Anda di halaman 1dari 23

1

SMK Pelayaran “AKPELNI Semarang


MODUL AJAR
Undang Undang Pelayaran dan Konvensi Internasional
Nama Penyusun Wisnu Setiawan A.md
Kompetensi Keahlian Nautika Kapal Niaga
Kelas/Fase X/E
Materi Pelajaran Bahasa Inggris Maritim Bidang
Nautika Kapal Niaga
Materi Ke- 1–3
Target Peserta Reguler
Jumlah Taruna 36
Durasi Pembelajaran 45 menit per 1x pertemuan
Informasi Umum

Sarana dan Prasarana: Kompetensi Awal Pengertian Hukum, Hukum


1. Buku pegangan Konstruksi dan Internasional dan pengaplikasiannya
Stabilitas Kapal Kata Kunci  Manajemen Pelayaran
2. Capaian Pembelajaran  Kontrak Kerja
3. Platform pembelajaran (Google  Manajemen Kapal
Classroom) Karakteristik Peserta Didik  Disiplin
4. Laptop, LCD  Mandiri
 Bertanggungjawab
Model Pembelajaran:
 Leadership
 Problem Based
Profil Pelajar Pancasila 1. Bernalar kritis
Learning/Paduan antara tatap
2. Kreatif
muka dan PJJ (blended
3. Mandiri
learning)
Moda Pembelajaran:
- Daring
- Luring
Jumlah Peserta Didik:
36 Peserta Didik (Dalam Keadaan
Normal)
Capaian Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik dapat memahami tentang proses kerja
di kapal niaga antara lain persiapan pelayaran, persyaratan kerja di
kapal, kontrak kerja, buku pelaut, pekerjaan selama pelayaran, serta
pengetahuan tentang lembaga yang terkait dengan pelayaran kapal
niaga,) sehingga peserta didik akan memperoleh pengetahuan yang
diperlukan dalam melaksanakan kerja di kapal niaga serta memiliki
kemampuan, pembiasaan dalam mengaplikasikannya dengan benar,
baik melalui pengamatan, diskusi dan melatih diri/praktek sehingga
dapat melaksanakan tugas dengan cermat, akurat, efektif dan efisien
sesuai kompetensi yang dipersyaratkan.
Tujuan Pembelajaran 1. Taruna dapat memahami dengan baik proses kerja di kapal
Komponen Inti

MODEL COURSE 7.03


Alur Tujuan Pembelajaran 1. proses kerja di kapal niaga
a. Taruna mampu memahami manajemen kapal dengan baik
b. Taruna mampu mengaplikasikan sistem pengawakan kapal
sesuai dengan yang ditetapkan

Pemahaman Bermakna Undang – undang pelayaran dan konvensi internasional merupakan


bagian penting dari materi ajar yang digunakan sebagai ilmu dasar
untuk para peserta didik, dan sebagai acuan sebagai peserta didik agar
lebih memahami tentang proses bisnis di dunia kerja bidang nautika
kapal niaga.
Pertanyaan Pemantik 1. Mengapa dalam Undang – undang pelayaran dan konvensi
internasional perlu disampaikan proses kerja di kapal?
2. Mengapa persiapan pelayaran harus disampaikan pada
pembahasan ?
3. Mengapa dalam pertemuan disampaikan mengenai persyaratan

Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja


SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1
kerja di kapal, kontrak kerja dan buku pelaut?
4. Mengapa pekerjaan selama pelayaran harus dijelaskan?
5. Mengapa pengetahuan lembaga terkait perlu dibahas dalam
pertemuan ini?
MERDEKA BELAJAR
ASESMEN DAN KONEKSI
KEGIATAN PEMBELAJARAN LURING
ANTAR MATERI
A. Opening: Salam, Doa, dan Motivasi, Referensi Elaborasi Pemahaman
Ice Breaking Pembelajaran LULUS :
B. Kegiatan Inti Pembelajaran Masuk ke modul berikutnya
1. Mulai Dari Diri Masuk ke fase berikutnya
Peserta didorong untuk aktif
memberikan pendapatnya terkait TIDAK LULUS: REMIDI
pertanyaan pemantik
2. Ruang Kolaborasi Koneksi Antar Materi:
Instruktur membagi dalam Beberapa teks pilihan Selama pembelajaran peserta didik
kelompok kecil dan memberikan (terlampir) mampu menunjukkan pemahaman
potongan artikel untuk menjadi terhadap materi tentang proses bisnis
bahan diskusi kelompok di dunia kerja bidang Nautika Kapal
3. Elaborasi Konsep LKPP (terlampir) Niaga serta kaitannya dengan
Peserta pelatihan dalam kelompok pelayaran di Indonesia
membuat LKP yang telah
disediakan AKSI NYATA:
4. Demonstrasi Kontekstual Asesmen Formatif:
Setiap kelompok mempresentasikan Terlampir
hasil diskusi dan pekerjaan
kelompok Asesmen Sumatif:
C. Closing Soal Terlampir
1. Guru menyimpulkan materi Materi proses bisnis di
2. Guru memberikan tugas Asinkron dunia kerja bidang
untuk belajar mandiri Nautika Kapal Niaga
3. Guru memandu do'a dan melakukan
salam penutup.
KEGIATAN PEMBELAJARAN DARING
1. Mulai Dari Diri
Peserta didorong untuk aktif
memberikan pendapatnya terkait
pertanyaan pemantik
2. Elaborasi Konsep Materi proses bisnis di
Membaca materi ajar tambahan dunia kerja bisang
melalui LMS Google Classroom nautika kapal niaga
3. Refleksi terbimbing
Peserta diminta menyampaikan hal-
hal yang sudah dipahami dan belum
dipahami

Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja


SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1
Semarang, 2021

Verifikator
Waka Kurikulum

Nur Istiqomah, S.S.T.Pel

Mengetahui,
Kepala SMK Pelayaran “AKPELNI” Semarang

Diana Novietasari Bedagama, S.S, Gr.

Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja


SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1

LAMPIRAN
A. Ringkasan Materi / Bahan Bacaan
B. Asesmen, Remidi, dan Pengayaan
C. Lembar Kerja Peserta Pelatihan
D. Glosarium
E. Daftar Pustaka

Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja


SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1

RINGKASAN MATERI
A. PROSES KERJA DI KAPAL
Menurut Robert Owen (1771 – 1858), seorang manager pabrik pemintalan kapas di New
Landmark Scotland yaitu sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan perusahaan oleh
karena itu perusahaan harus memperlakukan karyawan lebih manusiawi.
Memperbaiki kondisi dan persyaratan kerja antara lain:
1. Pengurangan standar jam kerja dari 13 jam menjadi 10 jam
2. Tidak mempekerjakan anak – anak di bawah umur dengan pembatasan usia pekerja
minimal 10 tahun
3. Pembukaan toko – toko (semacam koperasi karyawan) di lingkungan perusahaan untuk
memberikan pelayanan kebutuhan para karyawan dengan harga yang lebih murah

Manajemen Kapal
1. Pengertian

Manajemen kapal adalah sebuah terminology yang memayungi bermacam – macam tipe dan
bentuk manajemen yang meliputi semua aspek dari pengoperasian harian suatu kapal. Agar
manajemen dapat mencapai tujuan atau sasaran, diperlukan sarana manajemen yang dikenal
dengan:

1. Men yaitu orang yang mengelola manajemen


2. Money, yaitu dana yang diperlukan untuk membiayai operasi dan investasi
3. Method, yaitu system untuk mencapai tujuan (cara berproduksi, system akuntansi,
prosedur – prosedur dan sebagainya)
4. Material, yaitu bahan – bahan yang diperluka (bahan baku, bahan pembantu dan
sebagainya)
5. Machine, yaitu mesin/peralatan untuk proses produksi serta alat kantor, seperti computer
dan sebagainya.
6. Market, yaitu pasar untuk menyalurkan hasil produksi.
7. Management informasi system, yaitu system informasi yang sangat diperlukan untuk
pengambilan keputusan.

2. Kinerja Transportasi

Untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kinerja dari system operasi transportasi, terdapat
beberapa indikator yaitu:

1. Menyangkut ukuran kuantitatif yang dinyatakan dengan tingkat pelayanan


2. Bersifat kualitatif dan dinyatakan dengan mutu pelayanan.

a. Faktor Tingkat Pelayanan


1) Kapasitas
Kapasitas dinyatakan sebagai jumlah penumpang atau barang yang bisa
dipindahkan dalam satuan waktu tertentu, misalnya orang/jam atau ton/jam.
Dalam hal ini, kapasitas merupakan fungsi dari kapasitas atau ukuran tempat atau
sarana transportasi dan kecepatan, serta mempengaruhi besarnya tenaga
penggerak yang dibutuhkan. Pada dasarnya, biasanya semua pihak berusaha untuk
Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja
SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1
meningkatkan kapasitas dengan cara memperbesar ukuran, mempercepat
perpindahan, merapatkan atau memadatkan penumpang/barang angkutan. Namun
demikian, ada batasan – batasan yang harus diperhatikan dalam mengupayakan
hal – hal tersebut, yaitu keterbtasan ruang gerak yang ada, keselamatan,
kenyamanan, dan lain – lain.
2) Aksesbilitas
Aksesbilitas menyatakan tentang kemudahan orang dalam menggunakan suatu
sarana transportasi tertentu dan bias berupa fungsi dan jarak maupun waktu. Suatu
system transportasi sebagiaknya bias diakses dengan mudah dari berbagai tempat
dan pada setiap saat untuk mendorong orang menggunakannya dengan mudah.

b. Faktor Kualitas Pelayanan


1) Keselamatan
Keselamatan erat hubungannya dengan masalah kemungkinan kecelakaan dan
terutama berkaitan erat dengan system pengendalian yang digunakan. Suatu
system transportasi yang mempunyai suatu system pengendalian yang ketat
biasanya mempunyai tigkat keselamatan dan keamanan yang tinggi.
2) Keandalan
Keandalan berhubungan dengan faktor – faktor seperti ketetapan jadwal dan
jaminan sampai di tempat tujuan. Suatu system transportasi yang andal berarti
bahwa penumpang dan/atau barang yang diangkutnya bias sampai pada waktu
yang tepat dan tidak mengalami gangguan atau kerusakan.
3) Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah kemudahan yang ada dalam mengubah segala sesuatu akibat
adanya kejadian yang berubah, tidak sesuai dengan scenario yang direncanakan.
4) Kenyamanan
Kenyamanan transportasi, terutama berlaku untuk angkutan penumpang, erat
kaitannya dengan masalah tata letak tempat duduk, system pengaturan udara di
dalam kendaraan, ketersediaan fasilitas khusus seperti toilet, tempat makanan,
waktu operasi, dan lain – lain.
5) Kecepatan
Kecepatan merupakan factor yang sangat penting dan erat kaitannya dengan
masalah efisiensi system transportasi. Pada prinsipnya orang selalu menginginkan
kecepatan yang tinggi dalam bertransportasi, namun demikiankeinginan itu
kadang – kadang dibatasi oleh berbagai hal. Misalnya kemampuan mesin atau
tenaga penggerak yang terbatas, masalah keselamatan dan kemampuan manusia
dalam mengendalikan pergerakan yang juga terbatas, dan lain – lain.
6) Dampak
Dampak transportasi sangat beragam jenisnya, mulai dari dampak lingkungan
(polusi, kebisingan, getaran, dan lain – lain) sampai dengan dampak social politik
yang ditimbulkanoleh adanya suatu operasi lalu lintas, serta besarnya konsumsi
energy yang dibutuhkan.

3. Tim Manajemen Kapal

Menurut Kosasi dan Soewedo (2007:129) tim manajemen kapal dipimpin oleh nahkoda dengan
anggota KKM dan Mualaim I (di kapal penumpang ditambah puser). Tugas tim manajemen kapal
adalah sebagai berikut:

1. Merencanakan dan menyelenggarakan pemeliharaan kapal, survey, suplai kebutuhan


kapal (bunker, spare parts, stores, perbekalan) dan repair.
2. Melaksanakan perintah berlayar berdasarkan employment letter (rincian tugas mengenai
pelabuhan yang disinggahi dengan muatannya, isi bunker, supply/maintenance dan
sebagainya)
3. Pembinaan awak kapal

Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja


SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1
4. Memonitor/mengurus sertifikat – sertifikat kapal, mengikuti peraturan – peraturan
internal, nasional maupun internasional, dan mengadakan latihan – latihan sekoci,
kebakaran, meninggalkan kapal, dan sebagainya.
5. Mengusulkan dan mengendalikan biaya tetap kapal, mencegah/mengurangi delay dan
merencanakan pelayaran dengan aman dan efisien
6. Mengatur dan mengawasi bongkar muat muatan serta mengadministrasikan surat – surat
muatan.
7. Komunikasi dengan pihak luar, kantor pusat, cabang/agen dan sebagainya.
8. Menyelenggarakan administrasi kapal, yaitu:
a. Buku – buku/dokumen – dokumen, antara lain peraturan internal, peraturan nasional
dan internasional, surat – surat muatan, monstreeol, kisah kapal, log book certificate
statutory/class, continuous survey list, manual mengenai kapal, alat – alat navigasi,
main engine, auxiliary engine, catatan mengenai maintenance survey, repair dan
sebagainya.
b. Surat menyurat, antara lain surat keluar/masuk, tanda terima bunker, spare part,
store, perbekalan, repair/maintenance survey report, dan lain – lain
c. Laporan – laporan yang meliputi voyage report, laporan survey, repair, maintenance,
copy log book, noon position, tanda terima barang/jasa, kejadian – kejadian penting di
kapal, inventaris kapal, pertanggung jawaban perbekalan dan keuangan, serta lain –
lainnya.

Sistem Pengawakan Kapal


1. Struktur Organisasi Kapal
Struktur organisasi kapal terdiri dari seorang Nahkoda kapal selaku pimpinan umum
di atas kapal dan Anak Buah Kapal yang terdiri dari para perwira kapal dan non
perwira/bawahan (subordinate crew). Struktur organisasi kapal di atas bukanlah
struktur yang baku, karena tiap kapal bias berbeda struktur organisasinya tergantung
jenis, fungsi dan kondisi kapal tersebut.
a. Kegiatan – kegiatan di kapal dibagi dalam dalam 3 (tiga) bagian, yaitu:
1) Bagian dek dikepalai Mualim I (C/O)
2) Bagian mesin dikepalai KKM (Chief Engineer)
3) Bagian radio dikepalai Markonis
Semua bagian tersebut di bawah kendali Nahkoda

Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja


SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1

b. Tugas Setiap Bagian


1) Bagian Dek
Tanggung Jawab bagian dek sebagai berikut:
a) Operasi dan pelayanan kapal
b) Kulit lambung kapal
c) Gambar – gambar kapal, pengadaan dan pembekalan di dek
d) Air minum dan ballast
e) Muatan
f) Waktu penggunaan kapal
g) Bendera dan sinyal
h) Fenomena atmosfer dan laut
i) Peta hidrograpik
j) Pencatatan dan pelaporan atas hal – hal yang berhubungan dengan bagian
dek
k) Pembasmian kuman, tikus, dan serangga di kapal
l) Urusan umum pada kapal
m) Pembersihan kapal ketika meninggalkan/memasuki dermaga
n) Urusan medis, kesehatan, karantina, dan penyediaan perbekalan medis
o) Tugas – tugas lain yang ditetapkan kapten
2) Bagian Mesin
a) Pengoperasian mesin
b) Pemeliharaan mesin dan perlengkapan yang berhubungan dengan mesin
c) Tenaga listrik dan suplai air untuk ketel
d) Pengadaan dan perbekalan bagian mesin
e) Bahan bakar minyak, pelayanan air dan minyak pelumas
f) Pemeliharaan temperature dan penentuan pendinginan
g) Kerja mesin
h) Pencatatan dan pelaporan hal – hal yang berhubungan dengan bagian
mesin
Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja
SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1
i) Tugas lain yang ditetapkan kapten
3) Bagian Radio
a) Komunikasi radio
b) Operasi dan pemeliharaan perlengkapan bagian radio
c) Pengadaan dan perbekalan di bagian radio
d) Pelayanan yang berhubungan dengan telegram dan telepon
e) Tingkat/kondisi cuaca
f) Pencatatan dan pelaporan yang berhubungan dengan bagian radio
g) Pengadaan perbekalan makanan dan konsumsi untuk kebutuhan kru
h) Tugas – tugas lain yang ditetapkan kapten

c. Nahkoda Kapal
UU. No. 21 Th. 1992 dan pasal 341.b KUHD dengan tegas menyatakan bahwa
nahkoda adalah pemimpin kapal, kemudian dengan menelaah pasal 341 KUHD
dan pasal 1 ayat 12 UU. No. 21 Th. 1992, maka nahkodal kapal ialah seseorang
yang sudah menandatangani Perjanjian Kerja Laut (PKL) dengan pengusaha kapal
dimana dinyatakan sebagai Nahkoda, serta memenuhi syarat sebagai Nahkoda
dalam arti untuk memimpin kapal sesuai peraturan perundang – undangan yang
berlaku.
Tanggung Jawab Nahkoda:
1) Memperlengkapi kapalnya dengan sempurna
2) Mengawaki kapalnya secara layak sesuai prosedur/aturan
3) Membuat kapalnya layak laut (seaworthy)
4) Bertanggung jawab atas keselamatan pelayaran
5) Bertanggung jawab atas keselamatan para pelayar yang ada di atas kapalnya
6) Mematuhi perintah pengusaha kapal selama tidak menyimpang dari peraturan
perundang – undangan yang berlaku.

Jabatan – jabatan Nahkoda di atas kapal yang diatur oleh peraturan dan perundang
– undangan yaitu:
1) Sebagai Pemegang Kewibawaan Umum di atas kapal (KUHD pasal 384, 385
dan UU. No. 21 Th. 1992 pasal 55)
2) Sebagai Pemimpin Kapal (KUHD pasal 341, UU. No 21 Th. 1992 pasal 55
serta STCW 1978 pasal 1/1 c)
3) Sebagai Penegak Hukum (KUHD pasal 387, 388, 390, 394a, serta UU No. 21
Th. 1992 pasal 55)
4) Sebagai Pegawai Pencatatan Sipil (Reglemen Pencatatan Sipil bagi Kelahiran
dan Kematian, serta UU No. 21 Th. 1992 pasal 55)
5) Sebagai Notaris (KUH perdata pasal 947 dan 952, serta UU No. 21 Th. 1992
pasal 55)
d. Anak Buah Kapal (ABK)
1) Hak – hak Anak Buah Kapal
a) Hak atas upah
b) Hak atas tempat tinggal dan makan
c) Hak atas perawatan waktu sakit/kecelakaan
d) Hak atas cuti
e) Hak atas pengangkutan untuk dipulangkan
2) Kewajiban Anak Buah Kapal

Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja


SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1
Kewajiban – kewajiban anak buah kapal antara lain:
a) Taat kepada perintah atasan, termasuk terhadap perintah nahkoda
b) Meninggalkan kapal (turun ke darat) harus dengan ijin nahkoda atau yang
mewakilinya
c) Tidak membawa barang dagangan, minum – minuman keras, dan senjata
(api) di atas kapal
d) Melakukan tugas tambahan atau kerja lembur jika dianggap perlu oleh
nahkoda
e) Turut membantu menyelamatkan kapal, penumpang, dan muatannya
dalam kecelakaan kapal
f) Berperilaku sopan, serta tidak mabuk – mabukan di kapal dalam rangka
turut menciptakan keamanan dan ketertiban di atas kapal.

2. Pemutakhiran Status Pelaut


Pemuthakiran bagi pelaut yang tidak memiliki masa layar dalam rangka
sertifikasiInternational Convention on Standard of Training Certification and
Watchkeeping for Seafarers (STCW 1978 Amandemen 2010 dalam Peraturan
Direktorat Perhubungan Laut No. HK. 103–1–2DJPL–2016), perlu penyesuaian
terhadap sertifikat keahlian pelaut melalui pelaksanaan pendidikan dan latihan serta
ujian pemuthakiran sertifikat keahlian pelaut yang tidak memiliki masa layar
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut tentang pemuthakiran bagi pelautyang
tidak memiliki masa layar dalam rangka sertifikasi Internasional Convention on
Standard of Training Certification and Watchkeeping for Seafarers (SCTW 95
Amandemen 2010). Pasal 1 (1) Pelaut yang tidak memiliki masa layar adalah pelaut
yang memiliki masa layar dengan sertifikat kompetensi atau yang tidak bekerja di atas
kapal lebih dari 5 tahun pada kapal niaga dengan sertifikat berdasarkan International
Convention on Standard of Training Certification and Watchkeeping for Seafarers
(STCW 1978 Amandemen 2010) dan digunakan untuk melaksanakan tugas dan
fungsi dibidang perkapalan dan kepelautan. Bukti pengakuan pelaut tidak bekerja di
atas kapal lebih dari 5 (lima) tahun dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi
atau lembaga atau perusahaan yang memperkerjakannya.
Pemutakhiran pelaut yang tidak memiliki masa layar diberikan kepada pelaut
pemilik sertifikat keahlian tingkat I/II/III. Pendidikan dan pelatihan pemutakhiran
dilaksanakan oleh lembaga yang telah mendapatkan pengesahan (approval) dari
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Bagi pemilik sertifikat keahlian pelaut yang
tidak memiliki masa layar yang ingin berlayar di kapal niaga wajib memiliki sertifikat
kesehatan pelaut yang valid dan memenuhi sertifikat keterampilan yang
dipersyaratkan secara International Convention on Standard of Training Certification
and Watchkeeping for Seafarers (STCW 1978 Amandemen 2010). Pelaut atau sering
disebut awak kapal yang berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 7 Tahun 2000
tentang Kepelautan mengamanatkan bahwa setiap orang yang mempunyai kualifikasi
keahlian atau keterampilan sebagai awak kapal, warga negara Indonesia (WNI) yang
bekerja di sektor kemaritiman (kelautan) baik di perusahaan berbendera Indonesia,
maupun perusahaan resmi bendera asing.
Perusahaan – perusahaan pelayaran tersebut melayani angkutan manusia,
angkutan barang (cargo) maupun penangkap ikan untuk diolah menjadi produk jadi.
Penegasan status awak kapal pun dikuatkan dalam UU No.17 Tahun 2008 tentang
pelayaran yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik atau operator
kapal untuk melakukan tugas sesuai jabatannya. Sehingga anak buah kapal adalah
awak kapal selain nakhoda. Dan mereka yang bekerja sesuai keahlian dan jabatan di
atas kapal adalah masuk ke dalam tenaga kerja Indonesia.
B. KONTRAK KERJA DAN BUKU PELAUT
Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja
SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1

Perjanjian Kerja Laut


1. Pengertian
 Perjanjian kerja laut adalah perjanjian yang dibuat antara pengusaha kapal di
suatu pihak dengan seorang buruh di pihak lain yang menyanggupi untuk
melakukan pekerjaan di bawah perintah pengusaha itu dengan mendapat upah,
baik sebagai nahkoda atau anak buah kapal (pasal 395 KUHD).
 Perjanjian kerja laut adalah perjanjian kerja perorangan yang ditandatangani oleh
pelaut Indonesia dengan pengusaha angkutan di perairan (PP.No.7 tahun 2000)
Unsur – unsur dalam perjanjian kerja laut:
a. Dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak
b. Ditandatangani oleh Syahbandar
c. Dibiayai oleh pemerintah
Jenis – jenis perjanjian kerja laut:
a. Berdasarkan pada waktu atau periode tertentu
1) PKL Trip, yaitu PKL yang berdasarkan pada pelayarannya dari satu
pelabuhan ke pelabuhan lain, biasanya disebutkan pula ketentuan kapal dan
trayeknya
2) PKL periode, yaitu PKL menurut waktu tertentu
3) PKL tidak tertentu, yaitu PKL yang tidak ditetapkan masa berlakunya dan
berakhir sesuai dengan persetujuan kedua pihak.

b. Berdasarkan pada sudut perbedaan dalam undang – undang


1) PKL untuk nahkoda
2) PKL untuk ABK
Perbedaan dalam undang – undang yaitu yang menyangkut alas an – alasan
yang sah ketika terjadi pemutusa hubungan kerja.
c. Berdasarkan pihak yang mengikatnya
1) PKL pribadi, yaitu PKL antara seseorang dan majikan
2) PKL Kolektif, yaitu PKL antara gabungan pelaut (organisasi Union) dan
gabungan majikan/pengusaha
Syarat sahnya suatu perjanjian sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan tentang
Perekrutan dan Penempatan awak kapal (PM 18 Tahun 2013 pasal 1320 KUH
Perdata):
a. Adanya kata sepakat bagi mereka yang mengikatkan dirinya
b. Kecakapan para pihak untuk membuat suatu perikatan
c. Harus ada suatu hal tertentu
d. Harus ada suatu sebab (kausa) yang halal.

Syarat untuk dapat bekerja di kapal adalah harus menandatangani:


a. Perjanjian Kerja Laut antara pengusaha dan nahkoda dan ABK
b. Sijil awak kapal antara Nahkoda/wakil dengan Syahbandar/wakil
c. Dan lain – lain sesuai dengan hukum perkapalan
Persyaratan ABK yang siap bekerja di kapal:
a. Sertifikat Pre Sailing Health Certificate
b. Buku pelaut
c. Ijazah bagi perwira
d. Sertifikat keterampilan pelaut
e. Surat kontrak
Hal – hal yang perlu diperhatikan oleh caon pelaut sebelum menandatangani kontrak
kerja laut adalah:
Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja
SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1
a. Jangan mulai kerja di kapal laut tanpa kontrak tertulis
b. Jangan pernah menandatangani kontrak kosong atau kontrak yang mengikat Anda
untuk syarat dan ketentuan yang tidak ditentukan atau yang Anda tidak terbiasa.
c. Periksa apakah kontrak yang Anda tandatangani mengacu pada perjanjian kerja
bersama (PKB). Jika demikian, pastikan bahwa Anda sepenuhnya mengetahui
ketentuan PKB dan menyimpan salinannya beserta kontrak anda.
d. Pastikan durasi kontrak dinyatakan dengan jelas
e. Jangan pernah menandatangani kontrak yang memungkinkan perubahan yang
dilakukan pada periode kontrak atas kebijakan pemilik kapal. Setiap perubahan,
setiap durasi kontrak yang disepakati harus berdasarkan persetujuan bersama.
f. Selalu pastikan bahwa kontrak dengan jelas menyatakan gaji pokok dan
memastikan bahwa jam kerja dasar didefinisikan dengan jelas, misalnya 40, 44,
atau 48 per minggu. Organisasi perburuhan internasional (ILO) menyatakan
bahwa jam kerja dasar maksimum adalah 48 jam per minggu (208 per bulan).
g. Pastikan bahwa kontrak kerja mengatur dengan jelas tentang waktu lembur yang
dibayar dan berapa jumlahnya. Biasa satu jam kerja lembur dibayar dengan
jumlah per jam dengan upah yang sama untuk semua jam melebihi jam kerja
dasar. Atau mungkin jumlahnya tetap secara bulanan untuk jumlah jam lembur
yang digaransi. Dalam hal upah untuk setiap jam kerja di luar lembur yang
dijamin harus dinyatakan dengan jelas. ILO menyatakan bahwa semua jam lembur
harus dibayarminimal 1,25 x tariff per jam normal.
h. Pastikan dengan jelas tentang hari cuti perbulan yang Anda dapatkan, ILO
menyatakan bahwa cuti dengan tetap dibayar tidak boleh kurang dari 30 hari per
tahun (2,5 hari per bulan kalender)
i. Pastikan bahwa pembayaran gaji pokok, lembur cuti dengan jelas dan terpisah
terinci dalam kontrak kerja.
j. Periksa bahwa kontrak kerja Anda menyatakan bahwa Anda berhak untuk biaya
pemulangan Anda. Jangan pernah menandatangani kontrak yang berisi klausul
yang menyatakan Anda bertanggung jawab untuk membayar sebagian dari biaya
untuk bergabung ke kapal dan biaya pemulangan.
k. Jangan menandatangani kontrak kerja yang memungkinkan pemilik kapal untuk
menahan atau memberikan sebagian dari gaji Anda selama periode kontrak. Anda
berhak mendapatkan gaji penuh yang diperoleh pada akhir setiap bulan kalender
l. Ingat bahwa perjanjian kerja laut tidak selalu menyertakan rincian
manfaat/tunjangan tambahan.
Perusahaan keagenan awak kapal yang melakukan perekrutan dan penempatan pelaut
wajib:
a. Mengurus seluruh dokumen yang diperlukan di Negara tujuan atau tempat kapal
bersandar
b. Menjamin keamanan dokumen kepelautan, dokumen perjalanan dan dokumen
lainnya yang terkait dengan hubungan kerja kedua belah pihak.
c. Memberikan kesempatan memperoleh pekerjaan sesuai dengan kualifikasi yang
dimiliki
d. Membebaskan atas pungutan biaya kepada pelaut, kecuali untuk biaya dokumen
perjalanan, biaya pembuatan dokumen pelaut dan biaya pemeriksaan untuk
penerbitan sertifikat kesehatan
e. Menginformasikan hak – hak dan kewajiban pelaut berdasarkan perjanjian kerja
laut dan memberi kesempatan untuk membaca dan memahami isi perjanjian kerja
laut sebelum ditandatangani.
2. Persyaratan Kerja di Atas Kapal
Menurut Ade Chandra kusuma (2018) persyaratan kerja di atas kapal adalah sebagai
berikut:
a. Memiliki sertifikat pelaut (COC dan COP)

Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja


SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1
b. Pengukuhan endorsement bagi yang akan memegang jabatan minimal sebagai
Officer on Watch (OOW)
c. Memiliki dokumen identitas pelaut (buku pelaut dan kartu identitaas pelaut jika
diharuskan)
d. Memiliki badan yang sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan berdasarkan hasil
pemeriksaan kesehatan dan rumah sakit yang ditunjuk.
e. Memiliki perjanjian kerja laut
f. Di sijil
g. Memiliki passport (bagi yang berlayar keluar negeri yang diterbitkan oleh
imigrasi)
Sertifikat pengawakan (Safe Manning Certificate) adalah sertifikat yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk awak kapal yang memenuhi
persyaratan kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan ketentuan nasional dan
internasional yang menerangkan jumlah awak kapal yang diwajibkan dan sertifikat
keahlian.
Persyaratan tersebut sebagai berikut:
a. Surat permohonan dari perusahaan
b. Sertifikat keselamatan
c. Surat ukur
d. Surat laut
e. Crew list
f. Foto copy sertifikat COC dan COE
Tingkat tanggung jawab di atas kapal:
a. Manajemen Level (Master, Chief Mate, Chief Engineer, dan Second Engineer)
b. Operating Level
c. Supporting Level

C. PEKERJAAN SELAMA PELAYARAN


1. Manajemen Pekerjaan di Atas Kapal
Aktivitas pemuatan dan pembongkaran muatan kapal merupakan aktivitas yang
membutuhkan kecermatan. Ada banyak muatan yang harus ditangani dengan
cermat. Berikut adalah aktivitas pemuatan dan pembongkaran kapal:
a. Penumpang transmigran
b. Penumpang Umum
c. Muatan Hewan
d. Muatan di Deck (Deck Cargo)
e. Muatan Mobil
f. Muatan General Cargo (GC)
g. Muatan di dalam Palka
1) Muatan Bulk Cargo
2) Muatan Bulk Cargo In Bag dalam Kondisi Fios
3) Muatan General Cargo (GC)
4) Muatan Barang Titipan
5) Muatan Over Vracht
2. Manajemen pada bagian deck

Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja


SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1
Untuk meningkatkan efisiensi pelayaran, setiap bagian harus memenuhi tugas
masing – masig dan pada waktu yang sam ajuga bekerja sama dengan bagian yang
lain.
Kru yang bertugas di setiap bagian memiliki tugas sendiri – sendiri sesuai pangkat
dan kedudukannya. Berikut ini tugas dan tanggung jawab yang ada di bagian
deck:
a. Tugas dan Tanggung Jawab Nahkoda
1) Umum dan Administrasi
2) ISM – Code
3) Keselamatan dan Perlindungan Lingkungan
4) Manager dalam Pengoperasian Kapal
5) Kebijaksanaan Terhadap Keselamatan dan Perlindungan Lingkungan
6) Motivasi ABK
7) Mempertahankan Sistim yang dijelaskan dalam Safety Management
System
8) Wewenang dan Status Nahkoda
b. Tugas dan Tanggung Jawab Mulaim I
c. Tugas dan Tanggung Jawab Mualim II
d. Tugas dan Tanggung Jawab Mualim III
e. Tugas dan Tanggung Jawab Bosun
f. Tugas dan Tanggung Jawab Juru Mudi
g. Tugas dan Tanggung Jawab Kelasi
h. Tugas dan Tanggung Jawab Cadet
3. Manajemen Tugas Jaga Kapal
Jam kerja kapal adalah 24 jam. Walaupun kapal berlabuh di kolam pelabuhan atau
menurunkan jangkar di tengah laut, atau kapal bersandar di dermaga untuk
bongkar muat, mesin kapal tetap hidup untuk melayani operasional kapal.
Karena jam kapal 24 jam maka, jam kerja anak buah kapal harus diatur dengan
cermat. Pengaturannya disesuaikan dengan kondisi kapal, sedang berada di
pelabuhan atau sedang berlayar.
a. Jam Kerja di Pelabuhan/Darat
b. Tugas Jaga Waktu Berlayar
c. Tugas Jaga pada Waktu Kapal Bersandar di Dermaga
d. Tugas Jaga pada Waktu Kapal Dok
e. Tugas Jaga pada Waktu Kegiatan Bongkar Muat

D. LEMBAGA TEKAIT DENGAN PELAYARAN


KAPAL NIAGA
1. Perusahaan Pelayaran
a. Pengertian
Perusahaan Pelayaran adalah Badan Usaha Milik Negara atau Swasta,
berbentuk perusahaan Negara, Persero, Perseroan Terbatas (PT), Perseroan
Comanditer (CV), dan lain – lain yang melakukan usaha jasa dalam bidang
penyediaan ruangan kapal laut untuk kepentingan mengangkut muatan
penumpang (orang), dan barang (dagangan) dari suatu pelabuhan asal (muat)
ke pelabuhan tujuan (bongkar) baik di dalam negeri (interinsulair) maupun
luar negeri (ocean going shipping)

Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja


SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1
Pelayaran dilihat dari kegiatannya ada dua macam, yaitu:
1) Pelayaran Niaga (Shipping Business, Commercial Shipping, atau merchant
marine) adalah usaha jasa dalam bidang penyediaan ruagan pada angkutan
air atau laut untuk kepentingan mengangkut muatan penumpang dan
barang dagangan dari suatu pelabuhan asal (muat) ke pelabuhan tujuang
(bongkar), baik di dalam negeri (interinsulair) maupun luar negeri (ocean
going shipping)
2) Pelayaran bukan niaga yaitu pelayaran angkatan perang, pelayaran dinas
pos, pelayaran dinas penambang, pelayaran penjaga pantai, pelayaran
hidrografi, dan sebagainya.
b. Kegiatan Perusahaan Pelayaran Niaga
Kegiatan Pengusaha Pelayaran Niaga terdiri dari beberapa jenis sebagai
berikut:
1) Usaha Pokok Pelayaran
Mengangkut barang atau penumpang khususnya barang dagangan dari
suatu pelabuhan pemuatan untuk disampaikan ke pelabuhan
pembongkaran (tujuan) dengan kapal milik sendiri, mencarter atau kerja
sama dengan pihak – pihak ketiga
2) Usaha Keagenan
Adalah usaha mengageni perusahaan pelayaran asin/lain atau principal
dengan memberikan jasa dalam pengurusan segala sesuatu yang berkaitan
dengan kepentingan kapal, muatan, container, dan freight dari principal
3) Usaha Sampingan
Adalah kegiatan di luar tersebut di atas, tetapi menunjang usaha pelayaran
baik dalam bentuk fisik atau keuntungan yang diperoleh.
c. Tanggung jawab Perusahaan Pelayaran
Perusahaan Pelayaran wajib:
1) Menyediakan fasilitas dan memberikan pelayanan khusus untuk
penumpang penyandang cacat (PP 82 th 1999 Bab VII pasal 86)
2) Wajib mengangkut penumpang, hewan dan atau barang setelah disepakati
perjanjian pengangkutan (PP 82 th 1999 Bab IX pasal 90)
Sebelum melaksanakan kewajiban mengangkut harus memastikan bahwa:
a) Sarana angkutan telah memenuhi persyaratan kelaikan dan tetap
memperhatikan keselamatan pelayaran sesuai dengan peraturan
perundang – undangan yang berlaku
b) Sarana angkutan yang telah di awaki, diperlengkapi, dan diberi
pasokan logistic
c) Ruang penummpang, ruang muatan, ruang pendingin dan tempat
penyimpanan lain di kapal memadai dan aman untuk ditempati
penumpang dan atau dimuati barang
d) Pemuatan, penanganan, penyimpanan, penumpukan dan
pembongkaran barang atau naik turun penumpang, hewan dilakukan
dengan cermat dan berhati – hati.
2. Keagenan Kapal
a. Pengertian
Keagenan adalah hubungan berkekuatan secara hukum yang terjadi bilamana dua
pihak bersepakat membuat perjanjian, dimana salah satu pihak dinamakan agen
(Agent) setuju untuk mewakili pihak lainnya yang dinamakan pemilik (Principal)
Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja
SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1
dengan syarat bahwa pemilik tetap mempunyai hak untuk mengawasi agennya
mengenai kewenangan yang dipercayakan padanya.
Agen Kapal adalah apabila suatu kapal berlabuh di suatu pelabuhan maka kapal
tersebut memerlukan pelayanan dan mempunyai berbagai keperluan yang harus
dipenuhi, untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut perusahaan pelayaran
yang tidak mempunyai cabang di suatu pelabuhan akan menunjuk perusahaan
pelayaran lain yang berada di pelabuhan tersebut sebagai agen atau
perwakilannya.
b. Jenis – jenis Agen
Berdasarkan kewenangan yang melekat pada agen, maka agen dapat
diklasifikasikan dalam beberapa golongan:
1) Keagenan Umum (general agent)
Agen umum adalah perusahaan pelayaran nasional yang ditunjuk oleh
perusahaan pelayaran asing untuk melayani kapal – kapal milik perusahaan
asing tersebut selama berlayar dan singgah di Pelabuhan Indonesia
2) Sub Agent
Sub Agent adalah perusahaan pelayaran yang ditunjuk oleh agen umum
untuk melayani kebutuhan tertentu kapal di pelabuhan tertentu. Sub agen
ini sebenarnya berfungsi sebagai wakil atau agen dari general agen
3) Cabang Agen
Cabang agen adalah cabang dari general agent di pelabuhan tertentu
c. Fungsi Keagenan Kapal
Untuk melaksanakan tugasnya, keagenan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Memonitor pelaksanaan penanganan atau pelayanan keagenan yang
bersifat kegiatan fisik muatan maupun kegiatan jadwal kedatangan dan
keberangkatan kapal.
2) Mengadministrasikan kegiatan keagenan
3) Memberikan data dan evaluasi terhadap perkembangan kegiatan keagenan
4) Mengupayakan kegiatan keagenan sehingga dapat memberikan stimulant
terhadap kegiatan pokok perusahaan
5) Menyusun program operasional keagenan berdasarkan kebijakan
perusahaan, baik liner service ataupun tramper service
d. Kewajiban Perusahaan Keagenan Kapal
Perusahaaan keagenan kapal yang telah mendapat izin usaha sebagaimana
dimaksud dalam pasal 10 ayat 5 wajib:
1) Melaksanakan ketentuan yang telah ditetapkan dalam izin usahanya
2) Melakukan kegiatan operasional secara terus menerus paling lama tiga
bulan setelah izin usaha diterbitkan
3) Mematuhi ketentuan peraturan perundang – undangan di bidang pelayaran
dan ketentuan peraturan perundang – undangan lainnya
4) Melaporkan laporan bulanan secara tertulis kepada pemberi izin
5) Melaporkan secara tertulis apabila terjadi perubahan penanggung jawab
dan/atau domisili perusahaan kepada pemberi izin
6) Melaporkan secara tertulis setiap pembukaan kantor cabang (Peraturan
Menteri Perhubungan 2016)
e. Tugas Agen Pelayaran

Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja


SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1
1) Tugas pokok dari keagenan kapal adalah mewakili owner/principal dalam
memenuhi ketentuan dan kewajibannya di pelabuhan singgah dari kapal
yang diageni
2) Melaporkan kedatangan atau keberangkatan kapal, dan menyerahkan
dokumen kapal kepada administrator pelabuhan atau kepala kantor
pelabuhan setempat
3) Berkenan dengan jasa – jasa kepelabuhanan yang diperlukan oleh kapal
tersebut
4) Penunjukan Perusahaan Bongkar Muat (PBM) untuk kepentingan pemilik
kapal
5) Menyelesaikan kebutuhan nahkoda dan anak buah kapal tentang proposion
6) Menyelesaikan dokumen kapal yang habis masa berlakunya atas beban
pemilik kapal
7) Menjamin kegiatan operasional kapal di pelabuhan dan memungut uang
jasa angkut (Freight) atas perintah pemilik kapal
8) Melakukan pembukuan dan pencairan muatan (Canvassing)
9) Menerbitkan konosement (Bill of Lading) dan atas nama pemilik kapal
10) Menyampaikan realisasi kunjungan kapal – kapal di pelabuhan serta
menyelesaikan tagihan (Disbursement) dan Claim untuk nama pemilik
kapal
11) Menyelesaikan pengisian bunker Bahan Bakar Minyak dan air tawar
12) Memberikan informasi yang diperlukan oleh pemilik kapal
3. Stake Holder
a. Pengertian INSA
b. Keanggotaan INSA
c. Sejarah INSA
d. Fungsi dan Tugas INSA
e. Klasifikasi Kapal INSA
f. Pelayaran yang Tergabung dalam INSA
4. Perhubungan
5. Kepelabuhanan

Struktur Kurikulum
Modul Ajar : Undang – Undang Pelayaran
SMK Pusat Keunggulan

A. Asesmen Diagnostik
Asesmen Kognitif
1. Mengapa taruna wajib mengetahui tentang manajemen pada perusahaan pelayaran?
2. Mengapa manajemen pada perusahaan pelayaran diperlukan dalam pelayaran di Indonesia?
Asesmen Non-Kognitif
1. Bagaimana kesan siswa dalam mengikuti pembelajaran Manajemen Kapal ?
2. Apa saja kendala yang membuat pembelajaran menjadi terhambat?

 Paham Utuh:
peserta melanjutkan kegiatan pembelajaran selanjutnya, mengerti mengenai apa itu manajemen kapal.
 Paham Sebagian dan Tidak Paham:
memberikan pembelajaran dengan menekankan pada pemahaman mengenai manajemen kapal

B. Asesmen Formatif

Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja


SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1
Struktur Kurikulum
Modul Ajar : Undang – Undang Pelayaran
SMK Pusat Keunggulan
 Asesmen Formatif 1
Peserta diminta memberikan pandangannya terkait beberapa pertanyaan berikut:
1. Uraikan penerapan manajemen kapal pada perusahaan pelayaran!
2. Sebutkan tugas tim manajemen kapal

a. Rubrik Penilaian
Aspek Poin 1 Poin 2 Poin 3 Poin 4
Ketepatan Penjelasan Menjelaskan Menjelaskan Menjelaskan
dalam tidak sesuai dengan tepat dengan tepat 2 dengan tepat 3
menjelaskan dengan hanya 1 bagian bagian atau
konteks bagian lebih
Kesesuaian Menunjukkan Hanya 1 Hanya 2 3 komponen
dalam komponen komponen komponen atau lebih
menunjukkan tidak sesuai ditunjukkan ditunjukkan ditunjukkan
komponen dengan dengan sesuai dengan sesuai dengan sesuai
dengan penjelasan
penyampaian
penjelasan
Menunjukkan Menunjukkan Menunjukkan Menunjukkan Menunjukkan
sikap dimensi 1 sikap sesuai 2 sikap sesuai sikap sesuai sikap sesuai 4
profil pelajar dengan dengan dimensi profil atau lebih
pancasila dimensi profil dimensi profil pelajar dimensi profil
pelajar pelajar pancasila pelajar
pancasila Pancasila Pancasila

Asesmen Formatif diposting di LMS Google Classroom

 Asesmen Formatif 2
1. Sebutkan persyaratan-persyaratan untuk bisa kerja di atas kapal!
2. Sebutkan hak – hak anak buah kapal?
3. Apa yang perlu diperhatikan untuk seorang calon pelaut sebelum menandatangani kontrak kerja di
atas kapal?

C. ASESMEN SUMATIF: QUIZ


1. Manajemen kapal adalah sebuah terminologi yang memayungi bermacam-macam tipe dan
bentuk manajemen yang meliputi semua aspek dari pengoperasian harian suatu kapal. Yang
bukan merupakan salah satu tujuan atau sasaran adalah ….
A. Men
B. Money
C. Method
D. Material
E. Moment
2. Berikut ini yang dimaksud dengan Method dalam mencapai tujuan dan sasaran manajemen
adalah ….
A. orang yang mengelola manajemen
B. dana yang diperlukan untuk membiayai operasional
C. pasar untuk menyalurkan hasil produksi
D. system untuk mencapai tujuan
E. bahan – bahan yang diperluka
3. Berikut ini yang merupakan pemimpin di dalam tim manajemen kapal adalah ….
A. Nahkoda
B. Mualim 1
C. KKM
D. Bosun
E. Mandor
4. Berikut ini yang dimaksud dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh Dirjen Perhubungan
Laut untuk awak kapal yang memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi sesuai
Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja
SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1
Struktur Kurikulum
Modul Ajar : Undang – Undang Pelayaran
SMK Pusat Keunggulan
dengan ketentuan nasional dan internasional adalah ….
A. Safe Manning Certificate
B. Certificate of Proviciency
C. Certificate of Competency
D. Certificate of Endorsement
E. Crew List
5. Tingkat tanggung jawab kapal terdiri atas manajemen level, operating level, dan supporting
level. Berikut ini yang bukan merupakan bagian dari manajemen level adalah ….
A. Master
B. Chief Mate
C. Bostwain
D. Chief Engineer
E. Second Engineer

D. REMIDI DAN PENGAYAAN


1. Peserta yang nilainya kurang dari 75 agar memperdalam lagi ringkasan materi dan membuat
video penjelasan terkait struktur kurikulum dan implementasi Profil Pelajar Pancasila
2. Peserta didik yang nilainya lebih dari atau sama dengan 75 mempelajari modul selanjutnya

Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja


SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1
LEMBAR KERJA
Nama Kelompok :
Kelas :
Hasil :

Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja


SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1

REFERENSI LAIN
1. https://pusatasuransi.com/hukum-laut-dan-perkapalan/
2. http://siladikti.hangtuah.ac.id/filesila/MUDIYANTO%20PDP/BK.AJAR
%20MANAJEMEN%20KAPAL-MUDIYANTO.pdf
3. http://repository.stimart-amni.ac.id/1181/2/4.%20BAB%20II.pdf
4. https://sumberbelajar.seamolec.org/Media/Dokumen/597425f33f6dc50f3561554e/
d2da410125e68064e2915735be58e3bf.pdf

Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja


SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1

GLOSARIUM

Daftar Istilah Penjelasan


sebuah terminologi yang memayungi bermacam-macam
Manajemen Kapal : tipe dan bentuk manajemen yang meliputi semua aspek
dari pengoperasian harian suatu kapal.
salah seorang dari awak kapal yang menjadi pemimpin
tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan
Nahkoda/master :
tanggung jawab tertentu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
merupakan sebuah alat yang terdapat pada kapal untuk
Alat – alat navigasi kapal : membantu dalam memberikan informasi arah laju
pada kapal yang berlayar.
ijazah atau surat ijin (license) yang menegaskan bahwa
CoC (Certificate of
: pemegangnya memiliki pengetahuan dan keahlian untuk
Competency)
berlayar.
Sertifikat keterampilan (COP) menunjukkan pemegangnya
CoP (Certificate of mempunyai keterampilan dalam bidang keterampilan
:
Proviciency tertentu, misalnya Basic Training, Survival Craft and
Rescue Boat, Advance Fire Figting,
sertifikat yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Sertifikat Pengawakan Perhubungan Laut untuk awak kapal yang memenuhi
:
(Safe Manning Certificate) persyaratan kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan
ketentuan nasional dan internasional
perjanjian kerja perseorangan yang dibuat oleh pcrusahaan
Perjanjian Kerja Laut : angkutan laut atau perusahaan keagenan dengan pelaut
yang akan diperkerjakan sebagai awak kapal
pejabat pemerintah di pelabuhan yang diangkat oleh
Menteri dan memiliki kewenangan tertinggi untuk
Syahbandar : menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap
dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan
untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.
seluruh orang yang bekerja di atas kapal yang harus
ABK (Anak Buah Kapal) memiliki sertifikat khusus kepelautan yang dikeluarkan
oleh badan diklat kepelautan.

Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja


SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga
1
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 Tentang Kepelautan. Peraturan Perundangan
Bidang Transportasi.
SOLAS IMO Consulidation. 2014. IMO, London 2014
STCW (Standard Training Certification for Watchkeeping Seafarer”.1978 Including
Amandement 2010 IMO. London 2011
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Hubungan Kerja.
Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran.
Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 1992 Tentang Pelayaran. Undang-Undang RI Nomor
14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

Modul AJAR: Proses Bisnis Didunia Kerja


SMK PELAYARAN “AKPELNI” SEMARANG
Bidang Nautika Kapal Niaga

Anda mungkin juga menyukai