Anda di halaman 1dari 41

PENTINGNYA PENERAPAN SOPEP DALAM MENCEGAH

TUMPAHAN MINYAK DI LAUT DARI MT. KUSUMA 2

THE IMPORTANCE OF UTILIZATION SOPEP TO PREVENTING


OIL SPIL IN THE SEA ON MT. KUSUMA 2

KARYA TULIS ILMIAH TERAPAN


Diajukan Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh
Strata Kesarjanaan Ahli Madya Transportasi ( A.Md Tra )

NAMA : ETVAN SATRI DUNGIR

NRP : 403 15 068

PROGRAM STUDI NAUTIKA


POLITEKNIK MARITIM AMI MAKASSAR
( POLIMARIM )
2019

1
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Diterangkan bahwa Karya Tulis Ilmiah Terapan dari :

Nama : ETVAN SATRI DUNGIR

NRP : 403 15 068

Jurusan : NAUTIKA

Judul : PENTINGNYA PENERAPAN SOPEP DALAM MENCEGAH

TUMPAHAN MINYAK DI LAUT DARI MT. KUSUMA 2

1. Isi dan Materi Karya Tulis Ilmiah Terapan dengan judul tersebut

di atas telah diarahkan, dibimbing dan dikoreksi serta dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

2. Teknis penulisan disesuaikan dengan panduan penyusunan Karya Tulis

Ilmiah Terapan yang berlaku di Politeknik Maritim AMI Makassar.

Untuk itu Karya Tulis Ilmiah Terapan ini memenuhi syarat untuk diuji.

Makassar, 2019

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Hernanensi, ANT-II, SE Ir. St. Zaenab Achmar, MM

2
PENGESAHAN AKADEMIK

Karya Tulis Ilmiah Terapan dari:

Nama : ETVAN SATRI DUNGIR

NRP : 403 15 068

Jurusan : NAUTIKA

Judul : PENTINGNYA PENERAPAN SOPEP DALAM MENCEGAH

TUMPAHAN MINYAK DI LAUT DARI MT. KUSUMA 2

Diterima dan disahkan oleh Pimpinan Politeknik Maritim AMI Makassar

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Strata D3

Program Studi Nautika pada Politeknik Maritim AMI Makassar.

Makassar, 2019

Direktur Ketua Prodi Nautika

Amrin, A.Md.SE.MM Capt. Drs. H. Kafaillah Arif, M. Mar

3
4
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, oleh karena limpahan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah Terapan ini yang berjudul

“PENTINGNYA PENERAPAN SOPEP DALAM MENCEGAH TERJADINYA

TUMPAHAN MINYAK DI LAUT DARI MT KUSUMA 2”.

Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan bagi Taruna

Jurusan Nautika dalam menyelesaikan studi pada Strata Diploma-III Program

Studi Nautika Pada Politeknik Maritim AMI Makassar.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah Terapan ini, penulis menyadari

bahwa masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan bila dipandang dari

segala sisi. Tentunya dalam hal ini tidak lepas dari kemungkinan adanya

kalimat-kalimat atau kata-kata yang kurang berkenan dan perlu untuk

diperhatikan. Namun walaupun demikian, dengan segala kerendahan hati

penulis memohon kritikan dan saran-saran dari para pembaca yang bersifat

membangun demi penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah Terapan ini tidak terlepas dari

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak terutama kepada orang tua saya.

Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Amrin, A.Md, SE, MM. selaku Direktur POLIMARIM AMI Makassar.

5
2. Bapak Capt. Gusrah, SE, MM, M.Mar. selaku Wakil Direktur I POLIMARIM

AMI Makassar.

3. Bapak Mashudi Gani, B.Sc S.Sos, MM. selaku Wakil Direktur II

POLIMARIM AMI Makassar.

4. Bapak Muhammad Arsyad, A.Md, SE, MM. selaku Wakil Direktur III

POLIMARIM AMI Makassar.

5. Bapak Drs. Harry Katuuk, SH, MH. M.Si selaku Wakil Direktur IV

POLIMARIM AMI Makassar.

6. Bapak Capt. Drs. H. Kafaillah Arif. M.Mar sebagai Ketua Prodi Nautika

POLIMARIM AMI Makassar.

7. Ibu Hernanensi, ANT-II, SE sebagai Pembimbing I.

8. Ibu Ir. St. Zaenab Achmar, MM sebagai Pembimbing II.

9. Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pembina POLIMARIM AMI Makassar.

10. Bapak Direktur dan seluruh staf crewing PT. SORAYA INTI GEMILANG,

yang telah menerima saya sebagai Cadet disalah satu kapalnya.

11. Nakhoda, KKM dan seluruh ABK MT. KUSUMA 2 yang telah mendidik

dan mengajari saya selama satu tahun di atas kapal.

12. Seluruh Taruna/i senior-senior dan rekan-rekan seperjuangan khususnya

sahabat-sahabat yang banyak memberikan bantuan baik berupa material

maupun dukungan doa kepada penulis selama kuliah khususnya dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

13. Dan semua pihak yang telah membantu saya dan berpartisipasi dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Terapan ini.

6
Harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah Terapan ini dapat

dijadikan sebagai bahan masukan serta dapat memberikan manfaat bagi

para pembaca.

Makassar, Agustus 2019

Penulis

ETVAN SATRI DUNGIR


NRP : 403 15 068

7
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………………………………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………..….. ii

HALAMAN PENGESAHAN AKADEMIK……...………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................... iv

KATA PENGANTAR………………………………………………………. v

DAFTAR ISI……………………………………………………...………… viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................... …… 1

B. Rumusan Masalah ................................................... …… 2

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................. …… 3

D. Metode Penelitian .................................................... …… 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penerapan ............................................. …… 5

B. Pengertian SOPEP…..................................................... 5

C. Pengertian Tumpahan.................................................... 8

D. Pengertian Minyak.......................................................... 9

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. PT. SORAYA INTI GEMILANG......................................... 10

B. MT. KUSUMA 2................................................................. 11

8
C. Pentingnya Penerapan SOPEP Dalam Mencegah

Tumpahan Minyak Di Laut Dari MT. KUSUMA 2……..… 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penyebab Terjadinya Tumpahan Minyak Di Laut

Dari MT. KUSUMA 2……………………………………..... 21

B. Dampak Terjadinya Tumpahan Minyak Di Laut

Dari MT. KUSUMA 2………………………………………. 22

C. Pentingnya Penerapan SOPEP Dalam Mencegah

Tumpahan Minyak Di Laut Dari MT. KUSUMA 2………. 23

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................... …... 30

B. Saran-Saran ............................................................. …… 31

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 32

9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pencemaran laut akibat tumpahan minyak sudah sering terjadi di

perairan Indonesia. Banyak hal yang menjadi penyebabnya seperti

bocornya pipa pengeboran lepas pantai, kecelakaan kapal tanker, operasi

kapal tanker serta run off dari daratan. Tumpahan minyak di laut sering

menyebabkan pencemaran yang berujung pada kerusakan sumber daya

hayati dan rusaknya ekosistem bawah laut yang menyebabkan lingkungan

laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu atau fungsinya.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini yaitu

penanganan tumpahan minyak diatas kapal harus sesuai dengan

MARPOL 73/78 dan dilakukan dengan peralatan yang layak untuk

digunakan yaitu dengan menggunakan SOPEP (Shipboard Oil Pollution

Emergency Plan) serta dengan pengecekan peralatan tersebut secara

rutin, mengikuti prosedur penanganan tumpahan minyak dengan benar.

Tumpahan minyak yang terjadi dari MT. KUSUMA 2 disebabkan

oleh beberapa faktor antara lain dari segi prosedur pelaksanaan loading

dan discharging dimana dalam penanganannya yang kurang optimal serta

peralatan yang tersedia tidak dilakukan pengecekan atau pemeriksaan

ulang sebelum dilaksanakan. Penanganan tumpahan minyak diatas kapal

harus dilakukan dengan cepat menggunakan peralatan yang layak untuk

1
digunakan dengan pengecekan peralatan tersebut secara rutin, mengikuti

prosedur penanganan tumpahan minyak dengan benar dan juga

disarankan kepada perusahaan pelayaran agar lebih selektif dalam

penerimaan crew kapal dan juga melakukan training kepada crew kapal

sebelum naik ke kapal. Ketiga unsur diatas harus saling mendukung dan

tidak bisa dipisahkan dalam pelaksanaannya dan mengingat pentingnya

menghindari akan terjadinya pencemaran minyak, maka penulis ingin

mengangkat permasalahan tersebut kedalam sebuah Karya Tulis Ilmiah

Terapan yang berjudul “Pentingnya Penerapan SOPEP Dalam

Mencegah Tumpahan Minyak Di Laut Dari MT. KUSUMA 2”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis

mengangkat beberapa masalah yaitu sebagai berikut :

1. Apa penyebab terjadinya tumpahan minyak di laut dari MT.

KUSUMA 2 ?

2. Apa dampak terjadinya tumpahan minyak di laut dari MT.

KUSUMA 2 ?

3. Bagaimanakah pentingnya penerapan SOPEP dalam mencegah

tumpahan minyak di laut dari MT. KUSUMA 2 ?

2
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian :

a. Untuk Mengetahui penyebab terjadinya tumpahan minyak di laut

dari MT. KUSUMA 2.

b. Untuk Mengetahui dampak terjadinya tumpahan minyak di laut dari

MT. KUSUMA 2.

c. Untuk Mengetahui pentingnya penerapan SOPEP dalam

mencegah tumpahan minyak di laut dari MT. KUSUMA 2.

2. Kegunaan Penelitian :

a. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran akan

dampak tumpahan muatan minyak di laut.

b. Memberikan pemahaman kepada crew kapal tentang bagaimana

penerapan SOPEP jika terjadi tumpahan muatan minyak di atas

kapal, sehingga dapat diminimalisir sebaik mungkin.

D. Metode Penelitian

Penelitian mengenai Pentingnya Penerapan SOPEP di lakukan di

MT. KUSUMA 2. Adapun waktu penelitiannya yaitu dilaksanakan pada

waktu penulis melaksanakan praktek laut ( PRALA ) selama 12 bulan di

MT. KUSUMA 2. Mulai dari tanggal 01 Mei 2018 sampai dengan 30 Mei

2019 selama ( 12 bulan 29 hari ).

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah :

3
1. Metode Lapangan ( Filed Research )

Penelitian yang dilakukan dengan cara peninjauan langsung

pada obyek yang diteliti, data dan informasi dikumpulkan melalui:

a. Observasi

Observasi data yang penulis kumpulkan secara langsung

dengan melakukan penelitian atau pengamatan langsung pada

waktu penulis melaksanakan praktek laut di MT. KUSUMA 2.

b. Wawancara

Wawancara pengumpulan data dengan wawancara

langsung pada perwira deck di MT. KUSUMA 2.

2. Metode Kepustakaan ( Library Research )

Data yang diperoleh dari buku – buku atau referensi yang

dapat mendukung pembahasan Karya Tulis Ilmiah Terapan ini,

disamping itu juga ditunjang dengan ilmu pengetahuan dan potensi

yang penulis dapatkan selama mengikuti pendidikan di Politeknik

Maritim AMI Makassar.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penerapan

Penerapan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.

(http://elkawaqi.blogspot.com//pengertian-menurut-para.html)

Penerapan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

pengertian penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan.

Menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah

suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk

mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan

oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun

sebelumnya. (http://ejournal.unsrat.ac.id/index.article)

Dapat disimpulkan bahwa penerapan adalah pengaplikasian dari

sebuah rencana yang telah disusun dan matang secara terperinci.

B. Pengertian SOPEP

SOPEP (Shipboard Oil Pollution Emergency Plan) merupakan

rencana darurat pencemaran minyak di laut dan sesuai dengan

MARPOL 73/78 Regulation 37 Annex I, semua kapal dengan GT 400 ke

atas harus memiliki rencana penanggulangan minyak sesuai norma-

norma dan pedoman yang ditetapkan oleh IMO (International Maritime

5
Organization) dibawah MEPC (Marine Environtmen Protection Comitte).

Sedangkan untuk kapal pengangkut minyak atau pengangkutan kargo

yang dapat menyebabkan pencemaran minyak, persyaratan tonase

minimal GT 150 harus memiliki SOPEP.

SOPEP memiliki isi sebagai berikut;

Persyaratan penting SOPEP untuk sebuah kapal adalah:

1. SOPEP (Shil Oil Pollution Emergency Plan) Rencana Darurat Polusi

Minyak di Kapal harus ditulis mengikuti ketentuan Regulation 37

Annex I of Marpol 73/78.

2. Rencana yang disetujui memandu Nakhoda dan Mualim di atas kapal

mengenai langkah-langkah yang harus diambil ketika insiden

pencemaran minyak terjadi atau kapal berisiko mengalami

pencemaran.

3. SOPEP adalah persyaratan di bawah MEPC edaran no. 256 bahwa

SOPEP berisi semua informasi dan instruksi operasional terkait

dengan prosedur darurat dan peralatan SOPEP yang disediakan

dalam kit SOPEP.

4. SOPEP Plan tersebut harus berisi nomor telepon penting, nomor

teleks, nama, dll. Dan semua kontak penting yang harus dihubungi

jika terjadi polusi minyak.

5. Otoritas yang diakui telah menyetujui SOPEP, dan tidak ada

perubahan atau revisi yang dibuat tanpa persetujuan Administrasi

sebelumnya.

6
6. Jika ada perubahan dalam rencana yang tidak wajib, umumnya tidak

memerlukan persetujuan dari administrasi. Pemilik dan manajer

kapal harus memperbarui lampiran tentang perubahan tidak wajib

yang dilakukan dalam rencana.

SOPEP mencakup hal-hal berikut:

a. Gagasan skenario yang diisi pekerjaan masing-masing crew

ketika terjadinya tumpahan minyak.

b. SOPEP berisi mengenai info umum mengenai kapal dan pemilik

kapal.

c. Langkah atau prosedur pembuangan sisa minyak ke laut dengan

memakai perlengkapan SOPEP.

d. Berisi inventaris peralatan SOPEP yang disediakan untuk

pencegahan polusi seperti bantalan penyerap minyak, serbuk

gergaji, ,majun, sekop, sapu, booming, chemical oil dispersant,

dll.

e. Prosedur dan keterangan pelaporan jika terjadi tumpahan minyak

di atas kapal.

f. Beberapa nama Otoritas dan nomor telephone yang perlu

dihubungi bila terjadi tumpahan minyak dikapal seperti otoritas

pelabuhan, syahbandar, perusahaan dan oil response team

pelabuhan dan lain-lain.

g. Di dalam SOPEP juga terdaftar gambar dari pipa-pipa bahan

bakar atau cargo dan posisi dari ventilasi dan lain-lain.

7
h. Deskripsi umum dari kapal mengenai tangki – tangki yang diisi

muatan minyak.

i. Lokasi SOPEP box dan daftar inventaris peralatan yang berada di

dalam SOPEP box.

j. Panduan untuk menyimpan catatan insiden pencemaran minyak

(untuk tujuan pertanggungjawaban, kompensasi, dan asuransi).

k. Bahan untuk Referensi dari organisasi-organisasi penting

(pedoman yang dikeluarkan oleh ICS, OCIMF, SIGTTO,

INTERTANKO, dll.).

l. Prosedur untuk menguji berbagai rencana yang dijelaskan dalam

SOPEP.

m. Rincian kapan dan bagaimana meninjau rencana.

C. Pengertian Tumpahan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Tumpahan

adalah barang yang tumpah (ditumpahkan). Dan dari asal kata Tumpah

yang berarti tercurah atau keluar dari tempatnya, Dapat disimpulkan

bahwa Tumpahan adalah sesuatu yang tumpah atau tercurah yang

keluar yakni barang cair, barang yang berderai-derai yang keluar secara

disengaja atau terpaksa.

8
D. Pengertian Minyak

Berdasarkan MARPOL 73/78 dan Turiman Mijaya (2004 : 96)

sebagai berikut :

1. “Minyak” (Oil) adalah minyak tanah, dalam segala bentuk termasuk

minyak mentah, bahan bakar minyak, endapan, minyak sisa dan

produk sulingan dan selain petrokimia tertentu.

2. “Minyak mentah” (Crude Oil) adalah setiap campuran hidrokarbon

cair yang terjadi secara alamiah didalam bumi apakah diberikan

pengolahan atau tidak yang sesuai untuk diangkut.

3. “Bahan Bakar Minyak” (Fuel Oil) adalah setiap minyak yang

digunakan sebagai bahan bakar tenaga penggerak atau permesinan

bantu dari kapal dimana minyak seperti itu di angkut.

4. “Campuran berminyak” (Oily mixture) adalah suatu campuran yang di

dalamnya berisi minyak.

5. “Minyak produk” (Product oil) adalah setiap minyak yang bukan

minyak mentah ataupun sudah mengalami proses pengolahan.

9
BAB III

GAMBAR UMUM OBJEK PENELITIAN

A. PT.SORAYA INTI GEMILANG

PT. Soraya Inti Gemilang yang beralamat di Jl. Sungai

Cisanggarung No. 207, Kel. Semper Barat Kec. Cilincing, Jakarta Utara

adalah salah satu perusahaan swasta yang berdiri sejak tahun 2011 milik

Bapak Doni Suprapto selaku Direktur Utama . Perusahaan ini ditunjang

dengan manajemen serta SDM yang profesional dibidangnya untuk

mendukung, mengembangkan serta memberikan pelayanan terbaik

kepada setiap relasi, karena kepuasan relasi merupakan tujuan utama

perusahaan. Perusahaan juga memiliki armada kapal sendiri, beberapa

armada kapal yang di miliki dan dioperasikan oleh PT. Soraya Inti

Gemilang antara lain:

1. MT. KUSUMA 2

2. SPOB. SORAYA

3. SPOB. THE ENDE

Perusahaan ini merupakan perusahaan pelayaran yang bergerak

di bidang bunker, supplier, kontraktor, MBA (Mobile Bunker Agent). Dan

juga Sehubungan dengan permintaan barang yang mempercayakan

muatannya dimuati kapal milik PT. Soraya Inti Gemilang, maka

perusahaan juga melayani jasa charter di sebagian armadanya.

10
B. MT. KUSUMA 2

1. Sejarah singkat MT. KUSUMA 2

MT. KUSUMA 2 merupakan salah satu kapal dari PT. Soraya

Inti Gemilang yang bertipe kapal tanker dengan rute Banjarmasin –

Sumbawa, kapal ini dibangun di Jepang pada tahun 1985 dengan

nama MEIWA MARU namun setelah berpindah tangan diganti dengan

nama MT. KUSUMA 2. Dengan panjang 62,70 m. Kapal ini

mempunyai GT 717 Ton, tenaga efektif 1300 HP, Dead Weight

Tonage 1.198 Ton dan kecepatan maximal 10 knots dan telah

diperiksa oleh Biro Klasifikasi Indonesia. adapun jenis barang yang

bisa di muat oleh kapal ini yaitu Solar .

MT. KUSUMA 2 di Nakhodai oleh Capt. STEVEN SON KITONG

( ANT-III ) yang memiliki 15 crew termasuk cadet deck dan mesin.

2. Ship Particular MT. KUSUMA 2

Ships Of Name : MT. KUSUMA 2 eks MEIWA MARU

Description : Chemical Tanker

Nationality : Indonesia

Classification : BKI

Call Sign :YGES

Built Year : Oktober 1985

Builders : Shitanoe Shipbuliding co,ltd Japan

GT : 717 RT

NT : 349 RT

11
Cubic Capacity : 1.264.312 M3

DWT : 1.198

L.O.A : 62,70 M

L.B.P : 58,44 M

Breadt Mid : 10,00 M

Depth Mid : 4,90 M

Max Draft : 4,30 M

Cargo Tank Capacity : 1. COT P/S 342,27 M3

2. COT P/S 243,43 M3

3. COT P/S 348,84 M3

4. COT P/S 294,64 M3

Main Engine : Akasaka Diesel 1300 HP / 280 RPM

Type : MCR

Fuel : H S D 135 Liter/Hr

Pump Cargo Capacity : 300 M3/H x 2 set (Type Taiko Kikai)

Speed : 10 Knots

Auxiliary Engine : Yanmar Type Cap 180 ps / 1800 Rpm

Fuel : HSD 20 Ltr/Hr

Owner : PT.SORAYA INTI GEMILANG

Operator : PT.SORAYA INTI GEMILANG

Sumber : Ship Particular MT. KUSUMA 2

12
3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja pada MT. KUSUMA 2

NAKHODA

MUALIM I KKM

MUALIM II MASINIS II

Bosun KOKI MASINIS III

Juru Mudi 1 Juru Minyak 1

Juru Mudi 2 Juru Minyak 2

Kadet deck Kadet mesin

Sumber Data : MT. KUSUMA 2

13
4. Crew List MT. KUSUMA 2

Duties On
No Name / Nama Awak Sex / Nationality /
Board /
Jenis Kelamin Kebangsaan Jabatan

1 Steven Son Kitong M INDONESIA MASTER


2 Joiver Nusalawo M INDONESIA CHIEF OFF.
3 Wahyu Priyo Widhianto M INDONESIA 2ND OFF.
5 Suhendrik M INDONESIA CHIEF ENG.
6 Syeh Fendi M INDONESIA 2ND ENG.
7 Heri Setiawan M INDONESIA 3RD ENG.
8 Sovly Moningka M INDONESIA BOSUN
9 Ronnald Lolong M INDONESIA AB-A
10 Sutarji M INDONESIA AB-B
11 Asriel Honga M INDONESIA OILER-A
12 Reinhard Lalintia M INDONESIA OILER-B
13 Kalvien Manopo M INDONESIA CHIEF COOK
14 Etvan Satri Dungir M INDONESIA DECK CADET
15 Robby M INDONESIA ENG. CADET

14
5. Tugas dan Tanggung Jawab Perwira

a. Nakhoda

Nakhoda adalah sebagai pimpinan di kapal, adapun tugas-tugas

yang di kerjakan oleh Nakhoda adalah:

1) Nakhoda mempunyai kekuasaan mutlak diatas kapal pada saat

pengoperasian kapal di laut dan di pelabuhan.

2) Nakhoda mempunyai tanggung jawab serta wewenang penuh

secara keseluruhan dalam penerapan, pelaksanaan sistem

manajemen keselamatan kapal ( ISM Code).

3) Nakhoda bertanggung jawab atas operasional kapal baik dari

segi stabilitas maupun navigasi, dimana ia memberikan perintah

kepada Mualim I pada saat memuat atau membongkar muatan

apabila air ballast dibuang atau dimuat untuk menstabilkan

kapal.

4) Nakhoda bertanggung jawab penuh atas keselamatan kapal,

personil di kapal dan untuk pencegahan polusi menurut standar

yang diisyaratkan oleh perusahaan dari operasi kapal yang

aman, kelaikan laut, efesiensi dan pengoperasian kapal secara

ekonomis dan lain-lain.

5) Mengikuti prosedur perusahaan dengan tugas pada saat terjadi

polusi atau kerusakan.

6) Mengadakan familirisasi terhadap semua perwira dan rating,

membuat inspeksi harian pada semua bagian kapal dengan

15
perhatian khusus pada daerah umum, ruang permesinan, kabin

perwira, perbekalan makanan, gudang dan dapur, untuk

memastikan standar kebersihan yang tetap terpelihara.

b. Mualim I

Mualim I adalah Kepala Deck Departemen dan sebagai

perwira pengganti apabila Nakhoda berhalangan dan bertindak

sebagai pengawas langsung setiap pekerjaan dibagian Deck yang

sifatnya sangat berbahaya Mualim I bertanggung jawab :

1) Sebagai penanggung jawab penuh pada pemuatan dan

pembongkaran cargo maupun air ballast.

2) Menyelenggarakan tugas jaga navigasi.

3) Administrasi, pengawasan operasi yang aman dan ekonomis

dan perlengkapan di deck departemen, pemeliharaan semua

ruangan dan perlengkapan dibawah tanggung jawabnya,

ketepatan waktu dalam mempersiapkan semua ruangan serta

mengadakan pencatatan secara teliti yang benar.

4) Menyelenggarakan buku harian deck, buku olah gerak,

5) buku catatan minyak, dan buku catatan lainnya.

6) Memeriksa dan mengawasi kegiatan bongkar dan memuat

muatan.

7) Untuk pemeliharaan dari semua perlengkapan keselamatan,

dan pemadam kebakaran.

16
8) Sebagai Perwira pencegah bekerja sama dengan Masinis II

untuk menjamin kondisi kerja yang aman diatas kapal dan

mengawasi semua tingkat pekerjaan khususnya yang

berhubungan dengan kegiatan di deck agar dilaksanakan

dengan aman.

c. Mualim II

Mualim II sebagai perwira yang bertanggung jawab pada

peralatan navigasi seperti :

1) Menentukan posisi kapal dengan tepat dan menghitung

perhitungan navigasi setiap hari ketika kapal sedang berlayar

dan melaporkan hasil kepada Nakhoda.

2) Menghitung pelayaran statistik yang terakhir dan melaporkan

kepada Nakhoda. Membantu Mualim I dalam menangani

penanganan muatan.

3) Sebelum meninggalkan pelabuhan memeriksa steering gear,

dan memberikan perintah kepada anak buah kapal di buritan

selama muka belakang.

4) Memeriksa dan merawat peta dan semua publikasi

5) navigasi yang ada dianjungan serta merawat dokumen navigasi,

channel, keadaan cuaca, dan mengumpulkan infiormasi

navigasi.

6) Memberikan obat kepada awak kapal yang membutuhkan.

17
d. Bosun

Tugas dan tanggung jawab Bosun bertanggung jawab kepada

Mualim I mengenai hal-hal sebagai berikut :

1) Membimbing bawahan, mengawasi mereka, mengambil inisiatif,

melakukan tugas yang diperintahkan, dan membantu Mualim I.

2) Dalam menerima perintah dari Mualim I, Bosun membagi tugas

sebaik-baiknya dan melakukan upaya-upaya untuk

meningkatkan efisiensi dan menjamin keselamatan.

3) Mengoperasikan dan merawat pompa dan cargo gear lainnya,

ventilator, pintu kedap air dan pintu buka lainnya, dan peralatan

jangkar.

4) Mengelola penambahan tangki air dengan mencatat titik tangki

air tawar, dan melaporkannya kepda Mualim I bila ditemukan

kekurangan.

5) Pengaturan dan pelaksanaan pemeliharaan rutin dek,

pengawasan kerja harian juru mudi.

6) Pengaturan tugas juru mudi dalam rangka pengaturan bongkar

muat, sandar / berlabuh dan mengevaluasi hasil kerja mereka.

7) Siaga haluan pada saat kapal olah gerak dan menyiapkan

jangkar pada saat lego / hibob.

e. Juru Mudi atau ABK

1) Melakukan jaga laut dan melakukan tugas-tugas pengamatan.

18
2) Menjaga anjungan dan gang tetap bersih, dan mematuhi

perintah perwira dek yang bertugas ketika melakukan

perawatan dan menggunakan perawatan navigasi, peralatan

sekoci penyelamatan, steering gear dan perlengkapan

anjungan.

f. Cadet deck

Cadet deck memiliki tugas dan tanggung jawab secara

umum yaitu belajar mengenai tata cara mengemudikan kapal dan

belajar mengoperasikan peralatan navigasi dan banyak lagi yang

ada hubungannya dengan Nautical Departement.

g. Koki

Koki adalah juru masak yang ada diatas kapal yang memiliki

peran penting pada bagian dapur kapal.

Tugas dan tanggung jawab Koki :

1) Menyiapkan makanan pada jadwal yang telah ditentukan.

2) Menjaga kebersihan dapur.

3) Menjaga harta benda pada bagian dapur.

4) Memeriksa cadangan makan setiap saat dan dilaporkan

pada Nakhoda.

19
C. Pentingnya Penerapan SOPEP Dalam Mencegah Tumpahan Minyak

Di Laut Dari MT. KUSUMA 2

Salah satu kegiatan rutin di kapal tanker dalam kehidupan

operasionalnya adalah melakukan loading dan discharging. Di saat

melakukan operasi loading dan discharging yang sering di lakukan di jetty

melibatkan orang di darat dan crew di kapal yang dimana harus bisa

berkomunikasi dengan baik demi menghindari terjadinya miskomunikasi

yang dapat menimbulkan bahaya berupa pencemaran minyak yang

diakibatkan oleh proses komunikasi yang berjalan kurang atau tidak baik

yang akan menyebabkan informasi yang akan disampaikan tidak berjalan

sesuai yang diharapkan, kegiatan loading maupun discharging ini juga

harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada dan bila terjadi

tumpahan minyak di atas kapal crew di kapal harus bisa menangani

tumpahan minyak sesuai dengan prosedur yang ada, untuk itu pentingnya

crew kapal MT.KUSUMA 2 memahami apa itu SOPEP dan latihan

penanganan tumpahan minyak dalam upaya menangani pencemaran.

20
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penyebab Terjadinya Tumpahan Minyak Di Laut Dari MT. KUSUMA 2

Penyebab terjadinya tumpahan minyak di laut dari MT. KUSUMA 2

yaitu :

1. Faktor adanya kelalaian crew kapal yang melakukan jaga disaat

proses loading berlangsung.

2. Scupper plug yang tidak tertutup pada saat proses loading.

3. Peralatan SOPEP tidak disediakan disaat proses loading.

4. Tingginya pressure atau tekanan pada saat loading.

5. Lepasnya baut pengikat antara flange hose connector dengan flange

manifold cargo sehingga menyebabkan minyak tumpah saat loading

operation.

Akibat faktor di atas sehingga menyebabkan terjadinya Tumpahan

Minyak di MT. KUSUMA 2 pada saat loading operation di jetty yang

mengakibatkan Tumpahan minyak di dek kapal lalu turun ke badan kapal

yang megakibatkan pencemaran laut.

21
B. Dampak Terjadinya Tumpahan Minyak Di Laut Dari MT. KUSUMA 2

Akibat dari terjadinya tumpahan minyak di laut dari MT. KUSUMA 2

yaitu :

1. Pencemaran Laut

Meskipun jumlah tumpahan minyak masih dalam kategori

sedikit namun hal tersebut tetap dikategorikan sebagai pencemaran

sesuai dengan Annex 1 MARPOL maka crew kapal dan pihak

pelabuhan harus segera mengambil tindakan untuk menanggulangi

dan meminimalisir daerah yang ditimbulkan oleh minyak tersebut.

Minyak yang mengapung pada permukaan air tentu dapat

menyebabkan air berwarna hitam dan akan menggangu organisme

yang berada pada permukaan perairan, tentu akan mengurangi

intensitas cahaya matahari yang akan digunakan oleh fitoplankton

untuk berfotosintesis, dan dapat memutus rantai makanan pada

daerah tersebut,

2. Operasional Kapal Terhambat

Operasi Kapal yang seharusnya berjalan lancar harus tertunda

karena adanya tumpahan minyak di atas kapal yang cepat turun ke

badan kapal melalui lubang–lubang di dek, sehingga mesin pompa

harus dimatikan dan crew di dek terfokus untuk menanggulangi minyak

yang ada di atas dek yang harus cepat dan efektif dilakukan untuk

meminimalisir aliran minyak yang tumpah ke laut.

22
C. Pentingnya Penerapan SOPEP Dalam Mencegah Tumpahan Minyak

Di Laut Dari MT.KUSUMA 2

1. Shipboard Oil Pollution Emergency Plan (SOPEP) mempunyai

peranan besar dalam pencegahan dan prosedur tata cara penanganan

tumpahan minyak secara benar.

2. Crew kapal MT. KUSUMA 2 yang merupakan operator dalam

menghadapi keadaan-keadaan darurat khususnya tumpahan minyak

di kapal sangat tergantung pada pengalaman dan tingkat kemampuan

individu masing-masing crew.

Tugas umum awak kapal di bawah SOPEP:

a. Nakhoda : Bertanggung jawab penuh atas insiden yang terkait

dengan tumpahan minyak dan harus memberi tahu

pihak berwenang tentang hal itu. Nakhoda perlu

memastikan semua crew kapal mematuhi rencana

dan prosedur menangani kejadian tersebut.

b. KKM : Bertanggung jawab atas bunkering operation dan

menginstruksikan bawahan untuk menyiapkan

SOPEP KIT sebelum operasi terkait minyak

(transfer bilge, bunker minyak pelumas, bunker

bahan bakar dll.) KKM harus terus memberi tahu

Nakhoda dan memperbarui situasi, dan hasil dari

tindakan yang diambil untuk membatasi tumpahan

minyak.

23
c. Mualim 1 : Bertanggung jawab atas operasi loading dan

discharging di dek, lengkap dengan cara untuk

mencegah tumpahan minyak atau kemungkinan

terjadi tumpahan, Mualim 1 harus menjaga

komunikasi dengan Nakhoda setiap saat dan

memperbarui situasi dan tindakan yang diambil

untuk menghentikan atau mengurangi tumpahan

minyak.

d. Mualim jaga : Untuk Membantu Mualim 1 di deck mengamati dan

Memberikan informasi kepada Mualim 1 atau KKM

tentang adanya kemungkinan situasi tumpahan

minyak.

e. Masinis jaga : Untuk membantu KKM untuk setiap operasi Bunker

minyak yang mencakup persiapan peralatan

SOPEP dan kesiapan peralatan pemadam

kebakaran.

f. Tugas ABK : Untuk membantu dan mengingatkan mualim jaga

dan masinis, dalam mendeteksi potensi tumpahan

minyak dan membantu dengan segala cara yang

bisa dilakukan untuk membatasi, meminimalisir dan

membersihkan tumpahan minyak yang

berkelanjutan. Ia harus membawa peralatan SOPEP

24
tambahan ke lokasi untuk mencegah minyak turun

di badan kapal.

3. Adapun garis besar tindakan yang harus diikuti oleh crew kapal dalam

menanggapi keadaan darurat tumpahan minyak berdasarkan

pedoman yang diterbitkan oleh Organisasi. Pertimbangan harus

diberikan untuk dimasukkannya rujukan khusus ke Rencana. Langkah-

langkah ini dirancang untuk membantu crew kapal dalam tindakan

untuk menghentikan atau meminimalkan tumpahan minyak dan

mengurangi dampaknya. Langkah-langkah ini terbagi dalam dua

kategori utama yaitu: Pelaporan (Reporting) dan Tindakan

Penanganan Tumpahan Minyak (Action To Control Discharge).

a. Reporting :

Oleh Nakhoda atau crew yang ditunjuk.

1) Kapan Dilakukan Laporan

Ketika tumpahan terjadi dan kemungkinan terjadinya.

2) Bagaimana Cara Pelaporan

a) Menghubungi dengan cepat ke stasiun radio pantai terdekat.

b) Melaporkan pergerakan kapal yang ditunjuk atau Pusat

Koordinasi Penyelamatan (di laut).

c) Sarana tercepat yang tersedia untuk otoritas lokal.

3) Siapa Yang Dilapor

a) Negara Pantai Terdekat, Operator pelabuhan dan terminal

(di pelabuhan)

25
b) Manajer pemilik kapal; P & I asuransi

c) Kepala penyewa, pemilik kargo

d) Lihat daftar kontak

4) Apa Yang Dilaporkan

a) Laporan awal (Res. A.851 (20))

b) Laporan tindak lanjut

c) Karakteristik tumpahan minyak

d) Tim pembantu eksternal

e) Kargo / ballast / disposisi bunker

f) Cuaca dan kondisi laut

g) Gerakan Minyak

h) Bantuan untuk penyelamatan :

(1) Ruang Penampung

(2) Peralatan mekanis

(3) Tim pembantu eksternal

(4) Chemical dispersant / degreasert

b. Action To Control Discharge :

Langkah-langkah untuk meminimalkan Tumpahan minyak dan

ancaman terhadap lingkungan laut

1) Tindakan Navigasi

a) Mengubah arah / posisi dan atau kecepatan

b) Mengubah list dan / atau trim

c) Berlabuh Jangkar

26
d) Menilai persyaratan tempat yang aman

e) Perkiraan cuaca / pasang / gelombang besar

f) Pencatatan Kejadian dan komunikasi yang diambil

2) Tindakan Crew di Kapal

a) Tindakan yang dilakukan jika terjadi tumpahan minyak di

atas dek kapal :

(1) Jika ada crew yang melihat minyak di dek segera tutup

lubang dengan scupper di lubang-lubang di sisi kapal

dan memberitahu crew lain dengan berteriak dan

menghubungi perwira jaga di anjungan dan ruang mesin.

(2) Hentikan semua transfer dengan segera dan cari tangki

yang kena dampak serta pipa dan posisi ventilasi.

(3) Setiap crew kapal melaksanakan tugas sebagaimana

tercantum dalam muster list untuk tumpahan minyak.

(4) Penggunaan peralatan SOPEP dan cara lain yang harus

dilakukan untuk menahan tumpahan di dalam kapal.

(5) Kurangi jumlah tangki yang tumpah ke tingkat yang lebih

aman di tangki yang diizinkan lainnya.

(6) Menempatkan serbuk gergaji di atas scupper yang akan

memberi penghalang tambahan agar minyak tidak

tumpah ke laut.

(7) Kumpulkan minyak yang menyebar dalam drum SOPEP

200 liter dan bersihkan area yang terkena dampak.

27
(8) Nakhoda memasukkan seluruh skenario kejadian dalam

formulir laporan insiden kapal dan membuat pertemuan

untuk membahas kecelakaan sehingga kecelakaan

semacam itu dapat dihindari dalam waktu dekat.

b) Jika terjadi tumpahan minyak selama Operasi Bunkering

atau Operasi Pembuangan Lumpur :

(1) Satu ABK selalu stand by di samping manifold bunker.

Jika dia melihat ada minyak atau kebocoran di dekat

daerah itu segera berteriak "berhenti" ke kapal bunker

yang memasok ke kapal dengan keras atau di VHF. Jika

sakelar jarak jauh disediakan, segera tekan sakelar.

(2) Untuk operasi pembuangan lumpur, jika terjadi tumpahan

segera hentikan pompa transfer lumpur dari panel jarak

jauh, biasanya terletak di dekat bunker manifold.

(3) Memberitahu KKM, perwira jaga tentang situasi darurat.

(4) Scupper harus dipasang sebelum memulai operasi ini,

jika tumpahan minyak terjadi di geladak periksa kembali

scupper dan menaruh serbuk gergaji di atasnya dan

sampingnya.

(5) Setiap crew kapal melaksanakan tugas mereka sesuai

Muster List untuk penanganan tumpahan minyak.

28
(6) Baki tetesan di bawah bunker manifold harus ada dan

diperiksa untuk pengisian berlebih dan harus

dikosongkan dalam drum 200 liter jika diperlukan.

(7) Alat pemadam api tipe busa portabel harus tersedia

untuk menghindari memburuknya situasi dengan api.

c) Jika tumpahan minyak jatuh kelaut:

(1) Jika tumpahan minyak berlebihan, Nakhoda harus

segera memberi tahu otoritas pantai seperti otoritas

negara pelabuhan dan pemilik atau manajemen kantor.

(2) Langkah-langkah yang harus diambil untuk membatasi

area tumpahan di laut dengan menggunakan oil boom

dan peralatan SOPEP lain yang efektif dan semua upaya

yang harus dilakukan untuk tidak membiarkan minyak

lebih lanjut masuk ke laut.

(3) Penggunaan bahan kimia pendispersi tumpahan minyak,

dapat dilakukan untuk menahan tumpahan tetapi dengan

izin terlebih dahulu dari otoritas negara pelabuhan.

(4) Mengontak Organisasi Penanggulangan Tumpahan

Minyak selama 24 jam, harus dilakukan oleh Nakhoda

untuk operasi pembersihan lebih lanjut oleh tim darat.

(5) Membuat catatan di log book, log book ruang mesin dan

oil record book mengenai tumpahan minyak.

29
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian pada bab diatas, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Penyebab Tumpahan Minyak Di Laut Dari MT. KUSUMA 2 yaitu

Kurangnya perhatian dan pemeliharaan pada peralatan cargo

sehingga terjadi tumpahan minyak di atas kapal dan tidak ditutupnya

lubang di sisi kapal dengan scupper sehingga minyak ada yang

tumpah ke laut.

2. Dampak Tumpahan Minyak Di Laut Dari MT. KUSUMA 2

menyebabkan Pencemaran di sekitar jetty dan menghambat

operasional kapal MT. KUSUMA 2.

3. Pentingnya Penerapan SOPEP Dalam Mencegah Tumpahan Minyak

Di Laut yaitu agar setiap crew di atas kapal MT. KUSUMA 2

mengetahui tugas masing–masing crew di saat terjadinya tumpahan

minyak dan bertindak dengan cepat dan efektif untuk mencegah

tumpahan minyak tidak jatuh ke laut dan melatih crew di kapal

menggunakan peralatan SOPEP dan menambah wawasan tentang

SOPEP.

30
B. Saran - Saran

1. Sebelum melakukan loading sebaiknya perwira mengingatkan ABK

agar memeriksa setiap peralatan untuk kepentingan loading agar

peralatan yang digunakan masih dalam kondisi yang baik dan layak

pakai sehingga kejadian seperti ini tidak terulang lagi.serta

menyiapkan peralatan SOPEP di saat proses loading.

2. Setiap Anak Buah Kapal harus sepenuhnya menyadari akan

peraturan-peraturan tentang pencemaran lingkungan di laut dan

sebaiknya crew kapal diberikan pengetahuan lebih mengenai

penanganan kondisi tersebut serta bahaya–bahaya yang dapat

ditimbulkan sehingga dampaknya bisa diminimalisir sekecil mungkin

di MT. KUSUMA 2

3. Anak Buah Kapal harus diberikan familirisasi tentang SOPEP dan

SOPEP drill di MT. KUSUMA 2 yang dilaku1kan diatas kapal setiap 3

bulan sekali. Agar crew kapal menjadi familiar dengan situasi tersebut

jika seandainya terjadi di masa depan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, 2011, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Gramedia


Pustaka Utama

Fakhruddin, 2004, Dampak Tumpahan Minyak Pada Biota Laut, Jakarta,


Kompas

IMO, 1997, MARPOL 73/78 Consolidated Edition 1997, London, IMO

www.gl-group.com/pdf/SOPEP_Sample_Plan.pdf
(Di akses tanggal 20 Juli 2019)

https://www.slideshare.net/yelcus/sopep-sample-plan
(Di Akses tanggal 20 Juli 2019)

https://www.marineinsight.com/Ship_Oil_Pollution_Emergency_Plan
(Di akses tanggal 26 Juli 2019)

https://lukeyahyasipetualang.wordpress.com/2017/08/17/apa-itu-sopep-drill/
(Di akses tanggal 26 Juli 2019)

32

Anda mungkin juga menyukai