Passage Planning
Oleh :
Capt. Albertus Hardjanto, M.Mar.
IPTEK KELAUTAN
SOLAS (Safety of Life at Sea)
1. Mengatur :
- Keamanan jiwa di laut
- Navigasi mulai pelabuhan tolak sampai
Pelabuhan tujuan
- Perlindungan pencemaran laut
2. Diberlakukan untuk semua kapal, kapal khusus,
kapal muatan khusus
3. ISM Code = STCW, SOLAS, MARPOL
IPTEK KELAUTAN
STCW SOLAS MARPOL
Standard Training Certification Safety of Life at Sea Marine Polution
and Watch Keeping
IPTEK KELAUTAN
TUJUAN SHIP’S ROUTEING
Meningkatkan keamanan bernavigasi
1. Berlayar di tempat kepadatan lalu lintas
kapal tinggi
2. Berlayar di daerah sempit
3. Berlayar di kedalaman air terbatas
4. Berlayar dengan kondisi cuaca kurang
baik
5. Mencegah terjadinya pencemaran laut
IPTEK KELAUTAN
MEMINIMALISIR BAHAYA BERNAVIGASI
1. Memberi batas pemisah (Trafic separation system)
2. Mengurangi haluan berhadapan
3. Mengurangi haluan bersilangan
4. Mengatur keamanan di area explorasi lepas pantai
5. Pelayaran yang dilalui kapal-kapal VLCC (very large
crude carrier)
6. Meningkatkan pengamatan saat berlayar dengan
penglihatan terbatas
7. Mengurangi bahaya kandas
8. Berlayar aman dari kumpulan kapal-kapal ikan
9. Status pelabuhan “ safe port safe berth”
IPTEK KELAUTAN
SUMBER INFORMASI untuk
PASSAGE PLANNING
1. Chart catalogue & navigation chart & load line chart
2. Ocean passage of the world, routeing chart, pilot chart
3. Sailing direction, pilot book, meteorological &
oceanograpic data
4. List of light, list of radio signal, electronic navigation
system information
5. Tide tables, tidal stream atlas
6. Notice to marine Berita Pelaut Indonesia
7. Maneouvering data, mariners hand book, guide to port
entry
IPTEK KELAUTAN
Kegiatan dalam PASSAGE
PLANNING
1. Menarik garis haluan dari tempat tolak ke tempat tujuan
2. Menghitung jarak, asumsi kecepatan rata-rata, duration of voyage
untuk menghitung bahan bakar, air tawar, provision
3. Menyiapkan peta yang akan dilayari termasuk NTM & BPI
4. Menyiapkan peta berskala besar untuk pelayaran sempit, pantai
dan masuk pelabuhan
5. Guide to port entry, reporting point, anchorage area, request pilot
6. Membuat check list peralatan:
- GPS, wheather faximale, chronometer
- Gyro compass, standard compass, repeater
- Navigation lamp, steering gear, echosounder
- Radar Arpa, VHF, horn/suling kapal, telegraph
IPTEK KELAUTAN
TUGAS MUALIM JAGA
Umum :
bertanggung jawab penuh selama jaga di anjungan untuk
keselamatan dalam pelayaran
IPTEK KELAUTAN
Berlayar Dekat Pantai
memberitahukan Nahkoda
tingkatkan pengamatan
nyalakan lampu navigasi/stand by angin suling
hidupkan Radar & VHF
IPTEK KELAUTAN
KAPAL BERNAVIGASI DI DALAM ATAU DI TRAFFIC SEPARATION SCHEME
Kapal yang bernavigasi di dalam atau di dekat traffic separation (TTS) yang disetujui
oleh IMO (International Maritime Organization), harus mematuhi aturan 10 COLREG 1972
pada titik tempat persimpangan, dimana lalu lintas dari segala arah bertemu, kapal-kapal
harus bernavigasi dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi.
a. The separation of streams of traffic by separation zone, or lines where zones are not
possible (lihat gambar di bawah ini)
Pada arus lalu lintas mendekati secara berlawanan atau hampir berlawanan arah yang
dipisahkan oleh bagan pemisah (4) atau garis (3), pemakaian bagan pemisah lebih
disukai, tetapi dalam alur pelayaran sempit dan terbatas, digunakan garis pemisah dari
pada bagan pemisah, karena lebih banyak mendapatkan ruangan untuk bernavigasi.
batas sisi luar (6) dari TSS dalam batas luar dari garis lalu lintas, arah panah (1) menun-
jukan arah lalu lintas yang harus diikuti oleh kapal yang sedang berlayar di alur Traffic
Separation Scheme
IPTEK KELAUTAN
b. The separation of opposing streams of traffic by natural obstruction and geographically
defined object (lihat gambar dibawah)
Traffic Separation Scheme dimana telah terdapat objek alam seperti pulau, dangkalan,
karang timbul, yang memisahkan lalu lintas kapal secara berlawanan, arah panah (1)
menunjukan arah lalu lintas yang harus diikuti oleh kapal-kapal yang sedang berlayar,
dan batas sisi luar (6), serta pulau atau dangkalan atau karang timbul (2)
IPTEK KELAUTAN
RENCANA BERLABUH
IPTEK KELAUTAN
BERLABUH JANGKAR MENUNGGU SANDAR DI PELABUHAN
Rencana Berlabuh :
Harus dijaga kedalaman air yg cukup memadai selama kapal berlabuh jangkar
berlabuh dalam jangka waktu yang lama, harus diperhatikan tentang keadaan
pasang
LDL (limiting danger line) harus digambarkan pada area labuh jangkar,
termasuk memrhitungkan air surut (lowest hight of tide) selama berlabuh jangkar.
bila dekat dengan bahaya, maka posisi labuh jangkar harus dipilih/ditentukan
terhadap SSC (safety surging circle) bebas dari LDL (limiting danger line)
IPTEK KELAUTAN
JARAK BERLABUH JANGKAR DENGAN KAPAL LAIN :
Posisi berlabuh jangkar harus dipilih dengan seksama, untuk meyakinkan tidak ada
Bahaya pelanggaran dari kapal lain yang berputar karena keadaan jangkarnya :
Penjelasan :
1 (satu) cable = 185 meter
1 (satu) schakle = 27.5 meter
Misalkan panjang kapal = 155 meter
Misalkan maximum usable (cable) = 275 meter or 10 schales
Misalkan safety margin = 275 meter +
Radius SSC (Safety Surging Circle) = 705 meter or 3.85 cables
IPTEK KELAUTAN
DISTANCE FROM OTHER SHIP :
IPTEK KELAUTAN
PENUTUP
NENEK MOYANGKU ORANG PELAUT
“ Sailor Never Say Good Bye “
…….Have a Nice Voyage……
Oleh :
Capt. Albertus Hardjanto, M.Mar.