Anda di halaman 1dari 12

NYAMUK

AEDES
BIONOMIK
PENGENDALIAN NYAMUK
AEDES AEGYPTI
DISUSUN OLEH:
Kelompok 1
Andika Putra Pratama : P05160018001
Aprizal Kurniawan : P05160018003
Ayu Apriyani : P05160018056
Clara Josevira : P05160018062
Dheah Putri Milennia : P05160018064
Dhety Kurniati Suryana : P05160018065
Dian Meylana Saputra : P05160018066
Irma Andini : P05160018014
Pengertian Nyamuk
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order  Diptera; genera termasuk  Anopheles, 
Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan 
Haemagoggus  untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700
spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki
panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm.Dalam bahasa
Inggris, nyamuk dikenal sebagai "Mosquito", berasal dari sebuah kata dalam 
bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan
kata Mosquito bermula sejak tahun 1583. Di Britania Raya nyamuk dikenal sebagai gnats.
Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk menembus kulit
mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia dan amfibi) untuk mengisap 
darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan oleh karena diet
nyamuk terdiri dari madu dan jus buah, yang tidak mengandung protein, kebanyakan
nyamuk betina perlu mengisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk
jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk
mengisap darah. Agak rumit nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah
mengisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang
lain.
Bionomik Dan Pola Hidup
Nyamuk Aedes Aegypti

•Kesenangan tempat perindukan nyamuk.

Tempat perindukan nyamuk biasanya berupa genangan airyang tertampung disuatu te
mpat atau bejana. 
•Kesenangan nyamuk menggigit
Nyamuk Aedes hidup di dalam dan di sekitar rumah sehingga makanan yang
diperoleh semuanya tersedia di situ.. Kebiasaan menghisap darah terutama pada pagi
hari jam 08.00-12.00 dan sore hari jam 15.00-17.00.
•Kesenangan nyamuk istirahat
Kebiasaan istirahat nyamuk Aedes aegypti lebih banyak di dalam rumah pada
benda-benda yang bergantung, berwarna gelap, dan di tempat-tempat lain
yangterlindung.
•Jarak terbang
Penyebaran nyamuk Aedes Aegypti betina dewasa dipengaruhi oleh beberapa
faktor termasuk ketersediaan tempat bertelur dan darah, tetapi tampaknya terbatas
sampai jarak 100 meter dari lokasi kemunculan.
•Lama hidup
Nyamuk Aedes Aegypti dewasa memiliki rata-rata lama hidup 8 hari.
Untuk dapat memberantas nyamuk Aedes Aegypti secara efektif diperlukan pengetahuan tentang pola perilaku
nyamuk tersebut yaitu perilaku mencari darah, istirahat dan berkembang biak, sehingga diharapkan akan dicapai
Pemberantasan Sarang Nyamuk dan jentik Nyamuk Aedes Aegypti yang tepat.
Perilaku tersebut meliputi :
Perilaku Mencari Darah
1. Setelah kawin, nyamuk betina memerlukan darah untuk bertelur
2. Nyamuk betina menghisap darah manusia setiap 2 – 3 hari sekali
3. Menghisap darah pada pagi hari sampai sore hari, dan lebih suka pada jam 08.00 – 12.00 dan jam 15.00 –
17.00
4. Untuk mendapatkan darah yang cukup, nyamuk betina sering menggigigt lebih dari satu orang
5. Jarak terbang nyamuk sekitar 100 meter
6. Umur nyamuk betina dapat mencapai sekitar 1 bulan.
Perilaku Istirahat. Setelah kenyang menghisap darah, nyamuk betina perlu istirahat sekitar 2-3 hari untuk
mematangkan telur. Tempat istirahat yang disukai :
7. Tempat-tempat yang lembab dan kurang terang, seperti kamar mandi, dapur, WC
8. Di dalam rumah seperti baju yang digantung, kelambu, tirai.
9. Di luar rumah seperti pada tanaman hias di halaman rumah.
Perilaku berkembangbiak. Nyamuk aedes aegypti bertelur dan berkembang biak di tempat penampungan air
bersih seperti:
10. Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari :bak mandi, WC, tempayan, drum air, bak
menara( tower air) yang tidak tertutup, sumur gali.
11. Wadah yang berisi air bersih atau air hujan: tempat minum burung, vas bunga, pot bunga, potongan
bambu yang dapat menampung air, kaleng, botol, tempat pembuangan air di kulkas dan barang bekas
lainnya yang dapat menampung air meskipun dalam volume kecil.
 
•Morfologi dan Lingkungan Hidup
1)Morfologi
A.Telur

Gambar 2.2.b Telur Aedes aegypti


Telur berwarna hitam dengan ukuran ±0,80 mm, berbentuk oval yang mengapung satu persatu
pada permukaan air yang jernih, atau menempel pada dinding tempat penampungan air. Pada
umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu ±2 hari setelah telur terendam air.

B. Jentik (larva)
Gambar 2.2.c Jentik (larva) Aedes aegypti
Ada 4 tingkat (instar) jentik sesuai dengan pertumbuhan larva tersebut, yaitu:
•Instar I : berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm
•Instar II : 2,5-3,8 mm
•Instar III : lebih besar sedikit dari larva Instar II
•Instar IV : berukuran paling besar 5 mm
Stadium jentik biasanya berlangsung 6-8 hari.

C. Kepompong (pupa)

Gambar 2.2.d Kepompong (pupa) Aedes aegypti


Kepompong (pupa) berbentuk seperti ‘koma’. bentuknnya lebih besar namun lebih ramping
dibanding larva (jentik) nya. Pupa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata
pupa nyamuk lain. Stadium kepompong berlangsung anatara 2-4 hari.
D. Nyamuk Dewasa

Gambar 2.2.e Nyamuk Aedes aegypti Dewasa


Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain dan mempunyai warna dasar hitam dengan
bintik-bintik putih pada bagian badan dan kaki. Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk dewasa selama 9-10 hari. Umur nyamuk
betina dapat mencapai 2-3 bulan.

•Lingkungan Hidup
Aedes aegypti sangat menyukai tempat-tempat yang lembab dan berair. Kebiasaan nyamu ini akan tinggal di genangan air seperti
pada tangki reservoir, bak mandi, drum, juga pada ember. Jika kita perhatikan habitat yang disukai nyamuk ini 70% adalah tempat-
tempat yang merupakan lingkungan buatan manusia. contoh pada vas bunga, tempat minum burung, ban, kaleng, botol dan lain
sebagainya yang terdapat genangan air. Sedangkan jika berada di alam bebas, biasanya nyamuk akan mendiami lubang-lubang pohon,
bagian pelepah daun, lubang pda batu, tempurung kelapa, potongan bambu sampai pada pelepah pisang.
D. Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Aedes aegypti
Tempat perkembangbiakan utama ialah tempat-tempat penampungan air berupa genangan
air yang tertampung disuatu tempat atau bejana di dalam atau sekitar rumah atau tempat-tempat
umum, biasanya tidak melebihi jarak 500 meter dari rumah. Nyamuk ini biasanya tidak dapat
berkembang biak di genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah.
Jenis tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut:
•Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, seperti: drum, tangki reservoir,
bak mandi/wc, dan ember.
•Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari, seperti: tempat minum burang, vas
bunga dan barang-barang bekas (ban, kaleng, botol, plastik dan lain-lain).
•Tempat penampungan air alamiah seperti: lobang pohon, lobang batu, pelepah daun, tempurung
kelapa, pelepah pisang dan potongan bambu.
E.Perilaku Nyamuk Aedes Aegypti Dewasa
Setelah lahir (keluar dari kepompong), nyamuk istirahat di kulit kepompong untuk sementara waktu.
Beberapa saat setelah itu sayap meregang menjadi kaku, sehingga nyamuk mampu terbang mencari
mangsa/darah.
F.Perilaku Mencari Makan Nyamuk Aedes Aegypti
Nyamuk Aedes Aegypti jantan menghisap cairan tumbuhan atau sari bunga untuk keperluan hidupnya
sedangkan yang betina menghisap darah. Nyamuk betina ini lebih menyukai darah manusia daripada binatang
(bersifat antropofilik). darah (proteinnya) diperlukan untuk mematangkan telur agar jika dibuahi oleh sperma
nyamuk jantan, dapat menetas. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan perkembangan telur mulai dari
nyamuk menghisap darah sampai telur dikeluarkan biasanya bervariasi antara 3-4 hari. Jangka waktu tersebut
disebut satu siklus gonotropik (gonotropic cycle).
G.Waktu Mencari Makan Nyamuk Aedes Aegypti
Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada siang hari. Gigitan yang berasal dari nyamuk Aedes
memuncak pada perubahan intensitas cahaya (setelah matahari terbit dan sebelum matahari terbenam) antara
pukul 09.00-10.00 WIB dan 15.00-16.00 WIB.
H.Kebiasaan Nyamuk Aedes Aegypti
Tidak seperti nyamuk lain, Aedes Aegypti mempunyai kebiasaan menghisap darah berulang kali (multiple
bites) dalam satu siklus gonotropik, untuk memenuhi lambungnya dengan darah. Dengan demikian nyamuk
ini sangat efektif sebagai penular penyakit.
I.Perilaku Istirahat Nyamuk Aedes aegypti
Setelah menghisap darah, nyamuk ini hinggap (beristirahat) di dalam atau kadang-kadang di luar rumah
berdekatan dengan tempat perkembang biakannya. Biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab. Di
tempat-tempat ini nyamuk menunggu proses pematangan telurnya.
Setelah beristirahat dan proses pematangan telurnya selesai, nyamuk betina akan meletakkan telurnya di
dinding tempat perkembangbiakannya, sedikit di atas permukaan air. Pada umumnya telur akan menetas
menjadi jentik dalam waktu ±2 hari setelah telur terendam air. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat
mengeluarkan telur sebanyak 100 butir. Telur itu di tempat yang kering (tanpa air) dapat bertahan berbulan-
bulan pada suhu -2˚C sampai 42˚C, dan bila tempat-tempat tersebut kemudian tergenang air atau
kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebih cepat.
J.Penyebaran Nyamuk Aedes aegypti
Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40 meter, maksimal 100 meter, namun secara pasif misalnya
karena angin atau terbawa
kendaraan dapat berpindah lebih jauh.
Aedes aegypti tersebar luas di daerah tropis dan sub-tropis. Di indonesia nyamuk ini tersebar luas baik di
rumah-rumah maupun di tempat-tempat umum. Nyamuk ini dapat hidup dan berkembang biak sampai
ketinggian 1.000 m tidak dapat berkembang biak, karena pada ketinggian tersebut suhu udara terlalu rendah,
sehingga tidak memungkinkan bagi kehidupan nyamuk tersebut.
K.Variasi Musiman Nyamuk Aedes aegypti
Pada musim hujan tempat perkembangbiakan Aedes aegypti yang pada musim kemarau tidak terisi air,
mulai berisi air. Telur-telur yang tadinya belum sempat menetas akan menetas. Selain itu pada musim hujan
semakin banyak tempat penampungan air alamiah yang terisi air hujan dan dapat digunakan sebagai tempat
berkembangbiaknya nyamuk ini. Oleh karena itu pada musim hujan populasi Aedes aegypti meningkat.
Bertambahnya populasi nyamuk ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan penularan
penyakit dengue.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai