidly for about 5 seconds. In
selang waktu tidak lebih dari 1 menit . Dikapal yang a vessel of 100 metres or more in length the bell shall
panjangnya 100 meter atau lebih genta itu harus be sounded in the forepart of the vessel and
dibunyikan di bagian depan kapal dan segera setelah immediately after the ringing of the bell the gong shall
pembunyian genta , gong harus dibunyikan cepat-cepat be sounded rapidly for about 5 seconds in the after part
selama kira-kira 5 detik di bagian belakang kapal . Kapal of the vessel. A vessel at anchor may in addition sound
yang berlabuh jangkar sebagai tambahan boleh three blasts in succession, namely one short, one
memperdengarkan 3 tiup beruntun , yakni satu tiup pendek prolonged and one short blast, to give warning of her
untuk mengingatkan kapal lain yang mendekat mengenai position and of the possibility of collision to an
kedudukannya dan adanya kemungkinan tubrukan. approaching vessel.

(h) Kapal yang kandas harus memperdengarkan isyarat genta (h) A vessel aground shall give the bell signal and if
dan jika dipersyaratkan isyarat gong yang di tentukan di required the gong signal prescribed in paragraph (g) of
dalam paragraf (g) aturan ini dengan jelas, dengan genta this Rule and shall, in addition, give three separate and
sesaat sebelum dan segera setelah pembunyian genta distinct strokes on the bell immediately before and after
yang cepat itu. Kapal yang kandas sebagai tambahan the rapid ringing of the bell. A vessel aground may in
boleh memperdengarkan isyarat suling yang sesuai. addition sound an appropriate whistle signal.

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   33


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

(i) Kapal yang panjangnya 12 meter atau lebih tetapi kurang (i) A vessel of 12 metres or more but less than 20 metres
dari 20 meter, tidak wajib memperdengarkan isyarat- in length shall not be obliged to give the bell signals
isyarat genta sebagaimana yang dirincikan pada paragraf prescribed in paragraphs (g) and (h) of this rule.
(g) dan (h) dari aturan ini, tetapi jika tidak However, if she does not, she shall make some other
memperdengarkannya, kapal itu harus memperdengarkan efficient sound signal at intervals of not more than 2
isyarat bunyi lain yang efisien dengan selang waktu tidak minutes.
lebih dari 2 menit.

(j) Kapal yang panjang nya kurang dari 12 meter tidak wajib (j) A vessel of less than 12 metres in length shall not be
memperdengarkan isyarat sebagaimana yang disebutkan obliged to give the above mentioned signals but, if she
diatas, tetapi jika tidak memperdengarkannya kapal itu does not, shall make some other efficient sound signal
harus memperdengarkan isyarat bunyi lain yang efisien at intervals of not more than 2 minutes.
dengan selang waktu tidak lebih dari 2 menit.
(k) Kapal Pandu yang sedang bertugas memandu kapal (k) A pilot vessel when engaged on pilotage duty may in
pandu bilamana sedang bertugas memandu sebagai addition to the signals prescribed in paragraphs (a), (b)
tambahan atas isyarat-isyarat yang ditentukan di dalam or (g) of this Rule sound an identity signal consisting of
paragraf (a), (b) atau (g) aturan ini boleh four short blasts.
memperdengarkan isyarat pengenal yang terdiri dari 4 tiup
pendek.
 
 
 

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   34


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

 
 
 

5. states that in addition to the above, the officer


in charge of the na vigational watch shall: menyatakan
bahwa selain hal-hal tersebut di atas, perwira yang bertanggung jawab atas tugas jaga navigasi wajib:

- inform the Master; - beri tahu Nakhoda;


- post a proper lookout; tempatkan pengamat yang tepat;
- exhibit navigation lights; and memperlihatkan lampu-lampu navigasi;
- operate and use the radar. Mengoperasikan dan menggunakan radar.

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   35


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

Seksi A-VIII/2 dari Kode STCW Section A-VIII/2 of the STCW Code
Pengaturan dinas jaga dan prinsip-prinsip Watchkeeping arrangements and principles
yang harus diamati to be observed

Tampilan dinas jaga navigasi Performing the navigational watch

Restricted visibility Tampak terbatas


45 When restricted visibility is encountered or expected, the 45 Bila memasuki atau diperkirakan akan memasuki wilayah
first responsibility of the officer in charge of the tampak terbatas, tanggungjawab pertama petugas dinas
navigational watch is to comply with the relevant rules of jaga adalah menerapkan P2TL 1972 secara utuh.
the International Regulations for Preventing Collisions at Khususnya membunyikan isyarat bunyi, bernavigasi
Sea, 1972 with particular regard to the sounding of fog dengan kecepatan aman dan mempersiapkan mesin
signals, proceeding at a safe speed and having the induk untuk berolah gerak dengan sesegera mungkin,
engines ready for immediate manoeuvre. In addition, the dan sebagai tambahan petugas dinas jaga navigasi
officer in charge of the navigational watch shall: adalah harus:

1. inform the master; 1. memberitahukan nakhoda;


2. post a proper look-out; 2. melakukan pengamatan keliling dengan seksama;
3. exhibit navigation lights; and 3. mengaktifkan penerangan navigasi; dan
4. operate and use the radar. 4. mengoperasikan dan menggunakan radar.

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   36


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

BRIDGE PROCEDURE GUIDE PANDUAN PROSEDUR ANJUNGAN


B13 RESTRICTED VISIBILITY B13 TAMPAK TERBATAS

ACTION TINDAKAN

1. Inform the Master of reduced visibility as required in 1. Beritahu nakhoda tentang tampak terbatas seperti yang
Master's Standing Orders and the SMS; dipersyaratkan dalam Perintah Tetap Nakhoda dan SMS;

2. Advise the engine room; 2. Beri saran ke kamar mesin agar siap siaga;

3. Increase bridge manning levels, as necessary; 3. Tambahkan personil anjungan, jika perlu;

4. Look-outs posted; 4. Posting pengamatan keliling;

5. Select hand steering; 5. Gunakan kemudi manual;

6. Engines ready for immediate manoeuvre; 6. Mesin siap untuk segera berolah gerak;

7. Close all watertight doors and openings. 7. Tutup semua pintu-pintu kedap air.

EQUIPMENT PREPARATION PERSIAPAN PERALATAN

1. AIS (automatic identification system) 1. Sistem identifikasi otomatis (AIS)

2. Echo-sounder 2. Perum Gema

3. Fog signalling apparatus 3. Peralatan isyarat kabut

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   37


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

4. Navigation lights 4. Lampu-lampu navigasi

5. Radar, ARPA or other plotting aids 5. Radar, ARPA dan alat bantu plotting lainnya

6. Radio VHF (very high frequency) 6. Radio frekuensi sangat tinggi (VHF)

COMPLIANCE WITH REGULATIONS (COLREGS) KEPATUHAN TERHADAP REGULASI (P2TL)

1. Rule 19 - conduct of vessels in restricted visibility 1. Aturan 19 - perilaku kapal dalam penglihatan terbatas

2. Rule 35 - sound signals in restricted visibility 2. Aturan 35 - isyarat bunyi dalam penglihatan terbatas

3. Rule 5 - look-out 3. Aturan 5 - Pengamatan keliling

4. Rule 6 - safe speed 4. Aturan 6 - kecepatan aman

CONTINGENCY PLANNING PERENCANAAN KONTINGENSI

Consider the possibility of anchoring the vessel if in doubt and Pertimbangkan kemungkinan kapal berlabuh jangkar jika ragu-
vessel in suitable depth ragu, di kedalaman yang sesuai

OTHERS LAIN-LAIN

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   38


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

Master standing oders Perintah Tetap Nakhoda


Lines of authority on board should be in accordance with Garis kewenangan di atas kapal harus sesuai dengan
the SMS and operational procedures manuals. The SMS dan manual prosedur operasional. Nakhoda harus
Master should explain particular requirements to the menjelaskan persyaratan khusus kepada Tim anjungan.
Bridge Team in Master's Standing Orders. These orders Perintah tetap ini harus dirancang untuk mendukung
should be drafted to support the SMS. Company and SMS. SMS perusahaan dan Perintah Tetap ini harus
Masters' Standing Orders should be read by all Bridge dibaca oleh semua anggota Tim anjungan setelah
Team members upon joining the ship, signed and dated. bergabung di atas kapal, ditandatangani dan diberi
A copy of the orders should be available on the bridge for tanggal. Salinan Perintah Tetap ini harus tersedia di
reference. anjungan dan untuk dijadikan referensi.

MASTER’S STANDING ORDERS (EXAMPLE)


These Standing Orders are to be followed in conjunction with Perintah Tetap ini harus diikuti sehubungan dengan Panduan
the Company’s QMS Main Manual (Chapter: Shipboard Utama Sistem Manajemen Mutu Perusahaan (Bab:
Operations, Section 7.4 Bridge Operations), & incorporating Pengoperasian Kapal, Bagian 7.4 Pengoperasian Anjungan),
the principles outlined in the Bridge Procedures Guide. The dan menggabungkan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam
Master’s Night Orders & other Shipboard Memos will further Panduan Prosedur Anjungan. Perintah Tetap Nakhoda &
supplement these, from time to time. Perintah lainnya akan melengkapi Perintah tetap ini, dari waktu
ke waktu.
Good Seamanship is the Most Fundamental Attribute in Kecakapan pelaut adalah Atribut Paling Fundamental dalam
Ensuring Safe Navigation: Safety of Life, Vessel, Cargo & memastikan Navigasi yang Aman: Keselamatan Jiwa, Kapal,
Environment. Do not limit yourself to these Standing orders- Muatan & Lingkungan. Jangan membatasi diri Anda pada
added safe practices and recommendations from you are Perintah Tetap ini - Anda dapat menambahkan praktik yang
welcome. aman dan rekomendasi dari Anda.

NAVIGATIONAL PRACTICES: SAAT BERNAVIGASI


1. I am available at all times. I will always be of assistance. 1. Saya siap setiap saat. Saya akan selalu membantu.
Call me when in any doubt whatsoever, in particular: Hubungi saya jika ragu-ragu, khususnya:
  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   39
  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

a. In restricted visibility; a. Dalam kondisi tampak terbatas

b. If weather deteriorates. Sudden drop in barometer; b. Jika cuaca memburuk. Tekanan barometer menurun
tiba-tiba;
c. Difficulty in maintaining course; c. Kesulitan dalam mempertahankan haluan kapal

d. If in doubt of vessel’s position; d. Jika ragu dengan posisi kapal;

e. If landfall not made as expected; e. Jika benda yang terlihat tidak sesuai harapan

f. If another vessel not following COLREGS; f. Jika kapal lain tidak mengikuti aturan COLREGS

g. If traffic density increases and for crossing traffic; g. Jika kepadatan lalu lintas penyeberangan
meningkat;

h. Failure of any shipboard equipment; h. Kegagalan peralatan apapun di atas kapal;

i. If vessel moving dangerously or shipping water; i. Jika kapal bergerak di perairan yang berbahaya;

j. As per applicable QSMS S.I. for the situation; j. Sesuai QSMS S.I. yang berlaku untuk situasi
tersebut;

k. If watch-keeping officer is fatigued or relieving officer k. Jika petugas dinas jaga navigasi kelelahan atau
found incapable of taking over watch; petugas dinas jaga berikutnya tidak mampu;

l. Any doubt you may have on any matter. l. Keraguan yang mungkin Anda miliki tentang
masalah apa pun.

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   40


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

2. My mere presence on the bridge does not relieve you of 2. Kehadiran saya di anjungan tidak membebaskan anda
your duties. I will make it clear when I take the con & dari tugas-tugas. Saya akan menjelaskan & bahkan
even then, I expect you to keep me well informed of your kemudian, berharap saya mendapatkan informasi yang
observations, opinions & suggestions. I will always stay baik tentang pengamatan, pendapat & saran. Saya akan
open to your advice & submissions. selalu terbuka untuk saran & masukan anda.

3. QSMS Standing Instructions: They incorporate safe 3. Instruksi Tetap QSMS: Memasukkan praktek aman yang
practices that must be followed & logged as relevant. harus diikuti & dicatat hal-hal yang masih relevan.

4. All Bridge equipment is for your use. If in doubt about the 4. Semua peralatan di anjungan untuk digunakan. Jika ragu
limitations & errors inherent in these, consult the Master. tentang batasan & kesalahan yang melekat di dalamnya,
konsultasikan dengan Nakhoda.

5. Lookout - all means to be employed to allow good lookout 5. Pengamatan - semua cara yang digunakan untuk
(sight, sound & radar). memungkinkan pengamatan yang baik (penglihatan,
pendengaran & radar).

a. Besides the OOW a lookout man shall be posted a. Selain petugas dinas jaga seorang pengamat akan
always from sunset to sunrise. Do not spend selalu ditempatkan dari matahari terbenam hingga
unnecessary time in chart room; especially after matahari terbit. Jangan menghabiskan waktu di
sunset: Maintain efficient night vision. ruang peta; terutama setelah matahari terbenam:
Pertahankan penglihatan malam yang efisien.

b. Both Radars are for your use. You do not need my b. Radar yang tersedia untuk digunakan dan tidak
permission to keep them on. It is good practice to perlu izin. Gunakan skala jarak dan lebar agar dapat
keep each on a separate range scale to allow a wide mendekteksi target yang diinginkan. Hindari
range of target detection. Avoid indiscriminate use of penggunaan kontrol clutter & FTC secara
clutter & FTC controls. berlebihan.
  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   41
  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

c. Sound - keep at least one door open at all times. c. Bunyi - siapkan satu pintu anjungan yang terbuka.
Your watch on bridge gives you effective command Dinas jaga di anjungan memberi anda komando
of the entire vessel, not the bridge alone. Move to secara keseluruhan di atas kapal. Berpindah ke
the wings- listen for unusual sounds; be aware of sayap anjungan; Waspadai kapal & muatan. Tidak
your ship & cargo. It is not good practice to limit baik jika hanya terus berada didekat kemudi. Kapal
yourself within the wheelhouse alone. Other vessels lain atau orang dalam kesulitan mungkin juga
or persons in distress may also be making sound membuat isyarat bunyi. Pemantauan VHF juga
signals. VHF monitoring also an important aspect of merupakan aspek penting dari pengawasan
bridge watch. Do not mute or switch off the VHF. anjungan. Jangan meniadakan suara atau
mematikan VHF.

6. Fire/ Other rounds by lookout man - the primary job of the 6. Petugas pengamatan keliling - tugas utamanya adalah
lookout man is to maintain safety on bridge. Only when menjaga agar tetap aman di anjungan. Saat jarak
this is not compromised (good visibility, no traffic, etc), he pandang tidak terhalang, lalu lintas aman, dll, petugas
can be directed to take around the vessel. On these tersebut dapat berkeliling kapal. Jangan lupa membawa
occasions, he must carry a radio, available for immediate radio komunikasi, agar segera dapat kembali ke
recall. anjungan jika dibutuhkan.

7. Bridge Logs - to be maintained accurately including 7. Catatan anjungan - agar di jaga dan dipelihara termasuk
logging of any untoward incident, phenomena or mencatat setiap kejadian yang tidak diinginkan,
observation. Magnetic Error Log should be updated every fenomena atau hasil pengamatan. Catatan kesalahan
watch (as far as practicable). Radar & GMDSS logs to be pedoman magnet harus diperbarui setiap dinas jaga
updated. QSMS guidelines to be followed and annotation (sejauh dapat dilakukan). Catatan Radar & GMDSS juga
made. diperbarui. Tetap mengikuti pedoman QSMS.

8. Always keep updated to the latest Weather Reports. 8. Perbarui laporan cuaca terkini. Beri laporan penilaian
Apprise me of weather status minimum twice a day. If cuaca minimal 2 kali sehari. Jika cuaca buruk
inclement weather is expected, associated QSMS SI to diperkirakan, QSMS SI terkait harus diikuti & departemen

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   42


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

be followed & other departments informed well in time. lain diinformasikan pada tepat waktu.

9. Information on company guidelines, my expectations from 9. Informasi tentang pedoman perusahaan, harapan saya,
you and any clarifications on any doubts are freely klarifikasi tentang keraguan apa pun dapat disampikan.
available. The “No Look No Touch” attitude will not work. Sikap "Tidak Terlihat Tidak Disentuh" tidak akan berhasil.
All you have to do is ask! Yang harus Anda lakukan hanyalah bertanya!

PORT PRACTICES DI PELABUHAN


1. Do not allow unsafe practices or operations on your 1. Jangan biarkan praktik atau operasi yang tidak aman di
vessel. Be polite, firm & professional when dealing with kapal. Bersikaplah sopan, tegas & profesional saat
shore personnel. Follow all safe practices as listed in menangani personil darat. Ikuti semua praktik yang aman
QSMS SI for various port operations (cargo ops, seperti yang tercantum dalam QSMS SI untuk berbagai
bunkering, painting, etc). operasi pelabuhan (muatan, bunker, pengecatan, dll).

2. Maintain a Safe Access to vessel at all times. If no cargo 2. Pertahankan Akses Aman ke kapal setiap saat. Jika tidak
work or vessel boarding expected, gangway may be ada pemuatan atau tidak ada orang yang naik ke atas
lifted. kapal, tangga dapat diangkat (dinaikkan).

3. In port, a gangway watch to be maintained at all times. All 3. Di pelabuhan, tangga kapal tetap dijaga setiap saat.
Visitors to the vessel are to be logged & not allowed Semua pengunjung harus dicatat & tidak diizinkan
access to vessel without express permission from Master mengakses kapal tanpa izin tertulis dari Nakhoda atau
or C/O. Beware of likelihood of stowaways or persons Mualim Satu. Waspadai kemungkinan penumpang gelap
interested in planting contraband on board. Do not allow atau orang yang tertarik menyembunyikan barang
unauthorized persons free access to vessel. A ship staff selundupan di kapal. Jangan biarkan orang yang tidak
must escort them to Master. berwenang mengakses kapal secara bebas. Seorang
petugas kapal harus mengantar mereka ke Nakhoda.

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   43


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

4. Monitor Cargo stowage at all times - it affects your safety 4. Pantau palka (tempat penyimpanan muatan) setiap saat
& that of the stevedores in our care. Weather checks in - ini mempengaruhi keselamatan anda & pekerja bongkar
port. muat dalam perawatan. Lakukan pemeriksaan cuaca di
pelabuhan.

5. Local port and national Regulations to be observed 5. Pelabuhan lokal dan peraturan nasional harus dipatuhi
diligently. A quick read of the Guide to Port entry will dengan cermat. Perhatikan tanda perhatian “Panduan
update you. memasuki pelabuhan” akan memperbarui anda.

Capt. Alpha Barvo Charlie Day/ Month/ Years Capt. Alpha Bravo Charlie Hari/ Bulan/ Tahun

All bridge officer to read and understand these standing orders. Semua petugas di anjungan membaca dan memahami
In acknowledgement, the must enter this fact in the logbook the perintah tetap ini. Sebagai pengakuan, harus
first time these orders are read by them. For any clarification memasukkan bukti ini ke dalam buku catatan harian
contact C/O or Master. kapal saat pertama kali dibaca. Untuk klarifikasi, hubungi
Mualim Satu atau Nakhoda.

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   44


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

6. states that when arranging lookout duty, in


hours of darkness, the Master and the officer in
charge of the navigational watch should have
due regard to the bridge equipment and
navigational aids available for use, their
limitations, procedures and safeguards
implemented. menyatakan bahwa ketika mengatur tugas pengamatan, pada jam-jam gelap,
Nakhoda dan perwira yang bertanggung jawab atas jaga navigasi harus memperhatikan peralatan anjungan dan alat
bantu navigasi yang tersedia untuk digunakan, batasan, prosedur dan pengamanan yang diterapkan.

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   45


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

Section A-VIII/2 of the STCW Code Seksi A-VIII/2 dari Kode STCW
Watchkeeping arrangements and principles Pengaturan dinas jaga dan prinsip-prinsip
to be observed   yang harus diamati

Performing the navigational watch Pelaksanaan dinas jaga navigasi

46 In hours of darkness 46 Bernavigasi dalam gelap


The master and the officer in charge of the navigational Nakhoda dan petugas dinas jaga navigasi, dalam
watch when arranging look-out duty shall have due mengatur tugas jaga pengamatan keliling harus
regard to the bridge equipment and navigational aids memperhatikan bahwa peralatan di anjungan dan alat
available for use, their limitations; procedures and bantu navigasi semua dapat digunakan, keterbatasan
safeguards implemented. peralatan, prosedur dan langkah penanganan harus
diterapkan

BRIDGE PROCEDURE GUIDE PANDUAN PROSEDUR ANJUNGAN


3.4.1 Control night vision 3.4.1 Pengendalian penglihatan malam
During the hours of darkness, it is essential that the Bridge Selama jam-jam kegelapan, Tim Anjungan harus memiliki
Team has adequate night vision in order to maintain a proper penglihatan malam yang cukup untuk menjaga pengamatan
look-out, and the environment should support this. yang tepat, dan lingkungan harus mendukungnya.

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   46


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

Shipboard procedures should allow the vision of oncoming Prosedur di atas kapal harus memungkinkan penglihatan
watchkeepers to adjust to ambient light conditions before petugas dinas jaga berikutnya untuk menyesuaikan dengan
taking over the watch. kondisi cahaya sekitar sebelum mengambil dinas jaga navigasi
berikutnya.

Lighting used in the bridge and adjacent are as should be of Pencahayaan yang digunakan di anjungan dan sekitarnya
low intensity and coloured red. Light from bridge equipment harus memiliki intensitas rendah dan berwarna kemerahan.
can impair night vision and should be controlled by using Cahaya dari peralatan anjungan dapat mengganggu
appropriate display settings. The use of blackout curtains will penglihatan pada malam hari dan harus dikontrol dengan
help to control light levels when it is not otherwise possible to menggunakan pengaturan tampilan yang sesuai. Penggunaan
exclude it. tirai anti tembus pandang akan membantu mengontrol tingkat
cahaya jika tidak memungkinkan untuk mengecualikannya.

The use of deck lighting during the hours of darkness should Penggunaan pencahayaan dek selama jam-jam kegelapan
be carefully considered to avoid adversely affecting night harus dipertimbangkan dengan hati-hati untuk menghindari
vision, even if such lighting only affects a restricted sector of pengaruh buruk penglihatan malam, bahkan jika pencahayaan
the horizon. semacam itu hanya mempengaruhi sektor terbatas cakrawala.
 
It should be noted that even momentary exposure to bright light Perlu dicatat bahwa bahkan paparan cahaya terang sesaat
can temporarily destroy night vision and, during the pun dapat merusak penglihatan malam untuk sementara dan,
subsequent readjustment period, the ability to maintain an selama periode penyesuaian ulang berikutnya, kemampuan
effective look-out will be impaired. Consideration should be untuk mempertahankan pengamatan yang efektif akan
given to fitting cut-out switches to doors leading into the bridge terganggu. Pertimbangan harus diberikan untuk memasang
so that adjacent light sources are momentarily switched off sakelar pemutus ke pintu yang mengarah ke anjungan
when doors are opened. sehingga sumber cahaya yang berdekatan dimatikan sejenak
saat pintu dibuka.

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   47


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

MANAJEMEN TIM ANJUNGAN BRIDGE TEAM MANAGEMENT


Organisasi anjungan Bridge organization

Organisasi anjungan yang efisien mencakup prosedur yang: An efficient bridge organisation will include procedures that:

1. Menghilangkan risiko akibat satu bencana tidak terletak 1. Eliminate the risk that an error on the part of one person
hanya pada satu orang saja; may result in a disastrous situation;

2. Tekankan perlunya untuk menjaga pengamatan visual 2. Emphasise the necessity to maintain a good visual lookout
yang baik dan untuk melakukan rutinitas menghindari and to carry out collision avoidance routines;
tubrukan;

3. Mendorong penggunaan semua cara untuk menetapkan 3. Encourage the use of all means of establishing the ship's
posisi kapal sehingga tidak hanya mengandalkan satu position so that in the case of one method becoming
metode saja; unreliable others are immediately available;

4. Memanfaatkan rancangan pelayaran dan sistem navigasi 4. Make use of passage planning and navigational systems
yang memungkinkan pemantauan dan pendeteksian which allow continuous monitoring and detection of
penyimpangan dari garis haluan ketika berada di perairan deviation from the track when in coastal waters;
pantai;

5. Pastikan bahwa semua kesalahan peralatan navigasi 5. Ensure that all instrument errors are known and correctly
diketahui dan diterapkan dengan benar; applied

6. Terima seorang pandu sebagai tambahan yang berharga 6. Accept a pilot as a valuable addition to a bridge team.
untuk tim anjungan.

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   48


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

Jakarta, 1 April 2021


Dibuat oleh:

 
Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, M.Mar
Instruktur Pengampu Mata Kuliah (N.023)

Diperiksa oleh: Disetujui oleh:


Kasie. Rencana dan Program Kabid. Penyelenggara

Capt. Asep Yedi Haryadi, MM P. Marcello Lopulalan, M.Pd, M.Mar.E


Pembina Tk. I (IV/a) Pembina Tk. I (IV/b)
NIP. 19730810 200502 1 001 NIP. 19661001 199903 1 001

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   49


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

REFERENSI:

1. Peraturan Kepala BPSDMP No. PK. 07/ BPSDMP-2016 Tentang Kurikulum Program Pendidikan dan Pelatihan
Pembentukan dan Peningkatan Kompetensi di Bidang Pelayaran
2. International Maritime Organization (IMO) Model Course 7.01
3. Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers (STCW) Code, Manila 2010
4. Cockcroft, A.N. - A guide to the collision avoidance rules. 6th ed. Oxford: Elsevier Butterworth-Heinemann, 2004 (ISBN 0-7506-
6179-8)
5. Swift, Capt. A.J. Bridge Team Management - A Practical Guide. The Nautical Institute, 1993 (ISBN 1-8700-771 4-8)
6. International Chamber of Shipping - Bridge Procedures Guide fifth edition 2016, Published by marisec publications 38 St
mary axe London, EC3A 8BH

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   50


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  
 

THANK YOU AND


SEE YOU NEXT MEETING

  Dr. Capt. H. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar   51


  Instruktur N.023 BP3IP Jakarta  

Anda mungkin juga menyukai