Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DEFENISI
Pencemaran lingkungan laut berarti dimasukkanya oleh
manusia secara langsung atau tidak langsung bahan atau
energi kedalam lingkungan laut termasuk kuala yang
mengakibatkan atau mungkin membawa akibat buruk
sedemikian rupa seperti kerusakan kepada kekayaan hayati.
KEGIATAN PELAYARAN
KEGIATAN PENGEBORAN
KEGIATAN GALANGAN
PENCEMARAN KARENA KEGIATAN
PELAYARAN
1. KAPAL TUBRUKAN
2. KAPAL KANDAS
3. KAPAL KEBAKARAN
4. KAPAL TENGGELAM
5. JATUHNYA MUATAN
6. KEGIATAN PENUMPANG DAN AWAK
KAPAL
7. PENGOPERASIAN NORMAL KAPAL
PENGOPERASIAN NORMAL KAPAL
Dari ruang pemesinan :
1.Kebocoran bahan bakar
2.Kebocoran minyak pelumas
3.Tumpahan bahan bakar dan minyak pelumas
4.Air laut dari proses propeller dan instalasi pendingin mesin
B. PERLENGKAPAN
1. Oily water seperator
2. Oil discharge Monitoring and Control
Systen
3. Interface Detector
4. Instalasi pembuangan kedarat
5. Oil record book
KONVENSI INTERNATIONAL MENGENAI
PENCENGAHAN POLUSI
PENGECUALIAN
Pembuangan kelaut dapat dilakukan tanpa sesuai dengan
aturan dalam keadaan :
1. Pembuangan dilakukan untuk keselamatan jiwa
manusia.
2. Pembuangan kelaut disebabkan kerusakan kapal dan
peralatan dengan ketentuan bahwa semua usaha telah
dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan
tumpahan.
3. Telah diijinkan pemerintah, misalnya zat dispersant
untuk mengurangi dampak pencemaran oleh minyak.
A. Segretgated Ballast Tank :
1. New Crude Oil Tanker 20.000 DWT atau lebih.
2. New Product Oil 30.000 DWT atau lebih
3. Existing Crude Oil Tanker 40.000 DWT atau lebih.
4. Existing Product Tanker 40.000 DWT atau lebih.
B. Dedicated Ballast Tank :
1. Existing Crude oil 40.000 DWT atau lebih sebelum
2. dilengkapi SBT selama 2 tahun boleh dioperasikan
3. dengan DBT + COW.
C. Crude Oil Washing :
1. New Crude Oil 20.000 DWT atau lebih.
2. Existing Crude Oil 40.000 DWT atau lebih
D. Slop Tank
1. 3% kapasitas cargo.
2. 2% air yang mencuci tanki dapat digunakan untuk mencuci
tanki lain tanpa menambah air
3. 2% bila tanker dilengkapi dengan SBT atau DBT
E. Sludge tank
kapal ukuran GT 400 atau lebih dilengkapi dengan sludge tank
dengan kapasitas cukup
SLOP TANK
• Setiap kapal harus dilengkapi dengan slop tank untuk
menampung balat kotor dengan kapasitas minimum 3% dari
kapasitas muatan kapal, kecuali pemerintah dapat menyetujui.
• 2% untuk tanker yang air pencuci tankinya dapat digunakan
lagi untuk mencuci tanki lain atau yang dilengkapi COW dan
SBT.
• 1% tanker kombinasi.
SLUDGE TANK
Gunanya : untuk menampung minyak kotor yang kapasitasnya
V1 = K1 x c x D M3
K1 = 0.01 utk mesin dengan BBM heavy oil
0.005 utk mesin dengan BBm diesel oil
c = pemakaian FO per hari
D = waktu pelayaran antara pelabuhan dimana sludge tank dapat
dipompa kedarat rata-rata diambil 30 hari
LOKASI PERLINDUNGAN DARI SBT
Tanker pengangkut crude oil ukuran DWT 20.000 ton atau lebih
dan tanker product oil ukuran 30.000 DWT atau lebih
penempatan SBT harus sedemikian sehingga melindungi tanki
muatan dari darin kerusakan akibat kandas dan tubrukan
Pembatasan ukuran tanki
Diberlakukan terhadap tanker yang peletakan lunasnya sesudah 1
januari 1974
Panjang tanki maximum 10 meter atau lebih
a. ( 0.5 b1 / B + 0.1 ) L ….. bila tidak mempunyai sekat membujur
b. (0.25 b1 / B + 0.15 ) L …. Bila mempunyai sekat membujur
L = panjang kapal
b1= lebar wing tank
B = Lebar kapal
RECEIPTION FASILITY DAN DISCHARGE CONNECTION
• Tahun 1926 :
Masalah pencemaran dilaut diterima
dengan pengakuan International di
Washiington D.C
Tema : “The International Conference On
Pollution Of The sea By Oil”
Usul-usul yang diajukan dalam komperensi :
1. Mewajibkan pemasangan perlengkapan pemisah
air berminyak (OWS = “Oil Water Seperator”) di
kapal-kapal yang memakai BBMatau mengangkut
minyak sebagai muatan kapal.
2. Menetapkan zona-zona lautan dimana tidak
diperkenakan membuang minyak.
Belgia, Belanda, swedia, Inggris dan USA menerima
ketentuan batas 50 mil dari daratan (garis pantai)
merupakan zona pembuangan terlarang.
Tahun 1934 :”The International Sea Pollution Agreement:
Tahun 1954 : ”Konvensi Internasional tentang
pencengahan pencemaran dilaut oleh
minyak.
Oilpol 1954: menetapkan zona-zona terlarang sejauh
paling sedikit 50 mil dari daratan terdekat dimana
pembuangan minyak atau campuran-campuran berminyak
yang melampaui kadar minyak 100 ppm dilarang dan
persyaratan pemakaian buku catatan minyak (Oil Record
Book)
Tahun 1959 :berdiri “Inte-Govermental Maritime
Consultative Organization = IMCO
Tahun 1962 : amandemen konvensi 1954 dengan
memasukkan kapal-kapal berukuran lebih kecil dan
memperluas zina-zona terlarang dan diberlakukan
sejak bulan mei 1967.
Tahun 1969 : amandemen konvensi 1954 yang
melarang membuang minyak dari pengeporasian
kapal-kapal secara normal, kecuali :
1. Total pembuangan minyak on ballsat voyage tidak
melebihi 1/15.000 total kapasitas muatan.
2. Pembuangan rata-rata minyak tidak melampaui 60
ltr/mil laut
3. Kapal melakukan pembuangan minyak pada posisi
sekurang-kurangnya 50 mil dari daratan.
Tatun 1971 : perubahan konvensi 1954 :
1. Perlindungan khusus untuk daerah “ Geat Barrier Reef
“ di australia yang dianggap sebagai daratan.
2. Tata susunan tangki-tangki dan batas-batas tangki
kapal telah disetujui untuk memperkecil jumlah minyak
yang hilang dalam kecelakaan kapal dan khususnya
diterapkan pada “Very Large Crude Carriers” (VLCC).
Tahun 1973 : konvensi baru yang menggantikan konvensi
1954 yang mencakup seluruh aspek pencemaran dari
kapal-kapal, kecuali pemasukan sisa-sia (waste) kelaut
secara dumping.
Konvensi 1973 tidak mengatur pencemaran oleh minyak
yang terjadi pada tempat eksplorasi dan eksplorasi dasar
laut untuk sumber-sumber mineral.
Konvensi ini dikenal dengan sebutan “The Internatioan
Convention For The Prevention Of Pollution From Ships,
1973, disingkat dengan MARPOL 1973, sedangkan
sebelumnya disingkat dengan OILPOL 1954.
Lampiran I, tetap memelihara tolak ukur pembuangan
minyak yang ditetapkan dalam amendemen 1969 dengan
penjelasan tambahan sbb :
1. New Tankers, dibatasi thd suatu batas pembuangan
minyak maksimum pad apeleyaran tolak-bara
sebanyak 1/30.000 dari jumlah muatan.
2. Old tankers tetap maemakai standard 1/15.000
3. Defenisi minyak diperluas termasuk minyak-minyak
yang tidak keras sebagaimana minyak hitam.
4. Konsep daerah-daerah khusus, seperti : laut tengah,
laut hitam, laut baltic, laut merah, dan teluk persia.
Konstruksi kapal-kapal tangki minyak baru
• Tujuan :
1. Pencengahan pencemaran operasional oleh
zat-zat cair beracun (Noxious liquid
Substances = NLS) yang diangkut kapal dalam
jumlah besar.
2. Mengurangi kemungkinan bahwa zat-zat
beracun akibat kecelakaan, akan lepas kedalam
lingkungan laut (marine Environment).
Dasar falsafah dibalik konsep Annex II
• Aturan 2 :
a. (i) baru dari 200 tons GT dan keatas ;
(ii) kapal 2x baru dari < 200 nton GT yang disertifikat
untuk mengangkut > 10 orang
(iii) Kapal-kapal baru yang tidak memiliki suatu GT
terukur dan disertifikasikan untuk mengangkut
>10 orang
b. (i) kapal-kapal lama dari 200 tons GT dan keatas, 10
tahun setelah tanggal annex ini diberlakukan
(ii) kapal 2x lama dari < 200 tons GT yang disertifikasi
untuk mengangkut > 10 orang , 10 tahun setelah
tanggal Annex diberlakukan.
(iii) kapal 2x lama yang tidak memiliki suatu GT terukur
dan disertifikasi untuk mengangkut > 10 orang, 10
tahun setelah tanggal Annex diberlakukan.
• Aturan 4 : sertifikat ; ISPP Certificate
International Sewage Pollution Prevention Certifikate (1973)
• Aturan 8 : “Dicharge of Sewage”
1. Mengacu pada aturan 9 (exceptions), pembuangan
kotoran kelaut dilarang , kecuali jika :
a. Telah dimurnikan/dibasmi hamakan.
b. persyaratan operasional “STP” :
(i) Hasil test instalasi dituliskan dalam sertifikat
ISPP(1973).
(ii) aliran tidak menghasilkan bagian padat yang
nampak mengapung, atau
c. Kapal berada dalam perairan dibawah yuridiksi
suatu negara
dan membuang kotoran sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan oleh negara ysb.
2. Bila kotoran dicampur dengan limbah yang memiliki
persyaratan akan lebih ketat
• Aturan 11 : Standard Discharge Connections
• Ukuran flens :
Diameter luar : 210 mm
diameter dalam : sesuai dengan diameter pipa.
diameter tusuk : 170 mm.
lebar slot : 18 mm.
jumlah baut : 4 dengan diameter 16 mm.
tebal flens ; 16 mm.
REVISI Annex IV
( Sidang MEPC ke-44, 20 Oktober 1999)
• Aturan 2 :
1. Kapal 2x baru dari 400 tons GT keatas ;
2. Kapal 2x baru kurang dari 400 tons GT yang
disertifikasi untuk menganggkut > 15 orang ;
3. Kapal 2x lama dari 400 tons GT dan keatas, 5 tahun
setelah tanggal diberlakukan Annex ini ;
4. Kapal 2x lama < 400 tons GT yang disertifikasi untuk
menganggkut > 15 orang, 5 tahun setelah tanggal
diberlakukan Annex ini, yang terlibat dalam pelayaran
Internasional.
Disharge conditions for sewage from Ships