Anda di halaman 1dari 44

109

110

SHIP’S ROUTING
A.TUJUAN
UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN NAVIGASI DI DAERAH
DAERAH PELAYARAN YANG:
 PADAT LALU LINTAS KAPAL-KAPALNYA
 MERUPAKAN PERTEMUAN KAPAL-KAPAL
 KEBEBASAN BERGERAK KAPAL TERKENDALA KARENA
RUANGAN LAUT YANG TERBATAS
 BANYAK TERDAPAT RINTANGAN-RINTANGAN NAVIGASI
 TERBATAS KEDALAM AIRNYA ATAU KONDISI-KONDISI CUACA
YANG TIDAK MENGUNTUNGKAN
111

B. ROUTEING SYSTEM
 SETELAH IIMPLEMENTASU YANG PERTAMA DARI
SHIP’S ROUTEING SYSTEM (SISTEM PENGENDALIAN
KAPAL) DI SELAT DOVER PADA TAHUN 1967
BANYAK SISTEM SERUPA DIADAKAN DISELURUH
DUNIA
 IMO DIAKUI SEBAGAI SATU-SATUNYA BADAN
YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK
MENETAPKAN & MEREKOMENDASIKAN TINDAKAN-
TINDAKAN PADA TINGKAT INTERNASIONAL
TENTANG PENGENDALIAN KAPAL (SHIP ROUTING)
 TINDAKAN-TINDAKAN TERSEBUT BERIKUT
RINCIAN/DETAIL DARI SISTEM PENGENDALIAN
KAPAL YANG DITERIMA IMO TERMASUK :
 DEEP WATER ROUTES
 TRAFFIC SEPARATION SCHEMES
 PRECAUTARY AREAS
 INSHORE TRAFFIC ZONE
 DAERAH-DAERAH YANG HARUS
DIHINDARI OLEH KAPAL-KAPAL
TERTENTU
112

 HAL-HAL TERSEBUT DIATAS DIBERIKAN DIDALAM “SIP


ROUTING” YANG DITERBITKAN OLEH IMO.

PEMERINTAH-PEMERINTAH NASIONAL BERTANGGUNG JAWAB ATAS


KEPUTUSAN-KEPUTUSAN TENTANG SISTEM PENGENDALIAN KAPAL
YANG TERLETAK SECARA KESELURUHAN DI PERAIRAN TERITORIAL
MEREKA TETAPI SCHEMA-SCHEMA TERSEBUT JUGA DAPAT
DIANJURKAN KEPADA IMO UNTUK DISETUJUI

 TRAFFIC SEPARATION SCEME YANG DIADOPSI OLEH IMO:

 ROUTING SYSTEM(SYSTEM-SYSTEM PENGENDALIAN)


DIMAKSUDKAN UNTUK DIGUNAKAN PADA SIANG
DAN MALAM HARI DALAM CUACA
APAPUN,DIPERAIRAN BEBAD ES ATAU KONDISI ES
RINGAN DIMANA TIDAK MEMERLUKAN OLAH
GERAK LUAR BIASA ATAU KAPAL PEMECAH ES
113

 SYSTEM SYSTEM TERSEBUT DIANJURKAN UNTUK


DIGUNAKAN OLEH SEMUA KAPAL KECUALI
DINYATAKAN KAPAL LAIN
 DENGAN MEMPERHATIKAN PERLUNYA PENETAPAN
UKC YANG CUKUP,MAKA SUATU KEPUTUSAN
DIPERLUKAN UNTUK MENETAPKAN SUATU SYSTEM
PENGENDALIAN DIMANA HARUS
MEMPERHITUNGKAN HAL BERIKUT:
1. KEDALAMAN PETA
2. KEMUNGKINAN TERJADI PERUBAHAN DASAR
LAUT SEJAK SURVEY TERAKHIR
3. PENGARUH-PENGARUH CUACA DAN PANAS
SURUT PADA KEDALAMAN AIR YANG ADA
 DENGAN DITETAPKANNYA SEBUAH BAGAN
PEMISAH LALU LINTAS(TRAFFIC SEPARATION
SCHEMES)TIDAK BERARTI BAHWA ALUR LALU
LINTASNYA TELAH DISURVEY LEBIH BAIK
DIBANDINGKAN DENGAN PERAIRAN SEKITARNYA
 PARA NAHKODA KAPAL-KAPAL YANG MEMPUNYAI
SARAT BESAR TIDAK BOLEH MENYIMPULKAN
BAHWA ALUR TERSEBUT TELAH CUKUP
DISURVEY,NAMUN HARUS TETAP MEMPELAJARI
KEDALAMAN AIR DI PETA ATAU SEMBER DATA
KEDALAMAN AIR APABILA TERSEDIA
 ATURAN 10 DARI COLREG 1972 BERLAKU UNTUK
SEMUA KAPAL DIDALAM ATAU DI DEKAT SEBUAH
TSS YANG DITERIMA OLEH IMO DAN TIDAK
MEMBEBASKAN SETIAP KAPAL DARI TANGGUNG
JAWABNYA OLEH SETIAP ATURAN INI

114

C.DAERAH-DAERAH YANG HARUS DIHINDARI


BEBERAPA DAERAH DIDTENTUKAN UNTUK DIHINDARI OLEH KAPAL-
KAPAL TERTENTU,ALASANNYA ANTARA LAIN:
1) DAERAH TERSEBUT TIDAK DISURVEY DENGAN CUKUP
2) DIPERLUKAN PENGETAHUAN SETEMPAT UNTU BERLAYAR
DIDAERAH TERSEBUT
RINCIAN DARI KAPAL-KAPAL YANG TERKENA LARANGAN-
LARANGAN TERSEBUT BIASANYA TERDAPAT DIBUKU-BUKU
KECAKAPAN BAHARI BERIKUT ACUAN-ACUAN YANG DIPERLUKAN
PADA PETA.
115

D.PENGAMATAN TERHADAP
TRAFFIC SEPARATION SCHEME

PARA PELAUT HARUS MEMPELAJARI TENTANG TSS YANG


DIBERIKAN DIDALAM MERCHANT SHIPPING NOTICE(MAKLUMAT
PELAYARAN INGGRIS) YANG DIKELUARKAN OLEH DEPARTEMENT OF
TRANSPOR.DIDALAN MAKLUMAT TERSEBUT TERDAPAT ASPEK
TENTANG ATURAN 10 COLREG 1972
ATURAN 10(b)
PROSEDUR DALAM ALUR LALU LINTAS
KAPAL YANG MENGGUNAKAN BAGAN PEMISAH LALU LINTAS
HARUS:
I. BERLAYAR DIALUR LALU LINTAS YANG SESUAI DENGAN ARAH
LALU LINTAS UMUM UNTUK ALUR ITU
II. SEPANJANG DAPAT DILAKSANAKAN MENJAUHI GARIS
PEMISAH/DAERAH PEMISAH
III. UMUMNYA MEMASUKI/MENINGGALKAN ALUR LALU LINTAS
DIUJUNG ALUR TETAPI JIKA SEDANG
MEMASUKI/MENINGGALKAN DARI SAMPING SEBAIKNYA
HARUS SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA MEMENTUK SUDUT
KECIL TERHADAP ARAH LALU LINTAS

116
117
118
119
120

PASANG SURUT.
A. PENDAHULUAN.
pada saat kita berdiri di pantai atau pelabuhan dan mengamati gerakan air laut,
maka kita akan melihat pada perubahan tinggi/ rendah permukaan air laut. Pada
jam- jam tertentu permukaan air laut akan naik sampai pada tinggi tertentu,
kemudian pada jam- jam berikutnya mulai turun sampai pada tinggi yang tertentu
pula. Kemudian ini akan berlangusng terus menerus sepanjang hari, demikian
seterusnya.

Gerakan permukaan air laut ini ternyata bergerak secara beraturan walaupun
tingginya tidak tetap.

 Pergerakan permukaan air laut secara vertical (tegak) disebut “Air Pasang”
atau dalam bahasa inggris tersebut: “TIDE WATER”
 Apabila sebagai akibat dari pada bekerjanya pasang terjadi gerakan air
secara mendatar (HORIZONTAL), maka hal ini disebut “arus pasang”
(Current)
 Arus air pasang (FLOOD – TIDE) ialah arus yang mulai mengalir dari saat
air sedang naik sampai beberapa saat sesudah air pasang (HIGH WATER)
 Sebaliknya air surut (EBB-TIDE) ialah arus yang mulai mengalir dari saat
air sedang surut sampai beberapa saat sesudah air surut (LOW WATER)
 Sebelum terjadi perubahan arah gerakan arus, terdapatlah beberapa saat
dimana gerakan air seakan berhenti. Saat ini disebut “AIR TENANG” atau
dalam bahasa inggris “SLACK WATER”

121

 Permukaan laut yang paling tinggi disebut “AIR TINGGI” (high water) dan
permukaan laut yang paling rendah disebut “AIR RENDAH” (LOW WATER)
Jarak tegak dari “air tinggi” dan “air rendah” disebut “LATA AIR” (RANGE OF
TIDE).

Pada umumnya gerakan naik turunnya permukaan laut terjadi 2 (dua) kali
dalam sehari.
tinggi dari pada “air tinggi” dan “air rendah” untuk tiap- tiap hari tidaklah
sama.
Kejadian-kejadian tersebut diatas menurut penyelidikan sarjana ilmu falak
ternyata disebabkan oleh “ kekuatan tarik” dari beberapa benda angkasa
yang beredar keliling bumi dengan jarak yang tidak begitu jauh.
Kekuatan tarik ini sangat menpengaruhi air yang meliputi bumi (karena
sifatnya yang cair).
Benda- benda angkasa yang sangat besar pengaruhnya ialah matahari dan
bulan yang paling kuat adalah bulan.
Beberapa tempat dibumi naik turunnya air laut sampai mencapai 15 meter
lebih dan tempat- tempat lain di Indonesia misalnya sampai 5 meter.

 Tahun 1687 seorang sarjana ilmu pasti alam NEWTON menemukan “TEORI
SETIMBANG” (STATIS) yang mengemukan dasar teori ini yang menimbulkan
air pasang/ tabiat alam semesta.
Tahun 1749 laplace sarjana perancis menyatakan soal ini merupakan
masalah yang dinamis

122

Akhirnya 1842 Darwin dan Thomson menyempurnakan teori- teori tersebut


diatas dengan penyataan bahwa :
“matahari dan bulan adalah antara lain benda angkasa yang menyebabkan
pasang dibumi”
Bulan merupakan benda angkasa yang paling kuat pengaruhnya terhadap

2
pasang surut, karena bumi 3 bagiannya diliputi air laut/ cairan yang dalam,

maka karena pengaruh daya tarik dari matahari dan bulan maka akan
timbul 2 (dua) ellip soda dan yang lain mengikuti gerakan bulan dengan
puncak menuju pada benda angkasa tersebut dan sebaliknya
Sesuai analisa harmonis dapat disimpulkan bahwa :

- Matahari dan bulan yang keliohatan dengan daya tariknya membangkitkan

gerakan- gerakan gelombang secara langsung .

- Oleh karena elllipsode tersebut dalam gerakannya mengikuti kekuatannya

sendiri- sendiri, melalui laut luas, laut sempit, sungai- sungai, tempat-

tempat dangkal dan lain lain rintangan bagi masing- masing tempat dibumi

seperti laut, sungai, pelabuhan amplitude dan gerakannya (tinggi dan arah

gerakannya (tinggi dan arah gerakannya tidaklah sama)

.123

Seperti dikatakan diatas bahwa tinggi air pasang (air tinggi) dan rendah
untuk tiap- tiap hari tidaklah selalu sama.
Hal ini disebabkan karena kedudukan Matahari dan bulan terhadap bumi
selalu mengalami perubahan oleh karena itu diambil suatu patokan waktu
air tinggi rata- rata untuk pasang dan iar rendah rata- rata untuk air surut.
Pengambilan patokan tersebut untuk tiap- tiap negara maritime tidaklah
sama. Ada yang menentukan dalam jangka waktu 6 bulan, 1 tahun dan

2
bahkan ada yang mengambil rata- rata dalam jangka waktu 18 3 tahun.
Kedudukan air rata- rata ini penting sekali diketahui karena dipaaki sebagai
patokan untuk menentukan muka surutan dipeta atau yang lebih dikenal
dengan istilah “CHART DATUM”

 CHART DATUM atau muka surutan dipeta ialah satu permukaan khayalan
sampai dimana dalam laut yang tercatat dipeta diukur.
 Setiap dalam laut yang terteta dipeta, diukur dari dasar laut sampai pada
permukaan ini.
Untuk keamananan pelayaran pada umumnya muka surutan peta diambil
di bawah air rendah yang terendah (paling rendah)
 Setiap dalam laut yang tertera dipeta laut diukur dari dasar laut sampai
pada permukaan ini.
Jadi dalam menggunakan peta laut kita harus memperhatikan muka
surutan (Chart Datum) yang dipakai dalam pembuatan peta tersebut,
keterangan ini dapat kita baca pada tittle / judul peta.

124
 Berikutnya beberapa contoh yang dipakai oleh title badan- badan
Hydrografi dunia:
1. INDONESIA :
Air rendah perbani (L.W Neap) ialah : Air rendah yang terjadi pada
saat Bulan dan Matahari dalam kedudukan oposisi terhadap bumi
2. INGGRIS :
Air rendah Purnama rata- rata (LW. Spring), rata- ratadari air rendah
pada saat bulan dan mataharidalam kedudukan konjungsi terhadap
bumi.

3. AMERIKA SERIKAT :
Di Atlantik : Air rendah rata- rata ialah rata- rata dari air rendah pada
suatu tempat
Di Pasifik : Air rendah rata- rata terendah dari letak- letak permukaan
air yang terendah pada waktu air surut.

4. JEPANG :
Air rendah purnama Indian (Indian spring Indian Spring LW)
ialah letak permukaan air pada saat air rendah purnama India.

125

5. BELANDA :
Air rendah terendah purnama rata-rata (mean Lower LW Spring)
ialah rata- rata dari permukaan air terendah pada waktu air rendah
purnama.

6. NORWEGIA :
Air rendah puranama Equatr (Equatorial Spring LW) ialah letak
permukaan air pada saat air rendah purnama equator .

7. BULGARIA:
Permukaan laut rata- rata (Mean Sea Level) ialah letak dari pada

2
permukaan laut dirata- ratakan selama 18 3 tahun pengawasan.

Seperti dikatakan diatas bahwa bulan adalah benda angkasa yang mempunyai
pengaruh yang sangat kuat untuk terjadi pasang surut.

 Pada waktu bulan berada di Khatulistiwa maka pasang surut yang terjadi
untuk setiap tempat dipermukaan bumi mengalami 2 (dua) kali air surut yang
sama.
Apabila bulan tidak berada di Khatulistiwa, maka tempat – tempat dibumi
tidak lagi akan mengalami 2 (dua) pasang dan 2 (dua) surut yang sama secara
menyeluruh.
Pada lintang – lintang yang tinggi akan mengalami dua pasang yang tidak
sama atau hanya satu pasang.
126

PADA UMUMNYA TERDAPAT 3 (TIGA) MACAM


PASANG/SURUT :

1. Pasang harian ganda (Semidiural – tide)


Pasang harian ganda ialah jenis pasang yang mempunyai 2
(dua) kali air pasang dan 2 (dua) kali air surut dalam sehari.
Kedudukan air pada pada waktu pasang dan pada waktu surut
tidak berbeda besar (hamper sama / sama )

00 08 12 18 24

2. Pasang Harian tunggal ( Diural Tide )


Ialah jenis pasang yang hanya mempunyai satu kali air pasang
dan satu kali air surut dalam sehari.

00 08 12 18 24
127

3. Pasang campuran (mixed tide)


Ialah jenis pasang yang terjadi dari kombinasi pasang harian
tunggal sehingga dalam sehari terdapat beberapa air pasang dan air surut
yang tidak beraturan
128

B. TABEL PASANG SURUT


Keterangan – keterangan mengenai pasang surutnya air laut disuatu
perairan sangat penting diketahui oleh seorang navigator berdasarkan
keterangan-keterangannya tersebut ia dapat memperhitungkan apakah
kapalnya dapat masuk atau keluar pelabuhan atau muara sungai dengan
aman tanpa mengalami resiko kandas.
Untuk memperoleh keterangan mengenai pasang surutnya air disuatu
perairan, maka diatas kapal para navigator mempergunakan tabel-tabel
pasang surut yang telah disusun oleh badan Hidrografi berdasarkan
ramalan - ramalan pasang.
Angka - angka yang tercantum didalam tabel pasang surut merupakan
koreksi yang harus ditambahkan pada dalamnya laut, yang tertera dipeta,
karena angka - angka yang tercantum pada peta adalah dalamnya laut
yang diukur dari muka surutan (Chart Datum).
» Untuk kepulauan Indonesia termasuk Singapore pada umumnya
dipakai Daftar Pasang Surut Indonesia (DPSI) atau dalam bahasa
Inggris disebut Indonesia archipelago Tide Tables (IATT ).
Yang diterbitkan oleh Hidrographi AL. Muka surutan yang dipakai
adalah air rendah perbani ( Low Water Neap ) dan waktu yang
dipergunakan adalah waktu tolok ( Standard Time).
Daftar pasang surut ini memberikan tabel – tabel untuk setiap
pelabuhan, sungai, teluk atau alur pelayaran yang penting diseluruh
kepulauan Indonesia termasuk Singapore.

129

Untuk dapat mengetahui pasang surut disuatu tempat, kita tinggal kita melihat pada
tabel:
- Bulan apa
- Tanggal berapa
- Jam berapa
Pasang tertinggi dan surut terendah ditandai dengan garis dibawah angka yang
tercantum dalam Daftar Pasang Surut Indonesia.
 Daftar pasang surut yang terkenal dan mencakup seluruh dunia ialah Admiralty
Tide Tables ( ATT ) yang diterbitkan dalam 3 jilid (Volume) yang meliputi
seluruh dunia.
1). Meliputi daerah perairan Eropa & laut Tengah. (JILID-I)
2). Meliputi lautan Atlantik, Lautan Hindia, Amerika Utara.(Jilid-1)
3). Meliputi Samudera Pasifik. (JILID-I).

→ Muka surutan ( Chart Datum ) yang berlaku untuk sesuatu daerah ditunjukan
oleh Peta Laut dengan skala yang terbesar untuk daerah itu.

130
 Pada umumnya Inggris memakai air rendah permukaan rata-rata (mean Low
water spring / MLWS).
 Didalam lembaran harian ramalan pasang untuk pelabuhan - pelabuhan utama
hanya diberikan , kedudukan air tinggi (High Water / HW ) dan kedudukan air
rendah ( Low Water / LW) beserta jam - jamnya.
Bila kita menghendaki pasang pada jam - jam yang lain, kita harus mencarinya
dengan cara yang telah ditunjuk dalam instruksi penggunaan tabel - tabel.
 Misalnya kita hendak mengetahui kedudukan pasang disuatu
pelabuhan utama (Standard Port ) tanggal 10 Pebuari 2005 jam 14.00 Dalam
lembaran ATT terdapat :
131

Tidal/Tides – Definitions
SPRING TIDE is a tide occurring twice a month, of maxim When the sun and moon are in
conjunction or opposition.
NEAP TIDE is a tide occurring twice a month of minimum range, when the moon is in
quadrature.
HEIGHT OF TIDE is the height of the water level, at any partic time, measured above chart
dechart datum, by taking the height of low water, and adding the rise of the tide.
M.H.W.S. is the height of Mean High Water Spring Tides, taken as an average, throughout a
year when the average maximum declination of the moon is 23+ °, of two successive high
waters in 24 hours when the range of tide is greatest.
M.L.W.S is the average height obtained by the two successive low waters during the same
period.
M H.W.N. The height of Mean High Water Neap Tides, is the average of two successive high
waters when the range of tide is least same conditions as in (d).
M.L.W.N. is the average height obtained from two successive low waters during the same
period.
RANGES OF TIDES are the differences in height between successive high waters and low
waters or low waters and high waters. NB: in most cases, the range of a tide will be slightly
different to the tidal range before, and to the one after, as the time of spring or neap tides
approaches.
SPRING RANGE is the difference in height between M.H.W.S. and M.L.W.S. It is normally
the greatest range experienced, occasionally exceeded when astronomical conditions cause
L.A.T., and/or when meteorological conditions (wind) build up or reduce the water level.
NEAP RANGE is the difference in height between M.H.W.N. and M.L.W.N. It is 'normally the
smallest range experienced, under normal conditions.
CHART DATUM is the standard depth, usually at the level of M.L.W.S. (or L.A.T. in some
ports) from which to measure depths of shoals, or heights of rocks etc., which show above the
water at low tide.
HEIGHT OF SHORE OBJECTS, is charted above M.H.W.S. and to find correct height, add fall
of tide below M.H.W.S.

` 132
133
C. CONTOH PERHITUNGAN ATT
Contoh 1
Hitunglah tinggi air pasang di Liverpool pukul 14.00 tanggal 20 Mey 1987.
Data – data yang tersedia :

Penyelesaian :
HW 1704 - 7,7 meter
LW 1112 - 2,0 meter
Range 5,7 meter (pasang perbui)

Cara memperolehnya :
→ Pergunakan grafik pasang surut / surut“ Liverpool“.
→ Lukis HW dan LW pada grafik berikut ini, tarikah garis dari HWdan LW.
Tentukan waktu HW jam 14.00 dalam grafik.
→ Mempergunakkan waktu jam 14.00 menyinggung sisi grafik (Rising/Falling Tide) ke titik
(X).
→ Dari titik (X) tarik garis lurus horizontal yang memotong pada garis HW & LW di titik (Y).
→ Dari perpotongan garis HW & LW (Y) tarik garis tegak lurus ke atas terdapat kedalam jam
14.00 ialah 4,6 meter.
134

Standard Port Tide Examples


Example 1
Find the height of the tide off Liverpool at 1400 hrs on 20th May, 1987.

HW 1704 7.7 m
LW 1112 2.0 m
Range 5.7 m Neaps

Method : Plot heights of high and low water on graph. Construct graph
between these points. Insert high water time in 'HW'box.
Apply the required time 1400 hrs to the HW time and insert the
hourly rates into the remaining boxes
Construct a vertical to intercept the curve from that point of 1400
hrs.
From the point of intersection with the curve construct a horizontal
to intersect the graph line.Construct a vertical towards the height
scale, and read height of scale= 4.6 meters
135
136

Contoh2 :

Sebuah kapal dengan draft 9,4 meter berlabuh jangkar pukul 10

tanggal 6 Jj 1987. Pada jam berapakah pada waktu air pasang

berikutnya kapal dapat melewati kedalan 5 meter dipeta dengan

kedalaman bebas 0,5 meter dibawa keel.

Data yang tersedia :

LIHAT TABEL
6 0550 – 7,5
JUNI 1243 – 2,6
1987 1834 – 7,4

Penvelesalan
HW 1834 - 7,4

LW 1243 - 2,6

Range - 4,8 meter (Neaps)

Tinggi air pasang yang dibutuhkan untuk dapat dilewati oleh kapal
agar bebas dengan 0,5 meter adalah :

Draft kapal : 9,4 meter

Kedalaman dipeta : — 5,0 meter

Kedalaman bebas yg diminta : — 0,5 meter

Kedalaman pasang yg diminta : 4,9 meter.

136
EXAMPLE 2

A vessel with a draught of 9.4 meters anchors off Liverpool, at

1030 hrs on the 6th June, 1987. At time, on the next rising tide

uld she be able to cross a bar which is charted as 5.0 meters,

with a clearance of 0.5 meters beneath the keel.

Extract from Tables

0550 7,5

6th 1243 2,6

SA 1834 7,4

Height of tide
LW 1243 2.6m
pass over the
HW 1834 7.4m
clearance of
Range 4.8 m Neaps 0.5

Method: Note rising tide between 1243 to 1834 hrs. Plot heights

of high & low waters on graph. Construct graph line

between these points. Insert high water time in ‘HW’

box.
Establish 4.9 meter height required on upper scale.

Construct a vertical from this point to intersect graph

line.

From this intersection construct a horizontal to meet

the rising curve

From this point construct a vertical to intersect with

lower time scale.

= 1534 firs (for a ht of tide =4.9 m)


LIVERPOOL
137 MEAN SPRING AND NEAP CURVES
Springs occur 2 days after new and full
Example 2 moon.

MEAN RANGES
Springs 8.4m
Neaps 4.5m -----
138
Example 3
Secondary Port

Calculate the Under keel clearance of a vessel whose draught

4.5 meters at Port Patrick at ii° GMT 3id March, 1987. When

aje charted depth is 3 meters.

Time LW HW
L’pool Pred 0751 1326
Pt Pat Diff -0034 +0020

Pt Pat Pred 0717 1346

Heights LW HW
L’pool 0.7 9.7
L’pool S/C 0.1 0.1

L’pool Pred 0.8 9.8


Pt Pat Diff -0.53 -5.79

0.27 4.01
Pt Pat S/C 0.0 0.0

Pt Pat Pred 0.27 4.01


From graph height of tide at 1130 = 2.8m
There fore under keel clearance
= 1.3m

139
HW
1200 +0018 1200
1800 +0026 1326
6hrs 8’ 1 hr 26’
360’ 8’ 86’
8
360 X 86 = 1.91 = 2’
0018 + 2’ = 0020

LW

0200 0000 0200


0800 -0035 0751
6hrs 35’ 5 hr 51’
360’ 35’ 351’
35
360 X 351 = 34’
0000 + 34 = -0034

HW

9.3 -5.5 9.3


7.4 -4.4 9.8
1.9 1.1 0.5
1.1
1.9 X 0.5 = 0.29

LW
2.9 -2.0 0.9
0.9 -0.6 0.8
2.0 1.4 0.1
1.4
2.0 x 0.1 = 0.07
-(0.6 + 0.07) = -0.53

140
Method :

1. plot the requir PO5itiOn On the Chart

2. Obtain the nearest Standard Port

3. Take the predicti05 from the Admiraitý Tide Tables for high water height and time

4. Extract MHWI MSR values from the chart for the required Position

5. Calculate the time difference between the Standard Port and the actual Position

6. Apply the time difference to time of HW, of the port, to give HW at the required position

7. Obtain the height ratio (frot MSR values) multiply against Standard Port height of HW to give
HW at position

141
Latitude 530 10’ N, Longitude 01o50 E, during the morning of 10th October, 1987.

Standard Port IMMINGHAM

Prediction :
HW = 0724 ht = 7.5 m

Required Position
Immingham

Time Difference 0 hr 34’ Ht Ratio = 3.0


6.4

HW Immingham = 0724 Height = 7.5


Time Difference = 34’
Required HW Time = 0758 hrs Required Ht = 7.5 x 3.0
6.4
= 33.52m

142
Find the time and height of high water and low water at Tebon (5187)on the 25th May, 1988.

Times HW LW

Cua – Cam 2124 1019

Cua — Cam +56 +56

Tebon Times 2220 1115

Heights

Cua — Cam 1.9 1.6

Cua — Cam Sea/Corr’n 0 0

Cua — Cam -1.15 -0.96

Tebon 0.75 0.64

Tebon Sea/Corr’n 0 0

Tebon Heights 0.75m 0.64m

Method: To Obtain time


a.
Look up port name in geographical index and obtain respective number. (e.g. Tebon = 5187).

b. By inspection of Standard Port List obtain the page number of the port being used. (e.g. Tebon used in
conjunction with the Standard Port — Cua Cam)

c. Inspect tables for Cua Cam and extract relevant 11W & LW data for the respective date. Namely heights
and times.
143

a. Apply the time difference between Standard/Secondary Port as specified (ref. Pg 310 CUa Cam/Tebon
+56’ HW/LW)

b. Tebon times for 11w & LW are 2220 & 1115 respectively.

c. Apply Seaonaj Correcflo to v & LW values obtained for Cua Cam.

d. Obtain and apply height difference between Standard /

Secondarÿ Ports:

Obtain range at Cija Cam:

(FEW - LW)

(FEW & Pred. I-1W)

(LW & Pred. LW)

Interpolate Ht. Difference x Tebon Range (-0.5 – 1.8) = 1.3

e. Obtain Tebon values without seasonal correction.

f. Apply Sea/Corr’n to obtain Tebon values 0.75 m & 0.64 m for HW & LW respectively.
TUGAS COASTAL NAVIGATION I.Review Pelajaran IPD

1. Tempat tolak (Tto) : 12o 18! U / 136o 431 T . Tempat tiba (Ttb) : 16o 411 U
Tentukan Haluan dan Jauh antata Tto dan Ttb ?
2. Dari Tto : 13o461 / 136O361T kapal berlayar dengan Hs : 063 dan Jauh 146 mil
Dit : Tentukan Ttb.?
3. Jarak tempat A dan B adalah 100 mil, Hs: 090 o,, Speed kapal 12 kts, Berangkat Jam 12.00,
a. Bila dalam berlayar terdapat arus TL dengan kekuatan 3 mil/jam. Tetukan haluan yang harus
dikemudikan agar tiba di B. dan Jam berapa tiba di B. Buat lukisan konstruksinya.
b. Bila dalam berlayar tsb, hanya mendapatkan angin BL dengan kekuatan 20 klts dan effect
nya terhadap kapal sebesar 2 mil/jam. Tentukan Haluan yang harus dikemudikan agar tiba
di B. dan Jam berapa tiba di B. . Buat lukisan konstruksinya
c. Terdapat pengaruh arus dan angin secara bersamaan sesuai a dan b diatas. Tentukan
haluan yang harus dikemudikan agar tiba di B dan Jam berapa tiba di B. . Buat lukisan
konstruksinya
4. Lukis dikertas kerja folio . Dik. Di peta terdapat Tempat A, B dan C, Jarak A – B = 6 mil dengan
arah 900 dan jarak B - C = 8 mil dengan arah 110 0 , dari kapal di baring posisi A denga Bs = 350 0,
posisi B dibaring dengan Bs= 200dan posisi C dibaring Bs = 550Tetukan posisi kapal dengan
menggunakan metose Snellius. Buat sekala menyesuaikan antara 1 – 1,5 cm / 1 mil.
5. Sama dengan no.4 , Tentukan posisi kapal dengan cara lukisan konstuksi secara baringan
silang.
Bila di baring dengan pedoman dan pada daerah tersebut terdapat Varisi + 2, tentukan
kesalahan pedoman di kapal?

SELAMAT MENGERJAKAN

Anda mungkin juga menyukai