Pengantar :
Penyakit2 yang ditularkan
NYAMUK
1. DBD (DHF), DSS
Inkubasi 1 7 hari
2. Malaria
Tertiana (P. Vivax)
Tropica (P. Falciparum)
Inkubasi 10 14 hari
Kuartama (P. Quartama)
Inkubasi 18 hr 6 mgg
3. Berbagai penyakit lain yg
disebabkan oleh virus.
PENDAHULUAN
Pengendalian vektor :
Pengertian : merupakan salah satu kegiatan utama
dalam program pemberantasan penyakit menular,
misalnya : malaria, DBD.
Leptospirosis (Weils disease)
Perlu diterapkan dengan Manajemen vektor terpadu.
Kegiatannya harus mempertimbangkan :
Rasional : kasus penyakit tinggi, potensi KLB, atau
pada lokasi yang diprioritaskan pemilihan.
Efektif : menyangkut pemilihan metoda
pemberantasan vektor.
Efisien : dipilih metoda dengan biaya operasional
murah.
Lanjutan
Sustainable : bisa dilaksanakan terus menerus
Pembasmian vektor
Larviciding (biasanya ditempat perindukan)
Kegiatan2 tambahan yang sustainable
Monitoring dan evaluasi
Pencatatan dan pelaporan
Pelatihan tenaga pengendalian vektor.
Pengenalan Wilayah
(Pemetaan + Servey atau sensus
tambahan)
DBD
MALARIA
Pes / Leptospirosis
Topografi :
-Perkotaan lebih
potensial daripada
desa
-Radius 100 meter
dari fokus (rumah
penderita)
Bejana /
penampungan air
bersih di dalam
rumah, vas bunga,
minuman burung
dalam sangkar, pagar
bambu, kaleng, ban
bekas dihalaman,
tempat genangan air
hujan di kebun diatas
daun, batok kelapa
dsb.
Talang atap rumah, dll
yg tidak didasari
tanah.
Genangan air
permanen (Lagum
dimuara sungai) :
Awal kemarau /
hujan
Sepanjang musim
hujan
Saat air berubah
payau
Bekas galian di
pertambangan
TPS/A sampah
Selokan kotor
Bangunan kumuh /
kotor
Sawah / kebun
Pekarangan, disisa2
bahan bangunan
Atap rumah
Makanan terbuka,
lemari2 terbuka dsb.
Pembasmian Vektor
(Penyemprotan)
Persiapan :
Selesai pemetaan wilayah dan kolam perindukan.
Koordinasi dengan penguasa wilayah setempat,
dilanjutkan dengan penyuluhan untuk
menyampaikan hal-hal yang perlu dipersiapkan
penduduk / masyarakat di daerah penyemprotan.
Semua logistik baik bahan insektisida, alat-alat
dan perkakas perbaikan, dll. Serta tenaga
penyemprot lengkap dengan alat pelindung diri.
Isi Penyuluhan :
1. Yang harus diperhatikan pada saat penyemprotan :
2. Setelah penyemprotan :
Malaria
Pes / Leptospirosis
Malathion
Bandiocarb 80 WP
0,5%
Fumigasi / dengan
alat2 racun tikus.
Lebih dianjurkan
dengan cara2 mekanis
atau musuh alami.
Malathion 1 liter
dicampur solar 20
liter untuk areal
radius
+ 1 (satu) RW (125
150 rumah) dg luas
rata2
6 x 15 m.
Untuk menghasilkan
dosis 0,2 gr/m2
bidang yang
disemprot.
I. Pembasmian Larva
(Larviciding)
DBD
(Aedes aegypty)
I. A. Larviside kimia
:
1) Abate
(temesphos 5
WP)
10 gr abate untuk
100 liter air
B. Larvisida
biologis :
Bacillus
thuringinsis H14
sebagai penghasil
racun perut
larva nyamuk.
Malaria Anopheles,
Aedes Culex, Culliseta,
Mansonia
1) Altosid (briket)
efektif 3 bulan
Pes /
Leptospirosis
Fumigasi
Pada liang2 tikus
terutama untuk
Untuk daerah
2
membasmi
bayi
perkembangbiakan nyamuk
tikus.
yang sulit dijangkau : rawa,
Umpan beracun
hutan bakau, bejas galian
bahan kimia
Dosis :
1 briket untuk 10 m2 luas
(bahaya untuk
3
permukaan atau 1 m volume
hewan2 lain)
air (bila kedalaman > 100 cm2) Cara2 mekanis &
2)Dimilin 25 WP
pemanfaatan
3)Temephos 5 WP
musuh alami untuk
4)Sumilarv (Pyriproxylen 0,5%)
tikus dewasa.
-Genangan air
-Kolam2 terbengkalai
-Rawa / lagur yang tidak
terlalu luas
Lanjutan
.
Mata air
Anak sungai
Saluran sawah terrasering
Bendungan sawah/ pengairan
Rawa2 dipedalaman / air payau.
Lanjutan II ....
2
Ikan Kepala
Timah pemakan
Guppy (Poecelia
Gambusia
Affinis
Jenis
ikan
larva
nyamuk
(Aplocheilus
reticulata (wader
(Mosquito Fish)
panchax)
ceto)
Lanjutan II .....
Catatan :
1) Sebelum penebaran perlu survei (inventarisasi ) tempat
2)
3)
4)
5)
Lanjutan....
III. Pengelolaan lingkungan
DBD
Malaria
Cara 3M
5M
di setiap
RT/mgg
PSN
bersamaan
acara kerja
bakti kampung
Penimbunan
Pengeringan
Pembuatan saluran
penghubung
Mengatur irigasi
Pembabatan hutan atau
tanaman bakau
Mempelajari sifat2
berbagai species vektor.
Pes /
Leptospirosis
Menjaga kebersihan
rumah, pekarangan/
lingkungan agar
tidak menarik tikus
untuk bersarang
ditempat2 tersebut.
Nyamuk
Tegak lurus
Sejajar
terhadap
dengan
permukaan air permukaan
air / kulit
Malaria
Jentik /
Larva
Mendatar /
sejajar dg
permukaan
air
Nyamuk
Membuat
sudut dg
permukaan
air / kulit
Malam hari.
2. Jam
praktek
3. Tanda2
fisik
Siang hari
09 11 .
15 17.
Ada bulu2
disekoitar
kepala
Kaki
belang2
hitam putih
Gesit
terbang.
NYAMUK
Telur2
mm
1 2 hari
nyamuk
Fogging
Kepompong
(pupa)
Jentik
ABATISASI
Dg cara mekanis :
menyikat, menguras
penampungan/ bak air
1 x /mgg
1 2 hari
57
hari
Daur Hidup
Vektor
TIKUS
Dan kutu2 dibadan
tikus
2 3 bln
Bayi Tikus
Dewasa
Siap
kawin
2 hari sudah
siap lagi
kawin
Tikus melahirkan
3-12 ekor rata2 6
ekor
Dari sepasang tikus dalam
1 tahun bisa menjadi 1200
ekor
Masa
hamil 21
23 hari
Langkah2 Abatisasi :
1) Menguras dan menyikat dinding 2
2)
3)
4)
5)
Kegiatan2 Tambahan yg
Sustainable
1. Pemakaian repellent (bahan gosok anti
penyakit.
6. Kebersamaan dalam usaha pengendalian vektor
sangat dianjurkan karena murah, mudah, efektif
dan akibat sampingan minimal.
Kerja bakti bersama untuk PSN,
Lanjutan Anthrax :
Pencegahan Leptospirosis :
1. Memelihara kebersihan lingkungan (buang sampah tiap
hari, kebersihan rumah)
2. Menyimpan makanan agar terhindar dari tikus, mencuci
tangan sebelum makan.
3. Cuci tangan, kaki dg sabun setelah bekerja di sawah/
membersihkan got/ membersihkan tempat 2 kotor
lainnya.
Daftar Pustaka :
JENIS INSEKTISIDA
MEREK DAGANG
BAHAN
AKTIF
GOLONGAN
DOSIS INSEKTISIDA
PENYEMPROTAN
FOGGING
PENYEMPRO
TAN ULV
1.
Gintanthion
(Malathion 96%)
Malathion
Organophosphat
Murni (100%)
2.
Malathion 95 EC
Malathion
Organophosphat
Murni (100%)
3.
Drexelthion 96 TC
Malathion
Organophosphat
Murni (100%)
4.
Actelic 500 EC
Metil Pirimifos
Organophosphat
200-400 ml/ltr
solar/minyak
tanah / air
5.
Lorsban 480 EC
Chlor Pyrifos
Organophosphat
200 ml/liter
solar/ minyak
tanah
Lanjutan......
N
o.
JENIS INSEKTISIDA
DOSIS INSEKTISIDA
PENYEMPROTAN
FOGGING
PENYEMPRO
TAN ULV
MEREK DAGANG
BAHAN
AKTIF
6.
Cynoff 25 ULV
Sipermethrin
Sintetic
Pyrethroid
800 ml/ltr
solar/ minyak
tanah/ air
7.
Seruni 100 EC
Sipermethrin
Sintetic
Pyrethroid
8.
Cyplus 50 EC
Sipermethrin
Sintetic
Pyrethroid
500 ml / lt
solar / minyak
tanah / air
9.
ICON 25 EC
Lamda
Sihalothrin
Sintetic
Pyrethroid
160 ml/ltr
solar/minyak
tanah / air
10
Kenanga 25 EC
Lamda
Sihalothrin
Sintetic
Pyrethroid
150 ml/liter
solar/ minyak
tanah / air
GOLONGAN
Lanjutan ....
N
o.
11
JENIS INSEKTISIDA
MEREK DAGANG
BAHAN
AKTIF
SOLFAC 50 EC
Cifluthrin
GOLONGAN
Sintetic
Pyrethroid
DOSIS INSEKTISIDA
PENYEMPROTAN
FOGGING
75-100 ml dlm 10 ltr
Solar/Minyak tanah /
per Ha
PENYEMPRO
TAN ULV
150 ml/ltr
solar/ minyak
tanah/ air
Catatan :
Cara mencampur larutan insektisida adalah :
Contoh, Insektsida Cynof 25 ULV
dosis larutan untuk
Fogging adalah 400 ml dalam 1o liter solar / per Ha, caranya
: siapkan solar 10 solar 10 liter, kemudian dikurangi 400 ml,
berarti solar tinggal 9600 ml, selnajutnya ukur cynoff 25 ULV
sebanyak 400 ml kemudian tuangkan ke dalam solar dan
diaduk sampai merata.
Sumber : Laboratorium
Entomologi
Dinkes Propinsi Jawa Timur