PENGGANGGU – A
SURVEILANS VEKTOR
Disusun oleh:
KELOMPOK 7
2 D-IV A
B. Definisi Nyamuk
Nyamuk termasuk jenis serangga yang masuk pada kelas Hexapoda orde Diptera. Pada
umumnya nyamuk mengalami 4 tahap dalam siklus hidupnya (metamorfosis), yaitu telur, larva,
pupa dan dewasa. Nyamuk Aedes Aegypti mengalami metamorfosis sempurna, yaitu telur – larva
– pupa – dewasa.Stadium telur, larva dan pupa hidup didalam air, sedangkan stadium dewasa
hidup diluar air. Pada umumnya telur akan menetas dalam 1-2 hari setelah terendam dalam air.
Stadium jentik biasanya berlangsung antara 5-15 hari, dalam keadaan normal berlangsung 9-10
hari. Stadium berikutnya adalah stadium pupa yang berlangsung 2 hari, kemudian menjadi
nyamuk dewasa dan siklus tersebut akan berlangsung kembali. Dalam kondisi yang optimal,
perkembangan dari stadium telur sampai menjadi nyamuk dewasa memerlukan waktu sedikitnya
9 hari.
Nyamuk
Betina
Dewasa
Nyamuk Telur
Muda (1-2 hari)
Induk nyamuk biasanya meletakkan telur nyamuk pada tempat yang berair dan tidak
mengalir. Pada tempat kering, telur nyamuk akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur
dari nyamuk berbeda-beda tergantung dari jenisnya.
1. Nyamuk Anopheles akan meletakkan telurnya di permukaan air satu persatu atau
bergerombol tetapi saling lepas, telur Anopeles mempunyai alat pengapung.
2. Nyamuk Culex akan meletakkan telur di permukaan air secara bergerombolan dan bersatu
berbentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung.
3. Nyamuk Aedes meletakkan telur yang mana menempel pada dinding kontainer dan
mengapung di permukaan air.
2. Larva
Larva Aedes spp.terdiri atas kepala, torak, abdomen, yang berjumlah 8
segmen.Pada ujung abdomen terdapat segmen anal dan sifon. Larva Aedes
albopictus hampir sama dengan Aedes Aegypti, namun Aedes albopictus tidakmemiliki
gigi sisir lateral. Larva Aedes Aegypti sangat lincah dan sensitif terhadap rangsangan
getaran maupun cahaya. Bila ada semacam rangsangan maka larva segera akan
menyelam, lalu dalam beberapa detik akan muncul lagi di permukaan. Larva mengambil
makanan dari dasar tempat perindukan, sehingga disebut bottomfeeder. Pada saat larva
mengambil oksigen dari udara maka larva meletakkan sifonnya di atas permukaan air
sehingga abdomen terlihat menggantung dengan posisi yang hampir tegak lurus dengan
permukaan air (Catherine & Philip, 2008).
4. Nyamuk dewasa
Nyamuk Aedes spp. dewasa berukuran kecil (4-13 mm), lebih kecil dari
nyamuk rumah, terdiri atas kepala, torak, dan abdomen.Nyamuk tersebut
mempunyai dasar warna hitam dan belang-belang putih pada badan dan kaki.Pada kepala
terdapat probosis yang halus, panjangnya melebihi kepala dan berwarna hitam.Bagi
nyamuk betina, probosis berguna sebagai alat penusuk dan penghisap darah, sedangkan
pada nyamuk jantan, probosis berguna untuk menghisap atau cairan dari tumbuhan
bahkan keringat.Di kiri dan kanan probosis terdapat palpi yang terdiri dari dua pasang
antena.Palpi jantan lebih panjang dari probosisnya, sedangkan betina, palpinya lebih
pendek. Antena pada nyamuk jantan berambut lebat (plumose) sedangkan betina
rambutnya jarang (pylose) (Catherine & Philip, 2008).
2. Container Index (CI) adalah jumlah kontainer yang ditemukan larva dari seluruh
kontainer yang diperiksa.
3. Breteu Index (BI) adalah jumlah kontainer dengan larva dalam seratus rumah.
Keterangan Tabel :
DF = 1 = kepadatan rendah
DF = 2-5 = kepadatan sedang
DF = 6-9 = kepadatan tinggi.
Berdasarkan hasil survei larva dapat ditentukan Density Figure. Density Figure ditentukan
setelah menghitung hasil HI, CI, BI kemudian dibandingkan dengan tabel Larva Index. Apabila
angka DF kurang dari 1 menunjukan risiko penularan rendah, 1-5 risiko penularan sedang dan
diatas 5 risiko penularan tinggi (WHO, 2007).
3. Mengubur
Mengubur adalah menimbun dalam tanah bagi sampah-sampah atau benda yang sudah
tidak dipakai lagi yang berpotensi untuk tempat perkembangbiakan dan bertelur nyamuk di
dalam rumah.
Plus Kegiatan-kegiatan Pencegahan, seperti :
a. Membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b. Menaburkan bubuk Larvasida di tempat-tempat air yang sulit dibersihkan
c. Tidak menggantung pakaian di dalam rumah serta tidak menggunakan korden yang
berpotensi menjadi sarang nyamuk
d. Menggunakan obat nyamuk / anti nyamuk.
e. Membersihkan lingkungan sekitar,terutama pada musim penghujan.
Dengan melakukan tindakan-tindakan positif seperti yang telah disebutkan di atas akan dapat
menekan atau mengurangi penyebaran dan perkembangbiakan vektor nyamuk sehingga
meminimalisasi ancaman tertular penyakit DBD, Chikungunya, ataupun Malaria.
Sofia, dkk. 2014. Status Kerentanan Nyamuk Aedes Sp. (Diptera:Culicidae) Terhadap Malation
Dan Aktivitas Enzim Esterase Non Spesifik di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Bandar Udara Sam Ratulangi Manado. Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Manado
Staples, J.E., Fischer M. and Powers, A.M. 2009. The Relation Of Environmental Condition And
Container To The Existance Of The Aedes Aegypti Larvae In Dengue Haemorrhagic
Fever Endemic Areas In Banjarbaru. Epidemiology And Zoonosis Journal. Vol. 4, No.
3, Juni 2013.
Vinnayagam. 2008. Kepadatan Larva Nyamuk Vektor Sebagai Indikator Penularan Demam
Berdarah Dengue Di Daerah Endemis di Jawa Timur. Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 8
No. 2, 2014 : 33 – 40.
Yayan A. 2009. Upaya Peningkatan Angka Bebas Jentik Demam Berdarah Dengue (Abj-Dbd)
Melalui Penggerakan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di RW I Kelurahan Danyang
Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Tahun 2012. Skripsi, Jurusan Kesehatan
Masyarakat Universitas Semarang.