Anda di halaman 1dari 20

DEMAM BERDARAH

DENGUE (DBD)
Oleh : Kristianus Yanto, S.Tr.Kes
TEMPAT POTENSIAL BAGI
PENULARAN DBD
A. Wilayah yang banyak kasus DBD (Endermis).
B. Tempat-tempat umum seperti sekolah, RS,
Puskesmas, Hotel, Pasar, Restoran, dan Tempat
Ibadah.
C. Pemukiman baru di pinggir kota.
Karena lokasi ini penduduknya berasal dari
berbagai wilayah maka kemungkinan
diantaranya terdapat penderita atau orier yang
membawa virus dengue yang berlainan dari
masing-masing lokasi asal.
TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN NYAMUK AEDES AEGYPTI
 Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari seperti : drum, tangki,
tempayan, bak mandi/wc dan ember.
 Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti :
tempat minum burung, vas bunga, barang-barang bekas (ban, kaleng, botol,
plastik,dll).
 Tempat penampungan air alamiah seperti : lobang batu/pelepah daun,
tempurung kelapa, potongan bambu.
PENCEGAHAN
Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit DBD,
pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau
mengurangi vektor nyamuk DBD.

Pemberantasan sarang nyamuk DBD adalah kegiatan membrantas telur,


jentik dan kepompong nyamuk DBD di tempat-tempat pembiakannya.
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK - PSN
Pemantauan jentik seminggu 1x harus di iringi dengan
PSN 3M Plus, yaitu :
Menguras (Membersihkan)
o Bak mandi
o Vas bunga
o Tatakan dispenser
o Container lain yang berisiko
Menutup rapat tempat penampungan air
Memanfaatkan/Mendaur ulang barang bekas
o Ban bekas
o Botol plastik
o Kaleng bekas, dll
Lanjutan PSN…..
Plus :
Mencegah munculnya tempat
perindukan
oKamar mandi kering
Memberantas telur, larva, pupa :
o Memasang ovitrap/larvitrap/
mosquitotrap
o Memelihara ikan pemakan jentik
o Larvasidasi
Menghindari gigitan nyamuk
o Menanam pohon pengusir nyamuk
o Kelambu
o Repelent (Autan, Minyak Serai)
o dll
SIKLUS NYAMUK Aedes Aegypti
a. Telur
Telur nyamuk Aedes aegypti. memiliki dinding bergaris-garis
dan membentuk bangunan seperti kasa. Telur berwarna
hitam dan diletakkan satu persatu pada dinding perindukan.
Panjang telur 1 mm dengan bentuk bulat oval atau
memanjang, apabila dillihat dengan mikroskop bentuk
seperti cerutu. Telur dapat bertahan Selama 6 bulan pada
suhu – 2 oC sampai 42 oC dalam keadaan kering. Telur ini
akan menetas jika kelembaban terlalu rendah dalam waktu
4 atau 5 hari.
b. Larva (Jentik-Jentik)
Perkembangan larva tergantung pada suhu, kepadatan populasi, dan ketersediaan
makanan. Larva berkembang pada suhu 28oC sekitar 10 hari, pada suhu air antara 30 -
40 oC larva akan berkembang menjadi pupa dalam waktu 5 - 7 hari. Larva lebih
menyukai air bersih, tidak akan dapat hidup dalam air yang keruh. Larva beristirahat
di air membentuk sudut dengan permukaan dan menggantung hampir tegak lurus.
Larva akan berenang menuju dasar tempat atau wadah apabila tersentuh dengan
gerakan jungkir balik. Larva mengambil oksigen di udara dengan berenang menuju
permukaan dan menempelkan siphonnya diatas permukaan air. Gerakan larva lebih
lincah dan sensitif terhadap rangsangan cahaya. Dalam keadaan normal (cukup makan
dan suhu air 25 – 27oC) perkembangan larva instar ini sekitar 6-8 hari
c. Pupa (Kepompong)
Pupa Aedes aegypti. berbentuk bengkok dengan kepala besar sehingga
menyerupai tanda koma, memiliki siphon pada thorak untuk bernafas . Pupa
nyamuk Aedes aegypti. bersifat aquatik dan tidak seperti kebanyakan pupa
serangga lain yaitu sangat aktif dan seringkali disebut akrobat (tumbler). Pupa
Aedes aegypti. tidak makan tetapi masih memerlukan oksigen untuk bernafas
melalui sepasang struktur seperti terompet yang kecil pada thorak . Pupa
pada tahap akhir akan membungkus tubuh larva dan mengalami
metamorfosis menjadi nyamuk Aedes aegypti.
d. Nyamuk Dewasa
Pupa membutuhkan waktu 1 – 3 hari sampai beberapa minggu untuk menjadi
nyamuk dewasa. Nyamuk jantan menetas terlebih dahulu dari pada nyamuk
betina. Nyamuk betina setelah dewasa membutuhkan darah untuk dapat
mengalami kopulasi. Dalam meneruskan keturunannya, nyamuk Aedes
aegypti. betina hanya kawin satu kali semumur hidupnya. Biasanya
perkawinan terjadi 24 – 28 hari dari saat nyamuk dewasa. Siklus secara
nyamuk Aedes aegypti . Nyamuk Aedes dapat terbang sejauh 400 Meter
untuk mencari genagan air sebagai tempat bersarang dan meletakkan telur.
Ciri-Ciri Nyamuk Demam Berdarah
a. Memiliki tubuh berwarna hitam dengan loreng-loreng putih (belang-
belang putih) disekujur tubuh nyamuk.
b. Memiliki kemampuan terbang hingga radius 100 meter dari tempat
nyamuk menetas.
c. Memerlukan darah setiap dua hari sekali.
d. Mengisap darah sebanyak dua kali yaitu pada pagi hari dan sore hari.
e. Memiliki kemampuan bertahan hidup selama 2-3 bulan dengan rata-rata
selama 2 minggu.
f. Ketika mengigit posisi tubuh nyamuk rata dengan permukaan kulit.
g. Bersarang dan bertelur di genangan air jernih didalam dan disekitar
rumah bukan di air keruh (ada tanahnya) seperti got/comberan,
contohnya pada bak mandi, tempayan, vas bunga, tempat minum
burung, perangkap semut dll.
NYAMUK
Nyamuk merupakan vektor penular berbagai penyakit
seperti demam berdarah, malaria, chikungunya,
filiriasis hingga zika.

Nyamuk betina merupakan hewan antropofilik, dimana


lebih menyukai darah manusia dibandingkan hewan.
Nyamuk membutuhkan protein dalam darah manusia
untuk mematangkan telurnya. Oleh karena itu, Nyamuk
betina mengisap darah manusia sebagai sumber Nutrisi
Penyelidikan epidemiologi demam berdarah
dengue merupakan kegiatan pencarian penderita atau
tersangka lainnya, serta pemeriksaan jentik nyamuk
penular DBD dirumah penderita atau tersangka dan rumah-
rumah sekitarnya dalam radius sekurang¬kurangnya 100
meter. Juga pada tempat umum yang diperkirakan menjadi
sumber penularan penyakit.

Hasil dari Penyelidikan epidemiologi demam berdarah


dengue inilah yang menentukan Langkah dalam
Pemberantasan dan Pencegahan Demam Berdarah
Dengue
FOGGING…..?????????
Fogging adalah pengasapan yang dilakukan
dengan menyemprotkan berbagai bahan
kimia insektisida atau desinfektan. Fogging
biasanya digunakan untuk membasmi nyamuk
Dewasa yang ada di lingkungan, tempat, atau
ruangan tertentu. Fogging harus dilakukan
dengan hati-hati karena bisa memicu keracunan.
Pelaksanaan fogging atau pengasapan tidak dapat
dilakukan secara fokus. Kegiatan tersebut hanya
dapat dilakukan dalam radius 200 meter, sebanyak
2 kali dengan jeda waktu 1 minggu. Tujuannya
adalah memberantas nyamuk dewasa yang baru
melewati masa pertumbuhan.

Pertanyaan yang mungkin muncul selanjutnya


adalah, bagaimana dengan jentik-jentik nyamuk?
Sasaran fogging sebenarnya adalah memberantas
nyamuk dewasa, bukan membunuh jentik-jentik
nyamuk Aedes aegypti. Hal tersebut yang membuat
banyak orang menganggap pengasapan tidak terlalu
efektif.
Pemerintah melarang melakukan fogging terlalu
fokus, karena dapat memicu resistensi vektor, yaitu
nyamuk yang menularkan penyakit akibat dari
pengasapan. Selain itu, fogging yang terlalu fokus
dianggap dapat mencemari lingkungan, dan berisiko
menyebabkan keracunan insektisida pada penduduk
sekitar.

Teknik pengasapan tersebut juga tidak akan


dilakukan jika daerah tersebut belum memenuhi
kriteria. Syaratnya adalah, daerah tersebut sudah
terdiagnosa adanya pengidap demam berdarah, atau
minimal ada 3 orang pengidap di lingkungan sekitar
rumah dalam radius 100 meter.
Jika sudah memenuhi kriteria tersebut, fogging bisa
langsung dilakukan. Sebaik-baiknya waktu adalah
pukul 08.00-11.00 dan sekitar pukul 14.00-17.00.
Alasannya adalah nyamuk Aedes aegypti aktif pada
waktu tersebut. Jika tidak dilakukan tepat waktu,
nyamuk bisa saja menjadi kebal terhadap
insektisida.
Pencegahan yang paling efektif adalah bagaimana
cara masing-masing orang menjaga kebersihan
rumah. Membersihkan rumah fokus pada
menghilangkan jentik-jentik nyamuk (Abate).
Pasalnya, menghilangkan jentik-jentik nyamuk lebih
mudah daripada mengendalikan saat sudah menjadi
nyamuk dewasa.
MENCEGAH LEBIH BAIK DARI
PADA MENGOBATI

Anda mungkin juga menyukai