REGULER 2 / SEMESTER 4
KELOMPOK 2 :
POLTEKKES TANJUNGKARANG
TAHUN 2020
PRAKTIKUM 1
SURVEI JENTIK NYAMUK
I. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bidang kesehatan, serangga mempunyai arti yang sangat penting karena
peranannya sebagai vektor (perantara) dari berbagai penyakit. Penyakit yang ditularkan
oleh vektor ini antara lain penyakit demam berdarah, malaria, dan filariasis. Ketiga
penyakit ini ditularkan dari orang yang satu ke orang yang lain melalui perantara nyamuk.
Dewasa ini, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
masalah kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin
luas daerah penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan
penduduk.
Pada tahun 2009, kasus Demam Berdarah di wilayah Indonesia mencapai 150 juta
kasus yang mana hal ini menempatkan Indonesia menjadi negara dengan kasus DBD
tertinggi di ASEAN. DBD disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Laju
perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang cukup cepat merupakan salah satu
penyebab penyakit DBD di Indonesia sulit diberantas. (P2B2, 2010)
Nyamuk seringkali berkembang biak di tempat penampungan air seperti bak mandi,
tempayan, drum, barang bekas, pot tanaman air dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
untuk mengantisipasi segala dampak yang bisa ditimbulkan nyamuk, masyarakat umum
perlu mengetahui jenis, kehidupan, permasalahan yang disebabkan oleh nyamuk bahkan
pengetahuan mengenai kepadatan jentik nyamuk sebagai langkah awal pencegahan
terhadap dampak buruk akibat serangga (khususnya nyamuk) bagi kesehatan.
Kegiatan pemantauan jentik nyamuk untuk mengetahui kepadatan jentik merupakan
salah satu upaya yang harus dilakukan guna menurunkan kejadian penyakit yang
disebabkan oleh nyamuk. Dengan berbekal pengetahuan inilah masyarakat secara mandiri
dapat melakukan upaya pengendalian jentik nyamuk. Terdapat beberapa indikator yang
mengindikasikan suatu kepadatan jentik nyamuk. Indikator-indikator tersebut antara lain
House Index (HI), Kontainer Index (CI) dan Breteau Index (BI).
A. Pemberantasan Habitat Jentik dan Nyamuk
Angka kejadian penyakit Demam Berdarah yang cenderung sulit turun menyebabkan
berbagai upaya pemberantasan terus dilakukan. Sebagaimana kita kenal, metode
pemberantasan habitat nyamuk ini, misalnya dengan upaya pemberantasan sarang nyamuk
(PSN), masih dianggap cara paling efektif. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah
memiliki program kajian yaitu dengan melakukan survei jentik pada rumah-rumah warga.
Jumantik kepanjangan dari Juru Pemantau Jentik merupakan seorang petugas khusus
yang secara sukarela mau bertanggung jawab untuk melakukan upaya pemantauan jentik
nyamuk DBD Aedes Aegypti di wilayah-wilayah dengan sebelumnya melakukan
pelaporan ke kelurahan atau puskesmas terdekat. Tugas dari Jumantik pada saat memantau
wilayah – wilayah diantaranya :
1. Menyambangi rumah-rumah warga untuk cek jentik.
2. Mengecek tempat penampungan air dan tempat yang dapat tergenang air bersih apakah
ada jentik dan apakah sudah tertutup dengan rapat. Untuk tempat air yang sulit dikuras
diberi bubuk larvasida (abate).
3. Mengecek kolam renang serta kolam ikan agar bebas dari keberadaan jentik nyamuk.
4. Membasmi keberadaan pakaian/kain yang tergantung di dalam rumah.
Pemantauan jentik nyamuk dilakukan satu kali dalam seminggu, pada waktu pagi
hari,apabila diketemukan jentik nyamuk maka jumantik berhak untuk memberi peringatan
kepada pemilik rumah untuk membersihkan atau menguras agar bersih dari jentik-jentik
nyamuk.
Selanjutnya jumantik wajib membuat catatan atau laporan untuk dilaporkan ke
kelurahan atau puskesmas terdekat dan kemudian dari Puskesmas atau kelurahan
dilaporkan ke instansi terkait atau vertikal. Selain petugas Juru Pemantau Jentik
(Jumantik), tiap-tiap masyarakat juga wajib melakukan pengawasan/pemantauan jentik di
wilayahnya (self Jumantik) dengan minimal tekhnik dasar 3M Plus, yaitu;
1. Menguras
Menguras adalah membersihkan tempat-tempat yang sering
dijadikan tempat penampungan air seperti kolam renang, bak kamar
mandi, ember air, tempat air minum, penampungan air , lemari es ,dll
2. Menutup
Menutup adalah memberi tutup secara rapat pada tempat air yang
ditampung seperti bak mandi, botol air minum, kendi, dll
3. Mengubur
Mengubur adalah menimbun dalam tanah bagi sampah-sampah
atau benda yang sudah tidak dipakai lagi yang berpotensi untuk tempat
perkembangbiakan dan bertelur nyamuk di dalam rumah.
Plus Kegiatan-kegiatan Pencegahan, seperti :
a. Membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b. Menaburkan bubuk Larvasida di tempat-tempat air yang sulit dibersihkan
c. Tidak menggantung pakaian di dalam rumah serta tidak menggunakan horden
yang berpotensi menjadi sarang nyamuk
d. Menggunakan obat nyamuk / anti nyamuk.
e. Membersihkan lingkungan sekitar, terutama pada musim penghujan.
Dengan melakukan tindakan-tindakan positif seperti yang telah
disebutkan di atas akan dapat menekan atau mengurangi penyebaran dan
perkembangbiakan vektor nyamuk sehingga meminimalisasi ancaman
tertular penyakit DBD, Chikungunya, ataupun Malaria.
B. Definisi Container
Kontainer merupakan semua tempat/wadah yang dapat menampung air yang mana air
didalamnya tidak dapat mengalir ke tempat lain. Dalam container seringkali ditemukan
jentik-jentik nyamuk karena biasanya kontainer digunakan nyamuk untuk perindukan
telurnya. Misalnya saja nyamuk Aedes aegypti menyukai kontainer yang menampung air
jernih yang tidak langsung berhubungan langsung dengan tanah dan berada di tempat
gelapsebagai tempat perindukan telurnya. (Dinkes DKI Jakarta, 2003)
Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta (2003), tempat perindukan nyamuk Aedes
aegypti dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Tempat penampungan air (TPA), yaitu tempat untuk menampung air guna keperluan
sehari–hari seperti tempayan, bak mandi, bak WC, ember, dan lain–lain.
2. Bukan TPA, seperti tempat minum hewan peliharaan, barang–barang bekas (ban
bekas, kaleng bekas, botol, pecahan piring/gelas), vas bunga, dll.
3. Tempat penampungan air alami (natural/alamiah) misalnya tempurung kelapa, lubang
di pohon, pelepah daun, lubang batu, potongan bambu, kulit kerang dll. Kontainer ini
pada umumnya ditemukan diluar rumah.
C. Definisi Nyamuk
Nyamuk termasuk jenis serangga yang masuk pada kelas Hexapoda orde Diptera.
Pada umumnya nyamuk mengalami 4 tahap dalam siklus hidupnya (metamorfosis), yaitu
telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk Aedes aegypti mengalami metamorfosis sempurna,
yaitu telur – larva – pupa – dewasa. Stadium telur, larva dan pupa hidup didalam air,
sedangkan stadium dewasa hidup diluar air. Pada umumnya telur akan menetas dalam 1-
2 hari setelah terendam dalam air. Stadium jentik biasanya berlangsung antara 5-15 hari,
dalam keadaan normal berlangsung 9-10 hari. Stadium berikutnya adalah stadium pupa
yang berlangsung 2 hari, kemudian menjadi nyamuk dewasa dan siklus tersebut akan
berlangsung kembali. Dalam kondisi yang optimal, perkembangan dari stadium telur
sampai menjadi nyamuk dewasa memerlukan waktu sedikitnya 9 hari.
Nyamuk
Betina
Dewasa
Nyamuk Telur
Muda (1-2 hari)
1.
Alat Tulis
2.
Senter
3.
Form Pemeriksaan
8
HI = 24 x 100% = 25%
CONTAINER INDEX
JUMLAH CONTAINER DENGAN JENTIK
CI = JUMLAH CONTAINER YANG DI PERIKSA x 100%
16
CI = 264 x 100% = 6.1%
BRETEAU INDEX
16
BI = 100 x 100% = 16%
16
AJB = 24 x 100% = 66,7%
B. PEMBAHASAN
LAMPIRAN
jenis kontainer
Dalam luar
nama vas vas
No pemilik bak ember dispenser aquarium kulkas bunga bak ember botol tempat minum hewan bunga
1 Nawawi - + - - - - - - - - -
2 Toni + - - - - - - - - - -
3 Rusly - - - - - - - - - - -
4 Ros - - - - - - - - - - -
5 Jeanny + - - - - - + + - - -
6 Joham - - - - - - - - - - -
7 Subar - - - - - - - - - - -
8 Yusuf + - - - - - - - - - -
9 Kamajaya - - - - - - - - - - -
10 Made - - - - - - - - - - -
11 Marson - - - - - - - - - - -
12 Sumiati - - - - - - - - - - -
13 Amoh - - - - - - - - - - -
14 Heri + - - - - - + + - - -
15 Edi - - - - - - - - - - -
16 Kumis - - - - - - - - - - -
17 Rahmat - - - - - - - - - - -
18 Rido - - - - - - - - - - -
19 Suging - - + - - - - - - - -
20 Suhinra - + - - - - - + - - -
21 Fauzan - - - - - - - - - - -
22 Iwan - - - - - - - - - - -
23 Erwin - - - - - - - - - - -
24 Anggrie + - + - - - - + + - -